PROLAPSUS UTERI
BAB I TINJAUAN TEORI A.
PENGERTIAN
Prolapsus uteri adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh karena kelemahan otot atau fascia fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya. menyokongnya. Atau Atau turunnya uterus uterus melalui melalui dasar panggul atau genitalis (Wiknjosastro, (Wiknjosastro, 2007. Prolapsus uteri adalah suatu hernia, dimana uterus turun melalui hiatus genitalis. Prolapsus uteri lebih sering ditemukan pada !anita yang telah melahirkan, !anita tua dan !anita yang bekerja berat. Pertolongan persalinan yang tidak terampil seperti memimpin meneran pada saat pembukaan rahim belum lengkap, perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan lemahnya jaringan ikat di ba!ah panggul kendor, juga dapat memicu terjadinya prolapsus uteri. Prolapsus uteri adalah suatu keadaan yang terjadi akibat otot penyangga uterus menjadi kendor sehingga uterus akan turun atau bergeser ke ba!ah dan dapat menonjol keluar dari "agina. Pada kasus ringan, bagian uterus turun ke puncak "agina dan pada kasus yang sangat berat dapat terjadi protrusi melalui orifisium orifisium "agina dan berada di luar "agina. (#armi, 20$$ B.
ETIOLOGI
%eberapa hal yang dapat memicu terjadinya prolapsus uteri antara lain& $. Partus Partus yang yang berulang berulang kali dan terjadi terjadi terlampau terlampau sering, sering, partus partus dengan penyulit penyulit merupaka merupakan n penyebab prolapsus genitalis dan memperburuk prolaps yang sudah ada. 'aktorfaktor lain adalah adalah tarika tarikan n janin janin pada pada pembuk pembukaan aan belum belum lengka lengkap. p. %ila %ila prolap prolapsus sus uteri uteri dijump dijumpai ai pada pada nulipara, faktor penyebabnya adalah kelainan ba!aan berupa kelemahan jaringan penunjang uterus (Wiknjosastro, 2007. 2. 'aktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopouse. Persalinan yang lama dan suli sulit, t, mene meneran ran sebe sebelu lum m pemb pembuk ukaa aan n leng lengkap kap,, lase lasera rasi si dind dindin ing g "agi "agina na ba!a ba!ah h pad pad kala kala )), )), penatalaksanaan pengeluaran plasenta, reparasi otototot dasar panggul yang tidak baik. Pada menopouse, hormon estrogen telah berkurang sehingga otototot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah (Wiknjosastro, 2007. C.
PATOFISIOLOGI
Prolapsus uteri terdapat dalam beberapa tingkat, dari yang paling ringan sampai prolapsus uteri totalis. *erutam *erutamaa akibat persalinan, persalinan, khususnya khususnya persalinan persalinan per"aginam per"aginam yang susah susah dan
terdapatnya kelemahankelemahan ligamen yang tergolong dalam fasia endopel"ik dan otototot, serta fasiafasia dasar panggul. +uga dalam keadaan tekanan intraabdominal yang meningkat dan kronik akan meningkatkan dan memudahkan penurunan uterus, terutama apabila tonustonus mengurang seperti pada penderita dalam menopouse (Wiknjosastro, 2007. er"iks uteri terletak di luar "agina akan bergeser oleh pakaian !anita tersebut, dan lambat laun menimbulkan ulkusyang dinamakan ulkus dekubitus. +ika fasia di bagian depan dinding "agina kendor biasanya trauma obstetrik, ia akan terdorong oleh kandung kencing sehingga menyebabkan penonjolan dinding depan ke belakang yang disebabkan sistoke. istokel yang pada mulanya hanya ringan saja, dapat menjadi besar karena persalinan berikutnya yang kurang lancar atau yang diselesaikan dalam penurunan dan meyebabkan urethrokel. -rethrokel harus dibedakan dari di"ertikulum urethra. Pada di"ertikulum keadaan urethra dan kandung kencing normal, hanya di belakang urethra ada lubang, yang membuat kantong antara urethra dan "agina (Wiknjosastro, 2007. ekendoran fasia di bagian belakang dinding "agina oleh trauma obstetrik atau sebabsebab lain dapat menyebabkan turunnya rektum ke depan dan menyebabkan dinding ke belakang "agina menonjol ke lumen "agina yang dinamakan rektokel (Wiknjosastro, 2007.
