b. Etiologi 9ingga sekarang masih belum diketahui seara pasti penyebab terjadinya a prostat tetapi beberapa hipotesa menyebutkan bah(a hiperplasia prostat erat kaitannya dengan ;eberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya a mammmae adalah: # $ a.
3danya 3danya perub perubaha ahann keseimb keseimbang angan an antara antara hormo hormonn testost testostero eronn dan estrog estrogen en pada pada usia lanjut.
b.
Peranan Peranan dari dari gro(th gro(th fator fator # faktor faktor pertumb pertumbuhan uhan $ sebagai sebagai pemau pemau pertumbu pertumbuhan han stroma stroma kelenjar prostat.
.
0ening 0eningkat katnya nya lama lama hidup hidup sel-s sel-sel el prost prostat at karen karenaa berkura berkurangn ngnya ya sel yang yang mati mati
d.
c. Pato Patofi fisi siol olog ogii ( 6 )
d. eja ejala la Klin Klini! i! =anggu =angguan an pola pola perkem perkemiha ihann baikfr baikfreku ekuensi ensi,, adanya adanya desakan desakan,, nokturi nokturiaa akibat akibat membes membesarn arnya ya ukuran ukuran kelenj kelenjar ar yang yang mendes mendesak ak urethr urethra. a.
e. Pemeri!saa Pemeri!saan n Diagnosti Diagnosti!! ( 1"#"$"%"6" 1"#"$"%"6"1$ 1$ ) . a. >nspek >nspeksi si buli-b buli-buli uli:: ada/ tidakn tidaknya ya penonj penonjola olann perut di di daerah daerah supra supra pubik pubik # buli-bul buli-bulii penuh / kosong $ b. Palpas Palpasii buli-b buli-buli uli::
Perkusi Perkusi:: ;uli-b ;uli-buli uli yang yang penuh penuh berisi berisi urin urin memberi memberi suara suara redup redup..
! . Colok dubur. Pemeriksaan olok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus sfingter anus, mukosa mukosa rektum rektum,, kelain kelainan an lain lain seperti seperti benjol benjolan an di dalam dalam rektum rektum dan prosta prostat. t. Pada Pada perabaan melalui olok dubur harus di perhatikan konsistensi prostat #pada pembesaran prostat jinak konsistensinya kenyal$, adakah asimetris asimetris adakah nodul pada prostat , apa batas atas dapat diraba . Aengan olok dubur besarnya prostat dibedakan :
- =rade : Perkiraan beratnya sampai dengan ! gram. - =rade ! : Perkiraan beratnya antara !-) gram. - =rade + : Perkiraan beratnya lebih dari ) gram. +. &abo &abora rato tori rium um.. -
Aarah Aarah lengka lengkapp seba sebagai gai data data dasar dasar keadaa keadaann umum umum pender penderita ita .
-
=ula darah dimak sudkan untuk menari kemungkinan adanya penyakit diabetus militus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada buli-buli #buli-buli nerogen$.
-
Baal ginjal #;'1, kreatinin serum$ diperiksa untuk mengetahui kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas .
-
3nalisis urine diperiksa untuk melihat adanya sel leukosit, bakteri, dan infeksi atau inflamasi pada saluran kemih .
-
Pemeriksaan kultur urine berguna dalam menari jenis kuman yang menyebadkan infeksi dan sekligus menentukan sensitifitas kuman terhadap beberapa anti mikroba yang diujikan.
).
Blo(metri : Blo(metri adalah alat kusus untuk mengukur panaran urin dengan satuan ml/detik. Penderita dengan sindroma protalisme perlu di periksa dengan flo(metri sebelum dan sesudah terapi. Penilaian : Bmak ml/detik --------obstruktif Bmak - ml/detik-----borderline Bmak D ml/detik-------nonobstruktif
.
Eadiologi. -
Boto polos abdomen, dapat dilihat adanya batu pada traktus urinarius, pembesaran ginjal atau buli-buli, adanya batu atau kalkulosa prostat dan kadang kadang dapat menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine.
-
Pielografi intra "ena, dapat dilihat supresi komplit dari fungsi renal, hidronefrosis, dan hidroureter, fish hook appearane # gambaran ureter berkelok kelok di "esikula $ inlentasi pada dasar buli-buli, di"ertikel, residu urine atau filling defet di"esikula.
-
'ltrasonografi #'S=$, dapat dilakukan seara transabdominal atau trasrektal #trasrektal ultrasonografi F
-
Cystosopy #sistoskopi$ pemeriksaan dengan alat yang disebut dengan ystosop. Pemeriksaan ini untuk memberi gambaran kemungkinan tumor dalam kandung kemih atau sumber perdarahan dari atas bila darah datang dari muara ureter, atau batu radiolusen didalam "esika. Selain itu dapat juga memberi keterangan mengenahi besarprostat dengan mengukur panjang uretra pars prostatika dan melihat penonjalan prostat kedalam uretra.
