LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK L DENGAN AUTISME DI SLB CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas keperawatan anak pada Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Ayu Fitri Lestari 220112170084
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXIV UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS KEPERAWATAN BANDUNG 2017
A. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien
Nama
: An. L
Tanggal lahir
: 5 Mei 2002
Usia
: 15 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Sunda
Tanggal pengkajian
: 21 November 2017
Nama Ayah/Ibu
: Tn. R/ Ny. W
Pekerjaan Wali
: PNS/ Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Komplek Cibiru
Diagnosa medis
: Autisme
2. Keluhan Utama
Saat di kaji, klien terlihat sibuk dengan dunianya sendiri.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Menurut penuturan ibu klien, klien belum bisa berbicara saat usia 2 tahun. Orangtua klien membawa klien ke Rumah Sakit Al Islam untuk memeriksakan kondisi klien. Di RS Al Islam klien di cek pendengarannya dan hasilnya normal serta dilakukan pemeriksaan MRI MR I hasilnya has ilnya pun baik, tidak ada kerusakan ker usakan pada sarafnya. Klien rutin melakukan tes pendengaran setiap 6 bulan sekali, namun saat ini sudah tidak dilakukan lagi karena kesibukan dari orangtua nya. Saat lahir, klien tidak lahir secara normal, klien lahir dengan di vakum. Klien sekolah TK di TK Ciwastra dan SD di s ekolah SD inklusif di Buah Batu dan baru masuk SLB Cileunyi pada saat sekolah SMP. Klien biasanya sering berinteraksi dengan kakaknya, namun kadang-kadang klien suka kasar ke anak kecil kalau emosinya sedang tidak stabil. Dan jika kesal klien suka menggigit tangannya. Dan menurut ibunya, klien merupakan orang yang suka penasaraan terhadap sesuatu yang menurutnya unik. Klien juga termasuk orang yang suka mengulang-ulang omongan orang.
4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran a. Prenatal
2
Ibu klien mengatakan, selama hamil keluhan yang dirasakan seperti mual dan muntah di trimester 1. Ibu klien sering kontrol secara rutin ke bidan. Riwayat partus P2A0. Tidak ada riwayat pecah ketuban dini saat persalinan. Dan saat hamil klien, ibu sangat berhati-hati dengan kandungannya. b. Intranatal Klien lahir dengan cara di vakum. Saat lahir, berat badan klien 3,5 Kg dan panjang badan 50 cm. c. Postnatal Menurut pengakuan ibu klien, klien di berikan imunisasi dasar (Hepatitis B, Polio, campak dan BCG) setelah lahir. Klien mendapatkan ASI eksklusif sela ma 6 bulan.
5. Riwayat Masa Lalu
Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengalami cedera saat bayi. Keluhan yang dikeluhkan yaitu klien tidak dapat berbicara secar a normal di usia 2 tahun. Klien memiliki riwayat asma. Klien belum pernah di rawat di RS, hanya berobat saja ke RS untuk pengobatan asmanya seperti nebulisasi.
6. Riwayat Keluarga
Ibu klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga lain yang menderita autisme, nenek memiliki riwayat penyakit hipertensi.
7. Riwayat Imunisasi
Imunisasi lengkap Hepatitis B, Polio, campak dan BCG.
8. Riwayat Sosial
Ibu klien mengatakan klien lebih sering berinteraksi dengan kakaknya. Biasanya interaksi klien dengan teman sebaya nya sangat minim, karena klien suka sibuk dengan dunianya sendiri. Selain ke kakaknya, klien juga sering berinteraksi dengan adiknya. Ibu klien mengatakan saat anaknya terdiagnosa autis, ibu merasa sangat sedih dan sering menangis. Sampai saat ini, ibu klien masih suka merasa sedih. Ibu klien terlihat sedih saat menceritakan anaknya yang autis karena ibu merasa sudah tua sehingga khawatir nanti anaknya bagaimana.
3
9. Kebutuhan dasar Kebutuhan Dasar a. Makan dan Minum
Saat di rumah
Makan Ibu klien mengatakan bahwa klien makan biasanya di suapin oleh ibunya sampai usia 10 tahun. Namun saat ini klien dapat makan sendiri. Klien paling suka makan ayam goreng. Makanan yang tidak di sukai klien adalah buah dan sayur. Biasanya jika di beri buah atau sayur, klien langsung muntah.
