LAPORAN PENGOLAHAN MODERN PEMBEKUAN UDANG VANNAMEI ( Litopenaeus vannamei ) Dengan dosen pengampu: Bpk A!pan Nas!" #"!ega! #P" M#$P"
Ke%ompok &: A'U RE#U #EPIANI &&*+&,-..
PROGRAM #UDI EKNOLOGI PENGOLAHAN HA#IL PERIKANAN #EKOLAH INGGI PERIKANAN /AKARA +,&0
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Perikanan adalah suatu kegiatan perekonomian yang memanfaatkan sumber daya alam
dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan dengan mengoptimalisasikan dan memeliharan produktifitas sumber daya perikanan dan kelestarian lingkungan. Salah satu komoditas perikanan di Indonesia yang saat ini masih primadona yaitu Udang. Udang merupakan salah satu sumber daya hayati yang tersedia hampir diseluruh perairan Indonesia dan merupakan salah satu komuditas ekspor andalan dari sub sektor perikanan. setiap tahunnya terjadi peningkatan pemasaran ekspor udang ke negara-negara tujuan ekspor seperti Jepang, merika Serikat dan Uni !ropa "#epartemen pertanian 1$$$%. Udang merupakan komoditi ekspor hasil perikanan terbesar di Indonesia atas komoditas ikan tuna yang menempati urutan kedua. #ilihat dari data &olume ekspor udang Indonesia ke man'anegara dari bulan Januari sampai dengan (o&ember pada tahun )**+ men'apai 1+.*** ton sedangkan &olume ekspor ikan tuna hanya men'apai 111.*** ton. olume ekspor udang ini meningkat dibandingkan pada tahun )** yang hanya men'apai 1/./ ton "#JP)0P )**$%. Sebagai komoditi perdagangan ekspor maka udang senantiasa dituntut memiliki mutu yang prima. leh karena itu diperlukan suatu sistem jaminan, pengendalian dan penga2asan mutu hasil perikanan. 3erdasarkan latar belakang tersebut, maka kami melaukan praktikum dengan judul 4P!53!6U( U#(7 ((5!I "Litopenaeus &annamei%8 agar dapat mengetahui tahap demi tahap alur prosesnya. 1.)
9ujuan dapun tujuan dari praktikum yang kami lakukan ialah untuk mengetahui alur proses
pembekuan udang &annamei dengan hasil produk P(# "Peeled Unde&eined%.
BAB II IN/AUAN PU#AKA
).1
Udang annamei sebagai 3ahan 3aku Udang termasuk dalam golongan filum rthopoda dengan kelas :rustasea. #ikenal
hidup pada perairan laut, danau, sungai ataupun 4genangan air8. Pada air ta2ar, asin dan payau, udang mampu hidup pada kedalaman ber&ariasi, ada yang dekat permukaan dan ada pula pada kedalaman hingga beberapa ribu meter diba2ah permukaan air. #alam perkembangbiakannya di laut, udang de2asa mampu menghasilkan telur antara *.*** sampai 1 juta yang dapat menetas setelah )/ jam "Poernomo dkk, )**%. Pada a2al perkembangannya di Indonesia udang ini dikenal udang putih, namun sekarang lebih dikenal udang &annamei "Litopenaeus &annamei% ";ar'han, )**<% 6lasifikasi L. &annamei "=yban dan S2eeney, 1$$1 dalam ;ar'han, )**<% adalah sebagai berikut > Phylum
> rthropoda
6elas
> :rusta'ea
Sub kelas
> 5ala'ostra'a
Seri
> !umalo'ostra'a
Superordo
> !u'arida
rdo
> #e'apoda
Sub ordo
> #endobra'hiata
Infra ord
> Penaeidea
Super famili
> Pena'oidae
;amili
> Penaedea
7enus
> Penaeus
Sub genus
> Litopenaeus
Spesies
> Litopenaeus &annamei
).)
