1
BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr Bel Belak akan angg Kanker serviks merupakan penyakit keganasan yang terjadi pada leher rahim. Perjalanan penyakit ini didahului dengan kondisi lesi pra-kanker serviks yaitu adanya displasia/neoplasia displasia/neoplasia intraepitel serviks (NI!. Penyakit kanker kanker serviks sejak tim"ulnya tim"ulnya displasia displasia hingga hingga tim"ulnya tim"ulnya #arsinom #arsinomaa in situ mem"utuhk mem"utuhkan an $aktu $aktu "ertahun-tahun. Penyakit ini meningkat dalam kejadian dan se"agai penye"a" kematian kematian tertinggi tertinggi pada $anita $anita usia su"ur su"ur di dunia% dunia% serta menjadi menjadi masalah masalah kesehatan utama "agi perempuan di Indonesia. &apat sem"uh jika penyakit ini dideteksi pada stadium a$al yaitu dalam tahap lesi pra-kanker (u$iyoga% '!. Kanker serviks masih menjadi penye"a" kematian utama pada $anita ()erlay% '*!. aat ini kanker serviks menduduki urutan ke dua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan di dunia dan urutan pertama untuk $anita di negara sedang "erkem"ang. &ari data Badan Kesehatan &unia (+,!% diketahui terdapat 0.'0 ji$a per tahun penderita kanker serviks "aru di dunia dengan angka kematian karena karena kanker kanker ini se"any se"anyak ak '10.22 '10.22 ji$a ji$a per tahun tahun (3milia% (3milia% '*!. '*!. &iperkira &iperkirakan kan terda terdapa patt 2'. 2'. kasu kasuss "aru "aru pada pada tahu tahunn '4 '4 di selu seluru ruhh duni dunia% a% deng dengan an 445 445 diantaranya terjadi di negara "erkem"ang ()erlay% '*!. +alaupun kanker serviks merupakan penyakit yang dapat di#egah% sayangnya hanya 25 saja $anita di negara "erkem"ang yang dilakukan pemeriksaan deteksi dini untuk kanker serviks ini (Levine% '**!. &eteksi dini dan pengelolaan yang tepat penting dilakukan pada kanker serviks dalam stadium a$al% hal terse"ut akan mem"erikan hasil penyem"uhan antara 66%05 sampai 25. Pemeriksaan dengan Pap smear/tes pap adalah salah satu metode skrining yang digunakan dalam menemukan kondisi lesi pra-kanker leher rahim. Pemeriksaan dengan Pap smear memiliki sensitivitas 2*5 serta spesivisitas 45. Pap smear merupakan alat skrining yang mampu mendeteksi adanya sel-sel a"normal a"normal sehingga sehingga mampu mampu men#egah men#egah perkem"an perkem"angan gan penyakit penyakit apa"ila apa"ila dilakukan dilakukan se#ara se#ara dini. Pap smear mampu mampu menurunkan menurunkan angka kejadian kejadian kanker kanker serviks invasi7 invasi7 se"esar 6-165 dan mortalitas kanker serviks se"esar 2-65 di negara-negara maju (u$iyoga% '!. 8enurut Allian#e 7or 9ervi#al 9an#er Prevention (A99P! tahun '% di "e"erapa negara "erkem"ang% angka kematian yang ditim"ulkan oleh kanker serviks "ahkan mele"ihi kematian oleh penye"a" o"stetri. elama "e"erapa $aktu penelitian%
2
menu menuru rutt A99P 99P% perk perkem em"a "ang ngan an prog progra ram m dete deteks ksii dini dini di nega negara ra "erk "erkem em"a "ang ng "erlangsung lam"at atau "ahkan tidak ada. ,al ini dise"a"kan oleh kurangnya perhatian stakeholder dalam mengadakan program serta tidak adanya panduan praktis sehu sehu"u "ung ngan an deng dengan an prog progra ram m dete deteks ksii dini dini ters terse" e"ut ut.. :ika :ika prog progra ram m yang yang tela telahh disesuaikan dengan suatu daerah atau negara terse"ut dilaksanakan dengan "aik% maka "ukan tidak mungkin angka mortalitas aki"at kanker serviks dapat ditekan seperti halnya yang telah dilakukan dan ter"ukti di negara maju yang memiliki program deteksi dini yang "aik.
2
menu menuru rutt A99P 99P% perk perkem em"a "ang ngan an prog progra ram m dete deteks ksii dini dini di nega negara ra "erk "erkem em"a "ang ng "erlangsung lam"at atau "ahkan tidak ada. ,al ini dise"a"kan oleh kurangnya perhatian stakeholder dalam mengadakan program serta tidak adanya panduan praktis sehu sehu"u "ung ngan an deng dengan an prog progra ram m dete deteks ksii dini dini ters terse" e"ut ut.. :ika :ika prog progra ram m yang yang tela telahh disesuaikan dengan suatu daerah atau negara terse"ut dilaksanakan dengan "aik% maka "ukan tidak mungkin angka mortalitas aki"at kanker serviks dapat ditekan seperti halnya yang telah dilakukan dan ter"ukti di negara maju yang memiliki program deteksi dini yang "aik.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. &e7i &e7ini nissi Lesi Lesi prapra-ka kank nker er lehe leherr rahi rahim m meru merupa paka kann a$al a$al dari dari peru peru"a "aha hann menu menuju ju karsinoma leher rahim. Pada dasarnya 7aktor resiko lesi pra-kanker dan kanker leher rahim adalah sama. Leher ;ahim se#ara alami melalui proses pertum"uhan sel a"normal aki"at saling menekan pada ke dua lapisan pada leher rahim. &engan masuknya virus% portio yang dalam keadaan erosi (metaplasia skuamosa! yang a$alnya 7isiologik menjadi "erkem"ang ke arah a"normal (displastik-diskariotik! mele mele$a $atiti ting tingka kata tann 9IN 9IN I% kars karsin inom omaa yang yang se#a se#ara ra klas klasik ik diny dinyat atak akan an dapa dapatt "erkem"ang menjadi NI II% dan kemudian menjadi NI III dan selanjutnya "erkem"ang menjadi KI/Karsinoma Leher ;ahim. Konsep regresi yang spontan serta lesi yang persisten persisten menunjukkan menunjukkan lesi pra-kanker pra-kanker tidak seluruhnya "erkem"ang menjad menjadii invasi invasi7%7% se"ag se"agian ian kasus kasus antara antara 0-15 0-15 dapat dapat menja menjadi di norma normall kem"al kem"alii sehingga diakui "ah$a masih "anyak 7aktor yang "erpengaruh (Andrijono% '*0!. B. 3pid 3pidem emio iolo logi gi e#ara glo"al% kanker kanker leher rahim rahim menyum"ang menyum"ang sekitar 20. 20. kasus kanker kanker "aru di seluruh dunia dunia dan '12. '12. orang mengalami mengalami kematian pada tahun '4. Kasus Kasus "aru kanker leher rahim 465 terjadi di negara-negara "erkem"ang.
