LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI TORCH PADA KEHAMILAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu T ugas Departemen Keperawatan Anak Program Profesi Ners A.XIII
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC. Somantri, Irman. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Imunologi. Jakarta: Salemba. Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC. Rab, Tabrani. 2000. Agenda Gawat Darurat (Critical Care) jilid 2. Bandung: PT. Alumni. Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol II. Edisi 8. Jakarta : EGC.
INFEKSI TORCH PADA KEHAMILAN
A.
PENGERTIAN
TORCH adalah singkatan dari Toxoplasma gondii (Toxo), Rubella, Cyto Megalo
Virus
(CMV),
Herpes
Simplex
Virus
(HSV)
yang
terdiri
dari HSV1 dan HSV2 serta kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya lebih terbatas (Misalnya Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, virus Vaccinia, virus Polio, dan virus Coxsackie-B). Prinsip dari pemeriksaan ini adalah deteksi adanya zat anti (antibodi) yang spesifik taerhadap kuman penyebab infeksi tersebut sebagai respon tubuh terhadap adanya benda asing (kuman. Antibodi yang terburuk dapat berupa Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG). Penyakit TORCH ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai
C.
PAOFISIOLOGI
Penyebab utama dari virus dan parasit TORCH (Toxoplasma, Rubella, CMV, dan Herpes) adalah hewan yang ada di sekitar kita, seperti ayam, kucing, burung, tikus, merpati, kambing, sapi, anjing, babi dan lainnya. Meskipun tidak secara langsung sebagai penyebab terjangkitnya penyakit yang berasal dari virus ini adalah hewan, namun juga bisa disebabkan oleh karena perantara (tidak langsung) seperti memakan sayuran, daging setengah matang dan lainnya. Dalam dunia medis, Toxoplasma sering disebut juga dengan virus kucing. Biasanya disebut juga Toxo, tokso, toksoplasma, atau toksoplasmosis. Padahal sesungguhnya ini bukan virus kucing, tetapi parasit darah. Kenapa sering disebut virus kucing : selain sebutan ini sudah salah kaprah, memang parasit ini tumbuhnya di dalam tubuh binatang. Hal mana menurut penelitian di dalam maupun di luar negeri, 70% penyebab penyakit ini adalah kotoran kucing. Kemudian melalui hewan lain yang menempel dalam makanan, lalu masuklah ke dalam tubuh
lainnya tumpul. Ukuran parasit micron x 4-6 mikron, dengan inti terletak di ujung yang tumpul. Jumlah parasit dalam darah akan menurun dengan terbentukya antibodi namun kista Toxoplasma yang ada dalam jaringan tetap msih hidup. Kista jaringan ini akan reaktif jika terjadi penurunan kekebalan. Infeksi yang terjadi pada orang dengan kekebalan rendah baik infeksi primer maupun infeksi reaktivasi akan menyebabkan terjadinya Cerebritis, Chorioretinitis, pneumonia, terserangnya seluruh jaringan otot, myocarditis, ruam makulopapuler dan atau dengan kematian. Toxoplasmosis yang menyerang otak sering terjadi pada penderita AIDS. Infeksi primer yang terjadi pada awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada bayi yang dapat menyebabkan kematian bayi atau dapat menyebabkab Chorioretinis, kerusakan otak disertai dengan klasifikasi intraserebral,
hidrosefalus,
mikrosefalus,
demam,
ikterus,
ruam,
3. Cytomegalovirus (CMV)
Penyakit yang disebabkan oleh Cytomegalovirus dapat terjadi secara kongenital saat bayi atau infeksi pada usia anak. Kadang-kadang, CMV juga dapat menyebabkan infeksi primer pada dewasa, tetapi sebagian besar infeksi pada usia dewasa disebabkan reaktivasi virus yang telah didapat sebelumnya. Infeksi kongenital biasanya disebabkan oleh reaktivasi CMV selama kehamilan. Di negara berkembang, jarang terjadi infeksi primer selama kehamilan, karena sebagian besar orang telah terinfeksi dengan virus ini sebelumnya. Bila infeksi primer terjadi pada ibu, maka bayi akan dapat lahir dengan kerusakan otak, ikterus dengan pembesaran hepar dan lien, trombositopenia, serta dapat menyebabkan retardasi mental. Bayi juga dapat terinfeksi selama proses kelahiran karena terdapatnya CMV yang banyak dalam serviks. Penderita dengan infeksi CMV aktif dapat mengekskresikan virus dalam urin, sekret traktus respiratorius, saliva, semen, dan serviks. Virus juga didapatkan pada leukosit dan dapat menular melalui tranfusi.
35--40% jika ibu yang melahirkan terinfeksi herpes genital primer pada akhir kehamilannya.
D.
