LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TYROIDEKTOMY
A. LAPORAN PENDAHULUAN 1. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid merupakan organ kecil pada anterior leher bagian bawah, di antara muskulus sternokleidomastoideus, yang terdiri dari dua buah lobus lateral yang dihubungkan oleh sebuah istmus (Price & Wilson, !!"#. Kelenjar tiroid terletak di leher, dibawah kartilago krikoid dan berbentuk seperti huru$ % (lack & %awks, !!'#. an menurut )ewton, %ickey, &*arrs, (!!'#, kelenjar tiroid terletak di pangkal leher di kedua sisi bagian bawah laring dan bagian atas trakea. Panjang kelenjar tiroid kurang lebih + cm dengan lebar cm dan berat sekitar ! gram (runner & -uddarth, !!#. Kelenjar tiroid yang dimiliki wanita lebih besar dibanding lakilaki (-eeley et al, !!/#. Kegiatan metabolik pada kelenjar tiroid cukup tinggi, ditandai dengan aliran darah yang menuju kelenjar tiroid sekitar + kali lebih besar dari aliran darah ke dalam hati (-kandalakis, !!0#. Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yang berbeda, yaitu tiroksin (T0#, triiodotironin (T# yang keduanya disebut dengan satu nama, hormon tiroid dan kalsitonin. Triiodotironin (T# memiliki e$ek yang cepat dalam jaringan. ibutuhkan waktu hari untuk T dan 11 hari bagi T0 dalam mencapai titik puncak e$ek pada jaringan. -ehingga T merupakan bentuk akti$ dari hormone tiroid (lack & %awks, !!'#. Pelepasan hormon tiroid T dan T0 distimulasi oleh tirotropin atau T-% (Thyroid -timulating %ormon# yang disekresi oleh kelenjar hipo$isis (raerman dkk, !1!#. Pengeluaran T-% diatur oleh T2% (Thyrotropin 2eleasing %ormon# yang disekresikan oleh hipotalamus. Penurunan suhu tubuh dapat meningkatkan sekresi T2%. Pengeluaran T-% begantung pada kadar T dan T0 yang biasa disebut sebagai pengendalian umpan balik atau $eedback control. Kalsitonin merupakan hormon penting lain yang disekresi kelenjar tiroid yang tidak dikendalikan oleh T-%. 3ungsi kalsitonin adalah menjaga keseimbangan kadar kalsium plasma dengan meningkatkan jumlah penumpukan kalsium pada tulang dan menurunkan reabsorpsi kalsium pada ginjal, dengan demikian kadar kalsium plasma tidak menjadi tinggi (lack & %awks, !!'#. 4odium berperan penting dalam pembentuk an hormon tiroid (runner & -uddarth, !!#. 4odium yang telah terserap dalam darah dari 56 track akan diambil oleh kelenjar tiroid dan akan dipekatkan dalam sel kelenjar tiroid. *olekul yodium
yang telah diambil akan bereaksi dengan tirosin (asam amino# untuk membentuk hormon tiroid. Kelenjar tiroid mengatur $ungsi metabolism tubuh, dimana tubuh menghasilkan energi yang berasal dari nutrisi dan oksigen yang mempengaruhi $ungsi tubuh penting, seperti tingkat kebutuhan energi dan detak jantung (7T7, !1#. -elain itu kelenjar tiroid juga ber$ungsi meningkatkan kadar karbohidrat, meningkatkan ukuran dan kepadatan mitokondria, meningkatkan sintesis protein dan meningkatkan pertumbuhan pada anakanak. -elsel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh. 3ungsi hormon tiroid antara lain (lack & %awks, !!'#.8 a. *erangsang laju metab olik selsel sasaran deng an menin gkatkan metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat, b. *erangsang kecepatan pompa natriumkalium di sel sasaran, c. *eningkatkan responsiitas selsel sasaran terhadap katekolamin sehingga meningkatkan $rekuensi jantung, d. *eningkatkan responsiitas emosi, e. *eningkatkan kecepatan depolarisasi otot rangka, yang meningkatkan $.
