LAPORAN PENDAHULUAN PENDAHULUA N DAN ASUHAN KEPERAWA KEPERAWATAN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DENGAN ANEMIA DI RUANG RU ANG HEMODIALISA HEM ODIALISA RSUD Dr. SAIFUL ANWA ANWAR MALANG
Untuk Memenu! Tu"#$ Tu"#$ Pr#kt!k Pr%&e$! Ner$ De'#rtemen Me!#* Per!%e +, A'r!* -+/ 0 -1 A'r!* -+/
D!$u$un O*e 2 Ser#!k# Int#n R NIM. +341++ +341 ++1/ 1/
PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNI5ERSITAS 6RAWI7AYA MALANG -+/
LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIS
1.
Defin Definis isii Gaga Gagall Ginja Ginjall Kro Kronik nik Gaga Gagall ginj ginjal al kron kronis is atau atau chro chroni nic c kidn kidney ey dise diseas ase e (CKD (CKD)) adal adalah ah kega kegaga gala lan n
fung fungsi si
ginj ginjal al
untu untuk k
memp memper erta taha hank nkan an
meta metabo boli lism sme e
sert serta a
keseimba keseimbanga ngan n cairan cairan dan elektroli elektrolitt akibat akibat destruksi destruksi struktur struktur ginjal ginjal yang yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam dalam darah. darah. Gagal Gagal ginjal ginjal terjadi terjadi ketika ketika ginjal ginjal tidak tidak mampu mampu mengang mengangkut kut sampah metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulasinya. Suatu bahan yang biasanya biasanya dielimin dieliminasi asi di urin urin menumpuk menumpuk dalam cairan cairan tubuh tubuh akibat akibat gangguan eksresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metab metaboli olik, k, cairan cairan,, elekt elektrol rolit it serta serta asamb asambasa asa.. Gagal Gagal ginja ginjall merupa merupakan kan penya penyakit kit sistem sistemik ik dan merupa merupakan kan jalu jalurr akhir akhir yang yang umum umum dari dari berba berbagai gai peyakit urinary tract dan ginjal (!rif "utta#in, $%&&). $%&&). Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan irre'e irre'ersi rsible ble dimana dimana kemamp kemampuan uan tubuh tubuh gagal gagal untuk untuk mempe memperta rtaha hanka nkan n metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (runner and Suddart, $%%$). Gaga Gagall
ginj ginjal al
kron kronis is
adal adalah ah
keru kerusa saka kan n
ginj ginjal al
atau atau
penu penuru runa nan n
kemampuan filtrasi glomerulus ( Glomerular Glomerular Filtration RateG*+) RateG*+) yang terjadi selama selama lebih lebih dari bulan, bulan, berdasark berdasarkan an kelainan kelainan patologis patologis atau pertanda pertanda kerusakan gagal ginjal seperti proteinuria. -ika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis penyakit gagal ginjal kronis ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomer glomerol olus us kuran kurang g dari dari %mlm %mlmeni enit& t&,/ ,/ m $ (Nationa (Nationall Kidney Kidney Disease Disease Outcomes Quality Initiative dikutip dari Arora. 2!". Gagal Gagal ginjal ginjal kronis kronis adala adalah h kerusa kerusakan kan ginja ginjall yang yang progr progresi esiff yang yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialysis atau transplantasi ginjal) (Nursalam dan Fransisca #.#. 2!"
2.
Klasifikasi Ga Gagal Gi Ginjal Kr Kronik Klasif Klasifika ikasi si sesuai sesuai dengan dengan test kreatini kreatinin n klien klien, maka maka GG GGK K dapa dapatt terb terbag agii menjadi0 &%% 1 / mlmnt disebut insufiensi ginjal berkurang •
/2 1 $ mlmnt disebut insufiensi ginjal kronik $2 1 2 mlmnt disebut GGK 32mlmnt disebut gagal ginjal terminal
• • •
Derajat ! C D ; *
4rimer 5*G (6) 7ormal 2%8% $%2% &%$% 2&% 32
Sekunder Kreatinin (mg6) 7ormal 7ormal$,9 $,29,: 2/,: 8&$ <&$
erdasarkan stadiumnya gagal ginjal di bedakan menjadi stadium 0 Stadium & 0 penurunan cadangan ginjal (G*+ turun 2%6) - =ahap ringan dimana faal ginjal masih bagus - !simptomatik - Kreatinin dan >7 (lood >rea 7itrogen) dalam batas normal - Gangguan dapat di lihat dengan 0 tes pemekatan urin dan G*+ •
•
teliti Stadium $ 0 insufisiensi ginjal =ahap dimana dari /26 jaringan ginjal yang berfungsi telah rusak, - =ahap yang yang terja terjadi di apabi apabila la G*+ turun turun menja menjadi di $%2 $%26 6 dari dari norma normal. l. 7efronnefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan -
sendiri karena beratnya beban yang mereka terima. Krea Kreati tini nin n dan dan >7 >7 mula mulaii meni mening ngka katt diat diatas as bata batas s
-
(tergantung dari kadar protein diet pasien) 7okturia dan poliuria (dapat terjadi karena gagal untuk melakukan
norm normal al
pemekatan urin) derajat insufisiensi ginjal ginjal 0 - !da derajat
•
&. +ingan 9%6 8%6 fungsi ginjal dalam keadaan normal $. Sedan dang &26 9% 6 fungsi ginjal normal . erat 3$%6 fungsi ginjal normal Stadium 0 tahap t ahap akhir (GGK terminal) atau uremia - G*+ menjadi kurang dari 26 dari normal. ?anya sedikit nefron fungsi fungsiona onall yang yang tersis tersisa a (sekit (sekitar ar :%6 dari dari massa massa nefron nefron telah telah hancur dan rusak). Kreati tini nin n dan dan >7 >7 - Krea
meni mening ngka katt
sang sangat at
menc mencol olok ok
sehi sehing ngga ga
-
penurunan fungsi ginjal. Gejala parah karena ketidakmapuan ginjal menjaga homeostasis
-
cairan dan elektrolit tubuh @liguria bisa terjadi (output urin kurang dari 2%% ml hari karena kegagalan glomerulus)
-
>remia terjadi. 4ada seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubulus.
Klasifikasi gagal ginjal kronik berdasarkan nilai laju glomerulus, glomerulus, yaitu stadium yang lebih tinggi menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih rendah. (4araAella, $%%2) Tabel Klasifikasi dari GFR (Clarkson, 2005 dan K. K. a!e" #2$11% !an E. &"ang #2$1$%' Deskri)si +isiko meningkat
L*G #+l,+n(,1-/+2% <:% de d engan fa f aktor
&
Kerusakan
risiko <:%
$ 9 2
normalmeningkat 4enurunan ringan 5*G 4enurunan moderat 5*G 4enurunan berat 5*G Gagal ginjal
S(! %
ginjal
dengan
5*G
%8: %2: &2$: 3&2 dan dialisis
4engukur 4engukuran an nilai nilai G*+ untuk untuk menentuka menentukan n tahapan tahapan 4GK yang paling akurat akurat adalah adalah dengan dengan mengguna menggunakan kan $%ronic Kidney Disease &pidemiolo'y $ollauration (CKD; (CKD;4B) 4B) dibandi dibanding ng denga dengan n model model )odi )odi*ic *icati ation on o* Diet Diet in Renal Renal Disea Disease se ("D ("D+D) ata atau denga ngan rumu rumus s $ockcro*t+Gault ("ichels, Grootendorst erduijn, $%&%). 4raktek pengukuran G*+ untuk menentukan tahapan 4GK yang sering digunakan adalah menggunakan rumus $ockcro*t+ Gault . !dapu !dapun n rumus rumus dari $ockcro*t+Gault dalam !hmed 5oEder ($%&$) adalah 0 R0+0s &okrof(Ga0l( 0n(0k lakilaki 0 lakilaki 0 G*+ F (&9%umur) /$ serum Creatin Sedangkan untuk 3ani(a adalah 3ani(a adalah 0 G*+ F (&9%umur) %,82 /$ serum Creatin Klasifikasi gagal ginjal kronik dapat dilihat berdasarkan sindrom klinis yang disebabkan disebabkan penurunan penurunan fungsinya yaitu berkurang, ringan, sedang dan tahap akhir (Suhardjono, $%%). !da beberapa klasifikasi dari gagal ginjal kronik yang dipublikasikan oleh National Kidney Foundation (NKF" Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (KD@HB). Klasifikasi tersebut diantaranya adalah 0
Klasifikasi Pen4aki( Ginjal Kronik Kela Kelain inan an ginj ginjal al deng dengan an albu albumi minu nuri ria a pers persis iste ten n dan dan merupaka merupakan n tahap dimana telah telah terjadi terjadi kerusaka kerusakan n ginjal ginjal denga dengan n penin peningka gkatan tan 5*G (<:% (<:% m5min m5min&. &./ / m$) atau atau 5*G normal. Kelainan ginjal dengan albuminuria persisten dan +eduksi 5*G mulai berkurang sedikit (kategori mild) yaitu %8: m5min&./ m$. +edu +eduksi ksi 5*G telah telah lebih lebih banya banyak k berkur berkuran ang g (kateg (kategori ori moderate) yaitu %2: m5min&./.
S(a!i0+ 1
S(a!i0+ 2 #ringan% S(a!i0+ / #se!ang% S(a!i0+ 5
+eduksi 5*G sangat banyak berkurang yaitu &2$: m5min&./.
#6era(% S(a!i0+ 7
=elah lah terj terjad adii gaga gagall ginj ginjal al deng dengan an 5*G 5*G m5min&./. (!rora, $%%:).
#(er+inal%
yait yaitu u
3&2 3&2
Klasifikasi atas dasar !iagnosis dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu 1 )en4aki( ginjal !ia6e(is seperti penyakit diabetes tipe & dan tipe $, 1
)en4aki( ginjal non!ia6e(is seperti penyakit glomerular, penyakit 'ascular
(penyakit
pembuluh
darah
besar,
hipertensi
dan
mikroang mikroangiopa iopati), ti), penyakit penyakit tubuloin tubulointersti terstitial tial (infeksi (infeksi saluran saluran kemih, kemih, batu obstruksi dan toksisitas obat), penyakit kistik 1 )en4 )en4ak aki( i( )a!a )a!a (ran (rans) s)la lan( n(as asii sepert sepertii penya penyakit kit rejeks rejeksii kronis kronis,, keracu keracuna nan n
obat, obat,
penya penyakit kit
recurr recurren en,,
transp transpla lanta ntasi si
glomer glomerul ulopa opathy thy
(Suhardjono, $%% dikutip dari Susalit). Krause ($%%:) menambahkan bahEa penyebab dari gagal ginjal kronik sangat beragam. 4engetahuan
akan penyebab yang mendasari penyakit penting diketahui karena akan menjadi dasar dalam pilihan pengobatan yang diberikan. 4enyebab gagal ginjal tersebut diantaranya meliputi 0 a. 4enyebab dengan frekuensi paling tinggi pada usia deEasa serta anakanak adalah glomerulonefritis dan nefritis interstitial. b. Bnfeksi kronik dari traktus urinarius (menjadi penyebab semua golongan usia). c. Gagal ginjal kronik dapat pula dialami anaanak yang menderita kelainan
kongenital
seperti
hidronefrosis
kronik
yang
mengakibatkan bendungan pada aliran air kemih atau air kemih mengalir kembali dari kandung kemih. d. !danya kelainan kongenital pada ginjal. e. 7efropati herediter. f. 7efropati diabetes dan hipertensi umumnya menjadi penyebab pada usia deEasa. g. 4enyakit polisistik, kelainan pembuluh darah ginjal dan nefropati analgesik tergolong penyebab yang sering pula. h. 4ada beberapa daerah, gangguan ginjal terkait dengan ?B menjadi penyebab yang lebih sering. i. 4enyakit yang tertentu seperti glomerulonefritis pada penderita transplantasi ginjal. =indakan dialisis merupakan pilihan yang tepat pada kondisi ini. j. Keadaan yang berkaitan dengan indi'idu yang mendapat obat imunosupresif
ringan
sampai
sedang
karena
menjalani
transplantasi ginjal. @bat imunosupresif selama periode atau masa transisi setelah transplantasi ginjal yang diberikan untuk mencegah
penolakan
tubuh
terhadap
organ
ginjal
yang
dicangkokkan menyebabkan pasien beresiko menderita infeksi, termasuk infeksi 'irus seperti herpes Aoster.