4
le"ih sering terjadi pada kelompok $anita minoritas seperti imigran =ietnam% A7rika dan $anita India. ,al ini "erkaitan dengan anggapan mereka "ah$a $anita yang tidak "erganti-ganti pasangan (promikuitas! tidak perlu melakukan Pap Smear . Proyeksi menunjukkan "ah$a pada tahun '0% hampir setengah juta $anita meninggal karena kanker leher rahim% dengan le"ih dari 45 dari kematian ini diperkirakan akan terjadi pada rendah dan menengah negara "erpenghasilan rendah (Ameri#an 9an#er o#iety% '4!. 9. 3tiologi ,P= merupakan virus &NA epitheliotropi#% oleh karena itu mengin7eksi kulit dan mukosa.
mur Pada dekade tahun 1-an dilaporkan "ah$a umur merupakan 7aktor risiko kanker leher rahim. &ata dari "e"erapa rumah sakit pusat pendidikan menyatakan "ah$a umur pasien kanker leher rahim ter"anyak adalah 22-24 tahun. Pada dekade -an umur kasus kanker leher rahim ter"anyak antara 0-1 tahun seperti yang dilaporkan oleh ;umah akit &r. ,asan adikin Bandung mendapatkan umur ter"anyak 2-2 tahun dan ;umah akit anglah &enpasar *-4 tahun (u$iyoga% '!. Pada penelitian retrospekti7 terhadap '.6'4 $anita% didapatkan "ukti insiden dan derajat keganasan le"ih "anyak terjadi pada $anita usia tua. Proporsi $anita diatas 02 tahun yang menderita kanker leher rahim meningkat dari 5 •
5
•
•
menjadi '25% dan pada tiap penelitian ditemukan "ah$a $anita tua mempunyai risiko metastasis lim7onodus yang le"ih "esar. Insidensi metastasis lim7onodus pelvis pada $anita tua meningkat dari '05 menjadi 5 selama periode 0 tahun. +anita yang rentan menderita kanker leher rahim adalah yang "erusia antara 02-2 tahun% terutama yang telah akti7 se#ara seksual se"elum usia *6 tahun (;asjidi% '!. Paritas Paritas meningkatkan insiden kanker leher rahim% le"ih "anyak merupakan re7leksi dari akti7itas seksual dan saat mulai kontak seks pertama kali dari pada aki"at trauma persalinan. Paritas hanya menye"a"kan peru"ahan NI yang tidak tergantung ,P=. +right melaporkan "ah$a umur pada kehamilan pertama le"ih "erperan di"andingkan dengan jumlah persalinan% tetapi "agaimana pun jumlah persalinan juga merupakan 7aktor prognostik (+right% '2!. Pada $anita dengan paritas 6 atau le"ih mempunyai risiko untuk menjadi kanker serviks '%2 kali le"ih "esar di"andingkan dengan $anita dengan paritas tiga atau kurang. 3versi epitel kolumner selama kehamilan menye"a"kan dinamika "aru epitel metaplastik matur sehingga meningkatkan risiko trans7ormasi sel. Pada kehamilan% progesteron dapat menginduksi onkogen ,P= menjadi sta"il sehingga terjadi integrasi &NA virus ke dalam genom penjamu dan menurunnya keke"alan mukosa ?ona trans7ormasi. ,al ini dapat menjelaskan peningkatan resiko neoplasia serviks pada paritas yang semakin tinggi. ,al yang sama yaitu perempuan dengan 2-*' anak di"andingkan - anak memiliki peningkatan resiko kanker serviks se"anyak '%6 kali. Kehamilan le"ih dari memiliki resiko yang kuat untuk menderita kanker leher rahim (sia &ini Ber"agai penelitian menunjukkan terdapat hu"ungan yang "ermakna antara lesi pra-kanker dan kanker serviks dengan hu"ungan seksual pada usia dini% khususnya se"elum umur *6 tahun. )aktor resiko ini dihu"ungkan dengan karsinogen pada ?ona trans7ormasi yang sedang "erkem"ang dan paling "er"ahaya apa"ila terpajan ,P= dalam 2-* tahun setelah menars.atu dekade terakhir perhatian di7okuskan pada ,P= se"agai agen etiologi primer patogenesis lesi pra-kanker leher rahim (+right% '2!. Berdasarkan "er"agai penelitian% hu"ungan seks usia dini% di "a$ah umur ' tahun memiliki kemungkinan 0 kali le"ih "esar untuk menderita kanker leher rahim daripada perempuan saat melakukan hu"ungan seks diatas umur ' tahun. Pada penelitian yang dilakukan
6
•
•
•
uriani ('**! di Ke#amatan Payangan didapatkan "ah$a umur menikah di "a$ah 'tahun dapat meningkatkan resiko terjadinya lesi pra-kanker leher rahim se"esar 0 kali di"andingkan menikah umur di atas ' tahun. Kontrasepsi ,ormonal Penggunaan kontrasepsi oral dilaporkan meningkatkan insiden NI meskipun se#ara tidak langsung% diduga memper#epat perkem"angan progresivitas lesi. Pendapat ini masih kontroversi se"a" penelitian lain tidak menemukan hu"ungan yang jelas antara kontrasepsi oral dengan NI. Peru"ahan epitel serviks terlihat setelah pemakaian pil kontrasepsi 2 tahun "erturut-turut (;usmana% '!. Penggunaan kontrasepsi hormonal terutama pil KB kemungkinan mengurangi kadar vitamin 9% B*'% B6% asam 7olate B' dan ?in# yang terli"at dalam keke"alan tu"uh.
