LAPORAN TUTORIAL MODUL 4 BLOK 7
INFEKSI VIRUS, JAMUR DAN PARASIT KELOMPOK 4
TUTOR Ketua Sekretaris Anggota
: drg. Aida Fitriana, M.Biomed : Nia Nurhaeni (1311419014) : Maghfira Ghina Suri (1311419020) Rizki Dwi Lestari ( 1311411033) : Febrina Rahmadani (1311411015) Nofrita Laila Turahmi (1311411018) Reno Warni Lidrawati (1311411021) Irma Oktavina Zulmi (1311411026) Fitri Lidya (1311411031) Puti Nilam Saputri (1311412004) Annisa Dwi Cantika (1311419009) Siska Rahmi Ningsih (1311419016)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN AJARAN 2014/2015
MODUL 4
INFEKSI VIRUS, JAMUR DAN PARASIT Skenario 4 “Penyakit Dio” Ny Atik (32th) cemas dengan kondisi kesehatan putranya Dio (3th) yang mengalami demam tinggi dan pada seluruh tubuh dan muka muncul bercak dan berair serta pada lidah dan mukosa mulut Dio terdapat bercak putih seperti pulau-pulau. Ny Atik membawa Dio ke dokter spesialis Virologi untuk berobat. Dokter menjelaskan bahwa Dio menderita penyakit yang disebabkan oleh virus dan juga jamur yang manifestasinya manifest asinya bisa terjadi di rongga mulut dalam bentuk yang bermacambermacam macam. Hal ini terlihat dari gejala yang ditemukan dalam rongga mulut Dio. Dokter bertanya, apakah ada disekitar tempat tinggal Ny Atik ada yang menderia penyakit sama. Dokter memberi m emberi obat dan meminta m eminta Any Atik untuk lebih menjada kebersihan diri , meningkatkan asupan gizi dan istirahat yang cukup untuk Dio Bagaimana saudara menjelaskan kejadian tersebut ?
LANGKAH 1 : MENENTUKAN TERMINOLOGI
1. Mukosa : lapisan epitel yang menutupi rongga mulut 2. Virologi : studi yang mempelajari tentang mikroorganisme berbahaya sebagai agen penyebab penyakit yang berpusat pada virus dan organisme yang berperilaku seperti virus. 3. Virus : suatu organisme obligat yang berukuran mikroskopik yang hanya mengandung DNA/RNA saja dan menginfeksi sel organisme biologis yang hidup dan berkembang biak dalam sel pejamu yang diserangnya. 4. Jamur : organisme eukariotik yang tidak punya klorofil 5. Parasit : hewan atau tumbuhan yang hidup di dalam organisme lain yang menggantungkan sebagian/seluruh hidupnya pada inangnya. Dan juga memperoleh makanan dari inangnya.
LANGKAH 2 : MENENTUKAN MASALAH
1. Mengapa Ny. Atik membawa Dio ke dokter spesialis virologi ? 2. Apa hubungan tempat tinggal dengan penyakit Dio ? 3. Bagaimana mekanisme terjadinya infeksi virus , jamur, dan parasit ? 4. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh virus,jamur dan parasit? Serta manifestasinya didalam rongga mulut ? 5. Apa saja faktor penyebab infeksi virus,jamur dan parasit ? 6. Apa saja manifestasi dari penyakit yang disebabkan oleh virus , jamur dan parasit di rongga mulut ? 7. Bagaimana respon imun tubuh terhadap infeksi virus,jamur dan parasit ? 8. Bagaimana pencegahan infeksi virus,jamur dan parasit ?
LANGKAH 3 : ANALISA MASALAH
1. Mengapa Ny. Atik membawa Dio ke dokter spesialis virologi ? Karena Dio menderita penyakit yang tanda-tandanya disebabkan oleh virus dan spesialis virologi spesialis yang menangani pasien yang disebabkan oleh virus. Karena itu Dio dibawa ke spesialis Virologi. Ciri-ciri yang disebabkan oleh penyakit virus : wajah muncul bercak dan berair, ( gejala cacar air : virus : varicella zooster. Demam tinggi
2. Apa hubungan tempat tinggal dengan penyakit Dio ? Virus penyebarannya bisa disebabkan karena kontak langsung dengan penderita juga melalui udara. Kalau ada disekitar kita yang menderita penyakit yang sama maka barangkali kita tertular dari dia.
