HIPOTERMIA A. Defenisi Hipoterm Hipotermii adalah
keadaan keadaan suhu tubuh tubuh yang rendah rendah atau berada berada
dibawah normal. ( Maternal & Neonatal Health, Depkes RI, 200!
Hipotermi adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami penurunan suhu tubuh terus - menerus dibawah 35, 5ºC per rektal karena peningkatan kerentanan terhadap faktor – faktor eksternall (http"##$honkarto.%lospot.'o#200)#02#%a*i+hipoteri.htl! . ayi ayi hipote hipoterm rmii adalah adalah bayi bayi dengan dengan suhu suhu badan badan dibawa dibawah h normal normal.. !dapu dapun n su suhu hu nor normal mal bayi bayi adal adalah ah 3" 3",5 ,5-3 -3#, #,5 5 $C. $C. %uhu %uhu nor normal mal pada pada neonat neonatus us 3" 3",5,5-3# 3#,5$ ,5$C C dan diuku diukurr melal melalui ui ketia ketiak k dengan dengan termom termomete eterr (http"##$honkarto.%lospot.'o#200)#02#%a*i+hipoteri.htl! .
Hipotermi terbagi atas 3 ma&am, yaitu ' (. Hipotermi ringan )&old stres* yaitu suhu antara 3" – 3", 5 + & . Hipotermi sedang yaitu suhu antara 3 – 3" + & 3. Hipotermi berat yaitu suhu tubuh 3 + & (Kosim Sholeh M, dkk, 2008, Buku Ajar Neonatologi, IDAI, Jakarta, hal 8!"
. Etioloi
Hipot ipoter ermi mi
dapa dapatt
dis disebab ebabk kan
ole oleh
karen arena a
terpa erpapa parr
denga engan n
lingkungan yang dingin )suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah* atau bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian. (Kosim Sholeh M, dkk, 2008, Buku Ajar Neonatologi, IDAI, Jakarta, hal 8!"
enyebab enyebab ter/adinya hipotermi pada bayi ba yi yaitu ' (. 0aringan lemak subkutan subkutan tipis. . erbandingan erbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar 3.
1 1 tida tidak k memp mempun unya yaii respo espon n sh shiv iver erin ing g )men )menggi ggigi gil* l* pada pada reaksi eaksi kedinginan.
2.
uran urangn gnya ya peng penget etah ahuan uan pera perawa watt dala dalam m peng pengel elol olaan aan bayi bayi yang yang beresiko beresiko tinggi mengalami hipotermi.
(htt#$%%jhonkarto&logs#ot'om%200!%02%&ai)hi#otermihtml" -. Patosioloi %uhu tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap kehil ehilang angan an pana panas. s. ila ila kehil ehilan anga gan n pana panas s dalam dalam tubu tubuh h lebi lebih h besar besar daripa daripada da la/u la/u pemben pembentuk tukan an panas panas maka maka akan akan ter/ad ter/adii penuru penurunan nan suhu suhu tubuh. !pab !p abil ila a
ter/ ter/ad adii
papa paparran ding dingin in,,
se&a se&ara ra 4s 4sio iolo logi gis s
tubu tubuh h
akan akan
memberikan memberikan respon untuk menghasilkan panas berupa ' (. %hivering hermoregulation )%* yaitu merupakan mekanisme tubuh berupa menggigil atau gemetar se&ara involunter akibat dari kontraksi otot untuk menghasilkan panas.
Hipot ipoter ermi mi
dapa dapatt
dis disebab ebabk kan
ole oleh
karen arena a
terpa erpapa parr
denga engan n
lingkungan yang dingin )suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah* atau bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian. (Kosim Sholeh M, dkk, 2008, Buku Ajar Neonatologi, IDAI, Jakarta, hal 8!"
enyebab enyebab ter/adinya hipotermi pada bayi ba yi yaitu ' (. 0aringan lemak subkutan subkutan tipis. . erbandingan erbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar 3.
1 1 tida tidak k memp mempun unya yaii respo espon n sh shiv iver erin ing g )men )menggi ggigi gil* l* pada pada reaksi eaksi kedinginan.
2.
uran urangn gnya ya peng penget etah ahuan uan pera perawa watt dala dalam m peng pengel elol olaan aan bayi bayi yang yang beresiko beresiko tinggi mengalami hipotermi.
(htt#$%%jhonkarto&logs#ot'om%200!%02%&ai)hi#otermihtml" -. Patosioloi %uhu tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap kehil ehilang angan an pana panas. s. ila ila kehil ehilan anga gan n pana panas s dalam dalam tubu tubuh h lebi lebih h besar besar daripa daripada da la/u la/u pemben pembentuk tukan an panas panas maka maka akan akan ter/ad ter/adii penuru penurunan nan suhu suhu tubuh. !pab !p abil ila a
ter/ ter/ad adii
papa paparran ding dingin in,,
se&a se&ara ra 4s 4sio iolo logi gis s
tubu tubuh h
akan akan
memberikan memberikan respon untuk menghasilkan panas berupa ' (. %hivering hermoregulation )%* yaitu merupakan mekanisme tubuh berupa menggigil atau gemetar se&ara involunter akibat dari kontraksi otot untuk menghasilkan panas.
. 6on-sh 6on-shive iverin ring g therm thermor oregu egulat lation ion )6%* )6%* yaitu yaitu merupa merupakan kan mekani mekanisme sme yang ang
dipe dipeng ngar aruh uhii
oleh oleh
sti stimulas ulasii
sist sistem em
sar saraf
sim simpat patis
unt untuk
menstimulasi proses metabolik dengan melakukan oksidasi terhadap /aringan lemak &oklat. eningkatan metabolisme /aringan lemak &oklat akan meningkatkan produksi panas dari dalam tubuh. 3. 7asokons asokonstri triksi ksi perife periferr yaitu yaitu merup merupaka akan n mekani mekanisme sme yang yang dis distim timula ulasi si oleh sistem saraf simpatis,kemudian sistem saraf perifer akan memi&u otot otot
seki sekita tarr
arte arteri riol ol
kulit ulit
untu untuk k
berk berkon ontr trak aksi si
sehi sehing ngga ga
ter/ ter/ad adii
vasokontriksi. eadaan ini efektif untuk mengurangi aliran darah ke /aringan kulit dan men&egah men&egah hilangnya panas yang tidak berguna. 8ntuk 8ntuk bayi, bayi, respo respon n 4siolo 4siologis gis terhad terhadap ap papara paparan n dingin dingin adalah adalah dengan proses oksidasi dari lemak &oklat atau /aringan adiposa &oklat. ada bayi 1 )neonatus*, 6% )proses oksidasi /aringan lemak &oklat* adalah /alur yang utama dari suatu peningkatan produksi panas yang &epat, sebagai reaksi atas paparan dingin. %epan/ang tahun pertama kehidupan, /alur % mengalami peningkatan sedangkan untuk /alur 6% selan/utnya akan menurun. (Kosim (Kosim Sholeh Sholeh M,dkk, M,dkk, 2008, 2008, Buku Buku Ajar Neonato Neonatologi logi,, IDAI, Jakarta, Jakarta, hal !*"
D. /e$ala linis Hipote Hipoterrmi ditanda ditandaii dengan dengan bayi bayi tidak tidak mau minum, minum, kuran kurang g aktif, aktif, pu&at,
takipnoe
atau
takikardia.
%edangkan
hipotermi
yang
berkepan/ berkepan/angan, angan, akan menyebabk menyebabkan an ter/adiny ter/adinya a peningkat peningkatan an konsumsi konsumsi oksi oksige gen, n,
dist distrres
respi espirrasi asi,
gang ganggu guan an
kesei seimban bangan gan
asam asam
basa basa,,
hipo hipogl glik ikem emia ia,, defe defek k koagu oagula lasi si,, dan dan pada pada keada eadaan an yang yang bera beratt akan akan menyebabkan kematian.
(Kosim Sholeh M,dkk, 2008, Buku Ajar Neonatologi, IDAI, Jakarta, hal !+! !+!
E. Mekanise hilann*a panas pa1a pa1a 9ekanisme hilangnya panas pada bayi yaitu dengan ' (. :adiasi yaitu perpindahan suhu dari suatu ob/ek panas ke ob/ek yang dingin, misalnya dari bayi dengan suhu yang hangat dikelilingi suhu lingkungan yang lebih dingin. %umber kehilangan panas dapat berupa suhu lingkungan yang dingin atau suhu inkubator yang dingin. .
ondu onduksi ksi yait yaitu u perp perpin inda dahan han pana panas s yang yang ter/ ter/ad adii seba sebagai gai akib akibat at perbed perbedaan aan suhu suhu antara antara kedua kedua ob/ek. ob/ek. ehilan ehilangan gan panas panas ter/ad ter/adii saat ter/adi kontak langsung antara kulit 1 dengan permukaan yang lebih dingin. %umber kehilangan panas ter/adi pada 1 yang berada pada permukaan;alas yang dingin, seperti pada waktu proses penimbangan.
3.
onveks onveksii yaitu yaitu transf transfer er panas panas yang yang ter/ad ter/adii se&ara se&ara seder sederhana hana dari dari selisih suhu antara permukaan kulit bayi dan aliran udara yang dingin dipermukaan dipermukaan tubuh bayi. %umber kehilangan kehilangan panas disini dapat berupa ' inkubat inkubator or dengan dengan /endel /endela a yang yang terbuk terbuka, a, atau atau pada waktu waktu prose proses s transportasi 1 ke rumah sakit.
2.
(Kosim Sholeh M, dkk, 2008, Buku Ajar Neonatologi, IDAI, Jakarta, hal8!"
3. Aki%at + aki%at *an 1iti%4lkan oleh hipoteri !kibat yang bisa ditimbulkan oleh hipotermi yaitu ' = Hipoglikemi = !sidosis metabolik, karena vasokonstrtiksi perifer dengan metabolisme anaerob. = ebutuhan oksigen yang meningkat. = 9etabolisme meningkat sehingga pertumbuhan terganggu. = >angguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang menyertai hipotermi berat. = %ho&k. = !pnea
(htt#$%%jhonkarto&logs#ot'om%200!%02%&ai)hi#otermihtml" /. Pen'eahan Hipoteri Hipoteri emberian panas yang mendadak, berbahaya karena dapat ter/adi apnea sehingga direkomendasikan penghangatan +,5-($C tiap /am )pada bayi (+++ gram penghangatan maksimal +," $C*. )?ndarso, @, ++(*. !lat-alat ?nkubator untuk bayi (+++ gram, sebaiknya diletakkan dalam dalam inkuba inkubator tor.. ayi-b ayi-bayi ayi terseb tersebut ut dapat dapat dikelu dikeluark arkan an dari dari inkuba inkubator tor apabila tubuhnya dapat tahan terhadap suhu lingkungan 3+$C. :adiant Aarner adalah alat yang digunakan untuk bayi yang belum stabil atau
untuk tindakan-tindakan. Bapat menggunakan servo &ontrole )dengan menggunakan probe untuk kulit* atau non servo &ontrole )dengan mengatur suhu yang dibutuhkan se&ara manual*. engelolaan 9enurut ?ndarso, @ )++(* menyatakan bahwa pengelolaan bayi hipotermi '
(. ayi &ukup bulan = 1etakkan 1 pada :adiant Aarner. = eringkan untuk menghilangkan panas melalui evaporasi. = utup kepala. = ungkus tubuh segera. = ila stabil, dapat segera rawat gabung sedini mungkin setelah lahir bayi dapat disusukan. . ayi sakit = %eperti prosedur di atas. o etap letakkan pada radiant warmer sampai stabil. 3. ayi kurang bulan )prematur* = %eperti prosedur di atas. o 9asukkan ke inkubator dengan servo &ontrole atau radiant warner dengan servo &ontrole. 2. ayi yang sangat ke&il
= Bengan radiant warner yang diatur dimana suhu kulit 3",5 $C. utup kepala. elembaban 2+-5+. Bapat diberi plastik pada radiant warner. = Bengan servo &ontrole suhu kulit abdomen 3", 5$C. = Bengan dinding double. elembaban 2+-5+ atau lebih )bila kelembaban sangat tinggi, dapat dipakai sebagai sumber infeksi dan kehilangan panas berlebihan*.
