LAPORAN PENDAHULUAN Pasien Dengan Ruptur Tendon dan Vulnus Laseratum Di Instalasi Gawat Darurat BLUD R dr! Doris Doris "l#anus Palang$a Ra"a
OLEH % NA&A
% AGUTRIATI
NI&
% '()'!*!(+a!(',)
-A-A-AAN E.A HARAP H ARAP PALANG.A RA-A RA-A E.OLAH TINGGI IL&U .EEHATAN PROGRA& TUDI ) .EPERA/ATAN TAHUN A0ARAN '()12'()3
A! )!
.ONEP DAAR De4inisi Tendon adalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Otot
rangka dalam tubuh bertanggung jawab untuk menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan untuk berjalan, melompat, mengangkat, dan bergerak dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, tendon menarik tulang dan menyebabkan terjadinya gerakan. Ruptur adalah robek atau koyaknya jaringan secara paksa. 3 Ruptur tendon adalah robek, pecah atau terputusnya tendon yang diakibatkan karena tarikan yang melebihi kekuatan tendon. '!
Etiologi a! 5!
Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik
yang dapat meningkatkan resiko ruptur 6! edera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola Trauma benda tajam atau tumpul d! 7!
Tanda dan ge8ala a! 5! 6! d! e!
!eperti merasa atau mendengar bunyi "pop# $yeri yang hebat %emar Terdapat kelemahan Ketidakmampuan untuk menggunakan lengan atau kaki yang
terkena 4! g! 9! +!
Ketidakmampuan untuk memindahkan bidang yang terlibat Ketidakmampuan untuk menanggung beban Terdapat de&ormitas
Pato4isiologi
Kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung 'impact( atau tidak langsung'o)erloading(. edera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles 'otot pada kunci paha(,hamstring 'otot paha bagian bawah(,dan otot guadriceps. *leksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak.
1!
Pemeri$saan Penun8ang
Pergerakan otot dan tumit, jika pergerakan tersebut lemah
a!
atau tidak ada maka dicurigai cedera Pemeriksaan dengan sinar-+ 5!
3!
Penatala$sanaan medis
Tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan ke keadaan normal dan memungkinkan pasien untuk melakukan apa yang dapat dilakukan sebelum cedera. Tindakan pembedahan dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus disambungkan kembali dengan teknik penjahitan.Tindakan pembedahan dianggap paling e&ekti& dalam penatalaksanaan tendon yang terputus. Tindakan non pembedahan dengan orthotics atau theraphi &isik.Tindakan tersebut biasanya dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya menolak untuk dilakukan tindakan operasi.
B! )!
&ANA0E&EN .EPERA/ATAN Peng$a8ian a!
Pengkajian &ocus Pada &ase awal cidera, kaki terlihat bengkak dan timbul memar pada area belakang bawah kaki. Pada kondisi yang telah lama dan pembengkakan telah berkurang, kondisi klinik tidak begitu jelas dan hanya menyisakan suatu bekas trauma walaupun dengan melakukan pemeriksaan dapat mendeskripsikan kelainan. *ase kedua tinjau adanya keluhan nyeri tekan. *ase ketiga tinjau ketidakmampuan dan nyeri hebat dalam melakukan planter&leksi kaki.
'!
Diagnosa $eperawatan
. $yeri b.d kon&resi sara&, kerusakan neuromuskuloskeletal . Resiko tinggi trauma b.d ketidak mampuan mengerakkan tungkai bawah dan ketidaktahuan cara mobilisasi yang adekuat. 3. Resiko tinggi in&eksi b.d port de entre luka pasca-bedah. /. 0ambatan mobilitas &isik b.d kerusakan tendon. 1. 2nsietas b.d rencana pembedahan, kondisi &isik, perubahan peran keluarga, kondisi status sosioekonomi. 7!