3. Bagaimana mekanisme terjadinya infeksi virus , jamur, dan parasit ? VIRUS
Translokas : menempelnya virus ke dalam sitoplasma
Infeksi genom
Fusi membrane
Endositosis
DAUR HIDUP VIRUS : a. Daur Litik : virus akan menghancurkan sel hospes setelah berhasil melakukan replikasi
Fase adsorbs : melekatnya ekor virus pada dinding sel bakteri
Fase injeksi : setelah terbentuk lubang, kapsid virus berkontraksi untuk memompa asam nukleat (DNA/RNA) masuk kedalam sel.
Fase sisntesis : DNA virus mengambil alih kehidupan
Fase perakitan : pembentukan tubuh virus baru
Fase litik : penghancuran dinding sel bakteri, dan fase penghamburan virus .
b. Daur Lisogenik
Fase adsorbs : melekatnya ekor virus pada dinding sel bakteri
Fase injeksi : setelah terbentuk lubang, kapsid virus berkontraksi untuk memompa asam nukleat (DNA/RNA) masuk kedalam sel.
Fase penggabungan : DNA virus menggabungkan diri untuk membentuk DNA sirkuler baru
Fase pembelahan
Fase sisntesis : DNA virus mengambil alih kehidupan
Fase perakitan : pembentukan tubuh virus baru
Fase litik : penghancuran dinding sel bakteri, dan fase penghamburan virus
JAMUR Pada keadaan normal kulit memiliki daya tangkis yang baik terhadap kuman dan jamur karena adanya lapisan lemak pelindung dan terdapatnya flora bakteri yang memelihara suatu keseimbangan biologis. Akan tetapi bila lapisan pelindung tersebut rusak atau keseimbangan mikroorganisme terganggu, maka spora-spora dan fungi dapat dengan mudah mengakibatkan infeksi. Terutama pada kulit yang lembap. Setelah terjadi infeksi spora tumbuh menjadi mycelium dengan menggunakan serpihan kulit sebagai makanan, benang benangnya menyebar ke seluruh arah sehingga lokasi infeksi meluas. Fungi yang menembus ke bagian dalam kulit mengakibatkan peradangan.
4. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh virus,jamur dan parasit? Serta manifestasinya didalam rongga mulut ?
VIRUS
Herpes
Oral herpes : radang gingival. Gejala : perih, ada gelembung berisi cairan. Bisa terjadi di faring,mukosa pipi dan palatum
Herpes genital : terjadi di alat kelamin
Varicella zoster : virus herpes. Bersembunyi pada neuron sensori. Contohnya : chicken fox (cacar air) dan shingaels.
Penyakit tetelo : yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV).
Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.
Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV).
Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet, disebabkan oleh virus rabies
Penyakit influenza : disebabkan oleh virus influenza
Penyakit ebola
Penyakit polio
AIDS : disebabkan oleh virus HIV
Penyakit Demam berdarah
Kanker serviks
JAMUR
Candidias oral : disebabkan oleh jamur candida albicans. Gejala : muncul lapisan kental warna putih, lunak, menggumpal. Dan terjadi peradangan berwarna merah.
Angular seilitis Gejala : terdapat lesi merah, nyeri dan kehilangan dimensi oklusal vertical.
Otomycosis : disebabkan oleh jamur epidermophyton hocosom Gejala : gatal dan sakit pada kulit. Menyerang lubang telinga dan kulit.
Tinea : infeksi kulit Gejala : merah (membentuk sebuah garis jelas) dan gatal. Gejalanya ada yang timbul (bengkak) ada yang datar (lebih gatal. Biasanya terjadi pada wanita hamil)
Tinea capitis : menyerang kulit kepala
Tinea corporis : menyerang kulit yang tidak berambut
Tinea cruris : menyerang daerah dibawah selangkangan dan lipatan paha.
