1
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tataniaga merupakan salah satu cabang aspek pemasaran yang menekankan cara suatu produk dapat sampai ke tangan konsumen. Tataniaga dapat dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil produksi kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian keuntungan yang adil. Tataniaga bisa diartikan sama dengan pemasaran atau distribusi yaitu suatu kegiatan ekonomi yang berfungsi menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Sedangkan lembaga tataniaga merupakan orang, perusahaan, dinas pemerintah yang secara langsung ataupun tidak langsung terlibat dalam proses pengaliran barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Lembaga tataniaga adalah bagian-bagian yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dengan nama barang-barang bergerak dari pihak produsen sampai pihak konsumen. Strategi pemasaran merupakan tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitis yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran ada dua yakni faktor mikro dan makro. Faktor mikro adalah perantara pemasaran pesaing dan masnyarakat dan faktor makro adalah demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi dan sosial budaya. Kebutuhan masyarakat terhadap produk peternakan terus meningkat, hal ini disebabkan masyarakat mulai sadar akan gizi. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang efektif dan efisien. Pemasaran sebagai salah satu komponen pasca produksi perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius dalam suatu usaha, karena pemasaran merupakan salah satu kunci penting dalam perkembangan usaha. Pasar merupakan tempat terjadinya mekanisme pasar yang mencakup informasi tentang jumlah kualitas, dan harga dari barang yang diperdagangkan dari suatu perusahaan. Mekanisme tersebut menuntut penyaluran atau pemasaran produk dari pedagang ke konsumen, sehingga sangat diperlukan dan segmen pasar yang dituju.
1
2
Melalui praktikum Tataniaga dan Hasil Ternak ini dapat diketahui proses penyaluran produk atau proses tataniaga pada bidang peternakan. Misalnya mengetahui seluk beluk proses tataniaga pada pasar tradisional khususnya pedagang daging dan terjun langsung untuk menjual ternak atau produk ternak sebagai proses tataniaga. B. Tujuan
Tujuan dalam praktikum Tataniaga dan Hasil Ternak : 1. Mengetahui sirkulasi atau aliran daging mulai dari peternak ke pedagang daging dan akhirnya sampai ke konsumen. 2. Mengetahui praktek pemasaran ternak atau produk peternakan dan menumbuhkan
jiwa
wirausaha
bagi
mahasiwa
serta
mengetahui
bagaimana merncanakan dan melaksanakan pemasaran sebuah produk dengan baik. C. Manfaat
Manfaat praktikum Tataniaga dan Hasil Ternak adalah dapat memberikan pengetahuan tentang tataniaga dan permasalahan pemasaran yang dihadapi peternak dari produsen sampai ketangan konsumen dalam lapangan pemasaran sesungguhnya.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar
Definisi pasar sebagai produsen adalah sebagai tempat untuk menjual barang-barang dan jasa-jasa sehingga konsumen tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Sedangkan bagi lembaga pemasaran pasar merupakan tempat untuk melakukan aktivitas usaha dengan melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran tertentu sehingga lembaga pemasaran dapat keuntungan (Sudiyono, 2002). Pasar merupakan salah satu penentu keberhasilan usaha. Karena itu, langkah awal pengembangan usaha peternakan adalah mengetahui sistem pemasaran. Bila mekanisme pemasaran berjalan baik maka pihak yang terlibat akan diuntungkan. Pendekatan yang dilakukan dalam pemasaran adalah pendekatan fungsional, kelembagaan, produk, manajerial, dan sistem (Ratniati, 2007). Pasar terdiri atas dua golongan yaitu pasar konkrit dan pasar abstrak. Pasar konkrit yaitu tempat dimana para peminta dan penawar barang berkumpul dan bertemu. Sedangkan pasar konkrit mempunyai ciri yaitu peserta pasar (penjual dan pembeli) dan barang yang diperdagangkan terdapat pada pasar tersebut. Sedangkan pasar abstrak adalah seluruh daerah, dimana para peminta dan penawar mempunyai kontak demikian rupa sehingga hargaharga benda yang sama saling mempengaruhi satu sama lain secara langsung dan kuat (Hanafiah dan Saefuddin, 2006). Menurut Rahardja (2003), bahwa jenis-jenis pasar antara lain : 1.
Pasar uang adalah pasar dimana diperjual belikan dana-dana dan suratsurat berharga yang mempunyai jangka waktu kurang dari satu tahun.
2.
Pasar modal adalah pasar yang memperjual belikan dana-dana jangka panjang, seperti saham, onligasi dan surat berharga lainnya.
3.
Pasar atau bursa tenaga kerja adalah pasar yang mempertemukan penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja.
3
4
4.
Pasar komoditi adalah bursa perdagangan berjangka komoditas suatu perdagangan dan penyerahan barang pada suatu waktu yang telah disepakati.
B. Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup dan menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Oleh karena itu, pemasaran (marketing ) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler dan Amstrong, 2008). Pemasaran didefinisikan sebagai aktivitas individual dan organisasional yang memfasilitasi dan memperlancar hubungan pertukaran yang saling memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui pengembangan, distribusi, promosi, dan penetapan harga barang, jasa, dan gagasan. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Konsep pemasaran dijadikan proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia (Wija ya et al ., 2012). Menurut Kotler dan Keller (2008), pemasaran adalah proses sosial individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan
menciptakan,
menawarkan,
dan
secara
bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Tugas pemasar adalah merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai bagi konsumen. Program pemasaran terdiri dari sejumlah keputusan tentang kegiatan pemasaran yang meningkatkan nilai untuk digunakan. Kegiatan-kegiatan pemasaran tampil dalam semua bentuk. Satu lukisan tradisional tentang kegiatan pemasaran adalah dari segi bauran
5
pemasaran, yang didefinisikan sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahan untuk mengejar tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran dapat terpenuhi dengan penyediaan suatu sarana yang disebut dengan marketing mix. Marketing mix ini merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan. Bauran pemasaran merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir, dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (Hurriyati, 2008). Menurut Daniel (2004), penyebab pemasaran yang tidak baik diantaranya produsen terisolasi, tidak ada pasar, rantai pemasaran terlalu panjang dan hanya ada satu pembeli. Kondisi inilah yang menyebabkan efisiensi pertanian sangat rendah. Selain itu, tidak berjalannya fungsi pemasaran seperti pembelian, sorting , grading , penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan sesuai yang diharapkan, juga menjadi penyebab melemahnya efisiensi pemasaran. C. Saluran Tataniaga
Saluran tataniaga adalah pergerakan barang-barang dari pihak produsen ke pihak konsumen melalui lembaga tataniaga. Panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu hasil peternakan tergantung dari beberapa faktor. Faktor antara produsen ke konsumen, cepat tidaknya produk rusak, skala produksi dan posisi keuangan pengusaha (Siregar, 2007). Lembaga tataniaga adalah badan atau usaha atau individu yang menyelenggarakan tataniaga, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran produk-produk pertanian sangat beragam sekali tergantung dari jenis komoditi yang dipasarkan. Lembaga-lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran sebagai berikut tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang besar, agen penjualan, dan pengecer (Sudiyono, 2002).
6
Menurut Hanafiah (2006), saluran tataniaga adalah pergerakan barang barang dari pihak produsen ke pihak konsumen melalui lembaga tataniaga. Panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu hasil peternakan tergantung dari beberapa faktor yaitu jarak antara produsen ke konsumen, cepat tidaknya produk rusak, skala produksi dan posisi keuangan pengusaha. Lembaga-lembaga dalam proses distribusi barang dari produsen ke konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat golongan antara lain: (a) pedagang yaitu pedagang besar dan pedagang kecil; (b) perantara khusus yaitu agen, makelar, dan komisioner; (c) eksportir dean importir (e) lembaga-lembaga pembantu dalam proses distribusi yaitu bank, asuransi, pengepakan (packing), perusahaan pengangkutan, perusahaan periklanan dan konsultan. D. Biaya Tataniaga
Biaya pemasaran adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses transfer barang (produk) dari tangan produsen sampai ke tangan konsumen akhir. Pembiayaan pemasaran adalah pembiayaan kegiatan dan investasi modal terhadap barang dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam proses tataniaga. Besar kecilnya biaya tataniaga hasil perternakan tergantung dari volume (besar kecilnya) lembaga-lembaga tataniaga melakukan kegiatan fungsi-fungsi tataniaga, dan jumlah fasilitas yang diperlukan dalam proses transfer barang (Kamaludin, 2010). Biaya tataniaga yaitu mencakup jumlah pengeluaran perusahaan untuk keperluan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan penjualan hasil produksinya dan jumlah pengeluaran oleh lembaga tataniaga (badan perantara) dan laba (profit) yang diterima oleh badan bersangkutan. Biaya tataniaga suatu macam produk biasanya diukur secara kasar dengan margin dan spread. Margin adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan perbedaan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir. Keuntungan (laba) adalah perbedaan antara penghasilan total dengan penbiayaann total dari operasi perusahaan (Hanafiah, 2006). Marjin tataniaga sering digunakan sebagai indikator efisiensi tataniaga. Besarnya marjin tataniaga tergantung pada panjang atau pendeknya rantai
7
tataniaga dan aktivitas-aktivitas yang telah dilaksanakan serta keuntungan yang diharapkan oleh lembaga tataniaga yang terlibat dalam tataniaga tersebut. konsumen. Besarnya marjin tataniaga dipengaruhi oleh besarnya harga jual dan harga beli yang berlaku serta volume yang dibeli oleh pedagang pengecer (Anwar, 2011). E. Perencanaan Pemasaran
Strategi pemasaran atau bauran pemasaran (marketing mix) adalah alat perusahaan untuk memperoleh respon yang diinginkan. Strategi pemasaran adalah salah satu upaya untuk mengoptimalkan proses pemasaran. Prinsip pemasaran adalah pencapaian tujuan suatu organisasi tergantung pada seberapa mampu perusahaan/marketer memahami kebutuhan dan keinginan pelanggannya dan memenuhi dengan cara yang lebih efisien dan efektif dibanding pesaing (Riniwati, 2009). Pembuatan rencana pemasaran merupakan aspek penting
dalam
memahami sistem pemasaran. Sistem pemasaran mengidentifikasi komponen yang saling interaksi, baik secara internal maupun eksternal bagi perusahaan, yang memungkinkan perusahaan menjual produk atau jasa ke
pasar.
Lingkungan (eksternal dan internal) memainkan peranan penting dalam pengembangan rencana pemasaran. Analisis lingkungan akan memberikan pandangan
awal
terhadap
pembuatan
rencana
pemasaran
(Moerdiyanto, 2009). Upaya yang harus dilakukan oleh produsen agar usaha yang dijalankan tidak menemui kendala akibat aspek pemasaran maka dalam sistem usaha perlu
mentransfer
resiko
dan
mengurangi
dampak
resiko
terhadap
kelangsungan usaha. Resiko usaha dapat terjadi saat proses produksi maupun saat produk mau dipasarkan. Resiko pasar dapat ditanggulangi dengan cara diversifikasi, integrasi vertical, kontrak muka, pasar masa depan, usaha perlindungan dan pasar opsi (Alma, 2004).
