KOLANGITIS
PENDAHULUAN
Kolangitis Kolangitis adalah adalah suatu infeksi infeksi bakteri bakteri akut pada sistem sistem saluran empedu. empedu. Charcot ditahun 1877 menjelaskan tentang keadaan klinis dari kolangitis, sebagai trias, yaitu demam, ikterus dan nyeri abdomen kuadran kanan atas, yang dikenal dengan ’’Charc ’’Charcot ot triad’’ triad’’.. Charcot Charcot mendalilkan mendalilkan bahwa ’’empedu ’’empedu stagnan’ stagnan’’ka ’karena rena obstruksi saluran empedu menyebabkan perkembangan kolangitis. bstruksi juga dapat terjadi pada bagian manapun dari saluran empedu, yang membawa membawa empedu empedu dari dari hepar hepar kekandu kekandung ng empedu empedu dan usus. usus. !akter !akterii yang yang sering sering dikultur dikultur pada empedu empedu adalah "schericia "schericia Coli, Klebsiella, Klebsiella, #seudomonas, #seudomonas, #roteus, "nterococcus, Clostridium perfiringens, !acteroides fragilis. !akteri anaerob yang dikultur hanya sekitar 1$% kasus. #atofisiologi kolangitis sekarang ini dimengerti sebagai akibat kombinasi & faktor, yaitu yaitu cairan cairan empedu empedu yang yang terinf terinfeks eksii dan obstru obstruksi ksi biliar biliaris. is. #eningka #eningkatan tan tekanan tekanan intraduktal yang terjadi menyebabkan refluks bakteri ke dalam 'ena hepatik dan sistem limfatik perihepatik yang menyebabkan bakterimia. #ada tahun 1($(, )eynolds dan *argon menggambarkan keadaan yang berat pada penyakit ini dengan menambahkan komponen syok sepsis dan gangguan kesadaran. ANATOMI
DUKTUS SISTIKUS
*uktus sistikus merupakan lanjutan dari 'esika fellea, terletak pada porta hepatis yang mempunyai panjang kira+kira ++- cm. #ada porta hepatis hepatis duktus sistikus sistikus mulai dari kollum 'esika fellea, kemudian berjalan ke postero+kaudal di sebelah kiri kollum 'esika fellea. alu bersatu dengan duktus hepatikus kommunis membentuk duktus koledokus. /ukosa duktus ini berlipat+lipat terdiri dari +1& lipatan, berbentuk spiral spiral yang pada penampang penampang longitudin longitudinal al terlihat terlihat sebagai 'al'ula 'al'ula disebut disebut 'al'ula 'al'ula spiralis 0eisteri2.
DUKTUS HEPATIKUS
*uktus hepatikus berasal dari lobus de3ter dan lobus sinister yang bersatu membentuk duktus hepatikus komunis pada porta hepatis dekat pada processus papillaris lobus kaudatus. #anjang duktus hepatikus kommunis kurang lebih cm terletak disebelah 'entral arteri hepatika propria de3ter dan ramus de3ter 'ena portae. !ersatu dengan duktus sistikus menjadi duktus koledokus.
DUKTUS KOLEDOKUS
*uktus koledokus mempunyai panjang kira 4 kira 7 cm dibentuk oleh persatuan duktus sistikus dengan duktus hepatikus kommunis pada porta hepatis, dimana dalam perjalanannya dapat dibagi menjadi tiga bagian. #ada kaput pankreas duktus koledokus bersatu dengan duktus pankreatikus wirsungi membentuk ampulla, kemudian bermuara pada dinding posterior pars desenden duodeni membentuk suatu benjolan ke dalam lumen disebut papilla duodeni major.