Persyaratan 5utu ).).1 Persyaratan 5utu Udang Segar Persyaratan mutu udang segar sesuai dengan S(I *1-))+.)-)**<, bah2a udang segar merupakan semua jenis udang hasil perikanan yang baru ditangkap?dipanen dan belum mengalami penanganan dan pengolahan. 3ahan baku udang segar berasal dari perairan yang tidak ter'emar, harus bersih, bebas dari bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu, serta tidak membahayakan kesehatan. Persyaratan mutu udang segar, se'ara organoleptik bahan baku harus mempunyai karakteristik sebagai berikut > 1% 6enampakan > 3ening, 'emerlang, antara ruas kokoh )% 3au > Segar, bau spesifik jenis @% 9ekstur > !lastis, padat, dan kompak 0anya udang-udang yang mempunyai kesegaran yang baik saja yang akan menghasilkan produk akhir yang baik. 3erdasarkan kesegaran ini udang dibedakan menjadi empat kelas mutu saja "0adi2iyoto, 1$$@ dalam Poernomo, )**%, yaitu > 1% Udang yang mempunyai mutu prima "prime%, atau baik sekali, yaitu udangudang yang benar-benar masih segar, belum ada perubahan 2arna, transparan, dan tidak ada kotoran atau noda-nodanya. )% Udang yang mempunyai mutu baik "fan'y%. Udang ini mutunya diba2ah prima, ditandai dengan adanya kulit udang yang sudah tampak pe'ah-pe'ah atau retakretak, tubuhnya lunak, tetapi 2arnanya masih baik dan tidak terdapat kotoran atau noda-nodanya. @% Udang bermutu sedang "medium, bla'kspot%. Pe'ah-pe'ah pada kulit udang lebih banyak daripada udang yang bermutu baik. Udang sudah tidak utuh lagi, misalnya kakinya patah, ekornya hilang, atau sebagian tubuhnya putus. #aging udang sudah tidak lentur lagi. Pada permukaan tubuh udang sudah tampak banyak noda-noda ber2arna hitam atau merah gelap.
/% Udang yang bermutu rendah "jelek, broken%. 6ulit udang banyak yang pe'ah atau mengelupas, antara ruas-ruas pada tubuh sudah putus, dan udang sudah tidak utuh lagi. ).).) Persyaratan 5utu Udang 3eku Persyaratan mutu dan keamanan udang beku yang harus dipenuhi berdasarkan S(I *1-)*.1-)**<, dapat dilihat pada 9abel ). Serta s'ore sheet sensori produk udang beku dapat dilihat pada Lampiran 1, ), dan @. 9abel ). Persyaratan 5utu dan 6eamanan Udang 3eku
).@
Penurunan 5utu Udang Proses penurunan mutu udang disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari badan
udang itu sendiri dan faktor lingkungan. Penurunan mutu ini terjadi se'ara autolisis, bakteriologis, dan oksidasi. 6emunduran mutu udang segar sangat berhubungan dengan komposisi kimia dan susunan tubuhnya. Sebagai produk biologis, udang termasuk dalam
bahan makanan yang mudah busuk bila dibandingkan dengan ikan. leh karena itu, penanganan udang segar diperlukan perhatian dan perlakuan 'ermat "Pur2aningsih, 1$$%. )
[email protected] 6emunduran 5utu Se'ara utolisis 6emunduran mutu se'ara autolisis?enAimatik adalah suatu proses penurunan mutu yang terjadi karena kegiatan enAim-enAim dalam tubuh udang yang tidak terkendali sehingga senya2a kimia dalam jaringan tubuh yang telah mati terurai se'ara kimia. Penurunan mutu se'ara enAimatik ditandai dengan rasa, 2arna, tekstur, dan rupa yang berubah "Pur2aningsih,1$$%. Proses autolisis akan selalu diikuti dengan meningkatnya jumlah bakteri, sebab semua hasil penguraian enAim selama proses autolisis merupakan media yang 'o'ok untuk pertumbuhan bakteri dan mikroba "frianto dan Li&ia2aty, 1$+$%. #iantara proses autolisis yang sangat mempengaruhi rupa udang adalah pembentukan ber'ak hitam "melanosis% dengan gejala terjadinya penghitaman pada kepala, ruas-ruas dan ekor. Penyebabnya adalah enAim dalam udang yang melalui suatu rangkaian reaksi, mengoksidasi senya2a-senya2a tertentu, menghasilkan pigmen melanin ber2arna hitam. Proses melanosis ini segera dan 'epat dipengaruhi oleh keadaan kering, adanya oksigen, suhu tinggi dan faktor 2aktu. Untuk men'egah terjadinya ber'ak hitam, usahakan agar suhu udang serendah mungkin. Pada penanganan segar, sebelum udang dibekukan suhu udang sebaiknya berada sekitar **: sampai -1*:. Jangan lebih rendah dari pada -1*: karena dikha2atirkan udang akan mengalami pembekuan sebagian yang dapat mengakibatkan rusaknya tekstur "Ilyas, 1$$@%. ).@.) 6emunduran 5utu Se'ara 6imia2i Penurunan mutu se'ara kimia2i adalah perubahan yang disebabkan oleh oksidasi lemak pada ikan yang menyebabkan bau dan rasa tengik, sehingga gejala ini dinamakan ketengikan oksidatif "Ilyas, 1$+@%. 6e'epatan oksidasi ini dapat diperlambat oleh penurunan suhu, melindungi produk sehingga tidak berhubungan dengan udara atau dibungkus dengan pembungkus anti oksidan sehingga produk tidak kontak dengan logam lain. Penurunan oksidasi terjadi pada udang yang berlemak tinggi dan produk yang dibekukan se'ara indi&idual atau produk kupas "Pur2aningsih, 1$$%.
