LAPORAN TUTORIAL BLOK 4 MODUL 4
“SISTEM SARAF HEAD AND NECK "
Tut
TUTOR : drg. Ridha Syahri Ketua : Chindy Dwi Mayang Sari
1711412009
Sekretaris Papan : M. Defri Ramadhoni 1711413004 Sekretaris Meja : Andina Anggraini
1711411014
Nama Anggota : Nabilla Ramadhanty 1711412022 Wiwit Pratiwi
1711411018
Khalisha Salsabila
1711412027
Oryza Shafira Aldi
1711411005
Dea Favella
1711412006
Afifurrahman
1711412017
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ANDALAS 2017
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillahirabbilalamin, sungguh banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji bagi Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta Hidayah Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan menyelesaikan tugas hasil laporan Tutorial Skenario modul 4 ini.
Dalam penyusunannya kami mengucapkan terimakasih kepada dokter tutor kita drg. Ridha Syahri yang telah memberikan dukungan, kasih dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga laporan ini bisa bermanfaat dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi bagi kami.
Meskipun kami berharap isi dari laporan l aporan tutor kami ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun pasti selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun membangun agar laporan tutorial ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan tutorial kami ini dapat bermanfaat. bermanfaat.
Wassalam
Padang, 19 Februari 2018
Penyusun
Skenario 4 "Kok bisa kebas?"
Ani seorang mahasiswi FKG pergi menemani ayahnya untuk mencabut gigi geraham bawah. Sebelum melakukan pencabutan gigi, dokter gigi melakukan anestesi terlebih dahuu. Ani bertanya mengapa anestesinya dilakukan sebanyak 2 kali, kenapa tidak satu kali saja. Doker gigi menjelaskan bahwa nervus yang akan dianasesi ada beberapa jenis, jadi tempat menginjeksikan jarumnya juga berbeda-beda. Ujuan kia menganastesi adalah untuk menghambat penghantara impus ke reseptor nyeri sehingga pasien tidak merasakan sakit saat dilakukan pencabutan. Sama halnya dengan bius umum dan bius lokal. Jika bius umum yang dianastesi adalah sistem syaraf pusat, sementara bius local menganastesi sistem syaraf tepi. Ani masih pesasaran dengan bagaimana kerja bahan anastesi bisa menghambat impuls syaraf sehingga pasien tidak merasakan sakit apa-apa. Bagaimana saudara bisa membantu menjelaskan hal diatas? Langkah Seven Jumps :
A. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi B. Menentukan masalah C. Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior knowledge D. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat solusi secara terintegrasi E. Memformulasikan tujuan pembelajaran/ learning objectives F. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain G. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh
Uraian: A. Terminologi 1. Anastesi : suatu tindakan penghilang rasa sakit untuk pembedahan hilangnya rasa sensasi di beberapa bagian tubuh yang disebabkan oleh adanya blokade impuls secara mekani. 2. Injeksi : mendorong obat dalam tubuh dengan menggunakan jarum suntik, dengan di dalam vena, otot dan jaringan lemak dibawah kulit
3. Bius umum : Membuat mati rasa bagian tubuh pada pasien dan menyebabkan kehilangan kesadaran secara penuh dalam jangka waku tertentu 4. Sistem saraf : pengaturan tubuh dan memberi tanggapan rangsangan yang terbagi 2 , yaitu :
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terbagi atas otak dan medula spinallis, sedangkan sistem saraf tepi terbagi atas autonom dan somatik. 5. Bius lokal : anastesi bagian tubuh yang ingin/ akan dibedah yang akan diastesi yaitu sistem saraf tepinya. 6.
Kebas : mati rasa / kaku yang disebabkan oleh gangguan saraf tepi
7. Nyeri : mekanisme proteksi tubuhatas rasa sakit dan atas kerusakan jaringan tubuh.
B. Masalah
1. Apa saja jenis-jenis anastesi? 2. Bagaimana cara kerja anastesi umum dan lokal pada tubuh? 3. Apa Saja efek samping anastesi? 4. Apakah ada kegagalan dalam melakukan anstesi? 5. Nervus apa yang di anastesi pada rongga mulut? 6. Apa saja jenis nervus orafacial? 7. Apa saja gangguan pada sistem saraf? 8. bagaimana mekanisme impuls saraf? 9. apa saja jenis-jenis saraf?
