LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATN PADA PASIEN DENGAN KARSINOMA TIROID
Oleh: NI PUTU AYU ASTARI 13.901.0303
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI DENPASAR 201
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATN PADA PASIEN DENGAN KARSINOMA TIROID A. KONSEP DASAR DASAR PENYAKIT PENYAKIT 1! Pengertian
Kank Kanker er meru merupa paka kan n suat suatu u kond kondisi isi dima dimana na sel tela telah h kehi kehila lang ngan an pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker terjadi karena adanya perubahan genetik atau mutasi Deoxyribonucleic Acid (DNA) (DNA) yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan pemulihan sel (LeMone, 2008 . Kars Karsin inom omaa tiro tiroid id adal adalah ah suatu suatu kega kegana nasan san (pert (pertum umbu buha han n tida tidak k terkontrol terkontrol dari sel yang terjadi terjadi pada kelenjar tiroid. Kanker Kanker !iroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki " tipe yaitu# papiler, $olikuler, anaplastik anaplastik dan meduler meduler.. Kanker tiroid jarang menyebabkan menyebabkan pembesaran pembesaran kelenj kelenjar ar,, lebih lebih sering sering menyeb menyebabk abkan an pertum pertumbuh buhan an kecil kecil (nodul (nodul dalam dalam kelenjar. %ebagian besar nodul tiroid bersi$at jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan (&idarma, (&idarma, 20'' 20''
ambar '# kelenjar tiroid normal (kanan, )odul glandula tiroid (tengah, karsin karsinoma oma salah salah satu kelenj kelenjar ar tiroid tiroid (kiri (kiri (& (&ida idarma rma,, 20''* 20''* +khya, 2008
2! Epidemiologi
esiko karsinoma pada nodula tiroid adalah tinggi, sekitar -0 pada anak/anak berusia di bawah '" tahun. !etapi pada orang dewasa resiko itu kuran kurang g dari dari '0. '0. ria ria memp mempun unya yaii insid insiden en nodu nodula la tiro tiroid id yang yang bersi bersi$at $at karsin karsinoma oma lebih lebih tinggi tinggi dbandi dbanding ngkan kan peremp perempuan uan (rice (rice 1 &ilson, ilson, '-. '-. Kanker tiroid jauh lebih jarang ditemukan jika dibandingkan dengan bentuk/ bentuk kanker lain, meskipun demikian penyakit kanker ini merupakan penyebab 0 semua kelainan malignansi endokrin. Kurang lebih '3.000 kasu kasuss baru baru kank kanker er tiro tiroid id terja terjadi di setia setiap p tahu tahun. n. Menu Menuru rutt American Cancer Society Society ('" kurang lebih '02- pasien meninggal setiap tahunnya akibat kanker tiroid (%uddart 1 4runner, 2002
3! E"#$l$ E"#$l$%#& %#&F' F'("$ ("$)) P)e*# P)e*#+,$ +,$+#+ +#+##
%el kanker merupakan sel baru yang terbentuk karena adanya $aktor penyebab tertentu dan terjadi melalui proses karsinogenesis, yaitu suatu proses pembentukan neoplasma atau tumor. tumor. Karsinogenesis membutuhkan waktu tahunan dan tergantung pada beberapa $aktor tumor dan klien. Karsinogen merupa merupakan kan substan substansi si yang yang dapat dapat menyeb menyebabk abkan an mutasi mutasi gen, gen, hampir hampir semua semua kasus kanker disebabkan oleh proses mutasi atau akti5itas abnormal gen sel yang yang mengen mengendal dalika ikan n pertum pertumbuh buhan an sel dan mitosi mitosiss sel. en abnorm abnormal al itu disebut disebut onkogen. onkogen. Karsinogen Karsinogen mengubah mengubah perilaku perilaku sel normal menjadi menjadi tidak terkont terkontrol rol,, tumbuh tumbuh cepat, cepat, sulit sulit mati, mati, dan terus terus berege beregener nerasi asi serta serta mampu mampu berpindah jauh dari jaringan asalnya (uyton 1 6all, 2007. 2007. Menurut %melter dan 4are (2002* 9gnata5icius et al (200: terdapat beberapa $aktor yang saling berinteraksi mempengaruhi perkembangan kanker yaitu# a. ;akto aktorr
;aktor Karsinogenik Kimia 4anyak 4anyak bahan kimia, obat/obatan, obat/obatan, atau produk lainnya yang bersi$at karsinogenik. 4eberapa diantaranya bersi$at karsinogen murni yang dapat menginisiasi dan mengembangkan kanker. =at seperti tembakau
dan alkohol dapat bersi$at sebagai >co/carsinogen yang jika digunakan bersama/sama dapat meningkatkan akti5itas karsinogenik satu sama lain. 2
;aktor Karsinogenik ;isik adiasi ionisasi seperti sinar ?, sinar gamma, dan partikel radiasi dari bahan radioakti$, dan bahkan sinar ultra5iolet dapat menjadi $aktor predisposisi bagi seseorang terkena kanker. embentukan ion dalam sel/sel jaringan dibawah pengaruh radiasi tersebut bersi$at sangat reakti$
dan
dapat
menghancurkan
untaian
@)+
sehingga
menyebabkan banyak mutasi (uyton 1 6all, 2007. 3 ;aktor Karsinogenik Airal Ketika 5irus mengin$eksi sel tubuh maka 5irus akan merusak rantai @)+ dan memasukkan material genetiknya ke dalam rantai @)+ manusia. 6al ini dapat mengakibatkan mutasi pada @)+ sel normal dan mengakti5asi onkogen atau merusak gen supresor (9gnata5icius et al, 200:. Kasus 5irus @)+, untai @)+ 5irus dapat menyisipkan dirinya sendiri langsung kedalam salah satu kromosom dan menyebabkan suatu mutasi sel. ada kasus 5irus )+, beberapa 5irus membawa suatu enim yang disebut transkriptase pembalik (re5erse transcriptase sehingga @)+ dapat ditarskripsi dari ibonucleic +cid ()+. @eoByribonucleic +cid yang ditraskripsi menyisipkan dirinya sendiri kedalam genom, dan menyebabkan kanker (uyton 1 6all, 2007. " ;aktor Makanan %ubstansi diet berkaitan dengan peningkatan risiko kanker mencakup lemak, alkohol, daging diasinkan atau diasap, makanan yang mengandung nitrat atau nitrit, dan masukan diet dengan kalori tinggi. b. ;aktor 9nternal ' ;aktor genetik ada banyak keluarga, ada kecenderungan herediter yang kuat terhadap kanker. Keadaan ini disebabkan oleh kenyataan bahwa
sebagian besar kanker membutuhkan tidak hanya satu mutasi tetapi dua atau lebih sebelum menjadi kanker. ada keluarga tertentu yang memiliki kecenderungan terhadap kanker, diduga bahwa satu atau lebih gen kanker sudah bermutasi dalam genom yang diwarisi. Cleh karena itu, mutasi tambahan yang jauh lebih sedikit harus terjadi pada anggota keluarga tersebut sebelum kanker mulai tumbuh (uyton 1 6all, 2007. 2 ;ungsi imun %el/sel yang mengalami perubahan berbeda secara antigen dari sel/sel yang normal dan harus dikenali oleh sistem imun tubuh yang kemudian
memusnahkannya.