8
F. Evaluasi Pemasaran
Evaluasi pemasaran dilakukan untuk melihat keberhasilan usahausaha pemasaran yang telah dilakukan. Evaluasi ini juga berfungsi melihat perlu atau tidaknya dilakukan perbaikan-perbaikan atau koreksi-koreksi. Evaluasi ini dilakukan seiring dengan semakin dinamisnya kondisi pasar yang ditandai dengan selalu terjadinya perubahan yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya (Suharyadi et al ., 2007). Perilaku pasar ada tiga cara yaitu penentuan harga, melalui pameran dan iklan atas nama perusahaan dan strategi yang bersifat illegal karena bertujuan mendorong perusahaan pesaing untuk keluar dari pasar. Strategi ini berusaha menguasai bahan baku, sehingga perusahaan pesaing tidak berproduksi dengan menggunakan bahan baku yang sama. Perilaku pasar merupakan pola tingkah laku dari lembaga pemasaran yang menyesuaikan dengan struktur pasar (Lestari, 2006). Pengendalian/ evaluasi kegiatan pemasaran yaitu usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana,
meliputi
penentuan
standard,
supervisi
kegiatan
atau
pemeriksaan, perbandingan hasil dengan standar dan kegiatan mengoreksi standar. Kegiatan pengendalian / evaluasi diatas dapat dikelompokkan dua macam yaitu pengendalian operasional termasuk memeriksa kinerja yang sedang berlangsung terhadap rencana tahunan dan mengambil tindakan perbaikan kalau perlu. Pengendalian strategik meliputi pengamatan apakah strategi dasar perusahaan sesuai dengan peluang yang terbuka. Strategi dan program pemasaran dapat ketinggalan zaman dalam waktu singkat dan setiap perusahaan harus secara periodik menilai ulang pendekatan terhadap pasar secara keseluruhan (Shinta, 2009).
9
III. MATERI METODE
A. Materi Praktikum
1. Praktikum I Materi yang digunakan dalam praktikum I Tataniaga dan Hasil Ternak adalah penjualan daging yang berada di area Pasar Kadipolo, meliputi daging sapi, ayam, dan kambing. 2. Praktikum II Materi yang digunakan dalam praktikum II Tataniaga dan Hasil Ternak adalah produk hasil ternak berupa milk shake. B. Waktu dan Tempat
1. Praktikum I Praktikum I Tataniaga dan Hasil Ternak dilaksanakan pada hari Minggu, 18 November 2013 pukul 10.00-11.30 WIB, bertempat di pasar Tradisional Kadipolo. 2. Praktikum II Praktikum II Tataniaga Ternak dan Hasil Ternak dilaksanakan pada hari Minggu, 01 Desember 2013 pukul 06.00 – 08.00 WIB bertempat di area Ngarsopuro, Jalan Slamet Riyadi, Surakarta, pada acara Car Free Day. C. Metode Pelaksanaan
1. Praktikum I Metode yang digunakan dalam praktikum I adalah wawancara, pencatatan dan observasi kepada kepala kantor Pasar Kadipolo dan pedagang daging sapi, ayam, dan kambing. 2. Praktikum II Metode yang digunakan dalam praktikum II adalah memasarkan produk hasil ternak berupa milk shake pada acara Car Free Day di sekitar Ngarsopuro.
9
10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil / Analisis Data 1. Praktikum I
Keadaan Umum Pasar Tradisional Kadipolo : a. Nama Pasar
: Pasar Kadipolo
b. Lokasi Pasar
: Jalan Dr. Rajiman, Kalurahan Panularan, Kecamatan Laweyan Kota Surakara
c. Luas Pasar
: 1496 m2
d. Hari Pasaran Jawa
:-
e. Kapasitas Pasar
f.
1) Daging Ayam
: 50 kg/hari
2) Daging Sapi
: 50 kg/hari
3) Daging Kambing
: 25 kg/hari
Fasilitas Pasar 1) Loket
: ada, 1 unit
2) Timbangan
: ada, tiap pedagang mempunyai timbangan
3) Sumur
: ada, 1 unit
4) Kamar mandi
: ada, 3 unit
5) Kios / Los
: ada, 6 unit
6) Tempat parkir
: ada, 4 unit
g. Pedagang yang terlibat dipasar 1) Pedagang Besar
: -
2) Pedagang Pengumpul : 3) Perantara
: -
4) Pengecer
: 439 orang
h. Lembaga/Dinas yang terlibat dipasar : Paguyuban Boga Lestari sebagai penyeimbang dari dinas. i.
Keluar masuknya daging di pasar setempat (aliran daging) : Penjual membeli dari supplier daging kemudian dijual secara ecer di pasar.
10
11
j.