= ila temperatur sulit dipertahankan, kelembaban dinaikkan. emperatur lingkungan yang dibutuhkan sesuai umur dan berat bayi.
H.
Penatalaksanaan Neonat4s Resiko Tini 8ntuk men&egah hipotermi menurut ?ndarso, @ )++(* menyatakan
bahwa untuk mempertahankan suhu tubuh bayi dalam men&egah hipotermi adalah ' 9engeringkan bayi segera setelah lahir. Cara ini merupakan salah satu dari # rantai hangat ' a* 9enyiapkan tempat melahirkan yang hangat, kering dan bersih. b* 9engeringkan tubuh bayi yang baru lahir; air ketuban segera setelah lahir dengan handuk yang kering dan bersih. &*
9en/aga bayi hangat dengan &ara mendekap bayi di dada ibu dengan keduanya diselimuti )9etode angguru*.
d*
9emberi !%? sedini mungkin segera setelah melahirkan agar dapat merangsang pooting reDeE dan bayi memperoleh kalori dengan '
= 9enyusui bayi. = ada bayi kurang bulan yang belum bisa menetek !%? diberikan dengan sendok atau pipet. = %elama memberikan !%? bayi dalam dekapan ibu agar tetap hangat.
e* 9empertahankan bayi tetap hangat selama dalam per/alanan pada waktu ru/ukan. f* 9emberikan penghangatan pada bayi baru lahir se&ara mandiri. g* 9elatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan. 9enunda memandikan bayi lahir sampai suhu tubuh normal. 8ntuk men&egah ter/adinya serangan dingin, ibu ; keluarga dan penolong persalinan harus menunda memandikan bayi ' a.
ada bayi lahir sehat yaitu &ukup bulan, berat 5++ gram, langsung menangis kuat, memandikan bayi ditunda 2 /am setelah kelahiran. ada saat memandikan bayi, gunakan air hangat.
b. ada bayi lahir dengan resiko, keadaan umum bayi lemah atau bayi dengan berat lahir +++ gram sebaiknya /angan dimandikan. unda beberapa hari sampai keadaan umum membaik yaitu bila suhu tubuh stabil, bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap !%? dengan baik.
I.
Penananan Hipoteri
(. ayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal. indakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi didalam inkubator atau melalui penyinaran lampu. . Cara lain yang sangat sederhana dan mudah diker/akan setiap orang ialah metode dekap, yaitu bayi diletakkan telungkup dalam dekapan ibunya dan keduanya diselimuti agar bayi senantiasa hangat. 3.
ila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang diseterika terlebih dahulu yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. 1akukan berulangkali sampai tubuh bayi hangat. idak boleh memakai buli-buli panas, bahaya luka bakar.
2. 9etode lain untuk menghangatkan neonatus yang hipotermi adalah metode kanguru. 9etode kanguru ditemukan se/ak tahun (FG3, sangat bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah. 9etode kanguru menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehingga memberi
peluang
untuk
dapat
beradaptasi
baik dengan dunia
luar.
euntungan yang terdapat dalam metode kanguru bagi perawatan bayi baru lahir adalah sbb ' = 9eningkatkan hubungan emosi ibu – anak = 9enstabilkan suhu tubuh, denyut /antung dan pernafasan bayi = 9eningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik = 9engurangi stres pada ibu dan bayi = 9engurangi lama menangis pada bayi = 9emperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi = 9eningkatkan produksi !%? = 9enurunkan resiko terinfeksi selama perawatan dirumah sakit = 9empersingkat masa rawat dirumah sakit.
riteria %a*i 4nt4k eto1e kan4r4 " = ayi dengan berat badan +++ gram dan suhu badan dibawah normal. = :eDeks dan kordinasi siap dan menelan yang baik. = erkembangan selama di inkubator baik =
esiapan
dan
keikutsertaan
orang
tua,
sangat
mendukunga
dalam
keberhasilan
ankah+lankah Meto1e kan4r4 " o
9empersiapkan daerah bersih yaitu ibu membersihkan daerah dada dan perut dengan &ara mandi - 3 kali sehari. angan dan kaki harus selalu bersih dan kuku dipotong se&ara berkala. a/u kanguru dan popok bayi harus bersih.
o
ayi diletakkan dalam dekapan ibu sedemikian rupa sehinggga ter/adi kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayinya. Bengan demikian ibu tidak memakai H agar kontak
terus
menerus
antara
ibu
dan
bayi
yang
mengakibatkan suhu bayi tetap optimal yakni pada suhu 3",5+ + C – 3#,5++ C.
o
osisi
bayi
dalam
keadaan
tegak.
8ntuk
kenyamanan ibu dan bayi sedemikian rupa
men/aga
sehingga saat
ibu dalam posisi berdiri, bayi tegak, ibu dalam posisi duduk bayi /uga tegak. egitu /uga ibu dalam posisi berbaring, bayi /uga tegak berbaring sesuai posisi ibu. o ayi tetap mengenakan popok untuk tidak mengotori ibu saat bayi !. 9emakai topi agar tidak kedinginan. 0ika dihubungkan dengan program pemberian !%? metode ini membantu bayi dekat dengan sumber !%?
sehingga
frekuensi menyusui lebih sering.
HIPERTERMI A. Penertian
(. Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal yaitu suhu tubuhmen&apai sekitar
3#,G$C
per oral atau 3G,G$C per re&tal se&ara terus
menerus disertai kulit panas dan kering
serta abnormalitas sistem saraf pusat
seperti delirium, ke/ang, atau koma yang disebabkan oleh atau dipengaruhi oleh panas
eksternal
)lingkungan*
atau
internal
)metabolik*.
)blog
!suhan
eperawatan.&om*. . Hipertermia
adalah
kondisi
suhu
tubuh
tinggi
karena
kegagalan
termoregulasi.Hipertermia ter/adi ketika tubuh menghasilkan atau menyerap lebih banyak panas dari pada mengeluarkan panas. etika suhu tubuh &ukup tinggi, hipertermia men/adi keadaan darurat medis dan membutuhkan perawatan segera untuk men&egah ke&a&atan dan kematian.
3. Hypertermia pada bayi adalah peningkatan suhu tubuh bayi lebih dari 3#,5 ºC.
. Tan1a 1an e$ala (. suhu tubuh bayi I3#,5 ºC )panas* . anda dehidrasi, yaitu berat badan bayi turun, turgor kulit kurang, mata dan ubun ubun besar &ekung, lidah dan membran mukosa kering, banyaknya air kemih berkurang. 3.
ulit memerah
2. 9alas minum 5. @rekuensi nafas lebih dari "+E;menit ". Benyut /antung lebih dari ("+ E;menit #. 1etargi G.
edinginan,lemas
F. isa disertai ke/ang
-. lasikasi Hiperteria (. Hipertermia yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas a. Hipertermia maligna Hipertermia
maligna
biasanya
dipi&u
oleh
obat-obatan
anesthesia.
Hipertermia ini merupakan miopati akibat mutasi gen yang diturunkan se&ara autosomal dominan. ada episode akut ter/adi peningkatan kalsium intraselular dalam otot rangka sehingga ter/adi kekakuan otot dan hipertermia. usat pengatur suhu di hipotalamus normal sehingga pemberian antipiretik tidak bemanfaat. b.
Hipertermia /enis ini dapat ter/adi pada anak besar;rema/a yang melakukan aktivitas 4sik intensif dan lama pada suhu &ua&a yang panas. en&egahan dilakukan dengan pembatasan lama latihan 4sik terutama bila dilakukan pada suhu 3+ +C atau lebih dengan kelembaban lebih dari F+, pemberian minuman lebih sering )(5+ ml air dingin tiap 3+ menit*, dan pemakaian pakaian yang berwarna terang, satu lapis, dan berbahan menyerap keringat. &.
. Hipertermia yang disebabkan oleh penurunan pelepasan panas. a. Hipertermia neonatal eningkatan suhu tubuh se&ara &epat pada hari kedua dan ketiga kehidupan bisa disebabkan oleh' (* Behidrasi Behidrasi pada masa ini sering disebabkan oleh kehilangan &airan atau paparan oleh suhu kamar yang tinggi. Hipertermia /enis ini merupakan penyebab kenaikan suhu ketiga setelah infeksi dan trauma lahir. %ebaiknya dibedakan antara kenaikan suhu karena hipertermia dengan infeksi. ada demam karena infeksi biasanya didapatkan tanda lain dari infeksi seperti leukositosis;leu&openia, C: yang tinggi, tidak berespon baik dengan pemberian &airan, dan riwayat persalinan prematur;resiko infeksi. * Jverheating emakaian alat-alat penghangat yang terlalu panas, atau bayi terpapar sinar matahari langsung dalam waktu yang lama.
3* rauma lahir Hipertermia yang berhubungan dengan trauma lahir timbul pada 2dari bayi yang lahir dengan trauma. %uhu akan menurun pada(-3 hari tapi bisa /uga menetap dan menimbulkan komplikasi berupa ke/ang. atalaksana dasar hipertermia pada neonatus termasuk menurunkan suhu bayi se&ara &epat dengan melepas semua ba/u bayi dan memindahkan bayi ke tempat dengan suhu ruangan. 0ika suhu tubuh bayi lebih dari 3F+C dilakukan tepid sponged 35+C sampai dengan suhu tubuh men&apai 3#+C. 2* Heat stroke anda umum heat stroke adalah suhu tubuh I 2+.5 +C atau sedikit lebih rendah, kulit teraba kering dan panas, kelainan susunan saraf pusat, takikardia, aritmia, kadang ter/adi perdarahan miokard, dan pada saluran &erna ter/adi mual, muntah, dan kram. omplikasi yang bisa ter/adi antara lain B?C, lisis eritrosit, trombositopenia, hiperkalemia, gagal gin/al, dan perubahan gambaran <>. !nak dengan serangan heat stroke harus mendapatkan perawatan intensif di ?C8, suhu tubuh segera diturunkan )melepas ba/u dan sponging dengan air es sampai dengan suhu tubuh 3G,5 + C kemudian anak segera dipindahkan ke atas tempat tidur lalu dibungkus dengan selimut*, membuka akses sirkulasi, dan memperbaiki gangguan metaboli& yang ada.