+pabila
sistem
imun
gagal
mengidenti$ikasi dan menghentikan pertumbuhan sel/sel maligna terjadilah kanker secara klinis. 3 ;aktor 6ormonal ertumbuhan tumor dipercepat dengan adanya gangguan dalam keseimbangan hormon tubuh sendiri (endogen atau pemberian hormon eksogen. Kanker payudara, prostat, dan uterus dianggap tergantung pada kadar hormon endogen untuk pertumbuhannya. " Dsia ertumbuhan kanker akan meningkat pada usia lebih dari -- tahun. 4anyak kanker terjadi diusia tua seperti kanker prostat, kanker kolon dan
leukemia.
eningkatan
masa
hidup
memungkinkan
memanjangnya paparan terhadap karsinogen dan terakumulasinya berbagai perubahan genetik serta penurunan berbagai $ungsi tubuh (4asa5anthappa, 2007.
$olikuler dua kali lebih besar. %edangkan lim$oma pada tiroid diperkirakan karena perubahan/perubahan degenerasi ganas dari tiroiditis 6ashimoto. +supan yodium yang rendah dalam makanan meningkatkan insidensi karsinoma tiroid secara keseluruhan. opulasi dengan asupan yodium yang rendah memiliki proporsi untuk karsinoma $olikuler dan anaplastik. @e$isiensi yodium kurang dari -0 mgEhari dapat meningkatkan terjadinya karsinoma tiroid namun dalam waktu yang lama dan ditemukan pada wanita diatas "0 tahun di +merika. %timulasi !%6 yang lama merupakan salah satu $aktor etiologi karsinoma tiroid. emberian at radioakti$ atau sub total tiroidektomi berakibat stimulasi %!6 meninngkat dan dalam jangka waktu yang lama dapat terjadi karsinoma tiroid (+khya, 2008. ;aktor resiko terjadinya karsinoma thyroid yaitu lebih banyak terjadi pada orang yang sebelumnya telah mengalami kontak radiasi therapeutik didaerah kepala dan leher. 9nsiden kontak radiasi selama masa kanak/kanak pada penderita karsinoma thyroid dibawah usia '- tahun dilaporkan mencapai -0, dan untuk pasien dibawah 30 tahun mencapai 20. Kalau seorang penderita goiter mempunyai riwayat keluarga positi$ karsinoma jenis ini merupakan $aktor yang penting untuk diagnosis keganasan tiroid (rice 1 &ilson, '-*%uddart 1 4runner, 2002. adiasi merupakan salah satu $aktor etiologi kanker tiroid. 4anyak kasus kanker pada anak/anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain. 4iasanya e$ek radiasi timbul setelah -/2- tahun, tetapi rata/rata /'0 tahun. %timulasi !%6 yang lama juga merupakan salah satu $aktor etiologi kanker tiroid. ;aktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun (&idarma, 20''
! P'"$-#+#$l$%#
Karsinogenesis dan onkogenesis merupakan nama lain dari perkembangan kanker. roses perubahan sel normal menjadi sel kanker disebut trans$ormasi maligna (9gnata5icius et al , 200:. Karsinogen adalah substansi yang mengakibatkan perubahan pada struktur dan $ungsi sel
menjadi sel yang bersi$at otonom dan maligna.!ras$ormasi maligna diduga mempunyai sedikitnya tiga tahapan proses selular yaitu inisiasi, promosi dan progresi (4asa5anthappa, 2007* %melter 1 4are, 2002, yaitu # a. 9nisiasi ( Carcinogen ada tahap ini terjadi perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. erubahan ini disebabkan oleh status karsinogen berupa bahan kimia, 5irus, radiasi atau sinar matahari yang berperan sebagai inisiator dan bereaksi dengan @)+ yang menyebabkan @)+ pecah dan mengalami hambatan perbaikan @)+. erubahan ini mungkin dipulihkan melalui mekanisme perbaikan @)+ atau dapat mengakibatkan mutasi selular permanen. Mutasi ini biasanya tidak signi$ikan bagi sel/sel sampai terjadi karsinogenesis tahap kedua. b. romosi (Co-carcinogen emajanan berulang terhadap agen yang menyebabkan ekspresi in$ormasi abnormal. ada tahap ini suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. !ahap promosi merupakan hasil interaksi antara $aktor kedua dengan sel yang terinisiasi pada tahap sebelumnya. ;aktor kedua sebagai agen penyebabnya disebut complete carcinogen karena melengkapi tahap inisiasi dengan tahap promosi. +gen promosi bekerja dengan mengubah in$ormasi genetik dalam sel, meningkatkan sintesis @)+, meningkatkan salinan pasangan gen dan merubah pola komunikasi antarsel. ada masa antara inisiasi dan promosi merupakan kunci konsep dalam pencegahan kanker, karena bila pada tahap ini dilakukan pencegahan pemaparan karsinogen ulang seperti makanan berlemak, obesitas, rokok dan alkohol akan dapat menurunkan risiko terbentuknya $ormasi neoplastik. c. rogresi (Complete Carcinogen ) ada tahapan ini merupakan tahap akhir dari terbentuknya sel kanker atau karsinogenesis. %el/sel yang mengalami perubahan bentuk selama inisiasi dan promosi kini melakukan perilaku maligna. %el/sel ini sekarang menampakkan suatu kecenderungan untuk mengin5asi jaringan yang berdekatan (bermetastasis.
