LAPORAN PRAKTIKUM
ACARA V
KOMPETISI INTARSPESIFIK DAN INTERSPESIFIK DALAM KOMUNITAS TUMBUHAN
Dilaporkan oleh:
Kelompok V / Kelas B
Sinta Haryati Silviana
1203113482
Asisten:
Nuri A
Laboraturium Ekologi
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Riau
Pekanbaru
2013
PENDAHULUAN
KONSEP
Pengaruh Lingkungan Terhadap Tumbuhan
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan. Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakan allelopati (Irwan,2007).
2.2 Hubungan atau Interaksi Sesama Tanaman
Dalam usaha mengkomposisikan jenis-jenis tanaman misalnya untuk keperluan estetika, perlu diketahui bahwa hubungan sesama tanaman tertentu memerlukan bantuan tanaman tertentu pula, misalnya untuk perlindungan. Tumbuh-tumbuhan dapat mengahasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau meracuni jenis tumbuhan lain. Senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji-biji tanaman yang ada disekitarnya (Irwan,2007). Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan sesama tanaman yaitu:
Adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air. Kompetisi ini disebut juga alelospoli.
Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut disebut allelopati.
Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan yang dap[at mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang bertindak sebagai tuan rumah atau inang (Irwan,2007).
2.3 Kompetisi
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002) kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik.
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton,1990).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles ) .Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua , yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau exploitative competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain.
2.4 Persaingan Dalam Komunitas
Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara individu yang berbeda jenis. Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik.
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain – lain (Setiadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).
Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan untuk menggambarkan adanya persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan intraspesifik terdiri atas :
1 Persaingan aktivitas
2 Persaingan sumber daya alam
Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya secara bebas di kendalikan oleh hal – hal sebagai berikut:
Perbedaan unsur hara
Perbedaan sebab – sebab kematian
Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun
Kepekaan terhadap faktor – faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang berbeda.
Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
Jenis tanaman
Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air.
Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air.
4. Waktu
Lamanya periode tanaman sejenis hidup bersama dapat memberikan tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman. Periode 25-30 % pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh kompetisi.
Allelopati
Konsep yang menyatakan bahwa suatu tanaman dapat menimbulkan pengaruh buruk atau keracunan atau hambatan pada tanaman dikenal dengan allelopati. Allelopati ini ditemukan oleh Candolle sejak tahun 1832. Setelah itu menyusul ahli-ahli seperti Pickering, pada tahun 1917, Molisch pada tahun 1937, Bonner pada tahun 1950, Grummer pada tahun 1957, Evenari pada tahun 1949 dan lain-lainnya (Tukey,1969).
Molisch mengartikan allelopati sebagai interaksi antara tanaman yang ditimbulkan oleh hasil metabolism tanaman. Muller mengemukakan bahwa allelopati adalah pengaruh buruk atau merusak yang ditimbulkan oleh dapa satu tanaman pada tanaman lain melalui prodiksi senyawa-senyawa kimia penghambat yang lepas ke lingkungan hidup tanaman itu. Sedangkan Moral dab Gates menyatakan bahwa allelopati hambatan pada perkecambahan, pertumbuhan atau pada metabolisme suatu tanaman yang disebabkan pelepasan senyawa-senyawa organik oleh tumbuhan lain. Rice berpendapat bahwa allelopati adalah setiap pengaruh yang merugikan, langsung ataupun tidak langsung dari suatu tanaman terhadap tanaman lain melalui produksi senyawa-senyawa kimia yang dilepas dan dibebaskan ke lingkungan hidup tanaman itu. Lebih lanjut dikemukakan bahwa persaingan itu merupakan pemindahan atau pengurangan satu atau beberapa faktor lingkungan seperti air, hara lingkungan, dan cahaya yang diperlikan suatu tanamanoleh tanaman lain, sedangkan allelopati merupakan pengaruh merugikanyang disebabkan oleh senyawa-senyawa kimia. Menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Mekanisme allelopati mencakup semua tipe interaksi kimia antar tumbuhan, antar mikroorganisme atau antar tumbuhan dan mikroorganisme (Einhellig, 1995a).
Secara umum, allelopati selalu dikaitkan dengan maslah gangguan yang ditimbulkan gulma yang tumbuh dersama-sama dengan tanaman pangan, dengan keracunan yang ditimbulkan akibat penggunaan mulsa pada beberapa jenis pertanaman, dengan beberapa jenis rotasi tanaman dan pada regenarasi hutan. Kuantitas dan kualitas senyawa allelopati yang dikeluarkan gulma antara lain di pengaruhi kerapatan gulma, macam gulma saat kemunculan gulma, lama keberadaan gulma habitués gulma, kecepatan tumbuh gulma dan jalur fotosintesis gulma (c3 dan c4).