).@.@ 6emunduran 5utu Se'ara 3akteriologis Penurunan mutu se'ara bakteriologis adalah suatu penurunan mutu yang terjadi karena adanya kegiatan bakteri yang berasal dari selaput lendir dari permukaan tubuh, insang, dan saluran pen'ernaan. Penurunan mutu ini mengakibatkan daging udang terurai dan menimbulkan bau busuk "Pur2aningsih, 1$$%. Pertumbuhan bakteri pembusuk tertahan pada deret suhu antara -1* sampai *: "Ilyas, 1$$@%. 3akteri merupakan anggota mikroorganisme terbanyak pada tubuh ikan, dapat dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan temperature hidupnya, yaitu> 1% 3akteri thermophili, bakteri ini merupakan golongan bakteri yang dapat hidup dengan baik pada temperature tinggi "/*-+**:%, kemampuan hidup optimal pada temperature / sampai *:. )% 3akteri mesophili, bakteri ini merupakan golongan bakteri yang dapat hidup dengan baik pada temperature @*-/*:, kemampuan hidup optimal pada temperature @*@*:. @% 3akteri psikrophili, bakteri ini dapat hidup dengan baik pada temperature 1*- )**:, kemampuan hidup optimal pada temperature 1**:. )./
9eknik Penanganan dan Pengolahan Udang 3eku Prinsip yang dianut dalam penanganan udang adalah mempertahankan kesegaran udang
selama mungkin dengan memperlakukan udang dengan 'ermat dan hati-hati, segera dan 'epat mendinginkan udang hingga men'apai suhu **:, memperlakukan udang se'ara bersih, higienis dan sehat serta selalu memperhatikan faktor 2aktu dan ke'epatan bekerja selama rantai penanganan dingin "Pur2aningsih, 1$$%. Udang beku adalah produk yang diolah dari udang segar yang mengalami perlakuan sebagai berikut> pen'u'ian, pemotongan kepala, pengupasan kulit, pembuangan atau tanpa pembuangan ekor, pembelahan atau tanpa pembelahan, pembekuan 'epat sehingga suhu pusat maksimal -1+*: "#S(, 1$$/ dalam Poernomo, )**%.
).