Jumlah dan harga daging pada saat pengamatan : 1) Daging Ayam
: Rp 26.000
2) Daging Sapi
: Rp 82.000 - Rp 84.000
3) Daging Kambing
: Rp 80.000
k. Peraturan- peraturan perdagangan daging hewan : Tidak ada karena yang mengatur dari Dinas Pertanian Kota Surakarta Tabel 1. Biodata Sebagian Pedagang Daging di Pasar Kadipolo Nama pedagang Bu Dewi
Jenis daging Sapi
Bu Sunarti Bu Darmi
Kambing Ayam
Asal daging
Harga Daging (/kg)
Boyolali
Rp 82.000 – Rp 84.000
RPH Pasar Silir
Rp 80.000 Rp 20.000 – Rp 24.000
Sumber : Laporan Sementara a. Perencanaan Pemasaran
Pasar Kadipolo berada di jalan Dr. Rajiman, Kalurahan Panularan, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Pasar Kadipolo berdiri dengan lahan seluas 1496 m2. Keseluruhan bangunan Pasar Kadipolo terdiri dari 1 loket, 1 sumur, 3 kamar mandi, 6 los dan 4 tempat parkir. Berdasarkan analisis SWOT Pasar Kadipolo mempunyai kekuatan pada keadaan pasar yang cukup stabil, dan kelemahannya karena harga jual ditentukan oleh pedagang atau tidak sesuai dengan harga pasar. Peluang perdagangan di Pasar Kadipolo yaitu cukup besar karena pasar ini menyediakan barang untuk kebutuhan sehari-hari. Perencanaan untuk pengembangan pasar hanya terbatas pada daerah sekitarnya, yang diakibatkan para pedagang merupakan pedagang eceran sehingga pasar Kadipolo ini bukan merupakan pasar induk. b. Fungsi Pertukaran
1) Daging ayam dibeli dari pasar Silir dalam keadaan hidup dan dipotong sendiri, sedangkan daging sapi di beli dari Boyolali 2) Informasi diperoleh dari langganan masing-masing 3) Transaksi terjadi dengan pembeli datang sendiri ke pasar 4) Harga diperoleh dari standar yang diberikan pedagang
12
5) Harga jual ditentukan oleh pedagang 6) Pembayaran dibayar secara tunai 7) Sasaran penjualan daging yaitu konsumen dengan harga rata-rata daging sapi Rp 82.000 - Rp 84.000 dan daging ayam Rp 26.000 dan daging kambing dengan harga Rp 80.000 8) Daging dijual dengan cara pembeli datang sendiri ke pasar c. Fungsi Fasilitas
1) Fasilitas yang diperoleh pembeli berupa kantong plastik 2) Pedagang mengetahui soal harga ternak dari harga pasar d. Fungsi Fisik
1) Penyimpanan Tidak ada penyimpanan barang yang didagangkan karena daging yang dijual-belikan dalam keadaan masih segar. 2) Pengolahan Tidak dilakukan pengolahan terhadap daging, karena produk yang dijual merupakan daging segar. 3) Pengemasan Produk dikemas kedalam kantong plastik untuk menghindari cemaran udara bebas. Alat angkut yang digunakan oleh penjual berupa sepeda montor pribadi yang dilengkapi bronjong untuk mengurangi biaya angkut. e. Saluran Tataniaga
1) Lembaga tataniaga yang terlibat dalam saluran tataniaga terdiri dari peternak, pedagang besar, pedagang pengencer, dan konsumen.
13
2) Gambar Rantai Tataniaga Produsen
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengencer
Konsumen Gambar 1. Rantai Tataniaga di Pasar Kadipolo f.
Biaya Tataniaga
1) Perhitungan harga pokok dan harga jual a) Daging ayam
Harga pokok (HP)
= Rp 14.000,- x 50 kg = Rp
700.000,00
Harga jual (HE)
= Rp 26.000,- x 50 kg = Rp 1.300.000,00
b) Daging sapi
Harga pokok (HP)
= Rp 78.000,- x 50 kg = Rp 3.900.000,00
Harga jual (HE)
= Rp 82.000,- x 50 kg = Rp 4.100.000,00
c) Daging kambing
Harga pokok (HP)
= Rp 77.000,- x 25 kg = Rp 1.925.000,00
Harga jual (HE)
= Rp 80.000,- x 25 kg = Rp 2.000.000,00
2) Biaya tata niaga Tidak ada biaya tataniaga dari pedagang penerima ke pengencer 3) Margin tata niaga (M) a) Daging ayam M = HE – HP = Rp 1.300.000,00 – Rp 700.000,00 = Rp 500.000,00
14
b) Daging sapi M = HE – HP = Rp 4.100.000,00 – Rp 3.900.000,00 = Rp 200.000,00 c) Daging kambing M = HE – HP = Rp 2.000.000,00 – Rp 1.925.000,00 = Rp 75.000,00 g. Evaluasi Pemasaran
1) Kekurangan dari pasar ini yaitu persaingan antar pasar dan pedagang tinggi dan ruang lingkup yang sempit. 2) Kelebihan dari Pasar Kadipolo dimana pasar berlangsung setiap hari sehingga pemasaran berlangsung tiap hari. 3) Kesimpulan Prospek pemasaran daging masih terbuka lebar dan daerah pemasaran masih banyak. 4) Saran Adanya inovasi peningkatan nilai guna hasil ternak agar permintaan daging sapi, kambing maupun ayam meningkat. Misalnya pengolahan pengolahan makanan yang bervariasi dan berbahan baku daging. 2. Praktikum II a. Perlakuan sebelum Pemasaran
1) Proses pemilihan / pembelian produk atau hasil ternak Produk yang dijual berupa milk shake, dimana susu sapinya dibeli dari pedagang susu sapi penerima dalam bentuk matang. Pemilihan produk berdasarkan rekomendasi dari teman yang biasanya membeli bahan baku pembuatan milk shake dari tempat tersebut.