Senyawa allelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan. Beberapa allelopati menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan dan pertumbuhan tanaman yaitu dengan mempengaruhipembesaran sel tanaman. Beberapa senyawa allelopati memberikan pengaruh menghambat respirasi akar dan menghambat sintesis protein dan dapat menurunkan daya permeabilitas membrane pada sel tumbuhan. Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi allelopati dapat ditemukan di semua jaringan tumbuhan termasuk daun, batang, akar rizoma, umbi, bunga, buah dan biji. Senyawa-senyawa allelopati dapat dilepaskan dari jaringan-jaringan tumbuhan dalam berbagai cara termasuk melalui penguapan, eksudat akar, pencucian dan pembusukan organ tumbuhan.
Selain itu dapat dijelaskan bahwa terbentuknya allelopati terdapt beberapa proses yaitu :
Penguapan : Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan. Beberapa genus tumbuhan yang melepaskan senyawa alelopati melalui penguapan adalah Artemisia, Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa kimianya termasuk ke dalam golongan terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh tumbuhan di sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk embun, dan dapat pula masuk ke dalam tanah yang akan diserap akar.
Eksudat akar : Banyak terdapat senyawa kimia yang dapat dilepaskan oleh akar tumbuhan (eksudat akar), yang kebanyakan berasal dari asam-asam benzoat, sinamat, dan fenolat.
Pencucian : Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah oleh air hujan atau tetesan embun. Hasil cucian daun tumbuhan Crysanthemum sangat beracun, sehingga tidak ada jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di bawah naungan tumbuhan ini.
Pembusukan organ tumbuhan: Setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya dan dengan mudah senyawa-senyawa kimia yang ada didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis mulsa dapat meracuni tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang ditanam pada musim berikutnya.
Selain melalui cara-cara di atas, pada tumbuhan yang masih hidup dapat mengeluarkan senyawa alelopati lewat organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah. Demikian juga tumbuhan yang sudah matipun dapat melepaskan senyawa alelopati lewat organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah (Anonim a, Tanpa Tahun).
Bahwa senyawa-senyawa kimia tersebut dapat mempengaruhi tumbuhan yang lain melalui penyerapan unsur hara, penghambatan pembelahan sel, pertumbuhan, proses fotosintesis, proses respirasi, sintesis protein, dan proses-proses metabolisme yang lain Rohman (2001). Pengaruh alelopati terhadap pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut :
Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan.
Beberapa alelopat menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan.
Beberapa alelopat dapat menghambat pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan.
Beberapa senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat respirasi akar.
Senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat sintesis protein.
2.TUJUAN
1.Memperagakan kompetisi intraspesifik dan interspesifik dalam sebuah populasi dan komunitas tumbuhan
2.Memberikan latihan dalam menganalisis dampak dari sebuah kompetisi intasepesifik maupun interspesifik terhadap proses pertumbuhan dari tiga jenis tumbuhan.
B.CARA KERJA
Pemeriksaan morfometri hewan
1.Disediakan 5 bejana yang mempunyai tinggi 15 cm dan diameter 30 cm
2.Disediakan tanah yang merupakan campuran tanah urag dan tanah kebun dengan perbandingan 3:1 ,disiram campuran tanah tersebut dengan air secukupnya agar lembab (tidak jenuh air) dan di aduk samapi rata.
