BAB I PENDAHULUAN
I. LAT LATAR BEL BELAK AKAN ANG G
Prolapsus uteri merupakan suatu keadaan dimana turunnya uterus melalui hiatus hiatus genitalis genitalis yang disebabkan disebabkan kelemahan kelemahan ligamen-lig ligamen-ligamen amen (penggantung), (penggantung), fasia (sarung) dan otot dasar panggul yang menyokong uterus. Sehingga dinding vagina depan jadi tipis dan disertai penonjolan kedalam lumen vagina. Sistokel yang yang besar besar akan menari menarik k utero vesical vesical junction junction dan ujung ureter kebawah dan keluar vagina, sehingga kadang-kadang dapat menyebabkan penyumbatan dan kerusakan ureter. Normalnya uterus tertahan pada tempatnya oleh ikatan sendi dan otot otot yang yang membent membentuk uk dasar dasar panggul panggul.. aktor aktor penyebab penyebab lain yang yang sering sering adalah melahirkan dan menopause, persalinan lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina bawah b awah pada kala !!, penatalaksanaan pengeluaran plasenta, reparasi otot-otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah. "leh karena itu prolapsus uteri tersebut akan terjadi bertingkat-tingkat (#inkjosastro, (#inkjosastro, $%&%). $% &%). 'enurut penelitian penelitian yang dilakukan dilakukan #" tentang tentang pola formasi keluarga keluarga dan kesehatan, ditemukan kejadian prolapsus uteri lebih tinggi pada wanita $ yang mempunyai anak lebih dari tujuh daripada wanita yang mempunyai satu atau dua anak. anak. Prol Prolaps apsus us uter uterii lebi lebih h berp berpeng engar aruh uh pada pada pere peremp mpuan uan di negar negarane anega gara ra berkembang yang perkawinan dan kelahiran anaknya dimulai pada pad a usia muda dan saat fertilitasnya masih tinggi. Peneliti #" menemukan bahwa laporan kasus prolapsus uteri jumlahnya jauh lebih rendah daripada kasuskasus yang dapat dideteksi dalam pemeriksaan medik (oblinsky ', $%%&). rekuensi prolapsus genitalia di beberapa negara berlainan, seperti dilapor dilaporkan kan di klinik klinik d’Gyne d’Gynecol cologie ogie et Obstet Obstetriq rique ue Geneva Geneva insidensiny insidensinyaa *,+, dan pada periode yang sama di amburg *,, oma /,+. 0ilaporkan di 'esir, !ndia, dan 1epang kejadiannya kejadiannya tinggi, sedangkan pada orang Negro 2merika 2merika dan !ndonesia kurang. rekuensi prolapsus uteri di !ndonesia hanya &,* dan lebih sering sering dijump dijumpai ai pada pada wanita wanita yang yang telah telah melahi melahirka rkan, n, wanita wanita tua dan wanita wanita dengan pekerja berat. 0ari *.3+$ kasus ginekologik di umah Sakit 0r. Pirngadi di 'edan diperoleh /3 kasus prolapsus uteri terbanyak pada grande multipara dalam masa menopause dan pada wanita petani, dari /3 kasus tersebut /4
berumur diatas % tahun. 1arang sekali prolapsus uteri dapat ditemukan pada seorang nullipara (#inkjosastro, $%&%). 5erdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai aktor-aktor 6ang 'empengaruhi 7erjadinya Prolapsus 8teri pada Ny.P usia /% tahun P2% di Poli ebidanan andungan S80 dr.'oewardi tahun $%&.