Ibu klien mengatakan klien minum 6-8 gelas dalam sehari.
b. Istirahat
Ibu klien mengatakan jika klien terlalu lama tidur di siang hari, biasanya klien lebih sering terbangun di malam hari, namun jika tidur siangnya tidak terlalu lama biasanya tidur malam klien normal sekitar 6-9 jam per hari.
c. Eliminasi BAK
Ibu klien mengatakan klien BAK 5-6 kali dalam sehari dengan ditemani oleh ibunya karena biasanya klien kalau BAB/BAK harus di buka semua celananya.
d. Eliminasi BAB
Ibu klien mengatakan klien BAB 1 kali dalam sehari dengan ditemani oleh ibunya karena biasanya klien kalau BAB/BAK harus di buka semua celananya.
e. Personal hyigiene
Ibu klien mengatakan klien mandi dibantu oleh ibu klien sehari 2 kali, keramas 3 kali dalam seminggu, dan sikat gigi 2 kali sehari,
4
serta potong kuku jika panjang di bantu oleh ibunya
10. Pemeriksaan Tumbuh Kembang
a. Pertumbuhan(antropometri) BB
: 85 kg
TB
: 165 cm
IMT
: BB/(TB)2 = 31,2 (Obesitas)
IMT/U
Status Gizi Klien Status Gizi berdasarkan Z-Skor : IMT 31,2 pada usia 15 tahun 6 bulan yaitu berada pada > 2 SD. Normal (-2 SD sampai dengan 2 SD. Kesimpulan status gizi: obesitas)
b. Kebutuhan Gizi Kebutuhan nutrisi berdasarkan rumus REE (Laki-laki 11-18 tahun) 5
REE
= 17,5 x BB + 651 = 17,5 x 85 + 651 = 1.487,5 + 651 = 2138,5
Faktor Stres = 1,5-2,0 Kalori = REE x F. Aktivitas x F. Stres = 2138,5 x 2,1 x 2 = 8.981,7 Kcal Kebutuhan Cairan Usia 11-18 tahun
= (60-75 ml) /kg BB/hari = (60-75) x 85 = 5.100- 6.375 ml/hari
11. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum Composmentis dan klien tampak sibuk sendiri b. Sistem Penglihatan Mata simetris, penyebaran alis merata, penyebaran bulu mata merata, sklera tidak ikterik, reflek mata baik menutup secara spontan, pergerakan bola mata ke semua arah, klien sulit. 6
c. Sistem Pernafasan d. Bentuk hidung simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, pergerakan dada dan bentuk dada simetris, tidak ada luka, tidak ada sianosis pada bibir dan jari tangan, frekuensi nafas 20 kali/menit. e. Sistem Pendengaran Telinga bersih, serumen (-), klien tidak langsung menyaut ketika di panggil, namun menurut ibu klien, test pendengaran klien baik, tidak ada benjolan di telinga. f. Sitem Pencernaan Bentuk bibir simetris, mukosa lembab dan tampak pucat, tidak terdapat pembesaran tonsil, ada reflek menelan, tidak ada benjolan, distensi abdomen (-). g. Sistem Kardiovaskuler Konjungtiva tidak anemis, tidak terdapat peningkatan JVP, akral teraba dingin, HR 88 x/menit, CRT < 3 detik. h. Sitem Perkemihan Tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada kelainan pada genitalia, tidak ada keluhan, warna kuning jernih i.
Sistem Endokrin Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid.
j.
Sistem Integumen Warna kulit putih, mukosa bibir lembab, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata dan tidak rontok, kuku tangan dan kuku kaki pendek, turgor kulit baik kembali < 3 detik.
k. Sitem muskuloskeletal
Ekstremitas Atas Pada pemeriksaan ekstremitas, tidak terdapat kelainan (normal). Bentuk dan ukuran simetris, tangan kanan maupun kiri bebas bergerak ke segala arah. Kekuatan otot tangan kanan/kiri 5/5. Ekstremiatas Bawah Bentuk dan ukuran simetris, tidak terdapat deformitas ataupun kontraktur sendi, kekuatan otot kaki kanan/kiri 5/5.
7
Teori
Temuan
Tugas perkembangan pada masa
Klien sibuk dengan dirinya sendiri
remaja
dan
(15-21
Tahun)
menurut
Garison: Menerima keadaan diri sendiri.