/. EPIDE8IOLOGI "enurut >nited State +enal Data System (>S+DS, $%%8) di !merika Serikat pre'alensi penyakit gagal ginjal kronis meningkat sebesar $%$26 setiap tahunnya. Di Kanada insiden penyakit gagal ginjal tahap akhir meningkat ratarata ,2 6 setiap tahun (Canadian Bnstitute for ?ealth Bnformation (CB?B), $%%2), dengan peningkatan pre'alensi :,/ 6 sejak
tahun &::/ (CB?B, $%%8). Sedangkan di Bndonesia pre'alensi penderita gagal ginjal hingga kini belum ada yang akurat karena belum ada data yang lengkap mengenai jumlah penderita gagal ginjal kronis di Bndonesia. =etapi diperkirakan, bahEa jumlah penderita gagal ginjal di Bndonesia semakin meningkat. I?@ memperkirakan di Bndonesia akan terjadi peningkatan penderita gagal ginjal antara tahun &::2$%$2 sebesar 9&,96. erdasarkan data dari Jayasan Ginjal Diatras Bndonesia (JGDB) +S> !> ?alim -akarta pada tahun $%% ada sekitar &%%.%%% orang lebih penderita gagal ginjal di Bndonesia.
5.
E9IOLOGI Kondisi klinis yang memungkinkan dapat mengakibatkan gagal ginjal kronis bisa disebabkan dari ginjal sendiri dan dari luar ginjal (Ari* )utta,in- 2" 0 a. Pen4aki( !ari Ginjal Glomerulonefritis 4enyebab dengan frekuensi paling tinggi pada usia deEasa serta •
•
anakanak dan nefritis interstitial. Bnfeksi kuman0 pyelonefritis, ureteritis atu ginjal0 nefrolitiasis Kista di Ginjal0 polcystis kidney =rauma langsung pada ginjal Keganasan pada ginjal Sumbatan0 batu, tumor, penyempitanstruktur. 4enyakit tubulus primer0 hiperkalemia primer, hipokalemia kronik,
•
keracunan logam berat seperti tembaga, dan kadmium. 4enyakit 'askuler0 iskemia ginjal akibat kongenital atau stenosis
•
arteri ginjal, hipertensi maligna atau hipertensi aksekrasi. @bstruksi0 batu ginjal, fobratis retroperi toneal, pembesaran prostat
•
striktur uretra, dan tumor. "enurut Da'id +ubenstein
• • • • • •
dkk.
(2/"-
penyebab
GGK
diantaranya0 4enyakit ginjal herediter, 4enyakit ginjal polikistik, dan Sindrom !lport (terkait kromosom ditandai dengan penipisan dan •
pemisahan membrane basal glomerulus) Keadaan yang berkaitan dengan indi'idu yang mendapat obat imunosupresif ringan sampai sedang karena menjalani transplantasi ginjal. @bat imunosupresif selama periode atau masa transisi setelah
transplantasi
penolakan
tubuh
ginjal yang diberikan
terhadap
organ
ginjal
untuk
yang
mencegah
dicangkokkan
menyebabkan pasien beresiko menderita infeksi, termasuk infeksi 'irus seperti herpes Aoster. 6.
Pen4aki( !ari L0ar Ginjal D", hipertensi, kolesterol tinggi Dyslipidemia S5; =C paru, sifilis, malaria, hepatitis 4reeklamsi @batobatan 5uka bakar
• • • • • • •
Dari data yang sampai saat ini dapat dikumpulkan oleh Indonesian Renal Re'istry (IRR" pada tahun $%%/$%%8 didapatkan urutan etiologi terbanyak sebagai berikut glomerulonefritis ($26), diabetes melitus ($6), hipertensi ($%6) dan ginjal polikistik (&%6) (+oesli, $%%8).
a. Glo+er0lonefri(is ' Bstilah glomerulonefritis digunakan untuk berbagai penyakit ginjal yang etiologinya tidak jelas, akan tetapi secara umum memberikan gambaran histopatologi tertentu pada glomerulus ("arkum, &::8). erdasarkan sumber terjadinya kelainan, glomerulonefritis dibedakan primer dan sekunder. Glomerulonefritis primer apabila penyakit dasarnya berasal dari ginjal sendiri sedangkan glomerulonefritis sekunder apabila kelainan ginjal terjadi akibat penyakit sistemik lain seperti diabetes melitus, lupus eritematosus sistemik (5;S), mieloma multipel, atau amiloidosis (4rodjosudjadi, $%%). Gambaran klinik glomerulonefritis mungkin tanpa keluhan dan ditemukan secara kebetulan dari pemeriksaan urin rutin atau keluhan ringan atau keadaan darurat medik yang harus memerlukan terapi pengganti ginjal seperti dialisis (Sukandar, $%%). b. Dia6e(es +eli(0s ' "enurut !merican Diabetes !ssociation ($%%) dalam Soegondo ($%%2) diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya. Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Gejalanya sangat ber'ariasi. Diabetes melitus dapat timbul secara perlahanlahan sehingga pasien tidak menyadari akan adanya
perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak, buang air kecil lebih sering ataupun
berat
badan
yang
menurun. Gejala tersebut
dapat
berlangsung lama tanpa diperhatikan, sampai kemudian orang tersebut pergi ke dokter dan diperiksa kadar glukosa darahnya (Iaspadji, &::). c. Hi)er(ensi' tekanan darah sistolik L &9% mm?g dan tekanan darah diastolik L :% mm?g, atau bila pasien memakai obat antihipertensi ("ansjoer, $%%&). erdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik, dan hipertensi sekunder atau disebut juga hipertensi renal (Sidabutar, &::8). d. Ginjal )olikis(ik' Kista adalah suatu rongga yang berdinding epitel dan berisi cairan atau material yang semisolid. 4olikistik berarti banyak kista. 4ada keadaan ini dapat ditemukan kistakista yang tersebar di kedua ginjal, baik di korteks maupun di medula. Selain oleh karena kelainan genetik, kista dapat disebabkan oleh berbagai keadaan atau penyakit. -adi ginjal polikistik merupakan kelainan genetik yang paling sering didapatkan. 7ama lain yang lebih dahulu dipakai adalah penyakit ginjal polikistik deEasa (adult polycystic kidney disease), oleh karena sebagian besar baru bermanifestasi pada usia di atas % tahun. =ernyata kelainan ini dapat ditemukan pada fetus, bayi dan anak kecil, sehingga istilah dominan autosomal lebih tepat dipakai daripada istilah penyakit ginjal polikistik deEasa. 7. *AK9OR RESIKO *aktor risiko gagal ginjal kronik, yaitu pada pasien dengan diabetes mellitus atau hipertensi, obesitas , perokok, berumur lebih dari 2% tahun, dan dengan riEayat penyakit diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit ginjal dalam keluarga. (7ational Kidney *oundation, $%%:) *ak(or risiko 4ang !a)a( !i+o!ifikasi- an(ara lain ' Dia6e(es ' Diabetes tipe $ merupakan penyebab nomor satu. Dengan mengendalikan kadar gula darah risiko terjadinya kerusakan ginjal
dapat dicegah. 9ekanan !ara" (inggi #"i)er(ensi% 0 ?ipertensi yang berkelanjutan dapat merusak atau mengganggu pembuluh darah halus dalam ginjal yang lama kelamaan dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk menyaring
darah.
Dengan
menjaga
berat
badan
tetap
ideal,
berolahraga teratur, dan menggunakan obat yang sudah diresepkan
dokter
dapat
membantu
mencegah
atau
memperlambat
perkembangan penyakit ginjal menjadi gagal ginjal. 8engkons0+si o6a( )ere!a rasa n4eri yang mengandung ibuprofen berlebihan maupun dalam jangka Eaktu panjang dapat menyebabkan timbulnya nefritis intersitialis, yaitu peradangan ginjal yang dapat mengarah pada gagal ginjal. -ika !nda mengalami gangguan fungsi ginjal
dan
sedang
mengkonsumsi
obat
secara
rutin,
coba
konsultasikan ke dokter. >ntuk obat baru, konsultasikan dengan dokter bila !nda mengalami gejala tertentu. 4enyalahgunaan obat Aat tertentu 4emakaian obat terlarang, seperti heroin atau kokain, dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal yang dapat mengarah pada
gagal ginjal. Agen( ' 7=! akibat toksik terjadi akibat menelan AatAat nefrotoksik. !da banyak sekali Aat atau obatobat yang dapat merusak epitel tubulus dan menyebabkan GG!, yaitu seperti 0
!ntibiotik 0
aminoglikosoid, penisilin, tetrasiklin, amfotersisin , sulfonamida, dan lainlainnya. @batobat dan Aat kimia lain 0 fenilbutaAon, AatAat anestetik, fungisida, pestisida, dan kalsium natrium adetat. 4elarut organik 0 karbon tetraklorida, etilon glikol, fenol, dan metal alkohol. 5ogam berat 0 ?g, arsen, bismut, kadmium, emas, timah, talium, dan
uranium. 4igmen heme 0 ?emoglobin dan mioglobin Ra!ang 0 4enyakit tertentu, seperti glomerulonefritis (radang pada glomerulusunit penyaring ginjal) dapat merusak ginjal, sehingga ginjal tidak bisa lagi menyaring AatAat sisa metabolisme tubuh. >ntuk mengetahui lebih lanjut, biasanya dokter akan meminta !nda
melakukan serangkaian pemeriksaan di laboratorium. Pekerjaan ' @rangorang yang pekerjaannya berhubungan dengan bahanbahan kimia akan dapat mempengaruhi kesehatan ginjal. ahanbahan kimia yang berbahaya jika terpapar dan masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan penyakit ginjal. "isalnya pada pekerja di
pabrik atau industri. Perilak0 +in0+ ' !ir merupakan cairan yang sangat penting di dalam tubuh. 5ebih kurang 86 berat tubuh terdiri dari air. "inum air putih dalam jumlah cukup setiap hari adalah cara peraEatan tubuh terbaik. !ir ini sebagai simpanan cairan dalam tubuh. Sebab bila tubuh tidak menerima air dalam jumlah yang cukup, tubuh akan mengalami dehidrasi. Di mulai dengan simpanan air tubuh yang menurunan dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan. @rganorgan tubuh yang 'ital juga sangat peka terhadap kekurangan air, salah satunya adalah ginjal. Ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik bila tidak cukup air. 4ada proses penyaringan AatAat racun, ginjal melakukannya lebih dari &2 kali setiap jam, hal ini membutuhkan jumlah air yang banyak sebelum diedarkan ke dalam darah. ila tidak cukup cairan atau kurang minum, ginjal tidak dapat bekerja dengan sempurna maka bahanbahan yang beredar dalam tubuh tidak dapat dikeluarkan dengan baik sehingga dapat menimbulkan keracunan darah dan
menyebabkan penyakit ginjal. En:iron+en( ' Cuaca panas dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ginjal. -ika seseorang bekerja di dalam ruangan yang bersuhu panas, hal ini dapat mempengaruhi kesehatan ginjalnya. Jang terjadi adalah berkurangnya aliran atau peredaran darah ke ginjal dengan akibat gangguan penyediaan AatAat yang diperlukan oleh ginjal dan pada
ginjal yang rusak hal ini akan membahayakan ;e6era)a fak(or risiko 4ang (i!ak !a)a( !i+o!ifikasi- a!ala"' Ri3a4a( Kel0arga Pen4aki( Ginjal ' -ika ada anggota keluarga menderita
GGK,
atau
yang
sedang
menjalani
dialisis,
atau
transplantasi ginjal, !nda memiliki risiko mengalami penyakit ini. Salah satu jenis penyakit yang bersifat diturunkan adalah penyakit ginjal polikistik, yaitu penyakit ketika jaringan normal ginjal secara perlahan
digantikan oleh kistakista berisi cairan. Kela"iran Pre+a(0re ' ayi prematur (lahir kurang dari $ minggu kehamilan) berisiko memiliki penumpukan endapan kalsium di bagian nefron ginjal, yang dikenal dengan nefrokalsinosis. ?al ini mungkin disebabkan oleh menurunnya kemampuan menghambat proses penggumpalan kristal akibat beban kalsium yang disaring meningkat dan ekskresi sitrat berkurang. ila tidak diatasi, bayi yang memiliki kondisi seperti ini memiliki risiko untuk menderita gangguan fungsi
ginjal di kemudian hari. Usia ' Seiring dengan pertambahan usia, fungsi ginjal pun dapat menurun. >sia penderita gagal ginjal berkisar antara 9%2% tahun, tetapi hampir semua usia dapat terkena penyakit ini. "enurut penelitian D.I. ates penyakit gagal ginjal paling banyak pada penderita yang berumur 92 tahun.