BAB II TINJAUAN TEORI
I. TINJAUAN TEORI MEDIS PROLAPSUS UTERI 2.
P9N:97!2N Prolapsus uteri adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh karena
kelemahan
otot
atau
fas;ia
yang
dalam
keadaan
normal
menyokongnya. 2tau turunnya uterus melalui dasar panggul atau hiatus genitalis. Prolapsus uteri adalah suatu hernia, dimana uterus turun melalui hiatus genitalis karena kelemahan otot atau fas;ia yang menyokongnya. Prolapsus uteri lebih sering ditemukan pada wanita yang telah melahirkan, wanita tua, dan wanita yang bekerja berat. Pertolongan persalinan yang tidak terampil seperti memimpin meneran pada saat pembukaan rahim belum lengkap, perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan lemahnya jaringan ikat penyangga vagina, seorang ibu dengan multigravida sehingga jaringan ikat di bawah panggul kendor, juga dapat memi;u terjadinya prolaps uteri. Prolaps uteri terjadi karena kelemahan ligamen endopelvik terutama ligamentum
tranversal
dapat
dilihat
pada
nullipara
dimana
terjadi
elangosiokoli disertai prolapsus uteri tanpa sistokel tetapi ada enterokel. Pada keadaan
ini fasia
pelvis kurang baik pertumbuhannya
dan kurang
keregangannya. (#iknjosastro, $%&%) Sistokel adalah turunnya kandung kemih melalui fasia puboservikalis, sehingga dinding vagina depan jadi tipis dan disertai penonjolan kedalam lumen vagina. Pada sistokel yang besar akan menarik utero vesi;al jun;tion dan ujung ureter ke bawah dan keluar vagina, sehingga kadang-kadang dapat menyebabkan penyumbatan dan kerusakan ureter bila tidak dikenal. (#iknjosastro, $%&%) 5.
97!"<":! Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering,partus dengan penyulit merupakan penyebab prolapsus genitalis dan memperburuk porolaps yang sudah ada. aktor-faktor lain adalah tarikan janin pada pembukaan belum lengkap, prasat =rede yang berlebihan untuk mengeluarkan plasenta dsb. 1adi tidaklah mengherankan jika prolapsus genitalis terjadi segera setelah partus atau dalam masa nifas. 2sites dan tumor-tumor di daerah pelvis
mempermudah terjadinya prolapsus genetalis. 5ila prolapsus uteri dijumpai pada nullipara, fa;tor penyebabnya
adalah kelainan
bawaan berupa
kelemahan jaringan penunjang uterus (#iknjosastro, $%&%). aktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopause. Persalinan yang lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina bawah pada kala !!, penataksanaan pengeluaran plasenta, reparasi otot-otot dasar panggul yang tidak baik. Pada 'enopause, hormon esterogen telah berkurang sehingga otot-otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah. =.
P27"!S!"<":! Prolapsus uteri terdapat dalam beberapa tingkat, dari yang paling ringan sampai prolapsus uteri totalis. 7erutama akibat persalinan, khususnya persalinan per vaginam yang susah, dan terdapatnya kelemahan-kelemahan ligamen-ligamen yang tergolong dalam fasia endopelvik, dan otot-otot serta fasia-fasia dasar panggul. 1uga dalam keadaan tekanan intraabdominal yang meningkat dan kronik akan memudahkan penurunan uterus, terutama apabila tonus otot-otot mengurang seperti pada penderita dalam manopause. Serviks uteri terletak diluar vagina, akan tergeser oleh pakaian wanita tersebut, dan lambat laun menimbulkan ulkus, yang dinamakan ulkus dekubitus. 1ika fasia di bagian depan dinding vagina kendor biasanya trauma obstetrik, ia akan terdorong oleh kandung ken;ing sehingga menyebabkan penonjolan dinding depan vagina kebelakang yang dinamakan sistokel. Sistokel yang pada mulanya hanya ringan saja, dapat menjadi besar karena persalinan berikutnya, yang kurang lan;ar, atau yang diselesaikan dalam penurunan dan menyebabkan urethrokel. 8rethrokel harus dibedakan dari divertikulum uretra. Pada divertikulum keadaan uretra dan kandung ken;ing normal, hanya dibelakang uretra ada lubang, yang membuat kantong antara uretra dan vagina. ekendoran fasia dibagian belakang dinding vagina oleh trauma obstetrik atau sebab-sebab lain dapat menyebabkan turunnya rektum kedepan dan menyebabkan dinding belakang vagina menonjol ke lumen vagina yang dinamakan rektokel. 9nterokel adalah hernia dari kavum dauglasi. 0inding vagina atas bagian belakang turun dan menonjol kedepan. antong hernia ini dapat berisi usus atau omentum. (#iknjosastro, $%&%)
0.