15
2) Spesifikasi produk / hasil produk : Milk shake berasal dari susu sapi yang diolah sendiri dengan berbagai variasi rasa seperti rasa cocholate, strawberry, melon, cookies, dan vanilla. 3) Proses pengolahan Karena susu dibeli dalam bentuk matang, maka proses pengolahan selanjutnya yang kami lakukan adalah mencampur susu dan es batu ke dalam blender kemudian diberi gula yang telah diencerkan, dan ditambah dengan perasa sesuai permintaan koonsumen. 4) Pengemasan / Pengepakan Milks hake yang telah jadi di kemas dalam gelas plastik (cup) 5) Pergudangan / Penyimpanan Tidak ada proses pergudangan/ penyimpanan karena susu yang dibeli dalam bentuk segar yang telah dimasak, langsung diolah dan dijual saat itu juga. 6) Pengangkutan Susu dimasukkan ke dalam termos yang kedap udara agar suhunya tetap terjaga. b. Promosi Pemasaran / Penjualan
1) Teknik menjual produk Membuka stand di area Car Free Day, dan menarik konsumen dengan cara membuat tester produk kita, kemudian meminta konsumen untuk mencoba tester tersebut. 2) Mekanisme penggunaan media pemasaran Menggunakan media internet dan media cetak. Media internet yang digunakan adalah facebook dan twitter. Jadi dua hari sebelum praktikum dilaksanakan, kita sudah melakukan promosi ke jejaring sosial tersebut. Sedangkaan media cetak yang kita gunakan adalah banner. Banner dipasang di depan lapak supaya konsumen mengetahui produk kita dan tertarik untuk membelinya.
16
c. Biaya Pemasaran
1) Perhitungan harga pokok dan harga jual : Harga pokok susu segar matang
Susu segar matang @Rp7.000,00 x 7 liter= Rp 49.000,00
Es batu
= Rp
7.000,00
Gula
= Rp
12.000,00
Perasa
= Rp
22.000,00
= Rp
90.000,00
Jadi HP Harga jual milk shake
Milk shake @ Rp5000,00 x 35 gelas
= Rp 175.000,00
Jadi HE
= Rp 175.000,00
2) Biaya tataniaga : pembelian plastik
= Rp
3.000,00
gelas
= Rp
10.000,00
sedotan
= Rp
9.000,00
pembuatan banner
= Rp
60.000,00
pembuatan menu
= Rp
7.000,00
= Rp
91.000,00
Jadi Biaya tataniaga (B) 3) Margin tataniaga : M
= HE – HP = Rp175.000,00 – Rp90.000,00 = Rp85.000,00
4) Perhitungan keuntungan / kerugian µ
= M – B = Rp85.000,00 – Rp91.000,00 = - Rp6.000,00
d. Segmentasi Pasar
1) Segmentasi berdasarkan geografis (wilayah) Berdasarkan geografis, penjualan milk shake tepat sasaran karena berada di tengah kota, dimana tempat tersebut sedang diadakan
17
acara Car Free Day sehingga banyak masyarakat Surakarta berada disana. 2) Segmentasi berdasarkan volume (pembelian potensial / tidak, pembeli ringan/berat) Pembeli potensial karena produk dapat dikonsumsi segala usia atau bisa juga untuk konsumsi pribadi. 3) Segmentasi berdasarkan demografis (umur, jenis kelamin, besar keluarga, tingkat pendapatan/ daya beli, pendidikan, jenis pekerjaan, agama, status sosial), dengan rincian sebagai berikut - umur
= rata-rata pembeli berusia 8 – 40 tahun
- jenis kelamin
= perempuan dan laki-laki
- daya beli
= semua kalangan dapat menjadi konsumen
- pendidikan
= segala jenis pendidikan
- jenis pekerjaan
= segala jenis pekerjaan dapat menjadi sasaran
- aspek agama
= semua kalangan agama
4) Segmentasi berdasarkan benefit ( social/proefit oriented) Termasuk kategori profit oriented. 5) Segmentasi berdasarkan psikografis (gaya hidup masyarakat, kedinamisan masyarakat Semua jenis gaya hidup masyarakat dapat mengkonsumsinya, karena milk shake bukanlah produk yang asing bagi mas yarakat. 6) Segmentasi berdasarkan faktor pemasaran (harga, kualitas produk, kesetiaan pelanggan, penawaran, permintaan) Harga terjangkau oleh konsumen dan kualitas tinggi karena susu yang digunakan masih segar, baru aja diperah kemudian kita olah. 7) Segmentasi berdasarkan produk- ruang (produk voluminous, ringkas/tidaknya suatu produk produk ringkas karena tidak kesulitan dalam membawanya.
18
e. Evaluasi Pemasaran
1) Kekurangan Waktu masih pagi sulit bagi kami untuk menjual produk kami karena rata-rata masyarakat tidak mengonsumsi minuman dingin di pagi hari. Tetapi ketika sudah mulai siang sekitar jam 7 ke atas, produk kami mulai laris dibeli oleh konsumen. 2) Kelebihan Harga terjangkau, bermanfaat bagi kesehatan tanpa ada efek samping, dibutuhkan oleh masyaraakat terutama yang lelah dan haus usai berolahraga. 3) Kesimpulan umum tentang tataniaga/ pemasaran milk shake Milk
shake berpotensi untuk dipasarkan karena harganya
terjangkau, mempunyai nilai gizi yang tinggi, dan dapat di konsumsi oleh semua kalangan masyarakat.