! Kl'+#-#('+#
!erdapat beberapa tipe kanker kelenjar tiroid, tipe ini menentukan perjalanan dan prognosis penyakiy# (rice 1 &ilson, '-*%uddart 1 4runner, 2002 '. Adenokarsinoma Papilaris merupakan tipe kanker tiroid yang paling sering dijumpai dan menyebabkan lebih dari separuh kelainan malignansi tiroid. )eoplasma tersebut dimulai pada usia kanak/kanak atau pada awal usia dewasa yang belum mencapai usia "0 tahun, terjadi dua kali lebih banyak pada wanita dibandingkan pria. Mula/mula tetap terlokalisir namun akhirnya akan mengalami metastase disepanjang saluran lim$atik serta kelenjar lim$e jika tidak diobatim, jarang menyebar ke daerah nodes limpa tapi dapat melekatEmenempel di trakea, otot leher, pembuluh darah besar dan kulit, yang kemudian menyebabkan dispnea serta dis$agia. 4ila tumor mengenai F!he ecurrent Laringeal )er5esG, suara klien menjadi serak.. enyakit ini tampak sebagai nodul asimtomatik pada kelenjar yang normal. Hika adenokarsinoma papilaris terjadi pada lansia, umumnya perjalanan penyakit akan berlangsung lebih agresi$ sebagaimana tipe kanker tiroid yang lain yang terjadi pada manula. isiko malignansi akan meningkat
jika
terdapat
riwayat
kanker
tiroid
dalam
keluarga.
rognosisnya baik bila metastasenya masih sedikit pada saat diagnosa ditetapkan. 2. Adenokarsinoma olikularis muncul pada usia lebih tua dan biasanya pada usia lebih dari "0 tahun. !ipe kanker ini menyebabkan 20 hingga 2- semua neoplasma tiroid. +denokarsinoma $olikularis terbungkus dalam kapsul dan terasa sebagai massa yang elastis atau mirip karet pada palpasi. Kanker ini paling tidak ganas, tumor ini sangat mirip dengan tiroid normal meskipun suat saat dapat berkembang secara progresi$, cepat menyebar ketempat/tepat yang jauh letahnya. !umor ini akhirnya menyebar lewat jalur hematogen ke tulang, hati, dan paru. ertumbuhan kaker jenis ini adalah sangat lambat, berkembang dalam waktu bertahun/tahun lamanya rognosisnya
tidak
sebaik
pada
adenokarsinoma
papilaris
tapi
prognosisnya baik apabila dilakukan tindakan !iroidektomi parsial atau total. 3. Adenokarsinoma !edularisi tipe medularis - terdapat sebagai tumor noduler yang padat serta keras, tipe medularis agak jarang ditemukan, merupakan sel neoplasma yang berasal dari sel I atau sel para$olikular. erkembangan dan perjalanan klinisnya sering dapat diikuti dengan mengukur kadar kaslsitonin serum. Meskipun tampaknya tumor ini tumbuh lambat, tumor cenderung mengalami metastasis ke kelanjar getah bening lokal pada stadium dini. !umor ini sering terjadi dan merupakan bagian dari Multiple
'. !ipe apiler stadium %tadium 9
J"- tahun %etiap !, setiap ), M0
"- tahun !', )', M0
%tadium 99
%etiap !, setiap ), M'
!2/", )', M0
%tadium 999
%etiap !, )0, M0,
%tadium 9A
%etiap !, setiap ), M0
2. !ipe ;olikuler
stadium %tadium 9
J"- tahun %etiap !, setiap ), M0
"- tahun !', )0, M0
%tadium 99
%etiap !, setiap ), M'
!2/", )0, M0
%tadium 999
/
%etiap !, )', M0
%tadium 9A
/
%etiap !, setiap ), M0
3. !ipe Meduler
%tadium %tadium 9
/
"- tahun !', )0, M0
%tadium 99
setiap !, setiap ), M0
!2/", )0, M0
%tadium 999
/
%etiap !, )', M0
%tadium 9A !dk dapat
setiap !, setiap ), M'
%etiap !, setiap ), M'
/
/
dikalsi$ikasikn
J"- tahun
%tadium 9
/
/
%tadium 99
/
/
%tadium 999
setiap !, setiap ), etiap M
setiap !, setiap ), setiap M
%tadium 9A
Iatatan # !B # tumor tidak dapat ditentukan
!0 # !idak ada tumor !' # tumor berdiameter terpanjang J 3 cm !2 # tumor berdiameter terpanjang 3 cm !3 # $ikus intraglanduler multiple !" # tumor primer ter$iksas
/! Ge'l' Kl##+
ejala karsinoma tiroid adalah sebagai berikut # (Karikaturijo, 20'0 '. Kista bisa cepat membesar, nodul jinak perlahan, sedang nodul ganas agak cepat, dan nodul anaplastik cepat sekali (dihitung dalam minggu tanpa nyeri. 2. !erdapat $aktor resiko, yaitu # a. Masa kanak pernah mendapat terapi sinar di daerah leher atau sekitarnya. b. +nggota keluarga lainnya menderita kelainan kelenjar gondok (endemis. c. !etangga atau penduduk sekampungnya ada yang menderita kelainan kelenjar gondok (endemis. 3. Merasakan adanya gangguan mekanik di daerah leher, seperti gangguan menelan yang menunjukkan adanya desakan eso$agus, atau perasaan sesak yang menunjukkan adanya desakanEin$iltrasi ke trakea. ". embesaran kelenjar getah bening di daerah leher (mungkin metastasis. -. enonjolanEkelainan pada tulang tempurung kepala (metastasis di tengkorak. :. erasaan sesak dan batuk/batuk yang disertai dahak berdarah (metastasis di paru/paru bagi jenis $olikular.