7. Kateterisasi: 0engukur ?rest urine ? Gaitu mengukur jumlah sisa urine setelah miksi sepontan dengan ara kateterisasi . Sisa urine lebih dari biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan inter"ensi pada hiper tropi prostat .
$. Dampa! &asalah . Pada a prostat dengan prostatektomi akan timbul beberapa masalah, dengan gejala yang telah diuraikan pada sub bab patofisiologi . 0asalah ini dapat berdam pak pada pola pola fungsi kesehatan klien.Aimana klien sebagai mahluk bio, psiko, sosial, spiritual. Aampak masalah yang munul dapat di bagi menjadi ! yaitu dampak masalah pre operasi dan post operasi prostatektomi Aampak masalah pre oprasi prostatektomi adalah : a. Pola eleminasi .
nyeri setelah operasi, insisi dan
immobilisasi dapat menimbulkan rasa emas. Klien juga emas akan ada perubahan pada dirinya setelah operasi.
. Pola tidur dan istirahat. nfeksi karena pemasangan kateter yang kurang tepat ataupera(atan kateter kurangatau tidak aseptik dapat juga terjadi. b. Pola tidur dan istirahat Pada klien post prostektomi dapat mengalami gangguan tidur karena klien merasakan
nyeri pada lika operasi atau spasme dari kandung kemih. Karena
gangguan ini maka lama/ (aktu tidur klien berkurang. . Pola aktifitas. Klien post prostatektomi aktifitasnya akan berkurang dari aktifitas biasa. Klien enderung mengurangi aktifitas karena nyeri yang dirasakan akibat dari prostatektomi i nya. Klien akan banyak memilih di tempat tidur dari pada beraktifitas pada hari pertama dan hari yang kedua post prostatektomi Sedangkan kebutuhan klien dibantu. d. Pola reproduksi dan seksual. Klien post prostatektomi dapat mengalami disfungsi seksual. 9al ini di sebabkan karena situasi krisis # inkontinensia, kebooran urine setelah pengangkatan kateter $. Aengan terjadinya disfungsi seksual maka dapat terjadi anaman terhadap konsep diri karena perubahan status kesehatan. e. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat. Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan dirumah dapat menimbulkan masalah dalam pera(atan diri selanjutnya. Sehingga klien perlu informasi tentang pera(atan selanjutnya khususnya saat dirumah supaya tidak terjadi perdarahan atau tanda tanda infeksi.
%. Penatala!sanaan 9anya dengan dilakukan prostatektomi yang merupakan reseksi bedah bagian prostat yang memotong uretra untuk memperbaiki aliran urin dan menghilangkan retensi urinaria akut, ada beberapa alternatif pembedahan meliputi : a.
. Eetropubi prostatektomi 0assa jairingan prostat hipertropi #lokasi tinggi dibagian pel"is$ diangkat melalui insisi abdomen ba(ah tanpa pembukaan kandung kemih d. Perineal prosteatektomi 0assa prostat besar diba(ah area pel"is diangkat melalui insisi diantara skrotum dan rektum, prosedur radikal ini dilakukan untuk kanker dan dapat mengakibatkan impotensi.
'. Asuhan Keperaatan
Pera(at melakukan asuhan kepera(atan dengan menggunakan proses kepera(atan. Aengan proses kepera(atan, pera(at memakai latar belakang, pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah dan diagnosa merenanakan inter"ensi, mengimplementasikan renana dan menge"aluasi inter"ensi kepera(atan. 1.
PEKA*+A Pengkajian merupakan tahap a(al dan landasan proses kepera(atan. pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, serta merumuskan diagnosis kepera(atan. Pengkajian dibagi menjadi ! tahap, yaitu pengkajian pre operasi prostektomi dan penkajian post operasi prostatektomi a$ Pengkajian pre operasi prostatektomi Pengkajian ini dilakukan sejak klien ini 0ES sampai saat operasinya, yang meliputi :
. >dentitas klien 0eliputi nama, jenis kelamin, umur, agama / keperayaan, status perka(inan, pendidikan, pekerjaan, suku/ ;angsa, alamat, no. rigester dan diagnosa medis. ! . Ei(ayat penyakit sekarang Pada klien a prostat keluhan keluhan yang ada adalah frekuensi , nokturia, urgensi, disuria, panaran melemah, rasa tidak lampias/ puas sehabis miksi, hesistensi, intermiteny, dan (aktu miksi memenjang dan akirnya menjadi retensio urine. + . Ei(ayat penyakit dahulu . 3danya penyakit yang berhubungan dengan saluran perkemihan, misalnya >SK #>nfeksi Saluran Kening $ yang berulang. Penyakit kronis yang pernah di derita. Operasi yang pernah di jalani keelakaan yang pernah dialami adanya ri(ayat penyakit A0 dan hipertensi . )
Ei(ayat penyakit keluarga . adanya ri(ayat keturunan
dari salah satu anggota keluarga yang menderita
penyakit a prostat 3nggota keluargayang menderita A0, asma, atau hipertensi. . Ei(ayat psikososial a.