kecepatan kontraksi otot rangka, %ormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel
tubuh dan dibutuhkan untuk $ungsi hormon pertumbuhan, . -truma )odosa a. e$inisi Pembesaran pada kelenjar tiroid biasa disebut sebagai struma nodosa atau struma. Pembesaran pada tiroid yang disebabkan akibat adanya nodul, disebut struma nodosa (Tonacchera, Pinchera & 9itty, !!'#. iasanya dianggap membesar bila kelenjar tiroid lebih dari : ukuran normal. Pembesaran ini dapat terjadi pada kelenjar yang normal (eutirodisme#, pasien yang kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme# atau kelebihan produksi hormon (hipertiroidisme# (lack and %awks, !!'#. *enurut Penelitian 3ramingham, setiap orang berisiko +1!; untuk menderita struma nodosa dan perempuan berisiko 0 kali lipat disbanding lakilaki (6ncidence and Prealence ata, !1#. Kebutuhan hormon tiroid meningkat pada masa pertumbuhan, masa kehamilan dan menyusui. Pada umumnya struma nodosa banyak terjadi pada remaja, wanita hamil dan ibu menyusui. -truma nodosa terdapat dua jenis, to:ic dan non to:ic. -truma nodusa non to:ic merupakan struma nodusa tanpa disertai tanda tanda hipertiroidisme (%ermus& %uysmans, !!0#. Pada penyakit struma nodusa non to:ic tiroid membesar dengan lambat. -truma nodosa to:ic
ialah keadaan dimana kelenjar tiroid yang mengandung nodul tiroid yang mempunyai $ungsi yang otonomik, yang menghasilkan suatu keadaan hipertiroid. ampak struma nodosa terhadap tubuh dapat mempengaruhi kedudukan organorgan di sekitarnya. i bagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. -truma nodosa dapat mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea, esophagus dan pita suara sehingga terjadi kesulitan bernapas dan dis$agia (2ehman, dkk !!"#. %al tersebut akan berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan dan elektrolit. ila pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat asimetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan dis$agia. -truma nodosa dapat diklasi$ikasikan berdasarkan beberapa hal yaitu (2oy, !11#8 a# erdasarkan jumlah no dul8 bila jumlah nodul hanya satu disebut struma nodosa soliter (uninodosa# dan bila lebih dari satu disebut struma multinodosa. b# erdasarkan kemampuan menyerap yodium radioakti$, ada tiga bentuk nodul tiroid yaitu nodul dingin, hangat, dan panas. )odul dingin apabila penangkapan yodium tidak ada atau kurang dibandingkan dengan bagian tiroid sekitarnya. %al ini menunjukkan aktiitas yang rendah. )odul hangat apabila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. 6ni berarti $ungsi nodul sama dengan bagian tiroid lainnya. an nodul panas bila penangkapan yodium lebih
banyak dari
sekitarnya.
Keadaan
ini
memperlihatkan aktiitas yang berlebih. c# erdasarkan konsistensinya lunak, kistik, keras dan sangat keras.
-truma nodosa memiliki beberapa stadium, yaitu (
erajat ! 8 tidak teraba pada pemeriksaan erajat 6 8 teraba pada pemeriksaan, terlihat jika kepala ditegakkan erajat 66 8 mudah terlihat pada posisi kepala normal erajat 666 8 terlihat pada jarak jauh.
erdasakan $isiologisnya struma nodosa dapat diklasi$ikasikan sebagai berikut (2ehman, dkk, !!"# 8 a# =utiroidisme =utiroidisme adalah suatu keadaan hipertro$i pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal
sedangkan kelenjar hipo$isis menghasilkan T-% dalam jumlah yang meningkat. -truma nodosa atau struma semacam ini biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher yang jika terjadi secara berlebihan dapat mengakibatkan kompresi trakea. b# %ipotiroidisme %ipotiroidisme adalah kelainan struktural atau $ungsional kelenjar tiroid sehingga sintesis dari hormon tiroid menjadi berkurang. Kegagalan dari kelenjar untuk mempertahankan kadar plasma yang cukup dari hormon. eberapa pasien hipotiroidisme mempunyai kelenjar yang mengalami atro$i atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan>ablasi radioisotop atau akibat destruksi oleh antibodi autoimun yang beredar dalam sirkulasi. 5ejala hipotiroid isme adalah penambah an berat badan, sensiti$ terhadap udara dingin, dementia, sulit berkonsentrasi, gerakan lamban, konstipasi, kulit kasar, rambut rontok, mensturasi berlebihan, pendengaran terganggu dan penurunan kemampuan bicara c# %ipertiroidisme ikenal juga sebagai tiroto:icosis atau 5raes yang dapat dide$enisikan sebagai respon jaringanjaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan atau adanya sejenis antibodi dalam darah yang merangsang kelenjar tiroid, sehingga tidak hanya produksi hormone yang berlebihan tetapi ukuran kelenjar tiroid menjadi besar. 5ejala hipertiroidisme berupa berat badan menurun, na$su makan meningkat, keringat berlebihan, kelelahan, lebih suka udara dingin, sesak napas. -elain itu juga terdapat gejala jantung berdebardebar,
tremor
pada
tungkai
bagian
atas,
mata
melotot
(ekso$talamus#, diare, haid tidak teratur, rambut rontok, dan atro$i otot.