5ambar. 1. 6natomi saluran empedu
ETIOLOGI
#enyebab tersering obstruksi biliaris adalah koledokolitiasis, obstruksi struktur saluran empedu, dan obstruksi anastomose biliaris. !agaimanapun berat penyebab obstruksi, kolangitis tidak akan terjadi tanpa cairan empedu yang terinfeksi. Kasus obstruksi akibat keganasan hanya &$+-% yang hasil kultur empedunya positif. Koledokolitiasis menjadi penyebab tersering kolangitis. *alam beberapa tahun terakhir dengan semakin banyaknya pemakaian manipulasi saluran biliaris in'asif seperti kolangiografi, stent biliaris, untuk terapi penyakit saluran biliaris telah menyebabkan pergeseran penyebab kolangitis. 9elain itu pemakaian jangka panjang stent biliaris seringkali disertai obstruksi stent oleh cairan biliaris yang kental dan debris biliaris yang menyebabk an kolangitis. EPIDEMIOLOGI
Kolangitis merupakan infeksi pada duktus koledokus yang berpotensi menyebabkan kesakitan dan kematian. *ilaporkan angka kematian sekitar 1+88%. Kolangitis ini dapat ditemukan pada semua ras. !erdasarkan jenis kelamin, dilaporkan perbandingan antara laki+laki dan perempuan tidak ada yang dominan diantara keduanya. !erdasarkan usia dilaporkan terjadi pada usia pertengahan sekitar $+: tahun. MANIFESTASI KLINIK
;alaupun gambaran klasik kolangitis terdiri dari trias, demam, ikterus, dan nyeri abdomen kuadran kanan atas yang dikenal dengan trias Charcot, namun semua elemen tersebut hanya ditemukan pada sekitar $ persen kasus. #asien dengan kolangitis supuratif tampak bukan saja dengan adanya trias charcot tapi juga menunjukkan penurunan kesadaran dan hipotensi. *alam penelitian yang dilakukan oleh Cameron, demam di temukan pada lebih dari ( persen kasus, ikterus pada :7 persen kasus dan nyeri abdomen hanya pada -& persen kasus. *ua hal yang diperlukan untuk terjadinya kolangitis yaitu adanya obstruksi aliran empedu dan adanya bakteri pada duktus koledokus. #ada sebagian besar kasus, demam dan mengigil disertai dengan kolangitis menandakan adanya bakteriemia. !iakan darah yang diambil saat masuk ke rumah sakit untuk kolangitis akut adalah
positif pada - sampai $ persen pasien. #ada hampir semua serial Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae adalah organisme tersering yang didapatkan pada biakan darah. rganisme lain yang dibiakan dari darah adalah spesies Enterobacter, Bacteroides, dan Pseudomonas. *alam serial terakhir species Enterobacter dan Pseudomonas lebih sering ditemukan, demikian juga isolat gram negatif dan spesies jamur dapat dibiak dari empedu yang terinfeksi. 6dapun organisme anaerobik yang paling sering diisolasi adalah Bacteroides fragilis.
*iagnosis kolangitis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. A. Anamnesis
#ada anamnesis penderita kolangitis dapat ditemukan adanya keluhan demam, ikterus, dan sakit pada perut kanan atas. !eberapa penderita hanya mengalami dingin dan demam dengan gejala perut yang minimal. =kterus atau perubahan warna kuning pada kulit dan mata didapatkan pada sekitar 8% penderita. B. Pemeriksaan Fisis
#ada pemeriksaan fisis dapat ditemukan adanya demam, hepatomegali, ikterus, gangguan kesadaran, sepsis, hipotensi dan takikardi. C. Pemeriksaan Penunjang
#ada pemeriksaaan laboratorium ditemukan adanya lekositosis pada sebagian besar pasien. itung sel darah putih biasanya melebihi 1.. ekopeni atau trombositopenia kadang 4 kadang dapat ditemukan, biasanya jika terjadi sepsis parah. 9ebagian besar penderita mengalami hiperbilirubinemia sedang. #eningkatan bilirubin yang tertinggi terjadi pada obstruksi maligna.