5* Haemorrhargi& %ho&k and ambaran klinis mirip dengan heat stroke tetapi tidak ada riwayat penyelimutan berlebihan, kekurangan &airan, dan suhu udara luar yang tinggi. H%< diduga berhubungan dengan &a&at geneti& dalam produksi atau pelepasan serum inhibitor alpha-(-trypsin. e/adian H%< pada anak adalah antara umur (# hari sampai dengan (5 tahun )sebagian besar usia ( tahun dengan median usia 5 bulan*. ada umumnya H%< didahului oleh penyakit virus atau bakterial dengan febris yang tidak tinggi dan sudah sembuh )misalnya infeksi saluran nafas akut atau gastroenteritis dengan febris ringan*. ada – 5 hari kemudian timbul syok berat,
ensefalopati sampai dengan ke/ang;koma, hipertermia )suhu I 2( +C*, perdarahan yang mengarah pada B?C, diare, dan dapat /uga ter/adi anemia berat yang membutuhkan transfusi. ada pemeriksaan 4sik dapat timbul hepatomegali dan asidosis dengan pernafasan dangkal diikuti gagal gin/al..ada H%< tidak ada tatalaksana khusus, tetapi pengobatan suportif seperti penanganan heat stroke dan hipertermia maligna dapat diterapkan. 9ortalitas kasus ini tinggi sekitar G+ dengan ge/ala sisa neurologis yang berat pada kasus yang selamat. Hasil C s&an dan otopsi menun/ukkan perdarahan fokal pada berbagai organ dan edema serebri. "* %udden ?nfant Beath %yndrome )%?B%* Be4nisi %?B% adalah kematian bayi )usia (-( bulan* yang mendadak, tidak diduga, dan tidak dapat di/elaskan. e/adian yang mendahului sering berupa infeksi saluran nafas akut dengan febris ringan yang tidak fatal. Hipertermia diduga kuat berhubungan dengan %?B%. !ngka ke/adian tertinggi adalah pada bayi usia - 2 bulan. Hipotesis yang dikemukakan untuk men/elaskan ke/adian ini adalah pada beberapa bayi ter/adi mal-development atau maturitas batang otak yang tertunda sehingga berpengaruh terhadap pusat chemosensitivity , pengaturan pernafasan, suhu, dan respons tekanan darah. eberapa faktor resiko dikemukakan untuk men/elaskan kerentanan bayi terhadap %?B%, tetapi yang terpenting adalah ibu hamil perokok dan posisi tidur bayi tertelungkup. Hipertermia diduga berhubungan dengan %?B% karenadapat menyebabkan hilangnya sensitivitas pusat pernafasan sehingga berakhir dengan apnea.
D. 3aktor Resiko (. e/ang; syok
D. Etioloi Bisebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas atau &uran dari gangguan infeksi dan suhu lingkungan yang terlalu panas. eadaan ini ter/adi bila bayi diletakkan di dekat api atau ruangan yang berudara panas.%elain itu, dapat pula disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang dapat mempengaruhi pusat pengaturan suhu.
Kat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam
disebut pirogen. Kat pirogen ini dapat berupa protein , pe&ahan protein dan Lat lain , terutama toksin polisakarida , yang dilepas oleh bakteri toksik ; pirogen yang dihasilkan dari degenerasi /aringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. (. @ase – fase er/adinya Hipertermi a. @ase ? ' awal (* * 3* 2*
eningkatan denyut /antung eningkatan la/u dan kedalaman pernapasan ulit pu&at dan dingin karena vasokonstriksi Basar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi 5* :ambut kulit berdiri "* engeluaran keringat berlebih #* eningkatan suhu tubuh
b. @ase ?? ' (* proses demam * ulit terasa hangat ; panas 3* eningkatan nadi M la/u pernapasan 2* Behidrasi ringan sampai berat 5* roses menggigil lenyap "* 9engantuk , ke/ang akibat iritasi sel saraf #* mulut kering G* bayi idak mau minum F* lemas &. @ase ??? ' pemulihan (* ulit tampak merah dan hangat
* erkeringat 3* 9enggigil ringan 2* emungkinan mengalami dehidrasi
E. Penatalaksanaan (. 1etakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal )5 ºC-G ºC* . 1epaskan sebagian atau seluruh pakaian bayi bila perlu 3. erikasa suhu aksila setiap /am sampai ter&apai suhu dalam batas normal 2. ila suhu sangat tinggi )lebih dari 3F ºC*, bayi dikompres atau dimandikan selama (+-(5 menit dalam suhu air 2 ºC, lebih rendah dari suhu tubuh bayi. 0angan menggunakan air dingin atau air yang suhunya lebih rendah dari 2 ºC dibawah suhu bayi 5. memastikan bayi mendapat &airan adekuat a. ?Linkan bayi mulai menyusu b. 0ika terdapat tanda-tanda dehidrasi )mata atau fontanel &ekung, kehilangan elastisitas kulit, atau lidah atau membran mukosa kering* (* asang slang ?7 dan berikan &airan ?7 dengan volume rumatan sesuai dengan usia bayi * ingkatkan volume &airan sebanyak (+ berat badan bayi pada hari pertama dehidrasi terlihat 3* 8kur glukosa darah, /ika glukosa darah kurang dari 25 mg;dl )," mmol;l*, atasi glukosa darah yang rendah ". Cari tanda sepsis #. berikan antibiotik /aka ter/adi infeksi G. %etelah keadaan bayi normal ' a. 1akukan perawatan lan/utan b. antau bayi selama ( /amberikutnya, periksa suhu setiap 3 /am
F. ila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik, serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan dan 6asehati ibu &ara menghangatkan bayi dirumah dan melindungi dari peman&ar panas yang berlebihan
/. Pen'eahan Terha1ap Hiperteria (. esehatan lingkungan. . penyediaan air minum yang memenuhi syarat. 3. embuangan kotoran manusia pada tempatnya. 2. emberantasan lalat. 5. embuangan sampah pada tempatnya. ". endidikan kesehatan pada masyarakat. #. emberian imunisasi lengkap kepada bayi. G. 9akan makana yang bersih dan sehat F. 0angan biasakan anak /a/an diluar
A III
PEN5T5P A. esip4lan ' Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila mekanisme pengeluaran panas terganggu )oleh obat dan penyakit* atau dipengarhui oleh panas eksternal )lingkungan* atau internal )metabolik*. Hipertermi disebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas atau &uran dari gangguan infeksi dan suhu lingkungan yang terlalu panas.8ntuk pen&egahan hipertermi bisa dengan &ara slalu men/aga kesehatan lingkungan, penyediaan air minum
yan
memenuhu
tempatnya,pemberantasan
syarat,pembuangan lalat
,
pembuangan
pendidikan kesehatan pada masyarakat,
kotora sampah
manusia pada
pemberian iminisasi
pada
tempatnya,
lengkap pada
bayi,makan-makanam yang bersih dan sehat,makan- makan yang bersih dan sehat.
. 6aran %aran-sara yang kami sampaikan sehubungan
dengan tulisan makalah ini
sebagai berikut ' Hipertermi
bukankah
suatu
penyakit
yang
ringan
tetapi
hipertermi
merupakan salah satu penyakit dengan faktor resiko tinggi khususnya pada
bayi.8ntuk itu di sini bidan harus tanggap terhadap ge/ala dan keluhan apa yang dikeluhkan klien nantinya.arena apabila hipertermi tidak segera ditangani akan men/adi ke/ang dan bisa mengakibatkan kematian khususnya pada bayi. %elain itu bidan harus turun tangan untuk
memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai hipertermi mulai dari ge/ala maupun tanda kemudian &ara mengatasinya serta pen&egahan terhadap hipertermi.
DA3TAR P56TAA Habel, !.(FF+, Ilmu Penyakit Anak , ina :upa !ksara, 0akarta. emala, ., ar., (FFG, Kamus Suku Kedokteran Dorlan, enerbit uku eokteran <>C, 0akarta. %udarti dan !froh @auLan. +(, !suhan ebidanan 6eonatus, ayi, dan !nak alita. 6uha 9edika. Nogyakarta. http';;www.?bu dan alita.net;info;makalah-Hipertermia - lengkap.html http';;alamsyah.web.id;news;makalah-asuhan-kebidanan-pada-bayi-denganHipertermia.
HIPOGLIKEMIA •
engertian Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah. Istilah hipoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi secara bermakna dibawah kadar ratarata. Dikatakan hepoglikemia bila kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya geala hepoglikemia. !mumnya hepoglikemia teradi pada neonatus umur "#$ am. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak
mendapatkan lagi glukosa dari ibu% sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun. Hipoglikemia merupakan konsentrasi glukosa dalam darah berkurangnya secara abnormal yang dapat menimbulkan gemetaran% keringat dan sakit kepala apabila kronik dan berat% dapat menyebabkan mani&estasi susunan sara& pusat ('amus 'edokteran Dorland$000). Hipoglikemia neonatorum adalah masalah pada bayi dengan kadar glukosa darah kurang dari 0 -*mg/dl (+udarti dkk $0"0). 'eadaan dimana bila kadar gula darah bayi di bawah kadar rata-rata bayi seusia dan berat badan aterm ($*00 gr atau lebih) , 30mg/dl dalam $ am pertama% dan , 0mg/dl pada hari berikutnya. +el otak tidak mampu hidup ika kekurangan glukose. Hypoglikemi dapat teradi berkaitan dengan banyak penyakit% misalnya pada neonatus dengan ibu diabetes dan mengalami Hyperglikemi in utero% atau sebagai komplikasi cidera dingin. +elama masa menggigil simpanan glikogen tubuh tidak mencukupi% tetapi ika dihangatkan teradi peningkatan kebutuhan glikogen. +impanan glikogen menurun dan cadangan tidak dapat memenuhi kebutuhan pada pemanasan. ilai kadar glukose darah/plasma atau serum untuk diagnosis Hipoglikemia pada berbagai kelompok umur anak elompok 8mur
>lokuse mg;dl
Barah lasma;serum
eonatus
2+ mg;(++ ml
25 mg;(++ ml
12
,$0 mg/"00 ml
,$* mg/"00 ml
,30 mg/"00 ml
,3* mg/"00 ml
0 # 3 hr
,0 mg/"00 ml
,* mg/"00 ml
ayi;anak
3 hr Hipoglikemia pada neonates (. 8ntuk setiap neonatus manapun, kadar glukosa 2+-25mg;d1 dianggap tidak normal. . 9enurut AHJ hipoglikemi adalah bila kadar glukosa;gula darah 2# mg;d1
3. >e/ala sering tidak /elas;asimptomatik, semua tenaga kesehatan perlu mewaspadai kemungkinan adanya hipoglikemia. 2. Biagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat men&egah konsekuensi yang serius •
+ecara garis besar hipoglikemia dibagi menadi dua bagian besar% yaitu kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan dan produksi glukosa kurang. (. elainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan.