! Pee)#(+'' F#+#(
9nspeksi # dapat terlihat adanya pembesaran pada area leher tepatnya pada kelenjar tiroid berada, benjolan dapat datar atau tidak beraturan, dapat tampak warna kemerahan pada kulit sekitar benjolan dan dapat menimbulkan perlukaan, pasien tampak kesulitam dalam menelan dan berna$as. alpasi # dapat teraba keras dan nyeri tekan pada penekanan benjolan, kulit pasien dapat teraba panas atau dingin. 4! Pee)#(+'' D#'%$+"#(
+. +namnesis dan emeriksaan ;isik (Karikaturijo, 20'0 * '. engaruh usia dan jenis kelamin # isiko malignansi # apabila nodul tiroid terdapat pada usia dibawah 20 tahun, dan diatas -0 tahun jenis kelamin laki/laki mempunyai risiko malignansi lebih tinggi 2. engaruh radiasi didaerah leher dan kepala# adiasi pada masa kanak/ kanak dapat menyebabkan malignansi pada tiroid kurang lebih 33 37 3. Kecepatan tumbuh tumor )odul jinak membesar tidak terlalu cepat )odul ganas membesar dengan cepat )odul anaplastik membesar sangat cepat Kista dapat membesar dengan cepat ". iwayat gangguan mekanik di daerah leher # Keluhan gangguan menelan, perasaan sesak, perubahan suara dan nyeri dapat terjadi akibat desakan dan atau in$iltrasi tumor -. iwayat penyakit serupa pada $amiliEkeluarga# 4ila ada, harus curiga kemungkinan adanya malignansi tiroid tipe medulare :. !emuan pada emeriksaan ;isik ada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multiple
dengan konsistensi ber5ariasi dari kistik sampai dangan keras
bergantung kepada jenis patologi anatomi (+nya erlu diketahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening regional
@isamping ini perlu dicari ada tidaknya benjolan pada kal5aria, tulang belakang, kla5ikula, sternum dll, serta tempat metastasis jauh lainnya yaitu di paru/paru, hati, ginjal dan otak.
4. emeriksaan enunjang (rice 1 &ilson, '-*%uddart 1 4runner, 2002 "# Pemeriksaan $aboraturium !es %idik !iroid dengan sidik kamera teknetium M, yang dapat menentukan apakah nodul bersi$at soliter atau merupakan bagian dari goiter multinodular. +lat itu juga dapat menentukan apakah nodula tersebut masih ber$ungsi atau tidak. Modula/nodula soiter tidak ber$ungsi mempunyai kemungkinan - untuk menjadi karsinoma. emeriksaan lanjutan ekografi pemeriksaan ini diarahkan kedalam nodula tiroid dianalisis untuk membedakan secara akurat apakah massa itu bersi$at kistik atau padat. Karsinoma tiroid umunya padat, dan massa kistik biasanya merupakan mistik jinak. emeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum. emeriksaan !3 dan !" kadang/ kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang. 6uman !iroglobulin (6! !era dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid di$erensiasi baik. &alaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian 6! ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator tumor residi$ atau tumbuh kembali (barsano. Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler. !es %idik !iroid dengan sidik kamera teknetium M, yang dapat menentukan apakah nodul bersi$at soliter atau merupakan bagian dari goiter multinodular. +lat itu juga dapat menentukan apakah nodula tersebut masih ber$ungsi atau tidak. Modula/nodula soiter tidak ber$ungsi mempunyai kemungkinan - untuk menjadi karsinoma. emeriksaan lanjutan ekografi pemeriksaan ini diarahkan kedalam nodula tiroid dianalisis untuk membedakan secara akurat apakah massa itu bersi$at
kistik atau padat. Karsinoma tiroid umunya padat, dan massa kistik biasanya merupakan mistik jinak. emeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum. emeriksaan !3 dan !" kadang/ kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang. 6uman !iroglobulin (6! !era dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid di$erensiasi baik. &alaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian 6! ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator tumor residi$ atau tumbuh kembali (barsano. Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler. %# &S' @iperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul di posterior yang secara klinis belum dapat dipalpasi. @isamping itu dapat dipakai untuk membedakan nodul yang padat dan kistik serta dapat diman$aatkan untuk penuntun dalam tindakan biopsi aspirasi jarum halus # iopsi Aspirasi @igunakan sebagai prosedur untuk menegakkan diagnosis kanker tiroid, membedakan nodul tiroid yang bersi$at kanker dan nodul bukan kanker, dan untuk mennetukan stadium kanker jika ditemukan. *# Pemindaian C+, I!/%can @ipergunakan untuk melihat prluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid. # Scintisgrafi @engan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule. @aerah cold nodule dicurigai tumor ganas. !eknik ini dipergunakan
juga sebagai
penuntun bagi biopsy aspirasi untuk
memperoleh specimen yang adekuat. .# oto /-0ay
emeriksaan ?/ay jaringan lunak di leher kadang/kadang diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsi$ikasi pada massa tumor. ada karsinoma papiler dengan badan/badan psamoma dapat terlihat kalsi$ikasi halus yang disertai stippledcalci$ication, sedangkan pada karsinoma meduler kalsi$ikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang/kadang kalsi$ikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening. emeriksaan ?/ay juga dipergunnakan untuk sur5ey metastasis pada pary dan tulang. +pabila ada keluhan dis$agia, maka $oto barium meal perlu untuk melihat adanya in$iltrasi tumor pada esophagus. 1# Pemeriksaan Ambilan 2odium 0adioaktif 3# 4istopatologi Merupakan pemeriksaan diagnostik utama jaringan diperiksa setelah dilakukan tindakan lobektomi atau isthmolobektomi # Dntuk kasus inoperable, jaringan yang diperiksa diambil dari tindakan biopsi insisi %ecara klinis, nodul tiroid dicurigai ganas apabila # a) Dsia dibawah 20 tahun atau diatas -0 tahun b) iwayat radiasi daerah leher sewaktu kanak/kanak c) @is$agia, sesak na$as, perubahan suara d) )odul soliter, pertumbuhan cepat, konsistensi keras e) +da pembesaran kelenjar getah bening leher f) +da tanda/tanda metastasis jauh
9! D#'%$+#+&K)#"e)#' D#'%$+#+
Kecurigaan klinis adanya karsinoma tiroid didasarkan pada obser5asi yang dikon$irmasikan dengan pemeriksaan patologis dan dibagi dalam kecurigaan tinggi, sedang dan rendah (&idarma, 20''. 5ang termasuk kecurigaan tinggi adala67 a. b. c. d. e. $. g.
iwayat neoplasma endokrin multipel dalam keluarga. ertumbuhan tumor cepat. )odul teraba keras. ;iksasi daerah sekitar. aralisis pita suara. embesaran kelenjar limpa regional. +danya metastasis jauh
8ecurigaan sedang adala67 a. Dsia J :0 tahun. b. iwayat radiasi leher. c. Henis kelamin pria dengan nodul soliter. d. !idak jelas adanya $iksasi daerah sekitar. e. @iameter lebih besar dari " cm dan kistik.