72N02 02N :912<2
:ejala dan tanda-tanda sangat berbeda dan bersifat individual. adangkala penderita yang satu dengan prolaps uteri yang ;ukup berat tidak mempunyai keluhan apapun, sebaliknya penderita lain dengan prolaps ringan mempunyai banyak keluhan.
eluhan-keluhan yang hampir selalu dijumpai> &. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di genetalia eksterna. $. asa sakit di pinggul dan pinggang (5a;ka;he). 5iasanya jika penderita berbaring,keluhan menghilang atau menjadi kurang. 3. Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala> a. 'iksi sering dan sedikit-sedikit. 'ula-mula pada siang hari, kemudian lebih berat juga pada malam hari b. Perasaan seperti kandung ken;ing tidak seluruhnya. ;. Stress in;ontinen;e
dapat
dikosongkan
yaitu tidak dapat menahan ken;ing jika
batuk,mengejan. adang-kadang dapat terjadi retensio urine pada sistokel yang besar sekali. . etokel dapat menjadi gangguan pada defekasi> a. "bstipasi karena fe;es berkumpul dalam rongga retrokel. b. 5aru dapat defekasi setelah diadakan tekanan pada retrokel dan vagina. *. Prolapsus uteri dapat menyebabkan gejala sebagai berikut> a. pengeluaran serviks uteri dari vulva menggangu penderita waktu berjalan dan bekerja.:esekan portio uteri oleh ;elana menimbulkan le;et sampai luka dan dekubitus pada portio uteri. b.
9.
<2S!!2S! P"<2PS8S 879! lasifikasi prolaps uteri menurut riedman dan
&. Prolapsus uteri tingkat !, dimana serviks uteri turun sampai introitus vagina? Prolapsus uteri tingkat !!, dimana serviks menonjol keluar dari introitus vagina ? Prolapsus uteri tingkat !!!, seluruh uterus keluar dari vagina? prolapsus ini juga disebut prosidensia uteri. $. Prolapsus uteri tingkat !, serviks masih berada di dalam vagina? Prolapsus uteri tingkat !!!, serviks keluar dari introitus, sedang pada prosidensia uteri uterus seluruhnya keluar dari vagina. 3. Prolapsus uteri tingkat !, serviks men;apai introitus vagina ? Prolapsus uteri tingkat !!, uterus keluar dari introitus kurang dari setengah bagian ? Prolapsus uteri tingkat !!!, uterus keluar dari introitus lebih besar dari setengah bagian. . Prolapsus uteri tingkat !, serviks mendekati prosesus spinosus ? Prolapsus uteri tingkat !!, serviks terdapat antara prosesus spinosus dan introitus vagina ? Prolapsus uteri tingkat !!!, serviks keluar dari introitus. *. lasifikasi ini sama dengan klasifikasi 0, ditambah dengan prolapsus uteri tingkat !@ (prosidensia uteri). 0ianjurkan klasifikasi berikut> 0esesnsus uteri, uterus turun, tetapi serviks masih di dalam vagina. Prolapsus uteri tingkat &, uterus turun dengan serviks uteri turun paling rendah sampai introitus vaginae? Prolapsus uteri tingkat !!, uterus untuk sebagian keluar dari vagina? Prolapsus uteri tingkat !!!, atau posidensia uteri, uterus keluar seluruhnya dari vagina, disertai dengan inversio vagina. (#iknjosastro, $%&%)
.
P9'9!S22N !S! Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan pelvis lengkap, termasuk pemeriksaan rektovaginal untuk menilai tonus sfingter. 2lat yang digunakan adalah spekulum Sims atau spekulum standar tanpa bilah anterior. Penemuan fisik dapat lebih diperjelas dengan meminta pasien meneran atau berdiri dan berjalan sebelum pemeriksaan. asil pemeriksaan fisik pada posisi pasien berdiri dan kandung kemih kosong dibandingkan dengan posisi supinasi dan kandung kemih penuh dapat berbeda &-$ derajat prolaps. Prolaps uteri ringan dapat dideteksi hanya jika pasien meneran pada pemeriksaan bimanual. 9valuasi status estrogen semua pasien. 7anda-tanda menurunnya estrogen>
o
5erkurangnya rugae mukosa vagina
o
Sekresi berkurang
o
ulit perineum tipis
o
Perineum mudah robek
Pemeriksaan fisik juga harus dapat menyingkirkan adanya kondisi serius yang mungkin berhubungan dengan prolaps uteri, seperti infeksi, strangulasi dengan iskemia uteri, obstruksi saluran kemih dengan gagal ginjal, dan perdarahan. 1ika terdapat obstruksi saluran kemih, terdapat nyeri suprapubik atau kandung kemih timpani. 1ika terdapat infeksi, dapat ditemukan discharge serviks purulen.
