BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Perguruan tinggi merupakan salah satu tempat yang menghasilkan sumber daya manusia berkualitas, berkepribadian mandiri, dan memiliki kemampuan intelektual yang baik. Hal ini diinterpretasikan untuk kemajuan bangsa di masa pembangunan dalam menghadapi era globalisasi dan AEC yang menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia, proses pembaharuan, dan peningkatan produktifitas di semua bidang, baik industri maupun non industri yang bermanfaat untuk kesejahteraan bangsa. Untuk tercapainya sumber daya manusia yang berkompeten maka setiap perguruan tinggi harus menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tri Dharma Perguruan Tinggi bukan hanya menjadi tanggung jawab mahasiswa. Seluruh dosen (pendidik), serta orang – orang yang terlibat dalam proses pembelajaran (sivitas akademika) memiliki tanggung jawab yang sama. Terdapat tiga poin dalam Tri Dharma Perguruan Tingg yaitu : 1. Pendidikan dan Pengajaran 2. Penelitian dan Pengembangan 3. Pengabdian Kepada Masyarakat Demi terciptanya Tri Dharma Perguruan Tinggi diharapkan adanya partisipasi dari pemerintahan, perguruan per guruan tinggi dan industri sangat diperlukan untuk menciptakan sumber s umber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi dunia kerja. Peran pemerintah adalah sebagai jembatan penghubung antara perguruan tinggi yang telah menghasilkan s umber daya manusia dan indutri sebagai wadah dalam memberikan pengalaman kerja. Namun masih sering ditemui kurangnya kemampuan lulusan perguruan tinggi yang siap dalam mengahadapi kenyataan di dunia kerja. Universitas Brawijaya (UB) Malang sebagai sebuah institusi (perguruan tinggi) di Indonesia berupaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dan IPTEK guna menunjang pembangunan industri, serta sebagai research university untuk membantu pengembangan kawasan timur Indonesia. Output dari UB Malang diharapkan siap untuk dikembangkan ke bidang yang sesuai dengan spesifi kasinya. Seiring dengan upaya tersebut,
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1
kerjasama dengan industri perlu ditingkatkan, yang dalam hal ini bisa dilakukan dengan jalan Study Ekskursi, kerja praktek, magang, joint research dan lain sebagainya.
Wawasan dari mahasiswa tentang dunia kerja yang berkaitan dengan industrialisasi sangat diperlukan, sehubungan dengan kondisi obyektif Indonesia yang merupakan negara berkembang, dimana teknologi masuk dan diaplikasikan oleh industri terlebih dahulu. Sehingga dapat diharapkan nantinya mahasiswa sebagai calon output dari perguruan tinggi akan lebih mengenal perkembangan industri. Kuliah Kerja Nyata-Praktek adalah mata kuliah wajib bagi mahasiswa S-1 Teknik Mesin, FT-UB. Dari kerja praktek ini diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah. Sehingga diharapkan dapat tercapai hubungan yang baik antara dunia pendidikan dengan dunia industri, dimana bagi pihak perusahaan adalah sebagai sarana untuk transfer pengetahuan kepada mahasiswa yang melakukan kerja praktek. Pemahaman akan permasalahan serta seluk-beluk di di dunia industri diharapkan dapat menunjang pengetahuan teoritis yang telah didapat dari bangku perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikan langsung dalam dunia kerja ataupun di bidang lainnya. Dengan syarat kelulusan yang ditetapkan, kurikulum kerja praktek telah menjadi salah satu pendorong utama bagi mahasiswa untuk mengenal kondisi lapangan kerja dan untuk melihat keselarasan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan aplikasi praktis di dunia kerja.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan dari kerja praktek ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan khusus.
1.2.1. Umum
Tujuan umum dari pelaksanaan kerja praktek adalah: 1.
Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara dunia perguruan tinggi dan dunia kerja.
2.
Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam memberikan kontribusi pada sistem pendidikan nasional.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2
3.
Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami aplikasi ilmunya di dunia industri pada umumnya, serta mampu menyerap dan berasosiasi dengan dunia kerja secara optimal.
4.
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja di dunia industri sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara utuh.
5.
Menumbuhkan dan menciptakan pola pikir konstruktif yang lebih berwawasan bagi mahasiswa.
1.2.2
Khusus
Tujuan khusus dari pelaksanaan kerja praktek adalah: 1.
Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (sks) yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di Jurusan Teknik Mesin FT-UB.
2.
Mengenal lebih jauh tentang teknologi yang sesuai dengan bidang yang dipelajari di Jurusan Teknik Mesin FT-UB.
3.
Mempelajari secara khusus tentang proses produksi di PT Sariguna Primatirta Tbk.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat tugas kerja praktek ini meliputi: 1. Mendapat pengalaman yang sebenarnya di dunia kerja. 2. Mampu menerapkan metode-metode penyelesaian secara umum, yaitu dengan mendapatkan masalah, merumuskan masalah, dan kemudian menarik kesimpulan. 3. Mengetahui dan mempelajari hal-hal yang menunjang produktivitas PT. Petrokimia Gresik.
1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek
Ruang lingkup Kerja Praktek di PT Sariguna Primatirta Tbk sebagai berikut : 1.
Pengenalan PT Sariguna Primatirta Tbk secara umum mengenai sejarah perusahaan, sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), proses produksi, pemasaran, dan lain – lain.
2.
Mempelajari proses pruduksi yang ada di PT Sariguna Primatirta Tbk khususnya di Bagian Mesin.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
3
1.5 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Waktu dari pelaksanaan Kerja Praktek di PT Sariguna Primatirta Tbk berlangsung selama 1 (satu) bulan. Dimana pelaksanaannya dimulai tanggal 28 Februari 2018 – 28 Maret 2018.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan PT. Sariguna Primatirta Tbk
Tanobel adalah identitas perusahaan PT Sariguna Primatirta, pertama kali beroperasi pada tanggal 17 September 2003 dengan memproduksi Air Minum dalam Kemasan (AMDK) dengan merk Anda. Pada 7 Maret 2004, diluncurkan produk Air Murni Cleo sebagai salah satu produk andalan Tanobel dalam kemasan cup 250 mL, botol 330 mL, 550 mL, 1.200 mL, 6 L dan galon 19 L. Setelah itu, Tanobel melebarkan sayap produksi Air Murni Cleo ke berbagai daerah di Indonesia. Saat ini, Tanobel memiliki pabrik yang dilengkapi dengan proses terintegrasi dari penyediaan bahan baku, pengemasan cup, botol dan galon, hingga produk jadi. Dengan proses pengawasan kualitas yang ketat dan standar produksi yang tinggi, PT Sariguna Primatirta pada Oktober 2008 mendapat pengakuan internasional berupa ISO 9001:2000 dan pada Oktober 2008 mendapatkan mendapatkan ISO 22000:2005. 22000:2005. PT Sariguna Primatirta, adalah salah satu perusahaan yang mendapatkan pengakuan dari REBI sebagai Pelopor air minum dalam kemasan dengan oksigen di Indonesia (CLEO). PT Sariguna Primatirta juga mendapatkan penghargaan sebagai berikut : REKOR Muri 2013, WOW Brand 2014, TOP Brand 2014, TOP Brand 2015, TOP Brand 2016, TOP Brand 2017.
2.2 Lokasi Industri PT Sariguna Primatirta
Penentuan lokasi pabrik sangat penting pada pendirian sebuah perusahaan, karena itu memerlukan suatu perencanaan yang matang dan telah di observasi sebelumnya. Penentuan lokasi pabrik akan mempengaruhi kelangsungan hidup dari perusahaan itu sendiri karena penentuan yang tepat dan strategis akan membantu pabrik memproduksi air minum dan kemasan. Misalnya dalam hal jarak bahan baku dan jarak pasar dari lokasi pabrik agar hasil produksi dapat lancar, efektif dan efesien.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
5
2.3 Visi dan Misi PT Sariguna Primatirta Tbk 2.3.1 Visi
Menjadi perusahaan makanan dan minuman berkelas dunia yang memproduksi produk inovatif dengan kualitas tinggi.
2.3.2 Misi
1. Menghasilkan produk inovatif yang berkualitas tinggi dan aman dikonsumsi 2. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dan memberikan pembelajaran produk kepada masyarakat 3. Memberdayakan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia yang memiliki integritas serta daya saing yang tinggi 4. Menghasilkan efisiensi kerja yang optimal dengan penerapan kepemimpinan kerja 5. Memperluas jaringan distribusi dan produksi ke seluruh Indonesia.
2.4 Nilai – Nilai Dasar PT Sariguna Primatirta Tbk
1.
Meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan dalam setiap kegiatan operasionalnya.
2.
Memanfaatkan profesionalisme untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
3.
Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis.
4.
Meningkatkan integritas di atas segala hal.
5.
Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik.
