LAPORAN PENDAHULUAN TOTAL AV BLOCK DAN TEMPORARY PACEMAKER Untuk Memenuhi Tugas Proesi De!artemen Me"ika# Ruang $% & CVCU' R(UD "r) (aiu# An*ar Ma#ang
O#eh+ KADEK NOVA PRAYADN, DE-, ./$$0$1$$$.../2
PRO3RAM (TUD, ,LMU KEPERA-A KEPERA-ATAN 4AKULTA( KEDOKTERAN UN,VER(, UN,V ER(,T TA( BRA-,5AY BRA-,5AYA MALAN3 6$.7
TOTAL AV BLOCK
.) Dei Deini nisi si Gangguan Gangguan pada pada nodus nodus AV dan/atau dan/atau system system konduksi konduksi menyeba menyebabkan bkan kegagala kegagalan n transmisi gelombang P ke ventrikel (Davey, 2005) AV blo!k merupakan komplikasi in"ark miokardium yang sering ter#adi ($os%i!k, &') e*ingga dapat disimpulkan ba*%a AV blo!k adala* gangguan system konduksi AV yang menyebabkan transmisi gelombang P ke ventrikel dan ditimbulkan sebagai bagian komplikasi +A
$lok atrioventrikular disebabkan ole* gangguan pada beberapa bagian sistem konduksi AV inus-denyut a%al diperlambat atau se!ara lengkap diblo!k dari pengaktivasi ventrikel $lok dapat ter#adi pada tingkat nodus AV, berkas .is, atau !abang berkas karena sistem konduksi AV terdiri dari semua struktur ini Pada blok AV dera#at pertama dan kedua, blok ini tidak komplit dimana beberapa atau semua impuls ak*irnya dikonduksi ke ventrikel Di +ndonesia, penyakit sistem sirkulasi
dara*
(D)
menurut
+D-&0 yaitu
penyakit #antung dan pembulu* dara* tela* menduduki peringkat pertama sebagai penyebab utama kematian umum pada ta*un 2000 dari *asil urvei ese*atan 1uma* angga (1) 200& sebesar 23,4 kematian Proporsi kematian semakin meningkat dengan bertamba*nya umur dan meningkat nyata pada usia 45 ta*un ke atas Penyakit sistem sirkulasi dara* sebagai penyebab kematian lebi* tinggi di perkotaan
daripada di pedesaan
(4& vs
24,6)
namun
*ampir tidak berbeda
menurut ienis kelamin (im ukesnas, 2002a) Prevalensi penyakit #antung dan pembulu* dara* (+D &20-&'') berdasarkan %a%an!ara dan pemeriksaan
"isik ole* dokter
umum *asil
studi morbiditas
dan
disabilitas 1 200& menun#ukkan 7,2 pada populasi semua umur 8ebi* tinggi pada perempuan (7,' vs 4,7) dan lebi* tinggi di pedesaan (7,7 vs 7,0) (im urkesnas, 2002b) Data urvei osial 9konomi :asional (usenas) 2007 menun#ukkan di antara penduduk +ndonesia umur ;&5 ta*un, prevalensi sakit #antung (angina pe!toris) berdasarkan
in"ormasi
perna* didiagnosis
sakit
#antung
ole*
tenaga kese*atan
selama *idupnya sebesar &,4 dan yang perna* diobati sebesar 0,' Pengalaman sakit #antung (angina pe!toris) menurut ge#ala dilaporkan ole* 5& per &000 penduduk umur
;&5 ta*un
dimana '4 di antaranya tidak ter!akup ole* sistem pelayanan
kese*atan (etyo%ati, 2007) Data penderita penyakit #antung di ruang V< 1uma* akit dr ai"ul An%ar alang pada ta*un 20&5 terdapat &3 orang yang menderita AV$ Di Unite State prevalensi heart block bervariasi berdasarkan ras dan gender e!ara keseluru*an perevalensi AV blo!k dera#at & pada orang de%asa yaitu 4,6 Didapatkan pada populasi yang lebi* muda (rata-rata usia 75 ta*un) yaitu 2,3 pada pria kulit *itam, &,' pada %anita kulit *itam, &,2 pada pria kulit puti*, dan 0,& pada %anita kulit puti* Pada populasi yang lebi* tua didapatkan 6, pada pria kulit *itam, 4,0 pada %anita kulit *itam, 2,& pada pria kulit puti*, dan &,4 pada %anita kulit puti* obit= ++ se!onddegree AV blo!k lebi* #arang ter#adi yaitu 0,004 obit= + (>en!keba!* blo!k) lebi* sering ter#adi yaitu &-2 terutama saat tidur Prevalensi t*ird-degree AV blo!k 0,020,07 ongenital komplit AV blo!k ter#adi pada & bayi setiap &5000-25000 kela*iran (Go, 20&4)
