LAPORAN KERJA PRAKTEK P.T. TIFICO, Tbk.
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Strata Satu Program Studi Teknik Kimia
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih atas bimbingan, bantuan
dukungan,
dan
dorongan
semangat
yang
diberikan
hingga
terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini. Rasa terimakasih penulis haturkan kepada : 1.
Dr. Megawati, S.T., M.T. selaku ketua Program Studi Teknik Kimia UNNES.
2.
Ria Wulansarie, ST., M.T. selaku dosen pembimbing kerja praktek di Teknik Kimia Unnes.
3.
Bondan Taufan A, S.T. selaku pembimbing di polymer continous plant PT. TIFICO, Tbk Tangerang.
4.
Wuryanto, S.T. selaku General Manager di polymer continous plant PT.
ABSTRAK
Deny Aditia Nugraha Laporan Kerja Praktek P.T. Tifico, Tbk. Teknik Kimia – Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang 2016 PT. Teijen indonesia Fiber (PT. TIFICO, Tbk.) didirikan pada tanggal 25 Oktober 1973, perushaan ini merupakan hasil penanaman modal asing yang berasal dari Jepang yaitu dari Teijin Limited. Teijen Limited sendiri bergerak dibidang industri kimia, khususnya keperluan bahan baku industri t ekstil. Bahan baku utama dari pabrik ini adalah PTA (Purified Terephthelic Acid) dan Ethylene Glycol, sedangkan katalis yang dipakai adalah Antimon Trioksida. Selain itu juga ditambahkan beberapa bahan aiditif seperti Asam Phospat, Titanium Dioksida dan DEG.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................
i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
ii
ABSTRAK ...........................................................................................................
iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
I-1
1.1. Latar Belakang Didirikan Pabrik ......................................................
I-1
1.2. Visi dan Misi
I-3
...................................................................................
1.3. Lokasi Dan Tata Letak Pabrik
I-3
4.2. Kebutuhan Steam .............................................................................
IV-2
4.3. Kebutuhan Listrik (Energi) ..............................................................
IV-2
4.4. Penyediaan Udara Tekan ..................................................................
IV-3
4.5. Penyediaan Gas Nitrogen (N 2) .........................................................
IV-3
BAB V LABORATORIUM ................................................................................
V-1
5.1. Program Kerja Laboratorium ...........................................................
V-1
5.2. Alat-Alat Laboratorium Departemen Polimerisasi ..........................
V-2
5.3. Proses Analisa Mutu Chip ................................................................
V-3
5.4. Standar Mutu Chip ...........................................................................
V-5
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................
VI-1
6.1. Kesimpulan .......................................................................................
VI-1
6.2. Saran ................................................................................................
VI-2
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Pembagian Jadwal Shift .......................................................................
I-14
Tabel 1.2 Limbah PT. Tifico, Tbk .......................................................................
I-20
Tabel 2.1 Parameter Kinetika ...............................................................................
II-4
Tabel 2.2 Spesifikasi Dan Kondisi Operasi Di Reaktor De ..................................
II-11
Tabel 4.1 Distribusi Penggunaan Steam ..............................................................
IV-2
Tabel 5.1 Program Laboratorium PT. Tifico, Tbk ...............................................
V-2
Tabel 5.2 Alat-Alat Utama Laboratorium Departemen Polimer ...........................
V-3
Tabel 5.3 Standar Mutu Chip ................................................................................
V-5
Tabel 7.1 Spesifikasi Pompa Sentrifugal (RWP-11A/B/D) .................................
VII-3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 struktur organisasi PT. TIFICO, Tbk ...............................................
I-11
Gambar 1.2 struktur departemen polimer plant CP .............................................
I-13
Gambar 1.3 blok diagram proses pembuatan PET secara umum .........................
II-6
Gambar 7.1 Bagian Aliran Fluida di Dalam Pompa Sentrifugal .........................
VII-2
BAB I PENDAHULUAN
I-1
BAB 1 PENDAHULUAN Polyester merupakan bahan baku yang digunakan pada industri tekstil di
Indonesia. Seiring dengan pertambahan penduduk maka permintaan kebutuhan bahan sandang sebagai salah satu kebutuhan primer terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan penggunaan serat sintesis seperti polyester telah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan menggeser serat alam yang semakin lama mengalami penurunan yang diakibatkan terbatasnya lahan dan waktu dalam pengambangan serat-serat alam sebagai bahan baku tekstil. Industri tekstil serta produk tekstil merupakan faktor industri diluar industri serat yang mempunyai andil besar dalam peningkatan pendapatan negara. Industri ini telah banyak menerima tenaga kerja dan menghasilkan devisa dari ekspor diluar sektor migas. Sampai saat ini Indonesia masih mengimpor polyester
BAB I PENDAHULUAN
1. PT Prospect Motor (JV Honda Cars)
33,07%
2. Pioneer Atrium Holdings Limited
31,60%
3. PT Hermawan Sentral Investama
17,39%
4. PT. Wiratama Karya Sejati
16,79%
5. Masyarakat Indonesia
21,15%
I-2
Bermula dari produksi Filament Yarn sebesar 30 ton/hari, dan produksi Stable Fiber 30 ton/hari pada tahun 1976, sejak 1978 melalui beberapa proyek
perusahaan maka produksi hingga 2015 telah mencapai 168 ton/hari untuk Filament Yarn, dan 112 ton/hari untuk Stable Fiber, khusus untuk produksi dari chip di Departemen Polimerisasi pada unit batch hingga kini telah mencapai
produksi sebanyak 230 ton/hari. Untuk kebutuhan bahan baku tekstil bermutu tinggi yang mampu bersaing di pasar internasional, maka diadakan perluasan produk Filamen Yarn dengan mutu benang yang lebih halus lagi, selain Stable Fiber (kapas sintesis) dan Filamen Yarn (benang sintesis).
BAB I PENDAHULUAN
I-3
2001 Sertifikasi ISO 14001
2010 PT. TIFICO, Tbk. berganti kepemilikan
1.2. Visi dan Misi
P.T. TIFICO, Tbk., memiliki Visi dan Misi sebagai berikut : 1. Visi Menjadikan PT. TIFICO sebagai produsen serat polyester yang unggul di pasar domestik dan internasional. 2. Misi Menghasilkan produk yang bermutu tinggi dengan harga yang kompetitif serta pengiriman tepat waktu Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi PT. TIFICO, pihak manajemen
BAB I PENDAHULUAN
I-4
kecamatan Cipondoh, kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Lokasi ini dipilih, karena di Kota Tangerang ini semua persyaratan pendirian pabrik terpenuhi, diantaranya yaitu : 1.
Kemudahan memperoleh bahan baku PTA diperoleh dati P.T. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI), dan P.T. BP Petrochemical Indonesia (BPPI) yang berlokasi didaerah Cilegon. EG dikirim dari pelabuhan Merak yang diimpor dari Singapura.
2.
Kemudahan transportasi Lokasi pabrik cukup strategis karena dekat dengan jalan tol merakTangerang-Jakarta, sehingga sangat mendukung kelancaran transportasi untuk bahan-bahan yang diperlukan untuk kelancaran proses produksi, dan memudahkan pengiriman barang hasil produksi kepada para konsumen.
3.
Kemudahan dalam memenuhi kebutuhan listrik, air, pengolahan limbah,
BAB I PENDAHULUAN
I-5
pembuatan slurry PTA dengan EG. Untuk sarana penunjang produksi seperti unit penyediaan air, steam, listrik, dan udara tekan, dan gas Nitrogen masingmasing terdapat di areal tersendiri pada Unit Utilitas, sedangkan unit pengolahan limbah terdapat di areal bagian belakang pabrik. Selain itu, di dalam areal pabrik juga terdapat areal ibadah, sarana olah raga yaitu lapangan sepak bola, dan juga terdapat kawasan perumahan karyawan.
1.4. Bahan Baku dan Produk
Bahan-bahan baku yang digunakan untuk produksi adalah Ethylene Glycol (EG), dan Purified Therephtalic Acid (PTA), serta katalis dan beberapa aditif.