Tinea phedis : menyerang jari kaki dan telapak kaki
Tinea unguinum : menyerang kuku
PARASIT
Malaria : disebabkan oleh parasit plasmodium
Lesmaniasis : disebabkan oleh parasit lesmania
Trypanosomiasis : disebabkan oleh parasit trypanosome
Amebiasis : disebabkan oleh parasit entamoeba histolitica
Scabies : disebabkan oleh parasit sarcoptes scabies
Infeksi kutu : disebabkan oleh parasit pedikulosis
5. Apa saja faktor penyebab infeksi virus,jamur dan parasit ? VIRUS
Kekebalan tubuh (imunitas) menurun
Penularan melalui obat, jarum suntik dan darah
JAMUR
Iritasi
HIV/AIDS
Diabetes
Menstruasi
Penggunaan antibiotic jangka panjang
FAKTOR LAIN : hidup dilingkungan yang tidak sehat.
6. Apa saja manifestasi dari penyakit yang disebabkan oleh virus , jamur dan parasit di rongga mulut ?
Herpes : biasanya keluarga virus herpes akan membentuk lesi di rongga mulut Manifestasinya klinis : bercak putih, rasa sakit, kumpulan lapisan kental pada mukosa, radang, nyeri, rasa seperti terbakar.
Candidiasis : penderita lesi merah dan putih
Oral hyperpigmentation : terjadi di area mukosa pipi, palatum, gingival dan lidah
Sarcoma kaposis : tidak sakit dan tidak pucat
Penyakit periodontal : gingivitis
Necrotyzink ulkrativ periodontitis : lepasnya jaringan tulang interproksimal Basilaris anniumatosis : gingival merah dan bengkak , lesi juga menyebabkan kerusakan pada ligament periodontal dan tulang alveolar.
7. Bagaimana respon imun tubuh terhadap infeksi virus,jamur dan parasit ? Apabila virus masuk, dia akan mencari sel target. Dan sel target akan memproduksi interferon alfa, beta dan gama. Interferon alfa dan beta : mencegah transplasi virus agar tidak ada replikasi Interferon gamma : mengaktifkan sel NK dan makrofag.
8. Bagaimana pencegahan infeksi virus,jamur dan parasit ?
Vaksinasi atau imunisasi untuk merangsang kekebalan tubuh
Menjaga kebersihan
Penderita diabetes: menjaga kadar gula
Gaya hidup : kebersihan, mengeringkan kulit,
LANGKAH 4 : SKEMA
DIO (3 TH)
Demam tinggi, muka muncul bercak putih Lidah dan mukosa mulut terdapat bercak putih
Dibawa ke dokter spesialis virology
Infeksi virus, jamur, dan parasit
Mekanisme infeksi factor penyebab
respon imun
bentuk penyakit
manifestasi
Jamur, virus
infeksi virus,
tubuh terhadap
gejala dan cara
di rongga
Dan parasit
jamur dan
Infeksi virus,
pencegahan
mulut
parasit
Jamur dan parasit
LANGKAH 5 : MENENTUKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
1. M4 konsep dasar virus, jamur dan parasit 2. M4 mekanisme infeksi virus, jamur dan parasit 3. M4 faktor penyebab infeksi virus, jamur dan parasit 4. M4 respon imun tubuh terhadap infeksi virus, jamur dan parasit 5. M4 bentuk penyakit, gejala dan cara pencegahan infeksi virus,jamur dan parasit 6. M4 manifestasi di rongga mulut
LANGKAH 6 : MENGUMPULKAN INFORMASI LANGKAH 7 : SINTESA DAN UJI INFORMASI
1. M4 konsep dasar virus, jamur dan parasit
A. VIRUS Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virua bersifat parasit obligat, karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Virus mengandung sejumlah kecil asam nuklear (DNA atau RNA) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas : protein, lipid, glikoprotein. Struktur tubuh virus : Kepala Kapsid
: berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid : selubung yang berupa protein terdiri atas bagian-bagian yang disebut
kapsomer. Isi
tubuh : contohnya :
Virus
yang isi tubuhnya RNA dan bentuk kubus, antara lain : virus polyomyelitis,
virus radang mulut, virus kuku dan virus influenza. Virus
yang isi tubuhnya RNA,protein, lipida dan polisakarida. Contoh : para
mixovirus. Virus
yang isi tubuhnya RNA, protein, dan banyak lipida. Contoh : virus cacar
Ekor : alat penancap ketubuh organisme yang diserangnya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi
tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
SEJARAH PENEMUAN VIRUS Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik
yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit. Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.[1] Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.[2] Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
STRUKTUR DAN ANATOMI VIRUS
Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid. Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.[4] Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau R NA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar .[4] Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid . Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer .
Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral berisi asam nukleat dan ekor untuk menginfeksi inang. Untuk
virus
berbentuk
heliks,
protein
kapsid
(biasanya
disebut
protein
nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel
inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi. REPRODUKSI SEL Secara litik (siklus litik) Yaitu virus yang akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi Fase-fase: 1. Fase absorbsi yaitu fase perlekatan sel virus pada sel yang diinfeksi. Terjadi pada reseptor sel inang 2. Fase penetrasi yaitu tahap virus/sel materi genetik virus masuk ke sitoplasma sel inang 3. Fase replikasi dan sintesis yaitu tahap terjadinya perbanyakan partikel virus di dalam sel inang/sel yang akan dikendalikan oleh materi genetik virus sehingga sel dapat membuat virus yaitu asam nukleat dan protein untuk kapsid 4. Fase perakitan (pematangan) yaitu tahap penyusunan asam nukleat dan protein virus menjadi partikel virus yang utuh 5. Fase pelepasan (pembebasan) yaitu tahap partikel virus keluar dari sel inang dan memecah sel inang sehingga sel inang mati Secara lisogenik Yaitu virus tidak menghancurkan sel tapi berintegrasi dengan DNA sel induk Fase-fase: 1. Fase absorbsi/infeksi yaitu virus menempel di tempat spesif ik pada sel bakteri 2. Fase penetrasi yaitu DNA virus masuk ke dalam s el bakteri 3. Fase penggabungan yaitu DNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profag 4. Fase replika yaitu DNA virus (dalam profag) akan terus bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus membelah
B. JAMUR Ciri-ciri jamur : Bersel
banyak (multiseluler)
Bersifat Tidak
eukariotik (memiliki membran inti)
berklorofil
Bersifat Tubuh
heterotrof (mampu membuat makanan sendiri)
terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa
Reproduksi
: vegetatif : dengan spora, tunas, konidia, maupun fragmentasi Generatif : dengan konjugasi
Berumur pendek
Habitat di tempat lembab
KLASIFIKASI JAMUR
a. Zygomycota : jamur zigospora (bentuk spora berdinding tebal) Ciri-ciri : - hifa tidak bersekat - dinding sel tersusun dari kitin - reproduksi aseksual dan seksual - hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid - contoh : rhizopus stolonifer : jamur pada roti Rhizopus oryzae : jamur tempe Rhizopus nigricans : menghasilkan asam fumarat Mucon mucedo : saprofit pada kotoran ternak dan makanan
b. Ascomycota Ciri-ciri : - hifa bersekat - bersel satu/ banyak - ada yang bersifat parasit dan saprofit - punya askus : alat pembentuk spora - dinding sel dari zat kitin - reproduksi : seksual dan aseksual - contoh : Sacharomyces cereviceae : ragi atau khamir Penicilium chrycogenum : untuk antibiotik penisilin Penicilium notatum : pembuatan keju
c. Basidiomycota Ciri-ciri : - hifanya bersekat - ada yang bersifat parasit, ada yang saprofit - reproduksi : seksual (dengan askospora) dan aseksual ( dengan konidia)
- contoh : Auricularia polytricha : jamur kuping Pleurotus sp : jamur tiram Ustilago maydis : parasit pada tanaman jagung
d. Deuteromycota Ciri-ciri : - hifa bersekat - berukuran mikroskopik - banyak yang bersifat merusak - contoh : Epidermophyton : penyebab kurap Melazasia fur-fur : penyebab panu Trychophyton tonsurans : ketombe
