LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DADRS (DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN, SEDANG) RUANG B.NISSA I RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
A. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi)
dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar be sar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam atau beberapa hari. Dehidrasi Ringan adalah Berat badan menurun 3% - 5% dengan volume cairan yang hilang kurang dari 50 ml / kg (Suryadi, 2001). Gejala : Keadaan umum baik, sadar, normal, ada air mata, mulut dan lidah basah, tidak haus, turgor kulit kembali cepat (Mansjoer, 2000). Dehidrasi sedang adalah berat badan menurun 6% - 9% dengan volume cairan yang hilang 50-90 ml/kg BB (Suriadi, 2001 : 85). Gejala : Gelisah, rewel, mata cekung mulut dan lidah kering, rasa haus ingin minum banyak, turgor kembali lambat (Mansjoer, 2000).
B. Penyebab
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor sebagai berikut : 1. Faktor infeksi Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas. b) Infeksi virus : Enteroviru, Adenovirus, Rotavirus. R otavirus. Astrovirus.
1
c) Infeksi parasit : Cacing ( Ascaris, Trichuris, Oxyuris, strongyloides ); Protozoa ( Etamoba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis ); jamur ( Candida albicans ). 2. Faktor malabsorbsi 1) Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa) , monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pad a bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa). 2) Malabsorbsi lemak 3) Malabsorbsi protein 3. Faktor makanan Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. 4. Faktor psikologis Rasa takut dan cemas.
C. Manifestasi Klinik
1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin Meningkat, nafsu makan berkurang. 2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer. 3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu. 4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat. 5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan. 6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik. 7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). 8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam. (Kusmaul)
2
D. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut: 1. Kehilangan air (dehidrasi) Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare. 2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis) Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan
asam
laktat
karena
adanya
anorexia
jaringan.
Produk
metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler. 3. Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan 3
absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak. 4. Gangguan gizi Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh: - Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat. - Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama. - Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik. 5. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
4
E. Pathways
5
F. Pemeriksaan Penunjang
1.
Pemeriksaan Tinja a. Makroskopis dan mikroskopis b. PH dan kadar gula dengan tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest bila diduga terdapat intoleransi gula. c. Bila perlu lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2.
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan menentukan PH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungk inkan).
3.
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4.
Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang).
5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif terutama dilakukan pada penderita diare kronik (Rusepno, 2002).
G. Fokus Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat kesehatan sekarang Pada umumnya anak masuk Rumah Sakit dengan keluhan buang air cair berkalikali baik disertai atau tanpa dengan muntah, tinja dpat bercampur lendir dan atau darah, keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran 2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Meliputi pengkajian riwayat : 1) Prenatal
6
Kehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post matur), abortus atau lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan, dan obat-obat yang dimakan serta imunisasi. 2) Natal Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang menolong persalinan, penyulit persalinan. 3) Post natal Berat badan nomal 2,5 Kg – 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm, kondisi kesehatan baik, apgar score , ada atau tidak ada kelainan kongenital. 4) Feeding Air susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya, pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan, masalah-masalah feeding (vomiting, colic, diare), dan penggunaan vitamin dan mineral atau suplemen lain. 5) Penyakit sebelumnya Penyebabnya,
gejala-gejalanya,
perjalanan
penyakit,
penyembuhan,
kompliksi, insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap rawat inap sebelumnya. 6) Alergi Apakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang, tumbuh-tumbuhan, debu rumah 7) Obat-obat terakhir yang didapat Nama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian. 8) Imunisasi Polio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun, reaksi yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain, gamma globulin/transfusi, pemberian tubrkulin test dan reaksinya. 9) Tumbuh Kembang Berat waktu lahir 2, 5 Kg – 4 Kg. Berat badan bertambah 150 – 200 gr/minggu, TB bertambah 2,5 cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6
7
bulan. Gigi mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan, mulai duduk sendiri pada usia 8-9 bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada usia 10-12 bulan 3. Aktivitas Sehari-hari 1) Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110-120 ml/kg/hari. 2) Output cairan : a. IWL (Insensible Water Loss) (1) Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam 0
(2) Suhu tubuh meningkat : 10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh – 36,8 C) b. SWL (Sensible Water Loss) adalah hilangnya cairan yang dapat diamati, misalnya berupa kencing dan faeces. Yaitu : 1) Urine : 1 – 2 cc / Kg BB / 24 jam 2) Faeces : 100 – 200 cc / 24 jam 3)
Pada usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training
4. Pemeriksaan Fisik a.
Tanda-tanda vital Suhu badan : mengalami peningkatan Nadi : cepat dan lemah Pernafasan : frekuensi nafas meningkat Tekanan darah : menurun
b.