-ecara klinis pemeriksaan klinis struma nodosa dapat dibedakan menjadi (Tonacchera, dkk, !!'#8 a# -truma nodosa to:ic -truma nodosa to:ic dapat dibedakan atas dua yaitu struma nodosa di$$usa to:ic dan struma nodosa nodusa to:ic. 6stilah di$$usa dan nodusa lebih mengarah kepada perubahan bentuk anatomi dimana struma nodosa di$$usa
to:ic akan menyebar luas ke jaringan lain. ?ika tidak diberikan tindakan medis sementara nodusa akan memperlihatkan benjolan yang secara klinik teraba satu atau lebih benjolan (struma nodosa multinodular to:ic#. -truma nodosa di$$usa to:ic (tiroktosikosis# merupakan hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah.
Penyebab
tersering
adalah
penyakit
5rae
(gondok
ekso$talmik>e:ophtalmic struma nodosa#, bentuk tiroktosikosis yang paling banyak ditemukan diantara hipertiroidisme lainnya. Perjalanan penyakitnya tidak disadari oleh pasien meskipun telah diiidap selama berbulanbulan. 7ntibodi yang berbentuk reseptor T-% beredar dalam sirkulasi darah, mengakti$kan reseptor tersebut dan menyebabkan kelenjar tiroid hiperakti$. b# -truma nodosa non to:ic -truma nodosa non to:ic sama halnya dengan struma nodosa to:ic yang dibagi menjadi struma nodosa di$$usa non to:ic dan struma nodosa nodusa non to:ic. -truma nodosa non to:ic disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik. -truma nodosa ini disebut sebagai simpel struma nodosa, struma nodosa endemik, atau struma nodosa koloid yang sering ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali mengandung yodium dan goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh @at kimia. b. =tiologi Penyebab utama struma nodosa ialah karena kekurangan yodium (lack and %awks, !!'#. e$isiensi yodium dapat menghambat pembentukan hormon
tiroid
oleh
mensekresikan T-%
kelenjar.
%al
dalam jumlah
tersebut yang
memungkinkan
berlebihan. T-%
hipo$isis kemudian
menyebabkan selsel tiroid mensekresikan tiroglobu lin dalam jumlah yang besar ke dalam $olikel, dan kelenjar menjadi bertambah besar. Penyebab lainnya karena adanya cacat genetic yang merusak metabolisme yodium, konsumsi goitrogen yang tinggi (yang terdapat pada obat, agen lingkungan, makanan, sayuran#, kerusakan hormone kelenjar tiroid, gangguan hormonal dan riwayat radiasi pada kepala dan leher (2ehman dkk, !!"#. %al yang mendasari pertumbuhan nodul pada struma nodosa non to:ic adalah respon dari selsel $olikular tiroid yang heterogen dalam satu kelenjar tiroid pada tiap indiidu. alam satu kelenjar tiroid yang normal, sensitiitas selsel dalam $olikel yang sama terhadap stimulus T-% dan $aktor perumbuhan lain (653 dan =53# sangat berariasi. Terdapat selsel autonom yang dapat
bereplikasi tanpa stimulasi T-% dan selsel sangat sensiti$ T-% yang lebih cepat bereplikasi. -elsel akan bereplikasi menghasilkan sel dengan si$at yang sama. -elsel $olikel dengan daya replikasi yang tinggi ini tidak tersebar merata dalam satu kelenjar tiroid sehingga akan tumbuh nodulnodul. c. Pato$isiologi 4odium merupakan bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon tiroid. ahan yang mengandung yodium diserap usus, masuk kedalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tiroid. alam kelenjar, yodium dioksida menjadi bentuk yang akti$ yang distimulasikan oleh Tiroid -timulating %ormon (T-%# kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada $ase sel koloid. -enyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T0# dan molekul triiodotironin (T#. Tiroksin (T0# menunjukan pengaturan umpan balik negati$ dari seksesi T-% dan bekerja langsung pada tirotropihypo$isis, sedangkan T merupakan hormon metabolic yang tidak akti$. 