Untuk bahan baku Ethylene Glycol (EG), katalis dan zat aditif ini masih impor dari Jepang, Arab Saudi, dan Singapura. Untuk Purified Therephtalic Acid (PTA), 57.5% dipasok oleh Mitsubishi Chemical Indonesia, dan 42.5% oleh BP
BAB I PENDAHULUAN
Bentuk
: serbuk
Kenampakan
: putih
Ukuran
: 80 – 200 mikron
Titik Leleh
: Tersublimasi diatas 300°C
Spesific Gravity
: 1.51 gr/cc
Komposisi
: PTA min 99.8 %
I-6
Air min 0.02 % PTA yang digunakan P.T. TIFICO, Tbk. diperoleh dari P.T Mitsubhisi Chemical Indonesia (MCCI) dan P.T. BP Petrochemical Indonesia (BPPI).
1.4.1.2. Spesifikasi EG
A. Satndart Kualitas Etilen Glikol Ethylene Glikol merupakan senyawa kimia yang berasal dari oksidasi ethylene yang kemudian dihidrasi menjadi etylene oxide yang kemudian dihidrasi
BAB I PENDAHULUAN
I-7
1.4.2. Bahan Baku Pendukung
Bahan baku pendukung yang dipergunakan di plant continous polimer P.T. TIFICO, Tbk., berfungsi sebagai katalis dan aditif dalam produksi agar bisa menghasilkan chip polyethylene terephtalat yang yang baik adalah : 1. Antimony Tri Oxide (kode C2), rumus kimia Sb 2O3, fungsinya sebagi katalis. 2.
DEG digunakan saat quality DEG content rendah.
3.
Titanium dioxyde, rumus kimia TiO 2, fungsinya sebagai delustan, yaitu untuk
mengurangi kilapan pada chip. 4.
Asam phospat (kode S3), rumus kimia H3PO4, fungsinya sebagai stabilisator.
1.4.3. Hasil Produksi 1.4.3.1. Poduk Utama dan Aplikasi Produk
Produk utama P.T. TIFICO, Tbk. pada plant continous proses berupa PET chips. Secara umum produk utamanya adalah :
BAB I PENDAHULUAN
I-8
1.4.3.2. Kapasitas Produksi
P.T. TIFICO, Tbk. pada plant continous (CP) polimer memproduksi jenis chip semi dull dengan kapasitas produksi sehari sebesar 385 ton. Selain memproduksi PET chip sebagai hasil sampingnya, plant CP memproduksi polimer untuk produk staple fiber sebagi produk utama ddengan kapasitas 385 ton/hari.
1.4.3.3.Jenis-jenis Produksi
Produk yang dihasilkan pada sub departemen polymer di P.T. TIFICO, Tbk. adalah polyethylene terephtalat (PET) (PET) dalam bentuk padatan atau chip. Pada saat ini P.T. TIFICO, Tbk. telah memproduksi enam jenis chip polymer dengan kapasitas produksi 285 ton/hari. Proses dilakukan dengan sistem kontinyu (12 line), dimana setiap line dihasilkan sekitar 22.5 ton/hari. Proses prodksi dari keenam jenis produk chip polymer yang dihasilkan secara keseluruhan hampir sama, yang membedakan hanya pada penggunaan dan banyaknya bahan tambahan
BAB I PENDAHULUAN
4.
I-9
Cantionic Dye-able (CD) Bahan tambahan yang digunakan untuk produksi chip ini adalah C 2 (Anitimon Trioksida), S 5 (trimetil phospat) dan TiO2 (Titanium Dioksida), K 2G (Hidroksi 5 sulfo sodium TA), dan C 10 (sodium asetat).
5.
Full-Dull (FD) Untuk jenis chip ini, bahan tambahan yang digunakan sama dengan chip jenis semi dull dan bright, hanya berbeda pada jumlah penambahan TiO 2 yang dipakai.
6.
OMT Untuk chip jenis ini, bahan tambahan yang digunakan untuk produksi chip ini adalah C2 (Anitimon Trioksida), S 3 (sodium phospat)
7.
BVS Untuk chip BVS, bahan tambahan yang digunakan adalah C 2, N1 (triethyl amine), dan S 3 (sodium phospat).
BAB I PENDAHULUAN
I-10
Tugas staf ini berbeda pada setiap tingkatan, kecuali pada tingkat buruh tidak ditempatkan suatu staff yang mempunyai wewenang untuk memerintahkan suatu staf. Fungsi staf ini mempunyai wewenang untuk intrupsi itu disalurkan melalui pimpinan, dan pimpinan itulah buruh mendapatkan tugas untuk melaksanakan intrupsi. Jadi antara staf dan burh tidak ada garis komando. P.T. TIFICO, Tbk. terdiri dari beberapa devisi yang membawahi beberapa departemen. Devisi-devisi dalam struktur perusahaan P.T. TIFICO, Tbk. adalah :
BAB I PENDAHULUAN
DIRECTOR
I-11
GENERAL MANAGER
MANAGER
FINANCE & ACCOUNTING
ACCOUNTING
PRESIDENT DIRECTOR
FINANE & ACOUNTING DIRECTOR
PURCHASINGG ADMINISTRATION DIRECTOR
ADMINITRATION IT
HUMAN RECOURCES DIRECTOR
HRD
SF MARKETING SALES & MARKETING DIRECTOR
SALES & MARKETING FY MARKETING QUALITY ASSURANCE &
BAB I PENDAHULUAN
I-12
1.5.2. Struktur Organisasi Sub Departmen Polimer CP
Adapun struktur organisasi sub departmen polimer CP PT.TIFICO,Tbk. Menganut sistem organisasi garis dan staff yang dipimpin oleh seorang sub Departmen manager. Dalam struktur ini kekuasaan diberikan oleh sub departmen manager kepada section chief untuk membantu jalannya kegiatan produksi. Pada sub departmen polimer CP dipimpin oleh seorang manager sub departmen dibantu oleh section chief yang membawahi 3 (tiga) seksi, yaitu daily PPC & Stock kontrol, 3 – SHIFT, proces improve & QC. Sedangkan pertanggungjawaban bersifat ke atas yaitu supervisor bertanggung jawab kepada manager SD. Adapun bentuk struktur organisasi sub departmen polymer di plant CP dapat dilihat pada pola gambar 1.2.
BAB I PENDAHULUAN
I-13
PSF-GM
M
AM
S2
S1
O2/O2/LS
GENERAL MANAGER
DEPT. MANAGER
ASST. MANAGER
SUPERINTENDENT
SUPERVISOR
OPERATOR
PSF-GM
P-M
P-AM
ADVISOR
Cpo-C
CP Daily Operation
CP Daily Operation
GROUP-1
ReaksiGroup TAUNLOADING
CAT/ADDGROUP
GROUP-2
ReaksiGroup
TAUNLOADING
BAB I PENDAHULUAN
1.
I-14
Daily Karyawan daily adalah karyawan yang tidak kena shift, dengan jam kerja sebagai berikut:
2.
Hari Senin – Sabtu
: 08,00 – 16.30
Hari Sabtu dan Minggu
: Libur mingguan
Shift Hari kerja bagi karyawan PT.TIFICI,Tbk. Yang bertugas shift ditetapkan sebagai berikut: a. Sistem 4/1,3 shift yaitu terdiri dari 4 regu dan bekerja secara bergilir dalam tiga shift yaitu: -
Shift I (pagi)
-
Shift II (sore)
-
Shift III (malam)
Dengan jadwal sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
tertentu
atau
alasan-alasan
teknis
yang
menyebabkan
I-15
perusahaan
memerlukan karyawan untuk bekerja sesuai dengan sifat operasional Perusahaan.
1.5.3.2 Penghargaan
Setiap tahun PT. TIFICO, Tbk. Selalu memberikan penghargaan penghargaan bagi karyawannya yeng telah membantu memenuhi standar kerja, diantaranya: 1. Karyawan yang rajin dan berdisiplin tinggi. 2. Karyawan yang telah meningkatkan reputasi dan nama baik perusahaan. 3. Karyawan yang telah mencapai masa kerja lima tahun dan kelipatan lima tahun berikutnya. 4. Karyawan
yang
telah
mempunyai
metode
baru
sehingga
meningkatkan efisiensi kerja dan kualitas serta kkuantitas produksi.
dapat
BAB I PENDAHULUAN
I-16
Tunjangan perumahan Tunjangan istri/anak Tunjangan khusus
Pembayaran upah dilakukan setiap bulannya pada tanggal 22. Bagi karyawan yang sakit atau tidak masuk kerja maka pembayaran upahnya sebagai berikut :
Selama 3 bulan pertama : 100%
Selama 3 bulan kedua : 75%
Selama 3 bulan ketiga : 50%
Selama 3 bulan keempat : 25%
1.5.3.4 Jaminan sosial
Untuk menjaga dan memelihara kesehatan para karyawan, perusahaan menyediakan beberapa fasilitas diantaranya poliklinikyang dibuka 24 jam.