:.
<25"27"!8' Pemeriksaan ditujukan untuk mengidentifikasi komplikasi yang serius (infeksi, obstruksi saluran kemih, perdarahan, strangulasi), dan tidak diperlukan untuk kasus tanpa komplikasi. 8rinalisis dapat dilakukan untuk mengetahui infeksi saluran kemih. ultur getah serviks diindikasikan untuk kasus yang disertai ulserasi atau discharge purulen. Pap smear atau biopsi mungkin diperlukan bila diduga terdapat keganasan. 1ika terdapat gejala atau tanda obstruksi saluran kemih, pemeriksaan 58N dan kadar kreatinin serum dilakukan untuk menilai fungsi ginjal.
.
0!2:N"S!S eluhan-keluhan penderita dan pemeriksaan ginekologik umumnya dengan mudah dapat menegakkan diagnosis prolapsus genitalis. riedman dan Penderita dalam posisi jongkok disuruh mengejan, dan ditentukan dengan pemeriksaan dengan jari, apakah porsio uteri pada posisi normal, atau porsio sampai introitus vagina, atau apakah serviks uteri sudah keluar dari vagina. Selanjutnya dengan penderita berbaring dengan posisi litotomi, ditentukan pula panjangnya servik uteri. Serviks uteri yang lebih panjang biasanya dinamakan elongsio kolli. Pada sistokel dijumpai di dinding vagina depan benjolan kistik lembek dan tidak nyeri tekan. 5enjolan ini bertambah besar jika penderita mengejan. 1ika dimasukkan kedalam kandung ken;ing kateter logam, kateter itu diarahkan kedalam sistokel, dapat diraba keteter tersebut dekat sekali pada dinding vagina. 8retrokel letaknya lebih kebawah dari sistokel, dekat pada orifisium urethrae eksternum. 'enegakkan diagnosis rektokel mudah, yaitu menonjolnya re;tum ke lumen vagina sepertiga bagian bawah. Penonjolan ini berbentuk lonjong,
memanjang dari proksimal ke distal, kistik dan tidak nyeri. 8ntuk memastikan diagnosis, jari dimasukkan kedalam re;tum, dan selanjutnya dapat diraba dinding rektokel yang menonjol lumen vagina. 9nterokel menonjol ke lumen vagina lebih atas dari rektokel. Pada pemeriksaan re;tal dinding re;tum lurus, ada benjolan ke vagina terdapat diatas re;tum. (#iknjosastro, $%&%) !.
P9N2N:2N2N &. Pengobatan 'edis Pengobatan ;ara ini tidak seberapa memuaskan tetapi ;ukup membantu. =ara ini dilakukan pada prolapsus uteri ringan tanpa keluhan, atau penderita masih ingin mendapatkan anak lagi, ata penderita menolak untuk dioperasi, atau kondisinya tidak mengiAinkan untuk dioperasi. a.
'angkok
ditempatkan
dibawah
serviks
dengan
tali-tali
dihubungkan dengan sabuk pinggang untuk memberi sokongan kepada pessarium. Pessarium dapat dipakai selama beberapa tahun, asal saja penderita diawasi se;ara teratur. Periksa ulang sebaiknya dilakukan $-3 bulan sekali. @agina diperiksa dengan inspekulo untuk menentukan ada
tidaknya perlukaan, pessarium dibersihkan dan disu;ihamakan, dan kemudian dipasang kembali. ontraindikasi terhadap pemasangan pessarium adalah adanya radang pelvis akut atau sub akut, dan karsinoma. Indikasi penggunaan pessarium adalah : &) ehamilan $) 5ila penderita belum siap untuk dilakukan operasi 3) Sebagai terapi tes, menyatakan bahwa operasi harus dilakukan ) Penderita menolak untuk dioperasi, lebih suka terapi konservatif *) 8ntuk menghilangkan simpton yang ada, sambil menunggu waktu operasi dapat dilakukan. 1enis-jenis Pessarium> &. Pessarium =in;in $. Pessarium aret 3. Pessarium Napier Cara pemasangan pessarium Pessarium diberi Aat peli;an dan dimasukkan miring sedikit ke dalam vagina. Setelah bagian atas masuk ke dalam vagina, bagian tersubut ditempatkan ked lam forniks vaginae posterior. Prinsip pemakaian pessarium adalah bahwa alat tersebut mengadakan tekanan pada dinding vagina bagian atas, sehingga bagain dari vagina tersebut beserta $.