2.5 Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan perlu mengorganisasi kerja dari setiap orang agar menghasilkan etos kerja yang baik. Oleh karena itu, setiap karyawan harus mengetahui posisinya dimana dan apa saja job description dari setiap bidang kerja. Apabila semua it u tersusun dengan rapi maka hasil yang didapatkan akan maksimal. Adapun srtruktur organisasi PT. Sariguna Primatirta Tbk.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
6
Adapun tugas dan kedudukan dari masing-masing bagian yaitu: 1. Kepala Pabrik (Plant Manager) Bertugas mengkordinasikan semua bagian untuk menghasilkan produk sesuai dengan pesanan per-tahun dari distributor. 2. Kepala Bagian Produksi Bertugas mengatur produksi dari awal proses sampai produk akhir. 3. Kepala Bagian Quality Assurance (QA) Bertugas khusus dalam pengawasan mutu dari sumber sampai produk jadi dari perusahaan sampai ke pasar. 4. Kepala Bagian Personalia dan Umum (HR) Bertugas menjalankan dan mengawasi semua peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun lisan (aturan memorandum) dan peraturan pemerintah tentang ketenagakerjaan, melakukan hubungan dan membina kerjasama terhadap desa adat. Membina, mengembangkan dan memotivasi sumber daya manusia di lingkungan pabrik dengan jalan pelatihan-pelatihan. Mengatur dan memonitor semua kegiatan administrasi, laundry dan kebersihan lingkungan. 5. Kepala Bagian Teknik Bertugas memimpin, membina dan bertanggung jawab penuh terhadap kelancaran jalannya mesin. Mengelola sumber daya di bagian teknik, memonitor dan mengevaluasi hasil kerja bawahan, mengatur dan mengawasi cara kerja bawahan. 6. Plant Controller Bertanggung jawab semua data-data, baik penjualan, pengeluaran biaya dan bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber dana perusahaan dan pengaturan seluruh kebutuhan operasional perusahaan. 7. Kepala Bagian Koordinator System Management Bertanggung
jawab
dalam
kordinasi
dan
pengawasan
penerapan
System
Management.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
7
8. Kepala Bagian Gudang Produk Bertanggung jawab dalam proses penyimpanan produk jadi, kemasan serta mengawasi keseluruhan pemasaran, pengeluaran produk dan kemasan dari gudang. 9. CSR Manager Bertugas dalam penanganan hubungan perusahaan dengan lingkungan di sekitar maupun dengan dinas dan instansi. 10. SHE Manager Bertugas dalam pelaksanaan peraturan Keselamatan (Safety), Kesehatan (Healthy) dan Lingkungan (Environment) kerja di perusahaan 11. Logistic Manager Bertugas untuk menyediakan dan menyimpan kebutuhan masing-masing departemen untuk peralatan perlengkapan kantor dan bahan-bahan kimia di laboratorium. 2.6 Jenis Produksi
Produk yang dihasilkan oleh PT. Sariguna Primatirta terdiri dari 4 jenis yaitu : 1. Air minum dalam kemasan 240 ml 2. Air minum dalam kemasan 600 ml 3. Air minum dalam kemasan 1500 ml 4. Air minum dalam kemasan galon Ukuran produk tersebut telah disesuaikan dengan produk air mi num dalam kemasan dan permintaan konsumen serta untuk menyesuaikan dengan mesin pembuatan kemasan milik PT. Sariguna Primatirta Tbk. 2.7 Pemasaran
Pemasaran hasil produksi PT. Sariguna Primatirta terutama dit unjukan untuk memenuhi kebutuhan pasar di kawasan Indonesia di pulau sumatera.Sistem pemasaran diserahkan sepenuhnya pada distributor. Dari sub distributor kemudian disebarkan ke agen-agen, sub agen dan trailer (pengecer) sehingga produk dapat sampai ke konsumen.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
8
2.8 Fasilitas Perusahaan
PT. Sariguna Primatirta Tbk memiliki fasilitas-fasilitas yang mempelancar jalannya perusahaan yang terdiri dari : a. Sarana Produksi 1.
Ruang Water Treatment
2.
Ruang Green Sand
3.
Bangunan Produksi
4.
Ruang pencucian botol dan galon
5.
Ruang pengisian dan penutupan
6.
Ruang produksi kemasan
7.
Ruang laboratorium
8.
Ruang labeling
9.
Tangki penampungan air
10.
Mesin-mesin produksi
11.
Ruang pengepakan
b. .Prasarana/ruang penunjang produksi 1.
Gudang produk jadi
2.
Ruang administrasi
3.
Poliklinik
4.
Kantin karyawan
5.
Toilet
6.
Locker
7.
Tempat istirahat karyawan
8.
Pos satpam
9.
Parkir karyawan
10.
Gudang penyimpanan sarana proses produksi
11.
Mushollah
12.
Koperasi
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
9
2.9
Infrastruktur
Perusahaan menetapkan, menyediakan dan memelihara infrastruktur yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian produk, termasuk di dalamnya : a. Bangunan, ruang kerja dan sarana pendukungnya. b. Peralatan, perangkat keras, dan perangkat lunak. c. Sarana pendukung lainnya.
2.10 Pembagian Area Ditentukan Berdasarkan Proses
PT. Sariguna Primatirta memastikan bangunan didesain dan dibangun sesuai proses dan dipelihara. Hal tersebut dilakukan untuk menghindarkan kontaminasi dari lingkungan sekitar dan hama. Konstruksi dan layout yang tepat memudahkan untuk pembersihan, pemeliharaan dan sanitasi serta untuk menghindari kontaminasi antara produk dan bahan baku. Perusahaan membagi area sebagai berikut : A. Berdasarkan tempat dan fungsinya : -
Gudang bahan baku
-
Proses produksi
1. Area penimbangan barang
1.
Area pengolahan
2. Area bongkar barang
2.
Area packing
3. Area simpan barang
3.
Area
4.
Gudang
pencucian
(alat
dan
ruang
sanitasi) Produksi
(B.
Baku
+
Pengemas ) 5. -
Gudang bahan pengemas
-
Area Work in Process (WIP)
Gudang jadi ( finished good )
1. Area bongkar barang
1.
Area bongkar-muat barang
2. Area simpan barang
2.
Area simpan barang
-
Fumigasi (karantina)
-
Laboratorium TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
10
-
Sarana umum (toilet)
-
Office
B. Berdasarkan kondisi lingkungan / berdasarkan proses dan atau cara cleaning -
Area kering
-
Area semi basah
-
Area basah
C. Berdasarkan Hygiene level - High (area laboratorium mikrobiologi) - Medium (area produksi) -
Low (gudang, penyimpanan)
2.11 Transportation (Transportasi) 2.11.1 Umum
Produk jadi disimpan dan dipindahkan dalam kondisi yang sesuai untuk meyakinkan produk tersebut tidak terkontaminasi dan karton / dus / kantong palstik tidak rusak. 2.11.2 Alat-alat Transportasi dan Syarat-syarat Pemeriksaan
Alat transportasi tidak digunakan jika alat tersebut sebelumnya telah digunakan untuk memuat material selain makanan. Jaminan diluar hal-hal ini dibutuhkan dari supplier transportasi. -
semua alat transportasi diinspeksi sebelumnya untuk menentukan jika alat tersebut dalam kondisi fisik dapat diterima untuk mengirimkan produk tanpa kerusakan atau jika alat tersebut mengandung hal-hal yang dapat meneyebabkan kontaminasi pada produk atau kemasan.
-
Pemeriksaan meliputi kondisi dari material, alat transportasi, waktu pemeriksaan, dan detail lainnya. Semua yang tidak sesuai dicatat dan dilaporkan. (dibuatkan check list untuk kondisi kendaraan, baik yang sesuai ataupun yang tidak sesuai syarat)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
11
2.11.3 Penanganan Transportasi di PT. Sariguna Primatirta
Setiap kendaraan yang akan digunakan untuk mengirim produk, baik yang berasal dari departemen logistik atau ekternal perusahaan, diperiksa oleh Field Control dengan kategori sebagai berikut:
a.
Kendaran dengan bak terbuka -
Kendaraan dalam keadaan sehat / layak pakai
-
Tidak berbau
-
Tidak basah
-
Penutup (terpal, plastik) dalam kondisi baik, kedap air, tidak bocor
b.
Kendaran dengan bak tertutup ( box, container ) -
Kendaraan dalam keadaan sehat / layak pakaid
-
Tidak berbau
-
Tidak basah
-
Tidak bocor
Segala kejadian yang menyebabkan kerusakan produk: Kendaraan internal : adalah tanggung jawab supir kendaraan yang bersangkutan. Kendaraan eksternal : adalah tanggung jawab dari ekspedisi / perusahaan pengiriman yang ditunjuk.
2.12 Proses Produksi dan Packaging 2.12.1 Umum
Hanya material yang bersih, bebas kontaminan, dan sesuai standar yang diperbolehkan dalam proses produksi. Ada monitoring terhadap produk dan proses produksi secara kontinu untuk menjaga kualitas produk. Semua produk yang sudah dikemas ditandai dengan kode kadaluarsa dan kode produksi untuk mengidentifikasi asal proses (mampu telusur). 2.12.2 Persyaratan Bahan Baku
Bahan baku diperiksa sesuai spesifikasi (COA dan MSDS ) pada saat kedatangan (incoming inspection oleh QC). Pada saat akan dikeluarkan dari gudang TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
12
bahan baku diperiksa secara visual. Ketidaksesuaian persyaratan bahan baku didokumentasikan. 2.12.3 Persyaratan Packaging Packaging diperiksa sesuai spesifikasi pada saat kedatangan ( incoming inspection oleh QC).
Pencegahan kontaminasi produk terhadap material packaging pada saat proses dilakukan dengan cara meningkatkan pemeliharaan setelah membuka kemasan. Sisa kemasan setelah proses dibungkus kembali. Ketidaksesuain untuk bahan-bahan dan material packaging yang dilampirkan meliputi perincian dari ketidaksesuain material. Bahan-bahan kemasan dan material packaging terbuat dari bahan-bahan food grade (minta ke suplier untuk dipastikan packaging yang dikirim sesuai dengan food grade, supplier dibina untuk mengikuti program CPMB) dengan karakteristik khusus,
dimana
untuk
meminimalkan
sumber-sumber
yang
memungkinkan
adanya
kontaminasi produk.
2.13 Production Maintanance (Perawatan Peralatan Produksi) 2.13.1 Umum
Bangunan, peralatan, perlengkapan dan semua fasilitas produksi yang ada termasuk saluran air dipelihara dalam keadaan baik. Semua area dijaga supaya bebas dari uap, asap, debu dan kelebihan air / minyak. Material yang digunakan untuk memelihara tempat dan perlengkapan tidak boleh menyebabkan kontaminasi pada produk. Bahan-bahan kimia disimpan jauh dari produk dan diberikan tanda keamanan.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
13
2.13.2 Perawatan dan Perlindungan Produk
Sumber kontaminasi produk dari aktifitas pemeliharaan seharusnya di cegah pada area pemrosesan makanan (produk terbuka) dengan cara: -
Memasang pembatas yang permanen di sekitar area keluar-masuk barang, produk jadi, dan keluar-masuk karyawan.
-
Penanganan / pemeliharaan mesin dan gedung dilakukan diluar jam produksi. Jika produksi dijalankan 24 jam, penanganan seharusnya dilakukan di ruangan terpisah.