Inter#ensi $eperawatan N
DIAGNOA
REN*ANA .EPERA/ATAN
TU0UAN : .RITERIA
O
HAIL
$yeri
b.d
injury'biologi, &isik,
•
•
•
• •
INTERVENI
agen
NO*%
NI*%
kimia, !etelah dilakukan tindakan •
psikologis(, keperawatan selama 5/
6akukan
pengkajian
komprehensi&
nyeri
termasuk
secar lokasi
kerusakan jaringan d.d
jam pasien tidak mengalami
karakteristik, durasi, &rekuensi, kualita
!4
nyeri dengan kriteria hasil4 •
dan &actor presipitasi Obser)asi reaksi
•
ketidaknyamanan 7antu pasien dan keluarga
•
mencari dan menemukan dukungan Kontrol lingkungan yang dapa
mengungkapkan • %ampu mengontrol nyeri • %elaporkan bahwa nyeri secara )erbal berkurang dengan O4 posisi untuk menahan nyeri, • tingkah laku berhatihati, gangguan tidur, ter&okus pada
menggunakan manajemen nyeri %ampu mengenali
mempengaruhi
dar untu
seperti
suh
•
ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kaji tipe dan sumber nyeri untu
•
menentukan 2jarkan tentang teknik non&armakologi
nyeri'skala, intensitas, &rekuensi, dan tanda nyeri( diri
nyeri
non)erbal
sendiri.
napas •
• •
dalam,
relaksasi,
distraksi
kompres hangat atau dingin 7erikan analgetik untuk mengurang nyeri Tingkatkan istirahat 7erikan in&ormasi tentang nyeri sepert penyebab nyeri, berapa lama nyeri aka berkurang
dan
antisipas
ketidaknyamanan dari prosedur %onitor )ital sign sebelum dan sesuda pemberian analgesic pertama kali
Resiko trauma
NO*%
internal:
!etelah dilakukan tindakan •!ediakan lingkungan yang aman untuk
NI*%
kelemahan, penglihatan keperawatan selama 5/ pasien menurun, penurunan jam klien tidak mengalami •8denti&ikasi kebutuhan keamanan pasien sensasi
taktil, trauma
dengan
kriteria sesuai dengan kondisi &isik dan &ungsi
kogniti& pasien dan riwayat penyakit koordinasi hasil4 Pasien bebas dari trauma teradahulu pasien • otot, tangan-mata, •%enghindarkan lingkungan yang kurangnya edukasi &isik
penurunan
keamanan,
berbahaya •%emasang side rail tempat tidur •%enyediakan tempat tidur yang nyaman
keterbelakangan mental, Eksternal:
dan bersih •%enempatkan saklar lampu yang mudah
lingkungan.
dijangkau pasien •%embatasi pengunjung •Kontrol lingkungan dari kebisingan 7erikan penjelasan kepada pasien da keluarga
tahu
pengunjung
adany
perubahan status kesehatan dan penyeba 3
Resiko in&eksi
penyakit NI*%
NO*%
*actor-&aktor resiko4
!etelah dilakukan tindakan • Pertahankan teknik aseptik keperawatan selama 5/ • 7atasi pengunjung bila perlu • prosedur in)asi&, uci tangan sebelum dan sesuda • • kerusakan jaringan dan jam pasien tidak mengalami peningkatan paparan in&eksi dengan kriteria hasil4 melakukan tindakan keperawatan :unakan baju, sarung tangan sebaga • lingkungan, • Klien bebas dari tanda dan alat pelindung • malnutrisi, :anti letak 8; peri&er dan dressin • gejala in&eksi • peningkatan %enunjukkan kemampuan paparan lingkungan • • sesuai dengan petunjuk umum untuk mencegah timbulnya • :unakan kateter intermitten untu pathogen, • imunosupresi in&eksi menurunkan in&eksi kandung kemih tidak adekuat • 9umlah leukosit dalam batas • Tingkatkan intake nutrisi • • 7erikan terapi antibiotik pertahanan sekunder normal %enunjukkan perilaku • %onitor tanda gejala in&eksi sistemi • 'penurunan 0b, dan local leucopenia, penekanan hidup sehat !tatus imun, • Pertahankan teknik isolasi 8nspeksi kulit dan membrane mukos • respon in&lamasi( gastrointestinal, • penyakit kronik terhadap kemerahan, panas, drainase. :enitourinaria dalam batas • malnutrisi • %onitoring adanya luka perubahan primer tidak normal • orong masukan cairan adekuat 'kerusakan • orong istirahat 2jarkan pasien dan keluarga tanda da • kulit, trauma jaringan, gangguan peristaltik( •
gejala in&eksi Kaji suhu badan pada pasien neutropeni setiap / jam
/
:angguan &isik
mobilitas
NO*%
berhubungan !etelah dilakukan tindakan
NI*%
dengan4 •
keperawatan selama <5/
gangguan metabolisme jam gangguan mobilitas
•
•
saat latihan •Konsultasikan dengan terapi &isik tentang
keterlambatan hasil4
•
•
sesudah latihan dan lihat respon pasien
&isik teratasi dengan kriteria