uterus tidak dapat turun dan melewati vagina bagian bawah. Pengobatan "peratif Prolapsus uteri biasanya disertai prolapsus vagina. 'aka, jika dilakukan pembedahan untuk prolapsus uteri, prolapsus vagina perlu ditangani pula. 2da kemungkinan terdapat prolapsus vagina yang membutuhkan pembedahan, padahal tidak ada prolapsus uteri, atau prolapsus uteri yang ada belum perlu dioperasi. !ndikasi untuk melakukan operasi pada prolapsus vagina ialah adanya keluhan. 0ibawah ini dibi;arakan terapi pembedahan pada jenis-jenis prolapsus vagina > Sistokel "perasi yang laAim dilakukan adalah kolporafia anterior. Setelah diadakan sayatan dan dinding vagina depan dilepaskan dari kandung ken;ing dan uretra, kandung ken;ing didorong keatas, dan fasia puboservikalis sebelah kiri dan sebelah kanan dijahit di garis tengah. Sesudah dinding vagina berlebihan dibuang, dinding vagina yang terbuka ditutup kembali kembali. olporafia anterior dilakukan pula pada urethrokel. adang-kadang operasi ini tidak men;ukupi pada sistokel dengan stress in;ontinen;e yang berat, dalam hal ini perlu dilakukan tindakan-tindakan khusus.
Prolapsus teri Seperti telah diterangkan, indikasi untuk melakukan operasi pada prolapsus uteri tergasntung pada beberapa fa;tor, seperti umur penderita, keinginannya untuk masih mendapat anak atau untuk
1.
mempertahankan uterus, tingkat prolapsus dan adanya keluhan. (#inkjosastro, $%&%) "'P !" eratinisasi mukosa vagina dan porsio uteri Prosidensia uteri disertai degan keluarnya dinding vagina (inversio)? karena itu mukosa vagina dan serivks uteri menjadi tebal serta brkerut, dan berwarna keputih-putihan. #" 0ekubitus 1ika serviks uteri terus keluar dari vagina, ujungnya bergeser dengan paha dan pakaian dalam, hal itu dapat menyebabkan luka dan radang, dan lambat laun timbul ulkus dekubitus. 0alam keadaan demikian, perlu dipikirkan kemungkinan karsinoma, lebih-lebih pada penderita berusia lanjut. Pemeriksaan sitologiBbiopsi perlu dilakukan untuk mendapat kepastian akan adanya karsinoma. $" ipertrofi serviks dan elangasio kolli 1ika serviks uteri turun dalam vagina sedangkan jaringan penahan dan penyokong uterus masih kuat, maka karena tarikan ke bawah di bagian uterus yang turun serta pembendungan pembuluh darah C serviks uteri mengalami hipertrofi dan menjadi panjang dengan periksa lihat dan periksa raba. Pada elangasio kolli serviks uteri pada periksa raba lebih panjang dari biasa. %" :angguan miksi dan stress incontinence Pada sistokel berat- miksi kadang-kadang terhalang, sehingga kandung ken;ing tidak dapat dikosongkan sepenuhnya. 7urunnya uterus bisa juga menyempitkan ureter, sehingga bisa menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis. 2danya sistokel dapat pula mengubah bentuk sudut antara kandung ken;ing dan uretra yang dapat menimbulkan stress incontinence" &" !nfeksi jalan ken;ing 2danya retensi air ken;ing mudah menimbulkan infeksi. Sistitis yang terjadi dapat meluas ke atas dan dapat menyebabkan pielitis dan pielonefritis. 2khirnya, hal itu dapat menyebabkan gagal ginjal. '" emandulan arena serviks uteri turun sampai dekat pada introitus vaginae atau sama sekali keluar dari vagina, tidak mudah terjadi kehamilan. (" esulitan pada waktu partus
1ika wanita dengan prolapsus uteri hamil, maka pada waktu persalinan dapat timbul kesulitan di kala pembukaan, sehingga kemajuan persalinan terhalang. )" emoroid eses yang terkumpul dalam rektokel memudahkan adanya obstipasi dan timbul hemoroid. *" !nkarserasi usus halus 8sus halus yang masuk ke dalam enterokel dapat terjepit dengan kemungkinan tidak dapat direposisi lagi. 0alam hal ini perlu dilakukan laparotomi untuk membebaskan usus yang terjepit itu. .
