Modul 1 Oklusi
Skenario 1 Ada Kontak Gigi…Ya!!
Mahasiswa FKG semester awal melakukan pratikum lapangan ke tempat praktek drg. Mely. Mereka tertarik melihat banyak terdapat gambar model gigi dan rahang serta poster tentang gigi geligi dan penyakit di rangga mulut. Beberapa mahasiswa sangat tertarik pada model gigi dan rahang yang dapat dibuka-tutup sesuai pergerakan rahang manusia Drg. Mely menjelaskan pada mereka bahwa untuk mendalami hal itu perlu mempelajari tentang anatomi rahang manusia terlebih dahulu. Maksila dan mandibula manusia dapat buka tutup sesuai dengan oklusinya. Oklusi sendiri terdapat dalam bentuk normal dan abnormal. Saat oklusi dapat ditentukan adanya overbite, overjet dan free way space. Drg. Mely juga menjelaskan ada kondisi saat kita menutup rahang atau dalam keadaan istirahat yang disebut oklusi sentrik dan realsi sentrik. Walaupun masih agak bingung, para mahasiswa semakin tertarik mendalami ilmu kedokteran gigi. gigi. Bagaimana saudara menjelaskan kebingungan para mahasiswa tersebut ?
Langkah
1
:
mengklarifikasi
terminology
yang
tidak
diketahui
dan
medefenisikan hal – hal yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi
Overbite
overlap antara incisivus atas dengan inscisivus bawah dalam bidang
vertical
Oklusi
cara
bagaimana gigi atas dan bawah berkontak satu sama lain baik saat
istirahat maupun mengunyah, oklusi merujuk pada bagaimana gigi saling bersentuhan dan apakah selaras atau tidak.
Oklusi normal suatu
hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang yang sama
dan rahang yang berlawanan, apabila gigi geligi dikontakkan dan condylus berada dalam fossa glenoidale
Overjet jarak
horizontal antara insisal edge incisivus rahang atas terhadap bidan
labial gigi incisive pertama rahang bawah
Free way space celah
yang terdapat antara rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan
istirahat
Oklusi sentrik hubungan
kontak maksimal dari gigi rahang atas dan rahang bawah waktu
rahang bawah dalam keadaan relasi sentris
Relasi sentrik hubungan
rahang bawah dangan rahang atas pada mana kepala sendi atau
condyle berada dalam keadaan paling dorsal dalam cekungan sendi atau glenoid fossa tanpa mengurangi kebebasan untuk bergerak ke lateral.
Langkah 2 : menentukan masalah
1)
Bagaimana bentuk anatomi rahang manusia ?
2)
Apa saja klasifikasi dari oklusi ?
3)
Apa perbedaan oklusi sentrik dan relasi sentrik ?
4)
Apa saja faktor penyebab overbite dan overjet ?
5)
Apa faktor yang mempengaruhi oklusi ?
6)
Apa saja kriteria dari oklusi normal ?
7)
Apa penyebab oklusi abnormal ?
Langkah 3 : menganalisa masalah melalui brain stormin g dengan menggunakan pri or k nowl edge
1)
Bagaimana bentuk anatomi rahang manusia ?
Fungi rahang adalah untuk tempat memasukkan makanan. Rahang manusia terdiri atas dua yaitu rahang atas (os maxilla) dan rahang bawah (os mandibular ) a
Rahang atas (os maxilla) tulang
yang membentuk sebagian dari wajah, merupaka atap cavum
oris dan membentuk dasar orbita.
- Juga alveolaris - Sutura palatomaxilaris - Sutura palatine mediana - Proc. Palatinus - Proc. Alveolaris - Foramen palatinum majus - Proc. Pyramidalis - Choana - Lamina horizontalis - Foramina palatine minora - Sulcus palatinus major - Gigi-gigi molar - Gigi-gigi premolar - Gigi caninus - Gigi inscisivus b
Rahang bawah terletak
dari rangka wajah sebelah bawah. Terdapat bagian yang
menonjol disebut dagu. Terdapat corpus dan ramus mandibular
2)
Apa saja klasifikasi dari oklusi ?