BAB I PENDAHULUAN
I-17
1.5.4. Disiplin PT. TIFICO, Tbk.
Kedisiplinan
merupakan
salah
satu
yang
menunjang
keberhasila
perusahaan. Dalam menegakkan disiplin PT. TIFICO, Tbk. Melaksanakan kerjasama antara manajemen departemen terkain dengan pihak HRD, dengan cara: 1.
Training basic 5S.
2.
Pembinaan bersama antara HRD dan manajemen terkait.
1.5.5. Sistem Promosi PT. TIFICO, Tbk.
Promosi menjadikan perpindahan jabatan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi, dengan tanggung jawab yang lebih berat dan wewenang yang lebih besar. Tujuan dari promosi : 1. Diciptakan sistem organisasi yang efektif.
BAB I PENDAHULUAN
I-18
Serat poliester stable fiber yang terbentuk bal, diberi identitas pada setiap balnya, sehingga jika ada complain dari konsumen dapat cepat diketahui, karena setiap balnya sudah ada pada tiap label. Contoh label :
TJO2R SD 1.4 X 51
Keterangan : T
: Teijin
J
: Jakarta
O
: Bentuk penampang serat
C/R
: C, sebagai pencampur cotton
BAB I PENDAHULUAN
I-19
menolong peningkatan, penyuluhan pengawasan, latihan dan penelitian K3. Dengan suport dariManajemen PT. TIFICO.
1.6.2.1 Upaya pelaksaan K-3
P2K3 telah mengklarifikasikan tempat-tempat rawan kecelakaan agar karyawan terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tempat-tempat yang rawan kecelakaan diantaranya : 1. Tempat dan suhu tinggi (misalnya daerah sekitar boiler). 2. Pekerjaan dalam tangki (under pit) misalnya pembersihan tangki. 3. Daerah sekitar benda berputar (misalnya disekitar pompa). 4. Zat-zat kimia berwarna. 5. Pekerjaan dibawah tegangan listrik. Untuk meningkatkan dan menjaga keselamatan serta kesehatan kerja karyawan PT. TIFICO, Tbk. Memberikan fasilitas-fasilitas diantaranya :
BAB I PENDAHULUAN
JENIS LIMBAH
BENTUK
I-20
SUMBER DAMPAK
KAPASITAS
FISIK I.
PADAT 1. Limbah PTA slurry
Serbuk
Proses polimerisasi
600 kg/bln
2. Olygomer & polymer
Padatan
Sampel / drain
2~10 ton/bln
3. Abu Incenerator
Serbuk
Hasil samping incenerator
1 m3/6bln
4. Serat
Potongan
Work shop
250 kg/bln
5. RG Residu
Padatan
Hasil samping recovery EG
16 ton/bln
6. Sampah umum
Potongan
Office, bengkel, rumput
600 m3/bln
1. Limbah polimerisasi
Cair
Proses polimerisasi
4500 m3/bln
2. Sludge dari IPAL
Cair/sludge
Hasil samping IPAL
120 ton/bln
3. Limbah laboratorium
Cair
Laboratorium polimer
10 L/bln
4. Oil bekas
Cair
Utility
2800 L/bln
II. CAIR
BAB I PENDAHULUAN
I-21
reaktor DE dan EG yang menguap para reaktor PA. Data teknis pengolahan limbah 150 m3/hari, kualitas limbah sebelum diolah 20.00 - 25000 ppm (COD), kualitas limbah setelah diolah 90 - 150 ppm (COD), standar pembuangan limbah 150 ppm (COD)dan waktu pengolahan 24 jam. Untuk memperluas proses penanganan limbah maka limbah dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Tujuan pengklasifikasikan ini karena setiap jenis limbah memerlukan penanganan yang berbeda secara prioritas yang berbeda pula. Ada beberapa jenis limbah yang masih dapat dipergunakan, seperti limbah residu yang merupakan limbah padat pada proses polimerisasi, dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan karpet talang, begitu pula dengan limbah-limbah padat sebelumnya oleh masyarakat, terlebih dahulu dipisah-pisahkan menurut jenisnya dan disimpan pada lokasi penyimpanan sementara. Untuk sistem pengolahan limbah PT. TIFICCO, Tbk mengacu pada dasar
BAB I PENDAHULUAN
2.
I-22
Kolom Aerasi Kolom ini bertujuan untuk mengurangi zat organik terlarut. Zat organik ini diolah secara biologi menjadi CO 2, air, material sel, dan padatan inert lain, oleh mikroorganisme, dengan adanya O 2. Di dalam sistem aerasi ini bagian pengolahan limbah menggunakan dua tipe yaitu sistem aerasi agitator dan dengan sistem aerasi blower dari bawah. Di dalam kolom ini juga diberikan nutrisi dan zat kimia untuk perkembangan bakteri. Beberapa bahan kimia tersebut antara lain : 1) Urea dan Ammoniium Phospate, sebagai nutrient untuk mikroba 2) Alkali, yang ditambahkan untuk pengaturan pH, agar mikroba bisa tetap hidup.
3.
Kolom Sedimentasi Setelah proses aerasi, air limbah dialirkan ke bak, sedimentasi untuk mengendapkan lumpur-lumpur. Lumpur yang terbentuk sebagian didaur
BAB II DESKRIPSI PROSES
II-1
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Konsep Proses 2.1.1. Dasar Reaksi
Dalam pembuatan polyester dari purified terefthalat acid dan ethylene glycol mendasarkan pada reaksi esterifikasi dan polikondensasi yang bersifat endotermis. Reaksinya adalah sebagai berikut : 1.
Reaksi Esterifikasi HOOC --
-- COOH(s) + HOCH2CH2OH(l)
0,000 k /cm2G
PTA HOCH2CH2OOC -2.
-- COOCH2CH2OH(l) + H2O(v)
Reaksi Polikondensasi x[HOCH2CH2OOC --
279,5 oC
-- COOCH2CH2OH](l) DGT
H=7,65 kcal/mol
286,5-293,3 oC 57,5 ~ 1,4 torr
BAB II DESKRIPSI PROSES
II-2
Setelah terjadi pembentukan gugus aktif pada salah satu pereaktan, maka terjadi transfer elektron. O = HOOC--
O =
---C---O+HOCH2CH2OH
HOOC--
--C-OC2H4OH+H2O
O = Sb2O3+HOOC--
---C-OC2H4OH
O---C--
--C---OC2H2OH+Sb2O3H
2.1.3.2 Propagasi
Kemudian dilanjutkan proses propagasi dimana terjadi penggabungan monomer-monomer menjadi polimer rantai panjang. O =
O =
BAB II DESKRIPSI PROSES
II-3
Reaksi pembentukan polyester dakam reaktor continous adalah homogen face cair.
Δ H298 Esterifikasi Hf °
PTA
=
-1903685,95 kkal
Hf °
EG
=
-3218675,25 kkal
Hf °
DRG =
-2550242,37 kkal
Hf °
H2O
=
-1465681,46 kkal
=
-9122 kkal/mol
Sehingga Δ H298
Kecepatan reaksi didefinisikan sebagai kecepatan konsumsi gugus asam dimana dengan kecapatan konsumsi gugus hidroxyl karena setiap setiap gugus COOH bereaksi dengan gugus OH. Kecepatan reaksi =
−[ ]
=
−[ ]
Reaksi dasar yang terjadi adalah sebagai berikut :
BAB II DESKRIPSI PROSES
-
k ’tco =
=
II-4
c=(1-p) co dimana p = fraksi gugus yang bereaksi
−
1
Hubungan antara konstanta kecepatan reaksi dengan suhu dinyatakan dengan persamaan archenius : K = A exp [
−
]
dalam hubungan ini : K
= konstanta kecepatan reaksi
A
= faktor tumbukan
E
= energi aktifasi
R
= konstanta gas
T
= suhu reaksi Dimana data untuk nilai energi aktifasi (E) dan faktor tumbukan (A)
BAB II DESKRIPSI PROSES
II-5
Pemilihan rekator berpengaduk didasarkan pada fase reaksi yaitu reaksi cair. Sehingga dengan adanya pengaduk akan lebih sempurna. Perbandingan reaktan (1 : 1.6) ini dijaga agar reaksi dapat berjalan sempurna. Kebutuhan EG dibuat lebih besar agar dapat digunakan lagi sebagai reaktan dalam proses. Untuk meningkatkan reaksi yang optimal, ada banyak variabel yang memperngaruhi konversi, yaitu : a.