P9N=9:22N Pemendekan waktu persalinan, terutama kala pengeluaran dan kalau perlu dilakukan elektif (umpama ekstraksi for;eps dengan kepala sudah didasar panggul), membuat episiotomy, memperbaiki dan mereparasi luka atau kerusakan jalan lahir dengan baik, memimpin persalinan dengan baik agar dihindarkan penderita meneran sebelum pembukaan lengkap betul, menghindari paksaan dalam pengeluaran plasenta (perasat =rade), mengawasi involusi uterus pas;a persalinan tetap baik dan ;epat, serta men;egah atau mengobati hal-hal yang dapat meningkatkan tekanan intraabdominal seperti batuk-batuk ysng kronik. 'enghidari benda-benda yang berat. 0an juga menganjurkan agar penderita jangan terlalu banyak punya anak atau sering melahirkan. (#iknjosastro, $%&%)
II. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA PROLAPSUS UTERI !. P9N:21!2N 0272 a. 0ata Subyektif &. 5iodata
Nama
> Nama klien dan suami ditanyakan untuk mengenal dan memanggil penderita dan agar tidak keliru dengan penderita lain (5obak, $%%*)
8mur
> tonus otot-otot mengurang seperti pada penderita dalam manopause (#inkjosastro, $%&%)
2gama
> 0itanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh terhadap kebiasaan kesehatan klien. 0engan mengetahui kebiasaan
klien,
maka
akan
memudahkan
bidan
melakukan pendekatan didalam melaksanakan asuhan kebidanan. 2gama ini ditanyakn berhubungan dengan perawatan penderita. (5obak, $%%*) Pendidikan >
0ikaji
pengetahuan
untuk sesuai
menyesuaikan dengan
dalam
tingkat
memberi
pendidikannya.
7ingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan seseorang. (5obak, $%%*) Pekerjaan
> 0ikaji untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan so;ial ekonomi penderita agar nasehat yang diberikan sesuai. (5obak, $%%*)
2lamat
> 0ikaji untuk maksud mempermudah hubungan bila dalam keadaan mendesak. 0engan diketahui alamat tersebut, bidan mengetahui tempat tinggal pasien dan linkungannya. (5obak, $%%*)
$. eluhan 8tama eluhan-keluhan yang hampir selalu dijumpai> Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di genetalia eksterna, rasa sakit di pinggul dan pinggang (5a;ka;he). 5iasanya jika penderita berbaring,keluhan menghilang atau menjadi kurang. (#injosastro, $%&%) 3. iwayat esehatan Sekarang 0itanyakan untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit ken;ing manis (gejala> sering minum, sering makan, sering ken;ing), tekanan darah tinggi, menular seksual seperti !@-2!0S (55 turun drastis,
diare lebih dari & bulan, nafsu makan berkurang, tidak enak badan ), :" (pengeluaran ;airan dari alat kelamin berwarna hijau, berbau), syifilis (ada borok sebesar uang logam jika ditekan mengeluarkan ;airan), sering berganti-ganti pasangan, endometritis (keluar ;airan dari alat kelamin berwarna kuning kehijauan). (Sudibyo, $%%D>4%) . iwayat esehatan yang lalu 0itanyakan untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit ken;ing manis (gejala> sering minum, sering makan, sering ken;ing), tekanan darah tinggi ( menular seksual seperti !@-2!0S (55 turun drastis, diare lebih dari & bulan, nafsu makan berkurang, tidak enak badan ), :" (pengeluaran ;airan dari alat kelamin berwarna hijau, berbau), syifilis (ada borok sebesar uang logam jika ditekan mengeluarkan ;airan), sering berganti-ganti pasangan, endometritis (keluar ;airan dari alat kelamin berwarna kuning kehijauan). (2ndrijono, $%%+>&34) *. iwayat kebidanan &) aid 2wal menstruasi (menar;he) pada usia && tahun atau lebih muda. Siklus haid tidak teratur, nyeri haid luar biasa, nyeri panggul setelah haid atau senggama (#iknjosastro, $%&%). $) iwayat kehamilan aktor resiko yang menyebabkan prolaps uteri jumlah kelahiran spontan yang banyak, berat badan berlebih, riwayat operasi pada area tersebut, batuk dalam jangka waktu lama saat hamil. 