. F!"! #!$!s a%&!men
/eskipun sering dilakukan pada e'aluasi awal nyeri abdomen , foto polos abdomen jarang memberikan diagnosis yang signifikan. anya sekitar 1$% batu saluran empedu yang terdiri dari kalsium tinggi dengan gambaran radioopak yang dapat dilihat. #ada peradangan akut dengan kandung empedu yang membesar hidrops, kandung empedu kadang juga dapat terlihat sebagai massa jaringan lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalam usus besar, di fleksura hepatika. '. U$"ras!n!gra(i
>ltrasonografi mempunyai derajat spesifisitas dan sensitifitas yang tinggi untuk mendeteksi batu kandung empedu dan pelebaran saluran empedu intrahepatik maupun ekstrahepatik. ?uga dapat dilihat kandung empedu yang menebal karena fibrosis atau edema karena peradangan maupun sebab lain. !atu yang terdapat pada duktus koledokus distal kadang sulit dideteksi, karena terhalang udara di dalam usus. *engan ultrasonografi lumpur empedu dapat diketahui karena bergerak sesuai dengan gaya gra'itasi.
5ambar. & /enunjukkan ultrasonografi dari duktus intrahepatik yang mengalami dilatasi
). CT*S+an
C< 9can tidak lebih unggul daripada ultrasonografi untuk mendiagnosis batu kandung empedu. Cara ini berguna untuk diagnosis keganasan pada kandung empedu yang mengandung batu, dengan ketepatan sekitar 7+( persen.
5ambar . C< scan yang menunjukkan dilatasi duktus biliaris 0panah hitam2 dan dilatasi duktus pankreatikus 0panah putih2, dimana keduanya terisi oleh musin
,. E-CP
"ndoskopik merupakan
selang
kecil
yang
mudah
digerakkan
yang
menggunakan lensa atau kaca untuk melihat bagaian dari traktus gastro intestinal. "ndoscope )etrograde
Cholangiopancreotography 0")C#2 dapat lebih akurat
menentukan penyebab dan letak sumbatan serta keuntungannya juga dapat mengobati penyebab obstruksi dengan mengeluarkan batu dan melebarkan peyempitan.
5ambar. - /enunjukkan endoscope Cholangiopancreotography 0")C#2 dimana menunjukkan duktus biliaris yang berdilatasi pada bagian tengah dan distal 0dengan gambaran feeling defect2
. Skin"igra(i
9kintigrafi bilier digunakan untuk melihat sistem bilier termasuk fungsi hati dan kandung empedu serta diagnosa beberapa penyakit dengan sensitifitas dan spesifitas sekita (% sampai (7%. /eskipun test ini paling bagus untuk melihat duktus empedu dan duktus sistikus,
namun
skintigrafi bilier tidak
dapat
mengidentifikasi batu saluran empedu atau hanya dapat memberikan informasi sesuai dengan letak anatominya. 6gent yang digunakan untuk melakukan test skintigrafi adalah deri'at asam iminodiasetik dengan label
((m
/. K!$esis"!gra(i !ra$
/etode ini dapat digunakan untuk melihat kerja dari sistem bilier melalui prinsip kerja yang sama dengan skintigrafi tapi dapat memberikan informasi yang lebih jelas. #asien diberi pil kontras oral selama 1&+1: jam sebelum dilakukan tes. Kemudian kontras tadi diabsorbsi oleh usus kecil, lalu dibersihkan oleh hepar dan di ekskresi ke dalam empedu dan dikirim ke kandung empedu. 0. K!$angi!gra(i
!iasanya diindikasikan ada suatu saat dalam penatalaksanaan pasien dengan kolangitis. #ada sebagian besar kasus, kolangiografi dilakukan untuk menentukan patologi biliaris dan penyebab obstruksi saluran empedu sebelum terapi definitif. ?adi, kolangiografi jarang diperlukan pada awal perjalanan kolangitis dan dengan demikian harus ditunda sampai menghilangnya sepsi. Kekecualian utama adalah pasien yang datang dengan kolangitis supuratif, yang tidak berespon terhadap antibiotik saja. #ada kasus tersebut, kolangiografi segera mungkin diperlukan untuk menegakkan
drainase
biliaris.
Kolangiografi
retrograd
endoskopik
ataupun
kolangiografi transhepatik perkutan dapat digunakan untuk menentukan anatomi atau patologi billiaris.