>ntra personal Kebanyakan klien yang akan menjalani operasi akan munul keemasan. Keemasan ini munul karena ketidaktahuan tentang prosedur pembedahan.
b.
>nter personal 0eliputi peran klien dalam keluarga dan peran klien dalam masyarakat.
7. Pola fungsi kesehatan a.
Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Klien ditanya tentang kebiasaan
merokok, penggunaan tembakau,
penggunaan obat-obatan, penggunaan alkhohol dan upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan diri #pemeriksaan kesehatan berkala, gi4i makanan yang adekuat $ b.
Pola nutrisi dan metabolisme Klien ditanya frekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan, jumlah minum tiap hari, jenis minuman, kesulitan menelan atau
keadaan yang
mengganggu nutrisi seperti nause, stomatitis, anoreksia dan "omiting. Pada pola ini umumnya tidak mengalami gangguan atau masalah. .
Pola eliminasi Klien ditanya tentang pola berkemih, termasuk frekuensinya,
ragu ragu,
menetes - netes, jumlah klien harus bangun pada malam hari untuk berkemih, kekuatan system perkemihan. Klien juga ditanya apakah mengedan untuk mulai atau mempertahankan aliran kemih. Klien ditanya tentang defikasi, apakah ada kesulitan seperti konstipasi akibat dari prostrusi prostat kedalam retum. d.
Pola tidur dan istirahat . Klien ditanya lamanya tidur, adanya (aktu tidur yang berkurang karena frekuensi miksi yang sering pada malam hari # nokturia $. Kebiasaan tidur memekai bantal atau situasi lingkungan (aktu tidur juga perlu ditanyakan. 'paya mengatasi kesulitan tidur.
e.
Pola aktifitas . Klien ditanya aktifitasnya sehari H hari, aktifitas penggunaan (aktu senggang, kebiasaan berolah raga. 3pakah ada perubahan sebelum sakit dan selama sakit. Pada umumnya aktifitas sebelum operasi tidak mengalami gangguan, dimana klien masih mampu memenuhi kebutuhan sehari H hari sendiri.
f.
Pola hubungan dan peran Klien ditanya bagaimana hubungannya dengan anggota keluarga, pasien lain, pera(at atau dokter. ;agai mana peran klien dalam keluarga. 3pakah klien dapat berperan sebagai mana seharusnya.
g.
Pola persepsi dan konsep diri 0eliputi informasi tentang perasaan atau emosi yang dialami atau dirasakan klien sebelum pembedahan . ;iasanya munul keemasan dalam menunggu aara operasinya.
h.
Pola sensori dan kognitif Pola sensori meliputi daya peniuman, rasa, raba, lihat dan pendengaran dari klien. Pola kognitif berisi tentang proses berpikir, isi pikiran, daya ingat dan
(aham. Pada klien biasanya tidak terdapat gangguan atau masalah pada pola ini.
i.
Pola reproduksi seksual Klien
ditanya
jumlah
anak,
hubungannya
dengan
pasangannya,
pengetahuannya tantangsek sualitas. Perlu dikaji pula keadaan seksual yang terjadi sekarang, masalah seksual yang dialami sekarang # masalah kepuasan, ejakulasi dan ereksi $ dan pola perilaku seksual. j.
Pola penanggulangan stress 0enanyakan apa klien merasakan stress, apa penyebab stress, mekanisme penanggulangan terhadap stress yang dialami. Pemeahan masalah biasanya
dilakukan
klien
bersama
siapa.
3pakah
mekanisme
penanggulangan stressor positif atau negatif. k.
Pola tata nilai dan keperayaan Klien menganut agama apa, bagaimana dengan aktifitas keagamaannya. Kebiasaan klien dalam menjalankan ibadah.
%. Pemeriksaan fisik a.
Status kesehatan umum Keadaan penyakit, kesadaran, suara biara, status/ habitus, pernafasan, tekanan darah, suhu tubuh, nadi.
b.
Kulit 3pakah tampak puat, bagaimana permukaannya, adakah kelainan pigmentasi, bagaimana keadaan rambut dan kuku klien ,
.
Kepala ;entuk bagaimana, simetris atau tidak, adakah penonjolan, nyeri kepala atau trauma pada kepala.
d.
0uka ;entuk simetris atau tidak adakah odema, otot rahang bagaimana keadaannya, begitu pula bagaimana otot mukanya.
e.
0ata ;againama keadaan alis mata, kelopak mata odema atau tidak.