Temperatur Untuk kondisi optimal, reaksi esterifikasi dilakukan pada suhu 280 oC maka konversi akan mengalami penurunan sedangkan apabila suhu diatas 280 oC maka konversi juga akan semakin turun karena terjadi sublimasi PTA.
b.
Tekanan Tekanan operasi yang digunakan dalam proses ini adalah : Esterifikasi : tekanan 0.000 kg/cm2G Tekanan 0.000 kg/cm 2G dimaksudkan untuk menjaga agar kondisi EG
BAB II DESKRIPSI PROSES
II-6
perbandingan yang tepat agar diperoleh hasil yang optimal. Perbandingan optimal untuk bahan baku EG dan PTA adalah 1.6 : 1.
2.2. Diagram Alir Proses
diagram alir proses polimerisasi polietilen terephtalat (PET) secara umum diuraikan pada blok diagram berikut : PTA & EG Handling
Tahap penyiapan bahan baku
PTA Slurry Preparation Proses direct esterification Proses pencampuran bahan aditif dan katalis dengan EG
Tahap reaksi kimia
BAB II DESKRIPSI PROSES
2.3.1
II-7
Seksi Persiapan Bahan Baku
2.3.1.1 PTA Handling
PTA merupakan bahan baku utama untuk keperluan proses produksi yang diperoleh dari PT. BP Petrochemical Indonesia dan PT. Mitsubushi Chemical Indonesia (MCCI). PTA dari ke-2 perusahaan ini dicampur dengan perbandingan PTA dari BPPI sebesar 42.5 % dan MCCI 57.5 %. PTA dalam container dimasukan kedalam silo TABK-1/2 dengan menggunakan blower TAB-2 dari TABK1/2 ke TAH-11 yang dikendalikan secara otomatis. Pengendalian pemasukan bahan dari TABK-1/2 ke TAH-11 dilakukan dengan level kontrol, dikendalikan antara level law (L) hingga level High (H). Bila mencapai level H, maka charging PTA sementara berhenti hingga mencpai batas level L, lalu mulai mengisi kembali. Suplai PTA yang berasal dari BPPI sebanyak 25 ton/container dan dari MCCI sebanyak 25 ton/container. Dalam sehari kebututuhan PTA dari BPPI
BAB II DESKRIPSI PROSES
II-8
menambahkan NEG sebanyak selisih antara EG yang terbentuk di DE dan PA dikurangi dengan EG yang diumpankan. EG yang dihasilkan dari proses polimerisasi memiliki kandungan air yang tinggi dan suhu yang rendah. Sedangkan EG dari proses DE memiliki kandungan air yang rendah dan bersuhu tinggi. Oleh karena itu untuk menyedot MGT-11 menggunakan vacum, untuk diumpankan ke TAT-11, kandungan air dapat diturunkan.
2.3.1.3 Bahan Baku Penunjang Handling 2.3.1.3.1Bahan Aditive
1.
Titanium Dioxyde (TiO 2) Sebelum digunakan TiO 2 juga dicampur dengan etylene glycol. Untuk pencampurannya melalui tahap sebagai berikut : EG dan TiO2 dicampur dalam THH hingga homogen membentuk slurry.
BAB II DESKRIPSI PROSES
3.
II-9
Asam Phospat (H3PO4) H3PO4 berfungsi sebagai stabilizer yang dilarutkan dalam EG dengan kosentrasi 1% jumlah yang ditambahkan dalam polimer 10 ppm (2% mmol). Pembuatannya dengan mencampurkan EG dan asam phospat yang sudah dilarutkan dalam air. Campuran ini diaduk kemudian diumpankan secara kontinyu melalui pompa ke pemipaan oligomer antara reaktor DE dan PA. Dengan menggunakan micromotion flow meter, jumlah larutan S 3 ysng diumpankan selalu terukur.
2.3.1.3.2 Katalis
Kebutuhan katalis sangat berpengaruh pada proses terjadinya reaksi, katalis yang digunakan Antimon Trioksida (Sb 2O3) kode C2. Tahap persiapan adalah : Ethylene Glycol dicampur dengan Sb 2O3 hingga homogen selama ± 1 jam. Lalu
BAB II DESKRIPSI PROSES
II-10
diumpankan ke DE-11. Pemanas DE menggunakan dowterm karena suhu didalam DE mencapai diatas 265 °C. Dari DEH slurry
ini dialirkan ke DE-11 untuk
membentuuk olygomer. Agar terjadi homogenisasi didalam DE-11 sehingga
terjadi sirkulasi yang disebut “Thermosiphon”. Olygomer yang sudah siap atau sudah lengkap reaksi esterifikasinya dipompa menggunakan BP-11A,B untuk ditransfer ke PA-11 agar mengalami polikondensasi menjadi PET.
2.3.2.2 Kolom Destilasi
Dalam reaksi pembuatan olygomer derajat 5 terbentuk air sebagai hasil samping. Karena EG disuplai berlebih maka digunakan kolom destilasi untuk memisahkan uap EG dan air. EG yang diperoleh dari kolom destilasi disirkulasi lagi untuk digunakan atau dikirmkan ke rec ycle. Dalam
transfer
olygomer
diinjeksikan
katalis
dan
zat-zat
aditif
menggunakan AFP-11 (TiO 2, H3PO4, SbO3). Dalam reaksi esterifikasi selain
BAB II DESKRIPSI PROSES
Tabel 2.2 Spesifikasi dan Kondisi Operasi Di Reaktor DE
Parameter
kondisi
Temperatur reaktor, °C
279,7
Tekanan reaktor, Kg/cm2G
0
Volume reaktor, m3
60
Kecepatan pengadukan, rpm
80
Temperatur destilasi, °C Bagian atas
100
Bagian bawah
197
Letak
Lantai 5
II-11
BAB II DESKRIPSI PROSES
II-12
Proses pembentukan polymer di PA-12 berdasarkan reaksi : 105/26 prepolymer26 2 EG
105/60 polymer 60 + 2EG DEG
Kondisi dalam reaktor PA-12 dijaga agar temperatur 290,5 °C dan tekanan 2,65 torr. Dari PA-12, polimer yang dihasilkan dipompa menggunakan PP-12 menuju ke PF-11A,B untuk screening dari partikel-partikel size yang dapat menurunkan kualitas dari polimer, baru kemudian dialirkan ke PA-13. Untuk reaksi polimerisasi yang terakhir sehingga menghasilkan PET (DP = 105). EG dan H2O yang terbentuk di PA-12 disedot dengan menggunakan sistem vakum ke PC12.
2.3.3.2 Reaktor Polikondensasi PA-13
BAB II DESKRIPSI PROSES
1.
II-13
Polimer dari PA-13 dipompa menggunakan PP-13 ke dalam area cutting melalui valve pengeluaran polymer untuk membuat polymer mengalir dalam ukuran kecil-kecil (sesuai ukuran yang diinginkan).
2.
Polimer yang keluar dari valve PV-11 didinginkan menggunakan air khusus (SW). Air ini didinginkan menggunakan chilled water dengan cara kontak langsung sekaligus dengan media transportassi polimer.
3.
Aliran polimer ini setelah didinginkan akan menuju ke mesin pemotong untuk dibentuk menjadi chip polimer dengan ukuran-ukuran yang diinginkan (3 x 3 x 2).
4.
Chip yang sudah terpotong bersama-sama dengan air, dialirkan ke predrehydator untuk mengurangi jumlah air yang ada ± 30% dalam slurry chip dan juga memisahkan sebagian chip-chip yang tidak halus hasil potongannya.
5.