7
•
tatus sosial ekonomi rendah meningkatkan insiden kanker serviks yang "erhu"ungan dengan status gi?i. tatus gi?i "erhu"ungan dengan daya tahan tu"uh terhadap in7eksi maupun kemampuan mela$an keganasan. tatus gi?i dan peranan mikronutrien seperti kekurangan ink% 9uprum% asam 7olat juga diduga se"agai 7aktor resiko kanker serviks. Pengolahan makanan dalam suhu tinggi pada makanan yang mengandung protein dan lemak yang tinggi akan mem"entuk "er"agai senya$a mutagenik (,a#ker% '!. +anita dengan status gi?i "uruk sangat mudah terin7eksi virus ,P=. eseorang dengan diet ketat akan menim"ulkan de7isiensi vitamin A% 9% dan 3 dan menurunnya daya imunitas% yang mengarah pada "erkem"angnya penyakit dengan mudah. Kekurangan yang sangat "ermakna dari retinol dapat meningkatkan kemungkinan displasia serviks% dan mempermudah terin7eksi ,P= se#ara independen. &emikian pula pada perempuan dengan kekurangan vitamin 9 pada makanan dalam jangka $aktu lama sehingga kadar vitamin 9 rendah dalam tu"uh% memiliki kemungkinan terjangkit virus ,P= yang le"ih tinggi. )olat adalah salah satu 7aktor nutrisi yang memegang peranan dalam proses karsinogenesis serviks. Kekurangan 7olat menim"ulkan inkorporasi &NA ,P= pada situs kromosom sehingga menjadi rapuh yang dapat memudahkan terjadinya trans7ormasi ke arah keganasan (Ameri#an 9an#er o#iety% '4!. ;i$ayat In7eksi 8enular eksual Human Immunodeficiency Virus (,I=! diduga "erhu"ungan dengan lesi prakanker dan kanker leher rahim atas dasar sistem imunitas "erperan penting pada proses keganasan. istem imunitas yang tertekan merupakan predisposisi in7eksi virus onkogenik% apalagi dengan keadaan mekanisme regulator sel yang sudah terganggu akan memper#epat perkem"angan keganasan. Insiden NI meningkat pada kasus ,I=. In7eksi kelamin lain diduga se"agai 7aktor yang meningkatkan terjadinya kanker pada leher rahim. Keadaan yang tidak "er"eda se#ara statistik "ah$a responden dengan ri$ayat penyakit kelamin memiliki potensi yang kuat untuk terkena kanker leher ;ahim. Prevalensi tinggi patogen menular seksual terjadi pada semua $anita yang pernah terin7eksi I8. Keputihan yang di"iarkan terus menerus tanpa dio"ati serta adanya I8 yaitu penyakit yang mudah menular melalui hu"ungan seks yang tidak aman antara lain syphilis% gonorrhea% herpes simpleC% #andidiasis% "akterial vaginosis% kutil kelamin% tri#homoniasis yang sering disertai keluhan keputihan a"normal dapat meningkatkan terjadinya kanker
8
•
leher rahim. I"u rumah tangga yang pernah menderita I8 tidak memiliki hu"ungan terhadap kejadian lesi pra-kanker leher rahim. Sell clue yang menandakan adanya vaginosis "akteri pada *5 hasil Pap Smear dengan semua kasus 9IN% le"ih umum terjadi pada $anita dengan vaginosis "akteri (etiati% '!. Perilaku eksual Perilaku seksual "erganti-ganti pasangan pada pernikahan le"ih dari satu kali se#ara "ermakna meningkatkan peluang terjadinya kanker leher rahim% penis dan vulva. ntuk resiko terkena lesi pra-kanker leher rahim pada $anita yang memiliki jumlah pasangan seksual @* orang adalah 0%* kali le"ih tinggi di"anding mereka yang mempunyai pasangan seksual * orang% setelah dikontrol varia"el umur dan kejadian lesi pra-kanker pada seorang $anita dapat di#egah 1%5 "ila tidak mempunyai jumlah pasangan seksual @* (
3. Patogenesis Kanker leher rahim 2 5 terdiri dari karsinoma skuamosa dan sisanya merupakan adenoma karsinima dan jenis kanker lain. ,ampir semua kanker leher rahim di dahului derajat pertum"uhan pra-karsinoma yaitu displasia dan karsinoma in situ. Proses peru"ahan dimulai didaerah sam"ungan skuamosa-kolumner (K! dari selaput lendir porsiogan. 8etaplasia adalah peru"ahan arah di77erensial epitel. Pada (endo! serviks uteri hal ini "erarti "aha$a lapisan yang dikelilingi oleh epitel sel toraks "eru"ah menjadi epitel skuamosa atau sel gepeng yang selanjutnya se#ara mor7ologik normal. 8etaplasia seluruhnya "ersi7at reversi"el dan dapat dalam "er"agai epithelial se"agai reaksi terhadap terus-menerus% epitel metaplastik ini menunjukkan aktivitas proli7erasi yang meningkat dan di7erensiasi yang menurun. Inti sel yang le"ih "esar dan kromatin "eru"ah teksturnya yang dise"ut se"agai sel displatik. Berdasarkan pada peru"ahan moro7ologinya% displasia dikelompokkan menjadi tingkatan ringan% sedang% dan "erat. Akhirnya gam"aran sel demikian
9
atipiknya sehingga sel tampak se"agai sel kanker. Peru"ahan ini "iasanya terjadi di daerah trans7ormasi. Akan tetapi% selama "elum terdapat pertum"uhan in7iltrati7% yang merupakan tanda yang khas untuk pertum"uhan maligna hal ini masih dise"utkan se"agai #ar#inoma in situ (=inay dan ;am?i% '1!. ). Pato7isiologi ntuk terjadinya karsinoma in situ dan displasia ringan memerlukan $aktu sekitar lima tahun% tiga tahun dari displasia sedang dan satu tahun dari displasia "erat.
Gambar 1: Perjalanan Kanker Serviks
. Klasi7ikasi tadium Kanker Leher ;ahim (Kanker erviks! >ntuk tum"uh menjadi kanker leher rahim di"utuhkan "e"erapa tahun sejak sel-sel leher rahim mengalami peru"ahan. el-sel leher rahim a"normal yang
10
"ukan merupakan sel kanker namun dapat "erkem"ang menjadi kanker dise"ut dengan #ervi#al intra-epithelial neoplasia (9IN!. 9IN juga dise"ut se"agai sel-sel prekanker yang jika tidak ditangani le"ih lanjut akan "erpotensi untuk "erkem"ang menjadi kanker. Namun tidak semua $anita yang memiliki 9IN akan menderita kanker. Ke"eradaan 9IN identik dengan displasia. 8enurut International )ederation o7 yne#ologists and "stetri#ians ()I!% perkem"angan kanker leher rahim di"agi menjadi 2 stadium "erdasarkan ukuran tumor% kedalaman penetrasi pada leher rahim dan penye"aran kanker di dalam maupun diluar leher rahim. tadium-stadium terse"ut adalah se"agai "erikutD Tabel 1. Sa!i"m Kanker Serviks #en"r" Klasi$ikasi %IG& %IG&
I IA IA* IA' IB IB* IB' II
IIA IIB III
IIIA IIIB I=A
DESK'IPSI
KATEG&'I TN#
<'a <'" <0
<0a <0" <a
11
I=B
true pelvis 8etastasis jauh
<"
Klasi7ikasi ,istopatologi 9IN I D proli7erasi sel-sel a"normal mengenai kurang dari */0 "agian "a$ah te"alnya lapisan epitel serviks. 9IN II D proli7erasi sel a"normal mengenai '/0 "agian "a$ah te"alnya lapisan sel epitel serviks. 9IN III D proli7erasi sel a"normal mengenai le"ih dari '/0 "agian "a$ah te"alnya * apisan epitel serviks (:ulisar% '!. Progresivitas dari 9IN menjadi kanker serviks memerlukan $aktu ratarata le"ih dari *' tahun dan resiko progresitivitasnya meningkat dengan semakin tingginya tingkat 9IN (9IN III atau karsinoma in situ!% tetapi ke#epatan progresitivitas terse"ut tidak seragam. >mur rata-rata $anita dengan 9IN adalah '2 sampai 0 tahun dan umur rata-rata $anita dengan kanker serviks adalah sampai 2 tahun. Karsinoma in situse#ara jelas merupakan prekursor karsinoma invasi7 pada 1 5 $anita yang diikuti tanpa terapi setelah diagnosis karsinoma in situ ditegakan. Namun% pada apusan sitologik% lesi pra-kanker haya di"agi menjadi dua kelompokD Lesi Intraepitelial epeng (IL! derajat ringan dan Lesi Intraepitelial epeng (IL! derajat tinggi. Lesi derajat ringan sesuai dengan 9IN I atau kondiloma datar dan lesi derajat "erat sesuai dengan 9IN II dan 9IN III (;asjidi% '!.