Pada
konjungti"a terdapat atau tidak hiperemi dan perdarahan. Slera tampak ikterus atau tidak. f.
g.
9idung ;entuknya bagaimana, adakah pengeluaran seret, apa ada obstruksi atau polip, apakah hidung berbau dan adakah pernafasan uping hidung.
h.
0ulut dan faring 3dakah aries gigi, bagaimana keadaan gusi apakah ada perdarahan atau ulkus. &idah tremor ,parese atau tidak. 3dakah pembesaran tonsil.
i.
&eher ;entuknya bagaimana, adakah kaku kuduk, pembesaran kelenjar limphe.
j.
k.
Paru ;entuk bagaimana, apakah ada penembungan atau penarikan. Pergerakan bagaimana, suara nafasnya. 3pakah ada suara nafas tambahan seperti ronhi , (hee4ing atau egofoni.
l.
8antung ;agaimana pulsasi jantung #tampak atau tidak$.;agaimana dengan iktus atau getarannya.
m.
3bdomen ;agaimana bentuk abdomen. Pada klien dengan keluhan retensi umumnya ada penonjolan kandung kemih pada supra pubik. 3pakah ada nyeri tekan, turgornya bagaimana. Pada klien biasanya terdapat hernia atau hemoroid. 9epar, lien, ginjal teraba atau tidak. Peristaklit usus menurun atau meningkat.
n.
=enitalia dan anus Pada klien biasanya terdapat hernia. Pembesaran prostat dapat teraba pada saat retal touhI. Pada klien yang terjadi retensi urine, apakah trpasang kateter, ;agaimana bentuk srotum dan testisnya. Pada anus biasanya ada haemorhoid.
o.
2kstrimitas dan tulang belakang 3pakah ada pembengkakan pada sendi. 8ari H jari tremor apa tidak. 3pakah ada infus pada tangan. Pada sekitar pemasangan infus ada tanda H tanda infeksi seperti merah atau bengkak atau nyeri tekan. ;entuk tulang belakang bagaimana.
J. Pemeriksaan diagnostik 'ntuk pemeriksaan diagnostik sudah dijabarkan penulis pada konsep dasar.
b$ Pengkajian post operasi prostatektomi Pengkajian ini dilakukan setelah klien menjalani operasi, yang meliputi:
.
Keluhan utama Keluhan pada klien berbeda H beda antara klien yang satu dengan yang lain. Kemungkinan keluhan yang bisa timbul pada klien post operasi prostektomi adalah keluhan rasa tidak nyaman, nyeri karena spasme kandung kemih atau karena
adanya bekas insisi pada (aktu pembedahan. 9al ini ditunjukkan dari ekspresi klien dan ungkapan dari klien sendiri. !.
Keadaan umum Kesadaran, =CS, ekspresi (ajah klien, suara biara.
+. Sistem respirasi ;agaimana pernafasan klien, apa ada sumbatan pada jalan nafas atau tidak. 3pakah perlu dipasang O!. Brekuensi nafas , irama nafas, suara nafas. 3da (hee4ing dan ronhi atau tidak. =erakan otot ;antu nafas seperti gerakan uping hidung, gerakan dada dan perut. rigasi kandung kemih. arna urine dan jumlah produksi urine tiap hari. ;agaimana keadaan sekitar daerah pemasangan kateter. . nfus yang terpasang, obat H obatan seperti antibiotika, analgetika, airan irigasi kandung kemih.
.
3nalisa data Aata yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa untuk menentukan masalah klien. 3nalisa merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan mentabulasi, menyeleksi, mengklasifikasi data, mengelompokkan, mengkaitkan, menentukan kesenjangan informasi, membandingkan dengan standart, menginterpretasikan serta akhirnya membuat kesimpulan. Penulis membagi analisa menjadi !, yaitu analisa sebelum operasi dan analisa setelah operasi.
#. D+A,-A KEPEA/A0A
dapat dirumuskan
suatu diagnosis kepera(atan yang dibagi
menjadi !, yaitu diagnosa sebelum operasi dan diagnosa setelah operasi. . Aiagnosa sebelum operasi a. Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, hesistany, inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas setelah miksi sehubungan dengan obstruksi mekanik : pembesaran prostat. # ,J $ b. 1yeri sehubungan dengan penyumbatan saluran kening sekunder terhadap pelebaran prostat. # , $ .