Dari Pre Dehydrator slurry chip masuk ke dalam chip dehydrator (dryer)
BAB II DESKRIPSI PROSES
II-14
CCWF air tersebut dipompa ke JT kembali untuk didinginkan kembali menggunakan CW ( Chilled Water ).
BAB III SPESIFIKASI ALAT
III-1
BAB III SPESIFIKASI ALAT 3.1 Alat Utama 3.1.1 Tangki Pembuatan PTA- Slurry (TAT-11)
Fungsi
: membuat slurry yang berasal dari campuran PTA dan Ethylene Glikol
Tipe
: Veritacal Vessel berpengaduk dengan dinding bagian dalamnya dipasang baffle
Bahan
: SUS 304
Dimenssi
: Diameter Tinggi
Kapasitas
: 10 m3
Jumlah
: Satu buah
: 1800 mm : 3174 mm
BAB III SPESIFIKASI ALAT
3.1.3
3.1.4
III-2
External Heat Exchanger (DEH-11)
Fungsi
: Pemanasan slurry dan oligomer
Tipe
: Shell and tube dengan mist separator
Bahan
: SUS 316 dan Carbon Steel
Jumlah
: satu buah
Luas perpindahan panas
: 820 m 2
Bahan pemanas
: Dowterm
Kolom Destilasi (ED-11)
Fungsi
: Destilasi air dan Etylene Glikol
Tipe
: Packing dan Sieve tray
Bahan
: SUS 316
Dimensi
: Diamter
: 1300 mm
BAB III SPESIFIKASI ALAT
3.1.6
Kecepatan agitator
: 136 rpm
Daya motor
: 30 KW
Luas perpindahan panas
: 96 m3
III-3
Reaktor Polimer Kedua (PA-12)
Fungsi
: Reaksi polimerisasi kedua untuk merubah prepolimer dengan derajat polimerisasi 26 menjadi polimer dengan derajat polimerisasi 60
Tipe
: Tangki horizontal berpengaduk dengan pemanas jaket dan terdapat 24 baffle space, juga dilengkapi dengan sistem vakum untuk mengambil Etylene Glikol dan air hasil reaksi kondensasi
Bahan
US 304, Clad Plate dan Carbon Steel
BAB III SPESIFIKASI ALAT
Daya motor
: 110 KW
Tipe pengaaduk
: Pengaduk horizontal tipe Disk and Basket
3.2 Alat Pendukung 3.2.1
3.2.2
III-4
TA Unloading Hopper (TAUH-1/2)
Fungsi
: Unloading PTA
Tipe
: Vertikal Hopper
Bahan
: SUS 304
Volume
: 1,1 m3
Jumlah
: Satu buah
PTA Silo (TABK-1/2)
BAB III SPESIFIKASI ALAT
3.2.4
3.2.5
III-5
Kondensor (EC-11)
Fungsi
: kondensasi air hasil pemisahan di kolom destilasi
Tipe
: Shell and Tube
Bahan
: SUS 316 dan Carbon Steel
Jumlah
: Satu buah
Luas perpindahan panas
: 140 m 3
Bahan pendingin
: Recycle Water (RW)
Reboiler (EDR-11)
Fungsi
: Pemanasan di ED-11 menguapkan Etylene Glikol
Tipe
: Shell and Tube
untuk
BAB III SPESIFIKASI ALAT
3.2.7
3.2.8
III-6
Pompa pengeluaran dan Sirkulasi Condensat (ECP-11A dan 11B)
Fungsi
: Mengeluarkan Etylene Glikol dari ED-11 ke MGT atau EDR-11
Tipe
: Pompa sentrifugal
Bahan
: SUS 316 dan C-ST
Kapasitas
: 36,3 kg/menit
Jumlah
: Dua buah
Daya motor
: 5,5 KW
Filter Etylene Glikol (EDF-11A,HB)
Fungsi
: Filtrasi glikol
Tipe
: Basket tupe (20 mesh) dengan jaket
Bahan
: SUS 316 dan C-ST
BAB III SPESIFIKASI ALAT
Jumlah
: Satu buah
Daya pompa
: 3,7 KW
III-7
3.2.11 Filter Polimer (PF-11A,11B)
Fugsi
: Menyaring polimer dari benda benda asing sebelum masuk ke reaktor polimer ketiga
Tipe
: Cartridge
Bahan
: SUS 304 dan Carbon Steel
Dimensi
: Diameter Tinggi
Jumlah
: Dua buah
Jumlah cartridge
: 852 buah 2
: 700 mm : 1050 mm
BAB IV UTILITAS
IV-1
BAB IV UTILITAS
Utilitas adalah unit yang berperan dalam pengadaan fasilitas yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi. Unit utilitas yang dimiliki oleh PT. TIFICO, Tbk antara lain empunyai fungsi dalam penyediaan air, uap, tenaga listrik, udara tekan, dan penyediaan gas nitrogen.
1.1. Kebutuhan Air Bersih
Untuk memenuhi kebutuhan air, maka PT. TIFICO, Tbk. mengambil air dari sungai Cisadane. Air untuk memenuhi kebutuhan proses, sanitasi, dan untuk minum ini disediakan sebesar 300 m 3/jam, dan ditampung pada kolom-kolom penampung untuk selanjutnya diproses.
BAB IV UTILITAS
IV-2
1.2. Kebutuhan Steam
Untuk penyediaan steam, maka dioperasikan enam unit ketel uap dengan kapasitas 32 ton/jam, dimana temperatur pemanas air umpan yang keluar sekitar 7000C. Air umpan yang keluar ini dialirkan ke dearetor, dimana fungsi dearator ini adalah untuk membebaskan air dari gas-gas korosif seperti O 2. Kandungan O 2 pada saat air umpan keluar dari dearetor sekitas 0,7 ppm, dengan temperatur 105 0
C. Selanjutnya air umpan dengan kadar O 2 0,7 ppm ini dipompa ke steam
generator yang menghasilkan uap bertekanan 56 kgf/cm 2 dengana menggunakan control valve. Distribusi pemakaian uap bertekanan dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Penggunaan Steam Jenis Steam
Pressure
Penggunaan
(kgf/cm2) High Pressure Steam
56
Pada pembuatan polimer dan tahap akhir treatment
BAB IV UTILITAS
IV-3
terkandung dihilangkan dalam kondensir dan dimurnikan pada menara absorpsi yang berisi alumunium gel, agar kandungan air dapat ditekan serendah mungkin.
1.5. Penyediaan Gas Nitrogen (N2)
Gas N2 dibutuhkan pada proses sebagai anti okridan, pencegah kebakaran, dan lain-lain. Gas N2 murni diperoleh dari udara bebas dihisap dan ditekan dengan menggunakan kompresor 5 tahap yang dilengkapi dengan after cooler . Tekanan keluar kompresor sebesar 185 kgf/cm 2, dengan temperatur 40 0C. Udara yang dihisap sebesar 500 Nm2/jam. Udara yang berasal dari kompresor mengalami pendinginan pada freon cooler hingga tempperaturnya mencapai 5 0C. Separator digunakan untuk memisahkan campuran air dan oil filter . Proses penghisapan air dilakukan di adaptor tower yang berisi molecular sieve melalui dust filter , sebagaian udara tersebut dialirkan ke heat exchanger 1
untuk didinginkan dengan media pendingin waste gas cair N2/ sebagian lagi
BAB V LABORATORIUM
V-1
BAB V LABORATORIUM
Suatu barang yang dihasilkan harus dengan standar mutu yang ditentukan maka dari itu diperlukan pengawasan mutu. Pengawasan mutu sangat diperlukan oleh perusahaan, walaupun sudah ada rencana produk dengan ketentuan proses produksi yang secara teknis dapat mencapai mutu yang ditentukan, namun masih ada kemungkinan penyimpanan mutu yang dihasil kan. Pengendalian mutu berfungsi untuk mengetahui apakah mutu dari produk yang dihasilkan sudah sesuai standar. Jadi tujuan pengawasan mutu adalah untuk mendapatkan gambaran mutu hasil produksi, apakah sesuai dengan standar atau perlu diadakan diperbaikan dan pemeriksaan terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi sehingga menyebabkan turunnya mutu produk. 5.1 Program Kerja Laboratorium
BAB V LABORATORIUM
Tabel 5.1. Program Laboratorium PT. TIFICO, Tbk. No
OBJEK ANALISA
1
Bahan baku
2
Katalis dan aditif
3
Proses polimer
4
Utility
HAL YANG DIANALISA
1. 2. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5.