19
f. Identifikasi Konsumen Produk
Tabel 2. Identifikasi Konsumen Produk No Nama Alamat Umur 1
Bp Joko
Jatikuwung
54
-
PNS
Jumlah pembelian 3
2
Sdri Fiki
Mojolaban
20
Mahasiswi
Pelajar
1
3
Sdri Tika
Mojolaban
15
SMA
Pelajar
1
4
Sdr Adi
Purwokerto
21
Mahasiswa
Pelajar
2
5
Sdr Cahya
Karanganyar
21
Mahasiswa
Pelajar
1
6
Sdri Caca
Manahan
7
SD
Pelajar
1
7
Sdri Intan
Manahan
8
SD
Pelajar
2
8
Sdri Windi
Manahan
8
SD
Pelajar
2
9
Ibu Anis
Jaten
41
SMA
3
10
Sdri Titin
Boyolali
19
Mahasiswi
Ibu rumah tangga Pelajar
11
Klaten
19
Mahasiswi
Pelajar
1
Wonogiri
19
Mahasiswi
Pelajar
1
13
Sdri Hidayah Sdri Fikroh Sdra Aan
Sukabumi
20
Mahasiswa
Pelajar
1
14
Ibu Indira
Jaten
29
S1
PNS
2
15
Madiun
20
Mahasiswi
Pelajar
1
16
Sdri Ningrum Ibu Sari
Colomadu
36
SMA
2
17
Risa
Manahan
7
SD
Ibu rumah tangga Pelajar
18
Yanti
Manahan
8
SD
Pelajar
1
19
Andri
Colomadu
13
SMP
Pelajar
3
20
Lala
Jetis
14
SMP
Pelajar
2
21
Ibu Nita
Jetis
40
SMA
Swasta
3
12
Sumber : Laporan Sementara
Pendidikan
Pekerjaan
1
1
20
B. Pembahasan 1. Praktikum I
Pasar Kadipolo merupakan pasar tradisional yang berlokasi di jalan Dr. Rajiman, Kalurahan Panularan, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Barang yang diperdagangkan di pasar ini adalah barang-barang kebutuhan sehari-hari. Luas pasar Jebres kurang lebih 1496 m2 dan tidak ada hari pasaran khusus karena pasar ini beroperasi setiap hari. Kapasitas pasokan daging setiap harinya untuk daging ayam dan daging sapi rata-rata 20-50 kg/hari sedangkan daging kambing tiap harinya pedagang mampu menjual 25 kg. Fasilitas yang dimiliki pasar antara lain sumur, kamar mandi serta tempat parkir kendaraan. Pedagang yang terlibat di pasar ini adalah pedagang pengencer sebanyak 439 orang. Lembaga yang terlibat langsung dengan pasar Jebres ini adalah Dinas Pertanian dan Paguyuban Boga Lestari yang berfungsi sebagai penyeimbang dari dinas. Menurut Rahardja (2003), lembaga-lembaga dalam proses distribusi barang dari produsen ke konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat golongan antara lain : a.
Pedagang yaitu pedagang besar dan pedagang kecil
b.
Perantara khusus yaitu agen, makelar, dan komisioner.
c.
Eksportir dean inportir
d.
Lembaga-lembaga pembantu dalam proses distribusi yaitu bank, asuransi,
pengepakan
(packing),
perusahaan
pengangkutan,
perusahaan periklanan dan konsultan. Pasokan daging ayam berasal dari Pasar Silir, Semanggi sedangkan daging ayam diperoleh dari Boyolali. Pada saat pengamatan harga daging ayam berkisar antara Rp. 26.000,00/kg, daging sapi sekitar Rp. 82.000,00 Rp 84.000,00/kg dan untuk daging kambing sekitar Rp 80.000,00. Upaya para pedagang dalam mengatasi dagangan yang tidak habis terjual salah satunya adalah memilih menyimpan dagangannya di lemari pendingin atau frezzer .
21
Ditinjau dari perencanaan pemasaran, melalui pendekatan SWOT analisis di Pasar Kadipolo kekuatannya tetap stabil, kelemahannya harga jual ditentukan oleh pedagang, peluangnya cukup besar karena barang yang diperjualbelikan merupakan barang kebutuhan sehari-hari sehingga permintaan selalu ada, dan hambatan yang dialami adalah persaingan antar pedagang sangat kuat karena rata-rata barang yang diperjualbelikan merupakan barang yang sejenis atau homogen. Cara penjualan daging adalah pedagang didatangi sendiri oleh calon pembeli. Sebagian pedagang sudah memiliki pelanggan masing-masing. Saluran
tataniaga
yang
terlibat
adalah
produsen,
pedagang
pengumpul, pedagang pengecer, dan konsumen yaitu pembeli daging. Berdasarkan evaluasi pemasaran, prospek pemasaran daging masih terbuka lebar dan daerah pemasaran masih banyak. Saran dan arahan ke depan yaitu dengan adanya inovasi peningkatan nilai guna hasil ternak agar permintaan daging sapi maupun ayam meningkat. Misalnya pengolahan-pengolahan makanan yang bervariasi dan berbahan baku daging. 2. Praktikum II a. Perlakuan sebelum Pemasaran
Praktikum II yang diadakan di area Ngarsopuro, Jalan Slamet Riyadi, pada acara Car Free Day menjual komoditas hasil olahan ternak berupa milk shake. Milk shake dibuat dari susu sapi segar yang telah dimasak yang kami beli dari produsen susu di Jagalan dengan harga Rp 7.000,00 per liter. Minuman susu ini memiliki nilai nutrisi yang baik untuk kesehatan. Seperti yang di kemukakan oleh Winarno (1993), bahwa susu merupakan sumber protein dengan mutu sangat tinggi. Kadar protein susu sapi sekitar 3,5%. Protein susu pada umumnya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu kasein dan protein whey. Kadar kasein pada protein susu mencapai 80% dari jumlah total protein yang terdapat dalam susu sapi, sedngkan protein whey sebesar 20%. Kasein penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam
22