Cemas sehubungan dengan hospitalisasi, prosedur pembedahan, kurang pengetahuan tantang aktifitas rutin dan aktifitas post operasi. # ,J, $
d. =angguan tidur dan istirahat sehubungan dengan sering terbangun sekunder terhadap kerusakan eliminasi: retensi disuria, frekuensi, nokturia. # $
!. Aiagnosa setelah operasi a. 1yeri sehubungan dengan spasme kandung kemih dan insisi sekunder pada prostatektomi # ! ,J,, $ b. Perubahan eliminasi urine sehubungandengan obstruksi sekunder dari prostatektomi bekuan darah odema # ! , $ . Potensial infeksi sehubungan dengan prosedur in"asif : alat selama pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih sering # ! , ,J, $ d. Potensial untuk menderita edera: perdarahan sehubungan dengan tindakan pembedahan # ! , , $ e. Potensial disfungsi seksual sehubungan dengan ketakutan akan impoten akibat dari prostatektomi # !, J, $ f.
Kurang pengetahuan: tentang prostatektomi sehubungan dengan kurang informasi . # !,J, $
g. =angguan tidur dan istirahat sehubungan dengan nyeri. #$
$. PEEAAA . Setelah merumuskan diagnosis kepera(atan, maka inter"ensi dan aktifitas kepera(atan perlu di tetapkan untuk untuk mengurangi, menghilangkan dan menegah masalah kepera(atan klien.
berikut : . Sebelum operasi a . Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, resistany, inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas setelah miksi sehubungan dengan obtruksi mekanik: pembesaran prostat.
-
Klien dapat berkemih dalam jumlah normal, tidak teraba distensi kandung kemih
-
Eesidu pasa berkemih kurang dari ml
-
Klien dapat berkemih "olunter
-
'rinalisa dan kultur hasilnya negatif
-
9asil laboratorium fungsi ginjal normal Eenana tindakan :
. 8elaskan pada klien tentang perubahan dari pola eliminasi . !. Aorong klien untuk berkemih tiap ! H ) jam dan bila dirasakan . +. 3njurkan klien minum sampai + ml sehari, dalam toleransi jantung bila diindikasikan ). Perkusi / palpasi area supra pubik . Obser"asi aliran dan kekuatan urine, ukur residu urine pasa berkemih. 8ika "olume residu urine lebih besar dari maka jad(alkan program kateterisasi intermiten. 7. monitor laboratorium: urinalisa dan kultur, ;'1, kreatinin. %. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat: antagonis
3lfa - adrenergik
#pra4osin$ Easional : . 0eningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan kepera(atan. ! . 0eminimalkan retensi urine, distensi yang berlebihan pada kandung kemih + . Peningkatan aliran airan, mempertahankan perfusi ginjal dan membersihkan ginjal dan kandung kemih dari pertumbuhan bakteri. ). Aistensi kandung kemih dapat dirasakan di area supra pubik. . - Obser"asi aliran dan kekuatan urine untuk menge"aluasi
adanya obstruksi
- 0engukur residu urine untuk menegah urine statis karena dapat beresiko infeksi 7. Statis urinarias potensial untuk pertumbuhan bakteri, peningkatan resiko >SK. Pembesaran prostat dapat menyebabkan dilatasi saluran kemih atas #ureter dan ginjal$, potensial merusak fungsi ginjal dan menimbulkan uremia. %. 0engurangi obstruksi pada buli-buli, relaksasi didaerah prostat sehingga gangguan aliran air seni dan gejala-gejala berkurang.
b. 1yeri sehubungan dengan penyumbatan saluran kening sekunder terhadap pelebaran prostat.
Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas # skala - $, dan lamanya.
!.
;eri tindakan kenyamanan, ontoh: membantu klien melakukan posisi yang nyaman, mendorong penggunaan relaksasi / latihan nafas dalam.
+.
;eri kateter jika diinstruksikan untuk retensi urine yang akut : mengeluh ingin kening tapi tidak bisa.
).
Obser"asi tanda H tanda "ital.
.
Kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat sesuai indikasi, ontoh: eperidin # Aumerol $
Easional : . 0emberi informasi untuk membantu dalam menentukan pilihan !.
>nter"ensi
0eningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
+ Eetensi urine menyebabkan infeksi saluran kemih, hidro ureter dan hidro nefrosis ). 0engetahui perkembangan lebih lanjut . 'ntuk menghilangkan nyeri hebat / berat, memberikan relaksasi mental dan fisik.
.
emas
sehubungan dengan hospitalisasi, prosedur pembedahan,
kurang
pengetahuan tentang aktifitas rutin dan aktifitas post operasi.
-
Klien melaporkan emas menurun / berkurang.
-
Klien memahami dan mau mendiskusikan rasa emas.
-
Klien dapat menunjukan dan mengidentifikasi ara yang sehat dalam menghadapi emas.
-
Klien tampak rileks dan dapat beristirahat yang ukup.
-
Eenana tindakan : .