3.Di isi 5 benjana yang telah disiapkan dengan tanah tersebut hingga tersisa 3 cm dari permukaan tanah lalu dipastikan bahwa tanah dalam semua benjana memiliki tingkt kepadatan sama (tidak terlalu padat)
4.Disiapkan 50 biji jagung dan 50 biji kacang hijau,kemudian pada 5 bejana tersebut diisi : Bejana 1 : 5 Biji jagung
Bejana 2 :5 Biji Kacang hijau
Bejana 3: 30 Biji Jagung
Bejana 4 :30 Biji Kacang hijau
Bejana 5 :15 Biji jagung dan 15 Biji Kacanh hijau
5.Dilakukan pemeliharaan selama 14 hari dengan cara sisemproti dengan waterspayer setiap 3x sehari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Survival/Polibag
% =Jumlah Tanaman Yang hidupJumlah Tanaman Yang Ditanam x 100 %
Polybag 1
%=
Polybag 2
%=
Polybag 3
%=
Polybag 4
%=
Polybag 5
%=
Jenis
Polybag
A
B
BA
BB
BT
BA
BB
BT
SEMAI 1
0,2
0,5
0,7
0,03
0,28
0,31
SEMAI 2
0,24
0,4
0,64
0,03
0,34
0,37
SEMAI 3
0,16
0,22
0,38
0,01
0,2
0,21
RATA-RATA
0,2
0,37
0,57
0,02
0,27
0,30
Jenis
Polybag
C
D
BA
BB
BT
BA
BB
BT
SEMAI 1
0,22
0,39
0,61
0,04
0,35
0,39
SEMAI 2
0,21
0,36
0,57
0,03
0,23
0,26
SEMAI 3
0,16
0,11
0,27
0,02
0,17
0,19
RATA-RATA
0,19
0,29
0,48
0,03
0,25
0,28
Jenis
Polybag
E
BA
BB
BT
BA
BB
BT
SEMAI 1
0,18
0,32
0,5
0,03
0,24
0,27
SEMAI 2
0,25
0,28
0,53
0,02
0,2
0,22
SEMAI 3
0,22
0,22
0,44
0,05
0,13
0,18
RATA-RATA
0,22
0,27
0,49
0,03
0,19
0,22
SAMPEL
PERLAKUAN
A
B
C
D
E1
E2
BA
0.2
0.23000
0.19000
0.03000
0.22000
0.03000
BB
0.37000
0.27000
0.28000
0.25000
0.27000
0.19000
BT
0.57000
0.29000
0.48000
0.28000
0.49000
0.22000
RATA-RATA
0.38000
0.26333
0.31667
0.18667
0.32667
0.14667
HISTOGRAM
Tanpa Kompetisi
Tabel Analisis Statistik (Uji t)
Polybag
Parameter
Ukuran
ẋ
S2
S
SX
t hit
t tab
Kesimpulan
A
BA
0.2
0.24
0.16
0.2
0.0016
0.04
0.068
2.94
thit t < tab
TerimaHo
BB
0.5
0.4
0.22
0.37
0.0201
0.14
0.241
1.55
thit t < tab
TerimaHo
BT
0.7
0.64
0.38
0.57
0.0289
0.17
0.289
1.98
thit t < tab
TerimaHo
B
BA
0.03
0.03
0.01
0.02
0.0001
0.01
0.02
1.19
thit t < tab
TerimaHo
BB
0.28
0.34
0.2
0.27
0.0049
0.07
0.119
2.29
thit t < tab
TerimaHo
BT
0.31
0.37
0.21
0.3
0.0065
0.08
0.137
2.16
thit t < tab
TerimaHo
C
BA
0.22
0.21
0.16
0.2
0.001
0.03
0.055
3.6
thit t < tab
TerimaHo
BB
0.39
0.36
0.11
0.29
0.0236
0.15
0.261
1.1
thit t < tab
TerimaHo
BT
0.61
0.57
0.27
0.48
0.0345
0.19
0.316
1.53
thit t < tab
TerimaHo
D
BA
0.04
0.03
0.02
0.03
0.0001
0.01
0.017
1.76
thit t < tab
TerimaHo
BB
0.35
0.23
0.17
0.25
0.0084
0.09
0.156
1.6
thit t < tab
TerimaHo
BT
0.39
0.26
0.19
0.28
0.0103
0.1
0.173
1.62
thit t < tab
TerimaHo
E
BA
0.18
0.25
0.22
0.22
0.0012
0.04
0.06
3.63
thit t < tab
TerimaHo
BB
0.38
0.32
0.22
0.31
0.0065
0.08
0.137
2.23
thit t < tab
TerimaHo
BT
0.5
0.53
0.44
0.49
0.0021
0.05
0.078
6.29
thit t > tab
Tolak Ho
BA
0.03
0.02
0.05
0.03
0.0002
0.02
0.026
1.28
thit t < tab
TerimaHo
BB
0.24
0.2
0.13
0.19
0.0031
0.06
0.095
2.01
thit t < tab
TerimaHo
BT
0.27
0.22
0.18
0.22
0.002
0.05
0.077
2.91
thit t < tab
TerimaHo
Pengamatan dilakukan dengan mengukur pertumbuhan tanaman secara berkala Pengamatan dilakukan dengan mengukur pertumbuhan tanaman secara berkala yaitu 3 hari sekali. Data yang didapat dicatat dan disusun berdasarkan hari atau tanggal pengamatannya hingga waktu panen tiba yaitu setelah sekitar satu bulan. Pada saat panen dilakukan pengukuran faktor fisik akhir seperti yang dilakukan di awal.