6) (istem Hantaran 5antung Didalam otot #antung terdapat #aringan k*usus yang meng*antarkan aliran listrik ?aringan tersebut mempunyai si"at-si"at yang k*usus, yaitu sebagai berikut @ a tomatisasi @ kemampuan untuk menimbulkan impuls se!ara spontan b +rama @ pembentukan impuls yang teratur ! Daya konduksi @ kemampuan untuk menyalurkan impuls d Daya rangsang @ kemampuan untuk bereaksi ter*adap rangsangan $erdasarkan si"at-si"at tersebut diatas, maka se!ara spontan dan teratur #antung akan meng*asilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui sistem *antar untuk merangsang otot #antung yang bisa menimbulkan kontraksi otot Per#alanan impuls dimulai dari nodus A ke :odus AV, sampai ke serabut Purkinye
a A :ode A :ode disebut pema!u alami karena se!ara teratur mengalirkan listrik impuls yang kemudian menggerakkan #antung se!ara otomatis Pada keadaan normal, impuls yang dikeluarkan "rekuensinya 30 sampai dengan &00 kali / menit 1espon dari A memberikan dammpak pada aktivitas atrium A node dapat meng*asilkan impuls karena adanya sel-sel pa!emaker yang mengeluarkan impuls se!ara otomatis el ini dipengaru*i ole* syara" simpatis dan parasimpatis $ila seseorang dalam keadaan mara*, maka rangsangan syara" simpatis meningkat dan syara" parasimpatis menurun, yang berakibatkan ter#adinya takikardia Valsava manuver menyebabkan rangsangan simpatis menurun dan parasimpatis meningkat se*ingga mengakibatkan bradikardia timulus A yang men#alar melintasi permukaan atrium menu#u nodus AV memberikan respons ter*adap adanya kontraksi dari dinding atrium untuk melakukan kontraksi $ra!*man bundle meng*antarkan impuls dari nodus A ke atrium kiri >aktu yang diperlukan pada penyebaran impuls A ke AV berkisar 0,05 atau 50 ml detik
b AV :ode 8etaknya di dalam dinding septum (sekat) atrium sebela* kanan, tepat di atas tri!uspid dekat muara sinus koronarius AV node mempunyai dua "ungsi penting sebagai berikut @ a) +mpuls #antung dita*an disini selama 0,& atao 0,0& ml detik, untuk memungkinkan pengisian ventrikel selama atrium berkontraksi b) engatur se#umla* impuls atrium yang men!apai ventrikel !) $undle .is @ $er"ungsi meng*antarkan impuls dari nodus AV ke sistem bundle bran!* d) $undle $ran!* @ erupakan lan#utan dari bundle o" *is yang ber!abang men#adi dua bagian berikut @
1ig*t bundle bran!* (1$$ / !abang kanan) @ mengirim impuls ke otot #antung ventrikel kanan
8e"t bundle bran!* (8$$ / !abang kiri) terbagi dua, yaitu @ o
Deviasi ke belakang (le"t posterior vesivle), meng*antarkan impuls ke 9ndokardium ventrikel kiri bagian posterior dan in"erior
o
Deviasi
ke depan
(le"t
anterior
vesi!le),
meng*antarkan
impuls
ke
9ndokardium ventrikel kiri bagian anterior dan superior e) istem Purkinye erupakan bagian u#ung dari bundle bran!* eng*antarkan / mengirimkan impuls menu#u lapisan subendokard pada kedua ventrikel, se*ingga ter#adi depolarisasi yang diikuit ole* kontraksi ventrikel Pema!u-pema!u !adangan ini mempunyai "ungsi sangat penting, yaitu untuk men!ega* ber*entinya denyut #antung pada %aktu pema!u alami (nodus A) tidak ber"ungsi ")