3) iwayat persalinan Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan penyulit merupakan penyebab prolapsus genitalis dan memperburuk prolaps yang sudah ada. aktor-faktor lain adalah tarikan janin pada pembukaan belum lengkap. 5ila prolapsus uteri dijumpai pada nulipara, faktor penyebabnya adalah kelainan bawaan
berupa
kelemahan
jaringan
penunjang
uterus
(#iknjosastro, $%%+). Pada menopouse, hormon estrogen telah berkurang sehingga otot-otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah (#iknjosastro, $%&%). /.
Pola kebiasaan sehari-hari &) 9liminasi Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala>
a) 'iksi sering dan sedikit-sedikit. 'ula-mula pada siang hari, kemudian lebih berat pada malam hari b) Perasaan seperti kandung ken;ing tidak dapat dikosongkan seluruhnya ;) Stress in;ontinen;e yaitu tidak dapat menahan ken;ing jika batuk dan mengejan. adang-kadang dapat terjadi retensio urine pada sistokel yang besar sekali ektokel dapat menjadi gangguan pada defekasi a) "bstipasi karena feses berkumpul dalam rongga rektokel b) 5aru dapat defekasi setelah diadakan tekanan pada rektokel vagina $) 2ktivitas dan istirahat Pengeluaran serviks uteri dari vulva mengganggu penderita saat berjalan dan beraktivitas. :esekan portio uteri oleh ;elana dapat menimbulkan le;et hingga dekubitus pada porsio. 3) Pola Nutrisi ekenduran atau kelemahan otot ini juga dapat dipengaruhi oleh pola makan dan kesehatan yang agak rendah dibandingkan dengan mereka yang sehat dan makanannya seimbang dan ter;ukupi dari segi semua Aat seperti protein dan vitamin. (anifa, $%&%) b. 0ata "byektif &. Pemeriksaan 8mum eadaan 8mum > 5aik, sedang, lemah • esadaran > =omposmentis, 2patis, Samnolen • 7ekanan 0arah > E &3%B4% mmg • $. Pemeriksaan isik a. 'uka 7ampak pu;at pertanda adanya anemia, keluar keringat dingin bila terjadi syok. 5ila perdarahan konjungtiva tampak anemis. Pada klien yang disertai rasa nyeri klien tampak meringis. ('anuaba, &44D > &%). b. 'ulut 'ukosa bibir dan mulut tampak pu;at, bau kelon pada mulut jika terjadi sho;k hipovolemik hebat. ;. 0ada dan payudara :erakan nafas ;epat karena adanya usaha untuk memenuhi kebutuhan "$ akibat kadar "$ dalam darah yang tinggi, keadaan jantung tidak abnormal. d. 2bdomen 2danya benjolan pada perut bagian bawah (Sastrawinata, &4D& > &*D).
7eraba adanya massa pada perut bagian bawah konsisten kerasBkenyal, tidak teratur, gerakan, tidak sakit, tetapi kadangkadang ditemui nyeri (Sastrawinata, &4D& > &/%). Pada pemeriksaan bimanual akan teraba benjolan pada perut, bagian bawah, terletak di garis tengah maupun agak kesamping dan sering kali teraba benjolan-benjolan dan kadang-kadang terasa sakit (#iknjosastro, $%&% > 3). Pada pemeriksaan Sondage didapatkan ;avum uteri besar dan rata (Sastrawinata, &4D& > &/&). e. :enetalia Pada kasus ringan, bagian uterus turun ke pun;ak vagina dan pada kasus yang sangat berat dapat terjadi protrusi melalui orifisium f.
vagina dan berada di luar vagina. 2nus 2kan timbul haemoroid, luka dan vari;es pe;ah karena keadaan
obstipasi akibat penekanan mioma pada re;tum. g. 9kstremitas "edem pada tungkai bawah oleh karena adanya tekanan pada vena ;ava inferior (Sastrawinata, &4D& > &*4). !!.