10! The)',5&T#*'(' Pe'%''
%ecara umum terapi pilihan untuk karsinoma tiroid adalah pembedahan untuk mengangkat tumor tersebut. !iroidektomi total atau hampir total dilakukan bila keadaan memungkinkan. !indakan diseksi leher yang dimodi$ikasi atau diseksi radikal leher yang lebih luas dilakukan jika metastase telah mencapai kelenjar lim$e. Haringan paratiroid diupayakan untuk tidak terangkat guna mengurangi risiko hipokalsemia pascaoperati$ dan tetanus. %esudah pembedahan tindakan ablasi dilaksanakan dengan iodium untuk melenyapkan jaringan tiroid yang tersida bila tumor tersebut bersi$at radiosensiti$. adiasi pada kelenjar tiroid atau jaringan leher dapat dilakukan lewat beberapa jalur yaitu pemberian iodium per oral dan lewat pemberian ekternal terapi radiasi. asien yang mendapat sumber/sember eksternal terapi radiasi menghadapi risiko untuk mengalami mukositis, kekeringan mulut, dis$agia, kemerahan kulit, anoreksia, dan kelelahan. Kemoterapi jarang digunakan dalam pengobatan kanker tiroid. enatalansanaan berdasarkan jenis karsinoma# (rice 1 &ilson, '-. '. Adenokarsinoma Papilaris pengobatan dengan eksisi pada lesi lokal disertai pengangkatan kelenjar getah bening regional bila diduga terserang. 2. Adenokarsinoma olikularis pengobatan dengan eksisi tiroidektomi total atau hampir total, disertai dengan pengangkatan kelenjar getah bening yang terserang. Kalau terjadi metastasis dan metastasis tersebut sanggup mengangkao yodium radioakti$, amak ablasi metastasis dengan yodium radioakti$ dosis tinggi dapat dilakukan. %etelah tiroidektomi total (baik
dengan operasi atau dengan yodium radioakti$ tiroglobulin serum harus tidak terdeteksi. Kadarnya akan meningkat dalam serum penderita yang mengalami metastasis dan peningkatan kadar tiroglobulin merupakan suatu petunjuk adanya kekambuhan. 3. Adenokarsinoma !edularisi dan Anaplastik , tipe medula merupakan tipe karsinoma yang memiliki kecenderungan untuk bermetastase pada stadium dini sehingga diobati dengan tiroidektomi total, tipe anaplastik dengan prognosis yang buruk apapun cara oengobatan yang dilakukan saat ini pilihan pengobatan yang dilakukan dapat berupa reseksi diikuti radiasi dan kemoterapi.
11! K$,l#('+#
(&idarma, 20''. '. 2. 3. ". -. :. 7.
aralisis pita suara Metastasis jauh endarahan !rauma ner5us langerhan +bses 6ipokalsemia 9n$eksi sebsis
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKA6IAN
roses pengkajian keperawatan intensi$ menggunakan :4 dan pengkajian $isik, yaitu # a engkajian :4 # ' 4reathing @ata yang bisa dikaji yaitu kepatenan jalan na$as, ada tidaknya obtruksi, suara na$as, na$as spontan atau tidak, irama na$as, pola na$as (teratur atau tidak, respiratory rate, batuk (ada atau tidak, ada retraksi otot bantu perna$asan atau tidak. Kemungknana jalan na$as tidak paten, adanya obtruksi pada jalan na$as (kemungkinan karena adanya cedera inhalasi dan
edema laring, suara na$as stridor atau ronchi, suara serak, terjadi peningkatan perna$asan ':/20 BEmenit, sesak na$as dan dahak berwarna gelap 2 4lood @ata yang bisa dikaji yaitu denyut nadi, tekanan darah, I!, suhu ekstremitas (akral, ada tidaknya perdarahan, ada tidaknya sianosis, turgor kulit, terapi cairan intra5ena yang digunakan. @ata yang ditemukan mungkin tekanan darah menurun, nadi meningkat cepat dengan denyutan lemah, (penurunan curah jantung, sianosis peri$er, tanda/ tanda kekurangan 5olume cairan atau syok hipo5olemik, turgor kulit tidak 3
elastis, kulit kering. 4rain @ata yang bisa dikaji yaitu tingkat kesadaran, re$lek pupil, re$lek cahaya, ada tidaknya ansietas atau gelisah. 6al yang mungkin ditemukan pada pasien mungkin terjadi penurunan kesadaran, adanaya kelemahan,
"
keletihan, ansietas, agitasi atau gelisah. 4ladder @ata yang bisa dikaji yaitu adanya penggunaan kateter atau tidak,
-
$rekuensi 4+K, kelancaran dalam 4+K. 4owel @ata yang bisa dikaji yaitu tinggi badan, na$su makan pasien, keluhan mual muntah dan sulit menelan, $rekuensi 4+4 dan konsistensinya,
pemakaian )! atau tidak : 4one @ata yang bisa dikaji yaitu ada tidakny nyeri, kekuatan otot, kebutuhan b '.
perawatan diri pasien. emeriksaan $isik Kulit, ambut dan Kuku 9nspeksi# warna kulit, kondisi kuku, warna kuku, kebersihan kulit kepala, kaji warna rambut, kebersihan kulit, turgor, oedem.
2.
Kepala dan Leher 2nspeksi# bentuk kepala. Palpasi# nyeri tekan, distensi 5ena jugularis, adaEtidak benjolan pada kepala.
N$"e: data yang dapat ditemukan, pasien mengalami benjolan atau massa
dari sedang/kecil dengan permukaan datar atau tidak beraturan, benjolan dapat berwarna kemerahan atau tidak dengan permukaan keras atau elastis dan nyeri saat dilakukan penekanan. 3.
Mata dan !elinga a Mata 2nspeksi7 bentuk bola mata, pergerakan bola mata, ptosis adaEtidak, nistagmus
adaEtidak,
re$leks
cahaya
pada
kedua
mata,
skleraEkonjungti5a. Palpasi7 nyeri tekan bola mata, benjolan pada mata. b !elinga 2nspeksi7 bentuk daun telinga, kebersihan liang telinga, adaEtidaknya lesi pada telinga, bengkak atau peradangan pada mastoid adaEtidak, adanya serumen atau tidak, adanya otitis media atau tidak. Palpasi7 nyeri tekan adaEtidak.
".