DIAGNOSIS BANDING
. K!$esis"i"is aku"
ampir semua kolesistitis akut terjadi akibat sumbatan duktus sistikus oleh batu yang terjebak di dalam kantong artmann. #ada keluhan utama dari kolesistikus akut adalah nyeri perut di kuadran kanan atas, yang kadang+kadang menjalar ke belakang di daerah skapula. !iasanya ditemukan riwayat kolik dimasa lalu, yang pada mulanya sulit dibedakan dengan nyeri kolik yang sekarang. #ada kolesistitis, nyeri menetap dan disertai tanda rangsang peritoneal berupa nyeri tekan dan defans muskuler otot dinding perut. Kadang+kadang empedu yang membesar dapat diraba. #ada sebagian penderita, nyeri disertai mual dan muntah. '. Pankrea"i"is
#ankreatitis adalah radang pankreas yang kebanyakan bukan disebabkan oleh infeksi bakteri atau 'irus, akan tetapi akibat autodigesti oleh en@im pankreas yang keluar dari saluran pankreas. !iasanya serangan pankreatitis timbul setelah makan kenyang atau setelah minum alkohol. )asa nyeri perut timbul tiba+tiba atau mulai secara perlahan. Ayeri dirasakan di daerah pertengahan epigastrium dan biasanya menjalar menembus ke belakang. )asa nyeri berkurang bila pasien duduk membungkuk dan bertambah bila terlentang. /untah tanpa mual dulu sering dikeluhkan dan muntah tersebut sering terjadi sewaktu lambung sudah kosong. 5ambaran klinik tergantung pada berat dan tingkat radang. #ada pemeriksaan fisik didapatkan perut tegang dan sakit terutama bila ditekan. Kira+kira (% disertai demam, takikardia, dan leukositosis. ). He#a"i"is
epatitis merupakan salah satu infeksi 'irus pada hepar yang terdiri dari hepatitis 6, hepatitis !, hepatitis C, hepatitis * dan hepatitis ". epatitis ! merupakan hepatitis yang paling sering terjadi. Keluhan utamanya yaitu nyeri perut pada kuadran kanan atas sampai di ulu hati. Kadang disertai mual, muntah dan demam. 9ekitar (% kasus hepatitis merupakan infeksi akut. 9ebagian menjadi sembuh dan sebagian lagi menjadi hepatitis fulminan yang fatal.
PENATALAKSANAAN
?ika diagnosis klinis kolangitis telah dibuat, penatalaksanaan awal adalah konser'atif. Keseimbangan cairan dan elektrolit harus dikoreksi dan perlindungan antiobiok dimulai. #asien yang sakit ringan dapat diterapi sebagai pasien rawat dengan antibiotik oral. *engan kolangitis supuratif dan syok septik mungkin memerlukan terapi di unit perawatan insentif dengan monitoring in'asif
dan
dukungan 'asopresor. #emilihan awal perlindungan antibiotika empiris harus mencerminkan bakteriologi yang diduga. 9ecara historis, kombinasi aminoglikosida dan penicillin telah dianjurkan. Kombinasi ini adalah pilihan yang sangat baik untuk melawan basil gram negatif yang sering ditemukan dan memberikan anti'itas sinergistik melawan enterokokus. #enambahan metronida@ole atau clindamycin memberikan perlindungan antibakterial terhadap anaerob bakteroides fragilis, jadi melengkapi perlindungan antibiotik. #erlindungan antibiotik
jelas diubah jika hasil biakan spesifik dan
kepekaan telah tersedia. 9atu faktor yang seringkali dipertimbangkan dalam pemilihan antibiotik untuk terapi kolangitis adalah konsentrasi obat yang terdapat dalam empedu. 9ecara teoritis antibiotik saluran biliaris yang ideal harus merupakan antibiotik yang bukan saja mencakup organisme yang ditemukan dengan infeksi saluran biliaris, tetapi juga yang dieksresikan dalam konsentrasi tinggi ke dalam cairan empedu.