Hiperinsulinisme (bayi dari ibu penderita diabetes)% hipoglikemia hiperinsulinisme menetap pada bayi% tumor yang memproduksi insulin dan child abuse. Hiperinsulinisme menyebabkan pemakaian glukosa yang berlebihan terutama akibat rangsangan penggunaan glukosa oleh otot akibat sekresi insulin yang menetap. 'elainan ini diketahui sebagai hipoglikemia hiperinsulin endogen menetap pada bayi yang sebelumnya disebut sebagai nesidioblastosis. De&ek pada pelepasan glukosa (de&ek siklus 'rebs% de&ek 4respiratory chain4). 'elainan ini sangat arang% mengganggu pembentukan 567 dari oksidasi glukosa% disini kadar laktat sangat tinggi. De&ek pada produksi energi alternati& (de&isiensi arnitine acyl trans&erase. 'elainan ini mengganggu penggunaan lemak sebagai energi% sehingga tubuh sangat tergantung hanya pada glukosa. Ini akan menyebabkan masalah bila puasa dalam angka lama yang seringkali berhubungan dengan penyakit gastrointestinal. +epsis atau penyakit dengan hipermetabolik% termasuk hipertiroidism. . elainan yang menyebabkan kurangnya produksi glukosa 3. %impanan glukosa tidak adekuat )prematur, bayi %>!, malnutrisi, hipoglikemia ketotik*.
'elainan ini sering sebagai penyebab hipoglikemia% disamping hipoglikemia akibat pemberian insulin pada diabetes. Hal ini dapat dibedakan dengan melihat keadaan klinis dan adanya hipoglikemia ketotik% biasanya teradi pada anak yang kurus% usia antara "8 bulan sampai 9 tahun% biasanya teradi akibat masukan makanan yang terganggu karena bermacam sebab 7enelitian terakhir mekanisme yang mendasari hipoglikemia ketotik adalah gagalnya glukoneogenesis. (. elainan pada produksi glukosa hepar.
'elainan ini menurunkan produksi glukosa melalui berbagai de&ek% termasuk blokade pada pelepasan dan sintesis glukosa% atau blokade atau menghambat gluikoneogenesis. 5nak yang menderita penyakit ini akan dapat beradaptasi terhadap hipoglikemia%karena penyakitnya bersi&at kronik 'elainan hormonal (panhypopituitarisme% de&isiensi hormon pertumbuhan) (. Be4siensi kortisol dapat primer atau sekunder.
Hal ini karena hormone pertumbuhan dan kortisol berperan penting pada pembentukan energi alternati:e dan merangsang produksi glukosa. 'elainan ini mudah diobati namun yang sangat penting adalah diagnosis dini. •
ato4siologi Hipoglikemia
Hipoglikemi sering teradi pada berat lahir rendah (12)% karena cadangan glukosa rendah. 7ada ibu diabetes mellitus (D;) teradi trans&er glukosa yang berlebihan pa da anin sehingga respons insulin uga meningkat pada anin. +aat lahir dimana alur plasenta terputus maka trans&er glukosa berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinism) sehingga teradi hipoglikemi. Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir% karena dapat menimbulkan keang yang berakibat teradinya hipoksi otak. ila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan syara& pusat bahkan sampai kematian. 'eadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan diabetes mellitus.
anda dan >e/ala Hipoglikemia
Hipoglikemia bisa menunukan geala ataupun tidak. 'ecurigaan tinggi harus selalu diterapkan dan selalu antisipasi hipoglikemia pada neonatus deng an &aktor risiko (. remor . %ianosis 3. !patis 2. e/ang 5. !pnea intermitten ". angisan lemah;melengking
#. 1etargi G. esulitan minum F. >erakan mata berputar;nistagmus (+.eringat dingin ((.u&at (.Hipotermi (3.:eDeks hisap kurang (2.9untah
+aat timbulnya geala ber:ariasi dari beberapa hari sa mpai satu minggu setelah lahir. erikut ini merupakan geala klinis yang dimulai dengan &rekuensi tersering% yaitu gemetar atau tremor% serangan sianosis% apati% keang% serangan apnea intermiten atau takipnea% tangis yang melemah atau melengking% kelumpuhan atau letargi% kesulitan minum dan terdapat gerakan putar mata. Dapat pula timbul keringat dingin% pucat% hipotermia% gagal antung dan henti antung. +ering berbagai geala timbul bersama-sama. 'arena geala klinis tersebut dapat disebabkan oleh bermacam-macam sebab% maka bila geala tidak menghilang setelah pemberian glukosa yang adekuat% perlu dipikirkan penyebab lain. •
Biagnosis Hipoglikemia
7resentasi klinis hipoglikemia mencerminkan penurunan ketersediaan glukosa un tuk ++7 serta stimulasi adrenergik disebabkan oleh tingkat darah menurun atau renda h gula. +elama hari pertama atau kedua kehidupan% geala ber:ariasi dari asimtomatik ke ++7 dan gangguan cardiopulmonary. 'elompok berisiko tinggi yang membutuhkan skrining untuk hipoglikemia pada satu am pertama kehidupan meliputi (. ayi yang baru lahir yang beratnya lebih dari 2+++ gr atau kurang dari +++ gr . esar usia kehamilan )1>!* bayi yang berada di atas persentil ke-F+, ke&il untuk usia kehamilan )%>!* bayi di bawah persentil ke-(+, dan bayi dengan pembatasan pertumbuhan intrauterin 3. ayi yang lahir dari ibu tergantung insulin )('(+++ wanita hamil* atau ibu dengan diabetes gestasional )ter/adi pada dari wanita hamil* 2. 8sia kehamilan kurang dari 3# minggu
5. ayi yang baru lahir diduga sepsis atau lahir dari seorang ibu yang diduga menderita korioamnionitis ". ayi yang baru lahir dengan ge/ala sugestif hipoglikemia, termasuk /itteriness, ta&hypnea, hypotonia, makan yang buruk, apnea, ketidakstabilan temperatur, ke/ang, dan kelesuan #. %elain itu, pertimbangkan skrining hipoglikemia pada bayi dengan hipoksia yang signi4kan, gangguan perinatal, nilai !pgar 5 menit kurang dari 5, terisolasi hepatomegali )mungkin glikogen-penyimpanan penyakit*, mikrosefali, &a&at garis tengah anterior, gigantisme, 9akroglosia atau hemihypertrophy )mungkin e&kwith-Aiedemann %yndrome*, atau kemungkinan kesalahan metabolisme bawaan atau ibunya ada di terbutalin, beta blo&ker, atau agen hipoglikemik oral G. er/adinya hiperinsulinemia adalah dari lahir sampai usia (G bulan. onsentrasi insulin yang tidak tepat meningkat pada saat hipoglikemia didokumentasikan. Hiperinsulinisme neonatal ransient ter/adi pada bayi makrosomia dari ibu diabetes )yang telah berkurang sekresi glukagon dan siapa produksi glukosa endogen se&ara signi4kan dihambat*. %e&ara klinis, bayi ini makrosomia dan memiliki tuntutan yang semakin meningkat untuk makan, lesu intermiten, /itteriness, dan ke/ang. •
enatalaksanaan Hipoglikemi
+emua neonatus berisiko tinggi harus ditapis (. ada saat lahir . 3+ menit setelah lahir 3. emudian setiap -2 /am selama 2G /am atau sampai pemberian minum ber/alan baik dan kadar glukosa normal ter&apai
'eadian hipoglikemia dapat dicegah dengan (. 9enghindari faktor resiko yang dapat di&egah, &ontohnya hipotermia . emberian makan enteral merupakan tindakan preventif tunggal paling penting 3. 0ika bayi tidak mungkin menyusu, mulailah pemberian minum dengan menggunakan sonde dalam waktu (-3 /am setelah lahir 2. 6eonatus yang berisiko tinggi harus dipantau nilai glukosanya sampai asupannya penuh dan 3E pengukuran normal sebelum pemberian minum berada diatas 25 mg;d1
5. 0ika ini gagal, terapi intravena dengan glukosa (+ harus dimulai dan kadar glukosa dipantau
!ntuk penanganan bayi yang mengalami hiplogikemia dapat dilakukan dengan (. 9onitor
7ada bayi yang beresiko (12% ;'% bayi dengan ibu D;) perlu dimonitor dalam 3 hari pertama (. eriksa kadar glukosa saat bayi datang;umur 3 /am . 8langi tiap " /am selama 2 /am atau sampai pemeriksaan glukosa normal dalam kali pemeriksaan 3. adar glukosa 25 mg;dl atau ge/ala positif tangani hipoglikemia 2. emeriksaan kadar glukosa baik, pulangkan setelah 3 hari penanganan hipoglikemia selesai . enanganan hipoglikemia dengan ge/ala ' (. olus glukosa (+ ml;kg pelan-pelan dengan ke&epatan ( ml;menit . asang dekstrosa (+ O &&;kg dan diberikan melalui intravena selama 5 menit dan diulang sesuai kebutuhan )kebutuhan infus glukosa "-G mg;kg;menit*.