Jenis kela+in ' Kejadian pada lakilaki dan Eanita hampir sama. "enurut penelitian @rfeas 5iangas dkk ($%%&), dari 228.%$ penderita gagal ginjal 2&,86 adalah lakilaki, sedangkan perempuan sebesar
98,$6. Ras,e(nik ' (!frican!merican, ?ispanic, !merican Bndian,!sian) 9ra0+a a(a0 Keelakaan ' Kecelakaan, cedera, beberapa jenis
operasi, juga dapat mengganggu atau merusak ginjal. Jenis Pen4aki( 9er(en(0 dapat meningkatkan risiko terjadinya GGK.
4enyakit ini antara lain penyakit lupus, anemia sel sabit (sickle cell anemia), kanker, !BDS, hepatitis C dan gagal jantung berat. (ahan dari Koeshandung) <. ANE8IA PADA &KD "enurut Iorld ?ealth @rganiAation (I?@), anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (?b) yang lebih rendah dari &.% gd5 pada pria dan Eanita postmenopause dan lebih rendah dari &$.% gd5 pada Eanita premenopause. Sedangkan anemia pada pasien dengan CKD didefinisikan sebagai konsentrasi ?b di baEah &&.2 gd5 pada Eanita, &.2 gd5 pada pria M/% tahun, dan &$.% gd5 pada pria lebih dari /% tahun (=he ;uropean est 4ractice Guidelines). 4enyebab terjadinya anemia pada pasien dengan CKD antara lain0 kehilangan darah, pemendekan masa hidup sel darah merah, uremic milieu, defisiensi erythropoietin (;4@), defisiensi Aat besi, dan inflamasi (7urko, $%%). &) Kehilangan darah 4asien dengan CKD memiliki risiko kehilangan darah karena disfungsi platelet. 4enyebab utama kehilangan darah pada pasien CKD yaitu dialysis, terutama hemodialisis, dan kehilangan darah ini menyebabkan defisiensi Aat besi yang berat. 4asien dengan hemodialisis mungkin mengalami penurunan sampai 2 gram Aat besi per tahun. Secara normal, setiap orang mengalami penurunan Aat besi sebesar & sampai $ mg per hari, jadi pada pasien dengan dialysis terjadi penurunan Aat besi &% sampai $% kali lipat lebih besar dibanding indi'idu normal. $) 4emendekan masa hidup sel darah merah "asa hidup sel darah merah mengalami penurunan kurang lebih sebesar & pada pasien hemodialisis. ) >remic milieu
>remic milieu merupakan
istilah
yang
umum digunakan
untuk
menjelaskan adanya disfungsi organ multiple pada CKD. 4enelitian pada pasien yang mendapatkan
terapi hemodialisis menunjukkan
adanya
peningkatan hematokrit ketika terjadi peningkatan intensitas hemodialisis. ?al
ini
menunjukkan
bahEa
dengan
menurunkan
uremia
dapat
mengembalikan atau meningkatkan fungsi sumsum tulang belakang. 9) Defisiensi ;4@ ;rythropoietin (;4@) adalah hormon peptida yang terlibat dalam kontrol produksi erythrocyte oleh sumsum tulang. Sumber utama dari erythropoietin adalah ginjal, Ealaupun disekresikan juga dalam jumlah sedikit oleh hati. Sel ginjal yang mensekresi adalah sekumpulan sel di interstitium. Stimulus dari pengsekresian erythropoietin adalah berkurangnya tekanan parsial oksigen pada ginjal, seperti pada anemia, hipoksia arterial, dan tidak adekuatnya aliran darah ginjal. ;rythropoietin menstimulasi sumsum tulang untuk meningkatkan produksi eritrosit. Defisiensi ;4@ diduga merupakan penyebab utama terjadinya anemia pada pasien CKD. Selsel yang memproduksi erythropoietin mengalami deplesi atau kerusakan seiring dengan perkembangan CKD, sehingga produksi ;4@ menjadi lebih rendah. Defisiensi ;4@ pada CKD mungkin merupakan respon fungsional terhadap penurunan G*+. "ekanisme yang mendasari mungkin selsel yang memproduksi ;4@ pada ginjal tidak mengalami hypoia. -ika G*+ rendah, maka reabsorbsi natrium juga mengalami penurunan. +eabsorbsi natrium merupakan determinan utama konsumsi oksigen di ginjal, sehingga pada ginjal mungkin terdapat oksigen yang berlebih yang dapat menyebabkan doEn regulasi produksi ;4@ (Donnelly, $%%&). Selain itu, pasien yang mendapatkan terapi dialysis dapat mempertahankan kemampuan untuk meningkatkan produksi ;4@. 2) Defisiensi Aat besi ?omeostasis Aat besi dalam tubuh tergantung pada jumlah Aat besi yang diabsorbsi dalam duodenum dan dari sel darah merah yang telah mati. Sebagian besar Aat besi terikat pada hemoglobin dan disimpan dalam hepatosit dan makrofag pada sistem reticuloendothelial. Nat besi ditransport ke eritrosit yang matur oleh protein yang disebut transferrin, yang mengangkut Aat besi yang diserap dan dilepas makrofag. 4ada pasien dengan CKD terjadi gangguan pada homeostasis Aat besi. =ransferrin pada pasien dengan CKD hanya terdapat sebesar & sampai O dari jumlah normal, yang menunjukkan kapasitas sistem transport Aat besi dalam tubuh.
?al ini diduga disebabkan oleh ketidakmampuan untuk melepas Aat besi yang disimpan dalam makrofag dan hepatosit. . 8ANI*ES9ASI KLINIS Gejala +en0r0( #Long-1==< ' /<=% Gejala dini 0 lethargi,sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat •
•
badan berkurang,mudah tersinggung, depresi Gejala yg lebih lanjut 0 anoreksia, mual disertai muntah,nafas dangkal
Gejala 6er!asarkan organ 4ang (erkena- an(ara lain' &. Kardio'askuler0 ?ipertensi,nyeri dada, gagal jantung kongesti, edema pulmoner,perikarditis, 4itting edema (kaki, tangan, sacrum), edema periorbital, $.
friction
rub
pericardial,
pembesaran
'ena
leher
(peningkatan -4) Dermatologi 0 Iarna kulit abuabu mengkilat, pucat,kulit kering bersisik, pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan
.
kasar 4ulmoner 0 Krekels, sputum kental dan liat, nafas dangkal, dan
9.
pernafasan kussmaul Gastrointestinal 0 !noreksia, mual, muntah, cegukan, nafas berbau ammonia, >lserasi,perdarahan mulut, konstipasi, diare, perdarahan
2.
saluran cerna. 7eurologi 0 =idak
mampu
konsentrasi,
kelemahan,
keletihan,
perubahan tingkat kesadaran, disorientasi, kejang, rasa panas pada .
telapak kaki, perubahan perilaku "uskuloskeletal 0 Keram otot, kekuatan otot hilang, pegal kaki sehingga selalu digerakkan (kesemutan dan terbakar, terutama di telapak kaki), tremor, miopati (kelemahan dan hipertrofi otototot
/.
ekstremitas) ;ndokrin0 gangguan seksualitas, libido fertilisasi dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminore, gangguan metabolik glukosa,
8. :.
lemak dan 'itamin D 4ersendian 0 Gout, pseudogout, kalsifikasi ekstra tulang Kelainan mata 0 !Aotemia ameurosis, retinopati, nistagmus, miosis dan pupil asimetris, red eye syndrome akibat iritasi dan hiper'askularisasi, Keratopati mungkin juga dijumpai pada beberapa pasien gagal ginjal kronis akibat penyulit hiperparatiroidisme sekunder atau tersier. isus hilang (aAotemia amaurosis) hanya dijumpai pada sebagian kecil pasien gagal ginjal kronik. Gangguan 'isus cepat hilang setelah beberapa hari mendapat pengobatan gagal ginjal kronik yang adekuat,
misalnya hemodialisis. Kelainan saraf mata menimbulkan gejala nistagmus, miosis dan pupil asimetris. Kelainan retina (retinopati) mungkin disebabkan hipertensi maupun anemia yang sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik. 4enimbunan atau deposit garam kalsium pada conjuncti'a menyebabkan gejala red eye syndrome akibat iritasi dan hiper'askularisasi. Keratopati mungkin juga dijumpai pada
beberapa
pasien
gagal
ginjal
kronik
akibat
penyulit
hiperparatiroidisme sekunder atau tersier. &%. Sistem hematologi 0 Kelainan hemopoeisis, !nemia normokrom normositer dan normositer ("C /8:9 C>), Kelelahan dan lemah karena anemia atau akumulasi substansi buangan dalam tubuh. 4erdarahan
karena
mekanisme
pembekuan
darah
yang
tidak
berfungsi. Selain itu hemopoesis dapat terjadi karena berkurangnya produksi eritropoitin, hemolisis, defisiensi besi &&. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam basa0 iasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga kehilangan natrium, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesia, hipokalsemia &$. *armakologi 0 @batobatan yang diekskresi oleh ginjal &. Kelainan saluran cerna "ual dan muntah sering merupakan keluhan utama dari sebagian pasien
gagal
ginjal
kronik
terutama
pada
stadium
terminal.
4atogenesis mual dan muntah masih belum jelas, diduga mempunyai hubungan dengan dekompresi oleh flora usus sehingga terbentuk amonia. !monia inilah yang menyebabkan iritasi atau rangsangan mukosa lambung dan usus halus. Keluhankeluhan saluran cerna ini akan segera mereda atau hilang setelah pembatasan diet protein dan antibiotika. &9. Kelainan kulit Gatal sering mengganggu pasien, patogenesisnya masih belum jelas dan
diduga berhubungan
dengan hiperparatiroidisme sekunder.