CARA PENULARAN TORCH
Penularan TORCH pada manusia dapat melalui 2 (dua) cara. Pertama, secara aktif (didapat) dan yang kedua, secara pasif (bawaan). Penularan secara aktif disebabkan antara lain sebagai berikut : a. Makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi (mengandung sista), misalnya daging sapi, kambing, domba, kerbau, babi, ayam, kelinci dan lainnya. Kemungkinan terbesar penularan TORCH ke manusia adalah melalui jalur ini, yaitu melalui masakan sati yang setengah matang atau masakan lain yang dagingnya diamsak tidak semnpurna, termasuk otak, hati dan lainnya. b. Makan makanan yang tercemar oosista dari feses (kotoran) kucing yang
e. Ibu hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit TORCH ketika mengandung maka ada kemungkinan juga anak yang dikandungnya terkena penyakit TORCH melalui plasenta. f. Air Susu Ibu (ASI) juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH. Hal ini bisa terjadi seandainya sang ibu yang menyusui kebetulan terjangkit salah satu penyakit TORCH maka ketika menyusui penyakit tersebut bisa menular kepada sang bayi yang sedang disusuinya. g. Keringat yang menempel pada baju atau pun yang masih menempel di kulit juga bisa menjadi penyebab menularnya penyakit TORCH. Hal ini bisa terjadi apabila seorang yang kebetulan kulitnya menmpel atau pun lewat baju yang baru saja dipakai si penderita penyakit TORCH. h. Faktor lain yang dapat mengakibatkan terjadinya penularan pada manusia, antara lain adalah kebiasaan makan sayuran mentah dan buah - buahan segar yang dicuci kurang bersih, makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu,
derajat Celcius, agar oosista - oosista yang mungkin terbawa di dalam daging tersebut bisa mati. b. Kucing peliharaan di rumah hendaknya diberi daging matang untuk mencegah infeksi yang masuk ke dalam tubuh kucing. Tempat makan, minum dan alas tidur harus selalu dicuci / dibersihkan. c. Hindari kontak dengan hewan - hewan mamalia liar, seperti rodensia liar (tikus, bajing, musang dan lain - lain) serta reptilia kecil seperti cecak, kadal, dan bengkarung yang kemungkinan dapat sebagai hewan perantara TORCH. d. Penanganan kotoran kucing sebaiknya dilakukan melalui sarung tangan yang disposable (dibuang setelah dipakai). e. Bagi wanita yang sedang hamil, terutama yang dinyatakan secara serologis sudah negatif, jangan memelihara atau menangani kucing kecuali dengan sarung tangan.
Vaksinasi bertujuan untuk mencegah masuknya parasit penyebab TORCH. Seperti vaksin rubela dapat dilakukan sebelum kehamilan. Hanya saja, Anda tidak boleh hamil dahulu sampai 2 bulan kemudian. d.
Makan makanan yang matang Hindari memakan makanan tidak matang atau setengah matang. Virus atau parasit penyebab TORCH bisa terdapat pada makanan dan tidak akan mati apabila
makanan
tidak
dimasak
sampai
matang.
Untuk
mencegah
kemungkinan tersebut, selalu konsumsi makanan matang dalam keseharian Anda. e.
Periksa kandungan secara terartur Selama masa kehamilan, pastikan juga agar Anda memeriksakan kandungan secara rutin dan teratur. Maksudnya adalah agar dapat dilakukan tindakan secepatnya apabila di dalam tubuh Anda ternyata terinfeksi TORCH. Penanganan yang cepat dapat membantu agar kondisi bayi tidak menjadi
pengobatan seperti di atas dan tunda kehamilan. Pada infeksi Toksoplasma,jika dalam pengobatan terjadi kehamilan, teruskan kehamilan dan lanjutkan terapi sampai melahirkan.Untuk Rubella dan CMV, jika terjadi kehamilan saat terapi, pertimbangkan untuk
menghentikan kehamilan
dengan
konsultasi
kondisi
kehamilan bersama dokter kandungan anda. Pengobatan TORCH secara medis diyakini bisa dengan menggunakan obatobatan seperti isoprinocin, repomicine, valtrex, spiromicine, spiradan, acyclovir, azithromisin, klindamisin, alancicovir, dan lainnya. Namun tentu pengobatannya membutuhkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang cukup lama. Selain itu, terdapat pula cara pengobatan alternatif yang mampu menyembuhkan penyakit TORCH ini, dengan tingkat kesembuhan mencapai 90%.
H.
DIAGNOSA TORCH
Proses diagnosa medis merupakan langkah pertama untuk menangani suatu
intertitas warna yang timbul setelah ikatan antigen antibodi dicampur dengan substrat. Uji aviditas pada ELISA bermanfaat untuk determinasi prediktif kapan seseorang atau individu tersebut diperkirakan terinfeksi Aviditas ELISA juga dapat digunakan untuk menentukan status infeksi serta kekuatan ikatan intrinsik antara antibodi dengan antigen. Cara Kerja : a)
b)
Lokasi Pengambilan Sampel
vena mediana cubiti ( dewasa )
vena jugularis superficial
Cara kerja pengambilan sampel :
Bersihkan daerah vena mediana cubiti dengan alcohol 70% dan biarkan menjadi kering kembali
Pembendungan vena tidak boleh terlalu kuat .