Antropometri Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare mengalami penurunan berat badan.
c.
Pernafasan Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan bunyi nafas tambahan.
d.
Cardiovasculer Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
e.
Pencernaan Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering,
8
peristaltik usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi encer f.
Perkemihan Volume diuresis menurun.
g.
Muskuloskeletal Kelemahan fisik akibat output yang berlebihan.
h.
Integumen lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek
i.
Endokrin Tidak ditemukan adanya kelaianan.
j.
Penginderaan Mata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan
k.
Reproduksi Tidak mengalami kelainan.
l.
Neorologis Dapat terjadi penurunan kesadaran (Suriadi, 2001).
H. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan. 2. Ketidakseimbangan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrient. 3. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi, penyakit dll (Nanda, 2009-2011).
9
I. Rencana Tindakan Keperawatan
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan.
Terpenuhinya kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh setelah dilakukan tindakan 2 x 24 jam dengan kriteria hasil: -
Input dan output cairan elektrolit seimbang. - Menunjukkan membran mukosa lembab dan turgor jaringan normal.
2. Ketidakseimb Terpenuhinya kebutuhan angan Nutrisi: nutrisi dalam tubuh kurang dari setelah dilakukan kebutuhan tindakan selama 2 x 24 tubuh jam dengan kriteria hasil: berhubungan dengan - Orang mengerti Ketidakmamp jenis makanan bagi uan untuk anak diare. mengabsorpsi - Nafsu makan nutrient. meningkat. - Pasien menghabiskan 1 porsi makan rumah sakit. 10
RASIONAL
Anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI.
Anjurkan orangtua untuk memberikan oralit sedikit-sedikit tapi sering.
Ajarkan orang tua cara membuat LGG (Larutan Gula Garam).
Memenuhi kebutuhan elektrolit tubuh.
Kolaborasi dengan tim medis untuk memasang infus kristaloid (RL).
Memenuhi kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh.
Monitor tetesan infus/jam.
Memantau input cairan yang masuk dalam tubuh.
Anjurkan banyak minum air putih.
Menggantikan cairan yang terbuang.
Beri PenKes tentang pentingnya nutrisi bagi anak diare.
Anjurkan orangtua untuk tidak memberikan makanan tinggi serat.
Zat-zat yang terkandungan dalam ASI sangat baik untuk bayi. Untuk mengurangi defekasi yang berlebih.
Memberikan pengetahuan pada orang tua,makanan yang harus dikomsumsi anak diare. Usus tidak dapat menyerap makanan yang berserat.
-
Berat badan kembali normal.
Temani pasien/anak saat makan.
Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian makanan rendah serat.
3. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi, penyakit dll.
Rasa nyaman kembali terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil: -
-
Suhu tubuh pasien turun nomal. (360 37 C) Pasien mengatakan dirinya sudah merasa nyaman
Anjurkan orangtua untuk memberikan pakaian longgar/ tipis.
Anjurkan orangtua untuk tidak memberikan selimut tebal.
Ganti pakaian pasien jika basah.
11
Monitor BB
Lakukan kompres hangat. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antipiretik (paracetamol).
Memantau seberapa banyak makanan yang masuk. Memenuhi asupan gizi dalam tubuh.
Memantau peningkatan kebutuhan nutisi dalam tubuh. Memberikan respirasi pada kulit.
Sirkulasi udara
Memberikan kenyamanan
Membuka pori2 untuk melancarkan sekresi keringat.
Menurunkan panas.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran , Edisi III, Jilid II, Penerbit Media Aesculapius, FKUI, Jakarta. Nanda, 2009-2012. Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta. Suriadi, 2001. Asuhan Keperawatan Pada An ak , Edisi I, Penerbit CV. Sagong Seto, Jakarta. Rusepno Hasan, 2002. I lmu Kesehatan An ak , Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
12