KEPERAWATAN PERIOPERATIF MAKALAH INTRAOPERATIF INTRAOPERATIF COLLUM FEMUR FASE INTRAOPERATIF PADA PASIEN USIA 70 TAHUN DENGAN FRAKTUR COLLUM FEMUR
Disusun Oleh : 1 & - ' ( 2
M!"#$ Nu" W M!"s M!"sh! h! H!,i" !,i"! ! S Men.! Men.!"i "i N$/i! N$/i!n! n! H Nien S! S!"!s!.i P"!s P"!s.i .i!n !n An. An.$n $n DN DN Ri,3 Ri,3! ! Me#! Me#! T!ni! ni!
%1&1'&01&()(00*(+ %1&1 %1&1'& '&01 01&( &()* )*00 00** **++ %1&1' %1&1'&01 &01&( &())0 ))00* 0*)+ )+ %1&1'&01&20700)7+ %1&1 %1&1'& '&01 01&2 &21' 1'01 010' 0'++ %1&1 %1&1'& '&01 01&2 &21* 1*01 010* 0*++
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1 4 2A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESEHATAN HARAPAN 5ANGSA PURWOKERTO &01(
KATA PENGANTAR
i
Assalamu’alaikumWr.Wb. Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul !akalah Hellp Syndr"me# $anyak pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan tugas makalah ini, sehingga dalam kesempatan ini saya mengu%apkan terimakasih kepada & '. !artyarini $udi, S. (ep., Ns. !.(ep selaku d"sen mata kuliah (ep. Peri"perati). *. Teman-teman yang telah membantu dalam melaksanakan pembuatan makalah ini. +alam penyusunan makalah ini, masih terdapat beberapa kekurangannya dan untuk itu kami m"h"n kritik dan saran yang dapat memberikan masukan p"siti) bagi penyusun makalah ini dan sem"ga dapat memberikan man)aat bagi kita semua. Wassalamu alaikum Wr.Wb
Pur"kert", '* !ei *'/
Penyusun
DAFTAR ISI K!.! Pen#!n.!" 66666666666666666666666666666 ii
ii
D!.!" Isi 6666666666666666666666666666666 iii 5A5 I PENDAHULUAN A L!.!" 5el!!n#666666666666666666666666 1 5 Tu8u!n 666666666666666666666666666 1 5A5 II PEM5AHASAN A 5 C D E F
Ke9e"!!.!n In."!$9e"!.i 66666666666666666666 & Fun#si Ke9e"!!.!n In."!$9e"!.i 66666666666666666 & Deinisi F"!.u" E.i$l$#i ' P!.$isi$l$#i 6666666666666666666666 ' P"$seu" i Ru!n# O9e"!si (
5A5 III PENUTUP Kesi,9ul!n 6666666666666666666666666666 7 DAFTAR PUSTAKA
iii
5A5 I PENDAHULUAN
A L!.!" 5el!!n# (eperaatan peri"perati0e merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keragaman )ungsi keperaatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. 1stilah peri"perati0e adalah suatu istilah gabungan yang men%akup tiga )ase pengalaman pembedahan, yaitu pre"perati0e phase 2pra"perasi3, intra"perati0e phase 2intra "perasi3, dan p"st "perati0e phase 2pas%a "perasi3. !asing-masing )ase di mulai pada aktu tertentu dan berakhir pada aktu tertentu pula dengan urutan peristia yang membentuk pengalaman bedah dan masing-masing men%akup rentang perilaku dan akti)itas keperaatan yang luas yang dilakukan "leh peraat dengan menggunakan pr"ses keperaatan dan standar praktik keperaatan. +isamping itu, kegiatan peraat peri"perati0e juga memerlukan dukungan dari tim kesehatan yang lain yang berk"mpeten dalam peraatan pasien sehingga kepuasan pasien dapat ter%apai sebagai suatu bentuk pelayanan prima. 4a%t"r-)akt"r penting yang terkait dalam pembedahan yaitu penyakit pasien, jenis pembedahan yang dilakukan dan )a%t"r pasien sendiri.