ontoh 3 kg% kebutuhan glukosa 3 kg = 9 mg/kg/mnt > "8 mg/mnt > $*?$0 mg/hari. ila dipakai D "0@ artinya "0 g/"00cc% bila perlu $*?$0 mg/hari atau $*%? g/hari berarti perlu $*%? g/ "0 g = "00 cc> $*? cc D "0@ /hari. Atau cara lain dengan GIR 'onsentrasi glukosa tertinggi untuk in&us peri&er adalah "$%*@% bila lebih dari "$%*@ digunakan :ena sentral. (. eriksa glukosa darah pada ' ( /am setelah bolus dan tiap 3 /am . ila kadar glukosa masih 5 mg;dl, dengan atau tanpa ge/ala, ulangi seperti diatas 3. ila kadar 5-25 mg;dl, tanpa ge/ala klinis ' •
?nfus B(+ diteruskan
•
eriksa kadar glukosa tiap 3 /am
•
!%? diberikan bila bayi dapat minum (. ila kadar glukosa P 25 mg;dl dalam kali pemeriksaan
•
?kuti petun/uk bila kadar glukosa sudah normal
•
!%? diberikan bila bayi dapat minum dan /umlah infus diturunkan pelan-pelan
•
0angan menghentikan infus se&ara tiba-tiba
3. adar glukosa darah 25 mg;dl tanpa ge/ala' 2. !%? teruskan 5. antau, bila ada gejala mana/emen seperti diatas ". eriksa kadar glukosa tiap 3 /am atau sebelum minum, bila ' •
adar 5 mg;dl, dengan atau tanpa ge/ala tangani hipoglikemi
•
adar 5-25 mg;dl naikkan frekwensi minum
•
adar P 25 mg;dl mana/emen sebagai kadar glukosa normal
2. adar glukosa normal 5. ?7 teruskan ". eriksa kadar glukosa tiap ( /am #. ila kadar glukosa turun, atasi seperti diatas G. ila bayi sudah tidak mendapat ?7, periksa kadar glukosa tiap ( /am, bila kali pemeriksaan dalam batas normal, pengukuran dihentikan. F. ersisten hipoglikemia )hipoglikemia lebih dari # hari* (+.onsultasi endokrin ((.erapi' kortikosteroid hidrokortison 5 mg;kg;hari E;hari iv atau prednison mg;kg;hari per oral, men&ari kausa hipoglikemia lebih dalam. (.ila masih hipoglikemia dapat ditambahkan obat lain' somatostatin, glukagon, diaLoEide, human growth hormon, pembedahan. )/arang dilakukan* (3.Hipoglikemia refraktori
'ebutuhan glukosa A"$ mg/kg/menit menunukan adanya hiperinsulinisme. 'eadaan ini dapat diperbaiki dengan (. Hidrokortison 5 mg;kg ?7 atau ?9 setiap ( /am . >lukagon ++ ug ?7 )segera atau infus berkesinambungan (+ ug;kg;/am* 3. BiaLoEide (+ mg;kg;hari setiap G /am menghambat sekresi insulin pankreas
7emantauan glukosa ditempat tidur (bed side) secara sering diperlukan untuk memastikan bahwa neonatus mendapatkan glukosa yang memadai. 'etika pemberian makan telah dapat ditoleransi dan nilai pemantauan glukosa di tempat tidur (bed side) sudah normal maka in&us dapa t diturunkan secara bertahap. 6indakan ini mungkin memerlukan waktu $ -8 am atau lebih untuk menghindari kambuhnya hipoglikemia •
rognosis Hipoglikemia
Bika tidak diobati% hipoglikemia yang berat dan berkepanangan dapat menyebabkan kematian pada setiap golongan umur. 7ada neonatus prognosis tergantung dari berat% lama% adanya gealageala klinik dan kelainan patologik yang menyertainya% demikian pula etiologi% diagnosis dini dan pengobatan yang adekuat. erdasarkan tingkat beratnya hipoglikemia neonatus dapat digolongkan (. Hipoglikemia transisional
7rognosisnya baik dan tergantung kepada kelainan yang mendasarinya misal as&iksia perinatal. 6idak ada korelasi antara rendahnya kadar gula dengan mortalitas/morbiditas bayi. 'ebanyakan bayi tetap hidup walaupun dengan kadar gula $0 mg/"00 ml. . Hipoglikemia sekunder
;ortalitas neonatus pada kelompok ini disebabkan oleh kelainan yang menyertainya. ayi yang menderita Hipoglikemia tipe ini% sedikit menderita sekuele akibat Hipoglikemianya% tetapi lebih banyak akibat kelainan patologik yang menyertainya. 3. Hipoglikemia transien
ayi yang termasuk dalam kelompok ini bila tidak diobati akan mati. ayi-bayi tersebut seringkali pada 12 dan ';' yang bisa disertai dengan komplikasi akibat 12 dan ';' sendiri% demikian pula masalah-masalah perinatal yang bisa menyebabkan ganggguan mental% perilaku dan keang-keang yang tidak ada hubungann ya dengan hipoglikemia.
7ada penelitian prospekti& dengan menggunakan kontrol% bayi-bayi kelompok ini yang diamati sampai umur tahun ternyata terdapat gangguan intelektual yang minimal% tetapi tidak ada cacat nerologik yang berat. 2. Hipoglikemia berat )berulang*
'elompok ini bisa dibagi atas beberapa katagori yang masing-masing mempunyai masalah tersendiri yang mempengaruhi prognosisnya. (. Be4siensi hormon multipel )hipopituitarisme bawaan*.
+ering kali disertai Hipoglikemia berat bahkan &atal pada hari-hari pertama% nampaknya akibat de&isiensi hormon hipo&ise anterior. Dari $9 kasus yang dilaporkan $/3 meninggal (* pada hari pertama% pada masa neonatus dan * antara umur $ bulan sampai " tahun). eberapa di antaranya yang hidup menunukkan geala retardasi. 7rognosis terhadap perkembangannya tergantung dari adanya de&isiensi hormon-hormon lainnya dan berhasilnya pengobatan substitusi. (. elebihan hormon )hiperinsulinisme*
7ada sindroma eckwith Ciedemann% retardasi mental kemungkinan disebabkan oleh H yang tidak diobati% meskipun dengan pengobatan adekuat prognosis masih meragukan% sebab adanya anomali multipel yang menyertainya. (. Infant giants )@oetopathia Biabeti&a* '
iasanya memperlihatkan hipoglikemia berat dan tidak ada respon terhadap pengobatan medikamentosadan memerlukan pankreatektomi total. ;ereka yang hidupo biasanya memperlihatkan retardasi perkembangan yang sedang atau berat. (. !denma sel beta '
7ada penderita yang diamati% bayi-bayi yang hidup menunukkan perawakan yang relati& pendek tetapi ada yang menderita diabetes dan beberapa diantaranya memperlihatkan gangguan neurologik sedang atau berat% gangguan mental dan sering kali dengan keang-keang. ;aka% penting diagnosis dini dan tindakan bedah yang segera. (. >angguan metabolisme hidrat arang'
7rognosis tergantung darimana masing-masing penyebabnya% misalnya hipoglikemia bisa &atal pada hari pertama% untuk glycogen strorage disease.
(. >angguan metabolisme asam amino yang disertai hipoglikemia, misalnya' Maple syrup urine disease, asidemiametilmalok. 9asing-masing mempunyai pragnosis yang meragukan. •
omplikasi Hipoglikemi
(. Hipoksi otak; kerusakan otak . erusakan sistem syaraf pusat; koma 3. ematian
D5652 7!+65'5 http//growupclinic.com/$0"$/08/"0/penanganan-terkini-hipoglikemia-pada-bayi/. Diakses tanggal $ o:ember $0"3. Bam $0.00 http//www.nbci.ca/inde=.phpEoption>comFcontentG:iew>articleGid>3"hypoglycaemia-o&the-newborn-low-blood-sugarGcatid>$?in&ormation-indonesianGItemid>9. Diakses $ o:ember $0"3. Bam $0."0 http//lenteraimpian.wordpress.com/$0"0/03/0$/hipoglikemia/. Diakses $ o:ember $0"3. Bam $0.30 ; +acharin% 2osa. "?89. Prinsip Keperawatan Pediatrik., Bakarta <. ;arkun. 5H."???. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak . Bilid ". Bakarta alai 7enerbit '!I ;asoer% 5ri&% dkk. $00". Kapita Selekta Kedokteran. Bakarta ;edia 5esculapus. elson Caldo . $000. Ilmu Kesehatan Anak . disi "*. olume ". Bakarta < +ai&udin% 5bdul ari% $00$. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan aternal dan !eonatal . Bakarta Jayasan ina 7ustaka +arwono 7rawirohard
APORAN PENDAH55AN" HIPERIIR5IN PADA NEONAT56
I.
DE3INI6I 9enurut %lusher (!"#* Hiperbilirubin merupakan suatu kondisi di mana produksi bilirurin yang berlebihan di dalam darah. 9enurut 1ubis )+(3*, Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis tersering ditemukan pada bayi baru lahir, dapat disebabkan oleh proses 4siologis, atau patologis, atau kombinasi keduanya. ?kterus neonatorum adalah suatu keadaan pada bayi baru lahir dimana kadar bilirubin serum total lebih dari (+ mg pada minggu pertama dengan ditandai adanya ikterus yang bersifat patologis )!limun,H,! ' ++5*. 0adi, dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hiperbilirubin merupakan suatu kondisi di mana kadar bilirubin yang berlebihan dalam darah yang biasa ter/adi pada neonatus baik se&ara 4sologis, patologis maupun keduanya.
II.
DERA7AT HIPERIIR5IN MEN5R5T RAMER
8ONA
III. (.
RATA+RATA 6ER5M
A/IANs T55H
INDIRE (5ol#!
(
epala sampai leher
(++
epala, leher, sampai umbilikus
(5+
3
epala, leher, pusar sampai paha
++
2
1engan Q tungkai
5+
5
epala sampai ke tumit kaki
I5+
(Sum$er % Pengantar Ilmu Kesehatan Anak I& !!' A6I3IA6I ?kterus @isiologis. ?kterus 4siologik adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak
mempunyai
membahayakan
dasar
atau
patologis,
mempunyai
kadarnya
potensi
tidak
men/adi
melewati Rkerni&terusS
kadar
yang
dan
tidak
menyebabkan suatu morbiditas pada bayi. ?kterus patologik adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubinnya men&apai suatu nilai yang disebut hiperbilirubin. ?kterus pada neonatus tidak selamanya patologis. ?kterus 4siologis adalah ikterus yang memiliki karakteristik sebagai berikut menurut )Hanifah, (FG#*, dan )Callhon, (FF"*, )arigan, ++3* dalam )%&hwats, ++5*'
a) b)
imbul pada hari kedua - ketiga. adar bilirubin indirek setelah E2 /am tidak melewati (5 mg pada neonatus
c) d) e) f)
&ukup bulan dan (+ mg pada kurang bulan. e&epatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg perhari. adar bilirubin direk kurang dari ( mg. ?kterus hilang pada (+ hari pertama. idak mempunyai dasar patologisT tidak terbukti mempunyai hubungan dengan
g)
keadaan patologis tertentu. ?kterus yang kemungkinan men/adi patologis atau hiperbilirubinemia dengan
•
karakteristik sebagai berikut 9enurut )%urasmi, ++3* bila' ?kterus ter/adi pada 2 /am pertama sesudah kelahiran. eningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg atau I setiap 2 /am. onsentrasi bilirubin serum sewaktu (+ mg pada neonatus bulan dan (,5 mg
•
pada neonatus &ukup bulan. ?kterus disertai proses hemolisis )inkompatibilitas darah, de4siensi enLim >"B dan
•
sepsis*. ?kterus disertai berat lahir +++ gr, masa gestasi 3" minggu, as4ksia, hipoksia,
• •
sindrom gangguan pernafasan, infeksi, hipoglikemia, hiperkapnia, hiperosmolalitas .
darah. ?kterus atologis;Hiperbilirubinemia. 9enurut )arigan, ++3* adalah suatu keadaan dimana kadar konsentrasi bilirubin dalam darah men&apai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis. rown menetapkan hiperbilirubinemia bila kadar bilirubin men&apai ( mg pada &ukup bulan, dan (5 mg pada bayi kurang bulan. 8telly menetapkan (+ mg dan (5 mg.
I9.
(Sum$er% Pengantar Ilmu Kepera)atan Anak I& !!' ETIOO/I eningkatan kadar bilirubin dalam darah tersebut dapat ter/adi karena keadaan sebagai berikutT
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Polychetemia )eningkatan /umlah sel darah merah* Isoimmun *emolytic Disease elainan struktur dan enLim sel darah merah era&unan obat )hemolisis kimiaT salisilat, kortikosteroid, kloramfenikol* Hemolisis ekstravaskuler +ephalhematoma ,cchymosis
8.