Gambar (. Klasi$ikasi Kanker Serviks
Klasi7ikasi histologik kanker serviks ada "e"erapa% di antaranya D *! kuamous #ar#inoma G Keratini?ing
12
'!
0!
! 2! 6! 1!
G Large #ell non keratini?ing G mall #ell non keratini?ing G =erru#ous Adeno #ar#inoma G 3ndo#ervi#al G 3ndometroid (adeno#anthoma! G 9lear #ell - paramesonephri# G 9lear #ell - mesonephri# G erous G Intestinal 8iCed #ar#inoma G AdenosHuamous G 8u#oepidermoid G lossy #ell G Adenoid #ysti# >ndi77erentiated #ar#inoma 9ar#inoma tumor 8alignant melanoma 8aliganant non-epithelial tumors G ar#omaD miCed mullerian% leiomysar#oma% rha"domyosar#oma G Lymphoma (;asjidi% '!.
,. ejala Klinis 8enurut amadi ('**!% peru"ahan pra-kanker pada serviks "iasanya tidak menim"ulkan gejala dan peru"ahan ini tidak terdeteksi ke#uali jika $anita terse"ut menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear. ejala "iasanya "aru mun#ul ketika sel serviks yang a"normal "eru"ah menjadi keganasan dan menye"ar ke jaringan di sekitarnya.ejala klinis jika sudah menjadi kanker serviks dapat di"edakan dalam "e"erapa tahapan atau stadium kanker serviks% yaitu se"agai "erikutD ejala a$alD Perdarahan le$at vagina% "erupa pendarahan pas#asanggama atau perdarahan spontan di luar masa haid Keputihan yang "erulang% tidak sem"uhsem"uh $alaupun telah dio"ati. Keputihan "iasanya "er"au% gatal% dan panas karena sudah mengalami in7eksi sekunder. ejala lanjutD 9airan yang keluar dari liang vagina "er"au tidak sedap% nyeri (panggul% pinggang% dan tungkai!% gangguan "erkemih% nyeri di kandung kemih dan rektum/anus. Kanker telah menye"ar/metasisD
13
&iagnosis ditegakkan atas atas dasar anamnesis% pemeriksaan klinik. Pemeriksaan klinik ini meliputi palpasi% inspeksi% kolposkopi% kuret endoserviks% sistoskopi% proktosk% I=P JII% 7oto thoraC dan tulang. Ke#urigaan metastasis ke kandung kemih atau rektum harus dikon7irmasi dengan "iopsi dan histologik. Konisasi dan amputasi serviks dianggap se"agai pemeriksaan klinik. Khusus pemeriksaan sistoskopi dan rektoskopi dilakukan hanya pada kasus dengan stadium IB' atau le"ih. tadium kanker serviks didasarkan atas pemeriksaan klinik oleh karena itu pemeriksaan harus #ermat kalau perlu dilakukan dalam narkose. tadium klinik ini tidak "eru"ah "ila kemudian ada penemuan "aru. Kalau ada keraguan dalam penentuan maka dipilih stadium yang le"ih rendah. Pemeriksaan lain se"agai opsional seperti 9< s#an% 8;I% lim7oangiogra7i % arteriogra7i% venogra7i% laparoskopi% fine needle aspiration ()NA! "erman7aat untuk ren#ana pengo"atan tetapi tidak meru"ah stadium klinik. Persiapan pengo"atan perlu pemeriksaan darah tepi lengkap JI% kimia darah JII. Pemeriksaan 7aktor pem"ekuan darah diperlukan "ila ren#ana pengo"atan denganoperasi. Petanda tumor 99 (untuk skuamosa! atau 93A atau 9a-*'2 (untuk adenokarsinoma! merupakan pemeriksaan opsional (Kemenkes% '*2!. tadium klinik seharusnya tidak "eru"ah setelah "e"erapa kali pemeriksaan. Apa"ila ada keraguan pada stadiumnya maka stadium yang le"ih dini dianjurkan. Pemeriksaan "erikut dianjurkan untuk mem"antu penegakkan diagnosis seperti palpasi% inspeksi% kolposkopi% kuretase endoserviks% histeroskopi% sistoskopi% proktoskopi% intravenous urography% dan pemeriksaan E-ray untuk paru-paru dan tulang. Ke#urigaan in7iltrasi pada kandung kemih dan saluran pen#ernaan se"aiknya dipastikan dengan "iopsi. Kolonisasi dan amputasi serviks dapat dilakukan untuk pemeriksaan klinis. Interpretasi dari lim7angogra7i% arteriogra7i% venogra7i% laparoskopi% ultrasonogra7i% 9<-s#an dan 8;I sampai saat ini "elum dapat digunakan se#ara "aik untuk staging karsinoma atau deteksi penye"aran karsinoma karena hasilnya yang sangat su"yekti7 (uharto% '1!. :. &eteksi &ini (Skrining ! Ke"anyakan kanker serviks dapat di#egah. Ada dua #ara untuk men#egah penyakit ini yaituD Pertama% menemukan dan mengo"ati pra-kanker serviks se"elum menjadi kanker serviks. Kedua% men#egah terjadinya pra-kanker serviks. 8aka #ara ter"aikuntuk mengatasinya adaah deteksi dini alias tidak menunggu sampai gejala mun#ul (oe"a#hman% '**!. krining pemeriksaan kanker serviks
14
yang dapat dilakukan dapat dilakukan yakniD tes pap smear% I=A% kolposkopi% servikogra7i% tes ,P= (Nuranna% '*!. 8enurut oe"a#hman ('**!% pedoman untuk melakukan deteksi dini kanker serviks yaitu se"agai "erikutD Pertama% para $anita harus mulai melakukan tes pap smear sekitar 0 tahun setelah mereka melakukan hu"ungan seks% tetapi tidak le"ih tua dari usia '* tahun. Kedua% pengujian harus dilakukan setiap tahun jika tes pap smear "iasa digunakan% atau setiap ' tahun jika tes pap smear "er"asis #airan digunakan. Ketiga% dimulai pada usia 0 tahun% para $anita yang mempunyai hasil tes normal se"anyak 0 kali "erturut-turut mungkin dapat menjalani tes Pap mear setiap ' sampai 0 tahun sekali. Keempat% pilihan lain untuk $anita di atas 0 tahun adalah menjalani tes Pap mear setiap 0 tahun sekali plus tes ,P= &NA. Kelima% $anita yang memiliki 7aktor resiko tertentu (seperti in7eksi ,I= atau punya imunitas lemah! harus mendapatkan tes pap smear setiap tahun. Keenam% $anita yang memiliki 7aktor resiko tertentu (seperti in7eksi ,I= atau punya imunitas lemah! harus mendpatkan tes pap smear setiap tahun.