C. Analisa masalah, brain storming menggunakan pri or knowledge 1. Apa saja jenis-jenis anastesi
1. Anastesi lokal digunakan pada operasi kecil pada bagian tubuh tertentu. Suntikkan anastesi diberikan di sekitar area yang akan dioperasi untuk mengurangi rasa sakit. Anastesi ini juga dapat diberikan salep / semprotan. Sebuah anastesi lokal akan membuat pasien terjaga sepanjang operasi, tapi akan mengalamimati rasa di sekitar daerah yang dioperasi, dan anastesi lokal memiliki pengaruh jangka pendek. 2. Anastesi regional Anastesi yang diberikan pada sekitar saraf utama tubuh untuk mematikan bagian yang lebih besar. Pada prosedur ini pasien mungkin tidak sadarkan diri selama periode waktu yang lebih panjang. Obat anastesi disuntikkan dekat sekelompok saraf untuk menghambat rasa sakit selama prosedur bedah dan setelah prosedur bedah. Anasesi regonal ada 2 jenis : a.
anastesi spinal
bentuk anastesi regional yang disuntikkan ke dalam tulang belakang pasien. Pasien akan mengalami mati rasa pada leher ke bawah. Tujuan anastesi ini adalah untuk memblokir transmisi sinyal saraf. Biasanya pasien tetap sadar selama prosdur medis, tapi diberikan obat penenang untuk membuat pasien tetap tenang selama operasi.misalnya pada bagian pinggul, perut dan kaki
b. anastesi epidural anastesi yang cara kerjanya sama dengan anastesi spinal, bedanya anastesi ini disuntikkan di ruang epidural dan kurang menyakitkan daripada anastesi spinal. Pada anastesi ini biasanya diberikan pada bagian pinggul, dada, perut dan kaki. 3. anastesi umum Anastesi yang ditujukan membuat pasien sepenuhnya tidak sadar selama operasi. Obst bius disuntikkan ke tubuh pasien atau dalam bentuk gas yang dilewatkan melalui alat pernapasan. Pasien sama sekali tidak akan mengingat apapun tentang operasi karena anastesi umum mempengaruhi otak dan seluruh tubuh. 2. bagaimana cara kerja anestesi umum dan lokal pada tubuh? - anastesi lokal : bahan kerja anastesi lokal melekat pada reseptor yang ada di dekat gerbang sodium pada membran sel, lalu mengurangi permeabilitas ion sodium sehingga dapat menghambat konduksi impuls. Ion sodium ini berfungsi untuk berikatan dengan reseptor pada membran sel, untuk meningkatkan permeabilitas dan membuka gerbang sodium. Karena anstesi lokal diinjeksikan, maka cairan anastesi ini akan berikatan dengan reseptor pada membran sel, maka terjadilah penurunan permeabilitas membran sel sehinga menghasilkan blokade gerbang sodium. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan konduksi sodium dan rasio depolarisasi dan mengakibatkan terhambatnya pengiriman impuls sehingga sensasi rasa sakit dapat dihilangkan. - anastesi umum : mempengaruhi sistem otak karena hilangnya kesadaran, mempengaruhi batang otak karna hilangnya kemampuan bergerak dan mempengaruhi kortex serebral karna terjadinya perubahan listrik pada otak. Menghambat impuls saraf dan metabolisme pada tubuh karena dapat bereaksi secara kimia mempengaruhi sum-sum tulang belakang, otak dan korteks cerebral.