>angguan fungsi hatiT de4siensi glukoronil transferase, obstruksi empedu )atresia
biliari*, infeksi, masalah metabolik galaktosemia, hipotiroid jaundice !%? 9. !danya komplikasiT as4ksia, hipotermi, hipoglikemi. 9enurunnya ikatan albuminT
9.
lahir prematur, asidosis. (Sum$er% IDAI& !"" TANDA DAN /E7AA anda dan ge/ala yang /elas pada anak yang menderita hiperbilirubin adalahT
1. ampak ikterus pada sklera, kuku atau kulit dan membran mukosa. 2. 0aundi&e yang tampak dalam 2 /am pertama disebabkan oleh penyakit hemolitik
pada bayi baru lahir, sepsis, atau ibu dengan diabetik atau infeksi. 3. 0aundi&e yang tampak pada hari ke dua atau hari ke tiga, dan men&apai pun&ak pada hari ke tiga sampai hari ke empat dan menurun pada hari ke lima sampai hari ke tu/uh yang biasanya merupakan /aundi&e 4siologis. 4. ?kterus adalah akibat pengendapan bilirubin indirek pada kulit yang &enderung tampak kuning terang atau orange, ikterus pada tipe obstruksi )bilirubin direk* kulit tampak berwarna kuning kehi/auan atau keruh. erbedaan ini hanya dapat dilihat 5. 6. 7. 8. 9. 10.
pada ikterus yang berat. 9untah, anoksia, fatigue, warna urin gelap dan warna tin/a pu&at, seperti dempul erut membun&it dan pembesaran pada hati ada permulaan tidak /elas, yang tampak mata berputar-putar 1etargik )lemas*, ke/ang, tidak mau menghisap Bapat tuli, gangguan bi&ara dan retardasi mental ila bayi hidup pada umur lebih lan/ut dapat disertai spasme otot, epistotonus, ke/ang, stenosis yang disertai ketegangan otot. (Sum$er% undamental Kepera)atan& !!'
9I.
PATO3I6IOO/I ilirubin
adalah
produk
peme&ahan
hemoglobin
yang
berasal
dari
pengrusakan sel darah merah;:Cs. etika :Cs rusak maka produknya kan masuk sirkulasi, diimana hemoglobin pe&ah men/adi heme dan globin. >loobin UproteinV digunakan kembali oleh tubuh sedangkan heme akan diruah men/adi bilirubin unkon/ugata dan berikatan dengan albumin. e/adian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan bebab bilirubin pada streptu&o&us hepar yang terlalu berlebihan. Hal ini dapat ditemukan
bila
terdapat
peningkatan
penghan&uran
eritrosit,
polisitemia,
memendeknya umur eritrosit /anin;bayi, meningkatnya bilirubin dari sumber lain, atau terdapatnya peningkatan sirkulasi enterohepatik. >angguan ambilan bilirubin plasma ter/adi apabila kadar protein-K dan protein-N terikat oleh anion lain, misalnya pada bayi dengan asidosis atau dengan anoksia;hipoksia, ditentukan gangguan kon/ugasi hepar )de4siensi enLim glukuronii transferase* atau bayi menderita gangguan ekskresi, misalnya penderita hepatitis neonatal atau sumbatan saluran empedu intra;ekstra hepatika. ada dera/at tertentu, bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusakan /aringan otak. oksisitas ini terutama ditemukan pada bilirubin indirek. %ifat indirek ini yang memungkinkan efek patologik pada sel otak apabila bilirubin tadi dapat menembus sawar darah otak. elainan yang ter/adi pada otak ini disebut kernikterus atau ensefalopati biliaris. 9udah tidaknya bilirubin melalui sawar darah otak ternyata tidak hanya tergantung dari tingginya kadar bilirubin tetapi tergantung pula pada keadaan neonatus sendiri. ilirubin indirek akan mudah melalui sawar darah otak apabila pada bayi terdapat keadaan imaturitas. erat lahir rendah, hipoksia, hiperkarbia, hipoglikemia dan kelainan susunan saraf pusat yang karena trauma atau infeksi. eningkatan kadar ilirubin tubuh dapat ter/adi pada beberapa keadaan. e/adian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban ilirubin pada sel Hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghan&uran angguan peme&ahan ilirubin plasma /uga dapat menimbulkan peningkatan kadar ilirubin tubuh. Hal ini dapat ter/adi apabila kadar protein N dan K berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. eadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar ilirubin adalah apabila ditemukan gangguan kon/ugasi Hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu. ada dera/at tertentu ilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak /aringan tubuh. oksisitas terutama ditemukan pada ilirubin ?ndirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. sifat ini memungkinkan ter/adinya efek patologis pada sel otak apabila ilirubin tadi dapat menembus sawar darah otak. elainan yang ter/adi pada otak disebut kernikterus.
ada umumnya dianggap bahwa kelainan pada saraf pusat tersebut mungkin akan timbul apabila kadar ilirubin ?ndirek lebih dari + mg;dl. 9udah tidaknya kadar ilirubin melewati sawar darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatus. ilirubin ?ndirek akan mudah melalui sawar darah otak apabila bayi terdapat keadaan 1: , hipoksia, dan hipoglikemia. (Sum$er% IDAI&!"" 9II. PATH:A;
(Sum$er% Pengantar Ilmu Kepera)atan Anak I& !!' 9III. OMPIA6I (. ilirubin en&ephahalopathi . ernikterus Tkerusakan neurologis T &erebral palis, retardasi mental, hyperaktif, bi&ara lambat, tidak ada koordinat otot dan tangisan yang melengking. 3. !s4ksia 2. Hipotermi 5. Hipoglikemi (Sum$er% undamental Kepera)atan& !!' I<. PEMERI6AAN DIA/NO6TI
1. a)
1aboratorium )emeriksan Barah* emeriksaan billirubin serum. ada bayi prematur kadar billirubin lebih dari (2 mg;dl dan bayi &ukup bulan kadar billirubin (+ mg;dl merupakan keadaan yang
b) c) 2. 3.
tidak 4siologis. Hb, HC, Hitung Barah 1engkap. rotein serum total. 8%>, untuk mengevaluasi anatomi &abang kantong empedu. :adioisotop %&an, dapat digunakan untuk membantu membedakan hapatitis dan
1.
atresia billiari. (Sum$er% undamental Kepera)atan& !!' PENATAA6ANAAN engawasan antenatal dengan baik dan pemberian makanan se/ak dini )pemberian
2.
!%?*. 9enghindari obat yang meningkatakan ikterus pada masa kelahiran, misalnya sulfa
<.
3. 4.
furokolin. en&egahan dan pengobatan hipoksin pada neonatus dan /anin. @enobarbital @enobarbital dapat mengeksresi billirubin dalam hati dan memperbesar kon/ugasi. 9eningkatkan
sintesis
hepatik
glukoronil
transferase
yang
mana
dapat
meningkatkan billirubin kon/ugasi dan &lerean&e hepatik pigmen dalam empedu. 5. 6.
@enobarbital tidak begitu sering digunakan. !ntibiotik, bila terkait dengan infeksi. @ototerapi @ototerapi dilakukan apabila telah ditegakkan hiperbillirubin patologis dan berfungsi untuk menurunkan billirubin dikulit melalui tin/a dan urine dengan oksidasi foto
pada billirubin dari billiverdin. 7. ransfusi tukar. ransfusi tukar dilakukan bila sudah tidak dapat ditangani dengan foto terapi. (Sum$er% IDAI& !"" itas # Istirahat 1etargi, malas.
2.
6irk4lasi a.
9ungkin pu&at, menandakan anemia b.
?.
ertempat tinggal di atas ketinggian 5++ ft
Eliinasi
a.
ising usus hipoaktif
b.
asase mekonium mungkin lambat
&.
@eses mungkin lunak ; &oklat kehi/auan selama pengeluaran bilirubin
d.
8rine gelap pekatT hitam ke&oklatan )sindroma bayi bronLe*
@.
Makanan # -airan
a.
:iwayat pelambatan ; makan oral buruk, lebih mungkin disusui dari pada menyusu botol
b.
alpasi abdomen dapat menun/ukkan pembesaran limpa, hepar
.
Ne4rosensori
a.
%efalohematoma besar mungkin terlihat pada satu atau kedua tulang parietal yang berhubungan dengan trauma kelahiran ; kelahiran ekstraksi vakum.
b.
&.
ehilangan reDeE 9oro mungkin terlihat.
d.
Jpistotonus dengan kekuatan lengung punggung, fontanel menon/ol, menangis lirih, aktivitas ke/ang )tahap krisis*.
.
Pernapasan
a.
:iwayat as4ksia.
b.
rekels, mu&us ber&ak merah muda )edema pleura, hemoragi pulmonal*
B.
eaanan
a.
:iwayat positif infeksi;sepsis neonates.
b.
Bapat mengalami ekimosis berlebihan, petekie, perdarahan intra &ranial
&.
Bapat tampak ikterik pada awalnya pada wa/ah dan berlan/ut pada bagian distal tubuhT kulit hitam ke&oklatan )sindrom bayi bronLe* sebagai efek samping fototerapi.
C.
6eks4alitas
a.
9ungkin praterm, bayi ke&il untuk usia gestasi )%>!*, bayi dengan reterdasi pertumbuhan intrauterus )?8>:*, atau bayi besar untuk usia gestasi )1>!*, seperti bayi dengan ibudiabetes.
b. rauma kelahiran dapat ter/adi berkenaan dengan stress dingin, as4ksia, hipoksia, asidosis, hipoglikemia, hipoproteinemia. &.
. (.
er/adi lebih sering pada bayi pria dari pada bayi wanita.
DIA/NO6A :esiko tinggi &edera b.d. meningkatnya kadar bilirubin toksik dan komplikasi
berkenaan phototerapi. . erusakan integritas kulit b.d. efek dari phototerapi 3. :esiko tinggi kekurangan volume &airan b.d. phototerapi 2. 6utrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan menelan
-. N5R6IN/ -ARE PAN B?!>6J%!
6JC
:esiko tinggi &edera b.d. meningkat nya kadar bilirubin toksik dan(. komplikasi berkenaan phototera pi.
%etelah di lakukan (. tindakan keperawatan selama 3E2 /am klien membaik dengan kriteria
6?C
:!%?J6!1
a/i 1 terhadap (. 1 sangat rentan adanya terhadap hiperbilirubinemia hiperbilirubinemia setia -2 /am lima . phototerapi hari pertama berfungsi kehidupan mendekomposisikan lien tidak . erikan bilirubin dengan menun/ukan ge/ala phototerapi photoisomernya. sisa neurologis dan %elama phototerapi 3. 0elaskan fungsi berlan/utnya perlu diperhatikan fototherapy komplikasi adanya komplikasi phototerapi hipertermi, 2. olaborasi seperti' pemberian transfusi on/ungtivitis, dehidrasi tukar 3.
agar keluarga pahan
tentang prosdeur yang akan di lakukan 2.
ransfusi tukar dilakukan bila ter/adi hiperbilirubinemia pathologis karena ter/adinya proses hemoliitik berlebihan yang disebabkan oleh !J antagonis
%etelah dilakukan (. a/i Jutput (. tindakan . ertahankan intake keperawatan selama 3E2 /am &airan pasien membaik 3. 0elaskan kepada dengan kriteria keluarga tentang hasil' penting (. idak ada tanda- keseimbangan . &airan tanda dehidrasi
Jutput yang berlebihan atau tidak seimbang dengan intake akan menyebabkan gangguan keseimbangan &airan
:esiko tinggi kekuranga n volume &airan b.d. phototera pi
2.