amino yang dibutuhkan tubuh. Susu merupakan bahan makanan penting karena mengandung kasein yang merupakan protein berkulitas dan mudah dicerna oleh saluran pencernaan. Cara mengolahnya cukup mudah. Susu dicampur dengan gula cair, es batu, dan perasa di dalam blender. Harga jual produk ini adalah Rp 5.000,00 untuk segala rasa. Rasa yang tersedia antara lain melon, chocolate, strawberry, vanilla, mocca, dan cookies. Keunggulan dari produk ini adalah mudah dalam pemasarannya karena merupakan produk yang familiar, segmen pasarnya luas, semua orang dari berbagai kalangan dapat mengkonsumsinya. Namun kelemahan produk ini yaitu karena merupakan minuman dingin, jadi pada awalnya susah
laku
karena
masyarakat
masih
terlalu
pagi
untuk
mengkonsumsinya. Milk shake yang dijual kepada konsumen ini dikemas dalam gelas plastik (cup). b. Promosi Pemasaran
Milk shake merupakan produk hasil ternak yang sudah lama dikembangkan dan dikenalkan di masyarakat. Pada saat kami melakukan praktikum di area Car Free Day, Jalan Slamet Riyadi, kami mempromosikan produk melalui media internet berupa sosial media seperti facebook dan twitter, selain itu kami juga melakukan promosi melalui media cetak, yaitu dengan menggunakan banner, dimana banner tersebut kami pasang di depan lapak. Tidak hanya itu, saat penjualan kami juga berkeliling untuk menarik pembeli. Kami membuat tester dari produk kami untuk dicoba sehingga bagi yang tertarik dengan produk kami dapat langsung membelinya. c. Biaya Tataniaga
Hanafiah (2006) menyatakan, biaya tataniaga yaitu mencakup jumlah pengeluaran perusahaan untuk keperluan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan penjualan hasil produksinya dan jumlah pengeluaran oleh lembaga tataniaga (badan perantara) dan laba (profit) yang diterima oleh badan bersangkutan. Biaya tataniaga suatu macam
23
produk biasanya diukur secara kasar dengan margin dan spread. Margin adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan perbedaan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir. Keuntungan (laba) adalah perbedaan antara penghasilan total dengan penbiayaann total darii operasi perusahaan. Keuntungan maksimum untuk tingkat hasil tertentu diperoleh dengan cara memaksimumkan selisih penghasilan total dengan biaya total tersebut atau meminimumkan biaya untuk penghasilan. Melalui hasil praktikum penjualan milk shake, didapatkan biaya tataniaga sebesar Rp91.000,00 dimana biaya tersebut berasal dari penjumlahan biaya operasional yang dilakukan, biaya operasionalnya meliputi biaya pembelian plastik, gelas plastik, sedotan, daftar menu, dan biaya pembuatan banner. Biaya pembuatan banner merupakan biaya operasional terbesar yang harus ditanggung oleh kami, karena untuk pembuatannya memerlukan biaya Rp60.000,00. Harga pokok milk shake diantaranya adalah harga susu segar masak Rp7.000,00/ liter; harga es batu Rp7.000,00; harga gula Rp12.000,00; dan harga perasa Rp22.000,00. Harga jual milk shake itu sendiri adalah Rp5.000,00. Kami menggunakan 7 liter susu sebagai bahan pokok dan dihasilkan milk shake sebanyak 35 gelas, semua milk shake kami terjual habis. Margin tataniaga adalah selisih antara harga yang diterima produsen dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen. Istilah lainnya, margin tataniaga adalah perbedaan harga di tiap angkatan aktivitas, dimana angkatan aktivitas yang berlaku disini adalah dari produsen ke pedagang pengecer. Dengan demikian rumus margin tataniaga yaitu : M
= HE – HP
dimana : M
= Margin tataniaga
HE = harga eceran di tingkat pengecer
24
HP = harga pokok di tingkat produsen Hasil perhitungan margin tataniaga diperoleh sebesar Rp85.000,00 dimana HE untuk milk shake sebesar Rp 175.000,00 sedangkan untuk HP nya yaitu Rp90.000,00. Keuntungan yang diperoleh adalah – Rp6.000,00. Karena nilainya negatif, maka dapat dikatakan bahwa pemasaran ini mengalami kerugian. Kerugian ini disebabkan oleh tingginya biaya tata niaga yang kita keluarkan salah satunya untuk pembuatan banner. d. Segmentasi Pasar
Menurut Kotler dan Keller (2008), yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar dalam kelompok wisatawan secara tegas, dan tiap kelompok itu dipilih atau ditetapkan sebagai target pasar yang akan dipengaruhi dengan menggunakan strategi bauran pemasaran. Segmentasi dapat dibagi berdasarkan wilayah, volume, demografis, benefit, psikografis, faktor pemasaran, dan produk – ruang. Berdasarkan geografis atau wilayah, penjualan milk shake tepat sasaran karena berada di tengah kota, dimana tempat tersebut sedang diadakan acara car free day sehingga banyak masyarakat Surakarta berada disana. Milk shake merupakan produk hasil ternak yang telah dikenal
di
semua
wilayah,
dan
berpotensi
untuk
dipasarkan.
