ASKEP TIROIDEKTOMI A.Pengertian
Tiroidektomi Tiroidektomi adalah sebuah operasi yang melibatkan melibatkan operasi pemindahan pemindahan semua atau sebagian dari kelenjar kelenjar tiroid. Klasifkasi dari tiroidektomi adalah total tiroidektomi dan nyaris total tiroidektomi. Indikasi dilakukan tiroidektomi adalah gondok, kanker tiroid, hipertiroidisme, hipertiroidisme, gejala obstruksi, B.Klasifkasi
Tiroidektomi Tiroidektomi terbagi atas 1. Tiroi iroide dekt ktom omii tot total al Tiroidektomi Tiroidektomi total yaitu mengangkat mengangkat seluruh kelenjar kelenjar tiroid. Klien yang menjalani menjalani tindakan ini harus mendapat terapi hormone pengganti yang besar dosisnya beragam pada setiap individu dan dapat dipengaruhi oleh usia, pekerjaan, dan aktiftas (Rumahorbo,1999. 1. Tiroi iroide dekt ktom omii sub tot total al Tiroidektomi Tiroidektomi subtotal yaitu mengangkat mengangkat sebagian kelenjar kelenjar tiroid. !obus kiri atau kanan yang mengalami pembesaran diangkat dan diharapkan kelenjar yang masih tersisa masih dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan tubuh akan hormone"hormon tiroid sehingga tidak diperlukan terapi penggantian hormon (Rumahorbo,1999. (Rumahorbo,1999.
1. A. Perawatan pre-operasi #era$atan yang tepat dapat dilakukan dilakukan pada pasian pre"oprerasi pada tiroidektomi adalah % 1. Kadar Kadar hormon hormon tiroid tiroid harus harus diupayakan diupayakan dalam dalam keadaa keadaan n normal normal &. #ember #emberian ian obat antitiroid antitiroid masih masih tetap dipertahan dipertahankan kan disamping disamping menurunk menurunkan an kadar hormon darah '. asalah asalah jantung jantung juga sudah sudah harus harus teratasi teratasi
). Kondisi Kondisi nutrisi nutrisi harus harus optimal, optimal, diet diet tinggi tinggi protein protein dan karbohidra karbohidratt *. !atih klien klien +ara batuk batuk yang yang eekti eekti dan dan latih latih napas napas dalam dalam -. jarkan jarkan +ara mengurang mengurangii peregangan peregangan pada pada luka operasi operasi akibat akibat rangsanga rangsangan n batuk dengan menahan di ba$ah, insisi dengan kedua tangan /. 0eri tahu tahu pasien kemun kemungkina gkinan n suara menjadi menjadi serak setelah setelah operasi operasi jelaska jelaskan n bah$a itu adalah hal yang $ajar dan dapat kembali seperti semula Perawatan Pasca Operasi #era$atan yang dapat dilakukan pada pasien pas+a operasi pada tiroidektomi adalah % 1. onitor onitor tanda"tand tanda"tanda a vital setiap setiap 1* menit menit sampai sampai stabil stabil dan kemudi kemudian an lanjutkan setiap ' menit selama - jam &. 2unakan 2unakan bantal bantal pasir atau atau bantal tambaha tambahan n untuk menahan menahan posisi posisi kepala kepala tetap ekstensi sampai klien sadar penuh 0ila sadar, berikan posisi semi o$ler, apabila memindahkan klien hindarkan penekanan pada daerah insisi. 0erikan obat analgesi+ sesuai program terapi 0antu klien batuk dan napas dalam setiap ' menit 2unakan penghisap oral atau tra+hea sesuai kebutuhan onitor komplikasi komplikasi yang terjadi pada pas+a operasi tiroidektomi, seperti % i. #erdarahan #erdarahan •
• • • •
ii.
3istress
pernapasan iii. 4ipokalsemia 4ipokalsemia akibat pengangkatan paratiroid yang ditandai dengan tetani iv.
Kerusakan
sara laryngeal
Pendidikan Keseatan
emberikan pemahaman pada setiap obat atau prosedur yang akan dilaksanakan pada anggota keluarga pasien, seperti % 1. #enggu #enggunaan naan obat"obatan. obat"obatan. Konsis Konsistens tensii $aktu sangat sangat perlu diperha diperhatika tikan n &. 2unakan 2unakan kipas kipas angin5van angin5van atau atau ruangan ber ber 6 agar klien klien dapat dapat beristirah beristirahat at '. #ada klien dengan dengan tiroidekto tiroidektomi mi total atau penggunaan penggunaan obat antitiro antitiroid, id, jelaskan jelaskan tanda hipotiroidisme dan hipertiroidisme hipertiroidisme ). 7elaskan 7elaskan pada pada keluarg keluarga a penyebab penyebab emosi yang yang labil labil pada klien klien dan bantu bantu mereka untuk dapat menerima dan mengadaptasinya. *. jarkan jarkan untuk ollo$u ollo$up p se+ara teratur teratur ketem ketempat pat pelayanan pelayanan terdek terdekat at
AS!"A# KEPERA$ATA# PADA TIROIDEKTOMI PADA %A#SIA I.
Pengka&ian
#engkajian se+ara pasien bedah saat kembali ke unit terdiri atas %
1. Respirasi Kepatenan jalan napas Kedalaman 8rekuensi 0unyi napas 1. irkulasi tanda"tanda vital % T53, suhu, nadi kondisi kulit % dingin, basah sianotis 1. :eurologi tingkat respons neurosensori ungsi bi+ara kualitas dan tonasi 1. 3rainase engantisipasi perdarahan % #erhatikan +airan drainase yang keluar khususnya &) jam pertama pas+a operasi. Inspeksi balutan luka 1. Kenyamanan Tipe nyeri dan lokasi ual dan muntah #erubahan posisi yang dibutuhkan 1. Keselamatan Kebutuhan akan pagar tempat tidur 1. #eralatan diperiksa untuk ungsi yang baik • • • •
• • •
• • • •
•
•
• • •
•
•
II.
Rencana Keperawatan
i. Diagnosa Keperawatan I 0ersihkan jalan napas tak eekti yang b5d obstruksi akibat perdarahan atau edema daerah insisi. Tujuan % • •
empertahankan jalan napas paten spirasi di +egah
Intervensi Kepera$atan % • • •
•
#antau tanda"tanda distress pernapasan, sianosis, takipnea uskultasi suara napas setiap & jam, +atat adanya suara ronki #eriksa balutan luka setiap jam selama periode pertama pas+a operasi dan kemudian dilakukan setiap ) jam #ertahankan posisi semi o$ler
2unakan kirbat es untuk mengurangi edema di daerah sekitar insisi !akukan penghisapan pada mulut dan tra+hea sesuai dengan indikasi, +atat $arna dan karakteristik sputum ii. Diagnosa keperawatan II Komunikasi, kerusakan; verbal yang b5d +edera pita suara, kerusakan sara laring • •
Tujuan % ampu men+iptakan metode komunikasi di mana kebutuhan dapat dipahami Intervensi kepera$atan % • • • • •
Kaji ungsi bi+ara se+ara periodi+ njurkan untuk tidak bi+ara terus menerus #ertahankan komunikasi yang sederhana 0erikan metode komunikasi alternati yang sesuai #ertahankan lingkungan yang tenang
iii. Diagnosa Keperawatan III :yeri yang berhubungan dengan insisi pada kelenjar tiroid Tujuan % Klien mengalami nyeri yang minimal. Intervensi Kepera$atan % Kaji tingkat nyeri dengan menggunakan skala penilaian nyeri !etakkan klien dalam posisi semi o$ler dan sokong kepala atau leher dengan bantal pasir atau bantal ke+il jarkan klien +ara menopang leher dan kepala saat merubah posisi Tempatkan bel pemanggil disisi klien agar mudah digunakan #ertahankan lingkungan yang tenang, kurangi stressor Kolaborasi % • •
• • •
< 0erikan obat analgetik sesuai program < 0erikan minuman yang sejuk atau makanan yang lunak seperti es krim.
III. E'al(asi =valuasi di sesuaikan dengan kriteria hasil yang ingin di+apai % •
empertahankan jalan napas pasien
• • • •
spirasi di+egah ampu men+iptakan metode komunikasi di mana kebutuhan dapat dipahami engalami nyeri yang minimal 6idera dengan komplikasi minimal
BAB III PE#!T!P
1. A. Kesi)p(lan Tiroidektomi adalah sebuah operasi yang melibatkan operasi pemindahan semua atau sebagian dari kelenjar tiroid. Klasifkasi dari tiroidektomi adalah total tiroidektomi dan nyaris total tiroidektomi. Indikasi dilakukan tiroidektomi adalah gondok, kanker tiroid, hipertiroidisme, gejala obstruksi, 1. B. Saran 0agi pera$at dapat di harapkan melaksanakan asuhan kepera$atan sesuai dengan prosedur yang ada..
38TR #>TK Rumahorbo, 4otma.1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin. 7akarta % =26 melt?er, u?anne 6.&1. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. 7akarta % =26. #erkumpulan =ndokrinologi Indonesia 6abang 7akarta. &@. Penatalaksanaan Penyakit-penyakit iroid !agi "okter. 7akarta % #usat #enerbitan 3epartemen Ilmu #enyakit 3alam 8K >I.
A Tinggalkan Komentar
MA*AM "ORMO#
#osted on )5)5&1' +e+erapa )aca) "ORMO# MA#!SIA dan ,!#SI#A ,!#SI#A
hormon merupakan ?at kimia yang diproduksi oleh sel"sel kelenjar ( kelenjar endokrin dan mempunyai peranan strategis bagi kelangsungan kelangsungan hidup mahkluk hidup tak terke+uali manusia. e+ara umum , hormon di dalam tubuh berungsi dalam mengkoordinasi mengkoordinasi kan proses" proses fsiologis dalam tubuh kita. etidaknya ada ' ungsi utama dari sistem hormon, yaitu % 1. memper mempertah tahank ankan an keseim keseimban bangan gan tubuh tubuh &. merespo merespons ns stres stress s pada pada tubuh tubuh se+ara se+ara tepat tepat '. mengatur mengatur pertumbu pertumbuhan han dan perkemba perkembangan ngan tubuh tubuh da banyak banyak jenis jenis hormon hormon yang disekresi kan oleh kelenjar endokrin, dengan beragam unggsi serta peranan masing"masing. #elajari tabel di ba$ah ini. Tabel Tabel berbagai ma+am hormon pada manusia manusia beserta ungsinya. #o #a)a or)one ,(ngsin/a
1. nti 3iure 3iuretik tik 4ormone 4ormone ( 34 ening eningkatk katkan an absorbsi absorbsi air dr tubulus tubulus ginjal ginjal dan meningkatkan meningkatkan tekanan darah &. Bksitosin Bksitosin erang erangsang sang kontra kontraksi ksi uterus, uterus, pengel pengeluaran uaran air air susu '. 2ro$ 2ro$th th 4orm 4ormon one e ( 24 erangsang pertumbuhan tulang dan otot, meningkatkan meningkatkan sintesis protein,mobilisasi protein,mobilisasi lemak, menurunkan metabolisme karbohidrat ). #rolaktin eningkatkan perkembangan payudara selama kehamilan dan produksi air susu setelah kelahiran *. Tiroid timulating 4ormone ( T4 erangsang produksi dan sekresi hormon tiroid -. deno+orti+otropi+ 4ormone ( 6T4 erangsang sekresi dan produksi hormon steroid dan korteks adrenal / !uteini?ing hormon ( !4 erangsang pertumbuhan korpus luteum, ovulasi, produksi esterogen esterogen dan progesteron ( pd $anita erangsang sekresi testosteron, testosteron, perkembangan jaringan interstisial ( pd pria @ 8oli+el stimulating hormone erangsang pertumbuhan olikel telur dan ovulasi ( pd. Canita erangsang produksi sperma ( pd pria 9 elanosit stimulating hormone 0ersama dg 6T4 terlibat dalam pembentukan kulit
1 Tiroksin ( T) dan Triidotironin ( T' eningkatkan laju metabolisme, sensitivitas kardiovaskuler kardiovaskuler thd aktivasi sara simpatik, mempengaruhi kematangan homeostasis otot skelet 1 Kalsitonin enurunkan konsentrasi 6a dan osat, 1& 4ormon paratiroid eningkatkan eningkatkan konsentrasi 6a dlm darah, menurunkan kadar osat darah, bekerja mempengaruhi tulang, usus, ginjal, dan sel"sel lainnya 1' drenalin 5 epinerin eningkatkan ke+epatan denyut jantung, dan tekanan darah, mengatur diameter arteriol, merangsang kontraksi otot polos, meningkatkan meningkatkan konsentrasi konsentrasi gula darah 1) :oradrenalin 5 norepinerin enyebabkan enyebabkan konstriksi arteriol dan meningkatkan meningkatkan laju metabolisme 1* 2lukokortikoid 2lukokortikoid ( kortison dan kortikosteron empengaruhi proses metabolisme, mengatur konsentrasi gula darah, antiinDamasi, mempengaruhi proses pertumbuhan, menurunkan pengaruh stress dan sekresi 6T4 1- Insulin enurunkan gula darah, meningkatkan simpanan glikogen, mempengaruhi otot, hati dan jaringan adiposa 1/ 2lukagon eningkatkan kadar gula darah 1@ =strogen empengaruhi perkembangan organ seks dan +iri"+iri kelamin kelamin $anita, merangsang perkembangan olikel telur, mempengaruhi siklus menstruasi, merangsang penealan dinding uterus, dan memeilihara kehamilan 19 #rogesteron mempengaruhi siklus menstruasi, merangsang penealan dinding uterus, dan memeilihara kehamilan & 4uman +horioni+ gonadotrpin ( 462 emelihara kehamilan &1 Testosteron empengaruhi perkembangan organ seks dan +iri kelamin pria, serta pembentukan sperma "or)on
4ormon merupakan ?at kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yanh mengatur homeostatis, reproduksi, metabolism dan tingkah laku. Kelenjar"k Kelenjar"kelenjar elenjar hormone yang terdapat di dalam tubuh manusia 1. Kelenjar hipofse Terdapat Terdapat dibagian otak, terbagi menjadi menjadi ttiga bagian, yaitu% a. !obus anterior (depan biasa disebut dengan adeno"hipofsis disebut Emaster o glandF menghasilkan% menghasilkan% G 4ormon andrenotropin atau 6T4 (deno 6orti Tropis 4ormon ungsinya merangsang sekresi dan pertumbuhan korteks anak ginjal
G 4ormon tereotropin atau T4 (Thyroid timulating 4ormon ungsinya mempengaruhi kelenjar anak gondok (kelenjar (kelenjar tiroid G 4ormon prolaktin atau laktogen atau !T4 (!utteo Tropik 4ormon ungsinya merangsang sekresi kelenjar mamae5 susu G 4ormon somatotrop atau T4 (2ro$th 4ormon. 0ila kekurangan kekurangan akan menyebabkan kretinisme (kekerdilan dan bila kelebihan akan menyebabkan gigantisme (pertumbuhan raksasa, dan bila kelebihannya kelebihannya terjadi setelah de$asa akan menyebabkan akromegali memb$esarnya bagian"bagian ujung dan ruas"ruas tulang G 4ormon gonadotropin, terdiri dari 84 (8olikel (8olikel timulating 4ormon terdapat pada $anita berungsi merangsang pertumbuhan olikel dan ovarium, pada pria mempengaruhi proses spermatogenesis. spermatogenesis. !4 (!uthenei?ing (!uthenei?ing 4ormon pada $anita akan merangsang ovulasi dan pembentukan oestrogen oleh korpus luteum, pada pria merangsang sel leydig dalam pengeluaran testosterone. b. !obus intermedia (tengah 4anya terdapat pada beberapa he$an. #ada manusia menyatu dengan lobus anterior. anterior. enghasilkan enghasilkan melanotropin dan intermedin, ungsinya merangsang melonosit untuk menghasilkan pigmen. +. !obus posterior (belakang biasa disebut dengan neurohipofsis menghasilkan% menghasilkan% G Bksitosin yang merangsang uterus (rahim sehingga kontraksinya kontraksinya kuat ketika akan melahirkan dan mengerut setelah melahirkan. G ntidiuretik dikenal dengan 34 (nti 3iuretik 4ormon ungsinya mengatur volume urine. G Hasopresin Hasopresin ungsinya merangsang pen+iutan pembuluh darah (vasodilatasi bekerja lebih lama5 tahan dari pada adrenalin sehingga dapat mempengaruhi tekanan darah. Kelebihan Kelebihan hormone ini dapat menimbulkan menimbulkan diabetes insipidus. &. Kelenjar epifse Terdapat Terdapat di dalam tengkorak tengkorak dan kelenjarnya kelenjarnya sangat ke+il. ke+il. ampai saat ini belum diketemukan diketemukan ungsinya se+ara pasti. '. Kelenjar gondok atau tiroid Terdapat Terdapat pada leher bagian depan depan atau disebelah ba$ah jakun, jakun, terdiri dari dual obi yang dihubungkan oleh ismus (isthmus. enghasilkan enghasilkan hormone teroksin yang dibentuk dari asam amino tirosin iodium. 8ungsinya 8ungsinya mengatur metabolism karbohidrat, mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan dierensiasi jaringan tubuh. Kekurangan Kekurangan hormone ini dapat menimbulkan kretinisma, dan apabila kekurangannya kekurangannya terjadi pada usia de$asa akan menyebabkan aktivitas peredaran peredaran darah menurun, danmiksodema yaitu menebal dan menggelembungnya menggelembungnya kulit. 4al ini diakibatkan tertimbunnya ?at"?at berupa lender pada daerah jari"jari, ditandai dengan kegiatan metabolisme rendah, rambut rontok dan tubuh sangat gemuk. edang bila kekurangan kek urangan iodium ddapat menimbulkan terganggunya pembentukan hormone tiroksin dengan ditandai timbulnya gondok. Kelebihan Kelebihan hormone tiroksin menyebabkan morbus basedo$i dditandai dengan meningkatnya metabolism tubuh, meningkatnya denyut jantung, gugup, emosional, mata lebar dan lidah terjulur keluar. keluar. 3an bila terjadi pada usia de$asa menyebabkan menyebabkan gigantisme (pertumbuhan raksasa. ). Kelenjar paratiroid (anak gondok elekat pada daerah dorsal kelenjar tiroid dan pada setiap lobus tiroid terdapat dua buah kelenjar. kelenjar. enghasilkan parathormon ungsinya mengatur kadar 6a dan # di dalam darah. Kekurangan Kekurangan hormone ini akan menimbulkan kekejangan kekejangan misalnya pada penderita tetanus dan meningkatnya meningkatnya eksitabilitas system sara. sara. *. Kelenjar ginjal 3isebut juga kelenjar suprorenalis, suprorenalis, dibedakan menjadi dua bagian, yaitu% G 0agian korteks (luar menghasilkan hormone kortison. Kekurangan Kekurangan hormone ini
menyebabkan penyakit dison dengan gejala kulit merah dan dapat menimbulkan kematian. G 0agian medulla (dalam menghasilkan hormone epirerin atau adrenalin. 8ungsinya mema+u aktiftas jantung, mengerutkan otot polos pada arteri, menyebabkan tekanan darah naik, mengendurkan otot polos bronkiolus sehingga melapangkan pernaasan, memper+epat pengubahan glikogen menjadi glukosa. -. Kelenjar !ambung enghasilkan hormone gastrin, ungsinya merangsang keluarnya getah"getah lambung. /. Kelenjar usus >sus halus mengeluarkan hormone sekretin yang mema+u sekresi getah usus dan getah pan+reas dan hormone kolesistokinin yang mema+u sekresi getah empedu dan pan+reas. @. Kelenjar pan+reas enghasilkan hormone insulin yang bekerja se+ara antagonis dengan hormone adrenalin yaitu mengubah gula darah (glukosa menjadi glikogen dihati. Kekurangan hormone ini menyebabkan timbulnya penyakit gula (diabetes mellitus 9. Kelenjar timus (ka+angan errupakan penimbunan hormone somatotro (perttumbuhan. Kekurangan hormone ini akan menyebabkan kretinisma dan bila kelebihan akan menyebabkan gigantisme dan akromegali. 1. Kelenjar kelamin #ada pria akan menghasilkan kelenjar kelamin pria (testes yang menghasilkan hormone androgen dan testosterone. #ada $anita akan menghasilkan kelenjar kelamin $anita (ovarium menghasilkan hormone oestrogen dan progesterone. umber% http%55id.shvoong.+om5eJa+t"s+ien+es5biology5&1)1'@" hormon5iJ??&9R?-CL9
Rumus menghitung 0R >ntuk pria M 1 J kg 00 J &) jam 3iatas umur * tahun M ,9 J kg 00 J &) jam >ntuk $anita M ,9 J kg 00 J &) jam 3iatas umur * tahun M ,@ J kg 00J &)jam N 0R dihitung dalam keadaan istirahat total (jasmani dan rahani dan dalam ruang bersuhu normal N =nergi yang diperlukan untuk setiap meter persegi (mO permukaan tubuh disebut nilai metabolisme basal. N etabolisme basal bergantung pada umur, jenis kelamin dan luas permukaan tubuh yang dihitung berdasarkan 00 6ontoh soal % 3ik % eorang P umur *) tahun 00 -* kg 3it % hitung 0R"nya 7a$ab % 0R M ,9 J -* J &) M 1.)) kalori ( 1.)) kkal (edangkan untuk P dengan umur dan 00 yang sama adalah % 0R M o,@ J -* J &) M 1.&)@ kkal
A Tinggalkan Komentar
ASKEP RE*T!M #osted on )5)5&1' BAB I PE#DA"!%!A#
1. A. %ATAR BE%AKA# Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar atau rektum relati umum. #ada kenyataannya, kanker kolon dan rektum sekarang adalah tipe paling umum kedua dari kanker internal di merika erikat. Ini adalah penyakit budaya barat. 3iperkirakan bah$a 1*. kasus baru kanker kolorektal di diagnosis di negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibanding kan kanker rektal. Insidensnya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari ** tahun dan makin tinggi pada individu dengan ri$ayat keluarga mengalami kanker kolon, penyakit usus inDamasi kronis atau polip. #erubahan pada persentase distribusi telah terjadi pada tahun terakhir. Insidens kanker pada sigmoid dan area rektal telah menurun, sedangkan insidens pada kolon asendens dan desendens meningkat. !ebih dari 1*-. orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira"kira setengah dari jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. ngka kelangsungan hidup di ba$ah lima tahun adalah )Q sampai *Q, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka $aktu lama dan men+ari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan deekasi atau perdarahan rektal. #enyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi aktor resiko telah teridentifkasi, termasuk ri$ayat atau ri$ayat kanker kolon atau polip dalam keluarga, ri$ayat penyakit usus inDamasi kronis dan diet tinggi lemak, rotein dan daging serta rendah serat.