;ina hubungan saling peraya dengan
klien atau keluarga. !. Aorong klien atau keluarga untuk menyatakan perasaan / masalah. +. ;eri informasi tentang prosedur / tindakan yang akan dilakukan, ontoh: kateter, urine berdarah, iritasi kandung kemih. Ketahui seberapa banyak informasi yang diinginkan klien. ). 8elaskan pentingnya peningkatan asupan airan. . 8elaskan pembatasan aktifitas yang diharapkan : a. tirah baring untuk hari pertama post operasi b.ambulasi progresif yang dimulai hari pertama post operasi .hindari aktifitas yang mengenangkan daerah kandung kemih 7. Obser"asi tanda - tanda "ital. Easional : . 0enunjukan perhatian dan keinginan untuk membantu. 0embantu dalam mendiskusikan tentang subyek sensitif. !. 0engidentifikasi masalah, memberikan kesempatan untuk menja(ab pertanyaan, memperjelas kesalahan konsep dan solusi pemeahan masalah. +. 0embantu klien memahami tujuan dari apa yang dilakukan dan mengurangi masalah karena ketidaktahuan. ). 'rine yang ener dapat menghambat pembentukkan klot. . Pemahaman klien dapat membantu mengurangi emas yang berhubungan dengan keemasan akibat ketidaktahuan. 7.
Perubahan tanda H tanda "ital mungkin menunjukkan tingkat keemasan yang dialami klien.
d. =angguan tidur dan istirahat sehubungan dengan sering terbangun sekunder terhadap kerusakan eliminasi: retensi, disuria, frekuensi, nokturia.
-
Klien mampu istirahat / tidur dengan (aktu yang ukup.
-
Klien mengungkapkan sudah bisa tidur.
-
Klien mampu menjelaskan faktor penghambat tidur.
Eenana tindakan: .
8elaskan pada klien dan keluarga penyebab gangguan tidur / istirahat dan kemungkinan ara untuk menghindarinya.
!. Ciptakan suasana yang mendukung dengan mengurangi kebisingan. +.
;eri kesempatan klien untuk mengungkapkan penyebab gangguan tidur.
). ;atasi masukan airan (aktu malam hari dan berkemihsebelum tidur. . ;atasi masukan minuman yang mengandung kafein.
Easional : .
0eningkatkan pengetahuan klien sehingga klien mau kooperatif terhadap tindakan kepera(atan.
!.
Suasana yang tenang akan mendukung istirahat klien.
+.
0enentukan renana untuk mengatasi gangguan.
). 0engurangi frekuensi berkemih malam hari. . Kafein dapat merangsang untuk sering berkemih.
!.
Sesudah operasi a. 1yeri sehubungan dengan spasmus kandung kemih dan insisi sekunder pada prostatektomi
-
Klien mengatakan nyeri berkurang / hilang.
-
2kspresi (ajah klien tenang.
-
Klien akan menunjukkan ketrampilan relaksasi.
-
Klien akan tidur / istirahat dengan tepat.
-
-
Keluarnya urine melalui sekitar kateter sedikit.
Eenana tindakan : .
8elaskan pada klien tentang gejala dini spasmus kandung kemih.
!.
Pemantauan klien pada inter"al yang teratur selama )J jam, untuk mengenal gejala H gejala dini dari spasmus kandung kemih.
+.
8elaskan pada klien bah(a intensitas dan frekuensi akan berkurang dalam !) sampai )J jam.
).
;eri penyuluhan pada klien agar tidak berkemih ke seputar kateter.
.
3njurkan pada klien untuk tidak duduk dalam (aktu yang lama sesudah tindakan <'E-P.
7.
3jarkan penggunaan teknik relaksasi, termasuk latihan nafas dalam, "isualisasi.
%.
8agalah selang drainase urine tetap aman dipaha untuk menegah peningkatan tekanan pada kandung kemih. >rigasi kateter jika terlihat bekuan pada selang.
J.
Obser"asi tanda H tanda "ital
.
Kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat H obatan # analgesik atau anti spasmodik $
lEasional :
.
Kien dapat mendeteksi gajala dini spasmus kandung kemih.
!.
0enentukan
terdapatnya
0eberitahu
klien
spasmus
sehingga obat H obatan bisa diberikan. +.
bah(a
ketidaknyamanan hanya temporer. ).
0engurang kemungkinan spasmus.
. 0engurangi tekanan pada luka insisi 7. 0enurunkan tegangan otot, memfokuskan kembali perhatian dan dapat meningkatkan kemampuan koping. %. Sumbatan pada selang kateter oleh bekuan darah dapat menyebabkan distensi kandung kemih dengan peningkatan spasme. J. 0engetahui perkembangan lebih lanjut. . 0enghilangkan nyeri dan menegah spasmus kandung kemih.
b.
Perubahan pola eliminasi urine sehubungan dengan obstruksi sekunder dari prostatektomi bekuan darah, edema.
-
Klien akan berkemih dalam jumlah normal tanpa retensi.
-
Klien akan menunjukan perilaku yang meningkatkan kontrol kandung kemih.