7kibat kekurangan yodium maka tidak terjadi peningkatan pembentukan T0 dan T, ukuran $olikel menjadi lebih besar dan kelenjar tiroid dapat bertambah berat sekitar !!+!! gram. eberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tiroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T0# dan melalui rangsangan umpan balik negati$ meningkatkan pelepasan T-% oleh kelenjar hipo$isis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid. iasanya tiroid mulai membesar pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. Karena pertumbuhannya berangsurangsur, struma dapat menjadi besar tanpa gejala kecuali benjolan di leher. -ebagian besar penderita dengan struma nodosa dapat hidup dengan strumanya tanpa keluhan. Walaupun sebagian struma nodosa tidak mengganggu perna$asan karena menonjol kebagian depan, sebagian lain dapat menyebabkan penyempitan trakea bila pembesarannya bilateral. d. Tanda dan 5ejala eberapa penderita struma nodosa non to:ic tidak memiliki gejala sama sekali. ?ika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan gangguan pada respirasi dan juga eso$hagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan. Peningkatan seperti ini jantung menjadi berdebardebar, gelisah, berkeringat, tidak tahan cuaca dingin, dan kelelahan. eberapa diantaranya mengeluh adanya gangguan menelan, gangguan pernapasan, rasa tidak nyaman
di area leher, dan suara yang serak. Pemeriksaan $isik struma nodosa non to:ic ber$okus pada inspeksi dan palpasi leher untuk menentukan ukuran dan bentuk nodular. 6nspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan penderita yang berada pada posisi duduk dengan kepala sedikit $leksi atau leher sedikit terbuka. ?ika terdapat pembengkakan atau nodul, perlu diperhatikan beberapa komponen yaitu lokasi, ukuran, jumlah nodul, bentuk (di$$us atau noduler kecil#, gerakan pada saat pasien diminta untuk menelan dan pulpasi pada permukaan pembengkakan. Pemeriksaan dengan metode palpasi dimana pasien diminta untuk duduk, leher dalam posisi $leksi. Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid dengan menggunakan ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita. -truma nodosa tidak termasuk kanker tiroid, tapi tujuan utama dari ealuasi klinis adalah untuk meminimalk an risiko terhadap kanker tiroid. e. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang untuk struma nodosa antara lain (Tonacchera, dkk, !!'#8 a# Pemeriksaan
rontgen pada leher lateral diperlukan untuk ealuasi kondisi jalan na$as. Pemeriksaan ultrasonogra$i (A-5#. *an$aat A-5 dalam pemeriksaan tiroid 8 o
o
Antuk menentukan jumlah nodul. apat membedakan antara lesi tiroid padat dan kistik. apat mengukur olume dari nodul tiroid. apat mendeteksi adanya jaringan kanker tiroid residi$ yang
o
tidak menangkap yodium, dan tidak terlihat dengan sidik tiroid. Antuk mengetahui lokasi dengan tepat benjolan tiroid yang akan
o
dilakukan biopsi terarah. Pemeriksaan sidik tiroid. %asil pemeriksaan dengan radioisotope
o o
adalah tentang ukuran, bentuk, lokasi dan yang utama adalah $ungsi bagianbagian tiroid. c# iopsi aspir asi jarum halu s (3ine )eedle 7spiration iopsy#. iopsi ini $.
dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan Penatalaksanaan Penatalaksanaan struma dapat dibedakan menjadi dua, yaitu 8 a. Penatalaksanaan Kon serati$
•
Pemberian Tiroksin dan obat 7ntiTiroid. Tiroksin digunakan untuk menyusutkan ukuran struma, selama ini diyakini bahwa pertumbuhan sel kanker tiroid dipengaruhi hormon T-%. Bleh karena itu untuk menekan T-% serendah mungkin diberikan hormone tiroksin (T0# ini juga diberikan untuk mengatasi hipotiroidisme yang terjadi sesudah operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Bbat anti tiroid (tionamid# yang digunakan saat ini adalah propiltiourasil (PTA#
•
dan metimasol>karbimasol. Terapi 4odium 2adioakti$ . 4odium radioakti$ memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada kelenjar tiroid sehingga menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang tidak mau dioperasi maka pemberian yodium radioakti$ dapat mengurangi gondok sekitar +! ;. 4odium radioakti$ tersebut berkumpul dalam kelenjar tiroid sehingga memperkecil penyinaran terhadap jaringan tubuh lainnya. Terapi ini tidak meningkatkan resiko kanker, leukimi a, atau kelainan genetik. 4odium radioakti$ diberikan dalam bentuk kapsul atau cairan yang harus diminum di rumah sakit, obat ini ini biasanya diberikan empat minggu setelah operasi, sebelum pemberian obat tiroksin.
b. Penatalaksanaan Bperati$ Tiroidektomi Tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat kelenjar tiroid adalah tiroidektomi, meliputi subtotal ataupun total. Tiroidektomi subtotal akan menyisakan jaringan atau pengangkatan +>" kelenjar tiroid, sedangkan tiroidektomi total, yaitu pengangkatan jaringan seluruh lobus termasuk istmus (-udoyo, 7., dkk., !!'#. Tiroidektomi merupakan prosedur bedah yang relatie aman dengan morbiditas kurang dari + ;. *enurut
•
satu lobus
•
dan istmus -ubtotal tiroidektomi, yaitu pengangkatan satu lobus, istmus dan
•
sebagian besar lobus lainnya. Total tiroidektomi, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar.
•
•
Tiroidektomi total radikal, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar dan kelenjar lim$atik serikal.
-etiap
pembedahan
dapat
menimbulkan
komplikasi,
termasuk
tiroidektomi. Komplikasi pasca operasi utama yang berhubungan dengan cedera
berulang pada sara$ laring superior dan
kelenjar paratiroid.
easkularisasi, trauma, dan eksisi sengaja dari satu atau lebih kelenjar paratiroid dapat menyebabkan hipoparatiroidisme dan hipokalsemia, yang dapat bersi$at sementara atau permanen. Pemeriksaan yang teliti tentang anatomi dan suplai darah ke kelenjar paratiroid yang adekuat sangat penting untuk menghindari komplikasi ini. )amun, prosedur ini umumnya dapat ditoleransi dengan baik dan dapat dilakukan dengan cacat minimal (liss et al, !!!#. Komplikasi lain yang dapat timbul pasca tiroidektomi adalah perdarahan,
thyroto:ic
strom,
edema
pada
laring,
pneumothoraks,
hipokalsemia, hematoma, kelumpuhan syara$ laringeus reccurens, dan hipotiroidisme (5race & orley, !!/#. Tindakan tiroidektomi dapat menyebabkan keadaan hipotiroidisme, yaitu suatu keadaan terjadinya kegagalan kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon dalam jumlah adekuat, keadaan ini ditandai dengan adanya lesu, cepat lelah, kulit kering dan kasar, produksi keringat berkurang, serta kulit terlihat pucat. Tandatanda yang harus diobserasi pasca tiroidektomi adalah hipokalsemia yang ditandai dengan adanya rasa kebas, kesemutan pada bibir, jarijari tangan dan kaki, dan kedutan otot pada area wajah (Arbano, 3<, !!!#. Keadaan hipolakalsemia menunjukkan perlunya penggantian kalsium dalam tubuh. Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah kelumpuhan nerus laringeus reccurens yang menyebabkan suara serak. ?ika dilakukan tiroidektomi total, pasien perlu diberikan in$ormasi mengenai obat pengganti hormon tiroid, seperti natrium leotiroksin (-ynthroid#, natrium liotironin (Cytomel# dan obat obatan ini harus diminum selamanya.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Pengkajian secara pasien bedah saat kembali ke unit terdiri atas 8 a. 2espirasi Kepatenan jalan napas, kedalaman, $rekuensi, bunyi napas