Penyebaran 9ksitasi ?antung Depolarisasi yang dimulai pada A node disebarkan se!ara radial ke seluru* atrium, kemudian semuanya bertemu di AV node eluru* depolarisasi atrium berlangsung selama kira-kira 0,& detik le* karena *antaran di AV node lambat, maka ter#adi perlambatan kira-kira 0,& detik (perlambatan AV node) sebelum eksitasi menyebar ke ventrikel Perlambatan ini diperpendek ole* perangsangan syara" simpatis yang menu#u #antung dan akan meman#ang akibat perangsangan vagus Dari pun!ak septum, gelombang depolarisasi menyebar se!ara !epat di dalam serat peng*antar Purkinye ke semua bagian ventrikel dalam %aktu 0,0 sampai dengan 0,0& detik Pada
manusia,
depolarisasi
otot
ventrikel
dimulaiu
pada
sisi
kiri
septum
interventrikular dan bergerak pertama-tama ke kanan menyeberangi bagian tenga* septum Gelombang depolarisasi kemudian menyebar ke bagian ba%a* septum, menu#u apeks #antung etela* itu kembali di sepan#ang dinding ventrikel ke alur AV, kemudian terus ber#alan dari permukaan endokardium ke epikardium
Pen!etus listrik pada #antung memang mampu mengakomodir kebutu*an #antung untuk mampu berkontraksi terus dalam rentang %aktu yang pan#ang erdapat serabut sara" yang mampu menguba* arus listrik yang di*asilkan serta membuat peruba*an pada kekuatan kontraksi #antung ara" yang dimaksud adala* bagian dari susunan sara" otonom usunan sara" otonom sendiri terdiri dari 2 bagian @ sistem sara" simpatik dan sistem sara" parasimpatik Dalam keadaan istira*at, sel #antung berada dalam keadaan terpolarisasi se!ara elektris, yaitubagian dalamnya bermuatan lebi* negati" dibandingkan bagian luarnya Polaritas listrik ini di#aga ole* pompa membran yang men#amin agar ion ion terutama kalium, natrium klorida, dan kalsium untuk memperta*ankan bagian dalam sel supaya tetap bersi"at negati" el #antung dapat ke*ilangan negativitas internalnya dalam suatu proses yang dinamakan depolarisasi Depolarisasi ini merupakan ke#adian yang penting pada #antung Depolarisasi ber#alan dari satu sel ke sel lain se*ingga meng*asilkan gelombang depolarisasi yang dapat ber#alan ke seluru* bagian #antung Gelombang depolarisasi ini menggambarkan aliran listrik yakni arus listrik yang dapat dideteksi dengan elektroda - elektroda yang dipasang pada permukaan tubu* esuda* depolarisasi selesai, sel #antung mampu memuli*kan polaritas
istira*atnya melalui
sebua* proses yang dinamakan repolarisasi Proses ini dapat direkam dengan elektroda elektroda perekam eluru* gelombang yang terdapat pada 9G itu merupakan mani"estasi kedua proses dari depolarisasi dan repolarisasi
1) K#asiikasi a AV blo!k dera#at pertama Pada AV blo!k dera#at pertama ini, konduksi AV diperpan#ang tetapi semua impuls ak*irnya dikonduksi ke ventrikel Gelombang P ada dan menda*ului tiap-tiap B1 dengan perbandingan &@&, interval P1 konstan tetapi durasi melebi*i di atas batas 0,2 detik b
AV blo!k dera#at kedua obit= + (>en!keba!*) ipe yang kedua, blok AV dera#at dua, konduksi AV diperlambat se!ara progresi" pada masing-masing sinus sampai ak*irnya impuls ke ventrikel diblok se!ara komplit iklus kemudian berulang dengan sendirinya Pada gambaran 9G, gelombang P ada dan ber*ubungan dengan B1 di dalam sebua* pola siklus +nterval P1 se!ara progresi" meman#ang pada tiap-tiap denyut sampai kompleks B1 tidak dikonduksi ompleks B1 mempunyai bentuk yang sama seperti irama dasar +nterval antara kompleks B1 berturut-turut memendek sampai ter#adi penurunan denyut
! AV blo!k dera#at kedua obit= ++ AV blo!k tipe ++ digambarkan sebagai blok intermiten pada konduksi AV sebelum perpan#angan interval P1 +ni ditandai ole* interval P1 "iCed #ika konduksi AV ada dan