%istem erna$asan# 2nspeksi7 bentuk dada, saat inspirasi apakah ada bagian yang tertinggal, ada tidaknya retraksi otot bantu pernapasan, pernapasan cuping hidung, N BEmenit, apakah ada batuk. Palpasi7 taktil $remitus pada kedua lapang paru, kondisi kulit dinding dada, nyeri tekan, massa, pembengkakan atau benjolan, kesimetrisan ekspansi Perkusi7 pada daerah yang terdapat udara terdengar hipersonor dan pada daerah yang terdapat cairan terdengar suara pekak. Auskultasi7suara napas apakah 5esikuler atau ronchi. (ada umumnya, area paru yang terdapat in$iltratnya akan terdengar ronchi. N$"e : data yang dapat ditemukan pasien mengalami dispnea (na$as klien
pendek dan dangkal, 2" BEmenit.
-.
%istem Kardio5askular #
Oa
!idak
alpitasi
Oa
!idak
I!
J
)yeri dada
3 dtk
3 dtk
2nspeksi7 kaji letak ictus cordis (letak ictus cordis normal berada pada 9I% - pada linea medio cla5iculas kiri selebar ' cm. Palpasi7 denyut jantung terabaEtidak, 6 N BEmenit, irama dan kedalaman denyut jantung. Perkusi7 pergeseran letak jantung. Auskultasi7 4unyi jantung %' %2, ada gallop atau tidak, adanya murmur atau tidak ada. (pada umumnya, pasien mengalami nyeri dada dan dapat diikuti dengan peningkatan tanda/tanda 5ital. %elain itu, nilai analisa gas darah juga mungkin abnormal yang dapat ditandai dengan gejala sesak na$as, I! 3 detik.
:.
ayudara ria dan &anita 2nspeksi7 bentuk payudara, apakah adanya luka atau tidak, warna kulit di sekitar payudara. Palpasi7apakah ada nyeri tekan atau tidak, apakah teraba massa
atau
tidak. 7.
%istem astrointestinal 2nspeksi7
bentuk
abdomen,
asites
adaEtidak
ada,
mukosa
(lembabEkeringEstomatitis. Palpasi7 nyeri tekan adaEtidak ada, adaEtidak teraba benjolan. Perkusi7 terdengar suara timpani pada lambung (regio kiri atas dan pekak pada regio yang lain. Auskultasi7 peristaltik# ... BEmnt 8.
%istem Drinarius enggunaan alat bantuE kateter, adanya nyeri tekan kandung kencing, gangguan eliminasi urin (anuriaEoliguriaEretensiEinkontinensiaEnokturia
Lain/lain# Palpasi# nyeri tekan, ada tidaknya benjolan, ada tidaknya distensi. Perkusi7terdengar suara timpani pada pel5is. .
%istem eproduksi &anitaEria 2nspeksi# kaji kondisi alat kelamin, kebersihan, ada peradangan atau benjolan.
'0.
%istem %ara$ I% (
''.
%istem Muskuloskeletal 6al/hal yang perlu dikaji# kemampuan pergerakan sendi (bebasEterbatas, ada tidaknya de$ormitas, kekakuan, nyeri sendiEotot, sianosis atau edema pada ektremitas, akral.
'2.
%istem 9mun 6al/hal
yang
perlu
dikaji#
perdarahan
gusi,
perdarahan
lama,
pembengkakan keletihanEkelemahan. ada umumnya, dapat ditemukan pasien mengalami keletihan dan kelemahan akibat penurunan suplai oksigen ke jaringan peri$er. '3.
%istem
2. DIAGNOSA “ Sesuai dengan prioritas” '. D#'%$+' Ke,e)'7'"' P)e8O,e)'+# ' )yeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan re$leks spasme otot
polos sekunder akibat gangguan 5isceral 2 6ipertermi berhubungan dengan kerusakan kontrol suhu sekunder akibat in$eksi, in$lamasi 3 Ketidakseimbangan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, gangguan menelan dan gangguan metabolisme " +nsietas berhubungan dengan ancaman integritas biologis actual atau yang dirasa sekunder akibat penyakit - K# 9n$eksi
. D#'%$+' Ke,e)'7'"' P$+" O,e)'+# ' )yeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan re$leks spasme otot
sekunder akibat operasi 2 isiko in$eksi berhubungan dengan terdapatnya pot t6e entri organisme sekunder akibat pembedahan.
3. PERENANAAN DX
: Nyeri Akut
T;;' D' K)#"e)#' H'+#l
I"e)
R'+#$'l
%etelah diberikan asuhan
Kontrol myeri :
Kontrol nyeri :
keperawatan selama 3 B 2" jam
Mandiri
Mandiri
diharapkan nyeri pasien
' +jarkan prinsip/prinsip managemen nyeri pada
berkurang dengan out come #
1) Kontrol nyeri a Klien dapat menjelaskan
$actor penyebab nyeri b Klien dapat menggunakan tehnik non analgesic
klien seperti distraksi, relaksasi, guided imagery. 2 4erikan lingkungan yang nyaman ( bantalan pada ektremitas , misalnya tingkat kebisingan, pencahayaan, suhu ruangan. 3 Kurangi atau hilangkan $aktor pencetus atau yang meningkatkan nyeri pada klien.
untuk mengurangi nyeri c Klien dapat menggunakan analgesic sesuai rekomendasi 2) Level nyeri : a Klien melaporkan nyeri
berkurang b Klien tidak
' !ehnik manajemen nyeri non analgesic yang dilakukan klien dapat mengalihkan nyeri yang dialami klien. 2 Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensi5itas pada cahaya dan meningkatkan istirahatErelaksasi. 3 %uasana lembab, pembalutan yang ketat, posisi tubuh, linen yang kusut dapat membuat klien tidak nyaman dan membuat
" 4erikan stimulasi cutaneus misalnya # kompres dingin ( kaji kondisi kulit dan kontraindikasi sebelum tindakan dilakukan
klien semakin merasakan nyeri yang dialami. " kompres dingin dapat menyempitkan pembuluh darah, dengan demikian hantaran nyeri dapat diturunkan dan nyeri yang dirasa dapat ditutupi dengan rasa dingin yang dirasakan pada kulit.