D.
KLASIFIKASI
#enurut beratnya, prolapsus dibagi menjadi & $. Prolapsus tingkat ) & prolapsus uteri dimana ser"iks uteri turun sampai introitus "agina 2. Prolapsus tingkat )) & prolapsus uteri dimana ser"iks menonjol keluar dari introitus "agina /. Prolapsus tingkat ))) & prolapsus totalis (prosidensia uteri, dimana seluruh uterus keluar dari "agina. (#armi, 20$$ E.
TANDA DAN GEJALA
ejala dan tandatanda sangat berbeda dan bersifat indi"idual. adangkala penderita yang satu dengan prolaps uteri yang cukup berat tidak mempunyai keluhan apapun, sebaliknya penderita lain dengan prolaps ringan mempunyai banyak keluhan. eluhankeluhan yang hampir sering dijumpai menurut Wiknjosastro, 2007& $. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol 2. 1asa sakit di pinggul dan pinggang, biasanya jika penderita berbaring, keluhan menghilang dan menjadi kurang /. istokel dapat menyebabkan gejalagejala& a. #iksi sering dan sedikitsedikit. #ulamula pada siang hari, kemudian lebih berat pada malam hari b. Perasaan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan seluruhnya
c.
tress incontinence yaitu tidak dapat menahan kencing jika batuk dan mengejan. adang
. a b 4. a.
kadang dapat terjadi retensio urine pada sistokel yang besar sekali 1ektokel dapat menjadi gangguan pada defekasi 3bstipasi karena feses berkumpul dalam rongga retrokel %aru dapat defekasi setelah diadakan tekanan pada retrokel "agina Prolapsus uteri dapat menyebabkan gejala sebagai berikut& Pengeluaran ser"iks uteri dari "ul"a mengganggu penderita saat berjalan dan berakti"itas.
esekan portio uteri oleh celana dapat menimbulkan lecet hingga dekubitus pada porsio. b. 5ekores karena kongesti pembuluh darah di daerah ser"iks dan karena infeksi serta luka pada portio. 6. ntrokel dapat menyebabkan perasaan berat di rongga panggul dan rasa penuh di "agina F.
DIAGNOSIS
eluhankeluhan penderita dan pemeriksaan ginekologik umumnya dengan mudah dapat menegakkan diagnosis prolapsus genitalis. 'riedman dan 5ittle menganjurkan cara pemeriksaan sebagai berikut& Penderita dalam posisi jongkok disuruh mengejan dan ditentukan dengan pemeriksaan dengan jari, apakah portio sampai introitus "agina atau apakah ser"iks uteri sudh keluar dari "agina. elanjutnya dengan penderita berbaring denga posisi litotomi, ditentukan pula panjangnya ser"iks uteri. er"iks uteri yang lebih panjang biasanya dinamakan elongsio kolli (Wikjosastro, 2007. Pada sistokel dijumpai di dinding "agina dengan benjolan kistik lembek dan tidak nyeri tekan. %enjolan ini bertambah besar jika penderita mengejan. +ika dimasukkan ke dalam kandung kencing kateter logam, kateter itu diarahkan ke dalam sistokel, dapat diraba kateter tersebut dekat sekali pada dinding "agina. -rethrokel letaknya lebih ke ba!ah dari sistokel, dekat dengan orifisium uretra eksternum (Wiknjosastro, 2007. #enegakkan diagnosis rektokel mudah, yaitu menonjolnya rektum ke lumen "agina sepertiga bagian ba!ah. Penonjolan ini berbentuk lonjong, memanjang dari proksimal ke distol, kistik dan tidak nyeri. -ntuk memastikan diagnosis, jari dimasukkan rektum, selanjutnya dapat diraba dinding rektokel yang menonjol lumen "agina. ntrokel menonjol ke lumen "agina lebih atas dari rektokel. Pada pemeriksaan rektal, dinding rektum lurus, ada benjolan ke "agina terdapat di atas rektum (Wikjosastro, 2007. G.