2SS9S'9N7 0F > Ny...8mur...P..2..dengan .G 0iagnosa 0an 'asalah Potensial > =emas, Nyeri perut akibat penurunan
uterus, Potensial ulkus dekubitus ebutuhan Segera > olaborasi dengan dokter Sp.": !!!. P9<2S2N22N &. 1elaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga $. 1elaskan pada ibu jenis prolapsus uteri yang dialami ibu 3. 1elaskan pada ibu beberapa tindakan yang mungkin akan dilakukan di .
umah Sakit 1elaskan pada ibu bahwa dukungan keluarga sangat penting dalam
*. /.
proses penyembuhan ibu olaborasi dengan dokter dalam penanganan selanjutnya 'emberikan !9 tentang nutrisi dan personal hygiene
'engetahui,
0osen Pembimbing
'ahasiswa
'asini, S.p. Ns.
ina Pratiwi
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 5erdasarkan Pengkajian pada kasus Ny.P umur /% tahun, dengan prolapsus
uteri grade !@ dan systokel dapat disimpulkan bahwa> Semua pengkajian telah dilakukan sesuai dengan teori meskipun ada beberapa hal yang kurang sesuai tetapi hal tersebut tidak menyebabkan dampak yang buruk bagi pasien. 0iagnosa kebidanan telah dapat ditegakkan berdasarkan dari data subyektif dan data obyektif yang didapatkan melalui pengkajian terhadap Ny.P. 0iagnosa potensial yang mun;ul pada kasus Ny.P ialah terjadinya keratinisasi mukosa vagina dan porsio uteri, dekubitus, gangguan miksi dan stress incontinence dan infeksi jalan ken;ing, oleh karena itu pada antisipasi tindakan segera, kolaborasi dan konsultasi dipilih kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk penanganan selanjutnya.. en;ana tindakan telah disusun sesuai dengan kebutuhan pasien, kemudian implementasi dilakukan sesuai dengan ren;ana tindakan yang telah disusun. B. Saran &. Sebagai institusisebaiknya menyediakan buku-buku yang lebih banyak
tentang prolapsus uteri. $. Para mahasiswa hendaknya dapat menjalin hubungan dengan petugas kesehatan, pasien sehingga terjalin keper;ayaan dalam melakukan tindakan. 3. Sebagai pasien, hendaknya lebih terbuka lagi dalam memberikan informasi dan mengungkapkan keluhan yang dirasakan.
0272 P8S722 1uniAaf. 9d.$%%. +uku ,jar roginekologi. 1akarta> Subbagian 8roginekologiekonstruksi 5agian "bstetri dan :inekologi8!BS8PN-='
'anuaba !.$%%. -asar.-asar /eknik Operasi Ginekologi" Operasi Prolaps teri. 1akarta> 9:=.
'armi. $%&&. ,suhan 0ebidanan Patologis" 6ogyakarta> Pustaka Pelajar.
S, Saifuddin 25. 9d. $%%+. Ilmu 0andungan. 1akarta> 6ayasan 5ina Pustaka Sarwono Prawirohardjo #iknjosastro, anifa, dkk. $%&%. Ilmu 0andungan" 1akarta> 6ayasan 5ina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 'ailhot 7. 8terine prolapse (online) $ 'ei $%%/ (0iunduh tanggal 4 November $%&). 7ersedia di 8<> http>BBwww.emedi;ine.;om http>BBwww.s;ribd.;omBdo;B$4$$4DD&BProlaps-8teri (diunduh tanggal 4 November $%& pukul $%.&* #!5) http>BBwww.s;ribd.;omBdo;B*&*$$D&/BP"<2PS-879! November $%& pukul $%.* #!5)
(diunduh
tanggal
4