BAB II PEMBA"ASA#
1. 0. DE,I#ISI 6a. Re+tum adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum. Karsinoma Re+ti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum yang khusus menyerang bagian Re+ti yang terjadi akibat gangguan prolierasi sel epitel yang tidak terkendali. Karsinoma rekti merupakan keganasan visera yang sering terjadi yang biasanya berasal dari kelenjar sekretorik lapisan mukosa sebagian besar kanker kolostomy bera$al dari polip yang sudah ada sebelumnya. Karsinoma Rektum merupakan tumor ganas yang berupa massa polipoid besar, yang tumbuh ke dalam lumen dan dapat dengan +epat meluas ke sekitar usus sebagai +in+in anular (#ri+e and Cilson, 199), hal )19.
. 1. A#ATOMI DA# ,ISIO%OI
e+ara anatomi rektum terbentang dari vertebre sakrum ke"' sampai garis anorektal. e+ara ungsional dan endoskopik, rektum dibagi menjadi bagian ampula dan sfngter. 0agian sfngter disebut juga annulus hemoroidalis, dikelilingi oleh muskulus levator ani dan asia +oli dari asia supra"ani. 0agian ampula terbentang dari sakrum ke"' ke diragma pelvis pada insersi muskulus levator ani. #anjang rrektum berkisa 1"1* +m, dengan keliling 1* +m pada recto-sigmoid junction dan '* +m pada bagian ampula yang terluas. #ada orang de$asa dinding rektum mempunyai ) lapisan % mukosa, submukosa, muskularis (sirkuler dan longitudinal, dan lapisan serosa. #erdarahan arteri daerah anorektum berasal dari arteri hemoroidalis superior, media, dan inerior. rteri hemoroidalis superior yang merupakan kelanjutan dari a. mesenterika inerior, arteri ini ber+abang & kiri dan kanan. rteri hemoroidalis merupakan +abang a. iliaka interna, arteri hemoroidalis inerior +abang dari a. pudenda interna. Hena hemoroidalis superior berasal dari pleJus hemoroidalis internus dan berjalan ke arah kranial ke dalam v. mesenterika inerior dan seterusnya melalui v. lienalis menuju v. porta. Hena ini tidak berkatup sehingga tekanan alam rongga perut menentukan tekanan di dalamnya. Karsinoma rektum dapat menyebar
sebagai embolus vena ke dalam hati. Hena hemoroidalis inerior mengalirkan darah ke v. pudenda interna, v. iliaka interna dan sistem vena kava. #embuluh lime daerah anorektum membentuk pleksus halus yang mengalirkan isinya menuju kelenjar lime inguinal yang selanjutnya mengalir ke kelenjar lime iliaka. Ineksi dan tumor ganas pada daerah anorektal dapat mengakibatkan limadenopati inguinal. #embuluh rekrum di atas garis anorektum berjalan seiring dengan v. hemoroidalis seuperior dan melanjut ke kelenjar lime mesenterika inerior dan aorta.
2. ETIO%OI
#enyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi aktor risiko telah teridentifkasi termasuk ri$ayat kanker kolon atau polip pada keluarga, ri$ayat penyakit usus inDamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat. ( 0runner uddarth,buku ajar kepera$atan medikal bedah,hal. 11&' . a. #olip di usus (6olore+tal polyps% #olip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia * tahun ke atas. ebagian besar polip bersiat jinak (bukan kanker, tapi beberapa polip (adenoma dapat menjadi kanker. b. 6olitis >l+erativa atau penyakit 6rohn% Brang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon (misalnya +olitis ul+erativa atau penyakit 6rohn selama bertahun"tahun memiliki risiko yang lebih besar. +. Ri$ayat kanker pribadi% Brang yang sudah pernah terkena kanker +olore+tal dapat terkena kanker +olore+tal untuk kedua kalinya. elain itu, $ anita dengan ri$ayat kanker di indung telur, uterus (endometrium atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker +olore+tal. d. Ri$ayat kanker +olore+tal pada keluarga% 7ika nda mempunyai ri$ayat kanker +olore+tal pada keluarga, maka kemungkinan nda terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika saudara nda terkena kanker pada usia muda. e. 8aktor gaya hidup% Brang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi lemak dan sedikit buah"buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena kanker +olore+tal. . >sia di atas *% Kanker +olore+tal biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih tua. !ebih dari 9 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia * tahun ke atas.
3. E4A%A K%I#IS
a.
#erubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit5konstipasi
b.
>sus besar terasa tidak kosong seluruhnya
+.
da darah (baik merah terang atau kehitaman di kotoran
d.
Kotoran lebih sempit dari biasanya
e.
ering kembung atau keram perut, atau merasa kekenyangan
.
Kehilangan berat badan tanpa alasan
g.
elalu merasa sangat letih
h.
ual atau muntah"muntah.
emua karsinoma kolorektal dapat menyebabkan ulserasi, perdarahan, obstruksi bila membesar atau invasi menembus dinding usus dan kelenjar"kelenjar regional. Kadang"kadang bisa terjadi perorasi dan menimbulkan abses dalam peritoneum. Keluhan dan gejala sangat tergantung dari besarnya tumor. Tumor pada Re+ti dan kolon asendens dapat tumbuh sampai besar sebelum menimbulkan tanda"tanda obstruksi karena lumennya lebih besar daripada kolon desendens dan juga karena dindingnya lebih mudah melebar. #erdarahan biasanya sedikit atau tersamar. 0ila karsinoma Re+ti menembus ke daerah ileum akan terjadi obstruksi usus halus dengan pelebaran bagian proksimal dan timbul nausea atau vomitus. 4arus dibedakan dengan karsinoma pada kolon desendens yang lebih +epat menimbulkan obstruksi sehingga terjadi obstipasi.
5. ,AKTOR RESIKO
Kanker yang ditemukan pada kolon dan rektum 1- Q di antaranya menyerang re+ti terutama terjadi di negara"negara maju dan lebih tinggi pada laki" laki daripada $anita. 0eberapa aktor risiko telah diidentifkasi sebagai berikut% a. Kebiasaan diet rendah serat. b.
engkonsumsi diet tinggi lemak dan rendah serat.
+.
enahan tinja 5 deekasi yang sering.
d.
8aktor genetik.
6. K%ASI,IKASI
tadium % Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau rektum. 6ar+inoma in situ adalah nama lain untuk kanker +olore+tal tadium . tadium I% Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum. Tumor belum tumbuh menembus dinding. tadium II% Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding kolon atau rektum. Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan di sekitarnya, tapi sel"sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening, tadium III% Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, tapi belum menyebar ke bagian tubuh yang lain. tadium IH% Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain, misalnya hati atau paru"paru. Kambuh% Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh kembali setelah periode tertentu, karena kanker itu tidak terdeteksi. #enyakit ini dapat kambuh kembali dalam kolon atau re+tum, atau di bagian tubuh yang lain. enurut klasifkasi duke berdasarkan atas penyebaran sel karsinoma dibagi menjadi % Kelas
% Tumor dibatasi mukosa dan submukosa.
Kelas 0
% #enetrasi atau penyebaran melalui dinding usus.
Kelas 6
% Invasi kedalam sistem lime yang mengalir regional.
Kelas 3
% etastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas.
( 0runner uddarth,buku ajar kepera$atan medikal bedah,hal. 11&- .
7. PATO,ISIO%OI
0runner dan uddart (&&, menjelaskan patofsiologi terjadinya karsinoma rektum sebagai berikut %
#olip jinak pada kolon atau re+tum A menjadi ganas A menyusup serta merusak jaringan normal kolon A meluas ke dalam struktur sekitarnya A bermetastatis dan dapat terlepas dari tumor primer enyebar ke bagian tubuh yang lain dengan +ara % • • •
!imogen ke kelenjar parailiaka, mesenterium dan paraaorta. 4ematogen terutama ke hati #erkontinuitatum (menembus ke jaringan sekitar atau organ sekitarnyamisalnya % ureter, buli"buli, uterus, vagina, atau prostat dan dapat mengakibatkan peritonitis karsinomatosa.
8. PEMERIKSAA# DIA#OSTIK
a
3engan ER=6T! S TB>64=RF biasanya diketahui %
a.
Tonus sfngterani keras5lembek.
b.
ukosa kasar,kaku biasanya tidak dapat digeser.
+. mpula rektum kolaps5kembung terisi eses atau tumor yang dapat teraba ataupun tidak. b 8oto sinar #emeriksaan radiologis dengan barium enema dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin sebelum dilakukan pemeriksaan lain. #ada pemeriksaan ini akan tampak flling dee+t biasanya sepanjang * S - +m berbentuk anular atau apple +ore. 3inding usus tampak rigid dan gambaran mukosa rusak.
+ #emeriksaan antigen karsinoembrionik (6=#emeriksaan 6= dapat dilakukan, meskipun antigen 6= mungkin bukan indikator yang dapat diper+aya dalam mendiagnosa kanker karena tidak semua lesi menyekresi 6=.
d
Tes"tes Khusus
a. #roktosigmoidoskopi 3ilakukan pada setiap pasien yang di+urigai menderita karsinoma usus besar. 7ika tumor terletak di ba$ah, bisa terlihat langsung. Karsinoma kolon di bagian proksimal sering berhubungan dengan adanya polip pada daerah rektosigmoid. b. istoskopi Indikasi sistoskopi adalah adanya gejala atau pemeriksaan yang men+urigai invasi keganasan ke kandung ken+ing.
e Tes darah samar pada eses5kotoran (8e+al B++ult 0lood Test S 8B0T%Terkadang kanker atau polip mengeluarkan darah, dan 8B0T dapat mendeteksi jumlah darah yang sangat sedikit dalam kotoran. Karena tes ini hanya mendeteksi darah, tes"tes lain dibutuhkan untuk menemukan sumber darah tersebut. Kondisi jinak (seperti hemoroid, juga bisa menyebabkan darah dalam kotoran.
igmoidoskopi% 3okter akan memeriksa rektum dan bagian ba$ah kolon dengan tabung +ahaya (sigmoidoskop. 7ika ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang dapat menjadi kanker, maka polip bisa diangkat.
g Kolonoskopi% 3okter akan memeriksa rektum dan seluruh kolon dengan menggunakan tabung panjang ber+ahaya (kolonoskop. 7ika ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang dapat menjadi kanker, maka polip bisa diangkat. h =nema barium kontras ganda (3ouble"+ontrast barium enema% #rosedur ini men+akup pengisian kolon dan rektum dengan bahan +air putih (barium untuk meningkatkan kualitas gambar sinar . 3engan demikian, ketidaknormalan (seperti polip dapat terlihat dengan jelas.
i #emeriksaan rektal se+ara digital% #emeriksaan rektal seringkali menjadi bagian pemeriksaan (+he+k"up fsik rutin. 3okter akan memasukkan jari dengan sarung tangan yang telah dilumasi ke dalam rektum, untuk merasakan ketidaknormalan.
9. PE#ATA%AKSA#AA#
#rinsip prosedur untuk karsinoma rektum menurut ansjoer, et al, (& adalah % a !o$ anterior rese+tion 5 anterior rese+tion. Insisi le$at abdomen. kolon kiri atau sigmoid dibuat anastomosis dengan rektum. b
#rosedur paliati, dibuat stoma saja.
+ Reseksi abdomino perineal 5 amputasi rekti (illes #ro+edure. 0agian 3istal sigmoid, rektosigmoid, dan rektum direseksi, kemudian dibuat end kolostomi. d #ull through operation. Teknik ini sulit, bila tidak +ermat dapat menyebabkan komplikasi antara lain inkontinensia alvie. e
8ulgurasi (elektrokogulasi untuk tumor yang keluar dari anus dan unresektabel.
#engobatan medis untuk karsinoma kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung5terapi ajuan yang men+akup kemoterapi, radiasi dan atau imunoterapi (0runner uddart, &&, hal 11&@.
#engobatan pada stadium dini memberikan hasil yang baik. 1.#ilihan utama adalah pembedahan &.Radiasi pas+a bedah diberikan jika% a.sel karsinoma telah menembus tunika muskularis propria b.ada metastasis ke kelenjar lime regional +.masih ada sisa"sisa sel karsinoma yang tertinggal tetapi belum ada metastasis a bedah hanya diberikan pada karsinoma rektum. '.Bbat sitostatika diberikan bila%
a.inoperabel b.operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar lime regional, telah menembus tunika muskularis propria atau telah dioperasi kemudian residi kembali. Bbat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pas+a bedah adalah% a 8luoro">ra+il 1',* mg5kg 005hari intravena selama * hari berturut"turut. #emberian berikutnya pada hari ke"'- (siklus sekali * minggu dengan total - siklus. b
8utraul '") kali & mg5hari per os selama - bulan
+
Terapi kombinasi (Hin+ristin 8> thyl 66:>
d #ada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus operabel hanya lamanya pemberian tidak terbatas selama obat masih eekti. elama pemberian, harus dia$asi kadar 4b, leukosit dan trombosit darah.#ada stadium lanjut obat sitostatika tidak meberikan hasil yang memuaskan.
0:.
KOMP%IKASI
Komplikasi karsinoma rektum menurut +hro+k (1991 adalah% a
obstruksi usus parsial
Bbstruksi usus adalah penyumbatan parsial atau lengkap dari usus yang menyebabkan kegagalan dari isi usus untuk mele$ati usus. b
#erorasi atau perlobangan
+
perdarahan
d
yok
yok merupakan keadaan gagalnya sirkulasi darah se+ara tiba"tiba akibat gangguan peredaran darah atau hilangnya +airan tubuh se+ara berlebihan.