DEKOMP-ESI BILIA-IS
9ebagian besar pasien 0sekitar 7 persen2 dengan kolangitis akut akan berespon terhadap terapi antibiotik saja. #ada kasus tersebut demam menghilang dan tes fungsi hati kembali ke normal seringkali dalam &- sampai -8 jam. ?ika pasien tidak menunjukkan perbaikan atau malahan memburuk dalam 1& sampai &- jam pertama, dekompresi biliaris darurat harus dipertimbangkan. #ada sebagian besar kasus, dekompresi biliaris segera paling baik dilakukan secara non operatif baik dengan jalur endoskopik maupun perkutan. Baitu a. Penanggu$angan s(ing"er!"!mi en&!sk!#ik
6pabila setelah tindakan di atas keadaan umum tidak membaik atau malah semakin buruk, dapat dilakukan sfingterotomi endoskopik, untuk pengaliran empedu dan nanah serta membersihkan duktus koledokus dari batu. Kadang dipasang pipa nasobilier. 6pabila batu duktus koledokus besar, yaitu berdiameter lebih dari & cm, sfingterotomi endoskopik mungkin tidak dapat mengeluarkan batu ini. #ada penderita ini mungkin dianjurkan litotripsi terlebih dahulu. %. Lisis %a"u
*isolusi batu dengan sediaan garam empedu kolelitolitik mungkin berhasil pada batu kolesterol.
pencitraan
flouroskopi
sebelum
prosedur,
diperlukan
sfingterotomi
endoskopik dan pemasangan kateter nasobiliaris untuk memasukkan material kontras.
PTBD 1 Per+u"ane!us Trans2e#a"ik Bi$iar Drainage3
#engaliran bilier transhepatik biasanya bersifat darurat dan sementara sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi sepsis pada kolangitis berat, atau mengurangi ikterus berat pada obstruksi saluran empedu distal karena keganasan. #ada pasien dengan pipa < pada saluran empedu dapat juga dimasukkan koledokoskop dari luar untuk membantu mengambil batu intrahepatik.
ADAPUN PEMBEDAHAN*PEMBE DAHAN 4ANG DILAKUKAN 5
A. K!$esis"ek"!mi Ter%uka
Karl egenbach dari ?erman telah melakukan kolesistektomi elektif yang pertama pada tahun 188&. ebih dari satu abad kolesistektomi terbuka dijadikan standar untuk metode terapi pembedahan pada sistem empedu. Kolesistektomi membutuhkan anestesi umum kemudian dilakukan irisan pada bagian anterior dinding abdomen dengan panjang irisan 1& 4 & cm. Tek2nik !#erasi un"uk k!$esis"ek"!mi "er%uka
5ambar insisi untuk pembedahan sistem bilier
5ambar langkah+langkah teknik kolesistektomi
#emotongan
arteri
mempermudah
identifikasi
saluran
sistikus.
/emperhatikan anomali yang sering terjadi adalah penting pada tahapan ini. 6nomali yang cukup sering adalah masuknya saluran sistikus ke saluran hepatik kanan, anomali lain adalah masuknya saluran hepatik asesorius kanan yang cukup besar ke saluran sistikus. 9angat penting bahwa struktur saluran yang dipotong sampai anatomi sistem saluran yang tepat telah diketahui. #ersambungan saluran sistikus dengan saluran empedu harus ditunjukkan secara jelas. ?ika kandung empedu mengandung batu kecil atau lumpur, saluran sistikus diikat dengan jahitan atau klem tunggal pada tempat keluarnya dari kandung empedu, untuk mencegah batu atau lumpur masuk ke dalam saluran empedu selama diseksi. /enegakkan anatomi pada tahap operasi ini dilakukan dengan kolangiografi operatif. 6 K!$angi!gra(i !#era"i(
Kolangiografi operatif dilakukan secara rutin karena dua alasan. #ertama, untuk mendapatkan peta anatomik di daerah yang sering mengalami anomali. Kedua yang sama pentingnya adalah untuk menyingkirkan batu saluran empedu yang tidak dicurigai, dengan insidensi setinggi $ sampai 1 persen. Kolangiografi dilakukan dengan menggunakan salah satu dari sekian banyak kanula kolangiografik yang dapat digunakan 0!erci, ehman, Colangiocath, dll2. #ilihannya adalah kolesistektomi terbuka adalah kanula !erci bersudut untuk mempermudah insersi dan fiksasi. =nsisi dibuat disaluran sistikus pada titik yang aman setelah persambungan sistikus dan saluran empedu 0biasanya sekurangnya &, cm2. =nsisi harus cukup besar untuk memasukkan kanula atau kateter, yang dapat diinsersikan jika empedu terlihat mengalir dari lumen. Kanula lalu dipertahankan di tempatnya dengan hemoklip medium atau klem khusus. /aterial kontras untuk
kolangiografi adalah hypaue &$ persen. 9istem operasi yang paling disukai untuk kolangiografi, menggunakan fluorokolangiografi dengan penguatan citra 0image intensifier2 serta monitor tele'isi . =ni memungkinkan pengisian saluran empedu secara lambat dan pemaparan multiple sistem saluran saat sedang diisi. 6 La#ar!sk!#i K!$esis"ek"!mi
Kolesistektomi laparoskopi adalah cara yang in'asif untuk mengangkat batu empedu dengan menggunakan teknik laparoskopi. #rosedur menjadi populer pada tahun 1(88 dan telah berkembang dengan cepat. =ndikasi untuk operasi adalah batu empedu, polip simtomatik dan penyulit akibat batu. Kontraindikasinya adalah sepsis abdomen, gangguan pendarahan, kehamilan dan tidak mampu melihat
saluran
empedu.