3entuk Udang 3eku
a. 0ead-n "0% Produk 0ead-n adalah produk udang beku yang utuh lengkap dengan kepala, badan, kulit, dan ekor. Produk head-on ini harus dibuat dari udang yang mempunyai tingkat kesegaran tinggi. 3iasanya udang yang diolah head-on adalah udang tambak dan ukurannya besar. b. 0eadless "0L% Produk 0eadless adalah produk udang beku yang diproses dalam bentuk kepala sudah dipotong, tetapi masih memiliki kulit, kaki, dan ekor. Pemotongan kepala ini dilakukan se'ara manual dengan 'ara mematahkan kepala dari arah ba2ah ke atas. 3agian yang dipotong mulai dari batas kelopak penutup kepala sampai batas leher bagian atas. Bendemen yang dihasilkan setelah potong kepala berkisar antara <@-<C. '. Peeled and #e&eined "P#% Produk Peeled and #e&eined adalah produk udang yang dikupas seluruh kulit serta ekornya dan untuk mengambil kotoran perut dengan menusuk bagian punggung kemudian menarik kotoranya keluar. d. Peeled Unde&eined "PU#% Produk Peeled Unde&eined adalah produk udang beku yang dikupas seluruh kulit dan ekor seperti pada produk P#, tetapi dibelah untuk mengambil kotoran perut. e. Peeled 9ail-n "P9% Peeled 9ail-n adalah produk udang beku tanpa kepala dan kulit dikupas mulai dari ruas pertama sampai ruas kelima, sedangkan ruas terakhir dan ekor disisakan. f. Peeled #e&eined 9ail-n "P#9% Produk Peeled #e&eined 9ail-n adalah produk udang kupas dengan disisakan ruas terakhir dan ekornya "hampir sama dengan P9%, tetapi pada bagian punggung udang diambil &ein "kotoran perutnya%. 6otoran perut tersebut diambil dengan 'ara membelah bagian punggung mulai dari ruas pertama atau kedua sampai ruas kelima. :ara lainnya yaitu dengan
menarik keluar kotoran perut dengan menggunakan bamboo sti'k dari bagian punggung udang. ).<
Pembekuan Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku. Pembekuan
biasanya dilakukan pada suhu -1)*: sampai -)/*:. Pembekuan digolongkan dalam dua ma'am, yaitu pembekuan 'epat dan pembekuan lambat. Ini didasarkan atas lamanya 2aktu yang diperlukan untuk mele2ati daerah terbentuknya kristal-kristal es "5u'htadi dan yustaning2arno, )*1*%. Pembekuan :epat "Dui'k freeAing%, yaitu pembekuan dengan thermal arrest time tidak lebih dari dua jam. 6ristal-kristal es yang dihasilkan berukuran ke'il di dalam jaringan daging ikan. Jika ikan dibekukan dan di'airkan kembali maka kristal-kristal yang keluar akan diserap kembali oleh daging dan hanya sedikit yang lolos sebagai drip. Pembekuan lambat "slo2 freeAing%, yaitu bila thermal arrest time lebih dari dua jam. Pembekuan lambat akan menghasilkan kristal yang besar-besar sehingga merusak jaringan daging ikan, sehingga tekstur daging ikan setelah di'airkan menjadi kurang baik karena berongga-rongga dan banyak sekali drip yang terbentuk "da2yah, )**%. Se'ara garis besar, tahapan proses pembekuan dapat dilihat pada 7ambar @. "frianto dan Li&iya2ati, 1$+$%. ).
Bendemen 5enurut 5oeljanto "1$$)%, rendemen adalah perbandingan antara produk akhir dangan
bahan mentah dalam satuan berat. Bendemen juga disebut yield, yaitu bagian yang diinginkan dari proses pengolahan bahan baku. Perhitungan rendemen dilakukan untuk setiap tahapan proses, dimana terjadi perubahan berat. 3erat yang hilang dari produk dinamakan limbah. Limbah yang dihasilkan berupa kepala, kulit, dan usus. Bendemen atau penyusutan dipengaruhi oleh jenis, bentuk dan ukuran produk. 3esarnya penyusutan akan berbeda menurut jenis ikan "udang, kembung atau yang lainnya%, bentuk ikan "fillet, utuh atau yang lainnya%, ikan berukuran ke'il maka lebih besar perbandingan luas permukaan tarhadap beratnya, lebih besar susutnya dari pada ikan berukuran besar. Sama halnya dengan ikan yang dibekukan sendiri akan lebih besar susutnya dari pada sejumlah ikan yang dibekukan dalam keadaan blok "Ilyas, 1$$@%
Bendemen merupakan hasil dari pengolahan yang terpakai, rendemen diperoleh dari perbandingan berat antara berat produk akhir dengan bahan mentah dalam satuan berat. Perubahan berat pada pengolahan udang terjadi seperti pada tahap-tahap> potong kepala dan pembekuan dalam alat pembeku. Untuk jenis produk udang kupas mentah beku "Peeled #e&eined% rendemen dihitung pada proses potong kepala dan pengupasan. Untuk alur proses yang lainnya, umumnya tidak dilakukan penghitungan rendemen karena tidak ditemukan selisih berat sebelum dan sesudah proses "Pur2aningsih, 1$$%. Persentase rendemen dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti> ukuran, kesegaran, kondisi biologis dan keahlian karya2an dalam proses pengolahan. Ikan berukuran ke'il mempunyai daging yang sedikit sehingga rendemen akhir akan didapatkan ke'il dibandingkan dengan ikan yang berukuran besar yang mempunyai daging lebih banyak dan mempunyai rendemen akhir yang besar. Penyusutan berat dapat disebabkan oleh penanganan yang dilakukan pada setiap tahap pengolahan yang dilalui bahan mentah tersebut saat penerimaan sampai menjadi produk beku dan disimpan "Ilyas, 1$$@%.