Pap Smear Test
Pap smear test atau papani#olaou smear diam"il dari nama dokter unani yang menemukan metode ini% yaitu oerge N. Papani#olaou% yang meran#ang metode me$arnai pulasan sampel sel-sel untuk diperiksa sekitar 2 tahun yang lalu. Pap smear test merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks! menggunakan alat yang dinamakan spekulum dan dilakukan oleh "idan ataupun ahli kandungan. Pemeriksaan ini "erman7aat mengetahui adanya ,P= ataupun sel karsinoma penye"a" kanker serviks (
15
d! Karsinoma in situ (kanker yang ter"atas pada lapisan serviks yang paling luar!% e! Kanker invasi7 (kanker telah menye"ar ke lapisan serviks yang le"ih dalam atau ke organ tu"uh lainnya!. I=A (Inspeksi =isual Asam Asetat! I=A singkatan dari Inspeksi =isual dengan Asam Asetat% yaitu suatu metode pemeriksaan dengan mengoles serviksa atau leher rahim menggunakan lidi $otten yang telah di#elupkan ke dalam asam asetat atau asam #uka 0-2 5 dengan mata telanjang (Kumalasari dan Andhyantoro% '*'!. Bila terdapat lesi kanker% maka akan terjadi peru"ahan $arna agak keputihan pada leher rahim yang diperiksa (
16
(senvisitis! atau kelainan jinak lainnya (polip serviks!% #! I=A positi7 yakni apa"ila ditemukan "er#ak putih ( aceto white epithelium! kelompok ini yang menjadi sasaran temuan screening kanker serviks dengan metode I=A karena temuan ini mengarah pada diagnosis serviks pra-kanker% d! I=A kanker serviks tahap ini "erupaya untuk penurunan temuan stadium kanker serviks sehingga masih akan "erman7aat "agi '2 penurunan kematian aki"at kanker serviks% yakni ditemukan pada stadium invasi7 dini (stadium IB-II A!. Thin Prep ( Liquid ase Cytology! 8etode thin prep le"ih akurat di"andingkan dengan pap smear test. :ika pap smear test hanya mengam"il se"agian dari sel-sel di serviks atau leher rahim% maka thin prep akan memeriksa seluruh "agian serviks atau leher rahim yang tentu hasilnya pun akan jauh le"ih akurat dan tepat. ntuk mem"antu menentukan stadium kanker% dilakukan "e"erapa pemeriksaansistoskopi% rontgen dada% urogra7i intravena% sigmoid-oskopi% s#anning tulang dan hati% "arium enema (Indra$ati% '!. Kolposkopi :ika semua hasil tes pada metode se"elumnya menunjukkan adanya in7eksi atau kejanggalan% maka selanjutnya prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan
17
menggunakan alat yang dilengkapi lensa pem"esar untuk mengamati "agian yang terin7eksi. ,al ini "ertujuan untuk menentunkan ke"eradaan lesi atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim (
&okter mengam"il se"uah sampel jaringan "er"entuk keru#ut. e"uah coni!ation% atau "iopsi keru#ut% memungkinkan ahli patologi melihat apakah ada sel-sel a"normal dalam jaringan di "a$ah permukaan leher rahim. Para dokter mungkin melakukan tes ini di rumah sakit dengan anestesi/"ius total. Pengam"ilan sampel jaringan dari leher rahim dapat menye"a"kan perdarahan. &aerah ini "iasanya sem"uh dengan #epat. Be"erapa $anita juga merasakan rasa sakit yang mirip dengan kram menstruasi. &okter dapat meresepkan o"at yang akan mem"antu mengurangi rasa sakit. Biopsi &engan "ius lokal% jaringan yang dimiliki $anita diam"il di tempat praktek dokter. Lalu seorang ahli patologi memeriksa jaringan di "a$ah mikroskop untuk memeriksa adanya sel-sel a"normal. Pun#h Biopsi &okter menggunakan alat yang tajam untuk menjumput sampel ke#il jaringan serviks. L33P
18
&okter menggunakan loop ka$at listrik untuk mengiris sepotong% "ulat tipis dari jaringan serviks. 3ndoservikal kuret &okter menggunakan kuret (alat% ke#il "er"entuk sendok! untuk mengikis #ontoh ke#il jaringan dari leher rahim. Be"erapa dokter mungkin menggunakan kuas tipis lem"ut% "ukan kuret (Bryant% '*'!.
K. Penatalaksanaan Kanker erviks dapat disem"uhkan% kemungkinan ke"erhasilan terapi kanker leher rahim stadium I adalah 425% stadium II adalah 65% stadium III adalah 5. Pengo"atan kanker leher rahim tergantung stadium penyakit. Pada stadium IB-IIA dapat dio"ati dengan pem"edahan% radiasi (penyinaran! dan kemoterapi. edangkan stadium IIB ke atas dio"ati dengan radiasi saja atau kom"inasi radiasi dengan kemoterapi (kemoradiasi!. Pem"edahan dilakukan dengan mengam"il daerah yang terserang kanker% "iasanya uterus "eserta leher rahimnya. Bentuk pem"edahan antara lainD *! Cryosurgery yaitu pengo"atan dengan #ara mem"ekukan dan menghan#urkan jaringan a"normal ("iasanya untuk stadium pra-kanker leher rahim!. '! Bedah laserD untuk memotong jaringan atau permukaan lesi pada kanker leher rahim. 0! Loop "lectrosurgical "#cision Procedure (L33P!D menggunakan arus listrik yang dile$ati pada ka$at tipis untuk memotong jaringan yang a"normal kanker leher rahim. !
o
o
o
o o o o
19
Kolposkopi tidak memuaskan konisasi.
o
o
o
o
20
yang mengalami nekrotik terletak di "a$ahnya. =olume jaringan yang menguap atau se"anding dengan kekuatan dan lama penyinaran. '!
o
o
o
o
o
21
o
o
o
neoajuvan terle"ih dahulu dan dilakukan nilai ulang paska kemoterapi neoajuvan untuk opera"ilitasnya. ". perati7 ,isterektomi radikal dan pelvik lim7adenektomi Pem"erian radioterapi (;
22
o
o
radiasi/kemoradiasi M de7initi7 ;adiasi% atau kemoradiasi M dengan #isplatin mingguan atau kemoradiasi M #isplatin-i7os7amide 0 mingguan. tadium IIB Pilihan D a. Neoajuvan kemoterapi (tiga seri! dilanjutkan radikal histerektomi dan pelviklim7adenektomi. ". ;adiasi atau Kemoradiasi% 1 Kemoterapi * mingguan tadiumIII A III B
Kemoradiasi Kemoterapi radiasi Catatan' ilater dapat o$struksi ureter dilakukanpemasangan () stent*nefrostomi dan hemodialisa+ o
tadium I= A ;adiasi dan atau kemoradiasi (IIC! mingguan/ 0 mingguan ;adiasi #. ;espon (! D ;adiasi 3ksterna dilanjutkan sampai 2 y ditam"ah B< 'C 42 #y/ 0C1 #y. ;espon (‐! D
o
tadium I= B
23
Pasien dengan stadium F% dan usia muda (F tahun! se"aiknya dilakukan transposisi ovarium (Kemenkes% '*2!.