00. ASKEP
AS!"A# KEPERA$ATA# PASIE# KA#KER REKT!M
Pengka&ian Ri$ayat kesehatan diambil untuk mendapatkan inormasi tentang %
a
#erasaan lelah
b :yeri abdomen atau re+tal dan karakternya ( lokasi, rekuensi, durasi, berhubungan dengan makan atau deekasi +
#ola eliminasi terdahulu dan saat ini
d 3eskripsi tentang $arna, bau dan konsistensi eses, men+akup adanya darah atau mu+us. e
Ri$ayat penyakit usus inDamasi kronis atau polip kolorektal
Ri$ayat keluarga dari penyakit kolorektal dan terapi obat saat ini Kebiasaan diet ( masukan lemak, serat konsumsi al+ohol juga ri$ayat g
penurunan 00.
#engkajian objeki meliputi % a
uskultasi abdomen terhadap bising usus
b #alpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi, dan massa padat Inspeksi spe+imen terhadap karakter dan adanya darah
Diagnosa Keperawatan
0erdasarkan semua data pengkajian, diagnosa kepera$atan utama yang men+akup, adalah sebagai berikut % a
Konstipasi b5d lesi obstruksi
b
:yeri b5d kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi
+
Keletihan b5d anemia dan anoreksia
d #erubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b5d mual dan anoreksia Resiko kekurangan volume +airan b5d muntah dan dehidrasi nsietas b5d ren+ana pembedahan dan diagnosis kanker Kurang pengetahuan mengenai diagnosa, prosedur pembedahan, dan pera$atan diri setelah pulang
e Kerusakan integritas kulit b5d insisi bedah ( abdominoperineal , pembentukan stoma, dan kontaminasi ekal terhadap kulit periostomal
2angguan +itra rubuh b5d kolostomi.
Perencanaan ; I)ple)entasi
Tujuan Tujuan utama dapat men+akup eliminasi produk sisa tubuh yang adekuat; reduksi 5 penghilangan nyeri; peningkatan toleransi aktivitas; mendapatkan tingkat nutrisi optimal; mempertahankan keseimbangan +airan elektrolit; penurunan ansietas; memahami tentang diagnosis, prosedur pembedahan dan pera$atan diri setelah pulang; mempertahankan penyembuhan jaringan optimal; perlindungan kulit periostomal yang adekuat; penggalian dan pengungkapan perasaan dan masalah tentang kolostomi dan pengaruhnya pada diri sendiri;
Inter'ensi Keperawatan PraOperati<
1.empertahankan eliminasi 8rekuensi dan konsistensi deekasi dipantau !aksati dan enema diberikan sesuai resep #asien yang menunjukkan tanda perkembangan ke arah obstruksi total disiapkan untuk mejalani pembedahan.
&.enghilangkan :yeri nalgesi+ diberikan sesuai resep !ingkungan dibuat kondusi untuk relaksasi dengan meredupkan lampu, mematikan TH atau radio, dan membatasi pengunjung dan telepon bila diinginkan oleh pasien Tindakan kenyamanan tambahan dita$arkan % perubahan posisi, gosokan punggung, dan teknik relaksasi.
'.eningkatkan Toleransi ktivitas Kaji tingkat toleransi aktivitas pasien
>bah dan jad$alkan aktivitas untuk memungkinkan periode tirah baring yang adekuat dalam upaya untuk menurunkan keletihn pasien. Terapi komponendarah diberikan sesuai resep bila pasien menderita anemia berat. pabila transusi darah diberikan, pedoman keamanan umum dan kebijakan institusi mengenai tindakan pengamanan harus diikuti. ktivitas post op ditingkatkan dan toleransi dipantau.
).emberikan Tindakan :utrisional 0ila kondisi pasien memungkinkan, diet tinggi kalori, protein, karbohidrat serta rendah residu diberikan pada pra op selama bberapa hari untuk memberikan nutrisi adekuat dan meminimalkan kram dengan menurunkan peristalti+ berlebih 3iet +air penuh &) jam pra op, untuk menggantikan penipisan nutrient, vitamin dan mineral. #enimbangan 00 harian di+atat, dan dokter diberitahu bila terdapat penurunan 00 pada saat menerima nutrisi parenteral.
*.empertahankan Keseimbangan 6airan =lektrolit 6atat masukan dan haluaran, men+akup muntah, yang akan menyediakan data akurat tentang keseimbangan +airan 0atasi masukan maknan oral dan +airan untuk men+egah muntah. 0erikan antiemetik sesuai indikasi #asang selang nasogastrik pada periode pra op untuk mengalirkan akumulasi +airan dan men+egah distensi abdomen #asang kateter ind$elling untuk memantau haluaran urin setiap jam. 4aluaran kurang dari ' ml 5 jam dilaporkan sehingga terapi +airan intravena dapat disesuaikan. #antau pemberian +airan IH dan elktrolit, terutama kadar serum untuk mendeteksi hipokalemia dan hiponatremia, yang terjadi akibat kehilangan +airan gastrointestinal. Kaji TTH untuk mendeteksi hipovolemia % takikardi, hipotensi dan penurunan jumlah denyut. Kaji status hidrasi, penurunan turgor kulit, membrane mukosa kering, urine pekat, serta peningkatan berat jenis urine dilaporakan.
-.enurunkan nsietas Kaji tingkat ansietas pasien serta mekanisme koping yang digunakan >paya pemberian dukungan, men+akup pemberian privasi bila diinginkan dan menginstruksikan pasien untuk latihan relaksasi !uangkan $aktu untuk mendengarkan ungkapan, kesedihan atau pertanyaan yang diajukan oleh pasien. tur pertemuan dengan rohania$an bila pasien menginginkannya, dengan dokter bila pasien mengharapkan diskusi pengobatan atau prognosis. #enderita stoma lain dapat diminta untuk berkunjung bila pasien mengungkapkan minat untuk berbi+ara dengan mereka. >ntuk meningkatkan kenyamanan pasien, pera$at harus mengutamakan relaksasi dan perilaku empati. 7a$ab pertanyaan pasien dengan jujur dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. etiap inormasi dari dokter harus dijelaskan, bila perlu. Kadang S kadang ke+emasan berkurang, bila pasien mengetahui persiapan fsik yang diperlukan selama periode pra op dan mengetahui kemungkinan post op. beberapa pasien akan lebih senang jika diperbolehkan untuk melihat hasil pemeriksaan, sementara yang lain memilih untuk tidak mengetahuinya.
/.en+egah Ineksi 0erikan antibioti+ seperti kanamisin sulat ( KantreJ , eritromisin (=rythromy+in, dan :eomisin ulat sesuai resep, untuk mengurangi bakteri usus dalam rangka persiapan pembedahan usus. #reparat diberikan per oral untuk mengurangi kandungan bakteri kolon dan melunakkan serta menurunkan bulk dari isi kolon. elian itu, usus juga dapat dibersihkan dengan enema, atau irigasi kolon. @.#endidikan #asien #ra Bperati Kaji tingkat kebutuhan pasien tentang diagnosis, prognosis, prosedur bedah, dan tingkat ungsi yang diinginkan pas+a op. Inormasi yang diperlukan pasien tentang persiapan fsik untuk pembedahan, penampilan dan pera$atan yang diharapkan dari luka pas+a op, teknik pera$atan kolostomi, pembatasan diet, +ontrol nyeri, dan penatalaksanaan obat dimsukkan ke dalam materi penyuluhan.
Inter'ensi Keperawatan Pasca Operati<
1.#era$atan !uka !uka abdomen diperiksa dngan sering dalam &) jam pertama, untuk meyakinkan bah$a luka akan sembuh tanpa komplikasi ( ineksi, dehidens, emoragik, edema berlebihan . 2anti balutan sesuai kebutuhan untuk men+egah ineksi. 0antu pasien untuk membebat insisi abdomen selama batuk dan napas dalam untuk mengurangi tegangan pada tepi insisi. #antau adanya peningkatan TTH yang mengindikasikan adanya proses ineksi. #eriksa stoma terhadap edema ( edema ringan akibat manipulasi bedah adalah normal , $arna ( stoma sehat adalah mera jambu , rabas ( rembesan berjumlah sedikit adalah normal , dan perdarahan ( tanda abnormal . 0ersihkan kulit peristoma dengan perlahan serta keringkan untuk men+egah iritasi, berikan pelindung kulit sebelum meletakkan kantung drainase. pabila malignansi telah diangkat dengan rute perineal, luka diobservasi dengan +ermat untuk tanda hemoragik. !uka dapat mengandung drain atau tampon yang diangkat se+ara bertahap. ungkin terdapat jaringan yang terkelupas selama beberapa minggu. #roses ini juga diper+epat dengan irigasi mekanis luka atau rendam duduk yang dilakukan dua atau tiga kali sehari. 3okumentasikan kondisi luka perineal, adanya perdarahan, ineksi atau nekrosis. &.6itra Tubuh #ositi 3orong pasien untuk mengungkapkan masalah yang dialami serta mendiskusikan tentang pembedahan dan stoma ( bila telah dibuat . jarkan pasien mengenai pera$atan kolostomi dan pasien sudah harus ulai untuk memasukkan pera$atan stoma dalam kehidupan sehari S hari. 0erikan lingkungan yang kondusi bagi pasien serta berikan dukungan dalam meningkatkan adaptasi pasien terhadap perubahan yang terjadi akibat pembedahan.
DA,TAR P!STAKA
6arpenito (&, 3iagnosa Kepera$atan"plikasi pada #raktik Klinis, =d.-, =26, 7akarta 3oenges at al (&, Ren+ana suhan Kepera$atan, =d.', =26, 7akarta 3oengoes, arilynn. 1999. Ren+ana suhan Kepera$atan . =disi '. #enerbit % =26, 7akarta. 2ale, 3anielle 6harette, 7ane, Ren+ana suhan Kepera$atan Bnkologi, =26, 7akarta, &. #ri+e, ylvia ., Cilson, !orraine ., #atofsiologi ; Konsep Klinis #rosesS#roses #enyakit Hol. 1, =disi ), =26, 7akarta, 199*. #ri+e Cilson (199*, #atofsologi"Konsep Klinis #roses"#roses #enyakit, =d.), =26, 7akarta melt?er, u?anne 6. 0are, 0renda 2., 0uku jar Kepera$atan edikal 0edah 0runner uddarth Hol. &, =disi @, =26, 7akarta, &&. +hro+k, Theodore R. 3. 1999. Ilmu 0edah ( 4and 0ook o urgery =disi /. #enerbit % =26, 7akarta. oeparman Caspadji (199, Ilmu #enyakit 3alam, 7ld.II, 0# 8K>I, 7akarta.
A Tinggalkan Komentar
RES!ME 4A%A# #A,AS KARE#A BE#DA ASI# #osted on )5)5&1' TEK#IK-TEK#IK ME#ATASI S!MBATA# 4A%A# #A,AS KARE#A BE#DA ASI# .
Pengertian
0enda asing di jalan napas merupakan masalah klinis yang memiliki tantangan tersendiri, ekstraksi benda asing jalan napas bukanlah suatu prosedur yang mudah dan memerlukan keterampilan serta pengalaman dari tenaga kesehatan lainnya yang melakukannya. asuknya benda asing ke dalam laring, trakea5bronkus terjadi ketika benda berada di dalam mulut penderita, penderita menghirup naas ( inspirasi dengan mulut terbuka ($aktu terta$a atau menangis , sehingga benda tersebut terhisap masuk ke dalam laring atau trakea 5 bronkus.
Benda asing dala) s(at( organ di +agi 1=
1. 0enda asing eksogen (dariluar tubuh. &. 0enda asing endogen (dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal benda tersebut tidak ada. 7enis benda asing% ka+ang, ke+ik, sempritan mainan dll. ,aktor-
antara lain%
•
•
•
•
•
8aktor individual% umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal. Kegagalan mekanisme proteksi yang normal% keadaan tidur, kesadaran menurun, alkoholisme dan epilepsi. 8aktor fsik% kelainan dan penyakit neurologik. #roses menelan yang belum sempurnapada anak. 8aktor dental, medi+al dan surgi+al, misalnya tindakan bedah, eks"traksi gigi, belum tumbuhnya gigi molar pada anak usia kurang dari ) tahun. 8aktor keji$aan% emosi, gangguan psikis. >kuran, bentuk dan siat benda asing.
•
8aktor ke+erobohan, antara lain; meletakkan benda asing di mulut, persiapan makananyang kurang baik, makan atau minum tergesa"gesa, makan sambil bermain, memberikan ka+ang atau permen pada anak yang gigi molarnya belum tumbuh.
Tujuan mengatasinya yaitu supaya jalan naas tidak terhalang oleh benda asing tersebut. 3an menghilangkan obstruksi di jalan napas atas yang disebabkan oleh benda asing yg ditandai oleh beberapa atau semua dari tanda dan gejala berikut ini%
1. e+ara mendadak tidak dapat berbi+ara. &. Tanda"tanda umum ter+ekikUrasa leher ter+engkeram '. 0unyi berisik selama inspirasi. ). #enggunaan otot asesoris selama bernapas dan peningkatan kesulitan bernapas. *. ukar batuk atau batuk tidak eekti atau tidak mampu utk batuk. -. Tidak terjadi respirasi spontan atau sianosis /. 0ayi dan anak dg distres respirasi mendadak disertai dg batuk, stidor atau $i?ing.
"al ini dapat dilak(kan dengan cara 2 )etode se+agai +erik(t=
1. bdominal Thrust. &. 6hest Thrust. '. 0a+k 0lo$
Kontraindikasi dan #erhatian.
1. #ada klien sadar, batuk volunter menghasilkan aliran udara yg besar dan dapat menghilangkan obstruksi. &. 6hest thrust hendaknya tidak digunakan pada klien yg mengalami +edera dada, seperti Dail +hest, +ardia+ +ontusion, atau raktur sternal (imon 0renner, 199). '. #ada klien yg sedang hamil tua atau yg sangat obesitas, disarankan dilakukan +hest thrusts.
). #osisi tangan yg tepat merupakan hal penting untuk menghindari +edera pada organ"organ yang ada diba$ahnya selama dilakukan +hest thrust.
Peralatan 1. u+tion oral, jika tersedia.
&. agill atau Kelly or+ep dan laryngos+ope (utk mengeluarkan benda asing yg dapat dilihat di jalan napas atas.
Persiapan Klien=
1. #osisi klienUduduk, berdiri atau supine. &. u+tion semua darah5mukus yg terlihat dimulut klien. '. Keluarkan semua gigi yg rusak5tanggal. ). iapkan utk dilakukan penanganan jalan napas yg defniti, misalnya +ri+othyrotomi.
Taapan Prosed(r A+do)inal Tr(st
1. 7ika pasien dlm keadaan berdiri5duduk% 1. nda berdiri di belakang klien &. !ingkarkan lengan kanan anda dengan tangan kanan terkepal, kemudian pegang lengan kanan tsb dg lengan kiri. #osisi lengan anda pd abdomen klien yakni diba$ah prosesus Jipoideus dan diatas pusat5umbilikus. '. 3orong se+ara +epat (thrust Vui+kly, dengan dorongan pada abdomen ke arah dalam"atas. ). 7ika diperlukan, ulangi abdominal thrust beberapa kali utk menghilangkan obstruksi jalan napas. *. Kaji jalan napas se+ara sering utk memastikan keberhasilan tindakan ini.
&. 7ika pasien dlm keadaan supine5un+on+ious% 1. nda mengambil posisi berlutut5mengangkangi paha klien. &. Tempatkan lengan kiri anda diatas lengan kanan anda yg menempel di abdomen tepatnya di ba$ah prosesus Jipoideus dan diatas pusat5umbilikus.
'. 3orong se+ara +epat (thrust Vui+kly, dengan dorongan pada abdomen ke arah dalam"atas. ). 7ika diperlukan, ulangi abdominal thrust beberapa kali utk menghilangkan obstruksi jalan napas. *. Kaji jalan napas se+ara sering utk memastikan keberhasilan tindakan ini.
'. 7ika mungkin, lihat se+ara langsung mulut dan paring klien dengan laringoskopi dan jika tampak utamakan mengekstraksi benda asing tersebut menggunakan Kelly atau egil or+ep.
Taapan Prosed(r *est Tr(st
1. 0. 7ika posisi klien duduk5 berdiri% &. nda berdiri di belakang klien '. !ingkarkan lengan kanan anda dengan tangan kanan terkepal di area midsternal di atas prosesus Jipoideus klien (sama seperti pada posisi saat kompresi jantung luar. ). !akukan dorongan (thrust lurus ke ba$ah ke arah spinal. 7ika perlu ulangi +hest thrust beberapa kali utk menghilangkan obstruksi jalan napas. *. Kaji jalan napas se+ara sering utk memastikan keberhasilan tindakan ini.
1. 7ika posisi klien supine% &. nda mengambil posisi berlutut5mengangkangi paha klien. '. Tempatkan lengan kiri anda diatas lengan kanan anda dan posisikan bagian ba$ah lengan kanan anda pada area midsternal di atas prosesus Jipoideus klien (sama seperti pada posisi saat kompresi jantung luar. ). !akukan dorongan (thrust lurus ke ba$ah ke arah spinal. 7ika perlu ulangi +hest thrust beberapa kali utk menghilangkan obstruksi jalan napas. *. Kaji jalan napas se+ara sering utk memastikan keberhasilan tindakan ini.
1. 7ika mungkin, lihat se+ara langsung mulut dan paring klien dengan laringoskopi dan jika tampak utamakan mengekstraksi benda asing tersebut menggunakan Kelly atau egil or+ep.
Taapan Prosed(r Back Blow ; *est Tr(st ?(nt(k Ba/i @
1. 0ayi diposisikan prone diatas lengan ba$ah anda, dimana kepala bayi lebih rendah dari pada badannya. &. Topang kepala bayi dengan memegang rahang bayi. '. !akukan * kali ba+k blo$ dengan kuat antara tulang belikat menggunakan tumit tangan anda.
). #utar bayi ke posisi supine, topang kepala dan leher bayi dan posisikan di atas paha. *. Tentukan lokasi jari setingkat diba$ah nipple bayi. Tempatkan jari tengah anda pada sternum dampingi dengan jari manis. -. !akukan +hest thrust dengan +epat. /. >langi langkah 1"- sampai benda asing keluar atau hilangnya kesadaran. @. 7ika bayi kehilangan kesadaran, buka jalan napas dan buang benda asing jika ia terlihat. 4indari melakukan usapan jari se+ara EmembutaF pada bayi dan anak, karena benda asing dapat terdorong lebih jauh ke dalam jalan napas.