+ari ketiga )a%t"r tersebut )a%t"r pasien merupakan hal yang sangat penting, karena pada )a%t"r penyakit tertentu dan )a%t"r tindakan pembedahan adalah hal yang sudah berjalan dengan baik dan benar.Tetapi bagi pasien sendiri pembedahan mungkin merupakan hal yang penting mengerikan yang pernah mereka alami.$erkaitan dengan hal tersebut diatas, maka sangatlah penting untuk melibatkan pasien dalam setiap langkah-langkah peri"perati0e. Tindakan peraatan peri"perati0e yang berkesinambungan dan tepat akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya pembedahan dan kesembuhan pasien.4ase peri"perati) adalah aktu sejak keputusan untuk "perasi diambil hingga sampai ke meja pembedahan, tanpa memandang riayat atau
klasi)ikasi
pembedahan. (eahlian se"rang peraat peri"perati) dibentuk dari pengetahuan keperaatan pr")essi"nal dan keterampilan psik"m"t"r yang kemudian diintegrasikan ke dalam tindakan keperaatan yang harm"nis. (emampuan dalam mengenali masalah pasien yang si)atnya risik" atau a%tual pada setiap )ase peri"perati) yang didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman keperaatan peri"perati) akan membantu penyusunan ren%ana inter0ensi keperaatan. Sta) keperaatan yang meraat pasien bertanggung jaab untuk mengel"la 1
aspek-aspek penting peraatan pasien dengan %ara mengimplementasikan ren%ana peraatan yang berdasarakan pada tujuan yang dipri"ritaskan, k""rdinasi seluruh angg"ta tim peri"perati), dan melibatkan tindakan mandiri dan k"lab"rati). Asuhan keperaatan pra"perati) pada praktiknya
akan
dilakukan
se%ara
berkesinambungan, baik asuhan keperaatan pra"perati) dibagian raat inap, p"liklinik, bagian bedah sehari 2"ne day %are3 atau di unit gaat darurat yang kemudian dilanjutkan kamar "perasi "leh peraat pra"perati). Asuhan keperaatan pra"perati) yang terintegrasi se%ara berkesinambungan terjadi saat beberapa masalah pasien yang belum teratasi di ruang raat inap, p"liklinik, bedah sehari, atau unit gaat darurat akan tetap dilanjutkan "leh peraat peri"perati) di kamara "perasi. +"kumentasi yang "ptimal dapat membantu ter%iptanya k"munikasi yang baik antara peraat ruangan dengan peraat kamar "perasi. 4raktur %"llum )emur merupakan %edera yang banyak dijumpai pada pasien usia tua dan menyebabkan m"rbiditas serta m"rtalitas. 5ebih dari */. )raktur pinggul terjadi di Amerika Serikat setiap tahun 2/6 termasuk )raktur %"llum )emur3, dan jumlah ini diperkirakan dua kali lipat pada tahun *7. 8 6 terjadi pada anita, dan insidensinya menjadi * kali lipat setiap / hingga 9 tahun pada anita usia lebih dari : tahun. 5 Tu8u!n Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah & '. !enjelaskan pengertian (eperaatan 1ntra"perati) *. !enjelaskan )ungsi (eperaatan 1ntra"perati) :. !enjelaskan de)inisi )raktur 7. !enjelaskan eti"l"gi terjadinya )raktur /. !enjelaskan pat")isi"l"gi terjadinya )raktur 9. !enjelaskan pr"sedur 2intra"perasi3 pada pasien )raktur
5A5 II KEPERAWATAN INTRAOPERATIF
A Ke9e"!!.!n In."!$9e"!.i
2
(eperaatan 1ntra"perati) dimulai ketika pasien masuk ke bagian bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Akti)itas keperaatan pada intra"perati)& '.