sel,
•
%onitoring )ital sign sebelum atau
•
perkembangan Klien meningkat dalam • pengobatan kurang support akti)itas &isik %engerti tujuan dan • lingkungan keterbatasan ketahanan peningkatan mobilitas %em)erbalisasikan • kardio)askuler dalam kehilangan integritas perasaan meningkatkan kekuatan dan struktur tulang kemampuan berpindah %emperagakan penggunaan
rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan •7antu klien untuk menggunakan tongkat dan cegah terhadap cedera •2jarkan pasien atau tenaga kesehatan tentang teknik ambulasi •Kaji kemampuan pasien dalam mobilisas •6atih pasien dalam pememnuhan kebutuhan 26s secara mandiri sesuai kemampuan •ampingi dan bantu pasien saat
alat bantu untuk mobilisasi
mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan 26s ps. •7erikan alat bantu jika klien memerlukan 2jarkan pasien bagaimana meruba posisi 1
2nsietas
b.d
berikan
bantuan
jik
diperlukan NI*%
&actor NO*%
keturunan, situasional,
dan
!etelah dilakukan asuhan
•
stress, perubahan status selama 5/ jam kecemasan•
:unakan pendekatan yang menenangka $yatakan dengan jelas harapan terhada
ancaman klien teratasi dengan criteria perilaku pasien 9elaskan semua prosedur dan apa yan • kematian, perubahan hasil4 dirasakan selama prosedur konsep diri,• Klien mampu Temani pasien untuk memberika • hospitalisasi d.d mengidenti&ikasi dan keamanan dan mengurangi takut kesehatan,
insomnia, kontak mata kurang,
7erikan in&ormasi &actual mengena
cemas diagnosis, tindakan prognosis ;ital sign dalam batas• 6ibatkan keluarga untuk mendamping iritabilitas,• perut, normal
nyeri
penurunan darah,
gejala•
kurang
istirahat, takut,
mengungkapkan
tekanan
denyut
gangguan peningkatan
nadi, tidur, tekanan
klien 8nstruksikan pada pasien untu Postur tubuh, ekspresi• wajah, bahasa tubuh, dan menggunakan teknik relaksasi engarkan dengan penuh perhatian • tingkat akti)itas• 8denti&ikasi tingkat kecemasan menunjukkan berkurangnya• 7antu pasien mengenal situasi yan
darah, nadi, RR.
kecemasan •
menimbulkan kecemasan orong pasien untuk mengungkapka perasaan, ketakutan, persepsi. Kelola pemberian obat anti cemas
+!
Implementasi .eperawatan 8mplementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan '!etiadi, =4 13(. alam melaksanakan tindakan perawatan, selain melaksanakannya secara mandiri, harus adanya kerja sama dengan tim kesehatan lainnya. 8mplementasi merupakan realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menilai data yang baru. 8mplementasi tindakan dibedakan menjadi tiga kategori yaitu4 independent 'mandiri(, interdependent 'bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya4 dokter, bidan, tenaga analis, ahli gi>i, apoteker, ahli kesehatan gigi, &isioterapi dan lainnya( dan dependent 'bekerja sesuai instruksi atau delegasi tugas dari dokter(. Perawat juga harus selalu mengingat prinsip ?! setiap melakukan tindakan, yaitu senyum, salam, sapa, sopan santun, sabar dan syukur. !elain itu, dalam memberikan pelayanan, perawat harus melaksankannnya dengan displin, ino)ati& 'perawat harus berwawasan luas dan harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi(, rasional, integrated 'perawat harus mampu bekerja sama dengan sesama pro&esi, tim kesehatan yang lain, pasien, keluarga pasien berdasarkan a>as kemitraan(, mandiri, perawat harus yakin dan percaya akan kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan berhasil '@aidin, ==34 A/(.
0al-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah inter)ensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan )alidasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal, inter)ensi harus dilakukan dengan cermat dan e&isien pada situasi yang tepat, keamanan &isik dan psikologis dilindungi dan dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan ':a&&ar, ==34 1=(. 1!
E#aluasi .eperawatan Tahap e)aluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan e)aluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan denagn kriteria hasil pada tahap perencanaan.