KOMPLIKASI
#enurut Wiknjosastro (2007, komplikasi yang dapat menyertai prolapsus uteri adalah & $. eratinisasi mukosa "agina dan porsio uteri. Prosidensia uteri disertai dengan keluarnya dinding "agina (in"ersio, karena itu mukosa "agina dan ser"iks uteri menjadi tebal serta berkerut dan ber!arna keputihputihan. 2. 8ekubitus
+ika ser"iks uteri terus keluar dari "agina, ujungnya bergeser dengan paha dan pakaian dalam, hal ini dapat menyebabkan luka dan radang dan lambat laun timbul ulkus dekubitus. 8alam keadaan demikian, perlu dipikirkan kemungkinan karsinoma, lebihlebih pada penderita usia lanjut. Pemeriksaan sitologi9biopsi perlu dilakukan untuk mendapatkan kepastian akan adanya karsinoma. /. :ipertofi ser"iks dan langasio olli +ika ser"iks uteri turun dalam "agina, sedangkan jaringan penahan dan penyokong uterus masih kuat, maka karena tarikan ke ba!ah di bagian uterus yang turun serta pembendungan pembuluh darah ser"iks uteri mengalami hipertrofi dan menjadi panjang dengan periksa lihat dan raba. Pada elangasio kolli ser"iks uteri ser"iks uteri pada periksa raba lebih panjang dari biasa. . angguan miksi dan stress incontinence Pada sistokel berat, miksi kadangkadang, sehingga kandung kencing tidak dapat dikosongkan sepenuhnya. *urunnya uterus bisa juga menyempitkan ureter, sehingga bisa menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis. Adanya sistokel dapat pula mengubah bentuk sudut antara kandung kencing dan uretra yang dpat menimbulkan stress incontinence. 4. )nfeksi jalan kencing Adanya retensi air kencing, mudah menimbulkan infeksi. istitis yang terjadi dapat meluas ke atas dan dapat menyebabkan pielitis dan pielonefritis. Akhirnya hal itu dapat menyebabkan gagal ginjal. 6. esulitan saat partus +ikaa !anita dengan prolapsus uteri hamil, maka pada !aktu persalinan akan timbul kesulitan saat kala pembukaan, sehingga kemajuan persalinan menjadi terhalang. 7. emandulan arena ser"iks uteri turun sampai dekat pada introitus "agina atau sama sekali keluar dari "agina, tidak mudah terjadi kehamilan. ;. :aemoroid 'eses yang terkumpul dalam rektokel memudahkan adanya obstipasi dan memicu timbulnya haemoroid. <. )nkarserasi usus halus -sus halus yang masuk ke entrokel dapat terjepit dengan kemungkinan tidak dapat direposisi lagi. 8alam hal ini perlu dilakukan laparatomi u ntuk membebaskan usus yang terjepit itu. H.
$.
PENATALAKSANAAN
Penatalakasanaan #edis Pengobatan cara ini tidak begitu memuaskan tapi cukup membantu. =ara ini dilakukan pada prolapsus uteri rinagn tanpa keluhan atau penderita masih ingin mendapatkan anak lagi atau
penderita menolak untuk dioperasi atau kondisinya tidak memungkinkan untuk dioperasi (Wiknjosastro, 2007. a. 5atihan otototot dasar panggul 5atihan ini sangat berguna pada prolapsus uteri ringan, terutama yang terjadi pada pasca persalinan yang belum le!at 6 bulan. *ujuannya untuk menguatkan otototot dasar panggul dan otototot yang memepengaruhi miksi. b. timulasi otototot dengan alat listrik ontraksi otototot dasar panggul dapatt ditimbulkan dengan alat listrik, elektrodenya dapat dipasang dalam pessarium yang dimasukkan ke dala "agina. c.
Pengobatan dengan pessarium Pengobatan dengan pessarium ini sebenarnya hanya bersifat paliatif, yakni menahan uterus di tempatnya selama dipakai. 3leh karena itu, jika pessarium diangkat, timbul prolapsus lagi. Prinsip pemakaian pessarium adalah mengadakan tekanan pada dinding "agina bagian atas, sehingga bagian dari "agina tersebub beserta uterus tidak dapat turun dan mele!ati "agina
bagian ba!ah. 2. Penatalaksanaan 3peratif Prolapsus uteri biasanya disertai prolapsus "agina. #aka, jika dilakukan pembedahan untuk prolapsus uteri, prolapsus "agina perlu ditangani juga. Ada kemungkinan terdapat prolapsus "agina yang membutuhkan pembedahan padahal tidak terdapat prolapsus uteri. I.
KONSEP DASAR KECEMASAN
$.
