1
BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr Bel Belak akan ang g Perubahan kondisi terjadi pada neonatus yang baru lahir. Di dalam tubuh ibunya, suhu tubuh fetus selalu terjaga, begitu lahir maka hubungan dengan ibunya sudah terputus dan neonatus harus mempertahankan suhu tubuhnya sendiri melalui aktifitas metabolismenya. Semakin kecil tubuh neonatus, semakin sedikit cadangan lemaknya. Semakin kecil tubuh neonatus juga semakin tinggi rasio permukaan tubuh dengan dengan massany massanya. a. Suhu tubuh normal normal pada bayi adalah adalah 36,5-37,5 36,5-37,50C, bila dibawah suhu tersebut maka disebut dengan hipotermia. Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada BBL belum berfungsi semp sempur urna na.. Kare Karena na itu, itu, jika jika tidak tidak sege segera ra dila dilaku kuka kan n upay upaya a penc penceg egah ahan an kehilan kehilangan gan panas panas tubuh, tubuh, maka maka BBL dapat dapat menga mengalam lamii hipote hipotermi rmia. a. Bayi Bayi dengan hipotermia sangat beresiko tinggi untuk mengalami sakit berat atau bahkan kematian. Hipotermi mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau BBLR sangat rentan untuk mengalami hipotermia.
B. Rumu Rumusa san n Masa Masala lah h 1. Apa penge pengerti rtian an hipote hipotermi rmia? a? 2. Apa peny penyeba ebab b hipo hipoter termia mia? ? 3. Apa tand tanda a dan dan gejala gejala hipo hipoter termia mia? ?
2
4. Bagaim Bagaimana ana pence pencegah gahan an hipote hipotermi rmia? a? 5. Bagaim Bagaimana ana penan penangan ganan an hipote hipotermi rmia? a?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui mengetahui pengertian pengertian hipotermia. hipotermia. 2. Untuk mengetahui mengetahui penyebab penyebab hipotermia. hipotermia. 3. Untuk mengetahui mengetahui tanda dan gejala gejala hipotermia hipotermia.. 4. Untuk mengetahui mengetahui pencegah pencegahan an hipotermia hipotermia.. 5. Untuk mengetahui mengetahui penangana penanganan n hipotermia. hipotermia.
2
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Peng Penger erti tian an Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal. Adapun suhu normal bayi adalah 36,5-37,5 °C (suhu ketiak). Gejala awal hipotermia apabila suhu <36°C atau kedua kaki & tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh tubuh bayi bayi terasa terasa dingin dingin maka maka bayi bayi sudah sudah mengal mengalami ami hipote hipotermia rmia sedang sedang (suh (suhu u 32-3 32-36° 6°C) C).. Dise Disebu butt hipot hipoter ermia mia bera beratt bila bila suhu suhu <32° <32°C, C, dipe diperl rluk ukan an termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25°C. Di samping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal awal penya penyakit kit yang yang berakh berakhir ir dengan dengan kemat kematian ian.. Hipote Hipotermi rmia a menye menyebab babkan kan terjadinya terjadinya penyempitan penyempitan
pembuluh pembuluh darah darah yang mengakibat mengakibatkan kan terjadiny terjadinya a
metabo metabolis lis anerob anerobik, ik, mening meningkat katkan kan kebutu kebutuhan han oksige oksigen, n, mengak mengakiba ibatka tkan n hipoksemia dan berlanjut dengan kematian (Saifudin, 2008; 373).
B. Peny Penye ebab bab 1. Penyebab uta utam ma Kura Kurang ng peng penget etah ahua uan n cara cara kehi kehila lang ngan an pana panas s dari dari tubu tubuh h bay bayi dan dan pentingnya mengeringkan bayi secepat mungkin. Bayi Bayi baru baru lahir lahir dapat dapat kehila kehilanga ngan n panas panas tubuhn tubuhnya ya melalu melaluii cara-c cara-cara ara berikut: a. Evaporasi Evapor Evaporasi asi adalah adalah jalan jalan utama utama bayi bayi kehila kehilanga ngan n panas. panas. Kehila Kehilanga ngan n pana panas s
dapa dapatt
terj terjad adii
karen arena a
3
peng pengua uapa pan n
cair cairan an ketu ketuba ban n
pada pada
4
permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. dikeringkan. Kehilangan Kehilangan panas panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti. b. Konduksi Konduksi Konduksi adalah adalah kehilanga kehilangan n panas panas tubuh melalui kontak kontak langsung langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut. c. Konveksi Konv Konvek eksi si adal adalah ah kehi kehila lang ngan an pana panas s tubu tubuh h yang yang terj terjad adii saat saat bayi bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditemp ditempatk atkan an di dalam dalam ruanga ruangan n yang yang dingin dingin akan akan cepat cepat menga mengalami lami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika aliran udara dari kipa kipas s angi angin, n, hemb hembus usan an udar udara a mela melalu luii vent ventila ilasi si atau atau pend pendin ingi gin n ruangan. d.
Radiasi Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
4
5
2.
Resiko untuk terjadinya hipotermia a. Peraw Perawata atan n yang yang kuran kurang g tepat tepat sete setelah lah bay bayii lahir lahir b. Bayi Bayi dipisah dipisahkan kan dari dari ibuny ibunya a segera segera sete setelah lah lahi lahir r c.
Berat Berat lahir lahir bay bayii yang yang kurang kurang dan dan keha kehamil milan an prema prematur tur
d. Tempat Tempat melah melahirka irkan n yang yang dingin dingin (putus (putus ranta rantaii hangat) hangat).. e.
Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis, sindrom dengan pernafasan, hipoglikemia, perdarahan intra kranial. (DepKes RI, 1992)
C.
Tanda dan Gejala 1. Geja Gejala la hip hipot oter ermi mia a bayi bayi bar baru u lahi lahir r a.
Bayi tidak mau minum/ menetek
b.
Bayi tampak lesu atau mengantuk
c.
Tubuh bayi teraba dingin
d.
Dalam
keadaan
berat,
denyut
jantung
menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema). 2. Tand Tanda a – tand tanda a hipo hipote term rmia ia sed sedan ang g: a.
Aktifitas berkurang, letargis
b.
Tangisan lemah
c.
Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata)
d.
Kemampuan menghisap lemah
e.
Kaki teraba dingin
3. Tand Tanda a – tan tanda da hip hipot oter ermia mia bera beratt a.
Sama dengan hipotermia sedang
b.
Bibir dan kuku kebiruan
c.
Pernafasan lambat
5
bayi,
6
d.
Pernafasan tidak teratur
e.
Bunyi jantung lambat
f.
Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan
asidosis metabolik
Tanda – tanda stadium lanjut hipotermia a.
Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah
terang b.
Bagian tubuh lainnya pucat
c.
Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama
pada punggung, kaki dan tangan (sklerema) (Saifudin, 2008; 373-374)
D. Penc Penceg egah ahan an Mencegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut: a. Keringkan Keringkan tubuh tubuh bayi bayi tanpa membersihk membersihkan an verniks verniks Kering Keringkan kan bayi bayi mulai mulai dari dari muka, muka, kepala kepala dan dan bagia bagian n tubuh tubuh lainny lainnya a kecual kecualii bagian bagian tangan tangan tanpa tanpa members membersihk ihkan an vernik verniks s vernik verniks s akan akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu. b. Letakkan Letakkan bayi bayi agar agar terjadi terjadi kontak kontak kulit kulit ibu ke ke kulit kulit bayi bayi Letakk Letakkan an bayi bayi tengku tengkurap rap di dada dada ibu. ibu. Lurusk Luruskan an bayi bayi sehng sehngga ga bayi bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi sedikit lebih rendah dari puting payudara ibu. ibu. Biarka Biarkan n bayi bayi tetap tetap melaku melakukan kan kontak kontak kulit kulit ke kulit kulit di dada dada ibu paling sedikit 1 jam.
6
7
c.
Selimuti ibu dan bayi dan pakaikan topi di kepala bayi Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas luas dan dan bayi bayi akan akan deng dengan an cepa cepatt kehi kehila lang ngan an pana panas s jika jika bagi bagian an tersebut tidak tertutup.
d.
Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit bayi dan bayi selesai menyusu. Karena BBL cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada pada saat saat berpak berpakaia aian/d n/dise iselimu limuti ti dikura dikurangi ngi dengan dengan berat berat pakaia pakaian/ n/ seli selimu mut. t. Bay Bayi seba sebaik ikny nya a dima dimand ndik ikan an ≥ enam enam jam jam sete setela lah h lahi lahir. r. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir.
E. Pena Penang ngan anan an 1.
Bayi yang mengalami hipotermia biasanya mudah seka sekali li meni mening ngga gal. l. Tind Tindak akan an yang ang haru harus s dila dilaku kuka kan n adal adalah ah sege segera ra menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
2.
Cara Cara lain lain yang sang sangat at sede sederh rhan ana a dan dan muda mudah h dikerjakan oleh setiap orang adalah menghangatkan bayi melalui panas
7
8
tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat, hangat, tubuh ibu dan bayi bayi harus harus berada berada di dalam dalam satu satu pakaia pakaian n yang yang disebu disebutt sebaga sebagaii Metod Metode e
Kangur Kanguru u.
Seba Sebaik ikny nya a
ibu ibu
meng menggu guna naka kan n
paka pakaia ian n
long longga gar r
berkancing depan. Prinsip dasar metode kanguru Prinsip dasar metode kanguru ini adalah mengganti perawatan BBLR dalam dalam inkuba inkubator tor dengan dengan metod metode e kangur kanguru. u. Ibu diide diidentik ntikkan kan sebaga sebagaii kanguru yang dapat mendekap bayinya secara seksama, dengan tujuan memper mempertah tahank ankan an suhu suhu bayi bayi secara secara optima optimall (36,5(36,5-37, 37,5 50C). C). suhu suhu yang yang optimal ini diperoleh dengan adanya kontak langsung antara kulit bayi dengan dengan kulit kulit ibuny ibunya a secara secara kontin kontinu. u. Ibu berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii Host atau indung bagi bayi. Posisi bayi dalam kantung kanguru adalah tegak/vertical pada siang hari ketika ibu berdiri atau duduk dan tengkurap/ miring pada malam hari ketika ibu berbaring/ tidur. 3.
Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain kain hang hangat at yang yang dise disetr trik ika a terl terleb ebih ih dahu dahulu lu,, yang yang digu diguna naka kan n untu untuk k menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang kali sampai tubuh bayi hangat.
4.
Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak menghisap, diberi infus glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg per hari.
8
9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan Bayi hipotermia adalah bayi yang suhunya dibawah suhu normal yaitu
36,5-37,50C. Penyebab utama dari hipotermia adalah kurangnya pengetahuan cara kehilangan panas dari tubuh bayi dan pentingnya mengeringkan bayi secepat mungkin. Tanda dan gejala Bayi tidak mau minum/ menetek, bayi tampak lesu atau mengantuk, tubuh bayi teraba dingin, dalam keadaan berat, denyu denyutt jantun jantung g bayi bayi menuru menurun n dan dan kulit kulit tubuh tubuh bayi bayi menger mengeras as (sklere (sklerema) ma).. Penceg Pencegaha ahan n dan penang penangana anan n bayi bayi dengan dengan hipote hipotermi rmia a pada pada prinsi prinsipny pnya a adalah mempertahankan suhu tubuh bayi menjadi normal.
B.
Saran
Karena hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basa basah h
atau atau tida tidak k
sege segera ra dik dikerin eringk gkan an dan dan dise diseli limu muti ti maka maka perl perlun uny ya
penanganan BBL untuk mencegah hipotermia.
9
10
DAFTAR DAFTAR PUSTAKA
Depk Depkes es RI, RI, 1994 1994,, Pedoma Pedoman n Penang Penangana anan n Kegawa Kegawatda tdarur rurata atan n Obstek Obstektrik trik dan Neonatal, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. ________________, ________________, Asuhan
Kesehatan
Anak
Dalam
Konteks
Keluarga,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta Saifuddin, Abdul Bari, 2008, Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, INPKKRPOGI & YBS – SP, Jakarta. Saifuddin, Abdul Bari, 2006, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, INPKKR-POGI & YBS – SP, Jakarta. Wiknjosastro Gulardi H., dkk, 2008, Asuhan 2008, Asuhan Persalinan Normal, Normal, JNPK-KR, Jakarta.
10