Gambar ). Pan!"an Taalaksana *a *ervi+
L. Pen#egahan *! Pen#egahan Primer 9ara ter"aik untuk men#egah kanker serviks adalah dengan s#reening ginekologi dan jika di"utuhkan dilengkapi dengan treatment yang terkait dengan kondisi prakanker. Be"erapa hal ini yang dapat dilakukan dalam usaha pen#egahan terjadinya kanker serviks antara lainD =aksin ,P=D e"uah studi menyatakan "ah$a kom"inasi vaksinasi ,P= dan s#reening dapat mem"erikan man7aat yang "esar dalam pen#egahan penyakit ini. =aksin ,P= dapat "erguna dan cost effecti&e untuk '4 mengurangi kejadian kanker serviks dan kondisi pra-kanker% khususnya pada kasus yang ringan. =aksin ,P= yang terdiri dari ' jenis ini dapat melindungi tu"uh dalam mela$an kanker yang dise"a"kan oleh ,P= 6 dan **% juga ,P= *6 dan *4. 8an7aat terse"ut telah diuji pada uji klinis tahap III dan harus dapat di$ujudkan dalam $aktu dekat. Keyakinan hasil uji klinis tahap III ini •
24
menunjukkan "ah$a vaksin-vaksin terse"ut dapat mem"antu menangkal in7eksi ,P= dari tipe-tipe diatas dan men#egah lesi pra-kanker pada $anita yang "elum terin7eksi ,P= se"elumnya (&epkes ;I% '4!. Penggunaan kondomD Para ahli se"enarnya sudah lama meyakininya% tetapi kini mereka punya "ukti pendukung "ah$a kondom "enar-"enar mengurangi risiko penularan virus penye"a" kutil kelamin ( genital warts! dan "anyak kasus kanker leher rahim. ,asil pengkajian atas 4' orang yang dipu"likasikan di ,ew "ngland )ournal of .edicine memperlihatkan "ah$a $anita yang mengaku pasangannya selalu menggunakan kondom saat "erhu"ungan seksual kemungkinan 1 persen le"ih ke#il terkena in7eksi human papillomavirus (,P=! dis"anding $anita yang pasangannya sangat jarang (tak sampai 2 persen dari seluruh jumlah hu"ungan seks! menggunakan kondom. ,asil penelitian memperlihatkan e7ektivitas penggunaan kondom di Indonesia masih tergolong rendah. &ari survey &emogra7i Kesehatan Indonesia pada '0 (BP-BKKBN! diketahui "ah$a ternyata ' penggunaan kondom pada pasangan usia su"ur di negara ini masih sekitar % persen. irkumsisi pada priaD e"uah studi menunjukkan "ah$a sirkumsisi pada pria "erhu"ungan dengan penurunan resiko in7eksi ,P= pada penis dan pada kasus seorang pria dengan ri$ayat multiple seCual partners% terjadi penurunan resiko kanker serviks pada pasangan $anita mereka yang sekarang (9astellsague dkk.% '4!. '! Pen#egahan ekunder Pen#egahan sekunder "ertujuan untuk menemukan kelainan lesi pra-kanker dan mengo"ati lesi pra-kakanker yang ditemukan sehingga lesi pra-kanker tidak "erlanjut menjadi kanker serviks. Pen#egahan sekunder termasuk skrining dan deteksi dini seperti pap smear% Kolposkopi dan Inspeksi visual dengan asam asetat (I=A!. Pap mear merupakan standar emas program skrining karena pemeriksaan ini mudah dikerjakan% #epat dan tidak sakit serta dapat dilakukan setiap saat% ke#uali pada masa haid. Langkah deteksi dini yang "ersi7at medis hendaknya dilengkapi dengan upaya pen#egahan nonmedis.
•
25
8. Prognosis Prognosis kanker serviks ditentukan oleh saat dimulainya penyakit terse"ut. ,arapan hidup 2 tahun "agi pasien dengan diagnosa karsinoma in situmendekati *5 dengan kanker ter"atas se#ara lokal 445% penyakit "erkem"ang kearah regional 2'5 dan metastasis jauh *5 (tto% '2!.
26
BAB III LAP&'AN KASUS A. I!enias Pasien
Nama D Ny. No. ;egister D -0-2'-* sia D 24 th Pendidikan D & Pekerjaan D I"u ;umah sia Pertama Kali Nikah D ' tahun Alamat D um"er Anyar Ke#. Nguling-Pasuruan uami Dmur D 6 tahun Pendidikan D & Pekerjaan D Petani
B. Anamnesis Kel",an Uama
Perdarahan dari jalan lahir disertai "adan lemas 'i-aa Penaki Sekaran/ •
:uli '*6
Pasien mengeluh perdarahan dari jalan lahir "ergumpal selama * minggu% ganti pem"alut '-0 kali dalam sehari tidak penuh pasien tidak "ero"at ' Agustus '*6 Pasien mengeluh perdarahan dari jalan lahir 7lek-7lek selama 0 hari "erturut-turut% ganti pem"alut '-0 kali dalam sehari tidak penuh *4 Agustus '*6 (pkl '*. ! Pasien mengeluh perdarahan dari jalan lahir makin "anyak "ergumpalgumpal% ganti pem"alut 0- kali dalam sehari penuh disertai "adan lemas periksa ke "idan disarankan ke ;>& Bangil *4 Agustus '*6 ('0.*2! Pasien ti"a di I& ;>& Bangil ;i$ayat menstruasi normal *C/"ulan% "erlangsung 2-1 hari% ganti pem"alut 0- kali/hari ;i$ayat perdarahan setelah "ersenggama (9oitus! di sangkal ;i$ayat Kanker 9erviC dalam keluarga% i"u pasien meninggal karena kanker leher rahim (! ;i$ayat penurunan "erat "adan O 0-2 kg dalam 0 "ulan terakhir o
•
o
•
o
•
o
•
• •
•
27
'i-aa Penaki Da,"l" • • • •
&8 (-! ,ipertensi (-! Asma (-! Alergi o"at (-!
Las #ensr"al Peri0! :
- 8enopouse sejak 4 tahun yang lalu 'i-aa Persalinan :
*. '. 0. . 2.