Pemeliharaan (eselamatan a. Atur P"sisi Pasien '3 (esejajaran )ungsi"nal *3 Pemajanan area pembedahan :3 !empertahankan p"sisi selama di "p. b. !emasang alat gr"unding ke pasien %. !emberikan dukungan )isik d. !emastikan baha jumlah jarum dan instrument yang tepat. *. Pemantauan 4isi"l"gis a. !emperhitungkan e)ek dari hilangnya atau masuknya %airan yang berlebihan. b. !eng"bser0asi k"ndisi kardi"pulmunal %. !elap"rkan perubahan-perubahan pada TPRS :. +ukungan Psik"l"gis 2Sebelum 1nduksi dan ;ika Pasien Sadar3 a. !emberikan dukungan em"si"nal pada pasien. b. $erdiri dekat dan menyentuh pasien selama pr"sedur dan induksi. %. Terus mengkaji status em"si"nal pasien. d. !engk"munikasikan status em"si"nal pasien ke angg"ta kes yang sesuai. 7. Penatalaksanaan (eperaatan a. !emberikan keselamatan untuk pasien b. !empertahankan lingk asepti% dan terk"ntr"l %. Se%ara e)ekti) mengel"la S+! 5 Fun#si Ke9e"!!.!n In."!$9e"!.i '. 4ungsi keperaatan di ruang "perasi & a. Sirkulasi b. S%rub 2 instrumentasi 3 *. Akti0itas peraat sirkulasi& a. !engatur ruang "perasi b. !elindungi keselamatan dan kebutuhan kesehatan pasien dengan %ara & '3 !emantau akti0itas angg"ta tim bedah *3 !emeriksa k"ndisi di dalam ruang "perasi. %. !emastikan kebersihan, suhu yang tepat, kelembaban dan pen%ahayaan< menjaga peralatan tetap ber)ungsi< dan ketersediaan perbekalan material. d. !emantau praktik aseptis untuk menghindari pelanggaran teknik, e. !emantau pasien sepanjang pr"sedur "perasi untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan indi0idu. :. Akti0itas peraat s%rub & a. S%rubing untuk pembedahan b. !engatur meja steril, menyiapkan alat jahitan, dan peralatan khusus< %. !embantu d"kter bedah dan asisten d"kter bedah selama pr"sedur bedah dengan mengantisipasi instrument yang dibutuhkan, sp"ns, drainase dan p eralatan lain < 3
d.
Terus mengaasi aktu pasien di baah pengaruh anesthesia dan aktu luka
e.
dibuka. !enge%ek peralatan dan material untuk memastikan baha semua jarum, kasa dan
instrument sudah dihitung lengkap saat insisi ditutup. ). !emberi label pada spe%imen dan dikirim ke petugas lab"rat"rium. C P"insi9 Keseh!.!n !n 5!8u O9e"!si '. (esehatan yang baik sangat penting untuk setiap "rang dalam ruang "perasi. *. Selama pembedahan, pers"nel yang telah melakukan s%rub dan mengenakan pakaian "perasi hanya menyentuh benda-benda yang telah disteril. :. Pers"nel yang tidak melakukan s%rub dilarang menyentuh atau mengk"ntaminasi apa saja yang steril. 7. Pilek, sakit tengg"r"k, in)eksi kulit merupakan sumber "rganisme pat"genik yang harus dilap"rkan. /. +alam suatu %"nt"h, kejadian in)eksi luka pada pasien pas%a "perasi disebabkan "leh in)eksi tengg"r"k ringan yang dibaa "leh peraat ruang "perasi. 9. =ntuk itu penting sekali segera melap"rkan bahkan kelalaian ringan sekalipun. D 5A;U '. Pakaian rumah tidak bisa dipakai di ruang "perasi *. Hanya baju ruang "perasi yang bersih dan dibenarkan institusi yang diperb"lehkan. :. Ruang pakaian terletak dekat kamar "perasi dan di%apai dari k"rid"r terluar. 7. $aju diganti di ruang pakaian sebelum masuk dan saat meninggalkan kamar "perasi. /. $aju "perasi tidak bisa dipakai diluar ruang "perasi. 9. $aju "perasi terdiri dari & a. Pakaian dari katun yang tertutup rapi. b. Pakaian dan tali pinggang dimasukan ke dalam %elana. %. >elana panjang bagian pergelangan kaki harus bermanset tertutup 2 tali atau rajutan 3 d. $aju panjang 2 jas 3 E MASKER '. !asker dipakai sepanjang aktu di ruang "perasi untuk meminimalkan
k"ntaminasi melalui udara. *. +r"plet yang mengandung mikr""rganisme dari "r")aring dan nas")aring harus ditampung dan disaring. :. ?leh karenanya, masker harus menyatu dan nyaman 2ketat-pas3 dan harus menutup seluruh hidung dan mulut. 7. $ersamaan itu pula, masker harus tidak mengganggu pernapasan, berbi%ara ,penglihatan