Keluhan gatal ini akan segera hilang setelah tindakan paratiroidektomi. Kulit biasanya kering dan bersisik, tidak jarang dijumpai timbunan kristal urea pada kulit muka dan dinamakan urea *rost. &2. Kelainan selaput serosa Kelainan selaput serosa seperti pleuritis dan perikarditis sering dijumpai pada gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal. Kelainan selaput serosa merupakan salah satu indikasi mutlak untuk segera dilakukan dialisis. &. Kelainan neuropsikiatri
eberapa kelainan mental ringan seperti emosi labil, dilusi, insomnia, dan depresi sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik. Kelainan mental berat seperti konfusi, dilusi, dan tidak jarang dengan gejala psikosis juga sering dijumpai pada pasien GGK. Kelainan mental ringan atau berat ini &/. Gejala lain 0 Gangguan pengecapan- berat badan turun dan lesugatalgatal- gangguan tidur - cairan diselaput jantung dan paruparuotototot mengecil- Gerakangerakan tak terkendali, kram- Sesak nafas dan confusion- 4erubahan berkemih ' 4oliuria, nokturia, oliguria >. PE8ERIKSAAN DIAGNOS9IKA Pe+eriksaan La6ora(ori0+ 5aju endap darah0 meninggi yang diperberat oleh adanya anemia dan •
•
hipoalbuminemia ?iponatremia0 umumnya karena kelebihan cairan ?iperkalemia0 biasanya terjadi pada gagal ginjal lanjut bersama
•
dengan menurunnya diuresis ?ipoalbuminemia dan hipokolesterolemia0 umumnya disebabkan
•
gangguan metabolisme dan diet rendah protein 4eninggian gula darah, akibat gangguan metabolisme karbohidrat
•
pada gagal ginjal, (resistensi terhadap pengaruh insulin pada jaringan •
perifer) !sidosis metabolik dengan kompensasi respirasi menunjukkan p? yang menurun, ?C@ yang menurun, 4C@$ yang menurun,
• •
• • •
• •
semuanya disebabkan retensi asambasa organik pada gagal ginjal. ?t0 menurun karena pasien mengalamii anemia ?b 3 /8 grdl >7Kreatinin 0 meningkat, kadar kreatinin &% mgdl diduga tahap akhir. +asio >7 dan kreatinin F &$0& 1 $%0& GD!0 asidosis metabolic, 4? 3/,$ 4rotein albumin 0 menurun 7atrium serum 0 rendah, 7ilai normal 9%$$% m;#lhari tergantung berapa banyak cairan dan garam yang dikonsumsi. Kalium, magnesium 0 meningkat Kalsium 0 menurun
Pe+eriksaan Urin olume 0 biasanya 3 9%%2%%ml$9 jam atau bahkan tidak ada urin •
•
(anuria) Iarna 0 secara abnormal urin keruh kemungkinan disebabkan oleh Aat yang tidak terreabsorbsi maksimal atau terdiri dari pus, bakteri,
lemak, fosfat atau urat sedimen kotor, kecoklatan menunjukkan
•
adanya darah, ?b, mioglobin. erat jenis 0 3 &,%&% menunjukkan kerusakan ginjal tubular Klirens kreatinin 0 mungkin menurun. 7atrium 0 < 9% m;#5 karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi
•
natrium. 4rotein 0 derajat tinggi proteinuria (9P) secara kuat menunjukkan
•
kerusakan glumerulus bila SD" dan fragmen juga ada. @smolalitas0 3 2% m@smkg, rasio urinserum F &0&
• •
Pe+eriksaan Ra!iologi' ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan menilai derajat dari komplikasi yang terjadi a. USG' untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi sistem pel'iokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta prostat. b. I?P #In(ra ?ena Pielografi%' untuk menilai sistem pel'iokalises dan ureter. 4emeriksaan ini mempunyai resiko penurunan faal ginjal pada keadaan tertentu, misalnya0 usia lanjut, D" dan nefropati !sam urat. c. *o(o Polos A6!o+en ' untuk menilai bentuk dan besar ginjal dan apakah ada batu atau obstruksi lain. *oto polos yang disertai dengan tomogram memberikan hasil keterangan yang lebih baik.Dehidrasi akan memperburuk keadaan ginjal oleh sebab itu penderita diharapkan tidak puasa. d. En!osko)i ' untuk menentukkan pel'is ginjal, batu, hematuria, dan pengangkatan tumor selektif e. Renogra+' untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari gangguan ('askuler, parenkim, eksresi), serta sisa fungsi ginjal. f. EKG ' untuk mengetahui kemungkinan hipertropi 'entrikel kiri dan kanan, tandatanda perikarditis, disritmia, gangguan elektrolit. g. Renal an(erogra+ ' mengkaji terhadap sirkulasi ginjal dan ekstra'askularisasi serta adanya masa. h. Ro(gen ("orak ' mengetahui tandatanda kardiomegali dan odema paru.
•
Pe+eriksaan Pa(ologi Ana(o+i iopsy ginjal 0 Dilakukan bila ada keraguan diagnostic gagal ginjal kronik atau perlu diketahui etiologi daru penyakit ini
=. PENA9ALAKSANAAN 8EDIS a. 9era)i konser:a(if ' tujuannya mencegah memburuknya faal ginjal secara progresif, meringankan keluhankeluhan akibat akumulasi toksin
aAotemia, memperbaiki metabolisme secara optimal dan memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit (Sukandar, $%%). •
Peranan Die(' &) "encapai dan mempertahankan status giAi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.$)"encegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi
(uremia).)"engatur
keseimbangan
cairan
dan
elektrolit.9)"encegah atau mengurangi progresifitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus (!lmatsier, $%%). =erapi diet rendah protein (D+4) menguntungkan untuk mencegah atau mengurangi toksin aAotemia, tetapi untuk jangka lama dapat merugikan terutama gangguan keseimbangan negatif nitrogen. 4rotein rendah, yaitu %, 1 %,/2 grkg . Sebagian harus bernilai biologik tinggi.5emak cukup, yaitu $%%6 dari kebutuhan total energi, diutamakan lemak tidak jenuh ganda. Karbohidrat cukup, yaitu 0 kebutuhan energi total dikurangi yang berasal dari protein dan lemak.7atrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, acites, oliguria, atau anuria, banyak natrium yang diberikan antara & g. Kalium dibatasi (%/% m;#) apabila ada hiperkalemia (kalium darah < 2,2 m;#), oliguria, atau anuria. •
Ke60(0"an J0+la" Kalori' untuk GGK harus adekuat dengan tujuan utama, yaitu mempertahankan keseimbangan positif nitrogen, memelihara status nutrisi dan memelihara status giAi. ;nergi cukup yaitu 2 kkalkg .
•
Ke60(0"an &airan' ila ureum serum < &2% mg6 kebutuhan cairan harus adekuat supaya jumlah diuresis mencapai $ 5 per hari. Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urine sehari ditambah dengan
•
pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (Q2%% ml). Ke60(0"an Elek(roli( !an 8ineral' bersifat indi'idual tergantung dari
•
5*G dan penyakit ginjal dasar (underlying renal disease). ?i(a+in 0k0)- bila perlu berikan suplemen piridoksin, asam folat, 'itamin C, 'itamin D.
6. 9era)i Si+(o+a(ik Asi!osis 8e(a6oli' harus dikoreksi karena meningkatkan serum kalium •
(hiperkalemia). >ntuk mencegah dan mengobati asidosis metabolik dapat
diberikan suplemen alkali. =erapi alkali (sodium bicarbonat) harus segera •
diberikan intra'ena bila p? M /,2 atau serum bikarbonat M $% m;#5. Ane+ia' =ransfusi darah misalnya 4aked +ed Cell (4+C) merupakan salah satu pilihan terapi alternatif, murah, dan efektif. =erapi pemberian transfusi darah harus hatihati karena dapat menyebabkan kematian mendadak. 4enatalaksanaan
anemia
dengan
rekombinan
erythropoiesis
stimulating agents (;S!s) dapat memperbaiki kondisi pasien CKD dengan anemia secara signifikan. ;S!s harus diberikan untuk mencapai dan mempertahankan konsentrasi hemoglobin &&.% sampai &$.% grd5. 4asien juga harus menerima suplemen Aat besi selama menerima terapi ;S! karena erythropoiesis yang diinduksi secara farmakologis dibatasi oleh supply Aat besi, ditunjukkan dengan kebutuhan ;S! yang lebih sedikit setelah pasien menerima suplemen Aat besi. Selain itu, karena tubuh membentuk banyak sel darah merah, tubuh juga memerlukan banyak Aat besi sehingga dapat terjadi defisiensi Aat besi. Serum ferritin dan persen transferrin saturation mengalami penurunan setelah & minggu terapi ;S! pada pasien dengan CKD yang menerima dialysis. Karena pasien CKD mengalami gangguan metabolism Aat besi, serum ferritin dan persen transferrin saturation harus dipertahankan lebih tinggi daripada indi'idu normal. "aintenance serum ferritin yang disarankan yaitu L$%% ngm5, dan persen transferrin saturation L$%6. Sebagian besar pasien CKD membutuhkan suplementasi Aat besi parenteral untuk mencapai •
kadar Aat besi yang disarankan. Kel0"an Gas(roin(es(inal' !noreksi, cegukan, mual dan muntah, merupakan
keluhan
yang
sering
dijumpai
pada
GGK.
Keluhan
gastrointestinal ini merupakan keluhan utama (chief complaint) dari GGK. Keluhan gastrointestinal yang lain adalah ulserasi mukosa
mulai dari
mulut sampai anus. =indakan yang harus dilakukan yaitu program terapi •
dialisis adekuat dan obatobatan simtomatik. Kelainan k0li( ' =indakan yang diberikan harus tergantung dengan jenis
•
keluhan kulit. Kelainan ne0ro+0sk0lar' eberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu terapi hemodialisis regular yang adekuat, medikamentosa atau
•
operasi subtotal paratiroidektomi. Hi)er(ensi ' 4emberian obatobatan anti hipertensi.
•
Kelainan sistem kardio'askular 0 =indakan yang diberikan tergantung dari
kelainan kardio'askular yang diderita. . 9era)i 8e!is =erapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 2, yaitu pada 5*G kurang dari &2 mlmenit. =erapi tersebut dapat berupa hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal . •
Dialisis 0 Dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal yang serius seperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialysis memperbaiki abnormalitas biokimia, menyebabkan cairan, protein, dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas, menghilangkan kecenderungan perdarahan, dan membantu penyembuhan luka. Dialisis adalah suatu proses difusi Aat terlarut dan air secara pasif melalui suatu membran berpori dari suatu kompartemen cair menuju kompartemen cair lainnya. =erdapat dua teknik yang digunakan dalam dialisis, yaitu 0
He+o!ialisis
adalah
suatu
proses
yang
digunakan
untuk
mengeluarkan cairan atau produk limbah karena dalam tubuh penderita gagal ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut (runnerSuddarth, $%%$). "enurut corEin ($%%%), hemodialisis adalah dialisa yang dilakukan di luar tubuh. Selama hemodialisa darah dikeluarkan dari tubuh melalui sebuah kateter masuk kedalam
sebuah
mesin
yang
dihubungkan
dengan
sebuah
membran semipermeable (dialiAer) yang terdiri dari dua ruangan. Satu ruangan dialirkan darah dan ruangan yang lain dialirkan dialisat, sehingga keduanya terjadi difusi. Setelah darah dilakukan pembersihan oleh dialiAer darah dikembalikan ke dalam tubuh melalui arterio 'enosa shunt (!shunt). =indakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah gejala toksik aAotemia, dan malnutrisi. =etapi terapi dialisis tidak boleh terlalu cepat pada pasien GGK yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal (5*G). Bndikasi tindakan terapi dialisis, yaitu indikasi absolut dan indikasi elektif. eberapa yang termasuk dalam indikasi absolut, yaitu perikarditis, ensefalopatineuropati aAotemik, bendungan paru dan kelebihan cairan yang tidak responsif dengan diuretik, hipertensi refrakter, muntah persisten, dan #lood 0remic Nitro'en (>7) < &$% mg6 dan kreatinin < &% mg6. Bndikasi elektif, yaitu 5*G antara
2 dan 8 m5menit&,/mR, mual, anoreksia, muntah, dan astenia berat. ?emodialisis di Bndonesia dimulai pada tahun &:/% dan sampai sekarang telah dilaksanakan di banyak rumah sakit rujukan. >mumnya dipergunakan ginjal buatan yang kompartemen darahnya adalah kapilerkapiler selaput semipermiabel ( %ollo1 *ire kidney ). Kualitas hidup yang diperoleh cukup baik dan panjang umur yang tertinggi sampai sekarang &9 tahun. Kendala yang ada adalah biaya yang mahal.