Taapan Prosed(r Back Blow ; *est Tr(st ?(nt(k Anak 0-8 t
1. >ntuk klien yg berdiri5duduk% 1. #osisi anda dibelakang klien. &. Tempatkan lengan anda diba$ah aksila, melingkari tubuh korban '. Tempatkan tangan anda mela$an abdomen klien, sedikit di atas pusar dan diba$ah prosesus Jipoideus. ). !akukan dorongan ke atas (up$ard thrusts sampai benda asing keluar atau pasien kehilangan kesadaran.
&. >tk klien pada posisi supine% 1. #osisi anda berlutut disamping klien atau mengangkangi paha klien. &. Tempatkan lengan anda di atas pusar diba$ah prosesus Jipoideus. '. !akukan thrust ke atas dengan +epat, dengan arah menuju tengah"tengah dan tidak diarahkan ke sisi abdomen. ). 7ika benda asing terlihat, keluarkan dengan menggunakan sapuan jari tangan.
Attention. Back +low tidak direko)endasikan pada pasien diatas (sia +a/i. Sap(an &ari C)e)+(ta ar(s diindari pada +a/i dan anak> se+a+ ke)(ngkinan dapat )endorong +enda asing le+i ke+elakang ke dala) &alan napas.
Ko)plikasi
1. :yeri abdomen, ekimosis &. ual, muntah '. 8raktur iga
). 6edera5trauma pada organ"organ diba$ah abdomen5dada.
Pendidikan Keseatan (nt(k Klien
1. &. '. ). *. -. /.
akan perlahan #otong makanan menjadi ke+il"ke+il Kunyah mkanan hingga halus 7angan mengobrol dan terta$a saat mengunyah #astikan gigi5gigi palsu anda baik 3uduk saat makan 7aga makanan5mainan yang berukuran ke+il5keras seperti ka+ang, agar jauh dari jangkauan @. anak di ba$ah ' tahun 9. !arang anak berjalan atau lari saat makan utk menurunkan kemungkinan aspirasi
A Tinggalkan Komentar
ASKEP #e
:erosklerosis adalah pengerasan atau sklerosis arteri ginjal akibat hipertensi yang lama.#enyakit ini menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal dan ber+ak nekrosis parenkim renal.Kadang"kadang terjadi fbrosis dan glomerulus rusak.
1.1. Klasifkasi #e
Terdapat dua bentuk nerosklerosis % 1. :erosklerosis maligna ering dihubungkan dengan hipertensi maligna (tekanan darah diastolik W 1' mm 4g.4al ini biasanya terjadi pada de$asa muda,dan pria terkena dua kali lipat lebih sering dari pada $anita.#roses penyakit berkembang +epat dan lebih dari *Q pasien meninggal akibat uremia dalam beberapa tahun.
v #enyebab%
:erosklerosis maligna merupakan suatu keadaan yang lebih berat, yang terjadi bersamaan dengan hipertensi maligna. 4ipertensi maligna paling sering terjadi akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkendali,tetapi juga bisa terjadi akibat% 2lomeruloneritis 2agal ginjal kronis #enyempitan arteri renalis ( hipertensi vaskuler renalis #eradangan pembuluh darah ginjal (vaskulitis renalis Kelainan hormonal (misalnya feokromositoma, sindroma Conn atau sindroma Cushing . v 2ejala% 2ejala"gejalanya disebabkan oleh +edera di otak, jantung dan ginjal akibat tekanan darah tinggi yang berat; tekanan diastolik biasanya lebih tinggi dari 1' mm4g. 2ejalanya berupa% 2elisah. !inglung. engantuk. #englihatan kabur. akit kepala. ual. untah. 4ematuria makroskopik. #roteinuria berat. #eningkatan kreatinin plasma • • • • •
• • • • • • • • • •
3engan menggunakan oftalmoskop akan tampak daerah perdarahan, penimbunan +airan dan pembengkakan pada saraf optikus di belakang mata. 7antung membesar dan sering terjadi gagal jantung. Koma bisa terjadi akibat pembengkakan (edema atau perdarahan di dalam otak.
1. :erosklerosis benigna 0iasanya ditemukan pada de$asa lanjut. Penyebabnya%:erosklerosis benigna ini sering dihubungkan dengan arterisklerosis5usia tua dan hipertensi.
asien dengan nerosklerosis benigna jarang mengeluh gejala Gejalanya renal,gejala yang mun+ul% • •
#roteinuria ringan :okturia
1.2. Diagnosa
kibat kelainan ungsi ginjal maka% • • •
•
Terdapat protein di dalam air kemih. #ada pemeriksaan air kemih bisa menunjukkan adanya sel darah. #emeriksaan darah menunjukkan anemia akibat ketidakseimbangan antara peme+ahan dan pembentukan sel darah merah. Kadar renin dan aldosteron (hormon yang dihasilkan ginjal untuk membantu mengatur tekanan darah sangat tinggi.
1.3. Pengo+atan
Tekanan darah sangat tinggi dapat diatasi dengan pengaturan diet dan obat" obatan. #enderita yang mengalami gagal ginjal progresi menjalani dialisa.
1.5. Prognosis
7ika keadaan ini tidak diobati,sekitar *Q penderita meninggal dalam $aktu bulan dan sisanya meninggal dalam $aktu 1 tahun. ekitar -Q kematian terjadi akibat gagal ginjal,&Qkarena gagal jantung,&Q karena stroke dan 1Q karena serangan jantung(inark miokard. enurunkan tekanan darah dan mengobati gagal ginjal akan menurunkan angka kematian,terutama yang disebabkan oleh gagal ginjal,gagal jantung dan stroke.
1.6. Pencegaan
#enga$asan tekanan darah se+ara ketat pada orang"oarang yang +enderung menderita hipetensi akan menurunkan resiko terjadinya nerosklerosis.
BAB II AS!"A# KEPERA$ATA#
1. A. Pengka&ian &. Aktiftas istiraat 2ejala% "
Kelemahan malaise.
"
Kelelahan ekstrem.
"
2angguan tidur (insomnis5gelisah atau somnolen.
Tanda%
"
Kelemahan otot.
"
Kehilangan tonus.
"
#enurunan rentang gerak.
1. Sirk(lasi 2ejala%Ri$ayat hipertensi lama atau berat Tanda% " 4ipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki, telapak tangan. "
:adi lemah, halus, hipotensi ortostatik.
"
3isritmia jantung.
"
#u+at pada kulit.
1. Integritas ego 2ejala% "
8aktor stress, misalnya masalah fnansial, hubungan dengan orang lain.
"
#erasaan tak berdaya, tak ada harapan.
Tanda% "
enolak.
"
nsietas.
"
Takut.
"
arah.
"
#erubahan kepribadian.
"
udah terangsang.
1. Eli)inasi 2ejala%#enurunan rekuensi urin,nokturia, proteinuria.
Tanda% "
#erubahan $arna urin, +ontoh kuning pekat, +oklat, kemerahan, bera$an.
"
Bliguria, dapat menjadi anuria.
1. Makanancairan 2ejala% "
#eningkatan 00 +epat (edema, penurunan 00 (malnutrisi.
"
noreksia, mual5muntah
Tanda% "
3istensi abdomen5ansietas, pembesaran hati (tahap akhir.
"
=dema (umum, tergantung.
"
#erubahan turgor kulit5kelembaban.
"
>lserasi gusi, perdarahan gusi5lidah.
"
#enurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga.
1. #e(rosensori 2ejala% " Kram otot5kejang, sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada sakit kepala, penglihatan kabur. " Kebas5kesemutan dan kelemahan khususnya ekstrimitas ba$ah (neuropati perier. Tanda% " 2angguan status mental, +ontohnya ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, ka+au, penurunan tingkat kesadaran, penurunan lapang perhatian, stupor, koma. "
Kejang, asikulasi otot, aktivitas kejang.
"
Rambut tipis, kuku tipis dan rapuh. 1. #/eriken/a)anan
2ejala% "
akit kepala.
"
Kram otot5nyeri kaki.
"
:yeri panggul.
Tanda% "
#erilaku berhati"hati5distraksi.
"
2elisah
1. Pernapasan 2ejala% "
3ispnea.
"
:aas pendek.
"
:okturnal paroksismal.
"
0atuk dengan5tanpa sputum.
Tanda% "
3ispnea.
" Takipnea pernapasan kusmaul.0atuk produkti dengan sputum merah muda en+er (edema paru. 1. Kea)anan 2ejala% da5berulangnya ineksi Tanda%3emam (sepsis, dehidrasi
1. Seks(alitas 2ejala% "
menorea.
"
Inertilitas.
"
#enurunan libido
1. Interaksi sosial 2ejala%Kesulitan menurunkan kondisi, +ontoh tak mampu bekerja, mempertahankan ungsi peran dalam keluarga
"
1. Pen/(l(an Ri$ayat hipertensi.
"
Ri$ayat terpajan pada toksin, +ontoh obat, ra+un lingkungan.
"
#enggunaan antibiotik nerotoksik saat ini5berulang.
(3oenges, = arilynn, &, hal -&-" -&@
1. B. Diagnosa Keperawatan &. Kelebihan volume +airan b.d. penurunan haluaran urin, retensi +airan dan natrium sekunder terhadap penurunan ungsi ginjal. '. Resiko tinggi perubahan nutrisi % kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anoreksi, mual, muntah. ). Resiko tinggi terjadi kekurangan volume +airan b.d. kehilangan +airan berlebihan (ase diuretik. *. Resiko tinggi penurunan +urah jantung b.d. ketidakseimbangan volume sirkulasi, ketidakseimbangan elektrolit. -. Intoleransi aktivitas b.d. penurunan produksi energi metaboli+, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialisa. /. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d keterbatasan kogniti, kurang terpajan, misintepretasi inormasi.
1. *.
Inter'ensi
1. Kelebihan volume cairan b.d. penurunan haluaran urin, retensi cairan dan natrium sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal Tujuan % pasien menunjukkan pengeluaran urin tepat seimbang dengan pemasukan. Kriteria 4asil % 1. 4asil laboratorium mendekati normal.
&. 00 stabil. '. Tanda vital dalam batas normal. ). Tidak ada edema. Intervensi % andiri
Rasional
1. onitor denyut jantung, tekanan darah, 6H#. &. 6atat intake output +airan, termasuk +airan tersembunyi seperti aditi antibioti+, ukur IC!. '. $asi 07 urin. ). 0atasi masukan +airan. *. onitor rehidasi +airan dan berikan minuman bervariasi. -. Timbang 00 tiap hari dengan alat dan pakaian yang sama. /. Kaji kulit,$ajah, area tergantung untuk edema. =valuasi derajat edema (skala 1 sampai ). @. uskultasi paru dan bunyi jantung. 9. Kaji tingkat kesadaran % selidiki perubahan mental, adanya gelisah. 1. Takikardi dan hipertensi terjadi karena kegagalan ginjal mengeluarkan urine, pembatasan +airan berlebihan selama mengobati hipovolemia5hipotensi atau perubahan ase oliguria gagal ginjal, dan perubahan sistem renin" angiotensin. 11. #erlu untuk menentukan ungsi ginjal, kebutuhan penggantian +airan, dan penurunan risiko kelebihan +airan. 1&. engukur kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan urine. 1'. =dema terjadi terutama pada jaringan yang tergantung pada tubuh. 00 pasien dapat meningkat sampai ),* kg +airan sebelum edema pitting terdeteksi. 1). Kelebihan +airan dapat menimbulkan edema paru dan 27K dibuktikan oleh terjadinya bunyi napas tambahan, bunyi jantung ekstra. Kolaborasi Rasional 1. #erbaiki penyebab, misalnya perbaiki perusi ginjal, me X 6B#. &. $asi :a dan Kreatinin >rine :a serum, Kalium serum4b5 4t. '. Rongent 3ada.
). 0erikan 0erikan Bbat sesuai sesuai indik indikasi asi % 3iureti 3iuretik k % 8urosemid, 8urosemid, anitol; ntihipertensi. ntihipertensi. *. Klon Klonid idin in,, eti etild ldop opa. a. -. asukk asukkan5 an5per pertah tahank ankan an katete kateterr tak menetap sesuai indikasi. /. iapkan iapkan untuk untuk dialis dialisa a sesuai sesuai indikasi indikasi.. @. ampu ampu menge mengemba mbalik likan an ke ke ungsi ungsi normal dari disungsi ginjal atau membatasi eek residu. 9. engk engkaji aji berlan berlanjtn jtnyad yadan an penangan penanganan an disungsi5gagal ginjal meskipun kedua nilai meningkat. Kreatini adalah indikator yang yang lebih baik untuk ungsi ginjal karena tidak dipengaruhi oleh hidrasi, diet, dan katabolisme jaringan. 1. #eningkatan #eningkatan ukuran ukuran jantung, batas vaskular para prominen, eusi pleura, infltrat5kongesti infltrat5kongesti menunjukkan respons akut terhadap kelebihan +airan atau perubahan kronis sehubungan dengan gagal ginjal dan jantung. 11. anajemen +airan diukur untuk untuk menggantikan pengeluaran dari semua sumber ditambah perkiraan kehilangan kehilangan yang tampak (metabolisme, diaoresis. 1&. Kateterisasi mengeluarkan mengeluarkan obstruksi saluran ba$ah dan memberikan rata" rata penga$asan akurat terhadap pengeluaran urine selama ase akut.namun kateter tak menetap dapat dikontraindikasikan dikontraindikasikan sehubungan dengan tingginys risiko ineksi.
1. #. $esiko $esiko tinggi peru!ahan nutrisi % kurang dari ke!utuhan tu!uh !.d kata!olisme protein pem!atasan diet peningkatan meta!olisme anoreksi mual muntah. Tujuan Tujuan % mempertahankan mempertahankan status nutrisi adekuat adekuat Kriteria hasil % 1. 0erat 0erat bada badan n sta stabi bil. l.
&. Tidak idak dite ditemu muka kan n edema edema.. '. lbum lbumin in dala dalam m bata batas s norm normal. al. Intervensi % andiri
Rasional
1. Kaji Kaji stat status us nutr nutris isi. i. &. Kaji5+ Kaji5+ata atatt pola pola dan pemasu pemasuka kan n diet. '. Kaji Kaji aktor aktor yang yang berp berpera eran n meruba merubah h masukan nutrisi % mual, anoreksia. ). 0erik 0erikan an mak makana anan n sedik sedikit it tapi tapi sering, sajikan makanan kesukaan kesukaan ke+uali kontra indikasi. *. !akuk !akukan an pera$a pera$atan tan mulu mulut, t, berik berikan an penyegar mulut. -. Timba imbang ng 00 00 tia tiap p har hari. i. /. emban embantu tu dalam dalam mengid mengident entifk ifkasi asi defsiensi dan kebutuhan diet. @. inima inimalk lkan an anore anoreksi ksia a dan mual mual sehubungan dengan status uremik5menurunnya uremik5menurunnya peristaltik. 9. #era$at era$atan an mulut mulut meny menyeju ejukk kkan, an, meminyaki, dan membantu menyegarkan rasa mulut, yang sering tidak nyaman pada uremia dan membatasi pemasukan oral. 1. #asien #asien puasa5katabolik puasa5katabolik akan se+ara normal kehilangan .&",* kg5hari. #erubahan kelebihan ,* kg dapat menunjukkan menunjukkan perpindahan keseimbangan +airan. Kolaborasi Rasional 1. $asi $asi hasil hasil labor laborato atoriu rium m % 0>:, 0>:, lbumin serum, transerin, :a, K &. Kons Konsul ul ahli ahli gi?i gi?i untu untuk k mengat mengatur ur diet '. 0erik 0erikan an diet diet X kalor kalori, i, Y prote protein, in, hindari sumber gula pekat ). 0ata 0atasi si K, K, :a, :a, dan dan #hos #hospa patt *. 0erik 0erikan an obat obat sesu sesuai ai indik indikasi asi % sediaan besi; Kalsium; Hitamin 3 dan 0 kompleks; kompleks; ntiemetik
1. Indikato Indikatorr k kebutu ebutuhan han nutrisi, nutrisi, pembatasa pembatasan, n, pembatasan, dan kebutuhan5eektiftas kebutuhan5eektiftas terapi. &. enentuk enentukan an kalori kalori individu individu dan kebut kebutuhan uhan nutrisi dalam pembatasan, dan mengidentifkasi mengidentifkasi rute paling eekti dan produknya. '. Karbohidr Karbohidrat at memenu memenuhi hi kebut kebutuhan uhan energi energi dan dan membatasi jaringan katabolisme, men+agah pembentukan pembentukan asam keto dari oksidasi protein dan lemak. ). #embat #embatasan asan elekt elektroit roit ini diperluk diperlukan an untuk untuk men+egah kerusakan kerusakan ginjal lebih lanjut, khususnya bila dialisis tidak menjadi bagian pengobatan, atau selama ase penyembuhan 22. *. 3efsiens 3efsiensii besi besi dapat dapat terjad terjadii bila bila protein protein dibatasi; memperbaiki kadar normal serum untuk memperbaiki ungsi jantung neuromuskular, neuromuskular, pembekuan darah, dan
metabolisme tulangt; perlu untuk memudahkan absorpsi kalsium dari traktus 2I; vital sebagai koen?im pada pertumbuhan sel dan kerjanya; diberikan untuk menghilangkan menghilangkan mual5muntah dan dapat meningkatkan meningkatkan pemasukan oral.