#enurut rma!ati, dkk. 200<, ancietas merupakan respon emosional dan penilaian indi"idu yang subyektif dipengaruhi oleh alam ba!ah sadar dan belum diketahui secara
khusus faktor penyebabnya. #enurut 'reud ($<, dalam semion 2006 menyatakan bah!a kecemasan merupakan keadaan perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang. 2. *anda dan gejala kecemasan #enurut :a!ari (200;, keluhankeluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami a. b. c. d. e. f.
an>ietas antara lain & =emas, kha!atir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung. #erasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut. *akut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang. angguan pola tidur, mimpi yang menegangkan angguan konsentrasi dan daya ingat. eluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdengung, jantung berdebardebar, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan dan sakit kepala.
a. $ 2 / b. $ 2
/. *ingkat kecemasan & #enurut Asmadi (200; tingkat kecemasan dibagi menjadi /, antara lain& ecemasan ringan, karakteristiknya & %erhubungan dengan ketegangan dalam peristi!a seharihari e!aspadaan meningkat *idak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan ecemasan sedang, karakteristiknya & 1espon biologis, sering nafas pendek, tekanan darah meningkat, sakit kepala, sering berkemih. 1espon kognitif & memusatkan perhatian pada hal yang penting dan mengesampingkan yang
lain, lapang persepsi menyempit. / 1espon perilaku dan emosi & gerakan tersentaksentak, terlihat lebih tegas, bicara banyak dan c. $ 2 /
a.
lebih cepat, susah tidur. ecemasan berat, karakteristiknya & )ndi"idu cenderung memikirkan hal yang kecil saja. 1espon fisiologis & nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, tampak tegang. 1espon kognitif & lapang persepsi sempit, tidak mampu berfikir berat. 1espon perilaku ? komunikasi terganggu . Penatalaksaan kecemasan & #enurut :a!ari (200; & -paya peningkatan kekebalan terhadap stress & makan yang bergi@i dan seimbang, tidur yang
cukup, cukup olahraga, tidak merokok, tidak minumminuman keras. b. *erapi psikofarmako & dia@epam, cloba@am, broma@epam, lora@epam. c. Psikoterapi & suportif (moti"asi, reedukatif (pendidikan ulang, rekonstruktif (memperbaiki kembali. d. *erapi psikoreligius & untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan daya tahan dalam menghadapi problem kehidupan. J.
$. a.
PENGKAJIAN DATA
8ata ubyektif %iodata Prolapsus uteri lebih sering ditemukan pada !anita yang telah melahirkan, !anita tua dan !anita
yang bekerja berat. (Wiknjosastro, 2007 b. eluhan utama ejala dan tandatanda sangat berbeda dan bersifat indi"idual. adangkala penderita yang satu dengan prolaps uteri yang cukup berat tidak mempunyai keluhan apapun, sebaliknya penderita lain dengan prolaps ringan mempunyai banyak keluhan. eluhankeluhan yang hampir sering dijumpai menurut Wiknjosastro, 2007& $ Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol 2 1asa sakit di pinggul dan pinggang, biasanya jika penderita berbaring, keluhan menghilang dan menjadi kurang c. 1i!ayat kebidanan
$
:aid A!al menstruasi (menarche pada usia $$ tahun atau lebih muda. iklus haid tidak teratur, nyeri
haid luar biasa, nyeri panggul setelah haid atau senggama (Wiknjosastro, 20$0&/6. 2 1i!ayat kehamilan 'aktor resiko yang menyebabkan prolaps uteri jumlah kelahiran spontan yang banyak, berat badan berlebih, ri!ayat operasi pada area tersebut, batuk dalam jangka !aktu lama saat hamil. / 1i!ayat persalinan Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan penyulit merupakan penyebab prolapsus genitalis dan memperburuk prolaps yang sudah ada. 'aktorfaktor lain adalah tarikan janin pada pembukaan belum lengkap. %ila prolapsus uteri dijumpai pada nulipara, faktor penyebabnya adalah kelainan ba!aan berupa kelemahan jaringan penunjang uterus (Wiknjosastro, 2007. 'aktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopouse. Persalinan yang lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding "agina ba!ah pad kala )), penatalaksanaan pengeluaran plasenta, reparasi otototot dasar panggul yang tidak baik. Pada menopouse, hormon estrogen telah berkurang sehingga otototot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah (Wiknjosastro, 2007. d. Pola kebiasaan seharihari $ liminasi istokel dapat menyebabkan gejalagejala& a #iksi sering dan sedikitsedikit. #ulamula pada siang hari, kemudian lebih berat pada malam hari b Perasaan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan seluruhnya c tress incontinence yaitu tidak dapat menahan kencing jika batuk dan mengejan. adang kadang dapat terjadi retensio urine pada sistokel yang besar sekali 1ektokel dapat menjadi gangguan pada defekasi a 3bstipasi karena feses berkumpul dalam rongga rektokel b %aru dapat defekasi setelah diadakan tekanan pada rektokel "agina 2 Akti"itas dan istirahat Pengeluaran ser"iks uteri dari "ul"a mengganggu penderita saat berjalan dan berakti"itas. 2. a. b.