meringisEmenangis c Klien tidak gelisah 3) Vital sign : a %uhu tubuh # 3:/37,-0I b )adi # 80/'00 kaliEmenit c !@ # '20E80 mmhg d # ':/20 kaliEmenit
Kolaborati$
Kolaborati$
-
- iwayat alergi terhadap jenis obat tertentu
Kaji riwayat alergi terhadap terapi analgesic sebelum obat diberikan
dapat
menjadi
pemberian
obat
pertimbangan kepada
pasien
dalam dan
memberikan in$ormasi yang memperkuat petugas kesehatan dalam mengganti jenis
: @elegati$
dalam
pemberian
analgetik,
kortikosteroid atau steroid baik topical maupun
obat. : +nalgesik dapat diberikan untuk menurunkan tingkat le5el nyeri klien.
local Le
Le
Mandiri
Mandiri
7 Kaji lokasi, karakteristik, onsetEdurasi,
7 engkajian terhadap lokasi, karakteristik,
$rekuensi, kualitas, intensitas atau berat/ringan
kualitas dan skala nyeri dapat dijadikan
dan $actor penyebab nyeri.
sebagai pertimbangan dalam memberikan terapi control nyeri maupun pengobatan
8 @ampingi klien untuk memberikan rasa aman
dengan medicamentosa. 8 Klien akan merasa nyaman bila ada yang
dan nyaman untuk mengurangi rasa takut yang
mendampingi dan ada diajak berbicara.
dialami =#"'l S#%
=#"'l +#%
Mandiri #
Mandiri #
Kaji tanda tanda 5ital klien
!anda tanda 5ital dapat sebagai mani$estasi klinis dari kondisi klien
D>
: Ke"#*'( +e#'%' ;")#+#: (;)'% *')# (e;";h' ";;h T;;' *' K)#"e)#' H'+#l
%etelah diberikan asuhan keperawatan 3B2" jam diharapkan pemenuhan nutrisi adekuat, dengan kriteria hasil# a# Status nutrisi7 / Masukan nutrisi
I"e)
2.
Haga ajarkan
kebersihan
oral
higiene
Terapi nutrisi: '. engkajian penting untuk mengetahui status nutrisi
mulut,
2.
pada
klienEkeluarga. 3. 3. Kolaborasi pemberian nutrisi
adekuat (skala - N No de9iation from normal range b# 8epara6an Nausea dan ". 9omitting - ;rekuensi nausea (skala - N
R'+#$'l
secara parenteral Kolaborasi dengan ahli gii untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
".
klien dapat menentukan inter5ensi yang tepat. Menjaga k ebersihan m ulut d apat m eningkatkan na$su makan. emberian nutrisi secara parenteral dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien sampai klien selesai untuk dilakukan puasa. Dntuk menentu kan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan klien.
-
none 9ntensitas nausea (skala - N
-
none ;rekuensi 9omitting (skala -
-
N none 9ntensitas 9omitting (skala -
-
N none !idak terdapat darah dalam
emesis (skala - N none c# Status nutrisi 7 6itung biokimia / %erum albumin dalam batas normal (3,"/",8 grEdL (skala -N No de9iation from normal range
memenuhi kebutuhan nutrisi setelah klien selesai diindikasikan untuk
-.
Mak an sedikit tapi sering dapat memban tu dalam
puasa. -.
Monitoring
mempertahankan supan nutrisi pasien dan tidak terlalu
dan anjurkan
pasien untuk makan sedikit tapi sering
menguras energi pasien untuk makan Penanganan berat badan: :. @engan memantau b erat badan klien den gan teratur dapat mengetahui kenaikan ataupun penurunan
Penanganan berat badan: :. !imbang berat badan klien
7.
secara teratur. @iskusikan dengan keluarga
yang sesuai dengan kebutuhan dan penyebab penurunan
klien hal/hal yang menyebabkan penurunan berat badan. 8. antau hasil laboratorium, seperti kadar serum albumin, dan elektrolit.
8.
berat badan. Kadar albumin dan elek trolit y ang no rmal menunjukkan status nutrisi baik.
Manejemen Mual: . @engan mendorong
klien untuk mempelajari
strategi manajemen mual pada diri klien akan membantu
Manejemen Mual: . @orong
memp elajari
status gii. Membantu memilih alternati5e pemenuhan nutrisi
7.
pasien strategi
memanajemen mual
untuk
klien saat mual muncul, sehingga klien dapat melakukan
untuk '0.
manajemen mual secara mandiri. enting untuk mengetahui karakteristik mual dan $aktor/$aktor yang dapat menyebabkan atau meningkatkan
'0.
Kaji $rekuensi mual, durasi, tingkat keparahan, $actor $rekuensi,
presipitasi yang menyebabkan mual ''. Kontrol lingkungan sekitar yang menyebabkan mual
''.
mual muntah pada klien. ;aktor/$aktor seperti pemandangan dan bau yang tidak sedap saat makan dapat meningkatkan perasaan mual
pada klien. '2. !ek nik m anajemen m ual n on$armakologi d apat membantu mengurangi mual secara non$armakologi dan
'2.
+jarkan
teknik
tanpa e$ek samping.
non$armakologi untuk mengurangi mual
(relaksasi,
guide
imagery,
distraksi
D>
: A+#e"'+
T;;' *' K)#"e)#' H'+#l
%etelah
I"e)
R'+#$'l
diberikan askep selam Anxiety 0eduction
3B 2" jam, diharapkan kecemasan '.
Cbser5asi
klien terhadap penyakit klien dapat
cemasEansietas
adanya baik
tandatanda secara
5erbal
Anxiety 0eduction '. engungkapan kecemasan secara langsung tentang kecemasan dari klien, dapat menandakan le5el cemas klien.
berkurang dengan kriteria# Anxiety $e9el (le5el kecemasan
Mengatakan
secara
2.
Mengatakan
secara
4antu pasien untuk mengidenti$ikasi
kecemasan pasien. 3. Menambah wawasan klien tentang penyakit klien dan
yang
dapat
menstimulus
pengobatan sehingga dapat meningkatkan pengertian
kecemasan. 5erbal 3.
Helaskan
segala sesuatu
mengenai
ketakutan berkurang.
penyakit dan prosedur pengobatan
Klien tidak tampak gugup.
yang akan dijalani klien.
".
Anxiety
Self
ansietas Mampu mengurangi penyebab
+jarkan klien teknik relaksasi, seperti menarik na$as dalam dan distraksi.
:Control (kontrol -.
Kolaborasi
p emberian
klien tentang penyakitnya dan apa yang akan dijalani selama
proses
pengobatan,
D>
berlebihan.
medikas i
berupa obat penenang
Mengontrol respon cemas.