BAB III MEODE PRAKIK
@.1
=aktu dan 9empat Pelaksanaan Praktik 0ari?9anggal > Selasa, )$ (o&ember )*1< Pukul
> *+.** s.d selesai
9empat> =orkshop Pengolahan Sekolah 9inggi Perikanan Jakarta @.)
lat dan 3ahan a. Udang &annamei
f. :onta't plate freeAer
b. Pisau
g. Plastik
'. 3askom
h. 9hermometer digital
d. 9imbangan digital
i. !s
e. Long pan @.@
Langkah 6erja a. Penerimaan bahan baku
h. 9imbang III
b. Uji organoleptik udang segar
i. Pembuangan usus
'. 9imbang I
j. 9imbang I
d. Pen'u'ian
k. Pembekuan
e. Pemotongan kepala
l. Penyimpanan
f. 9imbang II
m. Uji organoleptik udang beku
g. Pengupasan
BAB IV HA#IL DAN PEMBAHA#AN 1& O!gano%ep$"k Udang #ega! Panelis
Kenampak an
1 2 3 4 5 6
8 8 9 7 8 8
Bau
Tekstur
Rerata
9 9 9 9 9 9
8 8 8 7 8 7
8,33 8,33 8,67 7,67 8,33 8,00
Udang yang digunakan dalam praktek ini sangatlah baik karena nilai yang kita dapatkan pada udang &annamei sesuai dengan standar organoleptik. 1+ Da$a 2e!a$ udang Ob s. 1
HO 24,5 2
HL 14, 94
HO to HL 60,93 %
2
25,9 2
16, 09
62,08 %
14, 05
54,21 %
4
26,2 5 23,0 4
18, 31 14, 62
69,75 % 63,45 %
14, 78 12, 49
56,30 % 54,21 %
5
24,7 3
15, 07
60,94 %
13, 35
53,98 %
6
22,9 6
14, 23
61,98 %
12, 02
52,35 %
Tot al
147, 42
93, 26
63,26 %
79, 57
3
PU D 12, 88
HO to PUD 52,53 %
53,98 %
86,21%
PD 12, 66
HO to PD 51,6 3%
PUD to PD 98,2 9%
87,32%
14, 01
54,0 5%
99,7 2%
85,43%
14, 73 12, 23
56,1 1% 53,0 8%
99,6 6% 97,9 2%
88,59%
13, 3
53,7 8%
99,6 3%
84,47%
11, 96
52,0 9%
99,5 0%
HL to PUD
80,72%
85,32%
78, 89
53,5 1%
99,1 5%
Persen yang didapat sangat sigfinikan, karena hasil yang didapat pada proses pengolahan udang ini sesuai dengan standar yang ditentukan untuk penetapan pada rendemen yang telah ditentukan.
1* 3ak$u Penu!unan #u4u 5ak$u #u4u , +,61 &, &,6. +, &67 *, 8,6 1, 8,67 , 8&6+ 0, 8&6 ., 8+ 7, 8*6-, 80 &,, 8&,61 &&, 8&*60 &+, 8&06&*, 8&7 Suhu udang yang didinginkan dengan es @-/ E:. Suhu alat :onta't Plate
;reeAer sekitar -1+E:. Udang akhirnya beku pada 2aktu /* menit yang termasuk dalam pembekuan 'epat. 6emudian di simpan dalam freeAer untuk memperthankan keadaan beku pada udang.
11 Po%a Penu!unan #u4u
15 10 5 kel 3
0 10
20
30
40
50
60
70
80
90 100 110 120 130
-5
kel 4 kel 5
-10 -15 -20
Proses pembekuan terjadi se'ara bertahap dari permukaan sampai pusat bahan. Pada permukaan bahan, pembekuan berlangsung 'epat sedangkan pada bagian yang lebih dalam, proses pembekuan berlangsung lambat. Pada a2al proses pembekuan, terjadi fase precooling dimana suhu bahan diturunkan dari suhu a2al ke suhu titik beku. Pada tahap ini semua kandungan air bahan berada pada keadaan 'air. Setelah tahap precooling terjadi tahap perubahan fase, pada tahap ini terjadi pembentukan kristal es. #an alat pembeku yang paling baik untuk digunakan karena 'epat dalam proses penurunan suhu ialah yang ber2arna biru "kelompok @%.