-
Pembersihan dan pemindahan waste dan sisa material hasil dari aktivitas perawatan / perbaikan dilakukan secara rutin setiap aktivitas selesai.
-
Sebelum dikembalikan dan digunakan di area produksi semua perlengkapan atau peralatan diperiksa dan dibersihkan untuk menghindari kontaminasi.
-
Sisa bahan kimia pada peralatan (contoh: sikat, lap) yang digunakan untuk pembersihan dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk sarana lain yang kontak dengan produk.
-
Penampung kebocoran ditempatkan pada yang terjadi kebocoran, yaitu pipa dan kran yang mengalirkan minyak / air ke area produksi ( kebocoran segera diperbaiki). Minyak pelumas yang digunakan adalah minyak pelumas dengan tingkat food grade.
-
Pipa saluran terbuka (open-ended pipes) di lengkapi dengan katup penutup. Pipa saluran yang diletakkan secara horisontal ( horizontal open-ended pipes) di beri sudut sedemikian rupa untuk membiarkan cairan keluar dari siste m ke tempat yang lebih rendah sebelum ditutup dan pipa yang buntu ( Dead-ended ) dihilangkan jika tidak digunakan.
-
Pendingin dikondisikan dengan cara memastikan output temperatur dan humidity sesuai standar.
-
Pemanas dikondisikan dengan cara memastikan output temperatur sesuai dengan standar.
-
Permukaan peralatan yang menyentuh produk harus dibersihkan dari sisa-sisa makanan, debu, kotoran untuk menghindari berkembang biaknya bakteri / kuman.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
14
-
Pelaku perawatan harus dalam keadaan bersih dar i kuman / kotoran dan memiliki sanitasi yang baik.
-
Forklift yang digunakan di area produksi tidak menghasilkan residu (asap). (sebagai data pendukung, PT Sariguna mengirimkan sample ke lembaga luar untuk diperiksa apakah belum ada pencemaran karena penggunaan forklift beresidu)
2.13.3 Bahan-bahan Kimia Boiler
Bahan-bahan kimia boiler sesuai dengan standar food grade yang digunakan pada pabrik makanan. Bahan-bahan kimia digunakan secara spesifik oleh perusahaan. 2.14 Cleaning and sanitation (Kebersihan dan Sanitasi) 2.14.1 Umum
Untuk mencegah kontaminasi bahan pangan, semua peralatan dan perlengkapan dibersihkan sesering mungkin agar tidak terjadi kontaminasi makanan oleh penyemprot air / udara tekanan tinggi, kipas angin, pencuci (lap, sikat), air, dan bahan pembersih lainnya dan dipelihara dalam kondisi baik. Prosedur pembersihan untuk membersihkan peralatan, permukaan-kontak produk, dan lingkungan pabrik untuk tiap tempat diimplementasikan. Bahan kimia dan peralatan yang digunakan untuk pembersihan diatur dengan baik. Bahan kimia dan peralatan disimpan di tempat khusus. Prosedur pembersihan yang digunakan didokumentasikan, termasuk informasi yang berhubungan dengan frekuensi (jadual), metode pembersihan, bahan kimia yang spesifik, dan peralatan yang digunakan. Kebutuhan training untuk karyawan tentang penggunaan peralatan kebersihan yang aman diidentifikasi. Peralatan
yang
telah
bersih
disimpan
dengan
baik
supaya
tidak
terkontaminasi. Peralatan dalam gudang yang telah disimpan dalam waktu lama dibersihkan kembali sebelum digunakan.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
15
Penggunaan penyemprot udara / air tekanan tinggi tidak dianjurkan di area produksi selama operasi karena berpotensi menyebabkan kontaminasi produk. 2.15 Praktek-praktek Sanitasi 2.15.1 Perawatan Umum
a. Gedung dan fasilitas dirawat minimal 1 tahun sekali sesuai dengan program CPMB. Manajemen SGP bertanggung jawab atas pelaksanaan perawatan tersebut untuk mencegah kontaminasi terhadap produk pangan selama diproduksi dan ditangani. b. Pembersihan dan sanitasi peralatan dan mesin menggunakan peralatan pembersih (cleaning tools) dan bahan pembersih (sanitation agent ). Hal ini diatur pada prosedur pembersihan. Tim higienis masing-masing divisi bertanggung jawab untuk melakukan praktek kebersihan dan sanitasi di masing-masing area. c. Team CPMB membuat program tahunan, jangka pendek dan jangka panjang, untuk perbaikan dan perawatan infrastruktur (infrastruktur disesuaikan dengan pasal 6.3. di ISO). 2.15.2 Penggunaan dan Penyimpanan Bahan-bahan untuk Pembersihan dan Sanitasi
a. Bahan pembersih dan sanitasi yang digunakan bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan dan aman untuk digunakan pada produk sesuai dengan standar food grade.
b. Bahan pembersih, sanitasi, dan pestisida yang bersifat racun / toxic diidentifikasi, ditangani, dan disimpan dengan baik untuk menghindari kontaminasi terhadap produk, permukaan-kontak-produk dan bahan pengemas produk pangan. Yang bertanggung jawab dalam penggunaan dan penyimpanan bahan-bahan untuk pembersihan dan sanitasi adalah Tim Higienis masing-masing divisi. 2.15.3 Prasarana (Infrastruktur) Kebersihan dan Sanitasi
a. Wastafel disediakan dalam jumlah yang cukup di tempat pintu masuk menuju ke area pengolahan makanan (washing base). Di setiap wastafel disediakan sabun antiseptik dan handuk (mungkin dapat diganti dengan angin) atau pengering tangan yang bersih (handuk atau pengering tangan tersebut diganti secara periodik). TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
16
b. Selokan untuk mengalirkan limbah dibuat dengan sistem yang baik untuk menghindari pencemaran. c. Jumlah toilet yang cukup untuk karyawan dan mudah dijangkau. Kebersihan toil et dijaga dalam kondisi sanitasi. (jumlah toilet disesuaikan dengan standar dari POM.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
17
BAB III PROSES PRODUKSI
3.1 Bahan dan Alat yang digunakan untuk Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan di PT.Sariguna Primatirta Tbk sebagai berikut :
3.1.1 Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan yang secara langsung digunakan pada proses produksi. Bahan baku dalam pembuatan air minum dalam kemasan (AMDK) adalah air yang berasal dari sumber mata air. Sumber air yang diambil perusahaan berasal dari mata air pegunungan yang kaya dengan berbagai mineral alamiah seperti silica (SiO2) dan Flourida (F). Pemantauan selama bertahun-tahun membuktikan bahwa komposisi dan kandungan mineral sumber air CLEO relative stabil dan konsisten. Proses pengayaan mineral ini juga membuah pH air menjadi netral (7-8). Sumber mata air yang digunakan dalam proses produksi AMDK “CLEO” telah memenuhi syarat yang telah ditentukan seperti berikut : 1. Sumber mata air yang berasal dari lapisan akuifer dalam (lapisan air tanah dalam yang keluar secara alami 2. Debit air harus konstan/stabil sepanjang tahun dan sesuai dengan peraturan pemerintah mengenai jumlah debit yang diizinkan . 3. Memenuhi syarat kimia (tidak mengandung logam – logam ataupun zat yang dapat membahayakan kesehatan ), syarat fisika (tidak berwarna, berbau dan berasa ) dan mikrobiologi (tidak mengandung mikroba pathogen ) sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
18
Mata air yang digunakan dalam produksi yaitu berasal dari sumber 2. Setiap minggu selalu dilakukan cleaning dan sanitasi pada pipa dan tangki penampung awal. Air dari mata air ini disalurkan melalui pipa ke Green sand yaitu tempat Storage tank dengan saringan Green sand serta penyaringan dari ruang Green sand bahan baku dialirkan ke Water Treatment (WT) I,II dan III . selain air dialirkan ke WT I, II dan III, air juga dialirkan kesaluran lain . saluran pipa ini mempunyai 2 bagian dan memiliki fungsi dan keperluan air untuk operasi , yaitu :
1. Air untuk hydran jika terjadi kebakaran di pabrik 2. Air umum non produksi / internal pabrik seperti air toilet,wastafel
3.1.2 Bahan Pembantu
Dalam melaksanakan proses produksi, PT. Tirta Sibayakindo menggunakan bahan pembantu yang terbagi menjadi 3, yaitu bahan pembantu bahan baku, bahan pembantu sanitasi dan bahan pembantu produksi seperti kemasan.
3.1.2.1 Bahan pembantu bahan baku
Bahan pembantu yang digunakan pada bahan baku adalah ozon (O3 ). Ozon merupakan gas yang tidak stabil sehingga mudah terurai membentuk O2 dan On
O3→ O2 + On Pencampuran gas ozon didalam air akan membentuk gelembung ozon diseluruh bagian air dan On secara aktif akan mengoksidasi air termasuk digunakan sebagai desinfektan untuk membunuh mikroba. Ozone sebagai oksidan yang sangat reaktif , dalam proses ozonasi akan langsung membunuh mikroorganisme karena merusak dinding sel (lisis) mikroba. Kematian spesifik dari O3 terdapat beberapa organisme untuk n = 1 beberapa sebagai berikut.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
19
Enteric bacteria : 500 Virus : 5 Spora : 2 Cyst amuba : 0,5 Namun dalam proses produksi CLEO, ozon tidak digunakan untuk membunuh bakteri, karena pada dasarnya bhan baku dar CLEO merpakan air tanah dalam yang secara mikrobiologi tidak mengandung mikroba pathogen. Ozon hanya sebgai bahan utuk sterilisasi kemasan, antisipan dan bahan resisten pengebal air terhadap mikrba selama proses produksi dilakukan. 3.1.2.2 Bahan Pembantu Sanitasi
Bahan pembantu yang digunakan untuk keperluan sanitasi, yaitu : 1. NaCl untuk regenerasi resin penukaran ion pada softener sehingga resin kembali aktif menyerap garam- garam Mg atau Ca sehingga proses pembuatan air lunak berjalan lancer. 2. Alcohol, klorin, QAC, PAA, sterbach,saniklen 150 ative, sanikleen 350 untuk proses cleaning dan sanitasi. 3.1.2.3 Bahan pembantu produksi
Bahan pembantu bahan baku dalam produksi menjadi produk di AQUA adalah sebagai berikut : -
Tutup botol dan tissue desinfektan untuk produk gallon
-
Label untuk kemasan primer produk 1500 ml, 600 ml dan gallon
-
Lid dan straw untuk produk 240 ml
-
Box kemasan sekunder untuk produk kemasan 240 ml, 600 ml dan 1500 ml
-
Tinta penanda coding untuk kemasan primer dan box kemasan sekunder produk 240 ml, 600 ml dan 1500 ml
-
Pallet untuk alas box kemasan dan untuk media pengangkutan
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
20
3.1.3 Mesin dan peralatan
Dalama pelaksaan proses produksi di PT.Sariguna Primatirta Tbk digunakan mesin dan peralatan dengan kebutuhan dari proses pengolahan bahan baku sampai menjadi produk akhir. Sistem perpipaan dan mesin yang digunakan di pabrik PT. Sariguna Primatirta Tbk menggunakan bahan Stainless Steel sesuai dengan peraturan Pemerintah dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Seperti seluruh mesin dan peralatan yang kontak langsung dengan air harus terbuat dari bahan yang Tara Pangan (food grade), tahan korosi dan tidak bereaksi dengan bahan kimia. Adapun mesin dan peralatan yang digunakan antara lain : a) Pompa Berfungsi untuk memompa air dari bak penampung menuju tangki penyimpanan. b) Tangki penyimpanan (storage tank) Berfungsi untuk menampung air yang disalurkan dari sumber untuk diolah lebih lanjut. c) Tangki penyaringan awal ( pre filter ) 40 mikron Berfungsi untuk menyaring partikel yang ukurannya lebih besar dari 40 mikron. d) Filtrated water tank Berfungsi untuk menyimpan air yang sudah mengalami proses penyaringan. Pada tangki ini, air dialirkan ke tangki penyaringan halus untuk air produk dan ke tangki pembuat air lunak. e) Tangki Pembuat Air Lunak (Softener Tank) Tangki ini berfungsi untuk membuat air lunak karena di dalamnya mengandung resin penukar ion yang dapat menyerap garam-garam yang mengakibatkan kesadahan air.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
21
f) Tangki penyaring halus (catridge filter) Pada tangki ini berisi membran filter dengan pori-pori yang berukuran sangat halus (5 mikron dan 1 mikron) yang akan menyaring halus partikel dari 5 mikron hingga lebih kecil dari 1 mikron. g) Generator ozon Berfungsi untuk mengubah oksigen (O2) menjadi ozon (O3) yang digunakan sebagai desinfektan. h) Tangki penampung ozon (finish tank) Berfungsi untuk mencampur ozon yang dihasilkan oleh ozonator dengan air yang mengalir dari tangki penyaringan halus sehingga proses disinfeksi pada air dapat terjadi. i)
Washer Berfungsi untuk pencucian botol.washer yang digunakan yaitu mesin cap snap untuk kemasan gallon
j)
Mesin pengisian Mesin ini berfungsi untuk mengisi air dari sumber yang telah diproses sebelumnya. Mesin yang digunakan adalah mesin untuk produk 240 ml. Mesin untuk produk 600 ml, Mesin untuk produk 1500 ml dan terakhir mesi n dan untuk produk 5 Gallon.
k) Mesin pembuat kemasan Mesin pembuat kemasan ada 3 buah yaitu : mesin untuk mencetak botol ukuran 1500 ml, mesin untuk mencetak botol ukuran 600 ml dan mesin untuk mencetak cup 240 ml. l)
Alat-alat penangan bahan Berfungsi untuk mengangkat,mengangkut dan meletakkan bahan bahan proses pabrik dimulai sejak bahan masuk sampai pada saat barang akan dikeluarkan dari pabrik. Alat-alat tersebut antara lain conveyor yang terintegrasi, fork lift dan truk.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
22
m) UV Aquafine Berfungsi untuk mengurangi kadar ozon yang ada pada produk 240 ml. n) Heater apolo Berfungsi untuk pemanasanair dimesin washer yang dipakai untuk pencucian kemasan botol 5 galon returnable. o) Pipa – pipa Pipa – pipa yang digunakan di pabrik PT.Sariguna Primatirta Tbk adalah pipa stainless steel 316 L. 3.2 Tahapan proses produksi
Air yang berasal dari sumber mata air dialirkan kedalam tangki penampung air sumber yang berisi pasir Green sand kemudian dialirkan lagi menggunakan pipa ke tangki penampungan (Storage tank ) diruang Green sand. air kemudian dialirkan dengan menggunakan pipa stainless steel, yang sebelumnya mengalami proses penyaringan 40 micron ke Water Treatment. Air yang berasal dari tangki penampungan dialirkan menuju filtrated water tank, kemudan air dialirkan ke 3 Water Treatment (WT) yaitu : 1. WT I digunakan dalam produksi 5 gallon (line 1 dan line 2), dan produksi 1500 ml (line 1 dan line 2) dan air untuk final rinse water pada produksi 5 gallon. 2. WT II digunakan untuk produksi 600 ml line, produksi produk 240 ml dan linemenuju ke softener tank untuk pembuatan air lunak. 3.
WT III digunakan untuk Neptune memproduksi produk 5 gallon dan air
untuk pembershan dan pembilasan kemasan 5 gallon. Air yang mengalir, baik dari WT I, WT II dan WT III, dialirkan ke catridge filter ukuran 5 mikron kemudian dialirkan ke catridge filter 1 mikron. air yang telah melalui proses pemberian campuran ozon dengan menggunakan ozon generator. Setelah mengalami proses ozonisasi, air selanjutnya ditampung dalam finish tank yang kemudian siap dialirkan kebagian pengisian. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
23
Air dari bagian filter water tank sebagian dialirkan ke softener yang merupakan tangki pembuatan air lunak yang digunakan untuk pencucian kemasan 5 gallon dan dialirkan juga ke pendingin mesin mesin. Proses selanjutnya setelah air dialirkan pada mesin pengisian, proses selanjutnya yaitu memasukkan air pada botol dengan pipa noozle. Pengisian ini dilanjutkan dengan proses penutupan yang kesemuanya dilakukan secara otomatis dengan mesin. Botol yang telah diisi dan ditutup akan melewati pemeriksaan visual, jika ada produk yang tidak sesuai dengan yang diharapakan akan langsung diambil dan dibuang. Setelah itu proses selanjutnya adalah labeling. kemudian akan dilakukan pemberian kode produksi ink. Untuk produk 240 ml setelah pengisian, produk diberi lid (tutup kemasan) dan kemudian divisualisasi, selanjutnya pemberian kode produksi dan tanggal kadaluarsa. Khusus untuk produksi 240 ml sebelum air dialirkan ke bagian pengisian, terlebih dahulu air melalui UV Aquafine yang bertujuan untuk mengurangi kadar ozon sehingga produk dapat dikonsumsi langsung. sedangkan produk 60 ml,1500 ml dan 5 gallon hanya menggunakan ozongenerator. untuk produk ini kandungan ozonnya sekitar 0,2 ppm sehingga perlu disimpan 7-8 jam sebelum dipasarkan agar kandungan ozon berangsur-angsur menjadi oksigen kembali. Setelah mengalami proses pelabelan, coding dan pemeriksaan visual selanjutya produk mengalami proses pengepakan secara otomatis dan manual. Untuk produk 240 ml dalam 1 dus berisi 48 gelas dipak secara manual, produk 600 ml dalam 1 dus berisi 24 botol dipak secara otomatis dan manual, produk 1500 ml dalam 1 dus berisi 12 botol di pak secara manual dan botol 5 galon langsung secara autoleader ke truk / mobil container. Setelah pengepakan kemasan box akan diberi kode produksi dan kemudian ditumpuk diatas pallet, kemudian disimpan didalam gudang. Setelah produk-produk tersebut mengalami pengujian dan lolos uji selanjutnya produk-produk disimpan digudang penyimpanan untuk kemudian didistribusikan.Sistem pendistribusian yang diterapkan PT. Sariguna Primatirta Tbk adalah dengan menggunakan FEFO (First Expired in First Out ). Sistem ini
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
24
diterapkan untuk menghindari terjadinya penumpukan barang di gudang penyimpanan.
Gambar 3.1 Diagram Air Proses Pembuatan Air Minum Dalam Kemasan “CLEO”.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
25
3.3
Proses Pengemasan
3.3.1
Pembuatan Kemasan
Botol Pengemas yang diperlukan oleh PT. Sariguna Primatirta Tbk adalah gelas plastik Polypropylene (PP) dengan ukuran 240 ml, botol plastik polyethylene thorephtalate (PET) yaitu ukuran 600 ml dan ukuran 1500 ml, dan botol polycarbonate (PC) ukuran 5 gallon. Untuk kemasan gelas plastik PP dan Kemasan PET sudah diproduksi sendiri oleh perusahaan. Sedangkan untuk kemasan primer produk 5 gallon, di produksi oleh supplier. 3.3.2
Proses Pencucian Botol
Produk air minum dalam kemasan “CLEO” mempunyai dua jenis kemasan ditinjau dari segi pemakaian yaitu : 1. Kemasan Sekali Pakai (240 ml, 600 ml dan 1500 ml) Penggunaan ulang jenis kemasan ini untuk AMDK sangat berbahaya bagi kesehatan konsumen karena segala macam kuman penyakit yang telah mencemari botol bekas dan akan mengkontaminasi pula air yang akan diisikan ke dalam botol bekas tersebut. Kemasan ini berukuran kecil, paling besar 1500 ml. Pemakaian ulang jenis botol tersebut dilarang oleh Pemerintah melalui: Kep.Men./167/MPP/Kep.5/1997. 2. Kemasan Ulang (5 Gallon) Kemasan ini terbuat dari plastik PC. Jenis bahan kemasan ini tahan terhadap pemanasan sehingga botol dapat di sanitasi dengan baik dan dapat dipakai ulang kembali untuk AMDK.
Air yang digunakan pada proses pencucian botol adalah air lunak yaitu air yang tidak mengandung garam-garam Mg dan Ca. Tujuannya untuk memaksimalkan kerja detergent dan menghindari terbentuknya kerak pada mesin pencucian. Untuk bilasan terakhir digunakan air produk yang mengandung ozon dengan tujuan sanitasi. Sebelum botol dimasukan ke dalam mesin pencucian, TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
26
terlebih dahulu dilakukan pengamatan visual.Untuk tahap berikutnya botol tersebut dibawa ke mesin pencuci (washer). Secara umum, proses penyucian botol berlangsung dalam empat tahapan yaitu : 1
Pencucian Awal Pada pencucian awal, botol-botol disemprot dengan air soft pada bagian luar dan dalamnya sehingga kotoran-kotoran yang masih melekat hanyut.
2
Pencucian Pada tahap ini, botol dicuci dengan bahan pencuci atau detergent khusus untuk botol 5 gallon dan pencucian berlangsung pada suhu 52 – 65 0C.
3
Pembilasan Proses pembilasan bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa deterjen.
4
Pembilasan Akhir Pembilasan akhir menggunakan air dari Finish Tank yang mengandung ozon. Selain untuk menghilangkan sisa-sisa deterjen yang masih ada, pembilasan akhir juga berfungsi untuk disinfeksi karena menggunakan air produk yang mengandung ozon.
3.3.3
Proses Pengisian dan Penutupan
Proses pengisian dan penutupan dilakukan secara otomatis dengan menggunakan beberapa mesin pengisian sesuai dengan ukuran pengemas yang digunakan. Proses pengisian berlangsung dalam 7 line yaitu line 1, line 2 dan line 3 untuk produk 5 gallon, line 4 dan 5 untuk produk 1500 ml, line 6 untuk produk 600 ml dan line 7 untuk produk 240 ml. Khusus untuk produk 240 ml, sebelum air masuk ke tangki produk akan melewati UV Aquafine untuk menurunkan kadar ozon.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
27
Mesin pengisian (filling) untuk produk 240 ml adalah mesin “HAYASI”, mesin “SIDEL” untuk produk 600 ml dan mesin “AROLL” untuk produk 1500 ml dan Mesin “UAT” line 1 dan line 2 produk 5 gallon dan mesin “NEPTUNE” untuk line 3 produk 5 gallon. Mesin “NEPTUNE” merupakan mesin yang bisa di operasikan secara portable.
Secara umum proses pengisian adalah sebagai berikut : 1) Botol diletakan di bawah nozzle. 2) Nozzle diturunkan secara otomatis sampai mengenai bibir botol dan menekannya sampai air dari pengisian botol keluar. 3) Setelah penuh secara otomatis nozzle akan terangkat dan botol akan melalui tahapan selanjutnya yaitu penutupan botol.
Proses penutupan berlangsung secara otomatis dan berada dalam satu ruangan dengan proses pengisian (in line). Tujuan dilakukan hal tersebut agar meminimalkan terjadinya kontaminasi.
3.3.4
Pelabelan dan Penyegelan
Botol-botol yang telah ditutup akan melewati tempat pemeriksaan secara visual. Apabila ada produk yang tidak memenuhi standar maka produk tersebut akan direject. Produk yang sesuai dengan standar diberi label dan seal dengan mesin “KRONES”. Selanjutnya botol dilewatkan pada ink jet untuk pemberian kode produksi dan dilewatkan pada shrink tunnel untuk melekatkan seal. Label kemasan botol 600 ml, 1500 ml, label kemasan 5 gallon serta lid kemasan 240 ml dapat dilihat pada lampiran.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
28
3.3.5
Pengepakan dan Pengudangan
Proses pengepakan ada dilakukan otomatis dan secara manual oleh karyawan. Dari setiap jenis produk di pak sesuai jenis kemasannya. Produk 240 ml diisi kekardus secara manual dengan isi 48 gelas per kardus dan di pak secara manual, produk 600 ml disusun secara otomatis dan dengan menggunakan box kardus dengan isi 24 botol per kardus, dan botol 1500 ml berisi 12 botol per kardus di 1) Botol diletakan di bawah nozzle. 2) Nozzle diturunkan secara otomatis sampai mengenai bibir botol dan menekannya sampai air dari pengisian botol keluar. 3) Setelah penuh secara otomatis nozzle akan terangkat dan botol akan melalui tahapan selanjutnya yaitu penutupan botol.
Proses penutupan berlangsung secara otomatis dan berada dalam satu ruangan dengan proses pengisian (in line). Tujuan dilakukan hal tersebut agar meminimalkan terjadinya kontaminasi. 3.3.4
Pelabelan dan Penyegelan
Botol-botol yang telah ditutup akan melewati tempat pemeriksaan secara visual. Apabila ada produk yang tidak memenuhi standar maka produk tersebut akan direject. Produk yang sesuai dengan standar diberi label dan seal dengan mesin “KRONES”. Selanjutnya botol dilewatkan pada ink jet untuk pemberian kode produksi dan dilewatkan pada shrink tunnel untuk melekatkan seal. Label kemasan botol 600 ml, 1500 ml, label kemasan 5 gallon serta lid kemasan 240 ml dapat dilihat pada lampiran. 3.3.5
Pengepakan dan Pengudangan
Proses pengepakan ada dilakukan otomatis dan secara manual oleh karyawan. Dari setiap jenis produk di pak sesuai jenis kemasannya. Produk 240 ml diisi kekardus secara manual dengan isi 48 gelas per kardus dan di pak secara manual, produk 600 ml disusun secara otomatis dan dengan menggunakan box TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
29
kardus dengan isi 24 botol per kardus, dan botol 1500 ml berisi 12 botol per kardus diisolasi plastik dan di pak secara manual. Sedangkan 5 gallon disusun di pallet khusus.Setelah proses pengepakan, produk tidak boleh dipasarkan secara langsung karena harus menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium pabrik secara fisika, kimia dan mikrobiologi maupun secara visual terhadap kondisi produk dan kemasannya. 3.3.6
Coding
Proses pemberian kode produksi diberikan pada setiap botol pada proses produksi akhir. Kode produksi menunjukan tanggal pembuatan dan kode pabrik yang memproduksi. Kode produksi juga diperlukan sebagai acuan ta nggal kadaluarsa dan sebagai identitas untuk proses traceability mampu telusur.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
30
BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengertian Air
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air harus tetap dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusi Sa, serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air. Indonesia telah memiliki peraturan pemerintahNo.20 tahun1990 tentang pengendalian pencemaran Air dan keputusan Menteri Negara Lingkungan hidup No 51 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kesehatan Industri. pemerintah juga telah merencanakan program-program penataan lingkungan yang pada dasarnya berkaitan dengan upaya pengelolaan sumber daya air dan sumber daya alam lainnya, dalam rangka pengendalian dampak lingkungan.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
31
4.2 Pemantauan Kualitas Air
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990, mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Nilai kualitas air dari masing-masing golongan. Adapun golongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut: Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu. Golongan B, yaitu yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. (Effendi,H.2003)
4.3 Tujuan Pemantauan Kualitas Air
Pemantauan kualitas air suatu perairan memiliki 3 tujuan utama sebagai berikut: 1. Enviromental Surveillance, yakni tujuan untuk mendeteksi dan mengukur pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu pencemar terhadap kualitas lingkungan dan mengetahui perbaikan kualitas lingkungan setelah pencemar tersebut dihilangkan. 2. Establishing Water-Quality Criteria, yakni tujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara perubahan variabel-variabel biologi perairan dengan parameter fisika dan kimia, untuk mendapatkan baku mutu kualitas air. 3. Appraisal Of Resourcess, yakni tujuan untuk mengetahui gambaran kualitas air pada suatu tempat secara umum.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
32
Pada hakekatnya,pemantauan kualitas air memiliki tujuan sebagai berikut: Mengetahui nilai kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia, dan biologi Membandingkan nilai kualitas air tersebut dengan baku mutu sesuai dengan peruntukannya, menurut peraturan pemerintah RI No.20 tahun 1990 Menilai kelayakan sumber daya air untuk kepentingan tertentu. (Effendi,H.2003)
Pada PT. Sariguna Primatirta Tbk sudah sesuai dengan teori yang dipelajari menurut literatur yang kami peroleh dimana ada beberapa analisa yang dilakukan yaitu analisa fisika, kimia dan biologi. Analisa Fisika dan Kimia
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari sifat suatu zat / materi serta perubahan dan reaksinya. Sedangkan ilmu fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomenafenomena alam dalam kehidupan. Faktor-faktor kimia fisika sangat berpengaruh terhadap produk, sehingga harus dikendalikan dan di monitor secara teratur. Beberapa analisa fisika kimia yang kami lakukan di Sariguna Primatirta Tbk, yaitu :
a. pH pH adalah derajat keasaman suatu bahan yang ditentukan oleh konsentrasi ion H+ dan ion H- yang terdapat pada bahan tersebut. Semakin tinggi konsentrasi ion H+ pada suatu bahan, maka semakin rendah pula nilai pH bahan tersebut dan sebaliknya. Berdasarkan nilai pHnya, maka dapat diketahui apakah bahan bersifat asam atau basa (jika nilai PH rendah bahan bersifat asam dan jika nilai pH tinggi bahan bersifat basa ). Derajat keasaman suatu bahan diukur dengan alat pHmeter.Untuk beberapa sampel seperti air sumber, green sand, buffer, storage tank, dan air produk rutin dilakukan pengontrolan pHnya sesuai dengan frekuensi waktunya. Nilai pH yang baik untuk produk adalah antara 6,5-7,5 (netral).
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
33
b. Turbidity Turbidity atau kekeruhan menunjukan tingkat kejernihan air. Semakin
rendah nilai turbiditynya , semakin jernih pula airnya. Tingkat kejernihan suatu bahan dapat diukur dengan alat turbidimeter dengan satuan NTU (Nephelometric Turbidity Unit). Pengontrolan Turbiditydari air sumber, green sand, buffer, storage tank, dan air produk rutin dikontrol setiap jamnya. Standart turbidity air maksimal 0,20 NTU meskipun turbidity normal dari AMDK CLEO selalu dibawah 0,1 NTU.