-
Eenana tindakan: . Kaji output urine dan karakteristiknya +. Pertahankan irigasi kandung kemih yang konstan selama !) jam pertama ). Pertahankan posisi do(er kateter dan irigasi kateter. . 3njurkan intake airan !-+ ml sesuai toleransi. 7. Setalah kateter diangkat, pantau (aktu, jumlah urine dan ukuran aliran. Perhatikan keluhan rasa penuh kandung kemih, ketidakmampuan berkemih, urgensi atau gejala H gejala retensi. Easional: .
0enegah retensi pada saat dini.
!.
0enegah bekuan darah karena dapat menghambat aliran urine.
+.
0enegah bekuan darah menyumbat aliran urine.
). . 0endeteksi dini gangguan miksi.
0elanarkan aliran urine.
.
Potensial infeksi sehubungan dengan prosedur in"asif: alat selama pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih sering.
-
Klien tidak mengalami infeksi.
-
Aapat menapai (aktu penyembuhan.
-
Eenana tindakan: .
Pertahankan sistem kateter steril, berikan pera(atan kateter dengan steril.
!.
3njurkan intake airan yang ukup # ! H + $ sehingga dapat menurunkan potensial infeksi.
+.
Pertahankan posisi urobag diba(ah.
).
Obser"asi tanda H tanda "ital, laporkan tanda H tanda shok dan demam.
.
Obser"asi urine: (arna, jumlah, bau.
7.
Kolaborasi
dengan
dokter
untuk
memberi obat antibiotik. Easional: .
0enegah pemasukan bakteri dan infeksi .
!.
0eningkatkan output urine sehingga resiko terjadi >SK dikurangi dan mempertahankan fungsi ginjal.
+.
0enghindari refleks balik urine yang dapat memasukkan bakteri ke kandung kemih
).
0enegah sebelum terjadi shok
.
0engidentifikasi adanya infeksi
7.
'ntuk menegah infeksi dan membantu proses penyembuhan
d. Potensial untuk menderita idera: perdarahan sehubungan dengan tindakan pembedahan .
-
Klien tidak menunjukkan tanda H tanda perdarahan .
-
-
'rine lanar le(at kateter .
Eenana tindakan: .
8elaskan pada klien tentang sebab terjadi perdarahan setelah pembedahan dan tanda H tanda perdarahan .
!. >rigasi aliran kateter jika terdeteksi gumpalan dalm saluran kateter . +. Sediakan diet makanan tinggi serat dan memberi obat untuk memudahkan
defekasi . ). 0enegah pemakaian termometer rektal, pemeriksaan rektal atau huknah, untuk sekurang H kurangnya satu minggu . . Pantau traksi kateter: atat (aktu traksi di pasang dan kapan traksi dilepas . 7. Obser"asi: -
tanda H tanda
perdarahan . b. =umpalan dapat menyumbat kateter, menyebabkan peregangan dan perdarahan kandung kemih .
Aengan
peningkatan
tekanan
pada
fosa
prostatik
yang
akan
mengendapkan perdarahan . d. Aapat menimbulkan perdarahan prostat . e.
Aeteksi a(al terhadap komplikasi, dengan inter"ensi yang tepat menegah kerusakan jaringan yang permanen .
e. Potensial disfungsi seksual sehubungan dengan ketakutan akan impoten akibat dari prostatektomi
-
Klien tampak rileks dan melaporkan keemasan menurun .
-
Klien menyatakan pemahaman situasi indi"idual .
-
Klien menunjukkan keterampilan pemeahan masalah .
-
Klien mengerti tentang pengaruh prostatektomi pada seksual.
Eenana tindakan : . ;eri kesempatan pada klien untuk memperbinangkan tentang pengaruh prostatektomi terhadap seksual . ! . 8elaskan tentang : a . Kemungkinan kembali ketingkat tinggi seperti semula . b . Kejadian ejakulasi retrograd #air kemih seperti susu$ + . 0enegah hubungan seksual +-) minggu setelah operasi . ) . Aorong klien untuk menanyakan kedokter salama di ra(at di rumah sakit dan kunjungan lanjutan .
Easional : . 'ntuk mengetahui masalah klien . ! . Kurang pengetahuan dapat membangkitkan emas dan berdampak disfungsi seksual. + . ;isa terjadi perdarahan dan ketidaknyamanan ) . 'ntuk mengklarifikasi kekhatiran dan memberikan akses kepada penjelasan yang spesifik.
f . Kurang pengetahuan: tentang prostatektomi sehubungan dengan kurang informasi
-
Klien akan melakukan perubahan perilaku.
-
Klien berpartisipasi dalam program pengobatan.
-
Klien akan mengatakan pemahaman pada pantangan kegiatan dan kebutuhan berobat lanjutan .