gelombang P tidak dikondusikan saat blok ter#adi $lok ini dapat ter#adi kadangkadang atau berulang dengan pola konduksi 2 @ &, 4 @ &, atau ba*kan 7 @ &, karena tidak ada gangguan pada nodus sinus, interval PP teratur ering kali ada bundle bran!* blo!k ($$$) atau blok !abang berkas yang menyertai se*ingga B1 akan melebar d AV blo!k dera#at ketiga (komplit) Pada blok #antung komplit, nodus sinus terus memberi !etusan se!ara normal, tetapi tidak ada impuls yang men!apai ventrikel Ventrikel dirangsang dari sel-sel pa!u #antung yang keluar dan dipertemu ("rekuensi 70-30 denyut/menit) atau pada ventrikel ("rekuensi 20-70 denyut/menit) tergantung pada tingkat AV blok Pada gambaran 9G gelombang P dan kompleks B1 ada tetapi tidak ada *ubungan antara keduanya +nterval PP dan 11 akan teratur tetapi interval 11 bervariasi ?ika pa!u #antung pertemuan mema!u ventrikel, B1 akan menge!il Pa!u #antung idioventrikular akan mengakibatkan kompleks B1 yang lebar
/) Etio#ogi a AV blok dera#at + er#adi pada semua usia dan pada #antung normal atau penyakit #antung P1 yang meman#ang lebi* dari 0,2 detik dapat disebabkan ole* obat-obatan seperti digitalis, blo!ker, peng*ambatan saluran kalsium, serta penyakit arteri koroner, berbagai penyakit in"eksi, dan lesi !ongenital b AV blok dera#at ++ - AV blok dera#at ++ obit= + (>en!keba!*) ipe ini biasanya di*ubungkan dengan blok di atas berkas .is Demikian #uga beberapa obat atau proses penyakit yang mempengaru*i nodus AV seperti digitalis -
atau in"ark dinding in"erior dari mio!ard dapat meng*asilkan AV blok tipe ini AV blok dera#at ++ obit= ++ Adanya pola obit= ++ menyatakan blok di ba%a* berkas .is +ni terli*at pada in"ark
dinding anterior miokard dan berbagai penyakit #aringan konduksi ! AV blok dera#at +++ (komplit) Penyebab dari tipe ini sama dengan penyebab pada AV blok pada dera#at yang lebi* ke!il $lok #antung lengkap atau dera#at tiga bisa terli*at setela* +A Dalam irama
utama ini, tidak ada koordinasi antara kontraksi atrium dan ventrikel arena ke!epatan ventrikel sendiri sekitar 20 sampai 70 kali permenit, maka sering penderita menya#ikan tanda-tanda !ura* #antung yang buruk seperti *ipotensi dan per"usi serebrum yang buruk (Libby, 2011). Penyebab dari blok #antung biasanya satu atau gabungan dari kelainan berikut ini dalam sistem irama konduksi #antung@ & +rama abnormal dari pa!u #antung 2 Pergeseran pa!u #antung dari nodus sinus ke bagian lain dari #antung 4 $lok pada tempat-tempat yang berbeda se%aktu meng*antarkan impuls melalui #antung 7 ?alur *antaran impuls yang abnormal melalui #antung 5 Pembentukan yang spontan dari impuls abnormal pada *ampir semua bagian #antung $eberapa kondisi atau penyakit yang menyebabkan aritmia@ & Peradangan #antung 2 Gangguan sirkulasi koroner 4 arena obat 7 Gangguan keseimbangan elektrolit 5 Gangguan pada pengaturan susunan sara" autonom yang mempengaru*i ker#a dan irama #antung 3 Gangguan psikoneurotik 6 Gangguan metabolik Gangguan endokrin ' Gangguan irama #antung akibat gagal #antung &0 Gangguan irma #antung karena kardiomiopati
%) 4aktor Resiko
b +n"eksi yang dapat merusak otot #antung atau ruangan di sekitar #antung ! Diabetes (ken!ing manis) yang mana meningkatkan ter#adinya tekanan dara* tinggi dan penyakit #antung koroner d leep apnea (mengorok) yang mana akan menekan #antung se*ingga #antung tidak menerima !ukup oksigen (Boyle, 2009)
7) Maniestasi k#inis & Peruba*an tekanan dara* (*ipertensi atau *ipotensi), nadi tidak teratur, irama #antung tidak teratur, kulit pu!at, sianosis, berkeringat, edema, *aluaran urin menurun bila !ura* #antung menurun berat 2 yn!ope, pusing, disorientasi, letargi peruba*an pupil 4 :yeri dada ringan sampai berat, gelisa* 7 :a"as pendek, batuk, peruba*an ke!epatan atau kedalaman perna"asan, bunyi na"as tamba*an, menun#ukkan adanya komplikasi perna"asan seperti gagal #antung kiri (edema paru) atau "enomena tromboembolik pulmonal *emoptisis 5 Demam, kemera*an kulit (reaksi obat), in"lamasi, eritema, edema, ke*ilangan tonus otot/kekuatan 3 anda dan ge#ala yang menggambarkan kondisi lebi* buruk @ a emas b erasa lema*, pusing ! Pingsan atau terasa seperti ingin pingsan d $erkeringat e :a"as pendek, sesak "
:eyri dada (or%in, 200')
6 AV blok dera#at + a ulit dideteksi se!ara klinis b $unyi #antung pertama bisa lema* ! Gambaran 9G @ P1 yang meman#ang lebi* dari 0,2 detik AV blok dera#at ++ a Denyut #antung E 70C/menit b Pada obit= + tampak adanya peman#angan interval P1 *ingga kompleks B1 meng*ilang ! $lok obit= tipe ++ merupakan aritmia yang lebi* serius karena lebi* sering menyebabkan kompleks B1 meng*ilang Penderita blok obit= tipe ++ sering menderita ge#ala penurunan !ura* #antung dan akan memerlukan atropine dalam dosis yang tela* disebutkan sebelumnya ' AV blok dera#at +++ (komplit)
a Atrium yang berdenyut terpisa* dari ventrikel, kadang-kadang kontraksi saat katup tri!uspid sedang menutup Dara* tidak bisa keluar dari atrium dan mala* terdorong kembali ke vena le*er, se*ingga denyut tekanan vena #ugularis (?VP) nampak #elas seperti gelombang Fmeriam (!annon) b ampak tanda-tanda !ura* #antung yang buruk seperti *ipotensi dan per"usi serebrum yang buruk Cara membaca gelombang EKG :
NO & 2
3ELOMBAN3 Gelombang P B1 kompleks
3AMBARAN Depolarisasi atrium >aktu depolarisasi ventrikel
NORMAL E 0&2 s dan , 04 mV 003 H 0&2 s Gel B I E 007 s J E&/41
4
Gelombang
1epolarisasi ventrikel
7
egmen
Ak*ir depolarisasi ventrikel H
P1 +nterval
a%al repolarisasi ventrikel A%al depolarisasi atrium H a%al 0&2 H 020 s
B +nterval
depolarisasi ventrikel A%al depolarisasi ventrikel H
5 3
+soelektris
04 H 072 s
ak*ir repolarisasi ventrikel Menghitung HR :
Meto"e A $9A1 A 9+8 +1AA +19G<891
Cara menghitung 400 / #umla* A $9A1 1 H 1 &500 / #umla* A 9+8 1 H 1 #umla* gelombang 1 K &0 selama 3 detik
0) Patoisio#ogi ala* satu penyebab gangguan konduksi yaitu adanya penyumbatan pembulu* dara*
!oroner
yang
mengakibatkan
ter#adinya
in"ark
miokard
+n"ark
miokard
menyebabkan ter#adinya gangguan konduksi se*ingga adanya perlambatan atau pemutusan *antaran impuls antara atrium dan ventrikel mengakibatkan depolarisasi ventrikel lebi* lama kemudian ter#adi gagal transmisi impuls otal Atrium Ventrikel $lo!k (AV$) ebagian miokardium mengalami blok total se*ingga denyut ventrikel tidak e"isien dan mengakibatkan penurunan !ura* #antung uplai oksigen berkurang se*ingga meruba* metabolism men#adi anaerob dan ter#adi penimbunan laktat serta penurunan AP yang menimbulkan rasa lela* Penurunan !ura* #antung #uga dapat mengakibatkan adanya tekanan vena pulmonalis meningkat begitu pula adanya tekanan kapiler paru meningkat .al tersebut mengakibatkan adanya edema paru yang mengakibatkan adanya gangguan pertukaran gas indakan untuk mengatasi AV$ berupa pemasangan pa!emaker dan !at* lab Pa!emaker dibagi dua yaitu eksternal dan temporary yang dapat menimbulkan gangguan pada rasa nyaman dan intoleransi aktivitas indakan invasive