BAB V
PENUUP & Kes"mpu%an
#ari hasil pengamatan dapat disimpulkan bah2a rendemen pada udang banyak dimanfaatkan sebagai 'hitosan karena banyak dari bagian-bagian udang yang menjadi limbah namun dapat dimanfaatkan menjadi produk lain. Bendemen pada kepala didapat sebesar )$C, daging sebesar +C, dan pada kulit sebesar 1@C. #ari hasil data tersebut, rendemen yang tertinggi terdapat pada daging yakni sebesar +C dan yang terke'il pada kulit sebesar 1@C. #alam bentuk produk olahan, udang &annamei dapat dijadikan udang beku, udang beku datar, udang kering dan froAen. (amun yang paling besar potensiuntuk dijadikan produk olahan yaitu 'hitosan karena bermanfaat bagi tubuh manusia. + #a!an
Udang sangat digemari dipasaran karena rasanya yang khas, oleh karena itu pemasaran udang dalam bentuk segar sangat disukai oleh konsumen. Salah satu 'ara untuk mempertahankan mutu dan kesegaran dari udang yang hendak dipasarkan adalah dengan 'ara pembekuan. #engan semakin meningkatnya produksi, maka diperlukan suatu praktek penanganan dan pengolahan pas'a panen yang memadai agar nilai kenaikan produksi yang telah diperoleh tidak siasia dalam arti mengalami kerusakan yang mengakibatkan susut hasil dan kerugian yang tidak ke'il.
DA9AR PU#AKA
ndryan B. )**. itamins and (utrition is &ery important for human body. http>??222.geo'ities.'om?andryanFp2t?foodse'ret.htmlG)**$ Hdiakses pada tanggal Juni )**$.
ria2an, 6., dkk., )**. Peningkatan produksi udang merguiensis melalui optimasi dan pengaturan oksigen. Laporan 9ahunan. 3alai 3esar Pengembangan 3udidaya ir Payau. Jepara. 3riggs 5., Simon ;.S., B. Subasinghe, and 5. Phillips. )**/. Introdu'tion and mo&ement of Penaeus &annamei and Penaeus stylirostris in sia and the Pa'ifi'. ;-U(. 3angkok. :herian, 7. and J. S. Sim. 1$$/. mega-@ ;atty 'id !nri'hed !ggs as a Sour'e of Long :hain mega-@ ;atty 'ids for the #e&eloping infant. In> Sim, J.S. and S. (akai "!ds.%. !ggs Uses and Pro'essing 9e'hnologies. :3 International, :anada. #janarko S3. )**+. Pemanfaatan Limbah 6epala Udang annamei "Lithopenaeus &annamei% #alam 3entuk Serbuk 8;la&or8 Udang. http>??simonb2idjanarko.2ordpress.'om?)**+?1)?1$?pemanfaatan-limbah-kepalaudang-&annamei-lithopenaeus-&annamei-dalam-bentuk-serbuk-8fla&or8-udang? Hdiakses pada tanggal < Juni )**$. !ka2ati . )**+. Impor Udang akan #iperketat. http>??222.tempointeraktif.'om Hdiakses pada tanggal < Juni )**$. Januri. )**/. Pengaruh 2aktu penirisan dan pen yimpanan udang head less "0L% beku terhadap perubahan berat dalam kaitannya dengan 0::P. 3ogor> ;akultas Perikanan dan Ilmu 6elautan, Institut Pertanian 3ogor. (urfianti #. )**. Pembuatan kitosan sebagai pembentiukan gel dan penga2et bakso ikan kurisi Hskripsi. ;akultas Perikanan dan Ilmu 6elautan, Institut Pertanian 3ogor. Pranoto S0.)**.Isolasi dan seleksi bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi sebagai agen bioremediasi pada media pmeliharaan udang &annamei Hskripsi. ;akultas Perikanan dan Ilmu 6elautan, Institut Pertanian 3ogor. Prasetiyo 6=. )**<. Pengolahan Limbah :angkang Udang. http>??biomateriallipi.org?Gp1/ Hdiakses pada tanggal Juni )**$. Sihombing 5. )**. !kspor udang BI terus membaik. http>??222.bisnis.'om?ser&let?page Hdiakses pada tanggal < Juni )**$.