LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM A. Definisi
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandunga kandungan n kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama ± 6 minggu. Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat – alat alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. . (Mansjoer, 2007)
B. Pathway
- Partus berulang - Partus dengan penyulit - Meneran sebelum pembukaan lengkap - Laserasi dinding vagina bawah - Pengeluaran plasenta secara paksa - Nulipara dengan kelainan bawaan - Asites, tumor di area pelvis - Menopause
Peningkatan tekanan intra abdomen
Hormon estrogen berkurang
Kelemahan ligament endopelvic dan otot-otot dasar panggul
Dinding anterior vagina menurun
Dinding superior superior posterior vagina menurun
Vesika urinaria penuh
Facia dinding posterior vagina menurun
Rektoke
Enterokel
Inkarserata usus halus
Penonjolan dinding anterior vagina keposterior
Prolaps uteri
N eri Akut
Gangguan pola eliminasi BAB
Obstipasi Hemoroid
Persalinan selanjutnya kurang lancar
sistokel
-
BAK sedikit dan sering Stress inkontinen Perasaan kandung kemih tidak kosong
Gangguan eliminasi urine
Urethrokel
Grade I
Grade II
Grade III
Cervik uteri turun sampai introitus vagina
Cervik uteri keluar dari introitus vagina
Seluruh uterus keluar dari vagina/prosidensia
Hipertropi dan Elongatio koli
Terjadi gesekan fisik (celana dengan uteri dan kursi)
Infertility
Histerektomi
Dekubitus
Kerusakan Kerusakan inte ritas ritas kulit kulit
Keratinisasi
Nyeri Akut
Ansietas
Resiko infeksi
C.
Rencana asuhan klien dengan Prolaps Uteri
1. Riwayat keperawatan Yang perlu dikaji adalah riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga, hal-hal yang perlu ditanyakan misalnya riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat persalinan dengan penyulit, adanya tumor, riwayat obstipasi dan menaupause
2. Pemeriksaaan fisik Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh untuk mengetahui adanya gangguan lain atau masalah lain yang berhubungan, fokus pengkajian adalah: a) Abdomen inspeksi: ada atau tidak benjolan, terlihat luka bekas operasi atau tidak palpasi : terdapat tanda-tanda nyeri tekan, adanya masa b) Genetalia Inspeksi: Didapatkan adanya benjolan di daerah selangkangan, apakah ada dekubitus Palpasi : Nyeri bila benjolan tersentuh
D. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis prolaps uteri umumnya dengan mudah dapat ditegakkan. Friedman dan Little (1961) mengajukan pemeriksaan sebagai berikut; Penderita dalam posisi jongkok disuruh mengejan dan ditentukan dengan pemeriksaan dengan jari, apakah portio uteri pada posisi normal, apakah portio dibawah posisi normal, apakah portio sampai introitus vagina, apakah serviks uteri sudah keluar dari vagina (Wiknjosastro H. 2008).
E. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Nyeri Akut Definisi : Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang di gambarkan sebagai kerusakan (internasional association for the study of pain)(Diagnosa Keperawatan, 2015-2017) 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
9)
Batasan karakteristik Bukti nyeri dengan mengunakan standar daftar periksa nyeri Dilatasi pupil Ekspresi wajah nyeri Fokus pada diri sendiri Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktifitas Mengekspresikan perilaku Perubahan pada parameter fisiologis Sikap melindungi area nyeri Sikap tubuh melindungi
Faktor yang berhubungan
1) Agens cedera biologis (mis., infeksi, iskemia, neoplasma) 2) Agens cedera fisik (mis., apses, amputasi, luka bakar, terpotong, mengangkat berat, konsedur bedah, trauma, olaragah berlebihan) 3) Agens cedera kimiawi (mis., luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agen mustard)
2. Diagnosa 2 : Gangguan Pola Eliminasi urin Definisi: Disfungsi pada eliminasi urine Batasan karakteristik 1. 2. 3.
1. Disuria 2. Sering berkemih 3. Anyang-anyangan 4. Inkontinensia 5. Nokturia 6. Retensi 7. Dorongan
Faktor yang berhubungan Obstruksi anatomic Penyebab multiple lnfeksi saluran kemih
3. Diagnosa 3 : Kerusakan Integritas Kulit Definisi: Perubahan / gangguan epidermis dan / atau dermisBatasan Karakteristik Batasan karakteristik 1. 2. 3.