b. -irkulasi Tandatanda ital8 T>, suhu, nadi, kondisi kulit 8 dingin, basah, sianotis c. )eurologi 8 Tingkat respons, neurosensori, $ungsi bicara 8 kualitas dan tonasi d. rainase 8 *engantisipasi perdarahan 8 Perhatikan cairan drainase yang keluar khususnya jam pertama pasca operasi. 6nspeksi balutan luka. e. 0 Kenyamanan Tipe nyeri dan lokasi, mual dan muntah, perubahan posisi yang dibutuhkan $. Keselamatan 8 Kebutuhan akan pagar tempat tidur
. iagnosa a. ersihan jalan napas tidak e$ekti$ b>d obstruksi trakea, pembengkakan, perdarahan, spasme laryngeal b. Kerusakan komunikasi erbal b>d cedera pita suara>kerusakan sara$ laring, edema jaringan, nyeri c. 2esiko tinggi terhadap cidera b>d ketidakseimbangan kimia, stimulasi --P berlebihan d. )yeri akut b>d interupsi>manipulasi bedah terhad ap jaring an>otot, edema pasca operasi
. 6nterensi a. ersihan jalan napas tidak e$ekti$ b>d obstruksi trakea, pembengkakan, perdarahan, spasme laryngeal Tujuan 8 mempertahankan jalan napas paten, aspirasi dicegah Kriteria %asil 8 *enunjukkan jalan napas paten>bersih -uara napas normal Tidak tampak adanya penggunaan otot bantu pernapasan TT9 dalam batas normal (22 8 1! kali>menit# 6nterensi8 *andiri a# Pantau $rekuensi pernapasan, kedalaman dan kerja pernapasan 2> pernapasan secara normal kadangkadang cepat, tetapi berkembangnya distress pada pernapasan merupakan indikasi kompresi trakea karena edema atau perdarahan b# 7uskultasi suara napas, catat adanya suara ronki 2> ronki merupakan indikasi adanya obstruksi>spasme laryngeal yang membutuhkan ealuasi dan interensi yang cepat c# Kaji adanya dyspnea, stridor, DberkokokE dan sianosis. Perhatikan kualitas suara 2> indicator obstruksi trakea>spasme laring yang membutuhkan ealuasi dan interensi segera
d# antu dalam perubahan posisi, latihan napas dalam dan>batuk e$ekti$ sesuai indikasi 2> mempertahankan kebersihan jalan napas dan entilasi e# edema dan nyeri dapat mengganggu kemampuan pasien untuk mengeluarkan dan membersihkan jalan napas sendiri $# jika terjadi perdarahan, balutan bagian anterior mungkin akan tampak kering karena darah tertampung>terkumpul pada daerah yang tergantung Kolaborasi>elegati$ g# Kolaborasi>delegati$ dalam pemberian inhalasi uap 2> menurunkan rasa tidak nyaman karena sakit tenggorokan dan edema jaringan, dan meningkatkan pengenceran sekresi
b. Kerusakan komunikasi erbal b>d cedera pita suara>kerusakan sara$ laring, edema jaringan, nyeri Tujuan 8 mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat dipahami Kriteria %asil8 Terciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan klien terpenuhi *andiri a# Kaji $ungsi bicara secara peri odik, anjurkan untuk tid ak berbicara teru s menerus 2> suara serak dan sakit tenggorokan karena edema jaringan atau kerusakan karena pembedahan pasa sara$ laryngeal dan berakhir dalam beberapa hari. Kerusakan sara$ permanen dapat terjadi (jarang# yang menyebabkan paralisis pita suara dan>atau penekanan pada trakea b# Pertahankan komunikasi yang sederhana, beri pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban DyaE atau DtidakE 2> menurunkan kebutuhan berespon, mengurangi bicara c# erikan metode komunikasi alternatie yang sesuai 2> mem$asilitasi ekspresi yang dibutuhkan d# 7ntisipasi kebutuhan sebaik mungkin. Kunjungi pasien secara teratur 2> menurunkan ansietas dan kebutuhan pasien untuk berkomunikasi e# Pertahankan lingkungan yang tenang 2> meningkatkan kemampuan mendengarkan komunikasi perlahan dan menurunkan kerasnya suara yang harus diucapkan pasien untuk dapat didengarkan