"enurut
?a'ens dan =erra
($%%2) tujuan dari pengobatan
hemodialisa antara lain 0 a. "enggantikan fungsi ginjal dalam fungsi eksresi, yaitu membuang sisasisa metabolisme (ureum, kreatinin, dll). b. "enggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat c. "eningkatan
kualitas
penurunan fungsi ginjal.
hidup
klien
yang
menderita
Dialisis
)eri(oneal
merupakan
alternatif
hemodialisa
pada
penanganan gagal ginjal akut dan kronis. 4engobatan ini jarang dipakai untuk jangka panjang. !khirakhir ini sudah populer $ontinuous Amulatory eritoneal Dialysis (C!4D) di pusat ginjal di luar negeri dan di Bndonesia. Bndikasi medik C!4D, yaitu pasien anakanak dan orang tua (umur lebih dari 2 tahun), pasienpasien yang telah menderita penyakit sistem kardio'askular, pasienpasien yang cenderung akan mengalami perdarahan bila dilakukan hemodialisis, kesulitan pembuatan ! shunting, pasien dengan stroke, pasien GG= (gagal ginjal terminal) dengan residual urin masih cukup, dan pasien nefropati diabetik disertai co+moridity dan co+mortality . Bndikasi nonmedik, yaitu keinginan pasien sendiri,
tingkat intelektual tinggi untuk melakukan sendiri (mandiri), dan di daerah yang jauh dari pusat ginjal. •
Koreksi Hi)erkale+i ' "engendalikan kalium darah sangat penting karena hiperkalemi dapat menimbulkan kematian mendadak. ?al yang pertama
diingat
jangan
menimbulkan
hiperkalemia.
ila
terjadi
hiperkalemia, maka obati dengan mengurangi intake kalium, pemberian •
7a ikarbonat, dan pemberian infuse glukosa. Koreksi Ane+ia' >saha pertama harus dilakukan untuk mengatasi factor defisiensi, kemudian mencari apakah ada perdarahan yang mungkin dapat diatasi. 4engendalian gagal ginjal pada keseluruhan akan dapat meninggikan ?b. =ranfusi darah hanya dapat diberikan bila ada indikasi
•
kuat, misalnya0 insufisiensi koroner. Koreksi Asi!osis' 4emberian makanan dan obat harus dihindari. 7atrium ikarbonat dapat diberikan peroral atau parenteral. 4ada permulaan &%% m;# natrium bikarbonat diberi intra'ena perlahanlahan. -ika diperlukan dapat diulang. ?emodialisis dan dialysis peritoneal juga
•
dapat mengatasi asidosis. Pengen!alian Hi)er(ensi
'
4emberian
obat
etalocker,
!lpa
"etildopa, dan 'asodilator dilakukan. "engurangi intake garam dan mengendalikan hipertensi harus hatihati karena tidak sama gagal ginjal disertai retensi natrium. 9rans)lan(asi Ginjal' Dengan pencangkokan ginjal yang sehat ke pasien GGK, maka seluruh faal ginjal diganti oleh ginjal baru. 4ertimbangan program transplantasi ginjal 0 Cangkok ginjal dapat mengambil alih seluruh &%%6 fungsi dan faal •
•
ginjal Kualitas hidup normal kembali Sur'i'al rate meningkat Komplikasi (biasanya dapat di antisipasi) terutama berhubungan
•
dengan obat imunosupresif untuk mencegah reaksi penolakan. =indakan standar adalah dengan merotasi ginjal donor dan meletakkan
• •
pada fosa iliaka kontralateral resipien. >reter kemudian lebih mudah beranastomosis atau berimplantasi kedalam kemih resipien. !rteri renalis berimplantasi pada arteri iliaca interna dan 'ena renalis beranastomosis dengan 'ena iliaca komunis atau eksterna.
=erapi @bat hindari antacids or laati'es àmagnesium to pre'ent magnesium toicity. antipruritics, such as diphenhydramine (enadryl) 'itamin supplements (particularly 'itamins and 'itamin D) loop diuretics, such as furosemide (if some renal function remains), along Eith fluid restriction to reduce fluid retention digoin (5anoin) to mobiliAe edema fluids antihypertensi'es to control blood pressure and associated edema antiemetics taken before meals to relie'e nausea and 'omiting famotidine (4epcid) or niAatidine (!id) to decrease gastric irritation.
Pena(alaksanaan 8en0r0( Deraja( &KD Deraja(
&
L*G #+l,+n(,1->/ +2%
<:%
$
%8:
%2:
9
&2$:
2
3&2
Perenanaan Pena(alaksanaan 9era)i Dilakukan terapi pada penyakit dasarnya, kondisi
kormobid,
e'aluasi
perburukan
(progresion) fungsi ginjal, memperkecil risiko kardio'askuler. "enghambat perburukan (progresion) fungsi ginjal "enge'aluasi dan melakukan terapi pada komplikasi 4ersiapan untuk pengganti ginjal (dialisis) Dialysis dan mempersiapkan terapi penggantian ginjal (transplantasi ginjal)
1$. KO8PLIKASI Seperti penyakit kronis dan lama lainnya, penderita CKD akan mengalami beberapa komplikasi. Komplikasi dari CKD ($%%&) serta SuEitra ($%%) antara lain adalah 0
menurut SmeltAer dan are
a.
?iperkalemi
akibat
penurunan
sekresi
asidosis
metabolik,
b.
katabolisme, dan masukan diit berlebih. 4erikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi
c.
produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat. ?ipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin angiotensin aldosteron. =ekanan Darah =inggi. Karena salah satu fungsi ginjal adalah mengatur tekanan darah,maka anda bisa mengalami tekanan darah tinggi ketika terjadi gangguan kronis dari fungsi ginjal. Selanjutnya kondisi demikian akan mempercepat
d. e.
peningkatan risiko penyakit jantung. !nemia akibat penurunan eritropoitin. 4enyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum yang rendah, metabolisme 'itamin D yang abnormal dan peningkatan kadar alumunium akibat peningkatan nitrogen dan
f. g. h. i. j. k. l. m. n. o.
ion anorganik. >remia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan. "alnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah. ?iperparatiroid dan ?iperfosfatemia. 4erdarahan 7europati perifer ;sofagitis, 4ankreatitis, Bnfeksi ?ipertrofi 'entrikel kiri Kardiomiopati dilatasi, @ateodistrofi 4enyakit -antung. Ketika anda mengalami GGK, maka anda sangat berisiko terkena penyakit jantung. Dan dilaporkan lebih
dari
separuhkematian pada orang dengan GGK berasal dari adanya penyakit jantung ini. Serangan -antung dan Stroke. 4enyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab utama kematian lebih dr $% juta org di !merika Serikat yang menderita GGK. 4enderita dg GGK memiliki risiko lebih tinggi utk mengalami serangan jantung atau stroke, bahkan pada penderita yg masih pada stadium aEal atau p.
ringan sekalipun. 4erubahan Kulit. Ketika fungsi ginjal anda terganggu, akan tjd endapan garam kalsiumfosfat di baEah kulit hingga menimbulkan rasa gatal. +asa gatal ini secara alamiah anda akan menggaruknya, hingga kadang$ sampai terluka dan terinfeksi. 4roses ini tidak kunjung membaik hingga keindahan kulit menjadi rusak, bahkan
#.
terkesan kotor berubah seperti kulit jagung (kasar kering) Kematian. +isiko kematian pada penderita GGK cukup tinggi. Dalam kejadian di lapangan, kematian sering diaEali dengan sesak nafas,
atau kejang otot jantung, atau tidak sadarkan diri, atau infeksi berat sebelumnya.
11.
PEN&EGAHAN Penega"an Pri+er ' 4engaturan diet protein, menghindari obat netrotoksik, menghindari kontak radiologik yang tidak amat perlu, mencegah kehamilan pada penderita yang berisiko tinggi, konsumsi garam sedikit. makin tinggi konsumsi garam, makin tinggi pula kemungkinan
ekskresi
kalsium
dalam
air
kemih
yang
dapat
mempermudah terbentuknya kristalisasi ikatan kalsium urat oleh sodium. Penega"an Sek0n!er ' berupa penatalaksanaan konser'atif yang terdiri atas pengobatan penyakitpenyakit co morid (penyakit penyerta) untuk menghambat progresifitas dan persiapan pengobatan pengganti yang terdiri dari dialisis dan transplantasi ginjal. Pengo6a(an Konser:a(if 0 memanfaatkan faal ginjal yang masih ada, menghilangkan berbagai faktor pemberat, dan bila mungkin memperlambat progresi'itas gagal Penga(0ran !ie( kali0+- na(ri0+ !an airan Diet rendah kalium .!supan kalium dikurangi, diet yang dianjurkan adalah 9%8% m;#hari. 4enggunaan makanan dan obatobatan yang tinggi kadar kaliumnya dapat menyebabkan hiperkalemia. Selain itu,Diet rendah natrium Diet 7a yang dianjurkan adalah 9%:% m;#hari (&$ gr 7a). Dapat mengakibatkan retensi cairan, edema perifer, edema paru, hipertensi gagal jantung kongestif. 4engaturan cairan !supan yang bebas
dapat menyebabkan beban sirkulasi menjadi berlebihan, dan edema. Sedangkan asupan yang terlalu rendah mengakibatkan dehidrasi, hipotensi dan gangguan fungsi ginjal Penega"an 9ersier ' upaya mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat atau kematian, tidak hanya ditujukan kepada rehabilitasi medik tetapi juga menyangkut rehabilitasi jiEa. 4encegahan tersier bagi penderita GG dapat berupa0 mengurangi stress, menguatkan sistem pendukung sosial atau keluarga untuk mengurangi pengaruh tekanan psikis pada penyakit GGK, meningkatkan akti'itas sesuai toleransi, hindari imobilisasi karena hal tersebut dapat meningkatkan demineralisasi tulang, meningkatkan kepatuhan terhadap program terapeutik, mematuhi program diet yang dianjurkan untuk mempertahankan keadaan giAi yang optimal agar kualitas hidup dan rehabilitasi dapat dicapai.
ASUHAN KEPERA@A9AN 4engkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan mengacu pada Doenges ($%%&), serta Carpenito ($%%) sebagai berikut 0 1. De+ografi. 4enderita CKD kebanyakan berusia diantara % tahun, namun ada juga yang mengalami CKD dibaEah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti proses pengobatan, penggunaan obatobatan dan sebagainya. CKD dapat terjadi pada siapapun, pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai peranan penting sebagai pemicu kejadian CKD. Karena kebiasaan kerja dengan duduk berdiri yang terlalu lama dan lingkungan yang tidak menyediakan cukup air
minum mengandung banyak senyaEa Aat logam dan pola makan yang tidak sehat. 2. Ri3a4a( )en4aki( 4ang !i!eri(a )asien se6el0+ &KD seperti D", glomerulo nefritis, hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan traktus urinarius bagian baEah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya CKD. /. Pengkajian )ola f0ngsional Gor!on a. Pola )erse)si !an )e+eli"araan kese"a(an )asien Gejalanya adalah pasien mengungkapkan kalau dirinya saat ini sedang sakit parah. 4asien juga mengungkapkan telah menghindari larangan dari dokter. =andanya adalah pasien terlihat lesu dan khaEatir, pasien terlihat bingung kenapa kondisinya seprti ini meski segala hal yang telah dilarang telah dihindari. b. Pola n0(risi !an +e(a6olik. Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan dalam kurun Eaktu bulan. =andanya adalah anoreksia, mual, muntah, asupan nutrisi dan air naik atau turun. c. Pola eli+inasi Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input. =andanya adalah penurunan !K, pasien terjadi konstipasi, terjadi peningkatan suhu dan tekanan darah atau tidak singkronnya antara tekanan darah dan suhu. d. Ak(ifi(as !an la(iHan. Gejalanya adalah pasien mengatakan lemas dan tampak lemah, serta pasien tidak dapat menolong diri sendiri. =andanya adalah aktifitas dibantu. e. Pola is(ira"a( !an (i!0r. Gejalanya adalah pasien terliat mengantuk, letih dan terdapat kantung mata. =andanya adalah pasien terliat sering menguap. f . Pola )erse)si !an kokni(if. Gejalanya penurunan sensori dan rangsang. =andanya adalah penurunan kesadaran seperti ngomong nglantur dan tidak dapat berkomunikasi dengan jelas. g. Pola "060ngan !engan orang lain. Gejalanya pasien sering menghindari pergaulan, penurunan harga diri sampai terjadinya ?D+ (?arga Diri +endah). =andanya lebih menyendiri, tertutup, komunikasi tidak jelas. h. Pola re)ro!0ksi
Gejalanya penurunan keharmonisan pasien, dan adanya penurunan kepuasan dalam
hubungan.
=andanya
terjadi
penurunan
libido,
keletihan
saat
berhubungan, penurunan kualitas hubungan. i. Pola )erse)si !iri. Gejalanya konsep diri pasien tidak terpenuhi. =andanya kaki menjadi edema, citra diri jauh dari keinginan, terjadinya perubahan fisik, perubahan peran, dan percaya diri. j. Pola +ekanis+e ko)ing. Gejalanya emosi pasien labil. =andanya tidak dapat mengambil keputusan dengan tepat, mudah terpancing emosi. k. Pola ke)era4aan. Gejalanya pasien tampak gelisah, pasien mengatakan merasa bersalah meninggalkan perintah agama. =andanya pasien tidak dapat melakukan kegiatan agama seperti biasanya.