'. $esiko tinggi terjadi kekurangan (olume )airan !.d. kehilangan )airan !erle!ihan *+ase diuretik,
Kriteria hasil % 1. Klien Klien menunjuk menunjukkan kan kese keseimban imbangan gan intak intake e output. output. &. Turgo urgorr kuli kulitt baik baik.. '. emb embra rane ne muk mukosa osa lemba lembab. b. ). :a :adi di peri perie err ter terab aba. a. *. 00 dan TTH dalam dalam bata batas s norma normal. l. -. =lektr =lektroli olitt dalam dalam bata batas s normal normal.. Intervensi % andiri
Rasional
1. >kur >kur intak intake e output output +airan +airan,, hitung hitung IC! yang akurat. &. 0erik 0erikan an +aira +airan n sesuai sesuai indi indika kasi. si. '. $asi $asi tekana tekanan n darah, darah, peru perubah bahan an rekuansi rekuansi jantung, perhatikan tanda" tanda dehidrasi. ). Kontr Kontrol ol suhu suhu lingk lingkung ungan. an. *. $asi $asi hasil hasil !ab !ab % elekt elektro rolit lit :a. -. emban embantu tu memper memperkir kiraka akan n kebutuhan kebutuhan penggantian +airan. #emasukan #emasukan +airan harus memperkirakan kehilangan melalui urine, nasogastrik5drainase luka, dan kehilangan tak kasat mata. /. 8ase diuretik diuretik 22 dapat dapat berlanj berlanjut ut pada ase oliguria bila pemasukan +airan tidak dipertambahkan atau terjadi dehidrasi nokturnal. @. 4ipote 4ipotensi nsi ortost ortostati atik k dan takika takikardi rdia a indikasi hipovolemia. Kekurangan Kekurangan volume +airan ekstraselular menyebabkan menyebabkan haus menetap tidak hilang dengan minum air. 9. enuru enurunka nkan n diao diaore resi sis s yang yang mempe emperb rber erat at kehila hilan ngan +ai +airan. ran. Kolaborasi Rasional
#ada 22 non"oliguria atau ase diuretik 22, kehilangan urine besar dapat mengakibatkan kehilangan natrium yang meningkat natrium urine bekerja se+ara osmotik untuk meningkatkan kehilangan +airan. 1. $asi pemeriksaan labotorium
. $esiko tinggi penurunan )urah jantung !.d. ketidakseim!angan (olume sirkulasi ketidakseim!angan elektrolit
Tujuan % klien dapat mempertahankan +urah jantung yang adekuat. Kriteria 4asil % 1. T3 dan 4R dalam batas normal. &. :adi perier kuat dan sama dengan $aktu pengisian kapiler. Intervensi andiri 1. uskultasi bunyi jantung, evaluasi adanya, dispnea, edema perier5kongesti vaskuler. &. Kaji adanya hipertensi, a$asi T3, perhatikan perubahan postural saat berbaring, duduk dan berdiri. '. Bbservasi =K2, rekuensi jantung. ). Kaji adanya nyeri dada, lokasi, radiasi, beratnya, apakah berkurang dengan inspirasi dalam dan posisi telentang. *. =valuasi nadi perier, pengisian kapiler, suhu, sensori dan mental. -. Bbservasi $arna kulit, membrane mukosa dan dasar kuku. /. Kaji tingkat dan respon thdp aktivitas. @. #ertahankan tirah baring 9. Terbentuknya s'5s) menunjukkan kegagalan. 8riksi gesek perikardial mungkin hanya maniestasi perikarditis uremik, memerlukan upaya intervensi5kemungkinan
Rasional
dialisis. 1. #enggunana obat (antasida mengandung magnesium dapat mengakibatkan hipermagnesemia, potensial disungsi neuromuskular dan risiko henti napas5jantung. 11. #erubahan pada ungsi eletromekanis dapat menjadi bukti pada respons terhadap berlanjutnya gagal ginjal5akumulasi toksin dan ketidakseimbangan elektrolit. 1&. #u+at mungkin menunjukkan vasokonstriksi atau anemia. ianosis mungkin berhubungan dengan kongesti paru dan gagal jantung. 1'. :euromuskular indikator hipokalemia, yang dapat juga mempengaruhi kontraktilitas danungsi jantung. Kolaborasi Rasional 1. $asi hasil laboratorium % =lektrolit (:a, K, 6a, g, 0>:, +reatinin. &. 0erikan oksigen dan obat"obatan sesuai indikasi. '. iapkan dialysis 1. elama ase oliguria, hiperkalemia dapat terjadi tetapi menjadi hipokalemia pada ase diuretik atau perbaikan; selain eek pada jantung defsit kalsium meningkatkan eek toksik kalium; dialisis atau pemberian kalsium diperlukan untuk mela$an eek depresi # dari peningkatan kadar magnesium. &. emaksimalkan sedian oksigen untuk kebutuhan miokardial untuk menurunkan kerja jantung dan hipoksia selular. '. 3indikasi untuk distrimia menetap, gagal jantung progresi yang tidak responsi terhadap terapi lain.
1. . /ntoleransi akti(itas !.d. penurunan produksi energi meta!oli) anemia retensi produk sampah dan prosedur dialisa Tujuan % klien mampu berpartisipasi dalam aktiftas yang dapat ditoleransi
Intervensi = andiri 1. Kaji tingkat kelelahan, tidur, istirahat. &. Kaji kemampuan toleransi aktivitas. '. Identifkasi aktor yang menimbulkan keletihan. ). Ren+anakan periode istirahat adekuat. *. 0erikan bantuan 3! dan ambulasi. -. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, anjurkan aktiftas alternative sambil istirahat
Rasional
Kolaborasi
1. enentukan derajat (berlanjutna5perbaikan dari eek ketidakmampuan. &. engidentifkasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi. '. ungkin mempunyai eek akumulati (sepanjang aktor psikologis yang dapat diturunkan bila masalah dan takut diakui5dietahui. ). en+egah kelelahan berlebihan dan menyimpan energi untuk penyembuhan, regenerasi jaringan. *. engubah energi, memungkinkan berlanjutnya aktivitas yang dibutuhkan5normal. emberikan keamanan pada pasien. -. eningkatkan rasa membaik5meningkatkan kesehatan, dan membatasi rustasi. Rasional
$asi kadar elektrolit termasuk kalsium, magnesium, dan kalium.
Ketidakseimbangan dapat mengganggu ungsi neuromuskular yang memerlukan peningkatan enggunaan energi untuk menyelesaian tugas potensial perasaan lelah.
1. 6. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan ke!utuhan pengo!atan !.d keter!atasan kogniti+ kurang terpajan misintepretasi in+ormasi Tujuan % "
klien menyatakan pemahaman kondisi5proses penyakit dan pengobatan.
"
melakukan dengan benar prosedur yang perlu, perubahan perilaku hidup
Intervensi % andiri 1. kaji ulang penyakit, prognosis, dan aktor pen+etus bila diketahui. &. 7elaskan tingkat ungsi ginjal setelah episode alut berlalu. '. 3iskusiskan dialisis ginjal atau transplantasi bila ini merupakan bagian yang mungkin akan dilakukan di masa mendatang. ). Kaji ulang ren+ana diet5 pembatasan.
Rasional
Termasuk lembar datar makanan yang dibatasi. *. 3orong pasien untuk mengobservasi karakteristik urine dan jumlah5 rekuensipengeluaran. -. 0uat jad$al teratur untuk penimbangan. /. Kaji ulang pemasukan5pembatasan. Ingatkan pasien untuk membagi +airan selamasehari dan termasuk semua +airan pada jumlah +airan sehari. 1. emberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan inormasi. &. #asien dapat mengalami deek sisa pada ungsi ginjal yang mungkin sementara. '. eskipun bagian ini akan diberikan sebelumnya oleh dokter, pasien boleh mengetahui dimana keputusan harus dibuat dan mungkin memerlukan masukan tambahan. ). :utrisi adekuat perlu untuk meningkatkan penyembuhan5 regenerasi jaringan dan kepatuhan pada pembatasan dapat men+egah komplikasi *. #erubahan dapat menunjukkan gangguan ungsi ginjal5kebutuhan dialisis. -. lat berguna untuk penga$asan status +airan dan kebutuhan diet. /. Tergantung pada penyebab 22, asien dapat memerlukan pembatasan atau peningkatan pemasukan +airan.
DA,TAR P!STAKA
melt?er, .6. 0are, 0.2. 0runner and uddarthZs teJtbook o medi+alSsurgi+al nursing. @th =dition. lih bahasa % Caluyo, . 7akarta% =26; & (0uku asli diterbitkan tahun 199- Reeves, 6.7., RouJ, 2., !o+khart, R. edi+al S surgi+al nursing. lih bahasa % etyono, 7. 7akarta% alemba edika; &1 (0uku asli diterbitkan tahun 1999 6or$in, =.7. 4andbook o pathophysiology. lih bahasa % #endit, 0.>. 7akarta% =26; &1 (0uku asli diterbitkan tahun 199- #ri+e, .. Cilson, !.. #athophysiology% 6lini+al +on+ept o disease pro+esses. )th =dition. lih bahasa % nugerah, #. 7akarta% =26; 199) (0uku asli diterbitkan tahun 199& 3oengoes, .=., oorhouse, .8., 2eissler, .6. :ursing +are plans% 2uidelines or planning and do+umenting patients +are. lih bahasa% Kariasa,I.. 7akarta% =26; & (0uku asli diterbitkan tahun 199' uyono, , et al. 0uku jar Ilmu #enyakit 3alam. =disi ketiga. 7akarta% 0alai #enerbit 8K>I; &1
A Tinggalkan Komentar
MAKA%A" EK%AMSIA #osted on )5)5&1' BAB II
TI#4A!A# TEORITIS
1. A. De
=klampsia adalah preaklampsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul bukan akibat dari kelainan neurologi (Kapita elekta Kedokteran 7ilid 1 % '1 ; 1999. #re eklamsi dan eklamsi adalah penyakit pada $anita hamil yang se+ara langsung disebabkan oleh kehamilan. #re eklamsi dan eklamsi hampir se+ara eksklusi merupakan penyakit pada nullipara. 0iasanya terdapat pada $ anita usia subur dengan umur ekstrem, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada $anita yang berumur lebih dari '* tahun. #ada multipara biasanya dijumpai pada keadaan" keadaan % kehamilan multietal dan hidrop etalis, penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes mellitus, penyakit ginjal
3engan pengetahuan bah$a biasanya eklampsia didahului oleh pre eklampsia,tampak pentingnya penga$asan antenatal yang teliti dan teratur, sebagai usaha untuk men+egah timbulnya penyakit itu.
1. B.
Etiologi pa yang menjadi penyebab pree+lampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui. 0eberapa teori yang mengatakan bah$a perkiraan etiologi dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theory . dapun teori"teori tersebut antara lain %
#eran #rostasiklin dan Tromboksan . #eran aktor imunologis. 0eberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi system komplemen pada pre"eklampsi5eklampsia. #eran aktor genetik 5amilial Terdapatnya ke+enderungan meningkatnya rekuensi preeklampsi5 eklampsi pada anak"anak dari ibu yang menderita preeklampsi5eklampsi. Ke+enderungan meningkatnya rekuensi pre"eklampsi5eklampspia dan anak dan +u+u ibu hamil dengan ri$ayat pre"eklampsi5eklampsia dan bukan pada ipar mereka. #eran renin"angiotensin"aldosteron system (R dapun penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui, namun ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklampsia, yaitu % • • •
• •
•
•
0ertambahnya rekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa. 0ertambahnya rekuensi seiring makin tuanya kehamilan. 3apat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma. ebab eklampsia belum diketahui pasti, namun salah satu teori mengemukakan bah$a eklampsia disebabkan ishaemia rahim dan plasenta (Is+haemia >tera #la+entoe. •
• • •
•
1. *. Patoterin 2ro$th Retardation. #atofsiologi preeklamsia"eklamsia setidaknya berkaitan dengan perubahan fsiologis kehamilan. daptasi fsiologis normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskuler sistemik, peningkatan +urah jantung, dan penurunan tekanan osmotik koloid. #ada preeklamsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. #erubahan ini membuat perusi organ maternal menurun, termasuk perusi ke unit janin"uteroplasenta. Hasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perusi organ dengan menghan+urkan sel"sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. #redisposisi genetik dapat merupakan akktor imunologi lain( 6hesley, 19@) . ibai menemukan adanya rekuensi preeklamsia dan eklamsia pada anak dan +u+u $anita yang memiliki ri$ayat eklampsia, yang menunjukkan suatu gen resesi autosom yang mengatur respons imun maternal.
1. D.
•
•
•
•
• • •
Mani
:yeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal. akit kepala tersebut terus menerus dan tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain 2angguan penglihatan a pasien akan melihat kilatan"kilatan +ahaya, pandangan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara Iritabel a ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau gangguan lainnya :yeri perut a nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah 2angguan pernaasan sampai +yanosis Terjadi gangguan kesadaran #ada preeklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah rontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah.
1. E. Klasifkasi 3ibagi menjadi & golongan, yaitu sebagai berikut % 1. #reeklampsia Ringan 0ila disertai keadaan sebagai berikut% •
•
•
Tekanan darah 1)59 mm4g atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 1* mm4g atau lebih; atau kenaikan sistolik ' mm4g atau lebih .6ara pengukuran sekurang"kurangnya pada & kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya - jam. =dema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih per minggu. #roteinuria k$antati ,' gr atau lebih per liter; k$alitati 1 atau & pada urin kateter atau midstream. b. #reeklampsia 0erat
Tekanan darah 1-511 mm4g atau lebih. #roteinuria * gr atau lebih per liter. Bliguria, yaitu jumlah urin kurang dari * ++ per &) jam . danya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium. Terdapat edema paru dan sianosis. #re eklamsi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu % • • • • •
a.
#re eklamsi ringan, bila disertai keadana sebagai berikut %
1 Tekanan darah 1)59 mm4g atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 1* mm4g atau lebih; atau kenaikan sistolik '
mm4g atau lebih. 6ara pengukuran sekurang"kurangnya pada & kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya - jam & =dema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu. ' #roteinuria k$antitati ,' gr atau lebih per liter; k$alitati 1 atau & pada uri kateter atau midstream. b. #re eklamsi berat, bila disertai keadaan sebagai berikut % 1 Tekanan darah 1-511 mm4g atau lebih. & #roteinuria * gr atau lebih per liter. ' Bliguria, yaitu jumlah urin kurang dari * ++ per &) jam. ) danya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium. * Terdapat edema paru dan sianosis. edangkan eklamsia di bagi atas & ma+am yaitu% 1. =klampsia gravidarum (=klampsia antepartum adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air ken+ing atau edema (penimbunan +airan, yang terjadi pada kehamilan & minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. 1. =klampsia parturientum (=klampsia intrapartum intrapartum eklampsia adalah pengembangan kejang atau koma pada $anita hamil menderita tekanan darah tinggi. Intrapartum berarti bah$a itu terjadi selama pengiriman bayi. =klampsia adalah kondisi serius yang memerlukan pengobatan medis yang mendesak. =klampsia dapat dikaitkan dengan peningkatan moderat serta signifkan pada tekanan darah. Tekanan darah dapat kembali normal setelah melahirkan atau mungkin bertahan untuk jangka $aktu tertentu. 1. =klampsia puerperale (=klampsia post partum pengembangan kejang atau koma pada $anita hamil menderita tekanan darah tinggi. #ostpartum berarti bah$a segera setelah melahirkan. =klampsia adalah kondisi serius yang memerlukan pengobatan medis yang mendesak. =klampsia dapat dikaitkan dengan peningkatan moderat serta signifkan pada tekanan darah.
0. ,aktor Resiko #reeklampsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada $anita diatas ) tahun. 8aktor resiko yang lain adalah%
1.
Ri$ayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan.
&.
Ri$ayat mengalami preeklampsia sebelumnya.
'.
Ri$ayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan.
).
Bbesitas, 3, olahidatidosa
*.
engandung lebih dari satu orang bayi.
-.
Ri$ayat ken+ing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid arthritis.
/.
#rimigravida, terutama primigravida muda, kehamilan ganda.
0. Ko)plikasi Kompliksai yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi ini biasanya terjadi pada #reeklamsia dan =klamsia. •
• •
• •
olutio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada #reeklamsia. 4ipofbrinogenemia,terjadi pada #reeklamsi berat. 4emolisis. #enderita dengan #reeklamsi berat kadang"kadang menunjukkan gejala klinis hemolisis yang dikenal ikterus. 0elum diketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel"sel hati atau destruksi sel darah merah. #erdarahan otak, kelainan mata (kehilangan penglihatan sementara =dem paru"paru, nekrosis hati, kelainan ginjal
1. ". Pe)eriksaan Diagnostik 3iagnosis ditegakkan berdasarkan % 2ambaran klinik % pertambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan timbul proteinuria 2ejala subyekti % sakit kepala didaerah romtal, nyeri epigastrium; gangguan visus; penglihatan kabur, skotoma, diplopia; mual dan muntah. 2angguan serebral lainnya% reDeks meningkat, dan tidak tenang #emeriksaan% tekanan darah tinggi, reDeks meningkat dan proteinuria pada pemeriksaan laboratorium . Pe)eriksaan Pen(n&ang •
•
• •
a. #emeriksaan !aboratorium 1. #emeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
•
• •
&.
#enurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk $anita hamil adalah 1&"1) grQ 4ematokrit meningkat ( nilai rujukan '/ S )' volQ Trombosit menurun ( nilai rujukan 1* S )* ribu5mm' >rinalisis
3itemukan protein dalam urine. '.
#emeriksaan 8ungsi hati • • • • • •
0ilirubin meningkat ( :M [ 1 mg5dl !34 ( laktat dehidrogenase meningkat spartat aminomtranserase ( T W - ul. erum 2lutamat piruat transaminase ( 2#T meningkat ( :M 1*")* u5ml erum glutamat oJaloa+eti+ trasaminase ( 2BT meningkat ( :M ['1 u5l Total protein serum menurun ( :M -,/"@,/ g5dl
). Tes kimia darah sam urat meningkat ( :M &,)"&,/ mg5dl b.
Radiologi
a. >ltrasonograf 3itemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. #ernaasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume +airan ketuban sedikit. b. Kardiotograf 3iketahui denyut jantung janin bayi lemah. ". Penatalaksanaan 0. Penatalaksanaan pre ekla)si
a.
#en+egahan •
•
b.