4
/. !asker diganti minimal antara pergantian pasien dan tidak dipakai di luar bagian bedah. 9. (arena masker kehilangan ke)ekti)annya ketika lembab, maka masker harus diganti antar pr"sedur bedah dan sesering mungkin jika perlu. @. Tali masker benar terikat dengan rapi 8. Tali atas diikatkan di belakang kepala . Tali baah diikatkan di belakang leher '. !asker harus dipakai atau dilepas ''. Tidak b"leh menggantung di leher '*. Saat melepas masker, hanya talinya saja yang dipegang untuk men%egah k"ntaminasi pada tangan. F TUTUP KEPALA '. Tutup kepala harus se%ara menyeluruh menutup rambut 2 kepala dan garis
leher, termasuk %ambang3 sehingga sehelai rambut, jepitan rambut, penjepit, ket"mbe dan debu tidak jatuh ke dalam daerah steril. *. ;enis penutup kepala yang tersedia semuanya adalah sekali pakai, tidak berserabut dan seperti kain. G SEPATU '. Sepatu sebaiknya nyaman dan menyangga< bakiak, sepatu tennis, sandal dan
b"t tidak diperb"lehkan sebab tidak aman dan sulit untuk dibersihkan. *. Sepatu dibungkus dalam penutup sepatu sekali pakai atau kan0as. :. Penutup k"ndukti) listrik bagi pemakai. 7. Penutup sepatu dipakai hanya satu kali dan dilepaskan ketika meninggalkan area terlarang. /. ("ndukt"meter biasanya terletak di pintu masuk daerah ruang "perasi. H. $AHABA (CSCHATAN '. Pemantauan internal dari ruang "perasi meliputi analisis sample dari sapuan terhadap agens in)eksius dan t"ksik. *. Sejak '8@, >+> 2 >enter 4"r +iseases >"ntr"l 3 melap"rkan beberapa kasus tenaga peraatan kesehatan yang terjangkit A1+S melalui pemajanan "kupasi. :. Penggunaan sarung tangan ganda sudah rutin, setidaknya dalam trauma bedah dimana terdapat )ragmen tulang yang tajam. 7. (a%a mata pelindung dipakai jika luka bedah diirigasi atau ada pengeb"ran tulang.
5
/. Selain perlengkapan s%rub rutin dan sarung tangan ganda, beberapa ahli bedah memakai sepatu b""t karet, gaun atau apr"n kedap air, dan pelindung lengan baju. 9. Pada kasus bedah berdarah pelindung ajah yang dililitkan dapat digunakan untuk mengganti ka%a mata. @. $agian tubuh pasien yang lain ditutup dengan kain steril. 1. (?NTR?5 51ND(=NDAN '. 5antai dan permukaan h"riE"ntal dibersihkan se%ara teratur dengan sabun dan air atau detergen germisida, dan peralatan yang disteril diinspeksi se%ara teratur untuk memastikan peng"perasian dan per)"rma yang "ptimal. *. Sebelum dapat dipaket, linen, kain dan larutan yang digunakan dibersihkan dan disterilkan di unit dekat ruang "perasi. :. !aterial F material steril dibungkus sendiri-sendiri digunakan bila di perlukan material indi0idual tambahan. 7. Ruang "perasi yang dilengkapi dengan system aliran udara laminar yang menyaring bakteri dan debu dengan presentasi tinggi. /. Aliran laminar juga mempertukarkan udara dengan lebih e)ekti) F sekitar * kali perjam F jika dibandingkan dengan penyejuk udara, yang mempertukarkan udara '* kali perjam. ;. PCRAT=RAN +ASAR ASPS1S $C+AH a. =mum '. Permukaan atau benda steril yang bersentuhan dengan permukaan atau benda lain yang steril tetap steril< *. Permukaan atau benda steril k"ntak dengan benda tidak steril pada beberapa titik membuat tidak steril. :. ;ika terdapat keraguan tentang sterilitas pada perlengkapan atau area, maka dianggap tidak steril atau terk"ntaminasi. 7. Apapun yang steril untuk satu pasien 2terbuka di baki steril atau meja dengan perlengkapan steril3 dapat digunakan hanya pada pasien ini. /. Perlengkapan steril yang tidak dipakai harus dibuang atau disterilkan kembali jika akan digunakan kembali. 9. Setelah pembedahan, luka dilindungi dari kemungkinan k"ntaminasi dengan memasang balutan steril. @. 5uka dibersihkan dengan n"rmal salin dan menggunakan antisepti% saat membersihkan dan mengganti balutan luka.