pada !at* lab dapat menimbulkan resiko in"eksi dan gangguan rasa nyaman (Pri!e J >ilson, 200')
8) Pemeriksaan "iagnosti9 a 9lektrokardiogra"i Diagnosis total AV blok biasanya ditegakkan dengan pemeriksaan 9G Pada 9G dapat di#umpai "rekuensi gelombang P tidak sama dengan kompleks B1, bentuk kompleks B1 dapat normal (pi!u sekunder di AV #un!tion) atau menyerupai bentuk denyut ektopik ventrikel (pi!u sekunder pada dinding ventrikel) Gelombang P sinus dan banyak , sementara kompleks B1 *anya ada beberapa Adanya disosiasi AV dimana tidak adanya *ubungan gelombang P dan kompleks B1 +nterval 11 masi* teratur +rama atrial lebi* !epat daripada irama ventrikel, irama ventrikel biasanya sangat lambat L 75 C/menit (pada yang kongenital 70-30C/menit) Pada kasus terli*at gambaran seperti tersebut dengan V1 4& C/ menit&&Gambar& AV $lok dera#at 4 / otal AV $lok (AV$) eterangan@ Gelombang P bisa 2 kali lebi* banyak dari kompleks B1 Gelombang P dan kompleks B1 membentuk pola irama sendiri-sendiri b Moto dada Dapat ditun#ukkan adanya pembesaran bayangan #antung se*ubungan dengan dis"ungsi ventrikel dan katup ! 9lektrolit Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium, dan magnesium dapat menyebabkan disritmia(Verdy, 20&2)
2) Penata#aksanaan indakan yang dapatdilakukansesuaidera#at AV blok a batantiaritmia 1eseptor aluran :aN,
las &A
bat Pro!ainamide,
ara ker#aobat en!ega* masuknya :a ked alams el
N
Buinidine,
eng*ambat konduksi, memperlambat masa pemuli*an (re!overy) dan mengurangi ke!epatan otot
aluran :aN
Amiodarone 8ido!aine,
&$
P*enitoin -adrenergik
2
#antung untuk dis!*arge se!ara spontan
9smolol,
lass &A memperpan#ang aksi potensial Anti simpatetik,
etoprolol,
men!ega*e"ekkatekolaminpadaaksipotensial
Propanolol,
ermasukgolongan -adrenergikantagonis
otalolO, aluran N
4
Amiodarone otalolO, $retylium,
emperpan#ang %aktu aksi potensial
+butilide, aluranaN
7
Do"etilide Verapamil,
en!ega* masuknya a ke dalam sel otot #antung
Diltia=em,
engurangi %aktu plateau aksipotensial, e"ekti"
Amiodarone
memperlambat konduksi di #aringan nodal
b AV blok dera#at + idak ada tindakan yang diindikasikan +nterval P1 *arus dimonitor ketat ter*adap kemungkinan blok lebi* lan#ut, emungkinan dari e"ek obat #uga *arus diketa*ui ! AV blok dera#at ++ olit= + idak ada tindakan yang diindikasikan e!uali meng*entikan obat #ika ini merupakan -
agen pengganggu onitor klien ter*adap berlan#utnya blok ipe ini biasanya tidak diterapi ke!uali sering kompleks B1 meng*ilang dengan akibat ge#ala klinis *ipotensi dan penurunan per"usi serebrum $ila ada ge#ala ini maka pada penderita bisa diberikan 0,5 sampai &,0 mg atropine +V sampai total 2,0
mg d AV blok dera#at ++ olit= ++ bservasi ketat ter*adap perkembangan men#adi blok #antung dera#at +++ bat seperti atropine atau isopreterenol, atau pa!u #antung mungkin diperlukan bila pasien menun#ukkan ge#ala-ge#ala atau #ika blok ter#adi dalam situasi +A akut pada dinding anterior e AV blok dera#at +++ (komplit) - Atropin (0,5 sampai & mg) bisa diberikan dengan dorongan +V $ila tidak ada kenaikan denyut nadi dalam respon ter*adap atropine maka bisa dimulai tetesan isoproterenol & mg dalam 500 ml D5> dengan tetesan ke!iluntuk meningkatkan ke!epatan denyut ventrikel Penderita yang menun#ukkan blok #antung dera#at tiga memerlukan pemasangan alat pa!u #antung untuk men#amin !ura* #antung yang -