c. 2esiko tinggi terhadap cidera b>d ketidakseimbangan kimia, stimulasi --P berlebihan Tujuan 8
mendemonstrasikan
tak
ada
cedera
dengan
komplikasi
minimal>terkontrol Kriteria %asil 8 Klien terbebas dari cedera *andiri a# Pantau tanda ital dan catat adanya peningkatan suhu tubuh, takikardia, disritmia, distress pernapasan, sianosis (berkembangnya edema paru# b# =aluasi re$leks secara periodic. Bbserasi adanya peka rangsang, misalnya gerakan tersentak, kebas, parestesia, tanda Chostek dan Trousseau positi$, adanya kejang c# Pertahankan penghalang tempat tidur terpasang Kolaborasi>elegati$ d# Kolaborasi>delegati$ dalam pemberian obat sesuai indikasi 8 Kalsium (glukonat, laktat#
2> untuk memperbaiki kekurangan yang biasanya sementara tetapi mungkin juga menjadi permanen 7gen ikatan$os$at 2> membantu sepenuhnya dalam menurunkan kadar $os$or yang meningkat berhubungan dengan hipokalsemia -edatie 2> meningkatkan istirahat, menurunkan stimulasi dari luar 7ntikonulsan *engendalukan kejang sampai terapi yang dilakukan memberikan hasil yang memuaskan
d. )yeri akut b>d interupsi>manipulasi bedah terhad ap jaring an>otot, edema pasca operasi Tujuan8 *elaporkan nyeri hilang>terkontrol Kriteria %asil8 Klien mampu mengontrol nyeri *elaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Tanda ital dalam rentang normal (T 8 T- F1 ! mm%g, T FG! mm%g, nadi "!1!! kali>menit, respirasi 1! kali>menit# *andiri a# Kaji tandatanda adanya nyeri baik erb al maupun non erbal , catat lokas i, intensitas (skala !1!# dan lamanya 2> berman$aat dalam mengealuasi nyeri, menentukan pilihan interensi, menentukan e$ektiitas terapi b# leher dengan bantal pasir atau bantal kecil 2> mencegah hiperekstensi leher dan melindungi integritas garis jahitan
c# Pertahankan leher> kepala dalam posis i netral dan sokong selam a perubahan posisi 2> mencegah stress pada garis jahitan dan menurunkan tegangan otot d# 7njurkan pasien untuk menggunakan tekhnik relaksasi napas dalam 2> membantu untuk mem$okuskan kembali perhatian dan membantu pasien untuk mengatasi nyeri>rasa tidak nyaman secara e$ekti$. Kolaborasi>elegati$ e# Kolaborasi>delegati$ dalam pemberian obat analgetik sesuai indikasi 2> menurunkan nyeri dan rasa tidak nyaman, meningkatkan istirahat
0. 6mplementasi 6mplementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. 6mplementasi adalah bersinambungan dan interakti$ dengan komponen lain dari proses keperawatan. -elama implementasi, perawat mengkaji kembali klien, memodi$ikasi rencana asuhan, dan menuliskan kembali hasil yang diharapkan sesuai kebutuhan. Antuk implementasi yang e$ekti$, perawat harus berpengetahuan banyak tentang tipetipe interensi, proses implementasi dan metoda implementasi $isik. +. =aluasi alam ealuasi terhadap pasien dengan tiroidektomi secara umum dapat dinilai dari mempertahankan jalan napas paten, aspirasi dicegah, mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat dipahami, mendemonstrasikan tak ada cedera dengan komplikasi minimal>terkontrol dan melaporkan nyeri hilang>terkontrol.
Daftar Pustaka
oengoes, *.=.!!!.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. ?akarta 8 =5C. runner & -uddarth.!!. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. ?akarta 8 =5C. Potter & Perry.!!+.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4.?akarta 8 =5C
LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TYROIDEKTOMY
Oleh N! Ka"ek Ma#thar$ D!ll%#a Pr!lla &'(&)'*'
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN +STIKES, BALI PROGRAM STUDI PRO-ESI NERS TAHUN )&/ enpasar,
*aret !1/
*ahasiswa
(HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH#
*engetahui
Pembimbing 2uangan
(HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH#
Pembimbing 7kademik
(HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH#