Telah disetujui preseptor klinik Hari/tanggal: Tanda Tangan:
Telah disetujui preseptor akademik Hari/tanggal : Tanda tangan:
-------------------------------------- ----------------------------------------STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP) PROGRAM STUDI NERS (PROFESI)
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA KLIEN DENGAN THYPOID DI RUANG KELAS III RSUD KEPAHIANG OLEH : JOHAN WAHYUDI
1.
Kasus.
Demam thypoid 2.
Proses terjadinya masalah
A. Pengertian Demam thypoid (enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran
Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri salmonella thypi. Bakteri salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu antigen O (somatik yang terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flegella), dan antigen VI. Dalam serum penderita, terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan 6-8. Faktor pencetus lainnya adalah lingkungan, sistem
imun
yang
rendah,
feses,
urin,
terkontaminasi, fomitus, dan lain sebagainya.
makanan/minuman
yang
lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali. 2.
Gangguan pada Gangguan pada saluran pencernaan Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan
pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput s elaput putih kotor (coated tongue), t ongue), ujung dan tepinya kemerahan. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung. Hati dan limpa membesar disertai nyeri dan peradangan.
3.
Gangguan kesadaran Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai
organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti.
D. Patofisiologi 1.
Kuman masuk ke dalam dalam mulut melalui makanan atau minuman yang yang tercemar oleh salmonella (biasanya >10.000 basil kuman). Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam hcl lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus. Jika respon imunitas humoral mukosa (igA) usus kurang baik, maka basil salmonella akan menembus sel-sel epitel (sel m) dan selanjutnya menuju lamina propia dan berkembang biak di jaringan limfoid plak peyeri di ileum distal dan kelejar getah bening
(demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas vaskuler, dan gangguan mental koagulasi). 4.
Pendarahan saluran cerna terjadi akibat akibat erosi pembuluh darah di sekitar plak peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasia. Proses patologis ini dapat berlangsung hingga ke lapisan otot, serosa usus, dan mengakibatkan perforasi usus. Endotoksin basil menempel di reseptor sel endotel kapiler dan dapat mengakibatkan komplikasi, seperti gangguan neuropsikiatrik kardiovaskuler, pernapasan, dan gangguan organ lainnya. Pada minggu pertama timbulnya penyakit, terjadi hyperplasia plak peyeri. Disusul kemudian, terjadi nekrosis pada minggu kedua dan ulserasi plak peyeri pada minggu ketiga.
E. Komplikasi 1.
2.
Komplikasi intestinal a.
Perdarahan usus
b.
Perporasi usus
c.
Ileus paralitik
Komplikasi extra intestinal a. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis, tromboplebitis. b. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma uremia hemolitik. c. Komplikasi paru : pneumonia, pneumonia, empiema, dan pleuritis.
1.
Pemeriksaan leukosit Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid terdapat leukopenia dan limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah sering dijumpai. Pada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas batas normal bahkan kadang-kadang terdapat leukosit walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu, pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk untuk diagnosa demam typhoid.
2.
Pemeri Pemeriksa ksaan an SGO T dan SGPT SGP T SGOT
dan
SGPT
pada
demam
typhoid
seringkali
meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya
2.
Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit Biakan darah terhadap salmonella thypi terutama positif pada minggu
pertama
dan
berkurang
pada
minggu-minggu
beri be ri kutn ku tn ya. ya . Pa da wa kt u kamb ka mb uh biakan darah dapat positif kembali. 3.
Vaksinasi di masa lampau Vaksinasi terhadap demam typhoid di masa lampau dapat menimbulkan antibodi dalam darah klien, antibodi ini dapat menekan bakteremia sehingga biakan darah negatif.
4.
Pengobatan dengan obat anti mikroba Bila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti
a.
Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman).
b.
Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman).
c.
Aglutinin VI, yang dibuat karena rangsangan antigen VI (berasal dari simpai kuman) Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang
ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.
c.
Setelah bebas demam diberi diberi bubur bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
d. Dilanjutkan dengan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari. 3.
Obat-obatan Antibiotika umum digunakan untuk mengatasi penyakit thypoid. Waktu penyembuhan bisa makan waktu 2 minggu hingga satu bulan. Antibiotika,
seperti
ampicillin,
kloramfenikol,
trimethoprim
sulfamethoxazole, dan ciproloxacin sering digunakan untuk merawat demam tipoid di negara-negara barat. Obat-obat antibiotik adalah a.
Kloramfenikol diberikan dengan dosis 50 mg/kg BB/hari, terbagi
f.
Pada kasus yang diduga mengalami MDR, maka pilihan antibiotika adalah meropenem, azithromisin dan fluoroquinolon.
Bila tak terawat, demam thypoid dapat berlangsung selama tiga minggu sampai sebulan. Kematian terjadi antara 10% dan 30% dari kasus yang tidak terawat. Vaksin untuk demam thypoid tersedia dan dianjurkan untuk orang yang melakukan perjalanan ke wilayah penyakit ini biasanya berjangkit (terutama di Asia, Afrika, dan Amerika Latin). Pengobatan penyulit tergantung macamnya. Untuk kasus berat dan dengan manifestasi nerologik menonjol, diberi Deksametason dosis tinggi dengan dosis awal 3 mg/kg BB, intravena perlahan (selama 30
-
Mual dan muntah.
-
Terjadi obstipasi namun mungkin tetap dan bisa juga terjadi diare.
-
Muntah dan nyeri perut.
-
Gangguan kesadaran, apatis.
-
Demam dan anorexia.
a.
Identitas klien Meliputi
nama,
umur,
jenis
kelamin,
alamat,
pekerjaan,
suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan diagnosa medik.
e.
Riwayat penyakit keluarga Apakah keluarga pernah menderita hipertensi, diabetes melitus.
f.
Pola-pola fungsi kesehatan 1) Pola nutrisi dan metabolisme Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah saat makan sehingga makan makan hanya hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali. 2) Pola eliminasi Klien dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring
Biasanya terjadi kecemasan pada orang tua terhadap keadaan penyakit anaknya. 6) Pola sensori dan kognitif Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan umumnya tidak mengalami kelainan serta tidak terdapat suatu waham pada klien. 7) Pola hubungan dan peran Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien di rawat di rumah sakit dan klien harus bed rest total. 8) Pola penanggulangan stress Biasanya orang tua akan nampak cemas
Terjadi penurunan tekanan darah, bradikardi relatif, hemoglobin rendah. 5) Sistem integumen Kulit kering, turgor kulit menurun, muka tampak pucat, rambut agak kusam 6) Sistem gastrointestinal Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor (khas), mual, muntah, anoreksia, dan konstipasi, nyeri perut, perut terasa tidak enak, peristaltik usus meningkat. 7) Sistem muskuloskeletal Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan.
c.
Gangguan pola eliminasi berhubungan berhubungan dengan proses peradangan pada usus halus
d. Perubahan nutrisi nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh berhubungan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia e.
Intoleransi aktivitas terutama dalam memenuhi kebutuhan seharihari dalam hal nutrisi, eliminasi, personal hygiene berhubungan dengan kelemahan dan imobilisasi
f.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses peradangan.
g.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, demam
h.
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddart(2002) Buku Suddart(2002) Buku Ajar Ilmu Keperawatan Medikal Bedah,Edisi 8. Jakarta : EGC
Doenges,Marylin,E(2000) Rencana Rencana Asuhan Keperawatan. Keperawatan . Jakarta : EGC
Herdman t. Heather(2010) Diagnosis Heather(2010) Diagnosis keperawatan. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arief, dkk. (2000) Kapita (2000) Kapita Selekta Kedokteran. Kedokteran. Edisi 3. Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
1. Analisa Data
NO 1
DATA AKTUAL AKTUAL Ds : - ibu klien mengatakan badan klien panas - Ibu klien mengatakan, panas badan klien dirasakan terus-menerus setiap hari dan semakin meningkat pada saat malam h ari. Panas badan klien menurun pada siang hari namun tidak mencapai suhu normal.
ETIOLOGI Makanan yang terkontaminasi salmonela typosa a,b,c masuk ke dalam usus halus dan terjadi proses inflamasi Masuk ke dalam aliran darah Bakteri melepas endotoxin Merangsang sintesa dalam pelepasan zat pirogen oleh leukosit Zat pirogen beredar dalam darah
Do : - Suhu tubuh 39,2oC - Frekuensi nadi 94 x/menit
Impuls disampaikan hypothalamus bagian thermoregulator melalui ductus thoracicus
- Mukosa bibir kering - lidah putih, tepi lidah tampak kemerahan (Hiperemi), terdapat sedikit tremor pada saat lidah dijulurkan.
Hipertermi
DIAGNOSA KEPERAWATAN Hipertermi berhubungen dengan adanya proses inflamasi akibat invasi ke dalam usus halus
2
Ds : Proses infeksi dalam usus halus - Ibu klien mengatakan, klien sudah 5 hari belum BAB
Suhu tubuh meningkat Metabolisme tubuh meningkat
Do : - Klien bedrest - Suhu tubuh 39,2OC - Bising usus 3x/mnt
Peningkatan reabsorpsi cairan pada usus halus, feaces mengeras, bedrest, penurunan metabolisme usus Feaces mengeras Konstipasi
konstipasi berhubungan dengan peningkatan, reabsopsi cairan di usus besar akibat pengingkatan metabolisme tubuh
3
Ds : - Klien mengeluh nyeri pada daerah perut kuadran 1 (dari 9 kuadran abdomen). - Klien mengeluh nyerinya dirasakan melilit seperti diremas-remas dengan skala nyeri 2 (dari rentang 1-5).
Reaksi peradangan pada usus halus kerusakan mukosa usus halus merangsang reseptor nyeri mengeluarkan neurotrasmiter, bradikinin, serotinin dan histamin
Do :
di sampaikan ke ssp
- Terdapat nyeri tekan pada kuadran 1 area abdomen (dari 9 kuadan). - Klien tampak meringis pada saat perut ditekan.
dipersepsikan nyeri
Nyeri akut pada daerah abdomen berhubungan dengan kerusakan mukosa usus halus akibat reaksi peradangan
4 Ds : - Klien mengeluh badanya lemas Do : - Klien tampak lemah
Intake nutrisi kurang Metabolisme glukosa terganggu Pembentukan ATP dan ADP terganggu
- Klien Bedrest Energi berkurang dan terjadi kelemahan otot - Aktivitas dibantu
Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan otot
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NAMA KLIEN RUANG RAWAT DIAGNOSA MEDIS
: : kelas 1/kelas II/ kelas internis III/ bedah/neonatal, ICU/kebidanan :
1
Hipertermi berhubungen dengan adanya proses inflamasi akibat invasi ke dalam usus halus ditandai dengan : Ds : - ibu klien mengatakan badan klien panas - Ibu klien mengatakan, panas badan klien dirasakan terusmenerus setiap hari dan semakin meningkat pada saat malam hari. Panas badan klien menurun pada siang hari namun tidak mencapai suhu normal. Do : - Suhu tubuh 39,2 oC - Frekuensi nadi 94 x/menit - Mukosa bibir kering - lidah putih, tepi lidah tampak kemerahan (Hiperemi), terdapat sedikit tremor pada saat lidah dijulurkan.
Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5x24 jam, diharapkan suhu tubuh kembali normal dengan kriteria : - Panas badan hilang - Mukosa bibir lembab - Thypoid tongue (-), suhu normal 36-37 -
1.
Observasi vital
tanda-tanda
1.
untuk mengetahui perkembangan klien sehingga dapat memberikan Asuhan Keperawatan yang sesuai
2.
Berikan kompres hangat
2.
Kompres hangat dapat mempercepat penurunan suhu tubuh
3.
Anjurkan klien banyak min um
3.
Dapat mengganti cairan yang hilang
4. 4.
Anjurkan klien memakai pakaian tipis
Pakaian tipis dapat menguap pada badan tidak panas
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA KLIEN RUANG RAWAT DIAGNOSA MEDIS
HARI/TANGGAL
: ny.A : kelas 1 : demam thypoid
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
28/11/2017
Hipertermi berhubungan dengan adanya proses inflamasi akibat invasi bakteri ke usus halus
JAM : 14.00 1. Observasi ttv R. TD 110/70 N ; 90X MNT T 39 0 C JAM 14.30 2. Menganjurkan keluarga untuk kompres hangat JAM 15.00 3. Menganjurkan pasien untuk banyak minum JAM 15.30 4. Menganjurkan pasien untuk memakai pakaian yang tipis
JAM : ............ . WIB WIB S. Pasien mengatakan badan nya panas O. Badan pasien terasa panas T 39 0 c TD 110/70 Infus terpasang RL 20 gtt
A. Masalah belum teratasi P. intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA KLIEN RUANG RAWAT DIAGNOSA MEDIS
HARI/TANGGAL
: ny.A : kelas 1 : demam thypoid
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
29/11/2017
Hipertermi berhubungan dengan adanya proses inflamasi akibat invasi bakteri ke usus halus
JAM : 14.00 1.Observasi ttv R. TD 110/70 N ; 90X MNT T 38 0 C JAM 14.30 2. Menganjurkan keluarga untuk kompres hangat JAM 15.00 3. Menganjurkan pasien untuk banyak minum JAM 15.30 4. Menganjurkan pasien untuk memakai pakaian yang tipis
JAM : ............. WIB S. Pasien mengatakan badan nya tdk panas lagi O. Badan pasien terasa hangat T 38 0 c TD 110/70 Infus terpasang RL 20 gtt
B. Masalah teratasi P. intervensi dilanjutkan untuk observasi
Ttd perawat
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA KLIEN RUANG RAWAT DIAGNOSA MEDIS
HARI/TANGGAL
: ny.A : kelas 1 : demam thypoid
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
30/11/2017
Hipertermi berhubungan dengan adanya proses inflamasi akibat invasi bakteri ke usus halus
JAM : 14.00 1. Observasi ttv R. TD 110/70 N ; 90X MNT T 38 0 C JAM 14.30 2. Menganjurkan keluarga untuk kompres hangat JAM 15.00 3. Menganjurkan pasien untuk banyak minum JAM 15.30 4. Menganjurkan pasien untuk memakai pakaian yang tipis
JAM : ............. WIB S. Pasien mengatakan badan nya tdk panas lagi O. Badan pasien terasa hangat T 38 0 c TD 110/70 Infus di off
C. Masalah teratasi P. intervensi dilanjutkan dirumah, pasien persiap pulang
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA KLIEN RUANG RAWAT DIAGNOSA MEDIS
HARI/TANGGAL
: ny.A : kelas III : demam thypoid
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
30/11/2017
Nyeri akut pada daerah abdomen berhubunga dengan kerusakan mukosa usus halus akibat reaksi peradangan.
JAM : 14.00 1. Mengkaji skala nyeri Skala nyeri 4 JAM 14.30 2. Memposisikan pasien senyaman mungkin JAM 15.00 3. Mengajarkan tekhnik nafas dalam
JAM 15.30 4.
5.
Mengajarkan pasien tekhnik relaksasi visualisasi dan aktivitas hiburan yang dapat mengalihkan perhatian dari rasa sakit Menyiapkan obat penghilang rasa sakit dari dokter Ketorolac inj 1 ampul
JAM : ............. WIB S. Pasien mengatakan perut nya tidak sakit lagi O. Badan pasien terasa hangat T 38 0 c TD 110/70 Infus di off
D. Masalah teratasi P. intervensi dilanjutkan dirumah, pasien persiap pulang
HARI/TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
28/12/2017
Nyeri akut pada daerah abdomen berhubunga dengan kerusakan mukosa usus halus akibat reaksi peradangan.