Tanaman yang dipanen dipisahkan setiap plot dan setiap jenisnya kemudian ditimbang berat basahnya dengan menggunakan timbangan, dicatat data yang diperoleh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi antar tumbuhan dapat berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya yaitu kemampuan biji atau tumbuhan tersebut untuk bertahan hidup berdampingan dengan tumbuhan lain.Faktor eksternal yang menjadi perebutan antar tanaman diantaranya intensitas cahaya, unsure hara, suhu, air, oksigen , dan karbondioksida. Selain faktor yang menjadi perebutan, ada juga faktor yang mempengaruhi keadaan fisiologis pertumbuhan tanaman diantaranya kondisi tanah, kelembaban tanah, udara,angin, dan gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan fisiologis tumbuhan.
Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat faktor-faktor yang mengukung pemutusan dormansi. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap pemutusan dormansi biji adalah struktur biji itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kadar air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya.
No
Faktor fisik
Awal
Akhir
1
pH Tanah
5
5.8
2
Suhu Tanah
29 0C
28.5 0C
3
Kelembaban Udara
67%
75%
4
Intensitas cahaya
0,59 Lux
2,08 Lux
5
Suhu udara
27 0C
27 0C
6
Kelembaban tanah
3
3.6
Faktor-faktor pada tabel diatas adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman biji jagung dan biji kacang hijau pada praktikum ini. Faktor-faktor tersebut diukur agar mengetahui keadaan makroklimat pada awal penanaman dan akhir penanaman. Dan selama pengamatan pertumbuhan tanaman, yang lebih dilihat adalah persaingan yang terjadi antara biji yang ditanam dalam 1 plot baik persaingan intaraspesifik ataupun persaing interspesifiknya.
Setelah dilakukan pengamatan pertumbuhan tanaman jagung dan kacang hijau selama 3 minggu, dilakukan pemanenan dan penimbangan berat basah (biomassa total) dari masing-masing jenis dan masing-masing plot. Didapatkan biomassa rata-rata tanaman jagung dan kacang hijau sebagai berikut:
Organisme hidup di dalam suatu ekosistem yang didalamnya saling berinteraksi antar satu spesies dengan spesies lain. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti kompetisi. Kompetisi tumbuhan dalam suatu spesies mampu di liat pada jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.
Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air, dan cahaya matahari. Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik , hasil tanaman akan ikut terpengaruh. Jarak tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi, baik inter maupun intraspesies. Penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata akan berpengaruh terhadap jumlah cabang, luas permukaan daun dan pertumbuhan tanaman. Mengingat pentingnya mengengetahui jarak tanaman ideal untuk pertumbuhan tanaman, maka dilakukan penelitian tentang kompetisi yang terjadi pada tanaman yang sejenis maupun berbedaspesies.
Kacang hijau dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya tidak hanya memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur hara, air dan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara kacang hijau dan jagung. Tumpang tindihnya relung ekologi antara kacang hijau dan Jagung akan mempengaruhi pertumbuhan dan daya hidup keduanya. Oleh karena itulah percobaan ini dilakukan sehingga dapat diketahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiata) dan jagung (Zea mays).
Faktor-faktor Biotik dalam Interaksi Populasi
Faktor yang berpengaruh dalam interaksi populasi adalah faktor biotik lingkungan yang pada dasarnya bersifat acak tidak langsung terkait dengan perubahan komunitas, terutama faktor iklim dan curah hujan. Banyak data mengarahkan perubahan acak iklim itulah yang pertama-tama menentukan kerapatan populasi. Perubahan yang cocok dapat meningkatkan kerapatan populasi, sebaliknya poipulasi dapat mati kalau tidak cocok.
Pada dasarnya pengaruh yang baru diuraikan berlaku bagi kebanyakan organisme tetapi pengaruh yang sebenarnya malah dapat memicu perubahan mendasar sampai kepada variasai.
Jika pembahasan berbagai factor abiotik lingkungan terkait dengan berbagai parameter toleransi, sebaran dan optimasi, factor biotic didak langsung terkait dengan factor itu. Tetapi di sisi lain factor biotic lebih realistic, bervariasi dan mampu menciptakan stabilitas populasi.
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1.Rasio seks jumlah kelamin jantan lebih besar dibandingkan dengan jumlah kelamin betina yaitu 2,7 : 1, sehingga kepiting jantan lebih dominan dibandingkan dengan kepiting betina
2.Faktor yang menyebabkan perbedaan rasio seks tersebut yaitu,migrasi untuk melalukan reproduksi,cara bertahan hidup dan adanya suatu kompetisi.
3.Ukuran Karapaks kepiting berkaitan dengan pertumbuhan dan berat dari kepiting itu sendiri dan juga disebabkan oleh factor internal maupun factor eksternal.
4.Kurva panjang dan lebar jumlah karapaks kepiting menunjukkan kurva positif ,hal ini berarti panjang dan lebar kepiting berada pada ukuran sedang dan kurva meunjukkan kurva positif.
REFERENSI