3.) apa saja efek samping dari anestesi? - terasa mual dan ingin muntah - menggigil - sulit berpikir - terasa pusing - sulit buang air kecil - Nyeri pada daerah bekas suntikkan - Nyeri pada daerah spinal jika disuntikkan pada daerah spinal - Jika bahan anastesi overdosis, menyebabkan terjadinya masalah pada peredaran darah dan pernapasan - Jika bahan anastesi overdosis, menyebabkan toksik terhadap jaringan saraf - Penurunan tekanan darah
- Gatal karena adanya kombinasi dari arteri spinal dan obat nyeri - menghambat saluran Na pada jantung - mati rasa pada mukosa mulut pasca operasi. - pneumonia -pandangan kabur - kepala terasa nyeri 4.) apakah ada kegagalan dalam melakukan anestesi? Ada. - karena adanya variasi anatomi, maka sulit untuk melakukan injeksi - kesalahan operator dalam melakukan anastesi - pasien resisten terhadap anastesi - patah pada jarum saat diinjeksikan karena pasien merasa kaget - anxiety - overdosis - efek dari anastesi yang belum maksimal sehingga masih nyeri saat operasi - jaringan mengalami infeksi sehingga sulit untuk di anastesi - anastesi yang diinjeksikan tidak tepat masuk ke saraf 5.) nervus apa yang di anastesi pada rongga mulut => geraham bawah : trigeminus, Nv. Yang ada di lidah 6.) apa saja jenis nervus orofacial ? Pada kepala : Tcranial : 12 pasang 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
afoktarius optikus oklumotor froklearis trigeminus abdusen faciasil vestibulo koklea glossefaringeal fagus
11. aksessoris 12. hypoglossus ket: 1,2,8 => sensoris 3,4,6,11,12 => motorik Sisa => gabungan Persarafan Orofacial terdiri atas : 1. Nervus Trigeminus (NV) Merupakan saraf otak terbesar. Dan memiliki 3 cabang utama yaitu : -
N. V3 : merupakan cabang terbesar dari nervus trigeminus dan bersifat sensorik dan motorik N. V2 : mensarafi palatum durum dan palatum mole dan bersifat sensoris N. V1 : merupakan cabang terkecil dari nervus trigeminus
2. Nervus Facialis (NVII) Merupakan sel saraf sensroik, motorik dan persarafan otot-otot wajah. 3. Nervus Glossopharingeus (NIX) Ssebagai suplai persarafan sensoris dari oropharing dan bagian posterior lidah 7.) apa saja gangguan pada sistem saraf? 1. Stroke: Kerusakan otak akibat pecah/tersumbatnya pembuluh darah dalam otak, sehingga saraf tidak cukup oksigen akibatnya sel saraf mati dan penderita mempunyai masalah dengan pengucapan, gerakan, ingatan. 2. Hidrocephalus : Pembesaran kepala akibat penimbunan secara aktif cairan otak dalam bilik otak 3. Neuritis : Radang saraf tepi karena pukulan, tekanan, patah tulang, defisiensi vitamin B 4. Alzheimer : Penyakit kehilangan kemampuan untuk peduli terhadap diri sendiri 5. Epilepsi : Penyakit yang menyerang pada neuron motorik dan sensorik secara berulang sehingga menimbulkan kontraksi otot berulang tanpa disadari 6. Gegar otak : Penyakit yang disebabkan oleh benturan. Benturan ringan menyebabkan pusing dan muntah sedang benturan berat menyebabkan muntah dan pingsan 7. Meningitis : Peradangan Meningitis yang akut oleh bakteri 8. Sifilis : Infeksi bakteri pada otak yang dapat menyebabkan hilangnya daya berpikir, ingatan, gangguan berbicara dan kelumpuhan 9. Amnesia : Kondisi ingatan penderita terganggu dikarenakan kerusakan pada otak karena benturan, suatu penyakit, guncangan batin dan trauma 8.) bagaimana mekanisme impuls saraf Informasi => reseptor => akseptor => syaraf pusat => saraf sensoris => efektor 9.) apa saja jenis-jenis nyeri Jenis nyeri : 1. Nyeri cepat
-berlangsung 0,1 dt sesudah stimulus - contohnya seperti : sharp pain, pricking pain, acute pain, electric pain - biasanya terjadi pada kulit 2. Nyeri lambat - berlangsung 1 dt sesudah stimulus - slow burning pain, aching pain, throbbing pain, nauseous pain chronic pain - terjadi pada kulit, j aringan dalam dan organ D. Skema
Ayah Ani
Mnecabut gigi geraham dengan Dokter Gigi
Anastesi
Anastesi umum
Anastesi lokal
Sistem saraf pusat
Sistem saraf tepi Sistem Saraf
Head and Neck
-
Persayarafan Orofacial (N V, VII, IX)
-
Susunan sistem saraf
-
Reseptor Nyeri
E. Tujuan pembelajaran/ learning objectives
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami Persayarafan Orofacial (N V, VII, IX) 2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami Susunan sistem saraf 3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami Reseptor Nyeri