JAM : 14.00 1. Mengkaji skala nyeri Skala nyeri 4 JAM 14.30 2. Memposisikan pasien senyaman mungkin JAM 15.00 3. Mengajarkan tekhnik nafas dalam
JAM 15.30 4.
Mengajarkan pasien tekhnik relaksasi visualisasi dan aktivitas hiburan yang dapat mengalihkan perhatian dari rasa sakit
5.
Menyiapkan obat penghilang rasa sakit dari dokter
6.
Ketorolac inj 1 ampul
JAM : ............. WIB S. Pasien mengatakan perut nya tidak sakit lagi O. Badan pasien terasa hangat T 39 0 c TD 110/70 Infus terpasang RL 20 gtt Injeksi ketorolac 1 ampul
A. Masalah teratasi P. intervensi dilanjutkan
HARI/TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
29/12/2017
Nyeri akut pada daerah abdomen berhubunga dengan kerusakan mukosa usus halus akibat reaksi peradangan.
JAM : 14.00 7. Mengkaji skala nyeri Skala nyeri 4
JAM : ............. WIB S. Pasien mengatakan perut nya tidak sakit lagi
JAM 14.30 8. Memposisikan pasien senyaman mungkin JAM 15.00 9. Mengajarkan tekhnik nafas dalam
O. Badan pasien terasa hangat T 39 0 c TD 110/70 Infus terpasang RL 20 gtt Injeksi ketorolac 1 ampul
JAM 15.30 10. Mengajarkan pasien tekhnik relaksasi visualisasi dan aktivitas hiburan yang dapat mengalihkan perhatian dari rasa sakit
B. Masalah teratasi P. intervensi dilanjutkan
11. Menyiapkan obat penghilang rasa sakit dari dokter 12. Ketorolac inj 1 ampul
HARI/TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
28/12/2017
Gangguan pemunahan ADL berhubungan dengan kelemahan otot .
JAM : 14.00 1.
Mengkaji tingkat intoleransi klien.
JAM 14.30 2.
Menganjirkan keluarga untuk membantu memenuhi aktivitas sehari - hari
3.
Tingkat kan kemandirian klien yang dapat di toleransi
JAM 15.00
JAM : ............. WIB S. Pasien mengatakan badan nya terasa lemas O. Ku lemah T 39 0 c TD 110/70 Infus terpasang RL 20 gtt Drip neurobion 1 ampul/24 jam A. Masalah belum teratasi P. intervensi dilanjutkan
HARI/TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
29/12/2017
Gangguan pemunahan ADL berhubungan dengan kelemahan otot otot .
JAM : 14.00 4.
Mengkaji tingkat intoleransi klien.
JAM 14.30 5.
Menganjirkan keluarga untuk membantu memenuhi aktivitas sehari - hari
6.
Tingkat kan kemandirian klien yang dapat di toleransi
JAM 15.00
JAM : ............. WIB S. Pasien mengatakan badan nya terasa lemas O. Ku lemah T 39 0 c TD 110/70 Infus terpasang RL 20 gtt Drip neurobion 1 ampul/24 jam B. Masalah belum teratasi P. intervensi dilanjutkan
HARI/TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
30/12/2017
Gangguan pemunahan ADL berhubungan dengan kelemahan otot otot .
JAM : 14.00 7.
Mengkaji tingkat intoleransi klien.
JAM 14.30 8.
Menganjirkan keluarga untuk membantu memenuhi aktivitas sehari - hari
9.
Tingkat kan kemandirian klien yang dapat di toleransi
JAM 15.00
JAM : 19.00 WIB S. Pasien mengatakan badan nya tidak lemas lagi O. Ku lemah T 38 0 c TD 110/70 Infus di off C. Masalah teratasi P. intervensi dihentikan pasien persiapan pulang
Ttd perawat
Ttd perawat