Prosedur: Alat : -
Alat Turbidimeter
-
Kuvet
Cara Kerja: Dihidupkan alat turbidimeter Dimasukkan sampel kedalam kuvet Dimasukkan kuvet kedalam turbidimeter Dibaca angka yang tertera pada alat c. Conduktivity Conduktivity adalah daya hantar listrik yang dimiliki oleh suatu bahan atau
larutan. Daya hantar listrik didalam air timbul karena adanya ion-ion listrik yang berasal dari garam-garam yang terlarut. Tinggi rendahnya conductivity dalam air dapat di deteksi dengan alat conduktivitymetric dengan satuan micro Mosh/cm. Seperti halnya pH, conduktivitydari air sumber, buffer, storage tank, dan air produk juga selalu rutin dikontrol oleh analis laboratorium fisika kimia PT. Sariguna Primatirta Tbk, Karena dari conduktivity dapat diketehui apakah benar produk CLEO atau tidak karena adanya perbedaan tempat sumber mata air menyebabkan adanya perbedaan konduktivitas dan perbedaan konduktivitas dapat TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
34
menyebabkan perbedaan rasa, karena rasa air itu umumnya berasal dari logamlogam mineral yang berasal dari tanah disekitar mata air tersebut . Prosedur: Alat: -
Condutivitymeter
-
Gelas ukur
Cara Kerja: Dituangkan 100 ml sampel kedalam gelas ukur Dicelupkan electrode conductivity-meter kedalam sampel Dicatat angka yang terbaca pada conductivity-meter tersebut Dibilas kembali dengan aquadest
d. Kesadahan ( Hardness) Kesadahan (hardness) adalah konsentrasi ion-ion logam bervalensi dua, seperti Ca2+ dan Mg2- yang terkandung didalam air. Tingkat kesadahan air produk harus
dikendalikan
sekecil mungkin
karena air
sadah
dapat mempercepat
terjadinya deposit/kerak yang mengganggu, serta dapat mengakibatkan terjadinya pengapuran pada ginjal. Untuk itulah PT. Sariguna Primatirta sangat peduli dengan keamanan produknya yaitu dengan setia mengontrol kadar kesadahan d ari produknya agar konsumen yang sedang menderita penyakit pengapuran ginjal pun aman untuk mengkonsumsi produk CLEO.
Tingkat
kesadahan
air
produk
dapat
diukur
dengan
metode
komplexometri.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
35
Prosedur: Alat: Erlenmeyer 250 ml Alat titrasi Pipet volume Reagen: -
Indikator Eriochrom Black T
-
Larutan EDTA 0,01 N
-
Larutan penyangga buffer pH 10
Cara Kerja: Dimasukkan sampel sumber 2 kedalam erlenmeyer sebanyak 100 ml Ditambahkan Larutan penyangga buffer pH 10 1 ml Ditambahkan Indikator EBT (Eriochrom Black T)0,01 N 1 sendok Dititrasi dengan Na2EDTA 0,01 N Diamati perubahan warna yang terjadi yaitu dari merah hati menjadi biru Dicatat volume titran dan dihitung kesadahan sampel e. Alkalinitas
Alkalinitas menunjukkan sifat air yang mengandung logam-logam Alkali dan alkali tanah (Golongan I & II dalam sistem periodic). Logam-logam dalam TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
36
golongan tersebut bersifat sangat reaktif dan merupakan reduktor kuat. Alkalinitas harus dikendalikan karena logam-logam ini mudah meruduksi air dengan menghasilkan gas yang bersifat eksoternal sehingga berbahaya bagi keselamatan kerja ( terutama bagi mesin boiler). Alkalinitas dapat diukur dengan metode Titrimetri dengan indikator BCG atau PP.
Prosedur: Alat: -
Erlenmeyer 250 ml
-
Alat Ttitrasi
Reagen: -
Indikator BCG(bromo cresso green)
-
H2SO4 0,02 N
Cara kerja: Dimasukkan sampel sumber 2 kedalam erlenmeyer sebanyak 100 ml Ditambahkan indikator BCG (bromo cresso green) 3 tetes Dititrasi dengan H2SO4 0,02 N Diamati perubahan yang terjadi, yaitu dari biru menjadi hijau kekuningan Dicatat volume titran dan dihitung alkalinitas sampel
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
37
Konsentrasi tinggi klorida memberikan rasa asin pada air dan minuman. Nilai ambang rasa untuk anion klorida bergantung pada kation terkait dan berada dalam kisaran nilai 200-300 mg/liter untuk natrium, kalium dan kalsium klorida. Konsentrasi yang melampaui 250mg/liter semakin memungkinkan terdeteksi melalui rasa yang dihasilkan, tetapi beberapa konsumen mungkin menjadi terbiasa dengan rasa yang dihasilkan olehkadar rendah klorida. Tidak ada nilai acuan brbasis kesehatan yang diajukan untuk klorida dalam air minum. Prosedur: Alat: -
Erlenmeyer 250 ml
-
Alat Titrasi
Reagen: -
K2CrO4 5%
-
AgNO3 0,01 N
Cara kerja: Dimasukkan sampel sumber 2 kedalam erlenmeyer sebanyak 100 ml Ditambahkan K2CrO4 5% sebanyak 1 ml Dititrasi dengan AgNO3 0,01 N Diamati perubahan warna yang terjadi yaitu dari kuning menjadi merah bata
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
38
Perhitungan:
Volume Titran x Normalitas AgNO3 x BM Cl x 1000 Volume sampel
f. Kalsium Kalsium adalah logam alkali tanah yang reaktif, mudah dibentuk dan berwarna putih perak, kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hydrogen. Prosedur: Alat: -
Erlenmeyer 250 ml
-
Alat titrasi
Reagen: -
NaOH 1 N
-
Indikator murexid
-
Na2EDTA 0,01 N
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
39
Cara kerja: Dimasukkan sampel kedalam erlenmeyer sebanyak 100 ml Ditambahkan NaOH 1 N 2 ml Ditambahkan indikator murexid 2 sendok Dititrasi dengan Na2EDTA 0,01 N Diamati perubahan warna yang terjadi yaitu dari merah muda menjadi warna ungu Dicatat volume titran yang diperoleh
Perhitungan:
Volume Titran x Normalitas EDTA X BM Ca x 1000 Volume sampel
g. Mangan (Mn)
Mangan merupakan salah satu logam yang kandungannya paling besar di kerak bumi, biasanya ada bersama dengan besi (iron). Zat ini digunakan terutama dalam pembuatan besi dan lapisan baja, sebagai oksidan sebagai untuk proses pembersihan, pemutihan dan desinfeksi, sebagai kalium permanganat, dan sebagai ingredien dalam berbagai produk. Prosedur: Alat: -
Kuvet TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
40
-
Alat Spektrofotometer
Reagen: -
Serbuk Ascorbic Acid
-
Alkaline cyanide
-
PAN indikator solution 0,1%
Cara kerja: Dimasukkan Aquadest sebanyak 10 ml kedalam kuvet ditambah serbuk Ascorbic Acid, 12 tetes Alkaline cyanide dan 12 tetes PAN indikator solution 0,1% sebagai blanko Dimasukkant sampel sebanyak 10 ml kedalam kuvet Ditambahkan serbuk Ascorbic Acid Ditambahkan 12 tetes Alkaline cyanide Ditambahkan 12 tetes PAN indikator solution 0,1% Dihomogenkan selama 2 menit Dimasukkan kuvet blanko kedalam alat spektrofotometer lalu ditekan zero Dimasukkan kuvet sampel kedalam alat spektrofotometer Dibaca dan dicatat hasilnya (maksimal 0,005 ppm)
h. Besi total (Fe3+) Logam Fe merupakan logam essensial yang keberadaanya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah berlebih dapat menimbulkan efek racun. Tingginya kandungan logam Fe akan berdampak terhadap kesehatan manusia diantaranya bisa menyebabkan keracunan(muntah) kerusakan usus dll.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
41
Prosedur: Alat: -
Kuvet
-
Alat Spektrofotometer
Reagen: -
Serbuk iron
phenanthrolin Cara kerja: Dimasukkan aquadest sebanyak 10 ml kedalam kuvet sebagai blanko Dimasukkan sampel sebanyak 10 ml kedalam kuvet Ditambahkan serbuk iron phenanthrolin Dihomogenkan selama 3 menit Dimasukkan kuvet blanko kedalam alat spektrofotometer ditekan zero Dimasukkan kuvet sampel kedalam alat spektrofotometer Dibaca dan dicatat hasilnya i.
Perak(Ag) perak merupakan suatu unsur kimia logam dengan symbol kimia Ag (Argentum)
dan memiliki No atom 47. Berwarna putih lembut dan berkilau, Ag ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur dalam industri. Prosedur: Alat: -
Gelas ukur
-
Erlenmeyer
-
Kuvet
-
Alat spektrofotometer
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
42
Reagen: -
Silver I, II,
III Cara kerja:
•
Dimasukkan sampel kemasan 240 ml kedalam gelas ukur sebanyak 50 ml
•
Dimasukkan silver I dan silver II kedalam erlenmeyer, aduk hingga merata
•
Dicampur sampel kemasan 240 ml kedalam erlenmeyer dan aduk hingga merata lalu dibagi kedalam 2 wadah sebanyak 25 ml Wadah I ditambahkan Silver thiosulfate dan dihomogenkan selama 2 menit lalu dimasukkan kedalam kuvet sebanyak 10 ml sebagai blanko Wadah II dimasukkan kedalam kuvet sebanyak 10 ml sebagai sample
•
Dimasukkan blanko kedalam spektrofotometer dan tekan zero
•
Dimasukkan sampel kedalam spektrofotometer dibaca dan dicatat hasilnya
4.4 Verifikasi
Verifikasi merupakan pemeriksaan akhir pada rantai persediaan air minum.Verifikasi dapat dilakukan oleh lembaga surveilans atau sudah menjadi bagian dalam program pengendalian mutu pemasok.
Untuk
verifikasi
mikroba,pemeriksaan biasanya dilakukan untuk bakteri indikator fekal dalam air olahan dan air dalam distribusi. Untuk verifikasi keamanan kimia, pemeriksaan terhadap zat kimia terkait dapat dilakukan pada akhir pengolahan, saat distribusi, atau pada titik konsumsi (bergantung pada apakah konsentrasi mungkin berubah saat distribusi).