: PK I-e(+#
T;;' *' K)#"e)#' H'+#l
dapat
-. Dntuk menurunkan ansietas klien yang terjadi secara
cemas.
sehingga
mengurangi kecemasan klien. ". @apat memberi e$ek ketenangan pada klien.
)adi dalam batas normal (:0/ '00BEmnt
2. +gar pasien dapat mengatasi dan menanggulangi
situasi
5erbal
kecemasan berkurang.
maupun non5erbal
I"e)
R'+#$'l
%etelah diberikan asuhan keperawatan selama 3B2" jam, diharapkan tidak terjadi kompliaksi akibat in$eksi pada pasien, dengan kriteria hasil# / %uhu dalam batas normal (3:,-o 37oI (skala - N no de9iation from normal /
/
/
/
/
Ine!tion !ontrol: '. Iuci tangan setiap
sesud ah keperawatan antimikroba 2. ertahankan
sebelum
melak ukan dengan lingkungan
Ine!tion !ontrol: dan 1. Mencegah in$eksi nosokomial yang dapat
tindakan sabun
memperburuk
status
in$eksi
pasien
dan
melindungi tenaga kesehatan dari risiko tertular
in$eksi dari klien. aseptik 2. Mencegah terjadinya in$eksi lanjutan.
selama perawatan 3. Mencegah terjadinya in$eksi tambahan dari range 3. +jarkan klien dan keluarga tekhnik !ekanan darah dalam batas normal mikroorganisme yang ada di tangan. mencuci tangan yang benar. . 2 i n$eksi lebih lanjut dapat memperburuk ('20E80 mm6g (skala - N no de9iation ". +jarkan klien dan keluarga untuk from normal range in$eksi pada klien. menghindari in$eksi. . +gar dapat melaporkan kepada petugas lebih )adi dalam batas normal (:0/'00 BEmnt -. +jarkan pada klien dan keluarga (skala - N no de9iation from normal cepat, sehingga penangan lebih e$isien. tanda/tanda in$eksi. range Ine!tion prote!tion: dalam batas normal ('2/20 BEmnt Ine!tion prote!tion: /. Membantu dalam memberikan inter5ensi :. Monitor tanda dan gejala in$eksi (skala - N no de9iation from normal secara cepat dan tepat jika in$eksi semakin sistemik dan lokal range bertambah &4I dalam batas normal (",: '0,2 7. Monitor hitung granulosit, &4I, tes . @apat sebagai indikator perkembangan in$eksi kEul (skala - N no de9iation from sensiti5itas dan menentukan sensiti5itas pada obat tertentu normal range Klien mampu menyebutkan $actor/$aktor Kolaborasi Kolaborasi 8. 4erikan terapi ob at# an tibiotik 4. Dntuk membunuh mikroorganisme penyebab resiko penyebab in$eksi ( %kala - N
Consistenly demonstrated Klien mampu memonitor lingkungan
/
ce$triaBone 2B' gram
in$eksi
penyebab in$eksi (%kala - N Consistenly demonstrated Klien mampu memonitor tingkah laku
/
penyebab in$eksi (%kala - N Consistenly demonstrated !idak terjadi paparan saat tindakan
/
keperawatan (%kala - N Consistenly demonstrated DX
: Hipertermi
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Rasional
%etelah diberikan asuhan keperawatan Te,e)'";) Re%;l'+# selama
3
B
2"jam
diharapkan
hipertermia teratasi dengan kriteria hasil#
not
warna
2. erubahan warna kulit (contohnya kulit memerah dapat menggambarkan kondisi pasien hipertermi.
3. ertahankan kulit
#
compromised dengan skala -
not
terjadi
proses in$eksi
compremised
dengan skala / erubahan
sampai stabil 2. Monitor warna kulit.
!ermoregulasi / @ehidrasi#
'. Monitor temperatur klien setiap 2 jam '. Kenaikan suhu bisa mengindikasikan
adekuat
masukan
cairan
yang 3. 6idrasi atau terapi cairan membantu proses e5aporasi sehingga suhu tubuh menurun
". 4erikan kompres hangat atau water tepid ". Kompres hangat atau water tepid sponge dapat
/ eningkatan
panas tubuh # not
compromised dengan skala
sponge -. Kolaborasi pemberian antipiretik
menurunkan suhu tubuh -. @igunakan untuk mengurangi demam dan aksi
Aital %ign
/
aracetamol 3 B -00 mg (C
sentralnya pada hipotalamus, meskipun demam
/
/
;armadol 2 B ' gram (drip 9A
mungkin
/
+cetosal ' B '00 mg (C
pertumbuhan
%uhu tubuh dbn (3:,-/37,- I
/ )adi dbn (:0/'00BEmenit
dapat
berguna
organism,
dalam dan
membatasi
meningkatkan
autodestruksi dari sel/sel yang terin$eksi.
/ dbn (':/20 BEmenit =#"'l S#%
:. Monitor suhu tubuh
:. Kenaikan suhu dan
suhu 38,0I "','0I
menunjukkan proses penyakit in$eksius akut. 7. Monitor
7. eningkatan
mengindikasikan
terjadinya
hipoksia jaringan dan paparan panas yang terlalu tinggi 8. Monitor nadi
8. ulse nadi yang melebihi '00 BE menit namun lemah mengindikasikan terjadinya sepsis dan disertai dengan peningkatan suhu tubuh
4. IMPLEMENASI @ilaksanakan saat melakukan pertemuan dengan pasien . E!AL"ASI
@apat dilakukan e5aluasi saat tindakan keperawatan dilaksanakan, e5aluasi berdasarkan kriteria hasil.
DAFTAR PUSTAKA
+khya.2008.
8arsinoma
+6yroid#
6ttp7;;yayanak6yar#wordpress#com;
%<<3;<*;%; karsinoma-tiroid;# (+kses# ' )o5ember 20'3 4asa5anthappa, 4.!. 2003. !edical Surgical Nursing . )ew @elhi # Haypee. '''/'3". 4runner 1 %uddarth. 2002. uku A=ar 8eperawatan !edikal-eda6#Aol. 2. Hakarta#<I Iarpenito moyet, L.H. 200". uku Saku Diagnosa 8eperawatan. Hakarta # <I. Iarpenito (2000, Diagnosa 8eperawatan-Aplikasi pada Praktik 8linis,