Mendapatkan
hubungan
baru
yang lebih matang dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin Menerima
keberadaan
sebagai
pria atau wanita
Mendapatkan
kebebasan
emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain
Mendapatkan kemampuan untuk bertanggung
jawab
dalam
masalah ekonomi dan keuangan
berinteraksi
teman sebaya nya
jarang
Mendapatkan nilai hidup dan falsafah hidup.
8
dengan
I.
Analisa Data No
1
Data
DS
:
Etiologi
ibu
klien
mengatakan
Faktor penyebab
klien
belum bisa berbicara
Masalah Keperawatan
Hambatan
komunikasi
verbal Gangguan pada otak
saat usia 2 tahun DO : Klien
Rangsangan sensori tidak terlihat
sibuk
klien
sulit
sendiri,
fokus, bicara klien tidak
adekuat
Peningkatan neurokimia
terlalu jelas
abnormal
autisme
Tidak dapat bicara
Perkembangan abnormal
Hambatan komunikasi : verbal 2
DS:
Ibu
mengatakan anaknya
klien saat
terdiagnosa
autis, ibu merasa sangat sedih
Faktor penyebab
dan
Neurotropin dan neuropeptida menurun
sering
menangis. Sampai saat
Gangguan pada otak
ini, ibu klien masih suka merasa sedih.
Rangsangan sensori tidak
DO: Ibu klien terlihat
adekuat
sedih saat menceritakan anaknya yang autis dan khawatir
Peningkatan neurokimia
terhadap
abnormal
9
Kecemasan (orang tua)
anaknya
jika
ia
autism
meninggal Perkembangan abnormal
Kecemasan pada orangtua
3.
DS:
ibu
anaknya
mengatakan suka
kasar
terhadap anak kecil dan suka
Risiko
tinggi
cedera:
menyakiti diri sendiri dan Perkembangan abnormal
lingkungan
menggigit
tangannya sendiri DO:
autism
Klien
menggigit
Emosi tidak stabil
terlihat tangannya
Kurang pengawasan
saat emosi Risiko tinggi cedera
II.
Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan rangsangan sensori yang tidak adekuat ditandai dengan klien sulit fokus dan bicara klien tidak terlal u jelas 2. Kecemasan (orang tua) 3. Risiko tinggi cedera: menyakiti diri sendiri dan lingkungan b.d kurang pengawasan
10
III.
Perencanaan Keperawatan
No
Diagnosa
Dx
Keperawatan
1.
Perencanaan Tujuan
Intervensi
Rasional
Hambatan
Setelah
komunikasi verbal
tindakan
berhubungan
keperawatan,
dengan rangsangan
dan perawat dapat 3. Bicara tepat di depan klien
berkomunikasi dengan baik
sensori yang tidak
berkomunikasi
kepada perawat
adekuat ditandai
dengan baik dengan
dengan klien sulit
anak,
fokus dan bicara
dengan :
klien tidak terlalu
-
jelas
dilakukan 1. Bina trust dengan klien dan keluarga 2. Alihkan fokus klien ke pembicaraan klien
kita sebagai perawat
4. Berikan pujian bila klien dapat berusaha mengungkapkan sesuatu
ditandai 5. Kolaborasi
Anak
Anak
mau
dalam
meningkatkan
hubungan
lebih
percaya
sehingga
anak
dapat
2. Bicara secara perlahan dan jelas agar anak dapat melihat gerakan mulut tentang apa yang akan kita utarakan. 3. Agar anak lebih jelas dan
berusaha
memperhatikan apa yang akan
mengutarakan yang
guru
memberikan asuhan kepada klien
merespon -
dengan
1. Untuk
kita katakana
diinginkan
4. Pujian
dengan isyarat
dapat
meningkatkan
motivasi anak untuk terus melakukan
komunikasi
dengan orang lain 5. Guru di sekolah merupakan
orang terdekat anak di sekolah dan lebih mengetahui semua
11
tentang anak terutama dalam gaya komunikasi yang baik 2.