. urgor baik 3.
idak penurunan kesadaran
ter/adi
olaborasi dengan dokter tentang pemberian &airan 3.
2.
erusakan integritas kulit b.d photother api
%etelah di lakukan (. intervensi keperawatan selama 3E2 /am pasien membaik . dengan kriteria hasil '
(. idak ter/adi kerusakan integritas kulit
!gar intake yang masuk tetap seimbang dengan intake yang keluar !gar keluarga paham tentang kondisi pasien 8ntuk men&egah ter/adinya dehidrasi
9onitor adanya (. Beteksi dini kerusakan integritas kerusakan integritas kulit kulit
ersihkan kulit bayi . @eses dan urine dari kotoran setelah yang bersifat asam !, ! dapat mengiritasi kulit 3. 1akukan perubahan posisi setiap /am 3. erubahan posisi mempertahankan 2. 0elaskan keluarga sirkulasi yang adekuat tentang pentingnya dan men&egah
men/aga kelembaban kulit 5.
penekanan yang berlebihan pada satu sisi
olaborasi dengan dokter untuk 2. !gar keluarga pahan pemberian salep tentang pentingnya men/aga kelembaban kulit 5.
6utrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak mampuan menelan (.
8ntuk men&egah kerusakan kulit lebih parah
%etelah di lakukan (. 9onitor /umlah(. 8ntuk mengetahui tindakan nutrisi dan intake pasien keperawatan kandungan kalori . !gar tidak ter/adi selama 3E2 /am, . erikan makanan penurunan dan pasien membaik terpilih giLi ter&ukupi dengan kriteria'
3. erikan informasi3. idak ter/adi kepada keluarga penurunan tentang kebutuhan . idak terdapat nutrisi tanda-tanda 2. olaborasi dengan2. malnutrisi doktermaupun ahli 3. er/adi giLi tentang giLi peningkatan yang di butuhkan
!gar keluarga paham tentang /umlah nutrisi yang di butuhkan pasien !gar dapat menentukan makanan yang benarbenar sesuai dengan kondisi pasien
DA3TAR P56TAA
!limul, Hidayat !. ++5. Pengantar Ilmu Kepera)atan Anak I0 0akarta' %alemba medika.
ule&he&k, >loria 9., ut&her, Howard ., Bo&hterman, 0. 9&Closkey. +(. .ursing Interventions +lassi1cation (.I+ . ifth ,dition. ?owa ' 9osby
Boengoes, < 9arlynn M 9oerhorse, 9ary @ra&es. ++(. 2encana Pera)atan Maternal 3 4ayi0 <>C. 0akarta
0honson,9arion. +(. Io)a /utcomes Project .ursing +lassi1cation (./+. %t. 1ouis ,9issouri T 9osby .
6!6B! ?nternational. +(. .ursing Diagnoses % De1nitions 5 +lassi1cations !"-!"6 . 0akarta ' <>C
6gastiah. (FF#. Pera)atan Anak Sakit . <>C. 0akarta
rawirohad/o, %arwono. (FF#. Ilmu Ke$idanan.
edoman raktek linik' ?katan Bokter !nak ?ndonesia )+((*
otter, atri&ia !. erry, !nne >riWn. ++5. 4uku Ajar udamental Kepera)atan % Konsep& Proses dan Praktis 7olume 0 <>C '0akarta
%lusher& et all )+(3*. reatment Jf 6eonatal 0aundi&e Aith @iltered %unlight ?n 6igerian 6eonates' %tudy roto&ol Jf ! 6on-?nferiority, :andomiLed Controlled rial. http%33)))0trialsjournal0com3content3"63"3668% :?!1%
%uriadi, dan :ita N. ++(. Asuhan Kepera)atan Pada Anak .
%yaifuddin, ari !bdul. +++. 4uku Ajar .asional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan .eonatal. 06:;J>? M Nayasan ina ustaka. 0akarta.
APORAN PENDAH55AN" A63I6IA PADA NEONAT56 I.
DE3INI6I !s4ksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas se&ara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir )9ans/oer, +++*. !s4ksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CJ dan asidosis, bila proses ini berlangsung terlalu /auh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. !s4ksia /uga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya. )%aiXudin, ++(*. 0adi, berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa as4ksia merupa suatu keadaan di mana bayi tidak dapat menangis se&ara spontan setelah lahir.
II.
A6I3IA6I abel penilaian !>!: %CJ:< %kor !>!: anda +
(
@rekuensi 0antung
idak ada
(++ E;menit
I (++ E;menit
8saha bernafas
idak ada
1ambat tak teratur
9enangis kuat
anus otot
1umpuh
>erakan aktif
idak ada
>erakan sedikit
>erakan kuat;melawan
:eDeks
Aarna kulit
iru;pu&a ubuh kemerahan, eks t biru
%eluruh kemerahan
tubuh
lasi4kasi klinis !>!: %CJ:< ' a. !s4ksia berat )6ilai !>!: +-3* emeriksaan 4sik ditemukan frekuensi /antung tidak ada atau (++ E; menit, tonus otot buruk;lemas, sianosis berat, tidak ada reaksi, respirasi tidak ada. b. !s4ksia ringan – sedang )6ilai !>!: 2 – "* emeriksaan 4sik ditemukan frekuensi /antung (++ ; menit, tonus otot kurang baik atau baik , sianosis )badan merah, anggota badan biru*, menangis. :espirasi lambat, tidak teratur. &. ayi normal atau sedikit as4ksia # – F emeriksaan 4sik ditemukan frekuensi /antung I (++ ; menit, tonus otot baik; pergerakan aktif , seluruh badan merah, menangis kuat. :espirasi baik. d. ayi normal dengan nilai !>!: (+ ayi dianggap sehat, tidak perlu tindakan istimewa.
III. a.
b.
&.
ETIOO/I 3aktor i%4 Y reeklampsia dan eklampsia Y endarahan abnormal )plasenta previa atau solusio plasenta* Y artus lama atau partus ma&et Y Bemam selama persalinan ?nfeksi berat )malaria, si4lis, C, H?7* Y ehamilan 1ewat Aaktu )sesudah 2 minggu kehamilan* 3aktor Tali P4sat Y 1ilitan tali pusat Y ali pusat pendek Y %impul tali pusat Y rolapsus tali pusat 3aktor a*i Y ayi prematur )sebelum 3# minggu kehamilan* Y ersalinan dengan tindakan )sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep* Y elainan bawaan )kongenital* Y !ir ketuban ber&ur mekonium )warna kehi/auan* enolong persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang berpotensi untuk menimbulkan as4ksia. !pabila ditemukan adanya faktor risiko tersebut maka hal itu harus dibi&arakan dengan ibu dan keluarganya tentang kemungkinan perlunya tindakan resusitasi. !kan tetapi, adakalanya faktor risiko men/adi sulit dikenali atau )sepengetahuan penolong* tidak di/umpai tetapi as4ksia tetap ter/adi. Jleh karena itu, penolong harus selalu siap melakukan resusitasi bayi pada setiap pertolongan persalinan.
I9.
TANDA DAN /E7AA
• • • • • • •
9.
ernapasan terganggu Betik /antung menurun :eDeks; respons bayi melemah onus otot menurun Aarna kulit biru atau pu&at e/ang enurunan kesadaran
PATO3I6IOO/I ada penderita as4ksia telah dikemukakan bahwa gangguan pertukaran gas serta transport + akan menyebabkan berkurangnya penyediaan + dan kesulitan pengeluaran C+. eadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan tergantung dari berat dan lamanya as4ksia fungsi tadi dapat reversibel atau menetap, sehingga menimbulkan komplikasi, ge/ala sisa, atau kematian penderita. ada tingkat permulaan, gangguan ambilan + dan pengeluaran C+ tubuh ini mungkin hanya menimbulkan asidosis respiratorik. !pabila keadaan tersebut berlangsung terus, maka akan ter/adi metabolisme anaerobik berupa glikolisis glikogen tubuh. !sam organik yang terbentuk akibat metabolisme ini menyebabkan ter/adinya keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolik. eadaan ni akan menganggu fungsi organ tubuh, sehingga mungkin ter/adi penurunan sirkulasi kardiovaskuler yang ditandai oleh penurunan tekanan darah dan frekwensi denyut
/antung 9I. PATH:A;
9II.
OMPIA6I omplikasi yang mun&ul pada as4ksia neonatus antara lain ' a.
hipoksemia
padapembuluh
menyebabkan pengeluaran urine sedikit. &. e/ang
darah
mesentrium
dan
gin/al
yang
ada bayi yang mengalami as4ksia akan mengalami gangguan pertukaran gas dan transport J sehingga penderita kekurangan persediaan J dan kesulitan pengeluaran CJ hal ini dapat menyebabkan ke/ang pada anak tersebut karena d.
perfusi /aringan tak efektif. oma !pabila pada pasien as4ksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahan pada otak.
9III. PEMERI6AAN DIA/NO6TI !nalisis gas darah ) ph kurang dari #,+ * enilaian apgar s&or meliputi ) warna kulit, usaha bernafas, tonus otot * emeriksaan <<> dan C s&an /ika sudah ter/adi komplikasi engka/ian spesi4k • • • •
I<. a.
PENATAA6ANAAN Terapi s4portif indakan untuk mengatasi as4ksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir yang bertu/uan untuk rnempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi ge/ala sisa yang mungkin mun&ul. indakan resusiksi bayi baru tahir mengikuti tahap tahapan-tahapan yang dikenal dengan !C resusitasi '
(.
9emastikan saluran nafas terbuka '
!. 9eletakkan bayi pada posisi yang benar. .
9enghisap mulut kemudian hidung kalau perlu trakea
C.
ila perlu masukkan < untuk memastikan pernafasan terbuka
.