Berdasarkan volumenya, produk ini cukup potensial karena dapat dikonsumsi segala usia / untuk konsumsi pribadi. Berdasarkan demografis, milk shake dapat dikonsumsi oleh segala umur, jenis kelamin, tingkat pendapatan/ daya beli, pendidikan, jenis pekerjaan, agama, status sosial. Segmentasi berdasarkan benefit termasuk dalam kategori profit oriented . Berdasarkan psikografisnya, semua jenis gaya hidup masyarakat dapat mengkonsumsinya, karena milk shake bukanlah produk yang asing bagi masyarakat. Berdasarkan faktor pemasaran (harga, kualitas produk, kesetiaan pelanggan, penawaran, permintaan), harga terjangkau oleh konsumen dan kualitas tinggi karena susu yang
25
digunakan masih segar, baru aja diperah kemudian kita olah. Sedangkan segmentasi berdasarkan produk- ruang (produk voluminous, ringkas/tidaknya suatu produk) produk ini cukup ringkas karena kami tidak kesulitan dalam membawanya. e. Evaluasi Pemasaran
Setelah melakukan pemasaran produk milk shake, maka evaluasi pemasaran yang dapat kami berikan adalah, dari segi kelebihan milk shake
merupakan produk yang bermanfaat bagi kesehatan, mudah
laku di kalangan masyarakat umum dan harga terjangkau; dari segi kelemahan hampir tidak ada, namun kami sedikit mengalami kesulitan menjualnya pada waktu pagi hari, tetapi setelah menginjak siang produk ini mulai di datangi pelanggan, dan akhirnya laku terjual habis. Walaupun terjual habis, namun kami mengalami kerugian Rp6.000,00 hal ini dikarenakan modal awal kami lebih besar daripada pendapatan. Modal semakin besar ditambahi pembuatan banner yang harganya melebihi harga bahan pokok susu itu sendiri.
26
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari Praktikum Tataniaga dan Hasil Ternak ini antara lain adalah : 1. Saluran tataniaga yang terlibat di Pasar Tradisional Kadipolo, yang berlokasi di jalan Dr. Rajiman, Kalurahan Panularan, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta ini adalah produsen, pedagang pengumpul, pedagang pengecer, dan konsumen yaitu pembeli daging.. 2. Ditinjau dari perencanaan pemasaran, melalui pendekatan SWOT analisis di Pasar Kadipolo kekuatannya tetap stabil, kelemahannya harga jual ditentukan oleh pedagang, peluangnya cukup besar karena barang yang diperjualbelikan merupakan barang kebutuhan sehari-hari sehingga permintaan selalu ada, dan hambatan yang dialami adalah persai ngan antar pedagang sangat kuat karena rata-rata barang yang diperjualbelikan merupakan barang yang sejenis atau homogen. 3. Keuntungan yang diperoleh masing-masing pedagang tiap harinya adalah Rp 500.000,00 untuk pedagang daging ayam, Rp 200.000,00 untuk pedagang daging sapi, dan Rp 75.000,00 untuk pedagang daging kambing. 4. Produk yang dijual dalam acara car free day adalah milk shake. Teknik penjualannya secara langsung langsung ke konsumen. Kami juga membuat tester dari produk kami untuk dicoba sehingga bagi yang tertarik dengan produk kami dapat langsung membelinya. 5. Hasil penjualan milk shake ini mengalami kerugian sebesar Rp 6.000,00. Kerugian diakibatkan karena besarnya biaya tataniaga yang dikeluarkan, terutama biaya pembuatan banner. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi margin tataniaga yaitu antara lain waktu, kerusakan, penyusutan, sifat komoditi/barang, dan tingkat pengolahan dari barang tersebut
26
27
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan dalam Praktikum Tataniaga dan Hasil Ternak ini adalah : 1.
Perlu adanya inovasi peningkatan nilai guna hasil ternak agar permintaan daging sapi, daging kambing maupun ayam meningkat. Misalnya pengolahan-pengolahan makanan yang bervariasi dan berbahan baku daging.
2.
Perlu
perencanaan
secara
matang
sebelum
melakukan
kegiatan
pemasaran, terutama mengenai biaya pengeluarannya supaya tidak mengalami kerugian.
28
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung. Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit Salemba Empat. Jakarta Daniel, M. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi aksara, Jakarta. Hanafiah A. M. dan Saefuddin A. M. 2006. Tataniaga Hasil Perikanan. Universitas Indonesia. Hurriyati, R. 2008. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Alfabeta. Bandung. Kamaludin, 2010. Biaya dan Margin Pemasaran. Unri http://kamaluddin86.blogspot.com/2009/06/biaya-dan-margin pemasaran.html. Diakses pada hari Minggu, 8 Desember 2013.
Faperta.
Kotler, P. dan Amstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran 1. Erlangga, Jakarta. Kotler, P. dan Keller L. K. 2008. Manajemen Pemasaran (Edisi Kedua Belas) Cetakan Ketiga, PT. Indeks, Jakarta. Lestari, M. 2006. Analisis Tataniaga Bengkuang. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertaniango, Instutut Pertanian Bogor. Bogor. Moerdiyanto. 2009. Manajemen Pemasaran. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Rahardja. 2003. Ekonomi . Rineka Cipta, Jakarta. Ratniati, N.K. 2007. Analisis Sistem Pemasaran Ternak Sapi Potong PT Great Giant Livestock Company Lampung Tengah. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Riniwati. 2009. Teori Ekonomi Mikro. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang Shinta. 2009. Manajemen Pemasaran Global. Universitas Brawijaya. Malang. Siregar. 2007. Materi Kuliah Tataniaga Hasil Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Hassanudin. Makasar. Sudiyono, A. 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiah Malang Press. Malang. Suharyadi, et. al. 2007. Kewirausahaan, Usaha Sukses Sejak Usia Muda, Salemba Empat, Jakarta. Wijaya, B. H., H. Dwi dan Bambang A. 2012. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Produk Olahan Ayam di Rumah Makan Resto Gama. Fakultas Peternakan Univesritas Brawijaya. Malang.