/ "" - / pontan/ &ukun/ Perempuan/ ' th/ ,idup / "" - / pontan/ &ukun/ Laki-Laki/ * th/ ,idup / "" - / pontan/ &ukun/ Laki-Laki/ *4 th/ ,idup Aterm/ ' / pontan/ Bidan/ Perempuan/ *2 th/ ,idup Aterm/ 0' / pontan/ &ukun/ Perempuan/ *0 th/ ,idup
'i-aa Penaki Kel"ar/a • • • •
&8 (! ,ipertensi (! Asma (-! Kanker leher rahim (!
'i-aa &ba
Pasien tidak dapat menye"utkan nama o"at yang pernah dikonsumsi 'i-aa Hai! • • • • • •
8enar#he Lama haid :umlah haid Nyeri haid Keputihan ;i$ayat KB
*. Pemeriksaan %isik
Keadaan >mum
D *2 tahun D 2-1 hari D normal '-0 kali ganti pem"alut/hari D tidak D tidak D tidak D tampak lemas 9 D 2 6 D *22 #m D 22 kg D
28
A"domen 3kstremitas enetalia 3ksterna Inspekulo =<
D 8assa (-! Nyeri (-! upel Bising usus (! D oedem S/S Akral hangat D )luC (!% )luor (-! D )luC (!% )luor (-! P8P "erdungkul% rapuh mudah "erdarah D )luC (!% )luor (-! P8P D "erdungkul% rapuh% mudah "erdarah 9>A) D d"n A/P &/ D d"n 9avum &ouglas D d"n
D. Pemeriksaan Pen"njan/ Dara, Len/ka
P383;IKAAN 2B*
N3> L8 8N 3 BA ;B9 HGB
,9< 89= 89, 89,9 ;&+ PL< 8P=
,AIL ()34 15346 )356 6357 63())
%*' %* 5378 )(376 89366 ()316 (93(6 1)3(6
01 1%01
A<>AN C *0/uL C *0/uL C *0/uL C *0/uL C *0/uL C *0/uL *6/uL g/dL 5 um0 Pg g/dL 5 C *0/uL 7L
NILAI ;>:>KAN 0%1-*%* 0%0-10%1 *4%-4%0 %-*'%1 %6-1%0 %-*%1 %'-**% *'%-*6% 04-1 4*%*-6% '1%-0*%' 0*%4-02% **%2-*%2 *22-066 6%-*%6
%aal Hai
P383;IKAAN
,AIL
A<>AN
AP< ALP< Al"umin
*0% 6%16 %
>/L >/L g/dL
,AIL
A<>AN
*'
mg/dL mg/d/L
NILAI ;>:>KAN F 0* F 0 0%2 T 2%*
%aal Ginjal
P383;IKAAN B>N Kreainin Elekr0li
1316
NILAI ;>:>KAN 1%4- '%'0 %6 T *%
29
P383;IKAAN
,AIL
A<>AN
*06% 0%24 41%0 *%0*
mmol/L mmol/L mmol/L mmol/L
P383;IKAAN
,AIL
A<>AN
ula &arah e$aktu
*1
mg/dL
Natrium (Na! Kalium (K! Klorida (9l! Kalsium ion
NILAI ;>:>KAN *02 - *1 0%2 - 2 2 - *2 U*%*6 T *%0'
G"la Dara,
E. Dia/n0sis
uspe#t 9a 9erviC Anemia A?otemia Lekositosis eneral +eakness
%. Penaalaksanaan
-
In7us ;L * ## lanjut ' tpm Pro trans7usi P;9 ' l"/ hari s/d ," V * gr/dL Injeksi 9e7a?olin 0C* Injeksi
lanjut "iopsi
NILAI ;>:>KAN F '
30
G. S & A P Harian 19;5;(614 S D Keluar darah dari jalan lahir (!. & D Keadaan >mumD tampak lemas
A
P!+ P+
9 D 2 6 =ital ignD A) D d"n A/P &/ D d"n 9avum &ouglas D d"n : uspe#t 9a 9erviC Anemia A?otemia Lekositosis eneral +eakness DD In7us ;L ' tpm
o o o o
Pm0
(6;5;(614 S D Keluar darah dari jalan lahir (-!. & D Keadaan >mum D #ukup
=ital ign K/L
9 D 2 6 D
31
A"domen
A
P!+ P+
D 8assa (-! Nyeri (-! upel Bising usus (! 3kstremitas D oedem S/S Akral hangat enetalia 3ksterna D )luC (-!% )luor (-! Inspekulo D )luC (-!% )luor (-! P8P "erdungkul% rapuh mudah "erdarah =< D )luC (-!% )luor (-! P8P D "erdungkul% rapuh% mudah "erdarah 9>A) D d"n A/P &/ D d"n 9avum &ouglas D d"n : uspe#t 9a 9erviC Anemia A?otemia Lekositosis eneral +eakness DD In7us ;L ' tpm
o o o o
Pm0 •
(1;5;(614 D Keluar darah dari jalan lahir (-!. S & D Keadaan >mum D #ukup
A
9 D 2 6 =ital ign D A) D d"n A/P &/ D d"n 9avum &ouglas D d"n : uspe#t 9a 9erviC Anemia A?otemia
32
Lekositosis eneral +eakness P!+ D 9ek &L post trans7usi P+ D In7us ;L ' tpm
o o o o
((;5;(614 S D Keluar darah dari jalan lahir (-!. & D Keadaan >mum D #ukup
9 D 2 6 =ital ign D A) D d"n A/P &/ D d"n 9avum &ouglas D d"n A : uspe#t 9a 9erviC P!+ D 9ek &L post tran7usi P+ D In7us ;L ' tpm BIPI
• • •
Hasil Lab0ra0ri"m
P383;IKAAN
,AIL
A<>AN
NILAI ;>:>KAN
33
*0%1
2B*
N3> L8 8N 3 BA ;B9
53)4 )31 6355 13196
%*'4 %'*
HGB
16376 )73)6 51376 (7386 )63)6 1)356
,9< 89= 89, 89,9 ;&+ PL< 8P=
10 1%
();5;(614 S D Keluhan (-!% Post "iopsi & D Keadaan >mum D #ukup
C *0/uL C *0/uL C *0/uL C *0/uL C *0/uL C *0/uL *6/uL g/dL 5 um0 Pg g/dL 5 C *0/uL 7L
0%1-*%* 0%0-10%1 *4%-4%0 %-*'%1 %6-1%0 %-*%1 %'-**% *'%-*6% 04-1 4*%*-6% '1%-0*%' 0*%4-02% **%2-*%2 *22-066 6%-*%6
9 D 2 6 =ital ign D A) D d"n A/P &/ D d"n 9avum &ouglas D d"n A : uspe#t 9a 9erviC P!+ D P+ D A77 in7us
• • •
KIE
34
Hasil Bi0si
Nama Penderita D Ny. :enis Kelamin D Perempuan Bahan D Portio 9erviC
35
BAB I< PE#BAHASAN