Purified terefthalat acid Etilen glikol Trietil amine Trimetil fosfat Antimont trioksida Titanium dioksida Dihidroksi-etoksi-5-sufo sodium TA H3PO4 Chip R-EG Sisa proses berupa residu PTA slurry Olygomer Pure water Soft water Cooling water Dringking water Filter water
V-2
BAB V LABORATORIUM
V-3
Keterangan lebih lanjut tentang fungsi masing-masing alat dijelaskan pada tabel berkut : Tabel 5.2 alat-alat Utama Laboratorium Departemen Polymer
No 1
ALAT Colour machine
FUNGSI Menentukan kebeningan dan keburaman chip
2
Viscometer ostwald
Menentukan intrinsik viscosity (IV) chip
3
Gas chromatograph
Menentukan kadar etilen glikol pada chip
4
Kompor listrik
Menentukan kadar abu
5
Spektrofotometer 1100 nm
Menentukan kadar titan
6
Mikroskop
Menentukan jumlah titan yang menggumpal
7
AAS
Menentukn unsur-unsur logam dan metaloid
8
HPLC
Menentukan berat molekul polimer
9
Differential Scanning
Mengkarakterisasi sifat thermophysical
BAB V LABORATORIUM
V-4
5.3.3 Dietilen Glokol Content
Untuk mengetahui kadar etilen glikol yang terkandung dalam chip, digunakan gas chomatograph, berdasarkan perbedaan titik didih, sebelum disuntikan kedalam gas cromatograph, chip dilarutkan dalam hidrazin hidrat. Sebagai pembanding standart pada gas cromatograph digunakan 1,4 butandiol.
5.3.4 kadar Abu (Ash Content)
kadar abu diketahui dengan pembakaran chip dengan berat tertentu yang dimasukan kedalam cawan, kemudian dipanaskan menggunakan kompor listrik dengan suhu sekitar 200°C sehingga akan diketahui berat hasil pembakaran. Setelah itu kadar abu dapat dihitung.
5.3.5 TiO2
Kadar TiO2 dalam chip dianalisa dengan mengggunakan spektrofotometer
BAB V LABORATORIUM
5.4 Standar Mutu Chip SD-CP
No. 1
2
JENIS CHIP Grade 1A Col-L Col-B IV D-EG Ash TiO2 Moisture TG COOH CHIP Grade 2A Col-L Col-B IV D-EG Ash TiO2
UNIT
STANDAR MUTU
del/gr Weight % Weight % Weight % Weight % Pcs/gr Eq/T
75,0 ± 2,5 5,2 ± 1,0 0,630 ± 0,005 1,22 ± 0,1 0,315 ± 0,02 0,295 ± 0,02 <0,15 <5 35,0 ± 10,0
Weight % Weight % Weight %
75,0 ± 4,0 5,2 ± 2,5 0,630 ± 0,015 1,22 ± 0,50 0,315 ± 0,045 0,295 ± 0,05
V-5
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
VI-1
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan kerja praktek di PT. TIFICO, Tbk Tangerang di departemen polimer CP (Continous Plant ) maka dapat diambil kesimpulan: 1. Departemen polimer di PT. TIFICO, Tbk memproduksi chip PET (Polyethylene Terephtalat) 2. Tahapan proses produksi chip PET adalah:
Proses pembuatan slurry bahan baku
proses direct esterifikasi
proses reaksi polikondensasi
proses chip cutting
3. Jenis chip yang diproduksi oleh departemen polimer CP PT. TIFICO,
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
VI-2
6.2. Saran
Sarana dan prasarana perlu ditingkatkan terutama literatur-literatur yang berhubungan dengan pabrik seperti proses industri perlu diupdate, hal ini sangat menunjang dalam peningkatan sumber daya manusia.
BAB VII TUGAS KHUSUS
VII-1
BAB VII TUGAS KHUSUS
Menghitung Evaluasi Kinerja dan Analisa Kelayakan Pompa Sentrifugal (RWP-11A/B/D) pada Unit Continous Process
7.1. Tujuan Tugas Khusus
Menghitung effisiensi motor pompa sentrifugal RWP-11A/B/D yang digunakan PT. Tifico Fiber Indonesia, Tbk untuk mengetahui kelayakan pompa.
7.2. Fungsi Alat
Memompakan H2O cooler dari CWT ke EC-11.
7.3. Landasan Teori 7.3.1 Pompa
BAB VII TUGAS KHUSUS
VII-2
7.3.2 Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal dikenal sebagai pompa pembangkit tekanan. Pompa sentrifugal memiliki elemen berputar yang memberikan energi kepada fluida. Volute casing mengarahkan fluida ke sisi buang. Pompa sentrifugal memiliki
konstruksi sedemikian rupa sehingga aliran fluida yang keluar dari impeller akan melalui sebuah bidang tegak lurus poros pompa.
7.3.3 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal, seperti diperlihatkan dalam gambar xx, mempunyai sebuah impeller untuk mengangkat fluida dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi.
BAB VII TUGAS KHUSUS
VII-3
Dari uraian di atas jelas bahwa pompa sentrifugal dpat mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi. Energi inilah yang mengakibatkan pertambahan head tekanan, head kecepatan, dan head potensial pada fluida yang mengalir secara kontinyu.
7.4. Pengolahan Data 7.4.1 Pengumpulan Data Design
Pengumpulan data alat dilakukan untuk dijadikan dasar analisa Pompa Sentrifugal (RWP-11A/B/D). Tabel 7.1. Spesifikasi Pompa Sentrifugal (RWP-11A/B/D) Spesifikasi RWP-11A/B/D
Ukuran
Diameter
300
Material
FC250
Tipe pompa
Pompa sentrifugal
Satuan
mm
BAB VII TUGAS KHUSUS
VII-4
Tabel 7.2. Data Kondisi Operasi Pompa Sentrifugal RWP-11A/B/D Kondisi Operasi
Ukuran
Satuan
Suhu umpan masuk
39
o
Suhu umpan keluar
30
o
Tinggi pompa ke tangki A (Za)
0,5
m
Tinggi pompa ke tangki B (Zb)
26,5
m
26
m
Panjang pipa lurus
53
m
Tekanan uap bahan (Pv)
0,04054859
atm
Tekanan absolut (Pa)
1
atm
Laju alir
40000
m 3/hari
C C
7.5 Perhitungan
Metode yang digunakan sebagai acuan adalah buku GG. Brown “Unit
BAB VII TUGAS KHUSUS
Tekanan total (Δ P)
2. Menghitung data di lapangan Data-data yang diambil di lapangan : Masa bahan masuk Tekanan masuk dan keluar pompa Suhu bahan masuk dan keluar pompa Panjang pipa lurus
Cara Perhitungan: 1. Menghitung luas penampang bagian dalam pipa 2. Menentukan factor friksi (f) Menghitung luas penampang bagian dalam pipa Menghitung kecepatan linear fluida (V)
VII-5
BAB VII TUGAS KHUSUS
VII-6
POMPA RWP-11A Fungsi : Memompakan air pendingin Jenis : Pompa sentrifugal Data : Densitas () = Viskositas () = Laju massa (m) setiap pompa =
995,0900
kg/m3
62,1214
lb/ft3
=
0,7650
cp
0,0005
lb/ftdet
0,5583
kg/jam =
1,2308
lb/jam
=
I. Menentukan ukuran pipa
Laju alir (qf ) untuk 3 pompa =
1666,6667 =
16,3494
=
7338,1138
Sehingga untuk setiap pompa =
555,5556 =
5,4498
=
2446,0379
m 3/jam ft3/det gal/menit m3/jam ft3/det gal/menit
9,259259259
m3/min