- Oklusi fungsional gerakan
fungsional dari mandibula sehingga menyebabkan kontak
dari gigi geligi
- Oklusi normal suatu
hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang
yang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi geligi dikontakkan dan condylus berada dalam fossa glenoidale Oklusi normal dapat dikelompokkan menjadi dua :
I. II.
3)
Oklusi statik Oklusi dinamik
Apa perbedaan oklusi sentrik dan relasi sentrik ?
- Relasi sentrik hubungan tulang dengan tulang - Oklusi sentrik
hubungan gigi geligi rahang atas dengan rahang
bawah 4)
Apa saja faktor penyebab overbite dan overjet ? Overjet: a
Ketidaksesusian geraham
b
Ketidaksesuaian tulang atas dan bawah yaitu karena overdevelop atau rahang terlalu kebelakang
c
Gigi seri atas flare
d
Karena menghisap ibu jari atau karena dorongan lidah
Overbite : Karena jumlah erupsi gigi depan tidak profersional
5)
Apa saja faktor yang mempengaruhi oklusi ?
- Variasi genetik - Perkembangan gigi geligi secara acak - Adanya gigi geligi yang supernumerary - Otot – otot dan jaringan sekitar rongga mulut - Kebiasaan - Trauma - Sistem neuromuscular 6)
Apa saja kriteria oklusi normal ?
Susunan gigi dalam lengkung teratur dengan baik
Kontak proksimal dan marginal ridge baik
Kurva spee yang ideal
Hubungan serasi antara gigi geligi rahang atas dan rahang bawah
Hubungan yang baik antara gigi geligi, otot, sendi tmj
7)
Apa penyebab oklusi abnormal ?
Karena herediter
Perkembangan abnormal yang tidak diketahui penyebabnya
Trauma
Kebiasaan (kebiasaan menghisap jempol atau jari )
Kehilangan gigi posterior yang tidak cepat diatasi
Langkah 4 : membuat skema atau diagram dari komponen – komponen permasalahan dan mencari korelasi dan interaksi antar masing – masing komponen untuk membuat solusi secara terintegrasi
Mahasiswa FKG
Praktek lapangan
Tempat Drg. Mely
Model gigi dan rahang
Oklusi
Anatomi dan fisiologi rahang
klasifikasi oklusi
Langkah 5 : memformulasikan tujuan pembelajaran
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan anatomi dan fisiologi rahang 2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi oklusi
Langkah 6 : mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet dan lain- lain
Langkah 7 : sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan anatomi dan fisiologi rahang Rahang atas (maxilla)
Merupakan dasar rongga mata, atap rongga hidung dan dinding lateral dari rongga hidung. Foramen dan tanda – tanda lainnya dari maksila adalah canalis alveolaris maxilla, canalis incisivus, palatinus, nasolacrimalis, foramen intra orbitalis serta sinus maxilaris. Corpus dari tiap maxilla secara garis besar berbentuk piramid yaitu facies anterior, facies posterior, nasalis dan orbitalis. Corpus mempunyai sinus maxilaris yang besar berhubungan di medial dengan cavum nasi. Pada maxilla terdapat palatum dimana bagian dari palatum adalah
- Foramen insisivum sejajar
dengan akar gigi I1 atau antara dua insisiv, terkadang dekat
alveolar crest
- Lamina horizontalis ikut
berperan membentuk bagian belakang palatum durum
- Lamina prependicularis membentuk
permukaan dalam dari dinding samping cavum nasi
Rahang Bawah (mandibular) merupakan tulang kraniofasial yang sangat mobil dan sangat penting. Terlibat
dalam proses vital seperti pengunyahan, pemeliharaan jalan udara, berbicara dan ekspresi wajah. Pada mandibular terdapat : a
Corpus Melengkung seperti tapal kuda, tepi atasnya proc. Alveolaris tempat melekatnya gigi – gigi bawah. Terdapat juga foramen mentale dan di permukaan dalamnya foramen lingual
b
Ramus Kedua sisi membentuk lempeng tulang vertical dengan permukaan luar dan dalam, tepi posterior anterior dan dua procesus pa da bagian posterior yaitu proc. Coronoid adalah daerah perlekatan m.temporalis dan proc. Condylaris bersendi dengan os.temporalis pada TMJ. Permukaan dalam ramus bagian tengahnya terdapat foramen mandibular. Pada bagian belakang dibawah foramen mandibular terdapat permukaan dalam ramus kasar daerah ini dikenal dengan angulus mandibula
Temporo mandibular joint (TMJ)
Persendian dari condylus mandibular dengan fossa glenoidalis dari tulang temporal. TMJ merupakan sendi yang bertanggung jawab terhadap pergerakkan membuka dan menutup rahang, mengunyah, dan berbicara. Terlata k dibawah depan telinga. Susunan anatomi normal dari TMJ ini dibentuk oleh bagian – bagian : 1
Fossa glenoidali atau fossa mandibularis Dari tulang temporal bagian anterior berhubungan dengan eminesia artikularis, merupakan artikularis dari fossa glenoidalis. Bagian posterior fossa glenoidalis merupakan dataran tympani dari tulang temporal.