c. $
esekan portio uteri oleh celana dapat menimbulkan lecet hingga dekubitus pada porsio. 8ata 3byektif eadaan umum lemah *andatanda "ital *8 $$0970$/09<0 mm:g B 60<0>9mnt /6,4/7,4 11 $62>9mnt Pemeriksaan fisik #uka
*ampak pucat pertanda adanya anemia, keluar keringat dingin bila terjadi syok. %ila perdarahan konjungti"a tampak anemis. Pada klien yang disertai rasa nyeri klien tampak meringis. (#anuaba, $<<; & $0. 2 #ulut #ukosa bibir dan mulut tampak pucat, bau kelon pada mulut jika terjadi shock hipo"olemik hebat. / 8ada dan payudara erakan nafas cepat karena adanya usaha untuk memenuhi kebutuhan 32 akibat kadar 32 dalam darah yang tinggi, keadaan jantung tidak abnormal. Abdomen Adanya benjolan pada perut bagian ba!ah (astra!inata, $<;$ & $4;. *eraba adanya massa pada perut bagian ba!ah konsisten keras9kenyal, tidak teratur, gerakan, tidak sakit, tetapi kadangkadang ditemui nyeri (astra!inata, $<;$ & $60. Pada pemeriksaan bimanual akan teraba benjolan pada perut, bagian ba!ah, terletak di garis tengah maupun agak kesamping dan sering kali teraba benjolanbenjolan dan kadangkadang terasa sakit (Wiknjosastro, 2006 & /. Pada pemeriksaan ondage didapatkan ca"um uteri besar dan rata (astra!inata, $<;$ & $6$. 4
enetalia Pada kasus ringan, bagian uterus turun ke puncak "agina dan pada kasus yang sangat berat dapat
terjadi protrusi melalui orifisium "agina dan berada di luar "agina. 6 Anus Akan timbul haemoroid, luka dan "arices pecah karena keadaan obstipasi akibat penekanan mioma pada rectum. 7 kstremitas 3edem pada tungkai ba!ah oleh karena adanya tekanan pada "ena ca"a inferior (astra!inata, $<;$ & $4<. K.
DIAGNOSA KEBIDANAN
P.........., usia.....tahun dengan prolapsus uteri. - baik, Prognosa baik. emungkinan masalah yang timbul& $. =emas 2. Byeri perut akibat penurunan uterus /. Potensial ulkus dekubitus L.
PERENCANAAN
8iagnosa *ujuan
&
By. , P$000$, usia // tahun dengan prolapsus uteri,
&
- baik, prognosa baik. Proses pengobatan berjalan lancar dan tidak terjadi komplikasi
riteria hasil
$. 2. /. . 4. 6.
$. 2. /. . 4.