5ambar $ okasi kanula untuk kolesistektomi laparoskopi.
5ambar :. okasi kanula dan susunan awal untuk kolesistektomi laparoskopi
5ambar 7 . Kolesistektomi aparoskopik
Keterangan gambar 6.
Dundus ditahanEdipegang dan cephalad diretraksi untuk mengeksposEmengenai kandung empedu proksimal dan ligamentum hepotoduadenale. 9elain itu bagian posterolateral infundibulum di retraksi untuk dapat mengenai segitiga Calot
C. 9egi tiga Calot dibuka dan leher kandungan empedu dan bagian duktus sistikus di diseksi. Klip dipindahkan pada hubungan antara duktus sistikus dengan kandungan empedu *. #embukaan kecil dibuat didalam duktus sistikus dan kateter kolangiogram di insersi ". *uktus sistikus dan arteri sistikus dibagi D.
5ambar intraoperatif yang menunjukkan bagian lateral infundibulum kandungan empedu, nampak segitiga Calot yang sudah didiseksi begitu juga dengan arteri sistikus F Eks#$!rasi k!$e&!kus7 $a#ar!sk!#i eks#$!rasi &uk"us em#e&u >mumnya, batu duktus empedu dideteksi intraoperatif dengan kolangiografi intraoperatif atau ultrasonografi dan dilakukan dengan cara laparoskopi eksplorasi koledokus yang merupakan bagian dari tekhnik kolesistetomi laparoskopi. #asien dengan batu duktus empedu dideteksi sebelum operasi, biasanya dengan klirens
endoskopik. Aamun, kurang berhasil sehingga batu di duktus harus dilakukan dengan kolesistektomi.1 ?ika batu pada duktus empedu kecil, mungkin dapat dibilas ke dalam duodenum dengan mengalirkan saline melalui kateter kolangiografi setelah sfingter ddi direlaksasikan dengan glukagon. ?ika irigasi 0pengaliran2 tidak berhasil, dapat dilakukan pemasangan kateter balon melalui duktus sistikus dan turun ke duktus empedu.1
5ambar 8 laparoskopi eksplorasi duktus empedu. aparoskopi eksplorasi koledokus.
Keterangan 5ambar =. Keranjang transistik dengan menggunakan fluoroskopi a2 Keranjang digunakan sebagai tempat batu dan terbuka b2 !atu ditempatkan dikeranjang kemudian dipindahkan dari duktus sistikus ==. Koledoskopi transistik dan pemindahan batu a2 Keranjang dilewati oleh beberapa saluran pada skopik dan batu dapat dilihat dibawahnya b2 !atu entrapped c2 #ernyataan dari koledoskopik ===. Koledoktomi dan pemindahan batu a2 =nsisi kecil dibuat pada duktus empedu b2 *uktus empedu dibersihkan batunya dengan koledoskopik c2 #emasangan <.