2
Procesus kondiloideus Merupakan tulang yang berbentuk elips
3
Ligamen Fungsi dari ligament yang membentuk TMJ : sebagai alat untuk menghubungkan tulang temporal dengan procesus kondiloideus dari tulang mandibula serta membatasi gerak mandibula mebuka, menutup mulut, dan pergerakan kesamping. Ligamen yang menyusun TMJ adalah ligamen temporo mandibular, ligamen spheno mandibula, dan l igamen menstylo mandibula
4
Rongga synovial
Berfungsi menghasilkan cairan pelumas yang berguna untuk pergerakkan sendi 5
Diskus artikularis Merupaka tulang fibro kartilago di dalam persendian TMJ yang terletak diantara procesus kondiloideus dan foss glenoidalis
Otot – otot sekitar mulut
1. M. orbicuralis oris menutup
mulut, pergerakkan bibir, hidung, pipi dan dagu
2. M.buccinator untuk
menutup mulut
3. M. levator labii sup ala nasi dan m. levator labii menarik
bibir atas kerah cranial dan depan
4. M. zygomaticus mayor /minor dan m.levator anguli oris mengangkat
sudut mulut saat tertawa
5. M. risorius dan m. depressor anguli oris menrik
sudut mulut kebawah dan lateral
6. M. mentalis dan m. depressor labii inferior menarik
bibir bawah kearah caudalis
otot- otot pengunyahan 1. M. temporalis elevasi
dan retraksi mandibular
2. M.masseter menutup
rahang bawah
3. M. pterigoideus medial dan leteral membuka mandibular
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi oklusi a
Oklusi ideal keadaan
berokulsinya semua gigi, kecuali incisivus central bawah
dan m3 atas,beroklusinya dengan dua gigi di lengkung antagonisnya dan didasarkan pada bentuk gigi yang tidak mengalami keausan. gigi
dapat mengalami atrisi, akibat fungsi pengunyahan sehingga
bentuk gigi ideal jarang ditemui. b
Oklusi normal suatu
hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang
yang sama dan rahang berlawanan, apabila gigi dikontakkan, condylus berada dalam fossa glenoidale.
Oklusi gigi secara normal dikelompokkan menjadi dua jenis :
Oklusi statik Hubungan
gigi geligi rahang atas dan rahang bawah dalam
keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi geligi dalam keadaan tidak berfungsi (statik) hubungan
anterior :
jarak gigit (overjet) : jarak horizontal antara insisal edge gigi
incisivus rahang atas terhadap bidang labial gigi incisivus rahang bawah tinggi gigit (overbite) : jarak vertical antara insisal edge rahang
bawah sampai insisal edge rahang atas
Oklusi dinamik Hubungan antara gigi rahang atas dan rahang bawah saat seseorang melakukan gerakan mandibula kearah lateral, ataupun kearah anterior dan posterior
Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Intercupal contact postion (ICP) kontak
b
maksimal gigi geligi dengan antagonisnya
Returded contact position (RCP)
kontak
maksimal gigi geligi pada saat mandibula lebih ke posterior
dari ICP, namun rahang bawah masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral c
Protursif contact position (PCP) kontak
gigi geligi anterior pada saat rahang bawah digerakkan ke
anterior d
Working side contact position (WSCP) kontak
gigi geligi pada saat rahang bawah ke lateral