BAB VII TUGAS KHUSUS
Ketinggian elavasi,
=
24,5000
m
=
VII-7
80,3806
ft
102,1792
m
Direncanakan : long sweeep elbow =
6,0000
unit
Dari fig 127 brown dengan ID pipa = 12,09 in diperoleh: Panjang ekivalen (Le) long sweep elbow =
34,0000
ft
Total panjang (L) =
335,2336
gc =
32,1740
ft ft-lbm/lbf det2
F=
2,6473
ft-lbf/lbm
P1 =
5,4199
atm
=
11469,7061
lbf/ft 2
P2 =
1,1800
atm
=
2497,1361
lbf/ft 2
=
4,2399
atm
=
8972,5700
lbf/ft 2
= (P1 - P2)/ =
144,4362
Friction head = 2 x f x L x V 2 /( gc x ID)
III. Menentukan Pressure drop
IV. Menghitung Velocity Head
ft.lbf/lbm
BAB VII TUGAS KHUSUS
228,0000
hp
VI. Menghitung Total Head (H) = Hd - Hs
diketahui: Pa =
1 10332,22745
kg/m2
Za =
0,5
Pv =
0,041895917
kg/cm2
418,9591672
kg/m2
Zb =
Δ Z
VII. Menghitung nilai NPSH
atm m
25
m
86,94225722
ft
24,5
Hs = (Pa/ρ) + Za 10,88320901
m
Hd = (Pa/ρ) + Zb
35,38320901
m
H = Hd -Hs
24,5
m
VII-8
BAB VII TUGAS KHUSUS
VII-9
POMPA RWP-11B Fungsi : memompakan air pendingin Jenis : Pompa sentrifugal Data : Densitas () = Viskositas () = Laju massa (m) setiap pompa =
995,0900
kg/m3
62,1214
lb/ft3
0,7650
cp
0,0005
lb/ftdet
0,5583
kg/jam =
1,2308
lb/jam
= =
I. Menentukan ukuran pipa
Laju alir (qf ) untuk 3 pompa =
1666,6667
m 3/jam ft3/det
=
16,3494
=
7338,1138
gal/menit
555,5556
m3/jam =
9,259259259
m3/menit
ft3/det =
326,9876862
ft3/menit
Sehingga untuk setiap pompa = =
5,4498
BAB VII TUGAS KHUSUS
Panjang pipa lurus, L = Ketinggian elavasi,
=
VII-10
40,0000
m
=
131,2336
ft
24,5000
m
=
80,3806
ft
102,1792
m
Direncanakan : long sweeep elbow =
6,0000
unit
Dari fig 127 brown dengan ID pipa = 12,09 in diperoleh: Panjang ekivalen (Le) long sweep elbow =
34,0000
ft
Total panjang (L) =
335,2336
gc =
32,1740
ft ft-lbm/lbf det2
F=
2,6473
ft-lbf/lbm
P1 =
6,5813
atm
=
13927,5002
lbf/ft 2
P2 =
1,1800
atm
=
2497,1361
lbf/ft 2
=
5,4013
atm
=
11430,3642
lbf/ft 2
= (P1 - P2)/ =
184,0005
Friction head = 2 x f x L x V 2 /( gc x ID)
III. Menentukan Pressure drop
ft.lbf/lbm
BAB VII TUGAS KHUSUS
daya motor pompa :
170 228,0000
VII-11
KW hp
Menghitung Total Head (H) = Hd - Hs
diketahui: Pa =
1 10332,22745
atm kg/m2
Za =
0,5
Pv =
0,041895917
kg/cm2
0,04054859
418,9591672
kg/m2
85,80961548
Zb =
m
25
m
86,94225722
ft
24,5
m
Hs = (Pa/ρ) + Za 10,88320901
m
Hd = (Pa/ρ) + Zb 35,38320901
m
24,5
m
ΔZ
H = Hd -Hs Menghitung nilai NPSH
NPSH avaliable
atm lbf/ft2
BAB VII TUGAS KHUSUS
VII-12
POMPA RWP-11D Fungsi : Memompakan air pendingin Jenis : Pompa sentrifugal Data : Densitas () = Viskositas () = Laju massa (m) setiap pompa =
995,0900
kg/m3
62,1214
lb/ft3
0,7650
cp
0,0005
lb/ftdet
0,5583
kg/jam =
1,2308
lb/jam
= =
I. Menentukan ukuran pipa
Laju alir (qf ) untuk 3 pompa =
1666,6667 =
16,3494
=
7338,1138
Sehingga untuk setiap pompa =
555,5556 =
5,4498
=
2446,0379
m 3/jam ft3/det gal/menit m 3/jam ft3/det gal/menit
9,259259259
m3/min
BAB VII TUGAS KHUSUS
VII-13
Direncanakan : long sweeep elbow =
6,0000
unit
Dari fig 127 brown dengan ID pipa = 19,25 in diperoleh: Panjang ekivalen (Le) long sweep elbow =
34,0000
ft
Total panjang (L) =
335,2336
gc =
32,1740
ft ft-lbm/lbf det2
102,1792
m
F=
2,6473
ft-lbf/lbm
P1 =
5,8070
atm
=
12288,9708
lbf/ft 2
P2 =
1,1800
atm
=
2497,1361
lbf/ft 2
=
4,6270
atm
=
9791,8347
lbf/ft 2
= (P1 - P2)/ =
157,6243
Friction head = 2 x f x L x V 2 /( gc x ID)
III. Menentukan Pressure drop
IV. Menghitung Velocity Head
V2 / 2gc = (V 2 - V12) / 2gc
ft.lbf/lbm
BAB VII TUGAS KHUSUS
VII-14
VI. Menghitung Total Head (H) = Hd - Hs
diketahui: Pa =
1 10332,22745
atm kg/m2
Za =
0,5
Pv =
0,041895917
kg/cm2
418,9591672
kg/m2
Zb =
m
25
m
86,94225722
ft
24,5
m
Hs = (Pa/ρ) + Za 10,88320901
m
Hd = (Pa/ρ) + Zb 35,38320901
m
24,5
m
ΔZ
H = Hd -Hs VII. Menghitung nilai NPSH
NPSH avaliable
menghitung preassure loss (Δ Pf)
15748,2571
N/m2
1605,875307
kg/m2
BAB VII TUGAS KHUSUS
VII-15
7.6 Pembahasan
Pemompaan air pendingin dari CWT-11/19 menuju EC-11 menggunakan pompa sentrifugal pada RWP-11A/B/D. Dimana pompa memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh perputaran impeller (baling-baling) untuk melempar cairan yang ada kedinding pompa, sehingga cairan mempunyai tenaga kinetis. Tenaga kinetis ini dirubah menjadi tenaga tekan dalam nozzle volut sewaktu cairan meninggalkan impeller, sehingga zat cair terangkat dari CWT menuju EC-11 dimana proses ini berjalan secara sirkulasi. Dari hasil perhitungan neraca tenaga (persamaan bernouli) secara actual diperoleh
daya
pompa
untuk
RWP
11A/B/D
secara
berturut-turut
140,08Hp/164,43Hp/148,27Hp, maka tenaga pompa secara teoritis harus dibagi dengan efisiensi pompa ( η p) 89% yang diperoleh dari nilai Q f 2446,0379 gpm, sehingga diperoleh daya pompa sesungguhnya (BHP) masing-masing pompa berturut-turut 164,8Hp/193,45Hp/174,35Hp. Untuk memperkirakan tenaga motor
TUGAS KHUSUS
VII-1
BAB VII TUGAS KHUSUS
Evaluasi Kondensor EC-11 pada Unit Pembuatan Chip Polimer di Continous process (P-CP) PT. TIFICO FIBER INDONESIA, Tbk.
7.1.1
Pendahuluan
7.1.1 Latar Belakang Perpindahan suatu kalor dari zat satu ke zat lainnya seringkali terjadi pada
industri proses. Pada kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor, untuk mencapai suatu keadaan yang diinginkan. Dalam alat destilasi umumnya diikuti dengan kondensor dan rebaolier, dimana kedua alat tersebut merupakan alat penukar panas (perubahan fasa) yang juga disebut Heat Exchanger .
TUGAS KHUSUS
VII-2
7.1.2 Rumusan Masalah
Dengan menghitung faktor kekotoran dari kondensor maka kita akan mengetahui transfer panas yang dihasilkan. 7.1.3 Tujuan
menghitung performance dari kondensor yaitu EC-11
7.2. Tinjauan pustaka
7.2.1 Alat penukan kalor berdasarkan fungsinya dapat digolongkan pada beberapa nama : 1. Exchanger Memanfaatkan perpindahan kalor diantara dua fluida proses (steam dan air pendingin tidak termasuk sebagai fluida proses, tapi merupakan utilitas). 2. Heater
TUGAS KHUSUS
7.2.2 1.