Tegangkan kulit diatas vena dengan jari tangan kiri agar vena tidak
3)
Cyto Megalo Virus Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk mengetahui infeksi akut
atau infeski berulang, dimana infeksi akut mempunyai risiko yang lebih tinggi. Pemeriksaan laboratorium yang silakukan meliputi Anti CMV IgG dan IgM, serta Aviditas Anti-CMV IgG. 4)
Herpes Simpleks Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HSV II IgG dan Igm sangat penting
untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi oleh HSV II dan mencaegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infeksi terjadi pada saat kehamilan
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
a.
Identitas klien
b.
Keluhan utama
c.
Riwayat kesehatan 1. Suhu tubuh meningkat 2. Malaise 3. Sakit tenggorokan 4. Mual dan muntah 5. Nyeri otot
d.
Riwayat kesehatan dahulu 1. Klien sering berkontak langsung dengan binatang 2. Klien sering mengkonsumsi daging setengah matang
NO
1
DIAGNOSA
TUJUAN
KEPERAWATAN
Nyeri b.d adanya proses
Setelah
infeksi / inflamasi.
tindakan
INTERVENSI
dilakukan keperawatan
diharapkan
RASIONAL
1. Berikan lingkungan yang 1. Menurunkan reaksi tenang sesuai kebutuhan.
dapat
stimulasi dari luar atau sensitivitas pada cahaya
mengurangi nyeri dengan
dan meningkatkan
Kriteria Hasil :
istirahat/reaksi.
1.
Klien nyeri
melaporkan hilang
dan
terkontrol 2.
2. Menurunkan reaksi 2. Berikan lingkungan yang
stimulasi dari luar atau
tenang sesuai kebutuhan.
sensitivitas pada cahaya
Klien tampak rileks,
dan meningkatkan
Klien
istirahat/reaksi.
mampu
tidur/istirahat
3. Tingkatkan
dengan tepat.
bantulah
tirah
baring, 3. Menurunkan gerakan yang
kebutuhan
perawatan
diri
dapat meningkatkan nyeri.
yang
penting. 4. Kolaborasi medis
dengan
lainnya
tim 4. Untuk menghilangkan rasa dalam
pemberian analgesic seperti
nyeri yang berat.
asetamenofen.
2
Hipertemia b.d peningkatan Setelah dilakukan
1. Monitor tanda-tanda vital :
tingkat metabolisme penyakit tindakan keperawatan
Suhu tubuh
mengetahui status
ditandai dengan suhu 39, 5°C, diharapkan dapat tubuh menggigil
hipertermi
mendemonstrasikan suhu
2. Ajarkan klien pentingnya 2. Dalam kondisi demam
dalam batas normal
mempertahankan
Kriteria Hasil :
yang
1. Terjadi
2000ml/
peningkatan
suhu
adekuat
cairan sedikitnya
hari
untuk
terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi.
mencegah dehidrasi.
2. Kulit kemerahan dan hangat waktu disentuh 3. Peningkatan
1. Sebagai indikator untuk
tingkat
3. Berikan kompres dengan 3. Menghambat pusat air biasa pada lipatan ketiak
simpatis di hipotalamus
dan femur.
sehingga terjadi
pernapasan
vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan. 4. Anjurkan
klien
untuk 4. Kondisi kulit yang
memakai
pakaian
yang
menyerap keringat
mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur, juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
3
Kekurangan volume cairan Setelah b.d tidak adekuatnya masukan tindakan
dilakukan keperawatan
makanan dan cairan ditandai
diharapkan
dapat
dengan, diare
memenuhi
kebutuhan
1. Awasi
pemasukan 1. Makan banyak sulit untuk
diet/jumlah kalori. Berikan
mengatur
makan
dalam
anoreksia. Anoreksia juga
sering
dan
paling buruk selama siang
makan
pagi
hari,
sedikit
frekwensi
cairan tubuh dengan
tawarkan
Kriteria Hasil :
paling besar.
adekuat
3. Nadi ferifer teraba
maskan
sore hari. 2. Berikan perawatan mulut 2. Menghilangkan rasa tak sebelum makan.
2. Tanda – tanda vital dalam batas normal
membuat
pasien
makanan yang sulit pada
1. Mempertahankan volume sirkulasi
bila
enak dapat meningkatkan napsu makan.
3. Anjurkan
makan
pada 3. Menurunkan rasa penuh
posisi duduk tegak.
pada abdomen dan dapat
4. Haluaran urine adekuat 5. Membrane mukosa lembab 6. Turgor kulit baik.
meningkatkan pemasukan. 4. Konsul
pada
ahli
diet, 4. Berguna dalam program
dukungan tim nutrisi untuk
diet
memberikan
kebutuhan nutrisi individu
diet
sesuai
kebutuhan pasien, dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi.
untuk
memenuhi