LAPORAN PENDAHULUAN ABORTUS HABITUALIS
A.
Definisi Abortus Habitualis
Abortus habitualis ialah abortus spontan yang terjadi tiga kali atau lebih berturutturut. Pada umumnya penderita tidak sukar hamil, tetapi kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu. Angka kejadian jenis abortus ini ialah 0,4% dari semua kehamilan. Wanita yang mengalami peristiwa tersebut, umumnya tidak mendapat kesulitan untuk menjadi hamil, akan tetapi kehamilannya tidak dapat berlangsung terus dan terhenti sebelum waktunya, biasanya pada trimester pertama tetapi kadang-kadang pada kehamilan yang lebih tua.
B.
Insiden
Bishop melaporkan frekuensi 0,41% abortus habitualis pada semua kehamilan. Menurut Malpas dan Eastman kemungkinan terjadinya abortus lagi pada seorang wanita yang mengalami abortus habitualis ialah 73% dan 83,6%. Sebaliknya, Warton dan Fraser dan Llewellyn-Jones member prognosis yang lebih baik, yaitu 25,9% dan 39%.
C.
Anatomi Dan Patofisiologi
Uterus Pada Seorang Dewasa Berbentuk Seperti Buah Advokat Atau Buah Peer Yang Sedikit Gepeng. Ukuran Panjang Uterus Adalah 7 - 7,5 Cm, Lebar Di Tempat Yang Paling Lebar 5,25 Cm Dan Tebal 2,5 Cm. Uterus Terdiri Atas Korpus Uteri (2/3 Bagian Atas) Dan Serviks Uteri (1/3 Bagian Bawah).
Di Dalam Korpus Uteri Terdapat Rongga (Kavum Uteri), Yang Membuka Keluar Melalui Saluran (Kanalis Servikalis) Yang Terletak Di Serviks. Bagian Bawah Serviks Yang Terletak Di Vagina Dinamakan Porsio Uteri (Pars Vaginalis Servisis Uteri), Sedangkan Yang Berada Di Atas Vagina Disebut Pars Supravaginalis Servisis Uteri. Antara Korpus Dan Serviks Masih Ada Bagian Yang Disebut Isthmus Uteri. Bagian Atas Uterus Disebut Fundus Uteri. Di Situ Tuba Fallopii Kanan Dan Kiri Masuk Ke Uterus. Dinding Uterus Terdiri Atas Miometrium, Yang Merupakan Otot Polos Berlapis Tiga; Yang Sebelah Luar Longitudinal, Yang Sebelah Dalam Sirkuler, Yang Antara Kedua Lapisan Ini Beranyaman. Miometrium Dalam Keseluruhannya Dapat Berkontraksi Dan Berelaksasi.
Gambar 1.
D.
Etiologi
Resiko berulangnya abortus setelah abortus I adalah 20% ; resiko setelah abortus II adalah 25% dan resiko setelah abortus III adalah 30%.10
Tabel 1.
E.
Penatalaksanaan
Biasanya wanita dengan abortus habitualis datang ke dokter tidak lama setelah ia mengalami abortus untuk sekian kalinya. Jika ia belum hamil lagi, hendaknya waktu itu digunakan untuk melakukan pemeriksaan lengkap dalam usaha mencari kelainan yang mungkin menyebabkan abortus habitualis itu.
Di samping pemeriksaan umum dengan memperhatikan gizi dan bentuk bahan penderita, dilakukan pula pemeriksaan suami-istri, antara lain pemeriksaan darah dan urine rutin, pemeriksaan golongan darah, faktor Rh, dan tes terhadap sifilis, selanjutnya pada istri dibuat kurve harian glukosa darah dan diperiksa fungsi tiroid, dan pada suami diperiksa fungsi sperma. Pada wanita dengan abortus habitualis, yang datang dalam keadaan sudah hamil lagi, dilakukan pemeriksaan pemeriksaan seperti di atas, kecuali yang dapat mengganggu kehamilan.
Selain terapi yang bersifat kausal, maka penderita dengan abortus habitualis, jika ia hamil, perlu mendapat perhatian khusus. Ia harus banyak istirahat, hal ini tidak berarti bahwa ia harus tinggal terus di tempat tidur, akan tetapi perlu dicegah usaha-usaha yang melelahkan. Pada hamil muda sebaiknya jangan bersenggama. Makanannya harus adekuat mengenai protein, hidrat arang, mineral dan vitamin. Khususnya dalam masa organogenesis pemberian obat-obat harus dibatasi, dan obat-obat yang diketahui dapat mempunyai pengaruh jelek terhadap janin, dilarang. Khususnya di mana faktor emosional memegang peranan penting, pengaruh dokter sangat besar untuk mengatasi ketakutan dan keresahan. Terapi hormonal umumnya tidak perlu, kecuali jika ada gangguan fungsi tiroid, atau gangguan fase luteal.
Daftar Pustaka
Anonym. Abortus (Revisi 1). [on line] 2009 [cited 2009 November 13]. Available from : URL : http://yamachiyo.wordpress.com Wiknjosastro H. Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan. Dalam : Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007. Hal. 30910. Wiknjosastro H. Gangguan Bersangkutan dengan Konsepsi. Dalam : Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008. Hal. 246-50 Vorvick L. Uterus. [on line] 2009 [cited 2009 November 1]. Available from : URL : http://www.healthcentral.com/sexual-health/
Banjarmasin, 14 Januari 2019
Proseptor Klinik
Ners Muda
(Mawarti, S,ST)
(Adi Subhani, S.Kep)