C. PARASIT Parasit adalah hewan atau tumbuhan yang hidup didalam atau dari organisme lain, yang menggantungkan sebagian atau seluruh hidupnya pada inang. Menurut Fernando et al. (1972), setiap jenis parasit mempunyai habitat yang berbeda pada organ inang sebagai tempat hidupnya, parasit yang menginfeksi pada bagian luar tubuh adalah Protozoa, Monogenea, Copepoda. Sedangkan parasit yang menyerang bagian dalam tubuh ikan adalah Protozoa, Digenea, Acanthocephala, nematode dan Crustacea. Akibat dari infeksi parasit ini akan memberikan perubahan-perubahan baik pada jaringan organ tubuh maupun perubahan sifat-sifat inang secara umum (Dogiel, 1970 dalam Nourina, 2002). Sachlan (1981) dalam Martiadi (2002) menyebutkan bahwa parasit dapat merugikan inangnya dengan banyak cara, yaitu dengan menimbulkan luka-luka, dengan memakan dan menyerap jaringan tubuh inang. Dikatakan juga oleh Axelrod et al. (1974) dalam Nourina (2002) bahwa penyakit ikan timbul dari interaksi antara jasad penyebab penyakit ikan dengan lingkungannya. Hubungan antara inang dengan parasit merupakan hal yang kompleks karena banyaknya faktor yang berpengaruh. Penyebaran setiap parasit pathogen terhadap inangnya antara lain ditentukan oleh umur dan ukuran inang, daya tahan inang, musim dan lokasi geografisnya (Noble and Noble, 1989). Suatu organisme untuk menjalankan parasitisme secara baik harus sanggup hidup di dalam atau pada inang tanpa menimbulkan reaksi pada inang untuk mempertahankan diri,
reaksi ini tidak dapat diatasi oleh parasit itu. Jika dalam hubungan ini tidak tampak kerusakan yang berarti pada inang, maka hubungan ini dapat dipandang sebagai komensalisme dan bentuk hubungan semacam ini yang paling biasa ditemukan pada hubungan anatara manusia dan mikroorganisme.Jika inang memberikan reaksi yang keras karena masuknya parasit tersebut, maka dapat terjadi tiga kemungkinan sebagai jalan ke luar dari hubungan itu, yaitu: a. parasit dapat terbunuh atau dikeluarkan b. inangnya terbunuh c. sifat invasi dan patogenitas dari parasit dengan mekanisme pertahanan inang mencapai keseimbangan. Dalam hal yang disebut terakhir, parasit dan inang hidup dalam koeksistensi damai atau dalam keadaan gencatan senjata. Jika keseimbangan ini terganggu masing-masing merupakan aggressor yang potensial bagi yang lain. Infeksi terjadi bila parasit sanggup menyusup atau melalui batas pertahanan inang dan hidup di dalamnya. Infeksi tidak selalu harus menghasilkan penyakit. Jika pada inang itu jelas tampak dan dirasakan adanya kerusakan oleh parasit itu, terjadilah penyakit dan parasit ini disebut pathogen primer. Suatu parasit dapat langsung menyusup atau menembus mekanisme pertahanan normal suatu badan yang sensitive dan sehat serta menimbulkan suatu infeksi, tanpa bantuan apa-apa. Ada pula yang hanya dapat melalui mekanisme pertahanan normal itu karena alat pertahanan itu telah lebih dahulu dirusak oleh sebab lain, sehingga parasit menggunakan kesempatan ini (oportunis) menginfeksi inang 9tua usia, luka, lama menderita sakit keracunan). Dalam hal ini parasit itu disebut pathogen sekunder, misalnya stafilokokus yang normoal ditemukan dalam hidung dan kulit orang sehat. Jika organisme ini dapat kesempatan masuk ke dalam aliran darah atau jaringan dalam, dapat menghasilkan infeksi yang serius. Dalam hubungan inang-parasit, tidak berarti bahwa ini harus selalu merusak inang. Sebaliknya banyak interaksi antara inang-parasit tidak menghasilkan penyakit, jadi infeksi itu tetap laten atau biasa disebut infeksi subklinis. Hubungan antara parasit dan inang ditentukan oleh kedua pihak, dari parasit menginginkan tempat hidup dan merusak inang sedangkan inangnya sendiri berusaha dengan segala mekanisme pertahanannya untuk melawan proses tersebut. Di antara sifat-sifat yang dibawa parasit itu ialah infektivitas, daya invasi, patogenitas, dan toksigenitas. Jika kerusakan yang ditimbulkan oleh parasit itu sudah cukup besar maka menimbulkan gangguan pada inang sehingga timbul apa yang dinamakan penyakit.