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
43
4.4.1 Verifikasi Mutu Mikroba
Verifikasi mutu mikroba air dalam persediaan harus dikembangkan untuk memastikan peluang terbaik dalam mendeteksi kontaminasi . Dengan demikian, saat pengambilan sampel, harus diperhitungkan variasi mutu air dalam distribusi. Hal ini berarti juga memperhitungkan lokasi dan frekuensi peningkatan kontaminasi potensial. Kontaminasi fekal tidak akan terdistribusi merata dalam keseluruhan sistem distribusi berpipa. Dalam sistem mutu air yang baik, situasi itu akan mempertajam penurunan probabilitas deteksi bakteri indikator fekal dalam sampel yang jumlahnya sedikit tersebut. Peluang untuk mendeteksi kontaminasi dalam sistem yang sebelumnya dilaporkan negatif untuk bakteri indikator fekal dapat ditingkatkan dengan menggunakan uji ada/tidak ( presencelabsence, P/A) yang lebih sering. Semakin sering pengujian indikator fekal dilakukan, semakin tinggi kemungkinan kontaminasi akan terdeteksi. Jenis dan kemungkinan kontaminasi beragam, bergantung pada musim, air hujan, dan kondisi setempat lainnya. Pengambilan sampel harus dilakukan secara acak, tetapi harus ditingkatkan selama epidemi, banjir atau tanggap darurat.
4.4.2 Verifikasi Mutu Kimia
Permasalahan yang perlu dikaji dalam mengembangkan metode verifikasi kimia mencangkup ketersediaan fasilitas analisis, biaya analisis, kemungkinan rusaknya sampel, stabilitas kontaminan, kemungkinan munculnya kontaminan dalam berbagai pasokan, titik paling sesuai untuk pemantauan dan frekuensi pengambilan sampel. Untuk zat kimia tertentu, lokasi dan frekuensi pengambilan sampel akan ditentukan oleh sumber pokok dan keragamannya. Zat yang konsetrasinya tidak dapat berubah dalam jangka waktu tertentu memerlukan pengambilan sampel dengan frekuensi yang lebih jarang dibanding zat kimia yang memiliki keragaman konsentrasi sangat besar dalam jangka waktu tertentu.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
44
Dalam banyak kasus pengambilan sampel air sumber sekali dalam setahun, atau bahkan kurang, mungkin memadai, terutama untuk air tanah yang stabil dengan kandungan alami yang perubahannya sangat lambat sepanjang waktu. Lokasipengambilan sampel akan bergantung pada mutu air yang diuji. Pengambilan sampel pada intalasi pengolahan atau pada awal sistem distribusi sudah cukup untuk kandungan yang konsetrasinya tidak berubah selama distribusi. Namun, untuk kandungan yang konsetrasinya dapat berubah selama distribusi, pengambilan sampel harus dilakukan setelah mempertimbangkan karateristik dan sumber zat yang spesifik.Untuk informasi lebih lanjut, lihat dokumen pendukung chemichal safety of drinking-water.(Widyastuti,2011). 4.4.3 Sumber Air
Pengujian air sumber khususnya penting apabila tidak ada pengolahan air. Pengujian juga sangat berguna apabila dilakukan setelah kegagalan proses pengolahan atau sebagai bagian sistem investigasi kejadian luar biasa (KLB) penyakit bawaan air. Frekuensi pengujian akan bergantung pada alasan pengambilan sampel. Frekuensi pengujian dapat saja:
Dilakukan secara rutin ( frekuensi pengujian verifikasi akan bergantung pada beberapa faktor, mencangkup jumlah penduduk yang dipasok, realibilitas mutu air minum/ tingkat pengolahan dan keberadaaan faktor risiko setempat). Dilakukan secara kadang-kadang (mis., acak atau selama kunjungan ke intalasi pemasok air minum dikelolamasyarakat); dan
Ditingkatkan setelah mutu air sumber memburuk akibat kejadian tidak terduga, kejadian darurat atau tidak terencana yang kemungkinan meningkatkan potensi kontaminasi masuk (mis; setelah banjir, tumpahan limbah).
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
45
Sebelum membangun instalasi pasokan air bersih yang baru, serangkaian analiais harus dilakukan, termasuk terhadap parameter yang kemungkinan ada pada saat itu berdasarkan kajian data dari pasokan yang serupa atau dari hasil pengkajian risiko terhadap sumber.(Widyastuti,2011) 4.5 Jaminan Mutu dan Pengendalian Mutu
Prosedur jamina mutu dan pengendalian mutu analitis yang tepat dilakukan terhadap semua aktivitas terkait penyusunan data mutu air minum. Prosedur tersebut akan memastikan bahwa data memang sesuai dengan tujuan – dengan kata lain, bahwa hasilnya memang cukup akurat. Sesuai dengan tujuan, atau cukup akurat, akan ditentukan dalam program pemantauan mutu air yang juga mencangkup pernyataan mengenai keakuratan dan ketepatan data. Karena banyaknya substansi, metode, peralatan dan persyaratan keakuratan yang kemungkinan terlibat dalam pemantauan mutu air, banyak aspek praktis detail dalam pengendalian mutu analitis yang perlu dipertimbangkan.
Desain dan penerapan program jaminan mutu untuk laboratorium analiti s dijelaskan dengan lengkap dalam Water Quality Monitoring(Bartram &Ballance, 1996). Bab terkait disusun berdasarkan standar ISO 17025:2000 persyaratan umum
kemampuan
untuk
pengujian
dan
kalibrasi
laboratorium,
yang
memberikan kerangka kerja untuk manajemen mutu dalam laboratorium analitis. (Widyastuti,2011) Berikut Tabel Standar Internasional Organization Standardization (ISO) untuk mutu air sebagai acuan dalam pengambilan sampel.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
46
4.5.1 Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan hal yang sangat penting karena berperanan dalam hal penanganan mutu pada proses produksi perdagangan dan distribusi komoditas. Pengawasan mutu juga penting untuk menentukan kualitas air minum yang akan dipasarkan.Secara langsung atau tidak langsung, pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air. (Saiful,2001:4). Oleh karenanya sebelum air minum ini dipasarkan maka terlebih dahulu dianalisa baik analisa fisik, kimia maupun mikrobiologi di Laboratorium Kimia Fisika dan Laboratorium Mikrobiologi.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
47
Tabel 4.1 Parameter Fisika No
Parameter
Standar
Satuan
1
Residu terlarut
Max. 500 (S)
mg/L
2
Alkalinitas
-
mg/L CaCO3
3
Kesadahan
-
mg/L CaCO3
4
Kalsium
-
mg/L Ca
5
Magnesium
-
mg/L Mg
6
Besi
Max. 500 (S)
mg/L Fe
7
Mangan
Max 0,5 (S)
mg/L Mn
8
Nitrit
Max 0,005 (S)
mg/L NO2
Negative (I) 9
Kalium
Max. 3,5 (I)
mg/L K
10
Khlorida
Max. 250
mg/LCl
Sumber: SQ QA CLEO
Keterangan: S = Standar SNI W = Standar WHO
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
48
Kandungan mineral dalam AMDK CLEO telah memenuhi syarat seperti yang telah ditetapkan oleh WHO, baik mutu kimia yang harus ada maupun yang dilarang keberadaanya dalam air minum. Pengujian – pengujian pada laboratorium fisika kimia terdapat pada lampiran 4.6 Uji Mutu Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat,kehidupan dan penyebaran mikroba atau jasad renik. Mikroba atau mikroorganisme adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat secara langsung tanpa menggunakan mikroskop.Yang termasuk mikroba antara lain: bakteri, jamur, khamir, protozoa dan virus. Untuk
dapat
mengetahui
sifat
dan
bentuknya,
mikroba
harus
ditumbuhkan pada suatu media yang sesuai. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrient) yang diperlukan untuk mikroba. Bahan/ z at makanan yang diperlukan untuk
pembuatan
media
adalah:
air,
agar,
nutrient
seperti
protein,
karbohidrat,nitrogen, garam mineral dan vitamin. Ada beberapa media yang tersedia di laboratorium mikrobiologi, diantaranya adalah: Chromocult coliform Agar adalah sebagai media untuk tempat menumbuhkan bakteri coliform. Yeast extract glucose(YGC) agar adalah sebagai media tempat pertumbuhan jamur Cetrimid Agar adalah sebagai media selektif untuk pseudomonas Nutrient Agar adalah sebagai media untuk menumbuhkan semua jenis bakteri
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
49
a. Pengujian TotalBakteri (HPC dan angka lempeng total) Prinsip pengujian ini adalah menentukan kerapatan bakteri aerob dan fakultatif heterotrof dalam air. Penentuan cara ini merupakan penentuan secara contoh (sampel) diambil secara aseptis kemudian dikocok sebaik mungkin minimal 3 kali dan dimasukkan ke dalam petridish steril, tuang media (Yeast Extract Agar) yang telah dicairkan dan didinginkan ±50 oC kedalam petridish tersebut. Petridish diputar agar media dan sample homogen. Setelah itu dii nkubasi, dihitung jumlah bakteri yang tumbuh pada masing-masing media. b. Total Jamur & Khamir Pengujian dilakukan dalam ruang produksi. Cawan yang telah berisi media agar (Yeast Extract Glucose Chloramphenicol Agar) diletakkan dalam ruang produksi sepanjang diagonal ruang tersebut kemudian diinkubasi dengan selama 120 jam dalam suhu 25oC (±1OC) diruangan. c. Pseudomonas Test Pseudomonas test dilakukan dalam ruang produksi. Cawan yang telah berisi media agar (cetrimate agar) diletakkan dalam ruang produksi sepanjang 36oC dari sini akan diketahui asal mikroba (bakteri)apakah berasal dari udara yang masuk melalui ventilasi atau berasal dari pekerja pabrik. d. Bakteri Coliform (E. Coli) Cara pengujiannya yaitu tuang media VRB (Violet Red Bile Agar) kedalam cawan petri steril biarkan sampai padat, sanitasi filter holder dengan alkohol, bakar dengan lampu spiritus dan diamkan sampai dingin (1-2 menit), pasang membran filter holder sebanyak 10 ml dan saring sampai habis, ambilmembran permukaan media secara septic, setelah itu inkubasi pada suhu 36oC selama 2x 24 jam. Setelah masa inkubasi hitung koloni yang berwarna merah tua berukuran 0,5 mm atau lebih pada membran filter yang merupakan jumlah bakteri coliform dalam 100 ml sampel.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
50
Pelaksanaan sanitasi di PT. Sariguna Primatirta sudah sangat baik, dilihat kondisi laboratorium yang digunakan untuk melaksanakan pengujian mikro tersebut sangat baik, juga dilihat dari kontruksi ruang sangat baik seperti dinding dibuat agar kedap air, serta dibersihkan tiap hari sehingga has il pengujian tidak dipengaruhi oleh lingkungan. 4.7 Penanganan Limbah
Sistem pembuangan limbah, selokan air kotor, sampah, dan sanitasi dipelihara supaya dapat bekerja dengan baik dan effisien. Saluran pembuangan air kotor (air yang berasal dari produksi, LAB, toilet) cukup untuk menampung material dalam jumlah besar. Saluran pembuangan dibuat / dibangun sedemikian rupa untuk menghindari kontaminasi. Saluran dibuat tahan terhadap efek pembersih yang mengandung asam atau caustic (ketajaman) alkali dan saluran pembuangan air dibersihkan secara rutin. Sampah padat dipindahkan dari area produksi setiap hari (tidak melebihi standar buffer yang ditentukan). Setelah proses pembuangan, tempat sampah dan peralatan lain yang telah menyentuh sampah dibersihkan. Sampah padat sering dibuang dari area pabrik supaya tidak menimbulkan
bau busuk, jamur,
pembusukan atau tempat berkumpulnya binatang perusak. Area di mana sampahsampah padat dipisahkan dan disimpan, dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dijaga kebersihannya dan mengantisipasi / meminimize munculnya pest . Sampah-sampah padat (sampah teknik dan sampah umum) dipisahkan dari sampah cair dan hanya sampah cair yang mengalir melalui s aluran pembuangan.