F. Kumpulan informasi 1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami Persayarafan Orofacial (N V, VII, IX)
Persarafan Orofacial terdiri atas : 1. Nervus Trigeminus (NV)
Merupakan saraf otak yang terbesar
Menuju kepermukaan Ventral batang otak dan pada pertengahan pontis membentuk: - Portio Minor yang mengandung serabut motoris - Portio Mayor yang mengandung serabut sensoris
Kemudian kedua akar serabut ini menuju kedepan dan lateral dan membentuk : Ganglion Trigeminalis yang berbentuk picak dan ovoid, dan hanya serabut-serabut sensoris yang menempati Ganglion ini. Dari bagian anterior ganglion ini akan muncul Nv1, Nv2, Nv3. Serabut motorik akan terdapat di bawah ganglion ini dan akan muncul di N.V3 Nv akan membawa serabut autonom : 1. Parasymphatis Nv berhubungan dengan 4 ganglia parasymphatis : - Gl. Ciliaris - Gl. Oticus - Gl. Pterigo paltinum - Gl. Submandibularis Nv hanya mensuply serabut-serabut preganglionair ke ganglion-ganglion ini. 2. Symphatis serabut-serabut post ganglioner dari
- Gl Cervicalis sup
didistribusikan oleh nervus
- Pl. Caroticus Int Nervus trigeminus mempunyai 3 cabang : 1. N. Opthalmicus (N.v1) •
Bersifat sensoris murni
•
Merupakan divisi paling kecil dari N V
•
Menembus durameter dan berjalan kedepan pada dinding lateral sinus cavernosus di bawah N III dan N IV
•
Cabang-cabang : = N. Lacrimalis Mensarafi kulit dan conjuctiva bagian lateral Palpebra Sup = N. Supra Orbitalis Mensarafi kulit dan conjuctiva bagian tengah Palpebra Sup, kulit dahi = N. Supratrochlearis Mensarafi kulit dan Conjuntiva bagian medial Palpebra Sup, kulit dahi bagian bawah = N. Infratrochlearis Mensarafi kulit dan Conjuntiva bagian medial Palpebra sup, kulit sisi hidung yang berdekatan = R. Nasalis Ext Mensarafi kulit pada sisi hidung sampai keujungnya
2. N. Maxillaris (Nv2) •
Dipercabangkan dari bagian tengah ganglion trigeminale (Gasseri)
•
Keluar dari rongga tengkorak melalui foramen rotundum fossa pterygo palatina (pada fosa ini mudah di blok) kemudian memasuki orbita melalui fissura pterygo palatine selanjutnya berjalan didalam canalis infra orbitalis dan keluar melalui foramen infra orbitalis .
•
Cabang dibagi atas 2 kelompok : a. Cavum craniii : R. Meningius b. D1 fossa pterygo palatina : pada fossa ini mudah diblok dengan anastesi lokal, pada fossa ini muncul cabang-cabang : - N. Infra orbitalis Menuju orbita melalui fissure orbitalis ke canalis infra orbitalis Ke muka (fasial) muncul melalui foramen infra orbitalis dan bercabang untuk kulit: + kelopak mata bagian bawah + bibir atas + sisi hidung Di dalam canalis infra orbitalis akan bercabang menjadi : Nervus alveolaris ant sup Berjalan melalui saluran halus di dinding depan sinus maxillaris untuk mensarafi : rahang atas, insisvus dan caninus. Memberikan cabang-cabang kecil untuk mucosa nasi dan beranstomose dengan n. Alveolaris post. Sup
Nervus alveolaris post. Sup Muncul dari n. Maxillaris Meninggalkan fossa pterygo palatina melalui fissura pterygo maxillaris. Turun ke dinding post. Sinus maxillaris. Memberikan cabang-cabang untuk : gingiva, molar dan premolar, mucosa sinus maxillaris, periotium alveolaris
3. N. Mandibularis (NV3) • Merupakan cabang terbesar dari Nv • Dibentuk oleh : - Serabut-serabut sensorik Yang berasal dari Gl. Trigeminal - Serabut-serabut motorik Yang terdapat dibawah Gl. Trigeminal • Kedua serabut ini meninggalkan cavum cranium melalui foramen ovale dan segera bergabung membentuk N. Mandibularis menuju Fossa Infra temporalis Maka N. mandibularis akan bercabang menjadi : - Divisi Anterior - Divisi Posterior Sewaktu N. Mandibularis berada di fossa infra temporalis nervus ini dapat diblok dnegan anastesi lokal dengan menyuntikkan melalui incisura mandibularis. N. Mandibukaris mempunyai hubungan a. Post : A. Meningea Media b. Lateral : M. Pterygoideus lateralis c. Medial : M. Tensor Velli Palatini - Divisi Anterior N. Mandibularis Menerima : a. Serabut-serabut Motoris Serabut-serabut ini akan mensyarafi otot-otot pengunyah yaitu : - M. Pterygoideus Lateral
- M. Temporalis - M. Masseter b.