Kecemasan
Setelah
(orangtua)
tindakan
dilakukan
keperawatan,
1. Tanamkan pada orang tua bahwa autis bukan aib. 2. Anjurkan
orang
tua
untuk
membawakan anak ke tempat terapi
menurun atau hilang
yang
berkualitas
baik
serta
melakukan secara konsisten.
menerima
kondisi
anaknya yang spesial. 4. Anjurkan
dari
sekitar
dapat
orang
menurunkan kecemasan pada orangtua 2. Terapi
pada
anak
dilakukan
3. Berikan motivasi kepada orang tua dapat
system
lingkungan
kecemasan orangtua
agar
1. Support
untuk
meningkatkan anak
kemampuan
autis
dalam
berkomunikasi tua
untuk
mengikuti perkumpulan orang tua
autis
dan
berperilaku. 3. Motivasi
merupakan
salah
dengan autis, seperti kegiatan autis
satu hal yang dapat memicu
awarness festival.
orangtua yang memiliki anak
5. Beritahukan
kepada
orang
tua
tentang pentingnya menjalankan terapi
secara
konsisten
dan
kontinue.
autis
agar
memandirikan anaknya
12
menerima
kekurangan anaknya. 4. Berbagi
dengan
penderita
6. Beri tahu ibu bagaimana cara
bisa
autis
menurunkan kecemasan
keluarga dapat tingkat
dari
orangtua
karena ternyata bukan hanya dia yang memiliki anak autis 5. Terapi yang kontinue dapat meningkatkan progres klien dalam memperbaiki keadaan klien 6. Agar anaknya tidak terlalu ketergantungan dengan ibunya 3.
Risiko tinggi
Setelah
dilakukan
1. Bina hubungan saling percaya.
cedera: menyakiti
tindakan
diri sendiri dan
keperawatan,
lingkungan b.d
ada cedera pada klien
menyakiti
kurang
dan
sendiri/lingkungan
pengawasan
disekitar klien
2. Awasi klien setiap saat untuk tidak
lingkungan
meminimalisir
perilaku diri
1. Untuk meningkatkan hubungan lebih percaya sehingga anak dapat berkomunikasi dengan baik kepada perawat 2. Pemantauan
3. Pertahankan lingkungan yang aman.
mencegah
klien terjadinya
dapat cedera
baik pada diri klien atau pada
4. Memberitahukan orangtua
untuk
kepada menjauhkan
anak kecil dari klien
oranglain 3. Lingkungan yang aman yang dibutuhkan
seperti
jauhkan
benda yang berbahaya dapat meminimalisir cedera yang parah
13
terjadinya
4. Karena klien suka bersikap kasar
terhadap
anak
kecil
sehingga menghindarkan anak kecil
di
meminimalisir
sekitar
klien
terjadinya
cedera terhadap lingkungan di sekitar klien
14
IV.
CATATAN KEPERAWATAN
Nama Klien
: An. L
Ruang
: SLB Cileunyi
Usia
: 15 tahun
Nama Mahasiswa
: Ayu Fitri Lestari
DX
Tanggal
Jam
1
21 November 2017
08.30
Implementasi
1.
Membina
trust
Evaluasi
dengan
klien
dan 1. Ibu klien dapat menceritakan awal
keluarga 2.
Paraf
mula anak terdiagnosa autis
Mengalihkan fokus klien ke pembicaraan 2. Fokus klien bisa teralihkan ketika kita sebagai perawat
di janjikan di beri pinjam Hp
3.
Berbicara tepat di depan klien
3. Fokus klien tertuju pada kita ketika
4.
Memberikan pujian kepada klien
saat
kita melihat matanya
klien dapat menuliskan nama ibu, ayah 4. Saat di suruh untuk menuliskan dan kakaknya 5.
nama ibu, ayah dan kakaknya,
Kolaborasi
dengan
memberikan
terapi
guru
dalam
salah satu bentuk pujian berupa
edukasi
berupa
kata “pintar” dan tos
mewarnai huruf.
5. Klien dengan perawat
15
dapat warna
mewarnai sesuai
huruf perintah
2
21 November 2017
09.45
1. Menanamkan pada orang tua bahwa autis bukan aib.
1. Ibu
mengatakan
memiliki
2. Menganjurkan
orang
tua
anak
bersyukur
dengan
autis
untuk
karena anak pemberian dari Allah
membawakan anak ke tempat terapi yang
2. Saat ini orangtua sedang vakum
berkualitas baik serta melakukan secara
untuk
konsisten.
melakukan terapi.