4.7.1 Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan oleh PT. Sariguna Primatirta Tbk merupakan limbah yang tidak berbahaya dan beracun, yang merupakan air sisa pencucian dan sisa kemasan.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
51
Limbah-Limbah cair yang dihasilkan sebagai berikut yaitu: Limbah Produksi a) Limbah produksi yang dihasilkan oleh PT. Tirta Sibayakindo
merupakan limbah cair yang berasal dari sisa air yang tumpah dari hasil pencucian botol kemasan. Limbah produksi akan dialirkan menuju IPAL (Instalasi Penanganan Air Limbah) yang berada di dekat kantin. b) Limbah Cair Industri Limbah cair industri merupakan limbah yang dihasilkan dari westafel, air toilet, air wudhu, air cuci dari dapur dan kantin dan dari laboratorium yang dikatagorikan tidak berbahaya dan sesuai dengan prosedur. Limbah cair industri akan dialirkan menuju IPAL.
c) Limbah Mesin Limbah mesin merupakan limbah cair yang dihasilkan atau sisa dari mesin seperti oli dan tumpahan minyak. Limbah mesin seperti oli tidak akan dialirkan pada saluran drainase, namun akan di tampung dalam tong atau deterjen yang akan dibuang/ dijual kembali. d) Limbah Bahan Berbahaya dan beracun (B3) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat ata u konsentrasi atau jumlahnya baik secara langsung dan tidak langsung dapat merusak atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya. Limbah ini memiliki sifat Reaktif (kimia), Toksik (beracun), Infeksius, Korosif (karat), Flameable (mudah terbakar) dan Explosive (meledak). Limbah B3 di PT.Sariguna Primatirta Tbk merupakan bahan kimia Reagensia atau Reaktan, yaitu zat yang dipakai dalam suatu reaksi kimia; zat yang mengalami reaksi kimia hasil dari pengujian di laboratorium dengan TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
52
menggunakan bahan kimia yang kadarnya sudah tinggi. Limbah dari laboratorium dibuat dalam kotainer khusus untuk diolah oleh Instansi Pengolah Limbah B3 4.7.2 Limbah Padat atau Sampah
Limbah padat merupakan sampah atau buangan yang secara fisik tidak dapat digunakan atau dapat digunakan. Berdasarkan peraturan WHO limbah padat dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu: a. Sampah Industri Sampah industri ini adalah limbah padat yang dihasilkan oleh kegiatan industri PT.Tirta Sibayakindo sepeti: Sampah ruang administrasi Limbah kemasan afkir botol 5 gallon Limbah sisa alat produksi Sampah pengujian kemasan di laboratorium Sampah elektronik Mesin peralatan yang sudah tidak dipakai kembali
b. Sampah kimia Sampah kimia adalah limbah yang dihasilkan atau diperoleh dari detergen dan bahan disinfektan yang dalam produk limbah cair yang dikatagorikan limbah B3. Seperti derejen kemasan cairan kimia. Limbah yang dihasilkan PT. Sariguna Primatirta Tbk memiliki dua prosedur penanganan limbah, yaitu limbah hasil produksi dan limbah hasil laboratorium Kimia Fisika maupun laboratorium Mikrobiologi. Yang disebut dengan limbah hasil produksi merupakan limbah cair yang berupa air dan hasil dari laboratorium. Dan limbah padat berupa kertas, plastik dan lainnya. Untuk limbah cair hasil produksi, PT.Tirta Sibayakindo tidak melakukan penanganan limbah secara khusus karena pada proses produksi tidak menggunakan bahan kimia yang bersifat racun dan dialirkan ke Instansi Penanganan Air Limbah (IPAL). Disini limbah cair yang akan dibuang dalam suatu wadah/bak tertutup TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
53
dan dialirkan melalui mesin pompa untuk di netralisasi dengan cara disaring dan di mixing. Setelah dari IPAL, limbah cair yang dibuang yang tidak membahayakan lingkungan, akan dilakukan netralisasi pH secara otomatis sebelum dikembalikan ke lingkungan. Untuk limbah padat berupa plastik dikumpulkan dan dijual untuk didaur ulang sedangkan limbah padat yang tidak dapat dimanfaatkan, dibuang ke pembuangan sampah. Untuk limbah padat berupa elektronik dan mesin dan peralatan yang dipakai kembali, akan dikumpulkan dan kemuadian masingmasing vendor akan mengambil limbah tersebut. Untuk penanganan limbah hasil laboratorium yang bersifat beracun dan dari media-media dari laboratorium Mikrobiologi, di berikan perlakuan khusus. Seluruh limbah-limbah hasil laboratorium dikumpulkan dan diberikan kepada instansi atau izin rumah sakit yang telah bekerja sama dan memiliki sertifikasi untuk memusnahkan bahan kimia, di inisiasi atau dimusnahkan.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
54
BAB V PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Permasalahan
Dalam
proses
produksi
sering
mengalami
gangguan,
sehingga
menyebabkan proses produksi tidak dapat berjalan dengan baik. Gangguangangguan ini berupa analisa mutu kimia, seperti kadar Fe yang tinggi, maka dilakukan penurunan kadar Fe. 5.2 Pembahasan
Kadar Fe yang maksimum adalah 0,01mg/L, apabila melebihi kadar maksimum maka akan menyebabkan rasa dan bau logam yang amis menimbulkan warna karat pada air, menimbulkan noda-noda pada pakaian, dapat mengakibatkan penyumbatan pipa, dan bersifat racun pada manusia. Maka per lu dilakukan penurunan kadar Fe. Dimana metode untuk menurunkan kadar Fe dalam AMDK antara lain :
Regenerasi greensand Mangan grren sand adalah pasir khusus yang dilapisi dengan bahan katalis. Mangan greensand menggunakan lapisan ini untuk bereaksi dengan zat besi, mangan dan hidrogen
sulfida di dalam air dan memebentuk endapan yang kemudian terperangkap dalam media filter. Mangan greensand harus diregenerasi dengan backwash & rinse greensand, kalium permanganat (KMnO4), clorin, dan HNO3.
Backwash dan Rinse greensand Backwashadalah pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran
yang
terakumulasi di atas media dengan metode aliran terbalik (dari bawah ke atas) air hasil backwash langsung dibuang melalui drain. Backwash biasanya dilakukan setiap 1-2 hari TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
55
selama 30-60 menit. Rinse adalah dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai yang bertujuan untuk membilas kotoran-kotoran yang tersis a pada proses backwash. Air hasil rinse langsung dibuang melalui drain. Regenerasi greensand dengan kalium permanganat (KMnO 4) Mangan greensand harus diregenerasi dengan kalium permanganat (KMnO 4) untuk meremajakan lapisan kembali .1 ½ sampai 2 ons kalium permanganat dalam larutan per 30 cm3 Mangan greensand dianggap cukup untuk regenerasi normal. Dalam analisa uji kualitas air minum di PT. Sariguna Primatirta Tbk sudah sesuai dengan standart SNI air minum dalam kemasan, hanya saja dalam pengujiannya sering mengalami gangguan, namum gangguan ini bisa diatasi dengan baik.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
56
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari pelaksaan praktek kerja lapangan di PT. Tirta Sibayakindo – Doulu, Sumatera Utara adalah : -
Proses produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di PT. Sariguna
Primatirta
Tbk
sudah
memenuhi
standar-standar
pengolahan, peralatan, dan mesin yang digunakan dengan sangat baik dan telah diakui secara nasional maupun internasional. -
Sumber-sumber air yang ada di permukaan meliputi air sungai dan air rawa/danau.
Analisa kualitas air pada PT. Sariguna Primatirta Tbk antara lain yang memenuhi syarat SNI Kandungan mineral dalam AMDK CLEO telah memenuh syarat seperti yang telah ditetapkan oleh WHO, baik mutu kimia yang harus ada maupun yang dilarang keberadaannya dalam air minum. Pengujian-pengujian pada laboratorium Fisika Kimia terdapat pada lampiran.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
57