Serabut-serabut sensoris Dikenal sebagai N. Bucalis Akan mensyarafi : - Kulit dan mucosa pipi - Gusi - Molar I - Pre molar
- Divisi Posterior N. Mandibularis Menerima : -
Sebagian besar serabut sensoris yang akan bercabang menjadi : - N. Alveolaris inferior - N. Lingualis - N. Auriculo Temporalis
-
Sebagian kecil serabut Motoris yang akan menuju : - M. Mylohyoideus - Pars Ant M. Digastricus Serabut-serabut ini : N. Mylohyoideus Merupakan cabang N. Alveolaris.
2. Nervus Facialis (NVII) -
Merupakan syaraf otak yang mengurus otot-otot muka Mengandung : - syaraf sensorik - syaraf motorik Keluar dari rongga tengkorak (fossa cranii post) menuju meatus acusticus int menuju canalis facialis menuju foramen stylomastoideus menuju Gl parotis dan sampai ke daerah muka Didalam canalis facialis memberi cabang untuk mengurus telinga dalam : - N. Petrosus super F. Mayor - N. Petrosus super F. Minor - N. Petrosus super F. Ext - Chorda Tympani - R. Stapedius - M. Stapedius - Setelah keluar dari foramen stylomastoideus, N. Facialis akan bercabang : 1. N. Auricularis Post - Melayani otot-otot Auricula
- Kulit kepala belakang telinga 2. R. Digastricus Mensyarafi venter post M. Digastricus 3. R. Stylohyoideus Mensyarafi M. Stylohyoideus - Setelah mempercabangkan syaraf-syaraf ini N. Facialis selanjutnya membelok ke depan masuk ke glandula parotis membentuk plexus parotidicus yang akan memberikan cabang yaitu : 1. Bagian Temporo Facialis 2. Bagian Cervicofacialis.
3. Nervus Glossopharingeus (NIX) •
Muncul dari sulcus Retro OlivaryMedulla Oblongata dimana akar-akarnya satu garis dengan : - N VIII -> diatasnya -NX
-> di baawahnya
- N XI
-> dibawahnya
•
Serabut-serabut ini meninggalkan tengkorak melalui foramen yugulare. Didepan n X, XI, dan terpisah dari saraf-saraf ini oleh duramater
•
Didalam foramen yugulare ini, syaraf ini mempunyai 2 ganglion : - Ganglion Superior Mengandung badan sel serabut general somatic afferen yang akan didistribusikan ke membrana mucosa telinga tengah - Ganglion Inferior Lebih besar dan penting mengandung badan sel dari serabut-serabut sensoris Cabang-cabang n IX :
1. N. Tympanicus
- mencapai telinga tengah dan membentuk didinding medial
Plexus Tympanicus yang terdapat
- Serabut sensoris mensyarafi Mucosa telinga tengah - Serabut Preganglioner melalui N. Petrosus minor ke Gl. Oticum yang berfungsi secremotor dari Gl. parotis 2. N. Carotid Cabang ini membawa serabut afferen dari chemoreceptor di glomus caroticus 3. N. Pharyngicus
baroreceptor di sinus caroticus dan
Bersama-sama dengan N. Vagus & Truncus symphaticus pars cervicalis akan membentuk Pl. Pharyngicus Melalui Pl. ini,, N IX akan memberikan serabut-serabut sensoris ke mucosa pharynx, dan mungkin juga serabut motorik ke M. Constrictor 4. R. Muscularis Cabang ini mensyarafi M. Stylo pharyngeus 5. N. Tonsilaris Memberikan serabut-serabut sensorik ke : Tonsil Palatina, Palatum Molle & Arcus palatina 6. R. Lingualis Memberikan serabut sensoris ke taste bud mucosa lidah 1/3 belakang dan taste bud pada papilla circum valata. 2.
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami Susunan sistem saraf
Sistem saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang). Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf adalah neuron atau sel saraf.