2. M4 mekanisme infeksi virus, jamur dan parasit
Mekanisme infeksi virus : Dalam melawan sistem imun,virus secara continue mengganti struktur permukaan antigennya melalui mekanisme antigenik drif dan antigenik shift.seperti yang dilakukan oleh jenis virus influenza. Permukaan virus influenza taerdiri dari hemaglutinin,diperlukan untuk adhesi ke sel saat infeksi dan neuramidase yang diperlukan untuk menghasilkan bentuk yang baru dari permukaan asam sialikdari sel yang terinfeksi. Hemaglutinin lebih penting dalam hal pembentukan imunitas. Perubahan minor dari antigen hemaglutinin terjadi melalui titik mutasi di dinding genom virus, namun perubahan mayor terjadi melalui perubahan seluruh material genetik. Mekanisme infeksi jamur : Pada keadaan normal kulit memiliki daya tangkis yang baik terhadap kuman dan jamur karena adanya lapisan lemak pelindung dan terdapatnya flora bakteri yang memelihara suatu keseimbangan biologis. Akan tetapi bila lapisan pelindung tersebut rusak/ keseimbangan mikroorganisme terganggu, maka spora-spora dan fungi dapat dengan mudah mengakibatkan infeksi. Terutama pada kulit yang lembab. Setelah terjadi infeksi, spora tumbuh menjadi mycellium dengan menggunakan serpihan kulit sebagai makanan. Benang-benangnya menyebar ke seluruh arah sehingga lokasi infeksi meluas. Fungi yang menembus ke bagian dalam kulit mengakibatkan peradangan. 3. M4 faktor penyebab infeksi virus, jamur dan parasit
VIRUS
Kekebalan tubuh (imunitas) menurun
Penularan melalui obat, jarum suntik dan darah
JAMUR
Iritasi
HIV/AIDS
Diabetes
Menstruasi
Penggunaan antibiotic jangka panjang
FAKTOR LAIN :
hidup dilingkungan yang tidak sehat
Lingkungan yang panas, lembab dan teriritasi
Keringat berlebihan
Friksi atau trauma minor
Keseimbangan flora tubuh normal terganggu
Penyakit tertentu , misalkan : HIV/AIDS, dan diabetes
Kehamilan dan menstruasi.
4. M4 respon imun tubuh terhadap infeksi virus, jamur dan parasit
Virus a. Respon imun non spesifik respon imun : timbulnya interferon dan sel natural killer (NK) dan antibodi yang spesifik terhadap virus tersebut. Permukaan sel yang terinfeksi virus mengalami modifikasi terutama dalam struktur karbohidrat. Mekanisme : - infeksi virus secara langsung yang akan merangsang produksi IFN oleh sel-sel terinfeksi ; IFN berfungsi menghambat replikasi virus. - sel NK mampu membunuh virus yang berada didalam sel, walaupun virus menghambat presentasi antigen dan ekspresi MHC Klas I. IFN tipe 1 akan meningkatkan kemampuan sel NK untuk memusnahkan virus yang berada didalam sel. Selain itu, aktivasi komplemen dan fagositosis akan menghilangkan virus yang datang dari ekstraseluler dan sirkulasi.
b. Respon imun spesifik - menetralkan antigen virus dengan berbagai cara antara lain menghambat perlekatan virus pada reseptor yang terdapat pada permukaan sel sehingga virus tidak dapat menembus membran sel dan dengan cara mengaktifkan komplemen yang menyebabkan agregasi virus sehingga mudah di fagositosis. - melawan virus sitopatik yang dilepaskan dari sel yang lisis.