"
men!ukupi ($os%i!k, 20&0) Pa!u #antung diperlukan permanen atau sementara +mplantasi pa!u #antung (pa!e maker) erupakan terapi terpili* untuk bradiatritmia simtomatik Pa!u #antung permanen adala* suatu alat elektronik ke!il yang meng*asilkan impuls regular untuk
mendepolarisasi #antung melalui ele!trode yang dimasukkan ke sisi kanan #antung melalui system vena uatu pa!u #antung satu bilik memiliki ele!trode pada ventrikel kanan atau atrium kanan Pa!u #antung dua bilik memberikan impuls ke atrium dan ventrikel melalui dua ele!trode dan bisa meng*asilkan impuls yang sinkron pada ventrikel setela* tiap gelombang P yang ter#adi di atrium e*ingga timbul impuls yang mendekati depolarisasi "isiologis pada #antung, dan memungkinkan #antung berdenyut sesuai
-
dengan nodus sinus :omenklatur pa!u #antung @ *uru" pertama -- rongga yang dipa!u (V @ ventrikel, A @ atrium, D @ keduanya) *uru" kedua H rongga yang ditu#u (V, A, atau 0 bila tidak ada) *uru" ketiga H pa!u #antung merespon ter*adap deteksi aktivitas listrik #aunting (+ @
-
diin*ibisi, @ dipi!u, D @ keduanya) *uru" keempat H menun#ukkan apaka* pa!u #antung menstimulasi lebi* !epat saat
-
aktivitas "isik yang disimbolkan dengan *uru" 1, artinya denyut responsive (misal VV+1) (Davey, 200') ele!tion o" Pa!emaker ystem "or patient %it* Atrioventrikular $lo!k
(A/A.A/.1 20&0)
Algoritma penanganan bradikardi
(A.A, 20&0)
.$) Asuhan Ke!era*atan
& Pengka#ian Pengka#ian primer @ a Air%ay Penilaian akan kepatenan #alan na"as meliputi pemeriksaan mengenai adanya obstruksi #alan na"as, karena benda asing Pada klien yang dapat berbi!ara dapat dianggap ba*%a #alan na"as bersi* Dilakukan pula pengka#ian adanya suara na"as tamba*an misalnya stridor b $reat*ing +nspeksi "rekuensi na"as, apaka* ada penggunaan otot bantu na"as, adanya sesak na"as, palpasi pengembangan paru, auskultasi adanya suara na"as tamba*an seperti ron!*i, %*ee=ing, ka#i adanya trauma pada dada yang dapat menyebabkan takipnea dan dispnea ! ir!ulation Dilakukan pengka#ian tentang volume dara* dan kardiak output serta adanya perdara*an onitor se!ara teratur status *emodinamik, %arna kulit, nadi d Disability :ilai tingkat kesadaran serta ukuran dan reaksi pupil
Pengka#ian sekunder @ eliputi anamnesis, pemeriksaan "isik Anamnesis dapat menggunakan "ormat AP89 (Alergi, edikasi, Post illness, 8ast meal, dan 9vent/environment, yang ber*ubungan dengan ke#adian perlukaan)
2 Diagnosa yang mungkin mun!ul a :yeri akut bd iskemia #aringan sekunder ter*adap oklusi arteri koroner b Penurunan !ura* #antung bd peruba*an "rekuensi, irama, konduksi elektri, penurunan preload/peningkatan ta*anan vaskuler sistemik, otot in"ark, kerusakan stru!tural ! etidake"ekti"an per"usi #aringan serebral
bd penurunan aliran dara*, misalnya
vasikonstriksi, *ipovolemia, dan pembentukan tromboemboli Diagnosa epera%atan dan +ntervensi
4 +ntervensi kepera%atan Diagnosa & @ :yeri akut bd iskemia #aringan sekunder ter*adap oklusi arteri koroner @ etela* dilakukan tindakan kepera%atan selama &C27 #am, klien u#uan
mengatakan nyeri berkurang riteria *asil @ : @ Pain Level
:o & 2 4
+ndikator 8ama nyeri 9kspresi %a#a* saat nyeri Gelisa*
evere Deviation (&)