Neuron Terdiri dari
Badan sel (soma)
Akson yang menghantarkan impuls ke neuron berikutnya
Dendrit yang menerima impuls dari neuron lain
Dua jenis :
Bermielin (myelinated neuron)
Tidak bermielin (unmyelinated neuron)
Tipe fungsional neuron
Neuron aferen
-
Mentransmisikan informasi (sensorik) dari reseptor ke susunan syaraf pusat
-
Tidak punya dendrit
-
Impuls hanya berasal dari reseptor
Neuron eferen
-
Mentransmisikan informasi (motorik) dari susunan syaraf pusat ke efektor (otot, kelenjer ,dll)
Bentuk sel lengkap : soma, dendrit, dan akson
Interneuron
-
Berfungsi mengintegrasikan dan mengubah sinyal
-
Mengintegrasikan neuron aferen dan neuron eferen pada sirkuit refleks
-
Merupakan kelompok neuron terbanyak
Divisi sensorik-reseptor Aktivitas susunan syaraf dimulai oleh informasi sensorik yang diterima reseptor. Informasi sensorik diteruskan ke : medulla spinallis, substansia retikularis dari medulla oblongata, pons, 4 mesensefalom, serebelum, talamus, korteks somestetik. Divisi motorik-efektor Setelah diintegrasikan, informasi diteruskan ke korteks (serebri) Motorik . informasi motorik diteruskan ke efektor yang menimbulkan berbagai aktivitas berupa : a. Kontraksi otot rangka b. Kontraksi otot polos c. Sekresi eksokrin dan endokrin Bagian motorik SSP Traktus kortikospinal (T. Piramidalis) Area motorik korteks : 1. Korteks motorik 2. Area mototrik suplemen 3. Korteks premotorik Korteks motorik Memberi perintah gerakan otot di seluruh tubuh. Terdapat gambaran representasi area motorik untuk setiap bagian otot di seluruh tubuh yang dikontrolnya. Korteks motorik primer (M1) Asal dari traktus kortikuspinalis dan T. Kortikotubrospinalis. Menimbulkan gerkan yang bersifat discrete dan detail.
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. a) SSP (Sistem Saraf Pusat) (1) Otak
Otak dilapisi oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput meninges terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan durameter, lapusan araknoid, dan lapisan piameter.
(a) Lapisan durameter yaitu lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan bersifat tidak kenyal. Lapisan ini melekat langsung dengan tulang tengkorak. Berfungsi untuk melindungi jaringan-jaringan yang halus dari otak dan medula spinalis. (b) Lapisan araknoid yaitu lapisan yang berada dibagian tengah dan terdiri dari lapisan yang berbentuk jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut dengan ruang subaraknoid dan memiliki cairan yang disebut cairan serebrospinal. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi otak dan medulla spinalis dari guncangan. (c) Lapisan piameter yaitu lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan melekat langsung pada otak. Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah. Berfungsi untuk melindungi otak secara langsung.
Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah cerebrum, mesenchepalon, dienchephalaon, dan cerebellum. Adapun penjelasan dari masing-masing bagian yaitu:
(a) Cerebrum Cerebrum merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari otak kita yaitu 7/8 dari otak. Cerebrum mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu otak besar belahan kiri yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kanan. Kemudian otak besar belahan kanan yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kiri. Bagian kortex cerebrum berwarna kelabu yang banyak mengandung badan sel saraf. Sedangkan bagian medulla berwarna putih yang bayak mengandung dendrit dan neurit. Bagian kortex dibagi menjadi 3 area yaitu area sensorik yang menerjemahkan impuls menjadi sensasi, area motorik yang berfungsi mengendalikan koordinasi kegiatan otot rangka, area asosiasi yang berkaitasn dengan ingatan, memori, kecedasan, nalar/logika, kemauan. Cerebrum mempunyai 4 macam lobus yaitu : (a)
Lobus frontal berfungsi sebagai pusat penciuman, indera peraba.
(b) Lobus temporal berungsi sebagai pusat pendengaran
(c)
Lobus oxsipetal berfungsi sebagai pusat pengliihatan.