Eenana tindakan: . ;eri penjelasan untuk menegah aktifitas berat selama +-) minggu . !. ;eri penjelasan untuk menegah mengedan (aktu ;3; selama )-7 minggu dan memakai pelumas tinja untuk laksatif sesuai kebutuhan. +. Pemasukan airan sekurangHkurangnya !-+ ml/hari. ). 3njurkan untuk berobat lanjutan pada dokter. . Kosongkan kandung kemih apabila kandung kemih sudah penuh . Easional: . Aapat menimbulkan perdarahan . !. 0engedan bisa menimbulkan perdarahan, pelunak tinja bisa mengurangi kebutuhan mengedan pada (aktu ;3; . +. 0engurangi potensial infeksi dan gumpalan darah . ). 'ntuk menjamin tidak ada komplikasi . . 'ntuk membantu proses penyembuhan . g . =angguan tidur sehubungan dengan nyeri
-
Klien mampu beristirahat / tidur dalam (aktu yang ukup.
-
Klien mengungkapan sudah bisa tidur .
-
Klien mampu menjelaskan faktor penghambat tidur .
Eenana tindakan: .
8elaskan pada klien dan keluarga penyebab gangguan tidur dan kemungkinan ara untuk menghindari.
!.
Ciptakan suasana yang mendukung, suasana tenang dengan mengurangi kebisingan .
+.
;eri kesempatan klien untuk mengungkapkan penyebab gangguan tidur.
).
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat mengurangi nyeri # analgesik $.
Easional: .
meningkatkan
pengetahuan
klien
sehingga mau kooperatif dalam tindakan pera(atan . !.
Suasana tenang akan mendukung istirahat .
+.
0enentukan
renana
mengatasi
gangguan . ).
0engurangi nyeri sehingga klien bisa istirahat dengan ukup .
%. PELAK-AAA ( 1# ) Pelaksanaan adalah realisasi dari perenanaan kepera(atan oleh pera(at dan klien, baik sebelum operasi dan sesudah operasi. ;eberapa petunjuk pada implementasi adalah sebagai berikut: $ >nter"ensi dilaksanakan sesuai dengan renana setelah di"alidasi ! $ Keterampilan interpersonal, intelektual, teknikal, dilakukan dengan ermat dan efisien pada situasi yang tepat + $ Keamanan fisik dan psikologis dilindungi ) $ Aokumentasi inter"ensi dan respon klien.
2.
E3AL4A-+ 2"aluasi adalah bagian akhir dari proses kepera(atan . Semua tahap proses kepera(atan # diagnosis, tujuan, inter"ensi $ harus die"aluasi.
DA50A P4-0AKA
1.
Purnomo, ;asuki ;. !. Dasar – dasar urologi . 0alang: CL >nfomedika.
2.
&ong, ;arbara C. 7. Pendekatan Medikal Bedah 3, Suatu pendekatan proses keperawatan . ;andung: Gayasan >katan 3lumni Pendidikan Kepera(atan Padjajaran.
3.
Sjamsuhidayat, E # et al $. % . Buku Ajar Bedah . 8akarta: Penerbit buku kedokteran, 2=C.
4.
&ap / 'PB >lmu ;edah. ). Pedoan Diagnosa dan !erapi . Surabaya: Bakultas Kedokteran 3irlangga.
".
Aoenges, 0arilyn 2. !. #en$ana Asuhan %eperawatan, Pedoan untuk Peren$anaan dan Pendokuentasian Perawatan Pasien, edisi 3. 8akarta: Penerbit buku kedokteran,
2=C.
&.
0ansjoer, 3rif. !. %apita Selekta %edokteran, edisi 3 jilid kedua . 8akarta: 0edia 3esulapius BK'>.
'.
9ardjo(ijoto, Sunaryo. . Benign Prostat (iperplasia. Surabaya: BK '13>E / ES'A Ar. Soetomo.
).
;lak, 8oye 0 # et al $.. Medi$al Surgi$al *ursing, A Ps+$hoph+siologi$ Approa$h, ourth edition.
-.
2ngram, ;arbara. . #en$ana Asuhan %eperawatan Medikal Bedah,olue 3. 8akarta: Penerbit buku kedokteran, 2=C.
1/. Carpenito, &ynda 8uall. J. #en$ana Asuhan dan Dokuentasi %eperawatan, Diagnosa %eperawatan dan Masalah %ola0orati, edisi 2. 8akarta: Penerbit buku kedokteran,
2=C.
11. Carpenito, &ynda 8uall. J. Buku Saku Diagnosa %eperawatan, edisi &. 8akarta: Penerbit buku
kedokteran, 2=C.
12. Keliat, ;udi 3nna. ). Proses %eperawatan. 8akarta: Penerbit buku kedokteran, 2=C.
13. &ismidar, 9. . Proses %eperawatan. 8akarta: 'ni"ersitas >ndonesia H press.