JAMUR a) Imunitas spesifik Infeksi jamur disebut mikosis. Jamur yang masuk ke dalam tubuh akam mendapat tanggapan melalui respon imun. IgM dan IgG di dalam sirkulasi di produksi sebagai respon terhadapt infeksi jamur.
Respom cell-mediated imun (CMI) adalah protektif karena dapat menekan reaktivasi infeksi jamur oportunistik. Respon imun terhadap infeksi jamur merupakan kombinasi respon imun terhadap mikroorganisme ekstraseluler dan intraseluler. Kulit yang terinfeksi akan berusaha menghambat penyebaran infeksi dan sembuh, menimbulkan resistensi terhadap infeksi berikutnya. Resistensi ini berdasarkan reaksi imunitas seluler, karena penderita umumnya menunjukkan reaksi hipersensitivitas IV terhadap jamur yang bersangkutan.
b) Imunitas non spesifik sawar fisik kulit dan membran mukosa, faktor kimiawi dalam serum dan sekresi kulit berperan dalam imunitas non spesifik. Efektor utamanya terhadap jamur adalah neutrofil dan makrofag. Netrofil dapat melepas bahan fungisidal seperti ROI dan enzim lisosom serta memakan jamur untuk dibunuh intraseluler. Galur virulen (kriptokok neofarmans) menghambat produksi sitokin TNF dan IL-12 oleh makrofag dan merangsang produksi IL-10 yang menghambat aktivasi makrofag.
PARASIT Reaksi imun tubuh terhadap infeksi parasit malaria Parasit menginvasi imunitas protektif dengan mengurangi imunogenisitas dan menghambat respon imun host. Parasit yang berbeda menyebabkan imunitas pertahanan yang berbeda. 1. Parasit mengubah permukaan antigen mereka selama siklus hidup dalam host vertebrata. Dua bentuk variasi antigenik: 1. Stage-specific change dalam ekspresi antigen, misalnya antigen stadium sporosit pada malaria berbeda dengan antigen merozoit. 2. Adanya variasi lanjutan antigen permukaan mayor pada parasit, misalnya yang terlihat pada Trypanosoma Afrika: Trypanosoma brucei dan Trypanosoma rhodensiensi. Adanya variasi lanjutan kemungkinan karena variasi terprogram dalam ekspresi gen yang mengkode antigen permukaan mayor. 2. Parasit menjadi resisten terhadap mekanisme efektor imun selama berada dalam host. Misalnya larva Schistosomae yang berpindah ke paru-paru host dan selama migrasi membentuk tegumen yang resisten terhadap kerusakan oleh komplemen dan CTLs. 3. Parasit protozoa dapat bersembunyi dari sistem imun dengan hidup di dalam sel host atau membentuk kista yang resisten terhadap efektor imun. Parasit dapat menyembunyikan mantel antigeniknya secara spontan ataupun setelah terikat pada antibodi spesifik.