2. Pengkajian fisik a. Pena+)ilan , kea!aan 0+0+. 5emah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri. Kesadaran pasien dari compos mentis sampai coma. 6. 9an!a(an!a :i(al. =ekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi meningkat dan reguler. c. An(ro)o+e(ri. 4enurunan berat badan selama bulan terahir karena kekurangan nutrisi, atau terjadi peningkatan berat badan karena kelebian cairan. d. Ke)ala. +ambut kotor, mata kuning kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran telinga, hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir kering dan pecahpecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor. e. Le"er !an (enggorokan. 4eningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher. f. Da!a Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebardebar. =erdapat otot bantu napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada
paru (rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara tambahan pada jantung. g. A6!o+en. =erjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit. h. Geni(al. Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat ulkus. i. Eks(re+i(as. Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan tulang, dan $apillary Re*il lebih dari & detik. j. K0li(. =urgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat uremia, dan terjadi perikarditis.
<. Pe+eriksaan )en0njang. a. Pe+eriksaan La6ora(ori0+ ' 1. Urin a) ?ol0+e ' iasanya kurang dari 9%% mljam (oliguria), atau urine tidak ada (anuria). b) @arna ' Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan oleh pus nanah, bakteri, lemak, partikel koloid, fosfat, sedimen kotor, Earna kecoklatan menunjukkan adanya darah, miglobin, dan porfirin. c% ;era( Jenis 0 Kurang dari &,%&2 (menetap pada &,%&% menunjukkan kerusakan ginjal berat). d) Os+olali(as ' Kurang dari 2% m@smkg menunjukkan kerusakan tubular, amrasio urine ureum sering &0&. $. Kliren krea(inin mungkin agak menurun. . Na(ri0+ ' 5ebih besar dari 9% ;m#5 karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium. 9. Pro(ein ' Derajat tinggi proteinuria ( 9P ), secara kuat menunjukkan kerusakan glomerulus bila sel darah merah (SD") dan fregmen juga ada. 2. Dara" a) Krea(inin ' iasanya meningkat dalam proporsi. Kadar kreatinin &% mgd5 diduga tahap akhir (mungkin rendah yaitu 2). b) Hi(0ng !ara" lengka) 0 ?ematokrit menurun pada adanya anemia. ?b biasanya kurang dari /8 gd5.
c) SD8 #Sel Dara" 8era"% ' Iaktu hidup menurun pada defisiensi eritropoetin seperti pada aAotemia. d) GDA #Gas Dara" Analisa% ' p?, penurunan asidosis metabolik (kurang dari /,$) terjadi karena kehilangan kemampuan ginjal untuk mengeksekresi hidrogen dan amonia atau hasil akhir katabolisme protein. ikarbonat menurun 4C@$ menurun. e) Na(ri0+ ser0+ ' "ungkin rendah, bila ginjal kehabisan natrium atau normal (menunjukkan status dilusi hipernatremia). f) Kali0+ ' 4eningkatan sehubungan dengan retensi sesuai dengan perpindahan selular (asidosis), atau pengeluaran jaringan (hemolisis SD"). 4ada tahap akhir , perubahan ;KG mungkin tidak terjadi sampai kalium ,2 m;# atau lebih besar. "agnesium terjadi peningkatan fosfat, kalsium menurun. 4rotein (khuusnya albumin), kadar serum menurun dapat menunjukkan kehilangan protein melalui urine, perpindahan cairan, penurunan pemasukan, atau penurunan sintesis karena kurang asam amino esensial. @smolalitas serum lebih besar dari $82 mosmkg, sering sama dengan urine.
b. Pe+eriksaan Ra!iologi &. >ltrasono grafi ginjal digunakan untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya masa , kista, obtruksi pada saluran perkemihan bagian atas. $. iopsi Ginjal dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel jaringan untuk diagnosis histologis. . ;ndoskopi ginjal dilakukan untuk menentukan pel'is ginjal. 9. ;KG mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa. 2. K> foto digunakan untuk menunjukkan ukuran ginjal ureter kandung kemih dan adanya obtruksi (batu). . !rteriogram ginjal adalah mengkaji sirkulasi ginjal dan megidentifikasi ekstra'askuler, massa. /. 4ielogram retrograd untuk menunjukkan abormalitas pel'is ginjal. 8. Sistouretrogram adalah berkemih untuk menunjukkan ukuran kandung kemih, refluk kedalam ureter, dan retensi. :. 4ada pasien CKD pasien mendapat batasan diit yang sangat ketat dengan diit tinggi kalori dan rendah karbohidrat. Serta dilakukan pembatasan yang sangat ketat pula pada asupan cairan yaitu antara 2%%8%% mlhari.
&%. pada terapi medis untuk tingkat aEal dapat diberikan terapi obat anti hipertensi, obat diuretik, dan atrapit yang berguna sebagai pengontol pada penyakit D", sampai selanjutnya nanti akan dilakukan dialisis dan transplantasi.
DIAGNOSA KEPERA@A9AN a. Kelebihan 'olume cairan berhubungan dengan edema sekunder 0 'olume cairan tidak seimbang oleh karena retensi 7a dan ?$@ b. Bntoleransi !kti'itas berhubungan dengan kelemahan karena supply oksigen menurun c. +esiko Bnfeksi berhubungan dengan penusukan daerah insersi d. Ketidakseimbangan nutrisi0 kuranglebih dari kebutuhan
tubuh
behubungan dengan prognosis penyakit dan gangguan metabolik serta kadar asam basa dalam tubuh e. 7yeri akut behubungan dengan akti'asi receptor nyeri di area insersi f. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan supply darah dan oksigen ke jaringan menurun g. Gangguan pertukaan gas berhubungan dengan peningkatan tekanan kapiler paru dan edema paru.
9g l
No D 1
Diagnosa Ke)era3a(an Kelebihan 'olume cairan
90j0an Kri(eria S(an!ar(
In(er:ensi
Setelah dilakukan asuhan keperaEatan selama $$9 jam, 'olume cairan seimbang 7@C
7 o
Bndikator
&
=ekanan darah
$
erat badan
;dema
9
4using
&
$
&9. & kaji intake dan output cairan,
9
2
$,. $ -elaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan &9. $ monitor hasil lab terkait retensi cairan $9. & Kaji lokasi dan berat edema &9. Kolaborasi tindakan dialisis
Keterangan 4enilaian 0 & 0 Se'ere $ 0 Substantial. 0 "oderate 9 0 "ild de'iation 2 0 7one.
Diagnosa
*luid management
$,. & timbang berat badan secara rutin *luid o'erload se'erity
". 9 No
99
90j0an Kri(eria S(an!ar(
$.&
monitor pasien setelah dialisis
In(er:ensi
99
g D l 2
Ke)era3a(an Bntoleransi akti'itas
Setelah dilakukan asuhan keperaEatan selama $$9 jam, terdapat perbaikan dalam klien berakti'itas 7@C
&9. & kaji kemampuan pasien untuk berakti'itas sehari hari
!cti'ity tolerance 7
Bndikator
&9. $ dampingi pasien saat berakti'itas &
$
9
2
&9.$ dampingi pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi defisit akti'itas
o &
-arak berjalan
$
kelelahan
kemampuan berakti'itas
9
!cti'ity therapy, pain management
&9. berikan reinforcement saat klien biasa berakti'itas mandiri &9. 9 monitor status emosional, sosial sehari
hari nyeri otot
Keterangan 4enilaian 0 & 0 Se'ere compromised $ 0 Substantial compromised 0 "oderate compromised 9 0 "ild de'iation compromised 2 0 7o compromised
dan spiritual sebagai respon akti'itas 9.& kaji dampak nyeri terhadap akti'itas 9.$ ajarkan manajemen nyeri misal teknik distraksi, relaksasi
9g
No
Diagnosa
l
D /
Ke)era3a(an +esiko infeksi b.d
90j0an Kri(eria S(an!ar(
In(er:ensi
Setelah dilakukan asuhan keperaEatan selama &$9
prosedur jam, tidak terdapat tanda tanda infeksi
in'asif hemodialisa
&9.$ hindari mengukur =D di lengan
7@C
yang terdapat fistula
7
Bndikator
o &
Iarna kulit sekitar
&
$
9
2
&. & pakai teknik aseptik saat prosedur dialisa
insersi $
Suhu
insersi
&9. ajarkan klien dan keluarga tanda gejala yang membutuhkan penanganan
disekitar
+embesan drainase 9
&9.& monitor ==
di sekitar insersi 4ergeseran kanula
Keterangan 4enilaian 0 & 0 Se'ere compromised $ 0 Substantial compromised 0 "oderate compromised 9 0 "ild de'iation compromised 2 0 7o compromised
medis &9.9 kaji daerah sekitar insersi
99
DA*9AR PUS9AKA
CorEin, ;.-. $%%:. #uku 3aku ato*isiolo'i- edisi 4. -akarta0 ;GC. "ansjoer !, et al. $%%$. Ga'al 'in5al Kronik . Kapita Selekta Kedokteran -ilid BB ;disi . -akarta0 "edia !esculapius *K>B. 7B?.
$%%8. =he 7ational Kidney and >rologic Diseases Bnformation Clearinghouse (7K>DBC). the 7ational Bnstitute of Diabetes and Digesti'e and Kidney Diseases (7BDDK). (http0EEE.kidney.niddk.nih.go' ).
4atel, 4. +. $%%/. 6ecture Notes7 Radiolo'i &d. 2. Surabaya0 ;rlangga. 4urnomo, . asuki.$%%%.Dasar+dasar 0rolo' , cetakan B. -akarta 0 C. Bnfomedika 4urnomo, asuki. . $%&&. Dasar 8 Dasar 0rolo'i. &disi Ke 9i'a. -akarta 0Sagung Seto +asad, Sjahriar. $%%2. +adiologi Diagnostik ;d. $. -akarta0 alai 4enerbit *K>B. +enal Ser'ices >rology Directorate. $%%2. Nep%rotic 3yndrome. a patients guide. (http0EEE.kidney.org.uk). +indiastuti, Juyun. $%%. Kepera1atan )edikal #eda%- edisi : . -akarta0 ;GC. Sil'ia !. 4rice, 5orraince ". Iilson. ato*isiolo'i . -akarta0 ;GC. $%%. Sjamsuhidajat, +. -ong, Iim de. $%%2. uku !jar Blmu edah. -akarta0 ;G SmeltAer C.S. dan are renda. $%%. #runner and 3uddart%;s 9e
*K>
Sudoyo, !ru I., dkk. #uku A5ar Ilmu enyakit Dalam. ed. B. -akarta0 *K>B. $%%. Suhardjono, 5ydia !, Kapojos ;-, Sidabutar +4. $%%&. Ga'al Gin5al Kronik . uku !jar Blmu 4enyakit Dalam -ilid BB ;disi . -akarta0 *K>B.9$/99. Susanne, C SmelAer. $%%$. Kepera1atan )edikal #eda% (#runner >3uddart" &disi ?III- ?olume 2. -akarta0 ;GC SuEitra K. $%%. enyakit Gin5al Kronik . uku !jar Blmu 4enyakit Dalam -ilid B ;disi B. -akarta0 4usat 4enerbitan Departemen Blmu 4enyakit Dalam *K>B. 28&289. =ierney 5", et al. $%%. Ga'al Gin5al Kronik . Diagnosis dan =erapi Kedokteran 4enyakit Dalam uku &. -akarta0 Salemba "edika
>ni'ersitas Sumatera >tara. $%&&. ab $ =injuan 4ustaka. http0repository.usu.ac.idbitstream&$92/8:&/9$9Chapter6$%BB.pdf . diakses pada tanggal %: -uli $%&2 Guyton, !.C. ?all, -.;., $%%8. uku !jar *isiologi Kedokteran &&th ed. -akarta0 ;GC. @callaghan, Chris et al. $%%:. !t a Glance Sistem Ginjal $nd ed. -akarta 0 ;rlangga. 4rice S., Iilson 5. $%%. 4atofisiologi Konsep Klinis 4roses4roses 4enyakit, edisi . -akarta0 ;GC. =jokropraEiro, !skandar et al. $%%/. uku !jar Blmu 4enyakit Dalam. Surabaya 0 !irlangga >ni'esity 4ress
HE8ODIALISA
A. KONSEP DASAR HE8ODIALISA 1. Penger(ian ?emodialisa bersal dari bersal bahasaa yunani yaitu hemo yang berarti darah dan dialysis yang berarti pemisahan Aat terlarut melalui membrane semi permeable. ?emodialisis merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialaisi jangka panjang atau pasien denagn penyakit ginjal pada stadium terminal yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen. >nit hemodialisa adalah merupakan ruangan khusus yang tidak terpisah dari satu rumah sakit untuk melaksanakan tindakan hemodialisis baik akut maupun kronik terminal.