3. Memberikan motivasi kepada orang tua agar dapat menerima kondisi anaknya. 4. Menganjurkan mengikuti
orang
tua
perkumpulan
orang
5. Memberitahukan
3. Orangtua
anaknya
menyadari
kondisi
anaknya dan dapat menerima
untuk
anaknya.
tua
4. Orangtua
dengan autis
membawa
klien
sering
berinteraksi dengan ibu yang kepada
orang
tua
tentang pentingnya menjalankan terapi secara konsisten dan kontinue.
memiliki anak autis 5. Ibu klien mengatakan saat ini sedang sibuk untuk membawakan anaknya
menjalankan
terapi,
namun orangtua tahu pentingnya terapi untuk anaknya. 3.
21 November 2017
09.45
1. Membina hubungan saling percaya dengan klien dan orangtua. 2. Menganjurkan
keluarga
dengan untuk
mengawasi klien setiap saat untuk
16
1. Klien
dapat
berinteraksi
perawat
walaupun
masih dalam batas minimum, dan
ibu
klien
dapat
meminimalisir perilaku menyakiti
menceritakan
diri sendiri/lingkungan
dari anaknya
3. Mempertahankan lingkungan yang aman.
karakteristik
2. Ibu klien selalu menemani klien ketika di rumah
4. Memberitahukan kepada orangtua untuk menjauhkan anak kecil dari klien
3. Lingkungan di sekitar klien aman, tidak ada benda yang tajam, namun klien menggigit tangannya saat emosi 4. Ibu mengerti apa yang di sampaikan perawat
17
V. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien
: An.L
Ruang
Usia
: 15 tahun
Nama Mahasiswa
Dx
Tanggal
1
21 November 2017
: SLB :Ayu Fitri Lestari
Catatan Perkembangan
Paraf
S:O : Klien dapat berinteraksi
dengan perawat, klien dapat merespon apa yang di tanyakan perawat A: Masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi
a. Alihkan
fokus
pembicaraan
anak
kita
ke
sebagai
perawat b. Bicara tepat di depan anak c. Berikan pujian bila anak dapat berusaha
mengungkapkan
sesuatu d. Kolaborasi dalam
dengan
memberikan
guru asuhan
kepada anak 2
21 November 2017
S : Ibu mengatakan sudah dapat
menerima kondisi anaknya O : Kecemasan ibu menurun, ibu tahu pentingnya terapi untuk anaknya namun belum dapat mempraktekannya secara konsisten A: Masalah belum teratasi
18
P : lanjutkan intervensi
1. Anjurkan orang tua untuk membawakan anak ke tempat terapi yang berkualitas baik serta
melakukan
secara
konsisten. 2. Beritahukan kepada orang tua tentang
pentingnya
menjalankan
terapi
secara
konsisten dan kontinue. 3.
21 November 2017
S:O : Klien menggigit tangannya
saat emosi, tangan klien merah dan ada bekas gigitan A: Masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi
1. Awasi klien setiap saat untuk perilaku
meminimalisir menyakiti
diri
sendiri/lingkungan 2. Pertahankan
lingkungan
yang aman. 3. Memberitahukan kepada orangtua
untuk
menjauhkan anak kecil dari klien 21 November 2017
Ayu Fitri Lestari
19
Daftar Pustaka
Buku penanganan dan pendidikan autis di YPAC National institute of mental health. (2011). A parent’s guide to autism spectrum disorder, 3 – 9. National institute of mental health. (2015). Autism spectrum disorder. World health organisation (who). (2013). Autism spectrum disorders & other developmental disorders: from raising awareness to building capacity. World health organisation: meeting report, 1(september), 1 – 36. Cdc. (2016). Community report on autism. Www.Cdc.Gov/mmwr. United states: CDC. Griadhi, m. O. R., Ratep, N., Dan westa, W. 2012. Diagnosis dan penatalaksanaan autisme. Denpasar National institute of mental health (NIMH). (2006). “Autism spectrum disorders (per vasive
developmental
disorders)”,
available:
http://www.Nimh.Nih.Gov/publicat/autism.Cfm (accesed: 2006, september 24). National institute of neurological disorders and stroke (ninds). (2006). NINDS autism
information
page.
Available:
http://www.Ninds.Nih.Gov/disorders/autism/autism.Htm#what_is (accessed: 2006, september 25)
20