9emulai pernapasan ' !. 1akukan rangsangan taktil . ila perlu lakukan ventilasi tekanan positif
C. 9empertahankan sirkulasi darah ):angsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan &ara kompresi dada atau bila perlu menggunakan obat-obatan* B. oreksi gangguan metabolik )&airan, glukosa darah, elektrolit *
-ara res4sitasi 1i%ai 1ala tin1akan 44 1an tin1akan kh4s4s " Tin1akan 54
a. engawasan suhu b. embersihan /alan nafas &. :angsang untuk menimbulkan pernafasan
b.
indakan husus indakan ini diker/akan setelah tindakan umum diselenggarakan tanpa hasil
prosedur yang dilakukan disesuaikan dengan beratnya as4ksia yang timbul pada (*
bayi, yang dinyatakan oleh tinggi-rendahnya !pgar. !s4ksia berat )nilai !pgar + – 3* :esusitasi aktif harus segera dilaksanakan langkah utama
memperbakti
ventilasi paru dengan pemberian + dengan tekanan dan intemitery &ara terbaik dengan intubasi endotrakeal lalu diberikan + tidak lebih dari 3+ mmHg. !s4kasi berat hampir selalu disertai asidosis, koreksi dengan bikarbonas natrium -2 m
harus dinilai kembali, mungkin hal ini disebabkan oleh
ketidakseimbangan asam dan basa yang belum dikorekrsi atau gangguan organik seperti hernia diaftagmatika atau stenosis /alan nafas. *
!s4ksia ringan – sedang )nilai !pgar 2 – "* %timulasi agar timbul reDek pernafasan dapat di&oba bila dalam waktu 3+-"+ detik tidak timbul pernapaan spontary ventilasi aktif harus segera dilakukan. 7entilasi sederhana dengan kateter + intranasal dengan 4ltrat (- E;mnt, bayi diletakkan dalam posisi dorsoDeksi kepala. emudian dilakukan gerakan membuka dan menutup nares dan mulut disertai gerakan dagu keatas dan kebawah dengan frekuensi + kali;menit, sambil diperhatikan gerakan dinding torak dan abdomen.
ila bayi memperlihatkan gerakan pernapasan spontan, usahakan mengikuti gerakan tersebut, ventilasi dihehtikan /ika hasil tidak di&apai dalam (-
menit
sehingga ventilasi paru dengan tekanan positif se&ara tidak langsung segera dilakukan, ventilasi dapat dilakukan dengan dua &ara yaitu dari mulut ke rnulut atau dari ventilasi ke kantong masker. ada ventitasi dari mulut ke mulut, sebelumnya mulut penolong diisi dulu dengan +, ventilasi dilahirkan dengan frekuensi +-3+ kali permenit dan perhatikan gerakan nafas spontan yang mungkin timbul. indakan dinyatakan tidak berhak /ika setelah dilekuknn berberapa saat teZadi penurunan frekuens /antung atau perbaikan tonus otot intubasi endotrakheal harus segera dilahirkan, bikarbonas natrikus dan glukosa dapat segera diberikan, apabila 3 menit setelah lahir tidak memperlihatkan pernapasan teratur meskipun ventilasi telah dilakukan dengan adekuat.
Terapi Me1ikaentosa Epinefrin ?ndikasi' (.
Benyut /antung bayi "+E;menit setelah paling tidak 3+ detik dilakukan ventilasi adekuat dan kompresi dada belun ada respon.
.
%istotik Bosis ' +,(-+,3 ml ; kg dalam lanrtan ? ' (+.+++ )+,( mg – +,+3 mg ; kg*. Cara ' i.v atau endotakheal. Bapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu
9ol4e Ekspan1er ?ndikasi' (.
ayi baru lahir yang dilahirkan resusitasi rnengalami hipovolernia dan tidak ada respon dengan resueitasi.
.
Hipovolemi kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok. linis ,diitandai dangan adanya pu&at perfusi buruk, nadi ke&il ; lemah dan pada resusitasi tidak memberikan respons yang adekuat. 0enis Cairan '
(.
1arutan laistaloid isotonis )6aC1 +,F, :inger 1aktat*. Bosis ' dosis awal (+ ml ; kg i.v pelan selama 5-(+ menit. Bapat diulang sampai menun/ukkan respon klinis.
. ransfursi darah gol J negatif /ika diduga kehilangn darah banyak.
ikar%onat ?ndikasi' (.
!sidosis metabolik, bayi-bayi baru lahiryang mendapatkan resusitasi. Biberikan bila ventilasi dan sirkulasi sudah baik.
.
enggunaan bikarbonat pada keadaan asidosis metabolik dan hiperkalemia Harus disertai dengan pemer?ksaan analisa gas darah dan kimia. Bosis ' (- m
Nalokson 6alokson Hidroklorida adalah antagonis narkotik yang tidak rnenyebabkan depresi pernapasan. ?ndikasi' (.
Bepresi psmapa\an pada bayi bam lahir yang ibunya menggunail&an narkotik 2 /am sebelurn pmsalinan.
.
%ebelum diberikan nalokson, ventilasi harus adekuat dan stabil.
3. 0angan diberilm pada bayi brug lahir yang ibrmya baru di&urigai sebagai pemakai obat narkotika sebab akan menyebabkan tanpa with drawl tiba-tiba pada sebagian bayi. Bosis ' +,( mgikg ) +,2 mg;ml atau lmg;ml*
Cara ' i.v endotrakheal atau bila perfusi baik diberikan i.m atau s.&
aporan Pen1ah4l4an Askep a*i erat a1an ahir Ren1ah (R! a*i erat a1an ahir Ren1ah (R! ON6EP DA6AR Denisi R ayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 5++ gram ) AHJ, (F"( *. erat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 5++ gram pada waktu lahir. )Huda dan Hardhi, 6!6B! 6?C-6JC, +(3*. ayi erat adan 1ahir :endah )1:* adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari .5++ gram tanpa memperhatikan usia gestasi )Aong, ++F*. 1: 9erupakan bayi )neonatus* yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 5++ gram atau sampai dengan 2FF gram. )Hidayat, ++5*.
Etioloi R 9enurut Huda dan Hardhi dalam 6!6B! 6?C-6JC )+(3*. enyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah, yaitu' •
@a&tor genetik atau kromosom
•
?nfeksi
•
ahan toksik
•
?nsu4siensi atau disfungsi plasenta
•
:adiasi
•
•
@aktor nutrisi @a&tor lain seperti merokok, peminum alkohol, beker/a berat pada masa kehamilan, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.
%elain penyebab diatas ada beberapa penyebab kelahiran berat badan lahir rendah yang berhubungan, yaitu ' (. @aktor ibu a. aritas •
!bortus spontan sebelumnya
•
?nfertilitas
•
>iLi saat hamil yang kurang, umur kurang dari + tahun atau diatas 35 tahun
•
•
0arak hamil dan persalinan terlalu dekat, peker/aan yang terlalu berat enyakit menahun ibu ' hipertensi, /antung, gangguan pembuluh darah, perokok
. @aktor kehamilan •
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
•
omplikasi kehamilan ' preeklamsia;eklamsia, ketuban pe&ah dini
3. @aktor /anin •
Ca&at bawaan, infeksi dalam rahim.
•
?nfeksi &ongenital )missal ' rubella*
2. @aktor yang masih belum diketahui
Patosioloi R 9enurunnya simpanan Lat giLi. Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral, seperti Lat besi, kalsium, fosfor dan seng dideposit selama G minggu terakhir kehamilan. Bengan demikian bayi preterm mempunyai peningkatan potensi terhadap hipoglikemia, rikets dan anemia. 9eningkatnya kkal untuk bertumbuh. 1: memerlukan sekitar (+ kkal; kg;hari, dibandingkan neonatus aterm sekitar (+G kkal;kg;hari elum matangnya fungsi mekanis dari saluran pen&ernaan. oordinasi antara isap
dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk men&egah aspirasi pneumonia, belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 3-2 minggu. enundaan pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus sering ter/adi pada bayi preterm. urangnya kemampuan untuk men&erna makanan. ayi preterm mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk men&erna dan mengabsorbsi lemak , dibandingkan bayi aterm. roduksi amilase pankreas dan lipase, yaitu enLim yang terlibat dalam pen&ernaan lemak dan karbohidrat /uga menurun. adar laktase /uga rendah sampai sekitar kehamilan 32 minggu. aru-paru yang belum matang dengan peningkatan ker/a bernafas dan kebutuhan kalori yang meningkat. 9asalah pernafasan /uga akan mengganggu makanan se&ara oral. otensial untuk kehilangan panas akibat luasnya permukaan tubuh dibandingkan dengan berat badan, dan sedikitnya lemak pada /aringan bawah kulit memberikan insulasi. ehilangan panas ini meningkatkan keperluan kalori. )9oore, (FF#*
Tan1a 1an /e$ala R 9enurut Huda dan Hardhi. )+(3*, tanda dan ge/ala dari bayi berat badan lahir rendah adalah' (. %ebelum bayi lahir •
•
•
•
ada anamnesa sering di/umpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, dan lahir mati. embesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan. ergerakan /anin pertama ter/adi lebih lambat, gerakan /anin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lan/ut ertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya. %ering di/umpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan anterpartum.
. %etelah bayi lahir •
ayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
•
ayi premature yang lahir sebelum kehamilan 3# minggu
•
ayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine.
•
ayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.
%elain itu ada gambaran klinis 1: se&ara umum adalah '
(. erat kurang dari 5++ gram. . an/ang kurang dari 25 &m. 3. 1ingkar dada kurang dari 3+ &m. 2. 1ingkar kepala kurang dari 33 &m. 5. 8mur kehamilan kurang dari 3# minggu. ". epala lebih besar. #. ulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang. G. Jtot hipotonik lemah. F. ernapasan tak teratur dapat ter/adi apnea. (+.
Penatalaksanaan R Bengan memperhatikan gambaran klinik dan berbagai kemungkinanan yang dapat ter/adi pada bayi prematuritas maka perawatan dan pengawasan ditu/ukan pada pengaturan suhu , pemebrian makanan bayi, ?kterus , pernapasan, hipoglikemi dan menghindari infeksi (. engaturan suhu badan bayi prematuritas ;1:. ayi prematur dengan &epat akan kehilangan panas badan dan men/adi hipotermi karena pusat pengaturasn panas belum berfungsi dengan baik metabolisme rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim , apabila tidak ada inkubator bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol berisi air panas sehingga panas badannya dapat dipertahhankan. . 9akanan bayi premtur. !lat pen&ernaan bayi belum sempurna lambung ke&il enLim pen&rnaan belum matang sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr;kg dan kalori ((+ kalT;kg sehingga pertumbuhan dapat meningkat. emberian minumbayi sekitar 3 /am
setelahn lahir dan didahului derngan menghisap &airan lambung , reDek masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sesikit dengan frekwensi yang lebih sering. !si merupakan makanan yasng paling utama sehingga !%? lah ynag paling dahulu diberikan, bila faktor menghisapnya kurang maka !%? dapat diperas dan diberikan dengan sendok perlahan lahan atau dengan memasang sonde. ermulaan &airan yang diberikan 5+- "+ &&;kg;hari terus dinaikan sampai men&apai sekitar ++ &&;kf;hari 3. ?kterus %emua bayi prematur men/adi ikterus karena sistem enLim hatinya belum matur dan bilirubin tak berkon/ugasi tidak dikon/ugasikan se&ara e4sien sampai 2-5 hari berlalu . ?kterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan kernikterus maka warna bayi harus sering di&atat dan bilirubin diperiksa bila ikterus mun&ul dini atau lebih &epat bertambah &oklat 2. ernapasan ayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. ada penyakit ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 2 /am bayi harus dirawat terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus dipaparkan untuk mengobserfasi usaha pernapasan 5. Hipoglikemi 9ungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum ge/ala timbul dengan pemeriksaan gula darah se&ara teratur ". 9enghindari ?nfeksi ayi prematuritas mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna . Jleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan se/ak antenatal sehingga tidak ter/adi persalinan dengan prematuritas )1:*
oplikasi R !da beberapa hal yang dapat ter/adi apabila 1: tidak ditangani se&epatnya menurut 9itayani, ++F yaitu ' (. %indrom aspirasi mekonium )menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi* . Hipoglikemia simptomatik, terutama pada laki-laki