2. Prinsi) kerja hemodialisis !da
tiga
prisip
yang
mendasari
kerja
hemodialisia
yaitu0
difusi,osmosis dan ultrafiltrasi. =oksin dan Aat limbah didalam darah dikeluarkan secara difusi dan dari darah yang berkonsentrasi tnggi ke cairan dialisa yang berkonsentrasi rendah.air yang berlebihan dikeluarkan dari dalm tubuh melalui proses osmosis dimana air bergerak dari daerah tekanan tinggi (tubuh pasien) ketekanan yang lebih rendah (cairan dialiAat)
3. Perala(an Unit Hemodialisis a
4eralatan khusus hemodialisis set hemodialisis. "esin hemodialisis, DialiAer ginjal buatan, !rteri blood line, enous blood line, ! fistula abocath 7o. G &9, G &2, G &, Dialisat.
b
!latalat kesehatan. &). =empat tidur fungsional. $). =imbangan berat badan. ). 4engukur tinggi badan. 9). Stetoskop. 2). =hermometer. ). 4eralatan ;.K.G. /). Set pemberi %$ lengkap.
8). Slym Auiger :). "eja tindakan0 Korentang, 7eerbeken, ak spuit, Klem besar $ buah, !rteri klem Kassa steril dalam botol, Sarung tangan steril, Kain alas ( perlak ), erband, 4lester 1micropore, Gunting 'erband, Bnfuse set, Kapas dalam tempatnya etadin dalam tempatnya, Spuit dengan berbagai ukuran ( &cc, cc, $%cc dll), antal pasir, "aatkan gelas ukur c
@batobat dan cairan. &). @batobat hemodialisis a). ?eparin. ?eparin digunakan untuk menjaga terjaadinya pembekuan pada alatalat ?D dan untuk mengurangi terjadinya anemi b). 4rotamin c). 5idocain untuk anestesi $). Cairan infus 0 7aCl %.: 6, Dektrose 2 6, &% 6 ). Dialisat 0 Cairan yang digunakan untuk proses ?D yaitu cairan kosentrat asam bikarbonat atau aceatt yang mengandung 7a,Ca, "g,astetat, bignat,dekstrose denagn perbaandingan 9 +@ 0& cairan konsentrat 9). Desinfektan 0 !lkohol /% 6, eytadine, Sodium hypochlorite 2 6 2). @batobatan emergency yang perlu disediakan 0 @radeon, Dopamine,
!ntihistamine,
alium,
4rimperan,
Sodium
bicarbonate /6 (meglon), Calcium gluconat, Sulfat atropine, Catapres injeksi, !dalat tablet ). !latalat tulis kantor ( !=K ) a). !=K umum b). !=K khusus0 *ormulir hemodialisi, *ormulir tra'eling dialysis, *ormulir iAin tindakan hemodialisis, *ormulir laboratorium,
*ormulir
radiology,
hemodialisis kartu hemodialisis.
+esep,
-adEal
4. Pena(alaksanaan hemodialisis a
4eraEatan sebelum hemodialisis &). "enyiapkan mesin hemodialisis $). "enyiapkan sirkulasi darah ). 4ersiapan pasien a). "enimbang berat badan b). "emberitahukan dan menjelaskan pada pasien bahEa akan dilakukan hemodialisis ( pasien baru ) c). "engatur posisi d). "engobser'asi keadaan umum e). @bser'asi tandatanda 'ital f). "elakukan kanulasipunksi untuk menghubungkan sirkulasi biasanya mempergunakan salah satu jalan darah lood aces seperti dibaEah ini0 (&) Dengan internal ! shuntfistula cimino ($) Dengan eksternal ! shunt schribnea () =anpa & dan $ ( 'ena femoralis)
b
"emulai desinfektan &). -epitlah kassa betadine dengan arteri klem, oleskan daerah cimino dan 'ena lain dengan cara memutar dari dalam ke luar $). masukkan kassa ke dalam kantong plastik ). -epitlah kassa alcohol dengan arteri klem, bersihkan daerah cimino dan 'ena lain caranya sama seperti di atas 9). 5akukan sampai bersih 2). letakkan kasa kotor pada plastic, sedangkan klem arteri letakkan pada gelas ukur ). 5etakkan kain alas steril di baEah tangan /). letakkan kain belah steril di atas tangan
c
"emulai fungsi cimino Graft &). memberikan anestesi lokal pada cimino ( tempat keluarnya darah dari tubuh ke mesin ), dengan spuit insulin &cc $). tusukan tempat cimino dengan jarak 8&% cm dari anastomose ). tusukklah secara intrakutan dengan diameter %,2 cm 9). memberikan anestesi lokal pada tusukan 'ena lain ( tempat masuknya darah dari mesin ke tubuh)
2). bekas tusukan di pijat sebentar dengan kassa steril d
"emasukkan jarum ! *istula &). masukkan jarum ! *istula pada tusukan yang telah dibuat pada saat pemberian anestesi local $). setelah darah keluar isaplah dengan spuit 2 ml dan bilas kembali dengan 7aCl %,: 6 ). !' fistula di klem, spuit 2 ml dilepaskan , ujung ! fistula di tutup, tempat tusukan fiksasi dengan microporeplester 9). masukkan jarum ! fistula pada 'ena lain 2). tinggalkan kain alas steril dibaEah tangan pasien, sebagai alas dan penutup selama proses dialysis berlangsung ). alat kotor masukkan ke dalam plastik ,sedangkan alatalat yang dapat dipakai kembali di baEa ke ruang disposal /). bedakan dengan alatalat yang terkontaminasi 8). bersihkan dari darah,masukkan ke kantong plastik
e
4eraEatan Cimino &). Sebelum tindakan dialysis a). anjurkan pasien mencuci tangan dengan cairan disenfektan b). basuh tangan sampai bersih,pada tempat cimino c). keringkan tangan $). "emulai tindakan dialysis 0 lakukan penusukan cimino dengan teknik aseptik ). Selama dialysis a). tutup tusukan cimino dengan duk steril b). jika ada rembesan pada tusukan cimino,bersihkan dengan kassa betadine c). berikan bubuk antibiotic d). fiksasi dengan micropore
9). "engakhiri dialysis a). bekas tusukan cimino, tekan dengan kassa betadine sampai darah tidak keluar lagi b). berikan band aid dan balut dengan 'erban 2). ?alhal yang harus dihindari
a). ?indari permukaan pada kulit,tidak boleh digarukdiurut b). ?indari terjadinya perdarahan ( terbentur) c). ?indari untuk pengambilan darah d). =idak boleh untuk tensi e). 5engan di tinggikan jika ada edema ). "emulai pelaksanaan hemodialisis a). lakukan tindakan antiseptic di tempat penusukan dengan betadine &% 6, kemudian di bersihkan dengan alcohol /% 6 b). Cari daerah yang mudah dilakukan penusukan c). lakukan penusukan pertama kali pada daerah 'ena (outlet) disertai pemberian loding heparin &%%% B> sesuai dosis d). lakukan penusukan di daerah inlet dengan arteri blood line dan jalankan blood pum dengan kecepatan mulai dari status ml menit
sampai
seluruh
blood
line
berisi
penuh,
baru
disambungkan dengan bagian jarum fistula outlet e). jalankan blood pum perlahanlahan sampai $%% ml menit f). set mesin hemodialisis sesuai program ?D sesuai program ?D masingmasing g). bila aliran darah kurang dari &%% mlmenit karena ada penyulit, pertimbangkan untuk dilakukan penusukan pada daerah femoral. /). 4engaEasan a). mesin (&) pengaEasan sirkulasi darah di luar ekstrakorporeal blood monitoring
0
pengaEasan
kecepatan
aliran
darah,
pengaEasan terhadap tekanan0 arteri dan 'enous pressure ($) pengaEan heparin pum () pengaEasan terhadap sirkulasi dialiAat pada dialiAat monitoring 0 kebocoran dialiAer ( blood 5eak ), temperature, conducti'ity, trans membrane pressure, positife pressure b). pasien (&)
keadaan umum, tekanan darah, nadi, pernapasan
($) pengaEasan
terhadap
kemungkinan
komplikasi
selama dialysis0 mual, kram otot, masalah pada akses 8). 4engamatan Selama Dialisis
lain
a). obser'asi tandatanda 'ital setiap jam b). jaga ketepatan pencatatan dalam lembar dialysis c). perhatikan kelancaran aliran darah pada cimino atau graft d). perhatikan sambungan pada0 ! fistula dengan selang arteri, dan selang arteri dengan dialiser e). berikan pasien posisi tidur yang nyaman f). perhatikan edema pada0 muka,punggung tangan, asites,mata kaki dan dorsum pedis g). perhatikan pemakaian oksigen h). perhatikan rembesan luka, fungsi cimino graft, bersihkan rembesan darah dengan kapas alcohol i). kaji keluhan pasien j). e'aluasi hasil dialysis pasien
5. In!ikasi HD a). GG! 0 Bntoksikasi makanan,obatobatan dan darah, G; berat, =rauma ginjal b). CKD c). Dialisis preparati'e d). Dilikukan
segera
pada0
>remikum,
4erikarditis,
?iperkalemi,
@'erhidrasi, @dema paru, oligoria e). 4rofilaksis 0 Gejala uremia, !sidosis, Kreatinin <8mg6, >reum $,&9bun, un <&%%mg6, Cct 32mmenit
<. Kon(rain!ikasi a). Kelainan psikologis berat b). Gangguan kardio'askular c). =umor ganas d). Keadaan umum burukT hiperpiretik,hipertensi,hb 32mg6.