#emeriksaan antenatal teratur dan bermutu serta teliti, mengenal tanda" tanda sedini mungkin (pre elkamsi ringan, lalu diberikan pengobatan yang +ukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat. 4arus selalu $aspada terhadap kemungkinan terjadinya pre eklamsi kalau ada aktor"aktor peredisposisi. #enanganan
Tujuan utama penanganan adalah >ntuk men+egah terjadinya pre"eklamsi dan eklamsi 4endaknya janin lahir hidup Trauma pada janin seminimal mungkin Prinsip penanganan preekla)psia= • • •
1 elindungi ibu dari eek peningkatan tekanan darah Tujuan pengobatan ini adalah untuk mengurangi resiko pada ibu seperti inark +erebri atau gagal jantung dan juga untuk mengurangi gangguan pada sirkulasi uteroplasenter.#enurunan tekanan darah yang terlalu rendah dapat mengganggu sirkulasi aliran darah pada janin. & en+egah progresiftas penyakit menjadi eklampsia ' engatasi atau menurunkan resiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan janin terhambat, hipoksia sampai kematian janin Penatalaksanaan Pre-ekla)si ringan
1. Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan preeklampsia &. Tidak perlu segera diberikan obat anti hipertensi atau obat lainnya, tidak perlu dira$at ke+uali tekanan darah meningkat terus (batas aman 1)"1*59"1 mm4g '. #emberian luminal 1 sampai & J ' mg5hari bila tidak bisa tidur ). #emberian asam asetilsalisilat (aspirin 1 J @ mg 5 hari *. 0ila tekanan darah tidak turun dianjurkan dira$at dan diberikan obat anti hipertensi% metildopa ' J 1&* mg5hari (maksimal 1* mg5hari, atau niedipin '"@ J * S1 mg 5 hari, atau niedipin retard &"' J & mg 5 hari atau pindolol 1" ' J * mg 5 hari 9 maks. ' mg 5 hari -. 3iet rendah garam dan diuretika tidak perlu /. 7ika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa setiap 1 minggu @. Indikasi ra$at jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah ra$at jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg5minggu & kali berturut"turut, atau pasien menunjukkan preeklampsia berat. 9. 7ika dalam pera$atan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai preeklampsia berat 1. 7ika ada perbaikan lanjutkan ra$at jalan. 11. #engakhiran kehamilan ditunggu sampai usia kehamilan ) minggu, ke+uali ditemukan pertumbuhan janin terhambat, ga$at janin, solusio plasenta, eklampsia atau indikasi terminasi kehamilan lainnya. 1&. #ersalinan dalam preeklampsia ringan dapat dilakukan spontan atau dengan bantuan ekstraksi untuk memper+epat kala II.
Penatalaksanaan Pre-ekla)si +erat
Per-ekla)si +erat kea)ilan k(rang 27 )ingg(=
a. 7anin belum menunjukkan tanda"tanda maturitas paru"paru, dengan pemeriksaan shake dan rasio !5 maka penanganannya adalah sebagai berikut 0erkan suntikan sulat magnesium dosis @gr I, kemudian disusul dengan injeksi tambahan ) gr Im setiap ) jam( selama tidak ada kontra dindikasi •
7ika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulas magnesium dapat diteruskan lagi selama &) jam sampai di+apai kriteria pre"eklamsia ringan (ke+uali jika ada kontraindikasi •
7ika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi kehamilan% induksi partus atau +ara tindakan lain, melihat keadaan. •
b.
7ika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda"tanda kematangan paru janin, maka penatalaksan kasus sama seperti pada kehamilan di atas '/ minggu.
Pre-ekla)si +erat kea)ilan 27 )ingg( ke atas=
a.#enderita di ra$at inap Istirahat mutlak dan di tempatkan dalam kamar isolasi 0erikan diit rendah garam dan tinggi protein 0erikan suntikan sulas magnesium @ gr I () gr bokong kanan dan ) gr bokong kiri • •
•
untikan dapat di ulang dengan dosis ) gr setiap ) jam yarat pemberian g o) adalah% reDek patela (, diurese 1++ dalam ) jam yang lalu, respirasi 1- permenit dan harus tersedia antidotumnya% kalsium lukonas 1Q ampul 1++. untikan dapat •
•
•
Inus detroksa * Q dan ringer laktat
•
b. Bbat antihipertensi% injeksi katapres 1 ampul I dan selanjutnya diberikan tablet katapres 'J\ tablet sehari +. 3iuretika tidak diberikan, ke+uali terdapat edema umum, edema paru dan kegagalan jantung kongesi. >ntuk itu dapat diberikan IH lasiJ 1 ampul.
d. egera setelah pemberian sulas magnesium kedua, dilakukan induksi dipakai oksitosin (pitosin atau sintosinon 1 satuan dalam inus tetes. e. Kala II harus dipersingkat dengan ekstrasi vakum dan orsep, jadi $anita dilarang mengedan . 7angan berikan methergin postpartum, ke+uali terjadi pendarahan disebsbkan atonia uteri. h.
0ila ada indikasi obstetik dilakukan se+tio +esaria.
1. Penatalaksanaan ekla)si
#rinsip penataksanaan eklamsi sama dengan pre"eklamsi berat dengan tujuan menghentikan berulangnya serangan konvulsi dan mengakhiri kehamilan se+epatnya dengan +ara yang aman setelah keadaan ibu mengi?inkan. a.
#enderita eklamsia harus di r$at inap di rumah sakit
b. aat memba$a ibu ke rumah sakit, berikan obat penenang untuk men+egah kejang"kejang selama dalam perjalanan. 3alam hal ini dapat diberikan pethidin 1 mg atau luminal &mg atau morfn 1mg. +.
Tujuan pera$atan di rumah sakit; enghentikan konvulsi
•
engurangi vaso spasmus
•
eningkatkan diuresis
•
en+egah ineksi
•
emberikan pengobatan yang tepat dan +epat
•
Terminasi kehamilan dilakukan setelah ) jam serangan kejang terakhir dengan tidak memperhitungkan tuannya kehamilan. •
d.
esampai di rumah sakit pertolongan pertama adalah% embersihkan dan melapangkan jalan pernapasan
•
enghindari lidah tergigit
•
#emberian oksigen
•
#emasangan inus dekstrosa atau glukosa 1 Q"&Q")Q
•
enjaga jangan terlalu trauma
•
#emasangan kateter tetap(dauer kateter
•
e.
Bbservasi ketat penderita%
3alam kamar isolasi% tenang, lampu redup" tidak terang, jauh dari kebisingan dan rangsangan. •
3ibuat datar +atatan yang di+atat selama ' menit% tensi, nadi, respirasi, suhu badan, reDek, dan dieresis diukur. Kalau dapat dilakukan unduskopi sekali sehari. 7uga di+atat kesadaran dan jumlah kejang. •
#emberian +airan disesuaikan dengan jumlah diuresis, pada umumnya & liter dalam &) jam. •
3iperiksa kadar protein urine &) jam kuantitati
•
.
#enatalaksanaan pengobatan
1. ulas agnesium injeksi gB)Q dosis ) gram IH perlahan"lahan selama *" 1menit, kemudian disusul dengan suntikan I dosis @ gram. 7ika tidak ada kontraindikasi suntikan I diteruskan dengan dosis ) gr setiap ) jam. #emberian ini dilakukan sampai &)jam setelah konvulsi berakhir atau setelah persalinan, bila tidak ada kontraindikasi(pernapasan,reDek, dan diuresis. 4arus tersedia kalsium glukonas sebagai ntidotum. Kegunaan gB) adalah% engurangi kepekaan syara pusat untuk men+egah konvulsi enambah diuresis, ke+uali bila ada anuria
•
•
enurunkan pernaasan yang +epat
•
&.
#entotal sodium 3osis inisal suntikan IH perlahan"lahan pentotal sodium &,*Q sebanyak ,&"
,'gr.
•
3engan inus se+ara tetes (dripstiap - jam%
•
1 gr pentotalsodium dalam * ++ dektrosa 1 Q
•
\ gr pentotalsodium dalam * ++ dektrosa 1 Q
•
\ gr pentotalsodium dalam * ++ dektrosa * Q
•
\ gr pentotal sodium dalam * ++ dektrosa * Q(selama &) jam Kerja pentotal sodium; menghentikan kejang dengan segara. Bbat ini hanya diberikan di rumah sakit karena +ukup berbahay menghentikan pernapasa(apnea •
'.
Halium (dia?epam
3engan dosis ) gr dalam *++ glukosa 1Q dengan tetesan ' tetes permenit. eterusnya berikan setiap & jam 1mg dalam inus atau suntikan I, sampai tidak ada kejang. Bbat ini +ukup aman. ).
!itik koktil da & ma+am kombinasi obat% !argatil (1mg phenergen(*mgphetidin (1mg
•
#hetidin (1mg6horproma?in(*mg#rome?atin(*mg
•
3ilarutkan dalam glukosa *Q *++ dan diberikan se+ara inuse tetes IH ) jumlah tetesan disesuaikan dengan serangan kejang dan tensi penderita. *.
onogra #ertama kali morfn &mg 6
•
\ jam stelah 1 gB)1* Q )++ 6
•
&jam setelah 1 morfn & mg 6
•
•
*\ jam setelah 1 gB) 1*Q &")++ 6 11\ jam setelah 1 gB) 1*Q 1++ 6
•
19 jam setelah 1 gB) 1*Q 1++ 6 !ama pengobatan 19 jam , +ara ini sekarang sudah jarang dipakai. •
g.
#emberian antibiotika
>ntuk men+egah ineksi diberikan antibiotika dosis tinggi setiap hari #enisilin prokain 1,&"&,) juta satuan.
h.
#enanganan Bbstetrik
etelah pengobatan pendahuluan, dilakukan penilaian tentang status obsterikus penderita% keadaan janin, keadaan serviks dan sebagainya. etelah kejang dapat diatasi, keadaan umum penderita , diren+anakan untuk mengakhiri keh amilan atau memper+epat jalannya persalinan dengan +ara yang aman. Kalau belum inpartu,maka induksi partus dilakukan setelah ) jam bebas kejang dengan atau tanpa amniotomi. •
Kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi vakum atau ekstraksi orsep. 0ila janin mati embriotomi •
0ila serviks masih tertutup dan lan+ip(pada #rimi, kepala janin masih tinggi, atu ada kesan disproporsi sealopelvik atau ada indikasi obstetrik lainnya sebaiknya dilakukan se+tio se+aria(bila janin hidup. nestesi yang dipakai lokal atau umum dikonsultasikan dengan ahli anestesi. •
i.
0ahaya yang masih tetap mengan+am #endarahan post partum
•
Ineksi nias
•
Trauma pertolongan obstetrik.
•
BAB III AS!"A# KEPERA$ATA#
1. A.
Pengka&ian 3ata yang dikaji pada ibu dengan pre eklampsia adalah %
1. 3ata subyekti % &. 3ata Bbyekti % Identitas pasien dan penanggung ja$ab >mur biasanya sering terjadi pada primi gravida , [ & tahun atau W '* tahun Ri$ayat kesehatan ibu sekarang Terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur. Ri$ayat kesehatan ibu sebelumnya #enyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, 3 Ri$ayat kehamilan Ri$ayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta ri$ayat kehamilan dengan pre eklampsia atau eklampsia sebelumnya. Ri$ayat penyakit da hubungan genetik yang telah diteliti. Ri$ayat keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat sampai delapan kali. #ola nutrisi 7enis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan. #siko sosial spiritual =mosi yang tidak stabil dapat menyebabkan ke+emasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya. Inspeksi % edema yang tidak hilang dalam kurun $aktu &) jam #alpasi % untuk mengetahui T8>, letak janin, lokasi edema uskultasi % mendengarkan 377 untuk mengetahui adanya etal distress #erkusi % untuk mengetahui reDeks patella sebagai syarat pemberian ( jika reDeks Pemeriksaan !isik % •
•
•
•
•
•
•
• • • •
"
•
• •
•
•
•
•
•
#emeriksaan tekanan darah, nadi dan pernaasan minimal setiap & sampai ) jam untuk menetapkan nilai dasar dan memantau perubahan ke+il sepanjang masa hamil. uhu setiap ) jam atau kurang bila terjadi peningkatan suhu tubuh Ke+epatan denyut jantung janin setiap & sampai ) jam atau dia$asi terus menerus. =dema dievaluasi pada $ajah, ekstremitas dan sa+rum setiap ) jam; kedalaman ditentukan dengan melakukan penekanan pada area di atas tulang 0erat badan ditentukan setiap hari pada $aktu yang sama ke+uali tirah baring ketat ReDeks tendon dalam dievaluasi setiap ) jam terhadap hiperaktivitas dari tendon bisep, trisep atau a+hiles =dema pulmoner ditentukan setiap ) jam sekali dengan melakukan auskultasi #elepasan plasenta dikaji setiap jam dengan memeriksa perdarahan vagina atau rigiditas uterus.
•
"
0reathing % #ernaasan meliputi sesak naas sehabis aktiftas, batuk dengan atau tanpa sputum, ri$ayat merokok, penggunaan obat bantu pernaasan, bunyi naas tambahan, sianosis.
Pemeriksaan penunjang % •
•
• •
•
• • • •
• •
#rotein urine ditentukan setiap jam bila dipasang kateter (hasil ' menandakan kehilangan * mg protein dalam &) jam 0erat jenis urine ditentukan setiap jam bila dipasang kateter (hasil yang didapat 1,) berhubungan dengan oliguria dan proteinuria 4itung sel darah lengkap (termasuk hitung trombosis #emeriksaan pembekuan (termasuk $aktu perdarahan, #T, #TT, dan fbrinogen =n?im hati (!aktat 3ehidrogenase (!34, spartat aminotranserase (T (2BT, lanin aminotranserase (!T (2#T Kimia darah (0>:, kreatinin, glukosa, asam urat #emeriksaan silang darah 4ematokrit, 4emoglobin, trombosis !aboratorium % protein urine dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga ,' gr5lt atau 1 hingga & pada skala kualitati. >2 % untuk mengetahui keadaan janin :T % untuk mengetahui kesejahteraan janin.
1. B. #o
Analisa Data Data
Masala
Etiologi
3 % •
Klien mengatakan kalau ia merasa nyei pada kepala, kadang"kadang mual dan muntah, kakinya bengkak.
3B %
1.
• • •
&.
3 % •
T3 % 1)59 mm4g >dem pada kedua ekstremitas #erusi jaringan 4b %11 gr Q 6idera pada janin Klien mengatakan sempat minum obat dan jamu peluntur kehamilan tetapi tidak berhasil.
4ipertensi, Hasospasme 8etal distress
3B % • • • • •
T3 % 1)59 mm4g kehamilan '9") mg, 4b % 11 gr Q Reduksi urine (" 2erakan janin [ 1J5jam.
3 % •
'.
Klien mengatakan merasa +emas menjelang persalinan.
3B % • • •
Klien tampak +emas :adi % 9&J5menit RR % &&J5menit
ke+emasan n+aman +idera pada bayi
3 % •
•
Klien mengatakan belum paham betul tentang kehamilannya dan +ara pera$atannya. Klien mengatakan akan kontrol ke dokter dengan ditemani suaminya.
3B % •
).
1. *.
Klien tampak lebih ingin Kurang inormasi mengetahui tentang perkembangan kehamilannya.
Diagnosa Keperawatan
Kurang pengetahuan
1. &. '. ).
#erubahan perusi jaringan b5d 4ipertensi, Hasospasme siklik, =dema serebral. Resiko tinggi +idera pada janin b5d etal distress. Ke+emasan b5d an+aman +edera pada bayi sebelum lahir. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan tindakan b5d kurang inormasi.
:o 3iagnose kepera$atan
1. &.
#erubahan perusi jaringan b.d. 4ipertensi, Hasospasme siklik, =dema serebral. Resiko tinggi +edera pada janin b5d etal distress.
Tujuan
Intervensi
Rasional
11. 2B) adalah obat anti kejang yang bekerja pada sambungan Tidak terjadi mioneural dan vasospasme dan merelaksasi perusi jaringan 1. 1. emantau vasospasme sehingga dengan asupan oral dan menyebabkan ius IH 2B ). peningkatan perusi & &. emantau urin ginjal, mobilisasi +airan k5h% yang kluar. ekstra seluler (edema dan dieresis. &&. Tirah baring - klien akan '. '. emantau mengalami menyebabkan aliran edema yang terlihat. vasodilatasi darah urtero plasenta, ditandai dengan yang sering kali diuresis, penurunan ).).empertahankan menurunkan tekanan tekanan darah, tirah baring total darah dan edema. dengan posisi miring. meningkatkan dieresis. etelah dilakukan 11. onitor 377 sesuai 11. #eningkatan 377 tindakan pera$atan indikasi. sebagai indikasi tidak terjadi etal terjadinya hipoJia, distress pada janin prematur dan solusio &&. Kaji tentang dengan plasenta. pertumbuhan janin. Kriteria hasil %
&&. #enurunan ungsi ''. 7elaskan adanya plasenta mungkin tanda"tanda solutio diakibatkan karena S 377 ( % 1&"1&" plasenta ( nyeri hipertensi sehingga 1& perut, perdarahan, timbul I>2R. rahim tegang, aktiftas janin turun . ''. Ibu dapat mengetahui tanda dan )). Kaji respon janin gejala solutio plasenta pada ibu yang diberi dan tahu akibat hipoJia . bagi janin. **. Kolaborasi )). Reaksi terapi dapat dengan medis dalam menurunkan pernaasan pemeriksaan >2 janin dan ungsi jantung dan :T. serta aktiftas janin.
**. >2 dan :T untuk mengetahui keadaan atau kesejahteraan janin. '.
Ke+emasan b5d nsietas dapat an+aman +edera pada teratasi dengan bayi sebelum lahir. Kriteria hasil% 1" Tampak rileks, dapat istirahat dengan tepat. &" enunjukkan ketrampilan peme+ahan masalah.
11. Kaji tingkat ansietas pasien. #erhatikan tanda depresi dan pengingkaran.
1.1. embantu menentukan jenis intervensi yang diperlukan.
&. &. embuat perasaan &&. 3orong dan terbuka dan bekerja berikan kesempatan sama untuk untuk pasien atau memberikan inormasi orang terdekat yang akan membantu mengajukan mengatasi masalah. pertanyaan dan menyatakan '. '. Keterlibatan masalah. meningkatka perasaan berbagi, manguatkan ''. 3orong orang perasaan berguna, terdekat memberikan berpartisipasi dalam kesempatan untuk asuhan, sesuai mengakui kemampuan indikasi. individu dan memperke+il rasa takut karena ketidaktahuan.
Kurang pengetahuan, kondisi dan tindakan b5d kurang inormasi.
#engetahuan pasien bertambah dengan Kriteria hasil% "#asien mengerti terhadap apa yang disampaikan. "ampu menerapkan inormasi yang didapat. "entaati pengobatan.
K 1. Kaji kesiapan pasien dan hambatan belajar. &. 7elaskan tentang hipertensi dan eeknya pada jantung
•
'. 0erikan pengertian pentingnya kerja sama.
•
). Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian penjelasan mengenai penyakit. 1. eningkatkan minat pasien untuk belajar. & gar pasien mengerti mengenai penyakit.
•
'. gar masalah dapat diatasi dengan baik.