(d) Lobus parietal berfungsi sebagai pusat ingatan, kecerdasan, memori, kemauan, nalar, sikap. (b) Mesencephalon
Mesencephalon merupakan bagian otak yang terletak di depan cerebellum dan jembatan varol. Mesencephalon berfungsi sebagai pusat pengaturanan refleks mata, refl eks penyempitan pupil mata dan pendengaran. (c) Diencephalaon
Diencephalaon merupakan bagian otak yang terletak di bagian atas dari bat ang otak dan di depan mesencephalon. Diencephalaon terdiri dari talamus yang berfungsi untuk stasiun pemancar bagi impuls yang sampai di otak dan medulla spinalis. Bagian yang kedua adalah hipotalamus yang berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu tubuh, selera makan dan keseimbangan cairan tubuh, rasa lapar, sexualitas, watak, dan emosi. (d) Cerebellum
Cerebellum merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang otak besar, berfungsi sebagai pusat pengaturan koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan tubuh serta posisi tubuh. Cerebellum memiliki 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan belahan cerebellum bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varoli yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari otot-otot belahan kiri dan kanan. (2) Medulla oblongata
Medulla oblongata disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau batang otak. Terletak langsung setelah otak dan menghubungkana dengan medulla spinalis, di depan cerebellum. Susunan kortexmya terdiri dari neeurit dan dendrite dengan warna putih dan bagian medulla terdiri dari bdan sel saraf dengan warna kelabu. Medulla oblongata berfungsi sebagai pusat pengaturan ritme respirasi, denyut jantung, penyempitan dan pelebaran pembuluh darah, tekanan darah, gerak alat pencernaan, menelan, batuk, bersin, sendawa. (3) Medulla spinalis
Medulla spinalis disebut dengan sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-ruas tulang belakang yaitu ruas tulang leher sampaia dengan tulang pinggang yang kedua. Medulla spinalis berfungsi sebagai pusat gerak ref leks dan menghantarkan impuls dari organ ke otak dan dari otak ke organ tubuh b) SST (Sistem Saraf Tepi/Perifer)
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh dengan sistem saraf pusat. (1) Sistem saraf sadar/somatik
Sistem saraf sadar/somatik merupakan sistem saraf yang kerjanya berlangsung secara sadar/diperintah oleh otak. Bedakan menjadi dua yaitu :
(a) Sistem saraf pada otak Sistem saraf pada otak merupakan sistem saraf yang berpusat pada otak dan dibedakan menjadi 12 pasang saraf
(b) Sistem saraf sumsum spinalis Sistem saraf sumsum spinalas merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula spinali (sumsum tulang belakang) yang berjumlah 31 pasang saraf yang terbagi sepanjang medula spinalis. 31 pasang saraf medula spinalis 2) Sistem Saraf Tak Sadar
Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah untuk mempercepat denyut jantung, memperlebar pembuluh darah, memperlebar bronkus, mempertinggi tekanan darah, memperlambat gerak peristaltis, memperlebar pupil, menghambat sekresi empedu, menurunkan sekresi ludah, dan meningkatkan sekresi adrenalin. Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jarring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem s araf
parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung
SINAPS
Sinaps adalah hubungan neuron dengan neuron lainnya Sangat esensial pada homeostatis, karena pada sinaps : Impuls diintegrasikan dan “disaring”] Impuls melalui sinaps bisa : - Dihantarkan (eksitasi) - Diinhibisi
Neuron yang mengirimkan impuls disebut neuron presinaptik
Neuron yang menerima impuls disebut neuron postsinaptik
Bentuk sinaps : - Aksodendritik - Aksosomatik - Aksoaksonik Tipe sinaps - Sinaps elektrik (electical synaps) : ion dihantarkan secara langsung melalui gap junction yang dihubungkan oleh konekson - Sinaps kemis (chemical synaps) : neuron presinaptik melepaskan neurotransmitter untuk menyebarkan impuls ke neuron postsinaptik Peristiwa yang terjadi pada sinaps - Eksitasi : potemsial aksi yang timbul di postsinaptik disebut excitatory postsynaptic potential (EPSP) - Inhibisi : potemsial aksi yang timbul di postsinaptik disebut inhibitory postsynaptic potential (IPSP)
3.) Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami Reseptor Nyeri
Nyeri merupakan gejala yang sering ditemukan. Dimana tujuan nyeri : yaitu untuk mekanisme protektif tubuh. Jenis- jenis nyeri : 1. Nyeri cepat - 0,1 dt sesudah stimulus - sharp pain, pricking pain, acute pain, electric pain -biasanya terjadi pada kulit - ditimbulkan oleh rangsangan mekanik atau ternal 2. Nyeri lambat - 1 dt sesudah stimulus - slow burning pain, aching pain, throbbing pain, nauseous pain chronic pain - biasanya terjadi pada kulit kulit, jaringan dalam dan organ - ditimbulkan oleh rangsangan mekanik, termal, dan kimia.