6
8. Peraatan tertentu dilakukan untuk melindungi luka yang belum sembuh agar tidak k"ntak dengan segala yang tidak steril. b. Pers"nel '. Pers"nel yang s%rub
tetap dalam area pr"sedur bedah, jika pers"nel s%rub
meninggalkan ruang "perasi, status sterilnya hilang. *. =ntuk kembali kepada pembedahan, "rang ini harus mengikuti lagi pr"sedur s%rub, pemakaian g"n dan sarung tangan. :. Hanya sebagian ke%il dari tubuh indi0idu s%rub dianggap steril& dari bagian depan pinggang sampai pada daerah bahu, lengan baah dan sarung tangan. Tangan yang mengenakan sarung tangan harus berada di depan antara bahu dan garis pinggang. 7. Pada beberapa ruang "perasi, suatu pelindung khusus yang menutupi gaun dipakai, yang memperluas area steril. /. Peraat instrumentasi dan semua pers"nel yang tidak s%rub tetap berada pada jarak aman untuk menghindari k"ntaminasi di area steril.
%. PenutupGdraping '. Selama menutup meja atau pasien, penutup steril dipegang dengan baik di atas permukaan yang akan ditutup dan dip"sisikan dari depan ke belakang. *. Hanya bagian atas dari pasien atau meja yang ditutupi dianggap steril< penutup yang menggantung meleati pinggir meja adalah tidak steril. :. Penutup steril tetap dijaga dalam p"sisinya dengan mengunakan penjepit atau perekat agar tidak berubah selama pr"sedur bedah. 7. R"bekan atau b"l"ngan akan memberikan akses kepermukaan yang tidak steril dibaahnya, menjadikan area ini tidak steril. Penutup yang demikian harus diganti. d. Pelayanan Peralatan Steril '. Pak peralatan dibungkus atau dikemas sedemikian rupa sehingga mudah untuk dibuka tanpa resik" mengk"ntaminasi isinya. *. Peralatan steril, termasuk larutan, dis"r"ngkan ke bidang steril atau diberikan ke "rang yang bers%rub sedemikian rupa sehingga kesterilan benda atau %airan tetap terjaga. :. Tepian pembungkus yang membungkus peralatan steril atau bagian bibir b"t"l terluar yang mengandung larutan tidak dianggap steril. 7
7. 5engan tidak steril peraatan instrumentasi tidak b"leh menjulur di atas area steril. Artikel steril akan dijatuhkan ke atas bidang steril, dengan jarak yang ajar dari pinggir area steril. e. 5arutan 5arutan steril dituangkan dari tempat yang %ukup tinggi untuk men%egah sentuhan tidak disengaja pada basin atau mangkuk adah steril, tetapi tidak terlalu tinggi sehingga menyebabkab %ipratan. 2bila permukaan steril menjadi basah, maka diangap terk"ntaminasi3 5A5 III INTRAOPERATIF PADA FRAKTUR COLLUM FEMUR A P"$seu" i "u!n# $9e"!si '. Persiapan alat dan Ruangan
a.