•
). gar inormasi yang disampaikan dapat lebih lengkap dan jelas.
•
1. D. I)ple)entasi keperawatan Implementasi kepera$atan adalah pelaksanaan dari intervensi kepera$atan dimana a$alan kata pada intervensi ditambah dengan kata kerja misalnya jika pada intervensi kepera$atan kaji TTH maka pada implementasi kepera$atan mengkaji TTH. (7udith .C.&/.
1. E.
E'al(asi
=valuasi adalah suatu proses yang berkesinambungan. >ntuk menjadi eekti, evaluasi perlu didasarkan pada +riteria yang dapat diukur yang men+erminkan hasil akhir pera$atan yang diharapkan. Ibu dan janin tidak menderita gejala sisa akibat per eklampsia atau penatalaksanaannya Ibu tidak akan mengalami eklampsia atau komplikasi yang berat 7anin tidak akan mengalami distress 0ayi baru lahir akan dilahirkan dalam kondisi optimal tanpa suatu eek akibat penyakit maternal dan penatalaksanaannya Ibu akan melahirkan dalam kondisi optimal tanpa suatu akibat pada kondisi dan penatalaksanaannya Keluarga akan mampu berkoping se+ara eekti terhadap keadaan ibu yang beresiko tinggi, penatalaksanaan dan hasil akhirnya. 7ika hasil akhir bagi ibu atau bagi janin tidak menguntungkan, keluarga dibantu untuk mengatasi kehilangan dan kesedihan. •
• • •
•
•
BAB IF PE#!T!P
1. A. Kesi)p(lan #reeklampsia adalah penyakit dengan tanda"tanda hipertensi, odema, dan protein urine yang timbul karena kehamilan, penyakit ini umumnya terjadi dalam tri$ulan ke" ' kehamilan. #reeklampsia juga merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi pada masa ante, intra dan post partum. #reeklamsi berakibat atal jika tidak segera ditindak. Ia merusak plasenta sehingga menyebabkan bayi lahir dalam keadaan tidak bernya$a, atau lahir prematur, penyakit ini juga membahayakan ginjal ibu hamil. #ada beberapa kasus, bisa menyebabkan ibu hamil mengalami koma. #re eklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan & minggu atau segera setelah persalinan. #re eklamsi dan eklamsi adalah penyakit pada $anita hamil yang se+ara langsung disebabkan oleh kehamilan. #re eklamsi dan eklamsi hampir se+ara eksklusi merupakan penyakit pada nullipara. 0iasanya terdapat pada $anita usia subur dengan umur ekstrem, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada $anita yang berumur lebih dari '* tahun. #ada multipara biasanya dijumpai pada keadaan"keadaan % kehamilan multietal dan hidrop etalis, penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes mellitus, penyakit ginjal.
B. Saran •
•
3iharapkan kepada mahasis$a dapat mempelajari dan memahami tentang penyakit pre"eklampsia dan pen+egahannya. 3alam bidang kepera$atan, mempelajari suatu penyakit itu penting, dan diharapkan kepada mahasis$a mampu membuat konsep teoritis suatu penyakit tersebut beserta asuhan kepera$atannya.
DA,TAR P!STAKA
3oenges arilynn, dkk. &. Ren+ana suhan Kepera$atan, edisi ' . =26 % 7akarta. #ersis ary 4amilton, (199*. 3asar"dasar Kepera$atan aternitas, =26 % 7akarta. #ri+e, ilvia . &-. #atofsiologi, volume &. 7akarta% 0uku kedokteran =26. Ramli hmad, dkk. &. Kamus Kedokteran. 3jambatan % 7akarta.
A Tinggalkan Komentar
*O!" #osted on )5)5&1' *O!"
1. A.
Defnition 6oughing is the bodyZs $ay o removing oreign material or mu+us rom the lungs and upper air$ay passages or o rea+ting to an irritated air$ay. +ough is only a symptom, not a disease.
1. B. *a(ses Re+ent upper air$ay ine+tions, su+h as the +ommon +old and Du, +an +ause +oughs. Bther +ommon +auses in+lude% •
6= inhibitors (medi+ations used to +ontrol blood pressure
• • • • • • • • •
llergi+ rhinosinusitis (inDammation o the nose or sinuses sthma 6hroni+ obstru+tive pulmonary disease (emphysema or +hroni+ bron+hitis 6igarette smoking =Jposure to se+ondhand smoke 2astroesophageal reDuJ disease (2=R3 !ung disease su+h as bron+hie+tasis , interstitial lung disease, or tumors !ung ine+tions su+h as pneumonia or a+ute bron+hitis inusitis leading to postnasal drip
1. *. Patop/siolog/ +ough is a prote+tive reDeJ in healthy individuals $hi+h is inDuen+ed by psy+hologi+al a+tors. The +ough reDeJ is initiated by stimulation o t$o di]erent +lasses o a]erent nerves, namely the myelinated rapidly adapting re+eptors, and nonmyelinated 6"fbers $ith endings in the lungs. 4o$ever it is not +ertain that the stimulation o nonmyelinated 6"fbers leads to +ough $ith a reDeJ as itZs meant in physiology ($ith its o$n fve +omponents% this stimulation may +ause mast +ells degranulation (through an asso"assoni+ reDeJ and edema $hi+h may $ork as a stimulus or rapidly adapting re+eptors.
1. D.
*lassifcation +ough +an be +lassifed by its duration, +hara+ter, Vuality, and timing. The duration +an be either a+ute (o sudden onset i it is present less than three $eeks, suba+ute i it is present bet$een three and eight $eeks, and+hroni+ $hen lasting longer than eight $eeks. +ough +an be non"produ+tive (dry or produ+tive ($hen sputumis +oughed up. 1. #rodu+tive +oughs produ+tive +ough produ+es phlegm or mu+us (sputum. The mu+us may have drained do$n the ba+k o the throat rom the nose or sinuses or may have +ome up rom the lungs. produ+tive +ough generally should not be suppressed"it +lears mu+us rom the lungs. There are many +auses o a produ+tive +ough, su+h as% •
•
•
•
•
Hiral illnesses. It is normal to have a produ+tive +ough $hen you have a +ommon +old. 6oughing is oten triggered by mu+us that drains do$n the ba+k o the throat. Ine+tions. n ine+tion o the lungs or upper air$ay passages +an +ause a +ough. produ+tive +ough may be a symptom o pneumonia, bron+hitis, sinusitis, or tuber+ulosis . 6hroni+ lung disease. produ+tive +ough +ould be a sign that a disease su+h as +hroni+ obstru+tive pulmonary disease (6B#3 is getting $orse or that you have an ine+tion. toma+h a+id ba+king up into the esophagus. This type o +oughing may be a symptom o gastroesophageal reDuJ disease (2=R3 and may a$aken you rom sleep. :asal dis+harge (postnasal drip draining do$n the ba+k o the throat. This +an +ause a produ+tive +ough or the eeling that you +onstantly need to +lear your throat. =Jperts disagree about $hether a postnasal drip or the viral illness that +aused it is responsible or the +ough.
•
moking or other toba++o use. #rodu+tive +oughs in a person $ho smokes or uses other orms o toba++o is oten a sign o lung damage or irritation o the throat or esophagus.
1. :onprodu+tive +oughs nonprodu+tive +ough is dry and does not produ+e sputum. dry, ha+king +ough may develop to$ard the end o a +old or ater eJposure to an irritant, su+h as dust or smoke. There are many +auses o a nonprodu+tive +ough, su+h as% •
•
• •
• •
•
Hiral illnesses. ter a +ommon +old, a dry +ough may last several $eeks longer than other symptoms and oten gets $orse at night. 0ron+hospasm. nonprodu+tive +ough, parti+ularly at night, may mean spasms in the bron+hial tubes (bron+hospasm +aused by irritation. llergies. 8reVuent snee?ing is also a +ommon symptom o allergi+ rhinitis. edi+ines +alled 6= inhibitors that are used to +ontrol high blood pressure. =Jamples o 6= inhibitors in+lude +aptopril (6apoten, enalapril maleate (Hasote+, and lisinopril (#rinivil, ^estril, or ^estoreti+. =Jposure to dust, umes, and +hemi+als in the $ork environment. sthma. +hroni+ dry +ough may be a sign o mild asthma. Bther symptoms may in+lude $hee?ing, shortness o breath, or a eeling o tightness in the +hest. 8or more inormation, see the topi+ sthma in Teens and dults. 0lo+kage o the air$ay by an inhaled obje+t, su+h as ood or a pill.
1. E. S/)pto) The symptoms are • • • • • • • •
4igh ever $ith sti] mus+les o the body nee?ing :asal +ongestion ore throat Intense, ha+king bouts o +oughing, $hi+h bring up thi+k phlegm Z$hoopZ sound $ith ea+h sharp intake o breath ater +oughing Homiting in inants and young +hildren 8atigue and redness in the a+e rom the e]ort o +oughing
1. ,. I)pact I let untreated, eJ+essive +oughing leads to +ertain e]e+ts. 1. &. '. ).
>rinary in+ontinen+e 3i??iness 4eada+he Rib 8ra+tures
1. . 1.
Soll(tion 3onZt smoke and stay a$ay rom se+ondhand smoke.
&.
'. ). *. -.
I you have seasonal allergies like hay ever, stay indoors during days $hen airborne allergens are high. I possible, keep the $indo$s +losed and use an air +onditioner. void ans that dra$ in air rom outdoors. ho$er and +hange your +lothes ater being outside. I you have allergies year round, +over your pillo$s and mattress $ith dust mite +overs, use an air purifer, and avoid pets and other triggers. 3rink $ater very mu+h Take medi+ine Chen it $orsens, +onsult to a do+tor
1. ". 1.
*oncl(sion +ough +an be +lassifed by its duration, +hara+ter, Vuality, and timing. &. Re+ent upper air$ay ine+tions, su+h as the +ommon +old and Du, +an +ause +oughs. '. The symptoms are high ever $ith sti] mus+les o the body, snee?ing, nasal +ongestion, and sore throat. ). #revention % donZt smoke, drink $ater very mu+h, sho$er and +hange your +lothes ater being outside, and take medi+ine.
A Tinggalkan Komentar
ASKEP P%A*E#TA PREFIA #osted on )5)5&1' BAB I PE#DA"!%!A#
A.
%atar Belakang
#erdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. #erdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan perdarahan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. 0atas teoritis antara kehamilan muda dengan kehamilan tua adalah && minggu mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus . #erdarahan antepartum biasanya berbatas pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan && minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan kurang dari && minggu dengan patologis yang sama. #erdarahan saat kehamilan setelah && minggu biasanya lebih berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan sebelum && minggu . Bleh karena itu perlu penanganan yang +ukup berbeda . #erdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa berbahaya. #ada setiap perdarahan anterpartum pertama"tama harus selalu dipikirkan bah$a hal itu bersumber pada kelainan plasenta. #erdarahan anterpartum yang bersumber dari kelainan plasenta yang se+ara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan solusio plasenta serta perdarahan yang belum jelas sumbernya . #erdarahan
anterpartum terjadi kira"kira ' Q dari semua persalinan yang terbagi atas plasenta previa , solusio plasenta dan perdarahan yang belum jelas penyebabnya. #ada umumnya penderita mengalami perdarahan pada tri$ulan tiga atau setelah usia kehamilan , namun beberapa penderita mengalami perdarahan sedikit"sedikit kemungkinan tidak akan tergesa"gesa datang untuk mendapatkan pertolongan karena disangka sebagai tanda permulaan persalinan biasa. 0aru setelah perdarahan yang berlangsung banyak , mereka datang untuk mendapatkan pertolongan. etiap perdarahan pada kehamilan lebih dari && minggu yang lebih banyak pada permulaan persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai perdarahan anterpartum apapun penyebabnya , penderita harus segera diba$ah ke rumah sakit yang memiliki asilitas untuk transusi darah dan operasi . #erdarahan anterpartum diharapkan penanganan yang adekuat dan +epat dari segi medisnya maupun dari aspek kepera$atannya yang sangat membantu dalam penyelamatan ibu dan janinnya. B.
T(&(an
1.
Tujuan >mum
ampu menerapkan asuhan kepera$atan klien dengan plasenta previa &.
Tujuan Khusus
a. 3apat melakukan pengkajian se+ara langsung pada klien plasenta previa. b. 3apat merumuskan masalah dan membuat diagnosa kepera$atan pada klien plasenta previa. +. 3apat membuat peren+anaan pada klien plasenta previa. d. ampu melaksanakan tindakan kepera$atan dan mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada klien plasenta previa.
BAB II
!:3: T=BRI
A.
Konsep Dasar Pen/akit
1.
3efnisi
#lasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen ba$ah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. enurut #ra$iroharjo, plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae M di depan ; vias M jalan. 7adi yang dimaksud plasenta previa ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. enurut 6unningham, plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian ba$ah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen ba$ah rahim.
&.
=tiologi
#lasenta bertumbuh pada segmen ba$ah uterus tidak selalu jelas dapat diterangkan . bah$asanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa , tidaklah selalu benar . emang dapat dimengerti bah$a apabila aliran darah ke plasenta tidak +ukup seperti pada kehamilan kembar maka plasenta yang letaknya normal sekalipun akan memperluaskan permukaannya sehingga mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir .8rekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih '* tahun kira"kira 1 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari &* tahun . #ada grandemultipara yang berumur lebih dari ' tahun kira"kira ) kali lebih sering dari grandemultipara yang berumur kurang dari &* tahun.
'.
#atofsiologi
#erdarahan anter partum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan & minggu saat sekmen uterus telah terbentuk dan mulai melebar dan menipis. >mumnya terjadi pada trimester ke tiga karena segmen ba$ah uterus lebih banyak mengalami perubahan. #elebaran sekmen ba$ah uterus dan pembukaan servik menyababkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. #erdarahan tak dapat dihindarkankarena adanya ketidakmampuan selaput otot segmen ba$ah uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.
klasifkasi #lasenta #revia % a.
#lasenta #revia totalis % seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta
b.
#lasenta #revia !ateralis % hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta.
+. #lasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium internus servisis tertutup oleh jaringan plasenta. d. #lasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan (ostium internus servisis. e. #lasenta letak rendah, apabila plasenta yang letaknya abnormal pada segmen ba$ah uterus belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir atau plasenta berada '" ) +m diatas pinggir permukaan sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.
).
2ejala Klinis
#erdarahan adalah gejala primer dari pla+enta previa dan terjadi pada mayoritas (/Q"@Q dari $anita"$anita dengan kondisi ini. #erdarahan vagina setelah minggu ke & kehamilan adalah karakteristik dari pla+enta previa. 0iasanya perdarahan tidak menyakitkan, namun ia dapat dihubungkan dengan kontraksi"kontraksi kandungan dan nyeri perut. #erdarahan mungkin men+akup dalam keparahan dari ringan sampai parah. #emeriksaan ultrasound digunakan untuk menegakan diagnosis dari pla+enta previa. =valuasi ultrasound transabdominal (menggunakan probe pada dinding perut atau transvaginal (dengan probe yang dimasukan kedalam vagina namun jauh dari mulut serviks mungkin dilakukan, tergantung pada lokasi dari pla+enta. dakalanya kedua tipe"tipe dari pemeriksaan ultrasound adalah perlu. dalah penting bah$a pemeriksaan ultrasound dilakukan sebelum pemeriksaan fsik dari pelvis pada $anita"$anita dengan pla+enta previa yang di+urigai, karena pemeriksaan fsik pelvi+ mungkin menjurus pada perdarahan yang lebih jauh. 2ejala paling khas dari plasenta previa adalah perdarahan pervaginam (yang keluar melalui vagina tanpa nyeri yang pada umumnya terjadi pada akhir tri$ulan kedua. Ibu dengan plasenta previa pada umumnya asimptomatik (tidak memiliki gejala sampai terjadi perdarahan pervaginam. 0iasanya perdarahan tersebut tidak terlalu banyak dan ber$arna merah segar. #ada umumnya perdarahan pertama terjadi tanpa aktor pen+etus, meskipun latihan fsik dan hubungan seksual dapat menjadi aktor pen+etus. #erdarahan terjadi karena pembesaran dari rahim sehingga menyebabkan robeknya perlekatan dari plasenta dengan dinding r ahim. Koagulapati jarang terjadi pada plasenta previa. 7ika didapatkan ke+urigaan terjadinya plasenta previa pada ibu hamil, maka pemeriksaan Haginal Tous+he (pemeriksaaan dalam vagina oleh dokter tidak boleh dilakukan ke+uali di meja operasi mengingat risiko perdarahan hebat yang mungkin terjadi.
*.
Komplikasi
a. #lasenta abruptio. #emisahan plasenta dari dinding rahim b. #erdarahan sebelum atau selama melahirkan yang dapat menyebabkan histerektomi (operasi pengangkatan rahim. +. #lasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta d. #rematur atau kelahiran bayi sebelum $aktunya ([ '/ minggu e. Ke+a+atan pada bayi -.
#emeriksaan diagnostik
a. #emeriksaan darah % hemoglobin, hematokrit b. #emeriksaan ultra sonograf, dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium +. #emeriksaan inspekkulo se+ara hati"hati dan benar, dapat menentukan sumber perdarahan dari karnalis servisis atau sumber lain (servisitis, polip,keganasan, laserasi5troma /.
#enatalaksanaan
a. #enatalaksanaan edis =pisode pendarahan signif+an yang pertama biasanya terjadi di r umah pasien, dan biasanya tidak berat. #asien harus dira$at dirumah sakit dan tidak dilakukan pemeriksaan vagina, karena akan men+etuskan perdarahan yang sangat berat. 3irumah sakit TTH pasien diperiksa, dinilai jumlah darah yang keluar, dandilakukan +lose mat+h. Kehilangan darah yang banyak memerlukan transusi. 3ilakukan palpasi abdomen untuk menentukan umur kehamilan janin, presentasi,dan posisinya. #emeriksaan >ltrasonograf dilakukan segara setelah masuk, untuk mengkonfrmasi diagnosis #enatalaksanaan selajutnya tergantung pada perdarahan dan umur kehamilan janin. 3alam kasus perdarahan hebat, diperlukan tindakan darurat untuk melahirkan bayi (dan plasenta tanpa memperhitungkan umur kehamilan janin. 7ika perdarahan tidak hebat, pera$atan kehamilan dapat dibenarkan jika umur kehamilan janin kurang dari '- minggu. Karena perdarahan ini +enderung berulang,ibu harus tetap dira$at di R. =pisode perdarahan berat mungkin mengharuskan pengeluaran janin darurat, namum pada kebanyakan kasus kehamilan dapat dilanjutkan hingga '- minggu ; kemudian pilihan melahirkan bergantung padaapakah derajat plasenta previanya minor atau mayor. Canita yag memiliki derajat plasenta previa minor dapat memilih menunggu kelahiran sampai term atau denganinduksi persalinan, asalkan kondisinya sesuai. #lasenta previa
derajat mayor ditangani dengan seksio seksarae pada $aktu yang ditentukan oleh pasien ataudokter, meskipun biasanya dilakukan sebelum tanggal yang disepakati, karena perdarahan berat dapat terjadi setiap saat b.