VII-3
Jenis Alat Penukar Kalor
Penukar kalor pipa ganda (double pipe heat exchanger) Adalah alat perpindahan kalor yang terdiri dari dua pipa kosentris (pipa kecil
sebagai sentral, yang dibungkus oleh pipa yang lebih besar). Dimana satu fluida mengalir lewat pipa dalam sedangkan fluida yang lain mengalir lewat anulus, diantara dinding pipa dalam dan dinding pipa luar. Alat ini digunakan dalam industri skala kecil dan umumnyadigunakan dalam skala laboratorium. 2.
Penukar kalor pipa-tabung (shell and tube heat exchanger) Adalah alat perpindahan kalor yang terdiri dari pipa (tube) dan shell (tabung
luar tube), pipa-pipa tube didesain berada didalam sebuah ruang berbentuk silinder atau shell. Salah satu fluida mengalir didalam tube, sedangkan fluida lainnya mengalir di luar tube.
7.2.3
Teori Dasar Kondensor
TUGAS KHUSUS
1.
VII-4
Jenis-jenis kondensor a. Kondensor horisontal Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas. Sedangkan arus panas masuk lewat bagian tengah kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.
b. Kodensor vertikal Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk kedalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas. Sedangkan arus panas masuk lewat bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor. c. Direct-contact condenser Direct-contact condenser mengkondensasikan steam dengan mencapurnya
TUGAS KHUSUS
Uc =
b.
VII-5
× +
Ud (dirty overall coefficient) Adalah koefisien perpindahan panas menyeluruh setelah setelah terjadi
pengotoran pada HE. Besarnya Ud harus lebih kecil dari Uc. UD =
c.
×∆
Fouling factor Setelah dipakai beberapa lama, permukaan panas suatau alat penukar panas
mungkin dilapisi oleh berbagai endapan yang biasanya terdapat sistem cairan atau permukaan tersebut mengalami korosi sebagai akibat interaksi antara fluida dengan bahan yang digunakan dalam kontruksi penukar panas.
TUGAS KHUSUS
7.3. Perhitungan Kondensor
Data-data yang diambil di lapangan: Spesifikasi kondensor EC-11 Tube side Spesifikasi
Ukuran
Satuan
Nt
905
-
OD
1,04
Inchi
ID
1,018
Inchi
L
6,5
ft
Pass
1
-
Pt
1,25
inchi
Flow area tube
0,546
In2
Ao
0,2618
Ft 2
VII-6
TUGAS KHUSUS
PERHITUNGAN : Konversi Tv in
= 104 °C
= 219,2 °F
Tv out
= 73 °C
= 90,4 °F
Mvap
= 3039,42 kg/jam
= 6700,77 lb/h
Tw in
= 30 °C
= 56 °F
Tw out
= 39 °C
= 63,2 °F
Kondensing range (219,2-212°F) Q condensing (Qc) = Qsensibel + Qlaten Qsensibel
= m × cp × Δ T = 6700,77 × 0,45 × (219,2 – 212) = 21710,4948 Btu/hr
Qlaten
=m×λ
VII-7
TUGAS KHUSUS
VII-8
Δt weight Fluida panas
Fluida dingin
Selisih
219,2 °F
Suhu tinggi
63,2 °F
156 °F
212 °F
Suhu rendah
56,389 °F
155,6 °F
Fluida dingin
Selisih
(Δ t)c = Δ lmtd = 155,8 °F
Fluida panas 212 °F
Suhu tinggi
56,39 °F
155,6 °F
90,4 °F
Suhu rendah
56 °F
34,4 °F
(Δ t)s = Δ lmtd = 80,3 °F Condensing (Δ t)c
= 155,8 °F ; qc/(Δ t)c = 6380741,225/155,8 = 40954,6465
Subcooling (Δt)s
= 80,3 °F ; qs/(Δ t)s = 374814,2707/80,3
= 4667,33
+
TUGAS KHUSUS
Shell side (water) Do
= 0,0625 ft
G’
=
× ×
=
,37 3,××,
= 5269,54 lb/hr
Asumsi h = ho = 350 Tv
= 215,6 °F
Ta
= 59,6 °F
Tw
=
+
( )
3 3
=59, 59,6 (215, 215,6 6 59, 59,6) +3
= 125,41 °F
Tf
= (Tv + tw)/2 = (215,6+125,41)/2 (215,6+125,41)/2
= 170,5 °F
Kf
= 0,398
(tabel 4, Kern)
Sg
=1
(tabel 6, Kern)
µ
= 0,3
VII-9
TUGAS KHUSUS
×
=
,
Res
=
Jh
= 150 (fig. 24 Kern)
k
= 0,356 btu/hr.ft. oF (tabel 4)
(cµ/k)^1/3 Ho
,7
= 21706,508
= 0,811
=
(cµ/k)^1/3
= 150 ×
,3 ,
× 0,81 0,811 1
= 711,96
clean overall coefficient for subcooling: Us
=
× +
=
7,3×7, 7,3+7,
= 286,57 btu/hr.ft2. oF
Clean surface required for subcooling:
As
=
=
37,
= 15,57ft2
VII-10
TUGAS KHUSUS
Pressure Drop shell Tv
= 59,6 °F
µ
= 1,1 x 2,42
Res
=
f
= 0,0016 (fig 28)
sg
=1
N+1
= 5,76
Ds
= 3,77
= 2,662 lb/ft.hr
=
,×3, ,
= 21706,51
VII-11
TUGAS KHUSUS
Summary 1200/711,9
h inside
Uc
366,32
Ud
29,45
Rd calculated
0,0309
Rd recuired
0,003
479,63
4,94
Calculated ΔP
10
0,112
Allowable ΔP
2
VII-12
TUGAS KHUSUS
VII-13
bahwa faktor pengotor kondensor cukup besar sehingga harus dilakukan pembersihan secara berkala atau rutin. Nilai dirt factor yang cukup besar juga menyebabkan pressure drop yang tinggi dan membuat transfer panas tidak baik sehingga dibutuhkan air pendingin lebih banyak. Dari data perhitungan juga didapatkan nilai pressure drop pada shell sebesar 4,94 psi dan pressure drop pada tube sebesar 0,1116 psi. Nilai pressure drop yang diizinkan adalah 10 psi untuk shell dan 2 psi untuk tube. Jadi pressure drop dari hasil perhitungan masih memenuhi syarat.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G., 1959, “Unit Operation”, John Willey and Sons, Inc., New York. Geankoplis, C.J. 1983. Transport Process and Unit Operation. Third Edition. New Delhi: Prentice-Hall of India. Kern, D.Q., 1950, “Process Heat Transfer”, McGr aw-Hill Book Company, Inc., New York. Peters, H.S. and Timmerhaus, K.D., 2003, “Plant Design and Economic for Chemical Engineering”, McGraw-Hill Book Company, New York.
TABK-1
TABK-2
EC
PJT ET
ED
M
ECP
DE-11 EDR HOMOGENIZER
HOMOGENIZER
DEH-11
TX-11 T G -1 1
TAH
TX-12
PA-11
T G -1 2
EDF-11
TCD-11
TCD-12 P M
TAFH-11
TAV-12
M
PCT-11
TAF-11
M
BP-11
TT-11
MGT-11
TT-12
M
EDP-11
M
TAT-11
SS
DGS
TS-11
TiO2
PCS-11
CGS M
TAP-11A/B/C
to TAT TDH-11
MGT-11 M
AFP-11
NEG MGF-11
NOTE:
* MGF-12 MODIFICATION SIZE 100 MESH
200 MESH; L/T: 1 ~ 4 DAYS
MGP-11
FLOW SHEET HEATING SYSTEM P-CP VP
to HBD
HFT-11
O R I F I C E
H P 1 2
PC-11
DE-11
ED
M
PC-12
M
PC-13
EDR
DEH-11
PA-11
SM-2, 3, 4
PLC-1
EDF-11
PA-13 HLV-2
HLV-1
M
PP-15
M
BP-11
PA-12
SM - 5
PLC-2 PF-11
PP-12
EDP-11
PP-13 PP-16
SM - 6
PLC-3
PP-17
PV-11A / 11B
HB-11 HB-12
HOP-11
HLT-11
HLT-12
HP 11
HP 12
s