Alat tidak steril & 5ampu "perasi, >uter unit, !eja "perasi, Su%ti"n, Hepa)ik, Dunting
b.
Alat Steril & +uk besar :, $aju "perasi 7, Selang su%ti"n steril, Selang %uter Steril,side *G, palain *G,berbagai ma%am ukuran jarum
%.
*.
Set ?ri) &
'3 ("ker panjang * *3 (lem bengk"k 9 :3 $engk"k panjang ' 73 Pinset %irugis * /3 Dunting jaringan ' 93 ("m * @3 Pisturi ' 83 Hand mest 3 Platina ' set '3 (assa steril ''3 Dunting benang * '*3 Penjepit kasa ' ':3 $"r ' '73 Hak Pa%ul ' '/3 Hak Sedang ' '93 Hak +uk : Pr"sedur ?perasi & a.
Pasien sudah teranastesi DA
b.
Tim bedah melakukan %u%i tangan 2S%rub3
%.
Tim bedah telah memakai baju "perasi 2Dl"0ing3
8
d.
5akukan disin)eksi pada area yang akan dilakukan sayatan dengan arah dari dalam keluar, alk"h"l *I, betadine *I
e.
Pasang duk pada area yang telah di disin)eksi 2+rapping3
).
Hidupkan %uter unit
g.
5akukan sayatan dengan hand mest dengan arah paramedian
h.
R"bek subkutis dengan menggunakan %uter hingga terlihat tulang yang )raktur
i.
5akukan pengeb"ran pada tulang
j.
Pasang platina
k.
5akukan pembersihan bagian yang k"t"r dengan %airan Na>l
l.
;ahit subkutis dengan plain *G
m. ;ahit bagian kulit dengan side *G n.
Tutup luka dengan kassa betadine, setelah itu diberi hepa)ik
9
5A5 III PENUTUP
Kesi,9ul!n
(eperaatan 1ntra"perati) dimulai ketika pasien masuk ke bagian bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. 4raktur adalah terputusnya k"ntinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis serta luasnya. 4raktur dapat disebabkan "leh adanya pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak ataupun k"ntraksi "t"t ekstrim. 4raktur dapat terjadi "leh beberapa )akt"r yaitu trauma ke%elakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian dengan p"sisi berdiri atau duduk sehingga terjadi )raktur tulang belakang, pat"l"gis dari metastase dari tum"r, degenerasi karena pr"ses kemunduran )isi"l"gis dari jaringan tulang itu sendiri, sp"ntan karena tarikan "t"t yang sangat kuat.
10
DAFTAR PUSTAKA
kamuskesehatan.com/arti/ intraoperatif / $runner J Suddarth, **, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 0"lume *, CD>, ;akarta. $udiyant", Aris. *. Penatalaksanaan Terapi Latihan Pasca Operasi Pemasangan Orif Pada raktur . Skripsi. =ni0ersitas !uhammadiyah Surakarta. Retri0ed )r"m & http&GG.s%ribd.%"mGd"%G*/8**G)raktur. +iakses pada 9 4ebruari *'*. ;"hns"n, !. !aas, ! and !""rhead, S. *@. !ursing Outcomes "lassifications #!O"$. Se%"nd Cditi"n. 1?WA ?ut%"mes Pr"je%t. !"sby-Bear $""k, 1n%. St.5"uis, !iss"uri. N"rth Ameri%an Nursing +iagn"sis Ass"%iati"n. *'*. !ursing %iagnosis & %efinition and "lassification '()'*'()+. NAN+A 1nternati"nal. Philadelphia. !%>l"skey, ;.> and $ule%hek, D.!. *@. !ursing ,nter-ention "lassifications #!,"$. Se%"nd Cditi"n. 1?WA 1nter0enti"ns Pr"je%t. !"sby-Bear $""k, 1n%. St.5"uis, !iss"uri. (ing !auri%e, Peter $ees. *'. Bedah Primer Trauma. CD>, ;akarta.
11