#enatalaksanaan kepera$atan
ebelum dirujuk anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap ke kiri, tidak melakukan senggama, menghidari peningkatan tekanan rongga perut (misal batuk, mengedan karena sulit buang air besar. #asang inus :a6l fsiologis. 0ila tidak memungkinkan, beri +airal peroral, pantau tekanan darah dan rekuensi nadi pasien se+ara teratur tiap 1* manit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan. #antau pula 077 dan pergerakan janin.0ila terjadi renjatan, segera lakukan resusitasi +airan dan transusi darah bila tidakteratasi, upaya penyelamatan optimal, bila teratasi, perhatikan usia kehamilan.#enanganan di R dilakukan berdasarkan usia kehamilan. 0ila terdapatrenjatan, usia gestasi kurang dari '/ minggu, taksiran 0erat 7anin kurang dari &*g, maka % " 0ila perdarahan sedikit, ra$at sampai sia kehamilan '/ minggu,lalu lakukan mobilisasi bertahap, beri kortikosteroid 1& mg IH5hari selama 'hari. " 0ila perdarahan berulang, lakukan #3B kolaborasi (#emeriksaan3alam 3i atas eja Bperasi, bila ada kontraksi tangani seperti kehamilan preterm. 0ila tidak ada renjatan usia gestaji '/ minggu atau lebih, taksiran berat janin &*g atau lebih lakukan #3B, bila ternyata plasenta previa lakukan persalinan perabdominam, bila bukan usahakan partus pervaginam.
0.
Konsep suhan Kepera$atan
1.
#engkajian
a.
#engumpulan data
1
namnesa
a Identitas klien% 3ata diri klien meliputi % nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medi+alre+ord dll. b Keluhan utama % 2ejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah &@ minggu5trimester III.
"
iat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
" ebab perdarahan; pla+enta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya 0R, terbukanya osteum5 manspulasi intravaginal5re+tal. " edikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau ke+ilnya robekan pembuluh darah dan pla+enta. +
Inspeksi
"
3apat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
"
7ika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
d
#alpasi abdomen
"
7anin sering belum +ukup bulan; T8> masih rendah.
"
ering dijumpai kesalahan letak
" 0agian terba$ah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya kepala masih goyang5Doating &
Ri$ayat Kesehatan
a
Ri$ayat Bbstetri
emberikan imormasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnyaagar pera$at dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilansekarang. Ri$ayat obstetri meliputi% "
2ravida, para abortus, dan anak hidup (2#4
"
0erat badan bayi $aktu lahir dan usia gestasi
" #engalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan "
7enis anetesi dan kesulitan persalinan
"
Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, ineksi, dan perdarahan.
"
Komplikasi pada bayi
"
Ren+ana menyusui bayi
b
Ri$ayat mensturasi
Ri$ayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran persalinan(T#. T# ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (4#4T. >ntuk menentukan T# berdasarkan 4#4t dapat digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan. +
Ri$ayat Kontrasepsi
0eberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, ataukeduanya. Ri$ayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan pertama. #enggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual pada janin. d
Ri$ayat penyakit dan operasi%
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa bereek buruk pada kehamilan. Bleh karena itu, adanya ri$ayat ineksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya harus di dokumentasikan '
#emeriksaan fsik
a
>mum
#emeriksaan fsik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil% (1 Rambut dan kulit "
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
"
triae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
"
!aju pertumbuhan rambut berkurang.Cajah
(& ata % pu+at, anemis (' 4idung () 2igi dan mulut
(* !eher (- 0uah dada 5 payudara "
#eningkatan pigmentasi areola putting susu
"
0ertambahnya ukuran dan noduler
(/ 7antung dan paru "
Holume darah meningkat
"
#eningkatan rekuensi nadi
"
#enurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah pulmonal.
"
Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
"
#eningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan naas.
"
3iaragma meningga.
"
#erubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
(@ bdomen "
enentukan letak janin
"
enentukan tinggi undus uteri
(9 Hagina " #eningkatan vaskularisasi yang menimbulkan $arna kebiruan ( tanda 6hand$i+k "
4ipertropi epithelium
(1 ystem mus+uloskeletal "
#ersendian tulang pinggul yang mengendur
"
2aya berjalan yang +anggung
"
Terjadi pemisahan otot re+tum abdominalis dinamakan dengan diastasis re+tal
b
Khusus
(1 Tinggi undus uteri (& #osisi dan persentasi janin (' #anggul dan janin lahir () 3enyut jantung janin &.
3iagnosa kepera$atan
a. #enurunan +ardia+ out put berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang besar. b. nsietas yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya pengetahuan mengenai eek perdarahan dan menejemennya. +. Resiko tinggi +edera (janin b5d 4ipoksia jaringan 5 organ, profl darah abnormal, kerusakan system imun. '.
:o
Ren+ana kepera$atan
3iagnosa Kepera$atan Tujuan5Kriteria 4asil
Intervensi
etelah dilakukkanya tindakan kepera$atan & &) jam diharapkan penurunan kardiak output tidak terjadi atau 1. Kaji dan +atat teratasi dengan kriteria TTH, T3 serta jumlah hasil % perdarahan.
Rasional
#engkajian yang akurat mengenai status hemodinamik merupakan dasar untuk peren+anaan, intervensi, evaluasi.
o Holume darah intravaskuler dan #enurunan kardiak output dapat kardiak output diperbaiki sampai nadi, &. 0antu pemberian berhubungan tekanan darah, nilai pelayanan kesehatan dengan hemodinamik, serta nilai atau mulai sarankan perdarahan laboratorium terapi +airan IH atau dalam jumlah menunjukkan tanda terapi transusi darah 1 yang besar normal sesuai kebutuhan.
emperbaiki volume vaskuler membutuhkan terapi IH dan intervensi armakologi. Kehilangan volume darah harus diperbaiki untuk men+egah komplikasi seperti ineksi, gangguan janin dan gangguan vital ibu hamil.
& nsietas berhubungan dengan kurangnya
Kehadiran pera$at dan pemahaman se+ara empati merupakan alat terapi yang potensial untuk
etelah dilakukan tindakan kepera$atan selama ' J &) diharapkan ansietas
1. Terapi bersama pasangan dan menyatakan
mempersiapkan pasangan untuk menanggulangi situasi yang tidak diharapkan. 4al yang diberikan pera$at akan memperkuat perasaan. penjelasan dokter dan untuk memberitahu dokter dapat berkurang dengan &. enentukan jika ada penjelasan yang kriteria hasil % tingkat pemahaman penting. pasangan tentang situasi dan 1. #asangan dapat #endidikan pasien yang manajemen yang mengungkapkan diberikan merupakan +ara sudah diren+anakan. harapannya dengan yang eekti men+egah dan pengetahuan kata"kata tentang menurunkan rasa +emas. eek manajemen yang sudah '. 0erikan pasangan #engetahuan akan perdarahan dan diren+anakan, sehingga inormasi tentang mengurangi ketakutan manejemennya dapat mengurangi manajemen yang akan ha"hal yang tidak . ke+emasan pasangan. sudah diren+anakan. diketahui. '. Resiko tinggi Kriteria evaluasi % +edera (janin b5d hipoksia enunjukkan profl jaringan5 darah dengan hitung organ,profl 3#, 4b, dan darah pemeriksaan koagulasi abnormal,kerus 30: normal. akan system imun.
1. Kaji jumlah darah 4emoragi berlebihan dan yang hilang. #antau menetap dapat tanda5gejala syok mengan+am hidup klien atau mengakibatkan ineksi pas+apartum, anemia pas+apartum, KI3, gagal ginjal, atau nekrosis hipofsis yang disebabkan oleh hipoksia jaringan dan malnutrisi. Kehilangan darah berlebihan dengan penurunan 4b meningkatkan risiko klien untuk terkena ineksi. #enurunan perusi ginjal mengakibatkan penurunan haluaran urin.
&. 6atat suhu, hitung 3#, dan bau serta $arna rabas 4eparin dapat digunakan vagina, dapatkan kultur bila dibutuhkan. pada KI3 di kasus kematian janin, atau kematian satu janin pada '. 6atat kehamilan multiple, atau masukan5haluaran untukmemblok siklus urin. 6atat berat jenis pembekuan dengan urin. melindungi a+tor"aktor pembekuan dan ). 0erikan heparin, menurunkan hemoragi
bila diindikasikan
sampai terjadi perbaikan pembedahan ungkin diindikasikan *. 0erikan antibioti+ untuk men+egah atau se+ara parenteral meminimalkan ineksi. ).
#elaksanaan
#elaksanaan kepera$atan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan ren+ana yang telah ditetapkan. elama pelaksanaan kegiatan dapat bersiat mandiri dan kolaborati. elama melaksanakan kegiatan perlu dia$asi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien.
*.
=valuasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan teren+ana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan +ara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. #enilaian dalam kepera$atan merupakan kegiatan dalam melaksanakan ren+ana kegiatan klien se+ara optimal dan mengukur hasil dari proses kepera$atan. #enilaian kepera$atan adalah mengukur keberhasilan dari ren+ana dan pelaksanaan tindakan pera$atan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. =valuasi dapat berupa % masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian. -.
#enkes
#lasenta previa merupakan perdarahan di trimester ketiga dan jika tidak mendapat penanganan yang +epat bisa mendatangkan syok dan kematian. suhan kepera$atan pada ibu hamil dengan komplikasi #lasenta previa dikategorikan pada asuhan kepera$atan pada lingkup emergensi obstetri. aka untuk meminimalkan keterlambatan tahap III yaitu tidak adekuatnya penanganan di asilitas kesehatan diperlukan pera$at yang sudah melalui pendidikan ormal seperti pera$at spesialis kepera$atan maternitas.
BAB III
#=:>T># .
Kesimpulan
#erdarahan yang salah satunya disebabkan oleh plasenta previa, dapat menyebabkan kesakitan atau kematian baik pada ibu maupun pada janinnya. 8aktor resiko yang juga penting dalam terjadinya plasenta previa adalah kehamilan setelah menjalani seksio sebelumnya ,kejadian plasenta previa meningkat 1Q pada kehamilan dengan ri$ayat seksio. Kematian ibu disebabkan karena perdarahan uterus atau karena 3I6 (3isseminated Intravas+ular 6oagulopathy. edangkan morbiditas5 kesakitan ibu dapat disebabkan karena komplikasi tindakan seksio sesarea seperti ineksi saluran ken+ing, pneumonia post operati dan meskipun jarang dapat terjadi embolisasi +airan amnion (4anafah, &). Terhadap janin, plasenta previa meningkatkan insiden kelainan kongenital dan pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi yang dilahirkan memiliki berat yang kurang dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak menderita plasenta previa. Risiko kematian neonatal juga meningkat pada bayi dengan plasenta previa (4anafah, &). 0. 1.
aran 0agi ahasis$a
3iharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasis$a dalam memberikan pelayanan kepera$atan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari"hari. &.
0agi petugas Kesehatan
3iharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kepera$atan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health edu+ation dalam pera$atan luka perineum untuk men+egah ineksi
DA,TAR P!STAKA
ansjoer, rie. &1. Kapita "elekta Kedokteran , edisi ketiga . edia es+ulapius 8K>I .7akarta arilynn =. 3oenges ary 8ran+es oorhouse, &1, #encana Pera$atan %aternal&'ayi, edisi kedua . #enerbit buku kedokteran =26. 7akarta. urah, anoe dkk. 199. Pedoman (iagnosis (an )erapi *bstetri (an Ginekologi. 'agian &"%! obstetri dan ginekologi !K +nhas . >jung #andang. andra . :ettina. &1. Pedoman Praktik Kepera$atan . #enerbit buku kedokteran =26. 7akarta. ar$ono. 199/. lmu Kebidanan . _ayasan bina pustaka ar$ono #ra$irohardjo. 7akarta.
A Tinggalkan Komentar
ABSES RE#A% #osted on )5)5&1' BAB I PE#DA"!%!A# A. %atar Belakang
bses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu ineksi bakteri. 7ika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi ineksi. ebagian sel mati dan han+ur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel"sel yang terineksi. el"sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam mela$an ineksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri,
sel darah putih akan mati. el darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi rongga tersebut. bses ginjal adalah salah satu yang terbatas pada ginjal dan disebabkan baik oleh bakteri dari ineksi bepergian ke ginjal melalui aliran darah atau ineksi saluran kemih bepergian ke ginjal dan kemudian menyebar ke jaringan ginjal. bses ginjal adalah penyakit yang sangat tidak biasa, tetapi umumnya terjadi sebagai akibat dar i masalah umum seperti radang ginjal, penyakit batu dan reDuks vesi+oureteral. Kadang"kadang, abses ginjal dapat berkembang dari sumber ineksi di setiap area tubuh . bses kulit multiple dan penyalah gunaan obat intravena juga dapat menjadi sumber abses ginjal. Ineksi saluran kemih yang rumit terkait dengan batu, kehamilan, kandung kemih neurogenik dan diabetes mellitus juga menempatkan seseorang pada risiko untuk abses ginjal. B. T(&(an
1. Tujuan >mum e+ara umum makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan kepera$atan abses renal . 1. Tujuan Khusus enjelaskan deenisi, etioogi, patofsiologi dari abses renal enjelaskan klasifkasi, maniestasi klinis dan penatalaksanaan dari abses renal enjelaskan asuhan kepera$atan dari abses renal • •
•
BAB II TI#4A!A# TEORITIS A. Defnisi
bses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu ineksi bakteri. 7ika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi ineksi. ebagian sel mati dan han+ur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel"sel yang terineksi. el"sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam mela$an ineksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. el darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi rongga tersebut. bses 2injal yaitu peradangan ginjal akibat ineksi. 3itandai dengan pembentukan sejumlah ber+ak ke+il bernanah atau abses yang lebih besar yang disebabkan oleh ineksi yang menjalar ke jaringan ginjal melalui aliran darah.
#enyakit bses ginjal bisa disebabkan oleh bakteri yang berasal dari suatu ineksi yang terba$a ke ginjal melalui aliran darah atau akibat suatu ineksi saluran kemih yang terba$a ke ginjal dan menyebar ke dalam jaringan ginjal.
B. Etiologi
uatu ineksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa +ara% •
• •
• • •
bakteri masuk ke ba$ah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril bakteri menyebar dari suatu ineksi di bagian tubuh yang lain bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses. #eluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika% terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya ineksi daerah yang terineksi mendapatkan aliran darah yang kurang terdapat gangguan sistem kekebalan.
*. Patofsiologi
bses ginjal hasil dari penyebaran hematogen kortikal bakteri dari okus eJtrarenal utama ineksi. taphylo+o++us aureus adalah agen etiologi dalam 9Q kasus abses kortikal. ebaliknya, abses +orti+omedullary ginjal berkembang sebagai ineksi menaik oleh organisme yang telah diisolasi dari urin. Keterlibatan parenkim ginjal yang parah dalam kombinasi dengan abses +orti+omedullary lebih mungkin untuk memperluas pada kapsul ginjal dan berlubang, sehingga membentuk abses perinephri+. 2injal +orti+omedullary ineksi termasuk proses ineksi ba$ah akut dan kronis ginjal.
D. Mani
• • •
demam, menggigil. nyeri di punggung sebelah ba$ah :yeri tekan
• • •
:yeri perut nyeri ketika berkemih, air kemih mengandung darah (kadang"kadang.
E.Pe)eriksaan diagnostic
rontgen, >2, 6T s+an RI
,. Penatalaksanaan
•
•
• •
>ntuk meringankan nyeri dan memper+epat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan dikeluarkan isinya. ntibiotik bisa diberikan setelah suatu abses mengering dan hal ini dilakukan untuk men+egah kekambuhan. ntibiotik juga diberikan jika abses menyebarkan ineksi ke bagian tubuh lainnya. bses diinsisi, didrainase dan di test kultur #emilihan obat antimi+robial yang tepat berdasarkan hasil test kultur
BAB III AS!"A# KEPERA$ATA#
A. Pengka&ian
a. identitas pasien % • • • • •
:ama jenis kelamin >sia lamat agama, dan lain" lain b. ri$ayat kesehatan
ri$ayat kesehatan sekarang ri$ayat kesehatan dahulu ri$ayat kesehatan keluarga +. pemeriksaan fsik • • •
1. ktivitas5istirahat S 2ejala% kelemahan5malaise S Tanda% kelemahan otot, kehilangan tonus otot &. irkulasi S Tanda% pu+at,edema '. =liminasi S 2ejala% perubahan pola berkemih (oliguri S Tanda% #erubahan $arna urine (kuning pekat, merah ). akanan5+airan S 2ejala% penurunan 00 , anoreksia, mual,muntah S Tanda% penurunan haluaran urine *. #ernaasan S 2ejala% naas pendek S Tanda% Takipnea, dispnea, peningkatan rek$ensi, kedalaman (pernaasan kusmaul -. :yeri5kenyamanan S 2ejala% nyeri pinggang, sakit kepala S Tanda% perilaku berhati"hati5distraksi, gelisah
d. #emeriksaan penunjang #ada laboratorium didapatkan% "!eukosit "=ritrosit ">rinalisis (>rine meningkat " darah 3alam urin
B. Diagnosa Keperawatan /ang )(ngkin )(nc(l
1. :yeri berhubungan dengan proses inDamasi. &. 2angguan rasa nyaman berhubungan dengan proses insisi '. Kurangnya pengetahuan sehubungan dengan kekurangan inormasi tentang penyakitnya, prosedur pera$atan ). 2angguan nutrisi berhubungan dengan intake yang dibatasi.