1. 2.
Kerusakan lapisan kulit (dermis) Gangguan permukaan kulit (epidermis) Invasi struktur tubuh
Faktor yang berhubungan Faktor Mekanik Kelembapan
4. Diagnosa 3 : Resiko Infeksi Definisi: Mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik Faktor Resiko
1. Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemanjanan patogen. 4. Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat.
F. Perencanaan No. 1
Diagnosa Nyeri akut
Tujuan & Kriteria Hasil (NOC) NOC
Pain Level, Pain control Comfort level Kriteria Hasil :
1. Mampu mengontrol
2
Gangguan Pola Eliminasi Urin
Intervensi (NIC) Manajemen Nyeri
1. Untuk mengetahui
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif b. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
karakteristik nyeri 2. Megatur lingkungan yang
mempengaruhi respon pasien terhadap
aman dan nyaman
ketidaknyamanan
meningkatkan efek
nyeri 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri 3. Mampu mengenali nyeri 4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
c. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi
NOC Urinary elimination Urinary Contiunence
Urinary Retention Care
Kriteria Hasil : 1. Kandung kemih kosong secara penuh 2. Tidak ada residu urine > 100-200 cc 3. Intake cairan dalam rentang normal
Rasional
d. Motivasi pasien untuk istirahat atau tidur yang
terapeutik klien 3.
adekuat untuk membantu penurunan nyeri e. Kolaborasi pemberian terapi analgetik
Teknik relaksasi terbukti mengurangi skala nyeri
4. Tidur dapat memulihkan regenerasi sel. 5. Efektif menurunkan nyeri skala berat 1.
Menilai pola berkemih dan
a. Lakukan penilaian kemih
output urin dapat
b. Merangsang refleks kandung kemih dengan
meningkatkan fokus
menerapkan dingin untuk p erut, membelai tinggi batin, atau air
penatalaksanaan 2.
c. Sediakan waktu yang cukup untuk pengosongan kandung kemih (10 menit)
Meningkatakan keinginan berkemih
3.
Membantu konsentrasi
4. Tidak ada spasme
d. Pasang Cateter
4.
Mempermudah perkemihan
1.
Pakaian yang longgar mengurangi resiko gesekan Meningkatkankan resiko Kulit yang kotor menyebabkan invasi kuman Meningkatkan kewaspadaan Mempertahankan kelembapan Mobilisasi berhubungan dengan tingkat tekanan Status nutrisi menunjukkan perbaikan jaringan Menjaga kebersihan dan kelembapan
bladder 3.
Kerusakan Integritas kulit
NOC Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes Hemodyalis akses
Pressure Management
a. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar b. Hindari kerutan pada tempat tidur c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
Kriteria Hasil : 1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi) 2. Tidak ada luka/lesi pada kulit 3. Perfusi jaringan baik 4. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
4.
Resiko Infeksi
NOC Immune Status Knowledge : Infection control Risk control
Kriteria Hasil: 1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi 2. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya 3. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi 4. Jumlah leukosit dalam batas normal 5. Menunjukkan perilaku hidup sehat
kering d. Monitor kulit akan adanya kemerahan
2. 3. 4. 5. 6.
e. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan f. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
7. 8.
g. Monitor status nutrisi pasien h. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
NIC
Infection Control (Kontrol infeksi)
1. 2.
a. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain b. Pertahankan teknik isolasi c. Batasi pengunjung bila perlu d. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
3. 4. 5. 6. 7.
meninggalkan pasien e. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
8.
Mengurangi resiko infeksi silang Teknik isolasi menjaga keamanan Pengunjung dapat membawa kuman Pengunjung dapat menularkan infeksi Efektif mengurangi kuman Prosedur tetap mengurangi resiko penularan kuman Menghindarkan perawat menularkan kepada pasien Lingkungan aseptik meningkatkan keamanan
f. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan g. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung h. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
G. Daftar Pustaka
Mansjoer, Arief. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid I. Jakarta : Media NANDA International. (2015). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 . Jakarta: EGC. Prawirohardjo, Sarwono. (2009). Ilmu Bedah. Jakarta : PT. Bina Ustaka Sarwono Prawirohardjo
Banjarmasin, Desember 2017
Preseptor Akademik,
Ners Muda,
(Hj. Ruslinawati, Ns., M. Kep)
(Muhammad Khairul Zed, S.Kep)