7. Ko+)likasi HD 1%
Ak0( a)
?ipotensi (&) 4enyebab0 terlalu banyak darah dalam sirkulasi mesin, ultrafiltrasi berlebihan, obatobatan anti hipertensi
($) Gejala 0 lemas, berkeringat, pandangan kabur berkunang kunang, mual, muntah, sesak, sakit dada () 4enanganan 0 posisi tidur,posisi kepala lebih rendah dari kaki, kecepatan aliran darah dan >*+ diturunkan, berikan 7aCl %,: 6 &%%ml, berikan %$ &$ liter, kalau perlu istirahatkan dialysis untuk sementara (9) 4encegahan 0 anjurkan pasien membatasi kenaikkan badan intradialisis kurang dari & kg
per hari, anjurkan
pasien minum obat antihipertensi sesuai aturan dokter, bila perlu gunakan dialiAat bikarbonat, obser'asi tandatanda 'ital selama dialysis berlangsung b)
"ual dan "untah (&) 4enyebab0
gangguan GB= , ketakutan, reaksi obat,
hipotensi ($) 4enanganan 0 kecilkan aliran darah sampai &%% +4", kecilkan >*+ sampai %,%, obser'asi tandatanda 'ital, jika tensi turun , guyur 7aCl %,: 6 sesuai dengan keadaan pasien, jika keadaan umum sudah baik, program dialysis di atur secara bertahap sesuai kebutuhan pasiekaji penyebab muntah0 hipotensi,penarikan cairan terlalu cepat atau kenaikkan lebih dari & kghari () 4encegahan 0 (a) hindari hipotensi dengan menurunkan kecepatan aliran darah selama jam pertama dialysis, selanjutnya di naikkan secara bertahap sesuai kebutuhan pasien (b) ganti cairan dialiset dengan cairan bicarbonat sesuai persetujuan dokter (c) anjurkan pasien untuk membatasi cairan (d) obser'asi tandatanda 'ital c)
Sakit Kepala (&) 4enyebab 0 tekanan darah naik, ketakutan ($) 4enanganan 0 kecilkan kecepatan aliran darah sampai &%% +4", obser'asi tandatanda 'ital, jika keluhan sudah berkurang jalankan program dialysis secara semula secara
bertahap, kaji penyebab sakit kepala0 cairan dialiAat, minum kopi () 4encegahan 0 mengganti cairan dialiAat sesuai persetujuan dokter ,anjurkan pasien mengurangi minum kopi. d)
Demam disertai menggi gil (&) 4enyebab 0 +eaksi pirogen, +eaksi transfuse, Kontaminasi bakteri pada sirkulasi darah ($) 4enanganan 0 obser'asi tandatanda 'ital, berikan selimut, beritahu dokter untuk pemberian terapi ( panadol bila suhu m,eningkat), "encari penyebab demam
e) 7yeri dada
(&) 4enyebab 0 minum obat jantung tidak teratur, program ?D yang terlalu cepat ($) 4enanganan 0 kecilkan kecepatan aliran darah, pasang ;KG monitor, eritahu dokter untuk pemberian terapi () 4encegahan 0 sirkulasi pada Eaktu priming agak lama antara &% 1 &2 menit, minum obat jantung secara teratur, anjurkan pasien untuk control ke dokter secara teratu
f)
Gatalgatal (&) 4enyebab 0 jadEal dialysis yang tidak teratur ( toksin uremia kurang terdialisis), sedang tranfusi sesudah tranfusi, kulit kering ($) 4enanganan 0 gosoklah dengan talk krem khusus untuk gatal, jika karena tranfusi beritahu dokter untuk pemberian a'il & mlB () 4encegahan 0 anjurkan pasien makan esuai diet , anjurkan pasien selalu menjaga kebersihan badan.
g) 4erdarahan cimino setelah dialysis
(&) 4enyebab 0 tempat tusukan membesar, masa pembekuan darah lama, dosis heparin berlebihan, tekanan darah tinggi, penekanan tusukan tidak tepat ($) 4enanganan 0 tekan daerah tusuka dengan tepat, kaji penyebab pendarahan dengan tepat, obser'asi tanda tanda 'ital, lapor dokter jaga jika perdarahan berhenti.
() 4encegahan0
sebelum
dialysis
kalo
perlu
periksa
laboraatorium terhadap =C=, bekas tusukan semino tidak boleh digaruk atau dipijat, hindari penusukan pada bekas tusukan dialisis sebelumnya. h) Kram @tot
(&) 4enyebab 0 penarikan cairan dibaEah berat badan setandar, penarkan cairan terlalu cepat (>*+ tinggi), cairan dialisa dengan kadar 7a rendah, berat badan naik < & kg hari, posisi tidur berubah terlalu cepat ($) 4enanganan 0 kecilkan >*+, massage pada darah yang keram, guyur dengan 7acl %,:6 sebanyak &%%$%% ml dan sesuikan dengan keadaan umum pasien, kompres air hangat, obser'asi tandatanda 'ital () 4encegahan 0 jangan menarik cairan terlalu cepat >*+ tinggi
pada
aEal
dialysis,
anjurkan
pasien
untuk
membatasi intake cairan, anjurkan pasien untuk mentaati diet agar kenaikan berat badan tidak lebih dari & kghari, gunakan cairan dielisa dengan kadar 7a tinggi 2%
Kronik a) ?ipertensi b) @steodistrofi ginjal c) 7europati perifer d) ;nsefalopati e) @'erhidrasi f)
?epatitis
8. Pena(alaksanaan Diet ada Ga!al Ginjal Kronik Den!an Tera"i en!!anti Hemodialisis !njurkan kebutuhan energi minimal 2 Kcalkg berat badan ideal, sedangkan protein &.$ g kg berat badan ideal, 2% 6 dianjurkan bernilai biologi tinggi. !supan protein sulit dipenuhi apabila pasien t idak ada nafsu makan karena kehilangan cita rasa. =ambahan protein yang biasa diberikan apabila asupan protein kurang adalah produk yang tinggi protein tinggi kalori, sebagai contoh adalah susu yang sudah dimodifikasi susunan elektrolitnya.
Garam dan air perlu perhatian khusus, karena berat badan interdialitik kadang tidak terkendali. !njuran kenaikan berat badan adalah tidak lebih dari 2 6 berat badan kering diantara dua Eaktu dialysis. "embatasi asupan cairan berdasarkan jumlah urin yang keluar selama $9 jam ditambah air yang keluar melalui keringat dan pernapasan berkisar 2%%ml. Semua makanan yang mencair diperhitungkan sebagai air. 4asien hemodialisis perlu mengurangi garam tergantung jumlah urin.!pabila jumlah urin 2%%ml, maka natrium yang dibutuhkan adalah &%%%mg 7a P &%%%mg 7a ( penambahan 7a untuk urin 2%%ml) F $%%%mg 7a setara dengan Q 2 g 7aCl ( garam dapur). "akin sedikit jumlah urin makin dibatasi asupan garam.!pabila pasien tidak ada urinnya sama sekali, maka asupan 7a hanya dianjurkan &%%% mg 7a setara dengan $.2 gram garam dapur. Selain asupan garam diperhitungkan, makanan yang tinggi natrium juga harus dihindari. Kalium biasa juga disebut dengan potassium, pada pasien hemodialisis kebutuhan kalium tergantung dengan jumlah urin $9 jam, frekuensi hemodialisis, dan kaliun yang terkandung pada cairan dialysis. Kebutuhan dasar kalium apabila pasien tidak ada urinnya sama sekali adalah $%%% mg setara dengan Q 2& me#.-ika pasien masih ada urinnya 2%% ml per hari maka kebutuhan kalium dapat ditambahkan menjadi $%%% mg P 2%% mg ( tambahan kalium untuk urin 2%% ml ) F $2%% mg setara dengan Q 9 me#. !pabila tidak terkontrol dengan diet maka dianjurkan untuk diberikan obat pengikat kalium ( kayealate) yang masih jarang digunakan di Bndonesia. Cara lain untuk menurunkan kadar kalium adalah mengurangi konsumsi buah dan sayurb serta mengolah buah dan sayur dengan cara direndam terlebih dahulu sebelum dimasak, sehingga kalium sebagian hilang larut dalam air. 4erlu diketahui pula bahEa komposisi buah dan sayur selain mengandung kalium, Q :% 6 adalah air. "ineral lain yang perlu perhatian khusus adalah kalsium dan fosfor. 4ada pasien hemodialisis biasa di jumpai hiperfosfatemiia dan hipokalsemia."enurunkan kadar fosfor dan meningkatkan kadar kalsium dalam makanan sangat sulit,karena makanan yang tinggi fosfor juga tinggi kalsium. !njuran asupan fosfor adalah 3 &/ mgkg berat badan. Sebagai contoh apabila pasien dengan berat badan % kg konsumsi fosfornya diharapkan kurang dari &%$% mg, ditambah dengan obat
pengikat fosfat yang biasa di pakai adalah CaCo. Sedangkan konsumsi kalsium yang dianjurkan adalah berkisar &$%% mghari. =ambahan kalsium melalui obat diperlukan bila serum fosfat terkontol akan tetapi serum kalsium masih rendah. !nemia menjadi masalah bagi pasien hemodialisis. "enaikan kadar ?b pasien sangat sulit,apabila asupan proten tidak mencukupi, oleh karena itu tambahan *e oral maupun parenteral dianjurkan apabila cadangan besi tidak adekuat. =ambahan 'itamin yang larut dalam air diperlukan, karena asupan dari buah dan sayur segar dibatasi, selain itu kehilangan selama dialysis. =ambahan 'itamin yang dianjurkan adalah it C &%% mg, asam folat & mg dan pyridoine &% mg
;. ASUHAN KEPERA@A9AN #$ en!kajian a. !ktifitas istirahat Kelelahan ekstrem, malaise, gangguan tidur (insomnia, gelisah atau somnolen) kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak. b. Sirkulasi +iEayat hipertensi, palpitasi, nyeri dada (angina), disritmia jantung,, nadi kuat, edema jaringan
dan pitting edema, nadi lemah, halus,
hipotensi ortostatik menunjukkan hipo'olemia, friction rub pericardial, pucat, kulit kehijauan, kecenderungan perdarahan. c. Bntergritas ego Stress finansial, perasaan tidak berdaya, tidak ada harapan, ansietas, penolakan, takut, marah. d. ;liminasi @liguria, anuria, distensi abdomen, diare, konstipasi, perubahan Earna urine menjadoi pekat, merah, kecoklatan. e. 7utrisi dan cairan erat badan meningkat (edema), malnutrisis, anoreksis, nyeri ulu hati, mual, muntah, pernafasan amonia, asites, hepatomegali, perubahan turgor dan kelembaban kulit, ulserasi gusi lidah f.
7eurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, kejang, kebas dan rasa terbakar pada kaki, neuropati perifer, gangguan status mental, penurunan konsentrasi, tingkat kesadaran dan kehilangan memori, kejang, rambut tipis, kuku rapuh. g. 7yeri ketidaknyamanan 7yeri panggul, kram otot, gelisah h. 4ernafasan 7afas pendek, dipsnea nokturnal paroksimal, takipnea, pernafasan kussmaul, edema paru. i.
Bntegumen Bnfeksi berulang, kulit gatal, pruritus, demam, petekie, ekimosis, kalsifikasi metastatik pada kulit, keterbatasan gerak sendi.
j.
Seksualitas 4enurunan libido, amenor, inertilitas.
2$ Dia!nosa Ke"era%atan a. Kelebihan 'olume cairan b.d penurunan haluaran urine, intake berlebihan, retensi cairan dan natrium b. 4erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd anoreksia, mual muntah, pembatasan diet dan perubahan membran mukosa mulut c. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan program pengobatan d. Bntoleransi aktifitas b.d keletihan, anemia, retensi produk sampahdan prosedur dialisis. e. Gangguan konsep diri0 harga diri rendah b.d ketergangtungan, perubahan peran, perubahan citra diri dan disfungsi seksual. f.
kerusakan intergritas kulit b.d gangguan status metabolik, sirkulasi (anemia) dan sensasi (neuropati perifer)
g. defisit 'olume cairan b.d kehilangan darah, heparinisasi yang tidak tepat selama dialisis. h. +esiko tinggi cedera b.d akses 'askuler dan komplikasi emboli udara.
&$ 'nterensi a. DB 1 &) Kaji status cairan -
timbang berat badan harian
-
keseimbangan intake dan output harian
-
turgor kulit dan adanya edema
-
distensi 'ena jugularis
-
tekanan darah, denyut dan irama jantung
+0 peningkatan berat badan harus tidak lebih dari %,2 kg hari , hipertensi dan takikardi dapat diakibatkan o'erhidrasi dan atau gagal jantung $) atasi intake cairan kurang lebih & lt hari +0 pembatasan cairan akan menentukan berat tubuh ideal, haluaran urin dan respon terhadap terapi ) Bdentifikasi sumber potensial cairan +0 sumber cairan yang tidak diketahui dapat memperberat gagal ginjal 9) -elaskan pada klien keluarga rasional pembatasan cairan +0 pemahaman pasien keluarga meningkatkan kerjasama dan kepatuhan terapi 2) 4erhatikan adanya status perubahan mental +0 hiper'olemia berpotensi untuk edema serebral ) Kolaborasi untuk pengaEasan kadar natrium serum +0 kadar natrium yang tinggi dihubungkan dengan kelebihan cairan, edema, dan komplikasi jantung
6. DB 2 &) Kaji status nutrisi0 perubahan berat badan, pengiukuran antropometik +0 menyediakan data dasar untuk memantau perubahan dan menge'aluasi inter'ensi $) Kaji pola diet nutrisi klien0 riEayat diet , makanan kesukaan dan intake cairan +0 pola diet dapat dipertimbangkan dalam menyususn menu dengan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dalam batasan diet. ) Kaji adanya anoreksia, mual, muntah, depresi, stomatitis dan kurang memahami batasan diet