Lesi pra-kanker leher rahim merupakan a$al dari peru"ahan menuju karsinoma leher rahim. Pada dasarnya 7aktor resiko lesi pra-kanker dan kanker leher rahim adalah sama (Andrijono% '*0!. Pada pasien Ny. (24 tahun! didiagnosis uspe#t 9a 9erviC Anemia A?otemia Lekositosis eneral +eakness "erdasarkan pada hasil anamnesis% pemeriksaan 7isik% dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan. 8enurut amadi ('**!% mani7estasi klinis dari 9a 9erviC adalah pada gejala a$al yaitu adanya perdarahan le$at vagina% "erupa pendarahan pas#a sanggama atau perdarahan spontan di luar masa haid keputihan yang "erulang% tidak sem"uh-sem"uh $alaupun telah dio"ati ("iasanya keputihan "er"au% gatal% dan panas!. ejala lanjutan "erupa keluarnya #airan dari liang vagina "er"au tidak sedap% nyeri (panggul% pinggang% dan tungkai!% gangguan "erkemih% nyeri di kandung kemih dan rektum/anus. Apa"ila kanker telah menye"ar/metasis maka akan tim"ul gejala sesuai dengan organ yang terkena% misalnya penye"aran di paru-paru% liver% atau tulang. :ika terjadi kekam"uhan/residi7 akan tim"ul pem"engkakan/edema tungkai satu sisi% nyeri panggul menjalar ke tungkai% dan gejala pem"untuan saluran ken#ing. Pada Ny. mani7estasi klinis yang didapatkan adalah adanya perdarahan di luar masa haid (mengingat "ah$a Ny. telah mengalami menopause sejak 4 tahun yang lalu!. 8enurut "e"erapa para ahli 7aktor resiko terajdinya lesi pra-kanker atau 9a #erviC diantaranya adalah >mur Paritas ,u"ungan eksual >sia &ini Kontrasepsi ,ormonal 8erokok/Paparan Asap ;okok tatus i?i ;i$ayat In7eksi 8enular eksual dan Perilaku eksual. &an pada pasien Ny. memenuhi 7aktor resiko yaitu umur (24 tahun!% multiparitas (P2 A"! dan perilaku seksual (multipartner Ny. telah menikah se"anyak 0C!. Pada pemeriksaan 7isik didapatkan keadaan umum tampak lemas ( /eneral -eakness!% pasien tampak anemis. Pemeriksaan A)!% adneksa perineum deCtra/sinistra dalam "atas normal dan #avum douglas dalam "atas normal. Berdasarkan hasil pemeriksaan 7isik itulah maka pasien di#urigai menderita 9a 9erviC untuk memastikan ke#urigaan terse"ut maka pasien diusulkan untuk melakukan pemeriksaan Biopsi.
36
Karena kondisi pasien yang lemah dan ternyata pada pemeriksaan la"oratorium darah lengkap dan 7aal ginjal didapatkan hasil ," dan erum Kreatinin pasien masing-masing 4%1 gr/dL dan *%*2 mg/dL (Anemia dan A?otemia! maka pasien disarankan untuk 8; untuk per"aikan keadaan umumnya kemudian jika nilai ," pasien @ * gr//dL maka pasien akan diren#anakan untuk dilakukan "iopsi. Pada tanggal ''/4/'*6 pasien diperiksakan darah lengkap lagi% hasilnya ," *% gr/dL. elanjutnya pasien diren#anakan dilakukan "iopsy. Kemudian hasil "iopsi dikirim ke "agian PA. Pada tanggal 0* Agustus '*6 hasil "iopsi pasien keluar yaitu invasive keratini?ing sHuamous #ell #ar#inoma.
37
BAB < KESI#PULAN
Ny. (24 tahun! datang ke ;>& Bangil dengan keluhan perdarahan di jalan lahir. Pada anamnesis didapatkan "ah$a pasien "erumur 24 tahun% sudah menopause% memiliki lima orang anak dan sudah menikah se"anyak 0 kali. Pada pemeriksaan 7isik didapatkan pasien tampak anemis% 7luC (!% portio multipara (P8P! "erdungkul% rapuh% dan mudah "erdarah. Pada pemeriksaan la"oratorium didapatkan hasil nilai ,B 4%1 gr/dL dan sereum kreatinin *%*2 mg/dL. didiagnosis uspe#t 9a 9erviC Anemia A?otemia Lekositosis eneral +eakness. Berdasarkan hal-hal terse"ut maka pasien didiagnosis uspe#t 9a 9erviC Anemia A?otemia Lekositosis eneral +eakness. >ntuk memastikan diagnosis 9a #erviC pasien diren#anakan untuk melakukan pemeriksaan "iopsi% hasil "iopsi pasien XInvasive Keratini?ing Huamous 9ell 9ar#inomaY.
38
DA%TA' PUSTAKA
Allian#e 7or 9ervi#al 9an#er Prevention (A99P!. '. Planning and Implementing 9ervi#al 9an#er Prevention and 9ontrol ProgramsD A 8anual 7or 8anagers. eattleD A99P. Ameri#an 9an#er o#iety. '4. 9an#er Prevention W 3arly &ete#tion )a#ts W )igures '4. AtlantaD Ameri#an 9an#er o#iety. Andrijono% ,artati Nur$ijaya% dan uheimi. '*. 9egah dan &eteksi Kanker erviks. :akartaD 3leC 8edia Komputindo. Bryant 3. '*'. niversitas >dayana. 3milia va. '*. Be"as An#aman Kanker erviks. ogyakartaD 8edia Pressindo. )erlay :% hin ,;% Bray ). '*. 3stimates o7 $orld$ide "urden o7 #an#er in '4. Int : 9an#er.*'1D'40-'*1. ,a#ker N. ).'. Prin#iple o7 #an#er AD aunders $." 9ompany. Indra$ati 8.% '. Bahaya Kanker "agi +anita dan Pria. 9etakan *. :akartaD Pendidikan untuk Kehidupan. :ulisar L. '. itologi Pap mearD Alat Pen#egahan dan &eteksi &ini Kanker Leher ;ahim. :akartaD 39. Kemenkes. '*2. Kanker erviks. Komite Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN!. Kumalasari Intan dan Andhyantoro I$an. '*'. Kesehatan ;eproduksi untuk 8ahasis$a Ke"idanan dan Kepera$atan. :akartaD alem"a 8edika. Levine L. &.% 9hudno77 . .% sing =isual Inspe#tion +ith A#eti# A#id in Lo$-;esour#e ettings. Int : gynae#ol o"stet.**2D*1*-*1 Novel% hinta. '*. Kanker erviC dan In7eksi ,uman Papiloma =irus (,P=!. :akartaD :avamedika Net$ork. Nuranna L. '*. Pedoman niversitas Indonesia. :akarta. tto . '2. Buku aku Kepera$atan nkologi. :akartaD 39.