&
- ibu baik **C dalam batas normal & *8 $$0970$/09<0 mm:g B 60<0>9mnt /6,4/7,4 11 $62>9mnt
)nter"ensi %ina hubungan baik dengan ibu 19 )bu merasa nyaman dan lebih kooperatif dengan petugas +elaskan hasil pemeriksaan kepada ibu 19 )bu mengetahui kondisi dirinya 5akukan pemasangan infus 19 Agar ibu tidak kekurangan cairan saat operasi berlangsung 5akukan pemasangan do!er cateter 19 8o!er cateter harus dipasang untuk pasien yang akan menjalani pembedahan atau operasi. olaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapi 19 -ntuk pemberian therapi yang tepat 3bser"asi -, **C, dan keluhan yang dirasakan ibu 19 ebagai deteksi dini jika ada komplikasi (Wiknjosastro, 2007 #asalah $ & =emas *ujuan & )bu tidak merasa cemas lagi riteria hasil & =emas berkurang, ekspresi !ajahnya tenang. )nter"ensi aji tingkat kecemasan pasien 19 #engetahui seberapa besar kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan +elaskan prosedur dalam operasi 19 Pasien mengerti apa tindakan yang akan dilakukan pada dirinya #oti"asi pasien dalam pembedahan yang akan dilakukan 19 Pasien lebih tenang dalam menghadapi operasi :adirkan keluarga untuk memberikan dukungan 19 8ukungan dari keluarga mengurangi tingkat kecemasan ibu. 3bser"asi tandatanda "ital 19 =emas merangsang pengeluaran adrenalin sehingga dapat meningkatkan tekanan darah dan nadi. (:a!ari, 200;. #asalah )) *ujuan riteria hasil
& & &
Byeri akibat penurunan uterus Byeri berkurang - baik, kesadaran composmentis **C dalam batas normal *8 & $$0970 D $/09<0 mm:g & /6,40= D /7,40= B & 60<0 kali9menit
1 & $62 kali9menit
)bu tidak merasakan nyeri pada perut bagian ba!ah )nter"ensi
$.
3bser"asi keadaan umum dan tandatanda "ital 19 ebagai deteksi dini jika ada komplikasi. 2. *entukan adanya lokasi dari ketidaknyamanan dan kaji skala nyeri. 19 #engidentifikasi kebutuhan khusus dan inter"ensi yang tepat. /. Ajarkan pada ibu teknik distraksi dan relaksasi. 19 #engalihkan perhatian ibu agar tidak terpaku pada nyeri yang dirasakan. . olaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik. 19 Analgetik mengurangi rasa nyeri (Wiknjosastro, 2007 #asalah ))) *ujuan riteria hasil
& Potensial ulkus decubitus & *idak terjadi ulkus decubitus & *idak terjadi gesekan antara ujung ser"iks dan paha. *idak terjadi lesi ataupun peradangan
)nter"ensi $. +elaskan hasil pemeriksaan kepada ibu. 19 :asil pemeriksaan dijelaskan agar ibu lebih kooperatif dalam pengambilan tindakan. 2. 5akukan persiapan operasi reposisi uterus. 19 Persiapan operasi yang baik dapat berpengaruh pada kelancaran operasi. /. 5akukan pemeriksaan sitologi9biopsi. 19 Pemeriksaan sitologi9biopsi dilakukan untuk mendapatkan kepastian adanya karsinoma
M.
PELAKSANAAN
etelah menyusun perencanaan, tindakan, langkah selanjutnya adalah implementasi atau pelaksanaan tindakan. 8i dalam tahap ini perlu mendapatkan perhatian di dalam tahap implementasi (8epkes,$<<4&$$ adalah $. )nter"ensi yang dilakukan harus berdasarkan prosedur tetap yang la@im dilakukan. 2. Pengamatan yang telah dilakukan secara cermat dan tepat sesuai dengan kriteria dan e"aluasi yang telah ditetapkan. /. Pengendalian kepada klien9pasien sehingga secara berangsurangsur mencapai kondisi yang diharapkan. Pada langkah ini bidan melakukan secara mandiri, tetapi bila terjadi kega!atandaruratan, perlu dilakukan kegiatan kolaborasi. Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan di dalam !aktu yang singkat, efektif, hemat dan berkualitas. N.
EVALUASI
%idan melakukan e"aluasi sesuai yang telah ditetapkan di dalam rencana. emakin dekat hasil tindakan yang dilakukan dengan asuhan yang telah ditetapkan di dalam kriteria, maka tindakan akan mendekati keberhasilan yang diharapkan e"aluasi dengan pendekatan 3AP menurut 8epkes ($<<&7$0 yaitu&
& 8ata subyektif
#enggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien 3
melalui anamnesa. & 8ata obyektif #enggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan tes diagnosa lain yang dirumuskan dalam data
A
P
focus untuk mendukung assessment. & Assesment #enggambarkan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi? 8iagnosa9masalah Antisipasi diagnosa lain9masalah potensial & Planning #enggambarkan pendokumentasian dari berdasarkan assessment
perencanaan e"aluasi