4. Parasit menghambat respon imun dengan berbagai mekanisme untuk masing-masing parasit. Misalnya Leishmania menstimulus perkembangan CD25 sel T regulator, yang menekan respon imun. Contoh lain pada malaria dan Tripanosomiasis yang menunjukkan imunosupresi non spesifik. Defisiensi imun menyebabkan produksi sitokin imunosupresi oleh makrofag dan sel T aktif serta mengganggu aktivasi sel T. Regulasi imun adaptif sebagai respon terhadap infeksi malaria dilakukan oleh sitokin yang diproduksi oleh sel pada respon imun adaptif. Parasit dikenali oleh pattern-recognition receptors (PRRs), seperti Toll-like receptors (TLRs) dan CD36, atau sitokin inflamatori, seperti interferon- gamma (IFN-gamma), dendritic cells (DCs) mature dan bermigrasi ke spleen — area primer respon imun menyerang stadium Plasmodium di darah. Maturasi sel dendritik berasosiasi dengan upregulasi ekspresi MHC II, CD40, CD80, CD86 dan molekul adhesi dan produksi sitokin termasuk inter leukin-12 (IL-12). IL-12 mengaktivasi natural gamma killer (NK) cells untuk memproduksi IFN- dan menginduksi diferensiasi T helper 1 (TH1) cells. Produksi sitokin, IFN-gamma, oleh NK cells menyebabkan maturasi sel dendritik dan meningkatkan efek parasit yang diturunkan dari rangsangan pematangan, memfasilitasi ekspansi klonal antigen sel T CD4 naive spesifik. IL-2 yang diproduksi oleh antigen sel Th1 spesifik kemudian mengaktifkan NK cell untuk memproduksi IFN-gamma, yang menginduksi maturasi sel dendritik dan mengaktivasi makrofag. Sitokin, seperti IL-10 dan pembentukan TGF-beta meregulasi innate dan adaptive immune responses: NO (nitric oxide); TCR (T-cell receptor); TNF (tumour-necrosis factor). 5. M4 bentuk penyakit, gejala dan cara pencegahan infeksi virus,jamur dan parasit
VIRUS
Herpes
Oral herpes : radang gingival. Gejala : perih, ada gelembung berisi cairan. Bisa terjadi di faring,mukosa pipi dan palatum
Herpes genital : terjadi di alat kelamin
Varicella zoster : virus herpes. Bersembunyi pada neuron sensori. Contohnya : chicken fox (cacar air) dan shingaels.
Penyakit tetelo : yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV).
Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.
Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV).
Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet, disebabkan oleh virus rabies
Penyakit influenza : disebabkan oleh virus influenza
Penyakit ebola
Penyakit polio
AIDS : disebabkan oleh virus HIV
Penyakit Demam berdarah
Kanker serviks
JAMUR
Candidias oral : disebabkan oleh jamur candida albicans. Gejala : muncul lapisan kental warna putih, lunak, menggumpal. Dan terjadi peradangan berwarna merah.
Angular seilitis Gejala : terdapat lesi merah, nyeri dan kehilangan dimensi oklusal vertical.
Otomycosis : disebabkan oleh jamur epidermophyton hocosom Gejala : gatal dan sakit pada kulit. Menyerang lubang telinga dan kulit.
Tinea : infeksi kulit Gejala : merah (membentuk sebuah garis jelas) dan gatal. Gejalanya ada yang timbul (bengkak) ada yang datar (lebih gatal. Biasanya terjadi pada wanita hamil)
Tinea capitis : menyerang kulit kepala
Tinea corporis : menyerang kulit yang tidak berambut
Tinea cruris : menyerang daerah dibawah selangkangan dan lipatan paha.
Tinea phedis : menyerang jari kaki dan telapak kaki
Tinea unguinum : menyerang kuku
PARASIT
Malaria : disebabkan oleh parasit plasmodium
Lesmaniasis : disebabkan oleh parasit lesmania
Trypanosomiasis : disebabkan oleh parasit trypanosome
Amebiasis : disebabkan oleh parasit entamoeba histolitica
Scabies : disebabkan oleh parasit sarcoptes scabies
Infeksi kutu : disebabkan oleh parasit pedikulosis
6. M4 manifestasi di rongga mulut
Herpes
Oral herpes : radang gingival. Gejala : perih, ada gelembung berisi cairan. Bisa terjadi di faring,mukosa pipi dan palatum
Herpes genital : terjadi di alat kelamin
Varicella zoster : virus herpes. Bersembunyi pada neuron sensori. Contohnya : chicken fox (cacar air) dan shingaels. JAMUR
Candidias oral : disebabkan oleh jamur candida albicans. Gejala : muncul lapisan kental warna putih, lunak, menggumpal. Dan terjadi peradangan berwarna merah.
Angular seilitis Gejala : terdapat lesi merah, nyeri dan kehilangan dimensi oklusal vertical.