ubstantial oderate Deviation Deviation (2) (4)
ild Deviation (7)
:o Deviation (5)
7 5
11 ekanan dara*
Intervensi NIC :
+ndikator 7&, 52 &&, 2&, 4& 22, 42 &4, 24
+ntervensi Pain Management & a#i tanda-tanda vital (D, nadi, 11, su*u) 2 a#i nyeri (lokasi, karakter, durasi, "rekuensi,kualitas, intensitas nyeri, dan "aktor presipitasi) 4 bservasi non verbal klien seperti kegelisa*an, terutama komunikasi yang tidak e"ekti" 7 Gunakan komunikasi terapeutik untuk mengeta*ui respon nyeri klien
Diagnosa 2 @ Penurunan !ura* #antung bd peruba*an "rekuensi, irama, konduksi elektri, penurunan preload/peningkatan ta*anan vaskuler sistemik, otot in"ark, kerusakan stru!tural u#uan@ etela* dilakukan tindakan kepera%atan selama &C27 #am !ura* #antung
adekuat riteria .asil@
: @ Cariac P!m" #$$ectivene%% :o
+ndikator
& 2 4 7 5
evere Deviation (&)
ubstantial oderate Deviation Deviation (2) (4)
ild Deviation (7)
:o Deviation (5)
ekanan Dara* :adi elela*an ianosis uara #antung tidak normal
+ntervensi :+ @
+ndikator 5& 7& &&, 2&, 4& 42 &2, 22 52 24
+ntervensi Cariac Care & Auskultasi suara #antung 2. Pastikan level aktivitas yang tidak mempengaru*i ker#a #antung yang berat 3. ingkatkan se!ara berta*ap aktivitas ketika kondisi klien stabil, misal aktivitas ringan yang disertai masa istira*at 7 onitor V se!ara teratur 5 onitor kardiovaskuler status 3 8akukan penilaian kompre*ensi" sirkulasi peri"er (edema, 1, %arna, 6 onitor V se!ara teratur
Diagnosa 4 @ etidake"ekti"an per"usi #aringan serebral bd penurunan aliran dara*, misalnya vasikonstriksi, *ipovolemia, dan pembentukan tromboemboli
u#uan@ etela* dilakukan tindakan kepera%atan selama 4C27 #am per"usi #aringan
e"ekti" irteria .asil@
: @ &i%%!e Per$!%ion' Cariac, Cariac"!lmonary Stat!% :o & 2 4 7 5 3 6
+ndikator
evere Deviation (&)
ubstantial oderate Deviation Deviation (2) (4)
ild Deviation (7)
:o Deviation (5)
11 :adi ekanan dara* sistolik ekanan dara* diastolik akikardi $radikardi +rama #antung
&&, 2&, 4&, 7&, 5&, 3& & 6& 62 52, 32, 64
+ntervensi Cariac Care & onitor tanda vital
2 onitor keseimbangan !airan (intake/output !airan) 3. onitor peruba*an irama #antung, termasuk gangguan dari irama dan konduksi 7 Dokumentasi peruba*an irama #antung 5 onitor peruba*an pada 9G, dengan tepat
DA4TAR PU(TAKA
A/A.A/.1 20&0 Guideline
$ule!*e!k, Gloria , $ut!*er, .o%ard , Do!*terman, ? !loskey 20&2 (!r%ing ntervention% Cla%%i$ication *(C) +i$th #ition +o%a @ osby 9lsavier or%in, ? 9li=abet*200' B!k! Sak! Pato$i%iologi 9disi 4 ?akarta 9G Davey 200' At a Glan!e edi!ine ?akarta @ 9rlangga Go, A , et al R.eart Disease and troke tatisti!s--20&4
ilson, 200', Pato"isiologi, onsep linis Proses-Proses Penyakit, 9disi , Volume +, 9G, ?akarta etyo%ati , 8ubis A, ristanti * , A"i"a* urvei ese*atan :asional urvei osial 9konomi :asional (usenas) 2007 - ubstansi kese*atan pelayanan kese*atan, perilaku
tatus
kese*atan,
*idup se*at dan kese*atan lingkungan
?akarta@
$adan Penelitian dan Pengembangan ese*atan 2007 im
urkesnas
urvei
morbiditas dan
ese*atan
:asional 200&
disabilitas ?akarta@
$adan
8aporan
1 200 & @ tudi
Penelitian
dan Pengembangan
ese*atan 2002b im urkesnas urvei ese*atan :asional 200& 8aporan studi mortalitas 200&@ Pola penyakit
penyebab
kematian
di
+ndonesia ?akarta@
$adan
Penelitian
dan
Pengembangan ese*atan 2002a Verdy 20&2 +n"erior yo!ardial +n"ar!tion dengan omplete .eart $lo!k D &'/vol 4' no