KOMPLIKASI
!eberapa komplikasi dari penyakit kolangitis terutama yang derajat tinggi 0kolangitis supuratif2 adalah sebagai berikut5 A. A%ses 2a"i #i!genik
6bses hati piogenik merupakan 7$% dari semua abses hati. 6bses ini pada anak dan dewasa muda terjadi akibat komplikasi apendisitis, dan pada orang tua sebagai komplikasi penyakit saluran empedu seperti kolangitis. =nfeksi pada saluran empedu intrahepatik menyebabkan kolangitis yang menimbulkan kolangiolitis dengan akibat abses multiple.7 B. Bak"eremia 8 se#sis %ak"eri gram nega"i( 0(2
!akteremia adalah terdapatnya bakteri di dalam aliran darah 0&$+-%2. Komplikasi bakteremia pada kolangitis dapat terjadi oleh karena etiologi utama penyebab terjadinya kolangitis adalah infeksi bakteri. *emam merupakan keluhan utama sekitar 1+1$%.
C. Peri"!ni"is sis"em %i$ier
Kebocoran empedu dalam ruang peritoneal menyebabkan iritasi dan peritonitis. ?ika empedu terkena infeksi, maka akan menyebabkan peritonitis dan sepsis yang mempunyai resiko tinggi yang sangat fatal. D. Kerusakan &uk"us em#e&u
*uktus empedu dapat dengan mudah rusak pada tindakan kolesistektomi atau pada eksplorasi duktus empedu yang tidak sesuai dengan anatominya. Kesalahan yang sangat fatal adalah tidak mengetahui cara melakukan transeksi atau ligasi pada duktus. E. Per&ara2an
6rteri hepatik dan arteri sistikus serta 'askularisasi hepar lainnya dapat mengalami trauma dan perdarahan pada saat melakukan operasi. #erdarahan yang terjadi kadang susah untuk dikontrol. D. K!$angi"is asen&ens &an in(eksi $ain
Kolangitis
asendens adalah
komplikasi yang
terjadinya
lambat
pada
pembedahan sistem bilier yang merupakan anastomosis yang dibentuk antara duktus
empedu dan usus besar bagian asendens. )efluks pada bagian intestinal dapat berlanjut menjadi infeksi aktif sehingga terjadi stagnan empedu pada sistem duktus yang menyebabkan drainase tidak adekuat. Komplikasi lain yang harus diperhatikan pada pembedahan sistem bilier adalah abses subprenikus. al ini harus dijaga pada pasien yang mengalami demam beberapa hari setelah operasi. Komplikasi yang berhubungan dengan pemakaian kateter pada pasien yang diterapi dengan perkutaneus atau drainase endoskopik adalah F #erdarahan 0intra+abdomen atau perkutaneus2 F 9epsis P-OGNOSIS
Pengena$an &an #eng!%a"an &iri
#ada kasus kolangitis dibutuhkan pengobatan antibiotik secara dini dan diikuti dengan drainase yang tepat serta dekompresi traktus biliaris.
-es#!n "er2a&a# "era#i
9emakin baik respon penderita kolangitis terhadap terapi yang diberikan 0misalnya antibiotik2 maka prognosisnya akan semakin baik. Aamun sebaliknya, respon yang jelek akan memperberat penyakit tersebut.
K!n&isi Kese2a"an Pen&eri"a
9istem pertahanan tubuh penderita merupakan salah satu faktor yang menentukan prognosis penyakit ini. !iasanya penderita yang baru pertama kali mengalaminya dan berespon baik terhadap terapi yang diberikan, prognosisnya akan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, The C.V Mosby Company St. Louis, US. !. Barbara "ngram (199#), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid I,$eneribit Bu%u &e'o%teran "C, a%arta. *. CM To+nsen', - Beauhamp et a/., !00. Sabiston Te2tboo% o3 Surgery, Bio/ogia/ basis o3 mo'ern surgia/ pratie, 14 th "', "/se5ierSaun'ers . CT /banese, T n'erson et a/., !006. Current surgery 'iagnosis an' treatment. M ra++ 7i// Companies. 8. C Bruniar'i, -& n'ersen et a/., !004. Sh+art: $rinip/e;s o3 Surgery, #th"'. M ra++ 7i// Companies. 6. Mary/in ". -oenges (!000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi , $enerbit Bu%u &e'o%etran "C, a%arta