RESEPTOR NYERI : Free nerve ending
-Banyak terdapat pada kulit, periosteum, dinding arteri permukaan sendi, falx dan tentorium cerebri -Jaringan yang lebih dalam tidak banyak terdapat FNE. Ada 3 jenis reseptor nyeri berdasarkan jenis stimulus : 1. Mechanical 2. Thermal 3. Chemical
SIFAT RESEPTOR NYERI :
1. Tidak beradaptasi 2. Hyperalgesia : intensitas nyeri sebanding dnegan kecepatan kerusakan jaringan intensitas nyeri juga berkorelasi dnegan peningkatan konsentrasi ion K dan enzim Proteolitik. Intensitas nyeri sebanding dengan kecepatan kerusakan jaringan, Intensitas nyeri juga berkorelasi dengan peningkatan konsentrasi ion K dan Enzim proteolitik
KERUSAKAN JARINGAN SEBAGAI PENYEBAB NYERI :
1. Zat kimia -
Bradikinin, serotonin, histomin, pofassiumion Acids, Acethyicholin, proteolytic, enzymes.
2. Iskemia jaringan akibat peningkatan asam laktat 3. Spasme otot - stimulus terhadap mechanosensitive pain receptor - kompresi pembuluh darah
JALUR SENSORIK :
1. Sistem Kolumna dorsalis/lemniskus medial - Radix dorsalis ascenden menyeberang pada LM - Serabut saraf bermielin tebal, kecepatan konduksi 35-70 m/dt - Transmisikan informasi sensoris yang cepat - Orientasi ruang tingkat tinggi 2. Sistem Anterolateral - radix dorsalis menyeberang ke kontralateral
ascenden
- Serabut kecil, ada yang tidak bermielin, kec.konduksi 1-15 m/dt - Orientasi ruang kurang tepat - Transmisikan informasi sensoris kurang cepat
SISTEM KOLUMNA DORSALIS
1. Sensasi raba dengan tingkat lokalisasi rangsang yang tinggi 2. Sensasi raba dengan intensitas gradasi halus 3. Sensasi fasik seperti getaran 4. Sensasi gerakan pada kulit 5. Sensasi kinestetik 6. Sensasi tekanan dengan intensitas derajat halus
SISTEM ANTEROLATERAL
1. Nyeri 2. Termal 3. Sensasi raba dan tekanan kasar
4. Sensasi gatal dan geli 5. Sensasi seksual
KORTEX SOMATOSENSORIK - Daerah somatosensoris I (girus postsentralis kortex cerebri) Daerah somatosensoris II (posterior inferior ujung bawah girus post sentralis) -
Proyeksi tubuh dalam daerah somatosensorik I
-
Diferensiasi modalitas dalam daerah somato sensoris I
REFERRED PAIN - Yaitu, nyeri dirasakan pada tempat yang jauh dari tempat terjadinya keusakan jaringan. - Penyebab : iritasi viscus dan direfer ke jaringan somatis,rasa somatik yang dalam seperti sakit gigi juga dapat direfer. - Contoh : a. Referred pain dari jantung ke lengan kiri b. Referred pain iritasi diafragma bagin depan ke pundak c. Referred pain distensi ureter ke testis. - Mekanisme reffered pain a. Teori konvergensi Serat afferent viseral mengadakan konvergensi dnegan serat afferent somaitk pada neuron yang sama pada ttsktus spinotalamikus Distribusi reffered pain sesuai dengan segmen embrionik yang sama Prinsip dermatom rules b. Teori fasilitasi Efek impuls bawah ambang yang masuk dari daerah viseral menurunkan ambnag neuron spinotalamikus yang menerima serat afferent dari daerah somatik.
VISERAL PAIN - Penyebab true viseral pain : a. Iskemia b. Stimulus kimia c. Spasme hollow viscus d. Overdistensi Hollow Viscus - Viseral yang insensitif : parenkim hati dan paru
DAFTAR PUSTAKA
Tartowo, Ns, S.Kep, dkk. 2009. farmkakologi bahan kedokteran gigi . CV. Trans Info Media. Jakarta.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/92908111118.pdf http://health.ghiboo.com/ http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/1346/1/BK2010SEPO1.pdf
http://www.ilmudasar.com/2016/08/pengertian-fungsi-12-saraf-kranial-adalah.html
http://aisyahdewifauziah.blogspot.co.id/2011/06/vaskularisasi -dan-persarafan-pada-otot.html
Kp. Rahmatina B.herman, fisiologi FK unand “susunan sistem saraf sinaps dna subtansi transmiter”
Kp. dr. Detty Iryani,M kes, M.Pd ked “mekanisme nyeri”