BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakang Belakang Ayam broiler merupakan jenis ternak yang sangat peka terhadap berbagai bentuk stresor (fisik maupun psikis), termasuk terhadap stress panas (heat stress). Indonesia adalah negara beriklim tropi tropis, s, dimana dimana permas permasala alahan han cuaca cuaca menjad menjadii faktor faktor predis predispos posisi isi yang pentin penting g untuk untuk berbaga berbagaii penyakit.Suhu udara yang tinggi sering berimbas pada produktivitas ayam-ayam ras, termasuk ayam potong (broiler) (rasetyo, !"#"). Ayam Ayam pada dasarn dasarnya ya sudah sudah memili memiliki ki kemamp kemampuan uan untuk untuk mengemb mengembangk angkan an kekebal kekebalan an terhadap terhadap penyakit-peny penyakit-penyakit akit tertentu. $ekebalan tubuh ayam terhadap penyakit penyakit dibagi menjadi dua yaitu kekebalan aktif dan pasif. $ekebalan aktif terjadi terjadi sebagai hasil dari reaksi terhadap penyakit atau vaksin. vaksin. $ekebalan aktif aktif berkembang berkembang lambat dan membutuhkan membutuhkan %aktu relatif relatif lebih lama. lama. Sedangkan kekebalan pasif adalah kekebalan yang %aktunya singkat dan diperoleh dari induk dalam bentuk kuning telur yang mengandung antibodi untuk membentuk kekebalan k ekebalan bagi ternak ayam yang sudah memiliki kekebalan aktif (&urtidjo, #''!). Adanya penyakit terjadi dipengaruhi oleh tiga faktor faktor yaitu yaitu agen agen penyaki penyakit, t, inang inang (ayam) (ayam) dan lingkun lingkungan. gan. i alam, alam, mikroo mikroorg rganis anisme me selalu selalu berinteraksi dalam keadaan harmoni (seimbang) apabila tubuh ternak mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap infeksi infeksi mikroorga mikroorganisme nisme tersebut.Apabila tersebut.Apabila terjadi perubahan perubahan yang menyebabkan menyebabkan ketida ketidakse kseimb imbanga angan n intera interaksi ksi terseb tersebut, ut, misal misalnya nya mengunt menguntungk ungkan an di sisi sisi mikroo mikroorg rgani anisme sme,, dan merugikan kondisi he%an ternak yang dipelihara, maka terjadilah penyakit pada ternak dengan derajat yang bervariasi (adi, !"#"). *ekropsi atau bedah bangkai he%an merupakan analogi dari autopsi pada manusia. +indakan ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan yang cepat dan tepat melalui bedah bangkai secara sistematis dalam menetapkan diagnose pada beberapa sebab penyakit atau kematian dari sector he%an.kegunaan dari nekropsi ialah untuk menarik kesimpulan yang tepat sebagaimana data yang terkumpul berdasarkan anamnesa dan gejala klinis melalui visualisasi lesi organ. *ekropsi dilakukan pada he%an yang saat mati tidak lebih dari jam karena jika he%an sudah lebih dari jam akan kesulitan untuk mendiagnosa penyakit. e%an yang mati lebih jam akan membuat organ-organ dan musculus dapat memberikan hasil yang membingungkan dengan lesi patologis sebenarnya 1.2 Tujuan +ujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasis%a dapat memahami prosedur dalam melakukan melakukan *ekropsi pada ayam dan memahami memahami abnormalitas abnormalitas pada organ organ yang dapat diamati diamati pada saat nekropsi guna meneguhkan suatu diagnosa.
BAB II TINJAUAN PUSTA PUSTAKA KA
2.1 Eutanasia Istilah Isti lah euthanasia euthanasia berasal dari bahasa unani unani yaitu /uthanatos.0 /uthanatos.0 /u berarti baik, tanpa penderitaan dan +hanatos berarti mati. 1adi dapat disimpulkan bah%a /uthanasia artinya mati dengan baik, atau mati dengan tanpa penderitaan atau mati cepat tanpa derita. &enurut kamus hukum, /uthanasia adalah menghilangkan nya%a tanpa rasa sakit untuk meringankan sakaratul maut seorang seora ng penderi penderita ta yang tak ada kemungkinan sembuh lagi. &enurut pandangan dokter, /uthanasia /uthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri.(2utcher, !""3)
2.2 Nekrosi *ekropsi (pemeriksaan postmortem) dilakukan untuk menentukan kausa k ausa penyakit dengan melakuk mel akukan an dis diskri kripsi psi les lesii mak makros roskopi kopiss dan mik mikros roskop kopis is dar darii jar jaring ingan an dan deng dengan an mel melakuk akukan an pemeriksaan serologis dan mikrobiologis yang memadai. emeriksaan postmortem dilakukan bila ditemukan adanya penurunan produksi, terdapat tanda-tanda yang jelas akan sakit atau diketahui adanya peningkatan jumlah kematian, ke matian, dan atas permintaan klien (2utcher, !""3). ada umumnya ada ! macam cara nekropsi yaitu 4 (#). Seksi lengkap, dimana setiap organ atau jaringan dibuka dan diperiksa. (!) seksi tidak lengkap, bila kematian dan sakitnya he%an diperkirakan menderita penyakit yang sangat menular atau 5oonosis (anthra6, AI, +27, hepatitis dsb). *ekropsi harus dilakukan sebelum bangkai mengalami autolisis, jadi sekurang-kurang 8 9 jam setelah kematian (2utcher, !""3). ilakukan ilak ukan emeri emeriksaan ksaan dilakukan secara patologi anatomi tanpa bantuan pemeri pemeriksaan ksaan laboratori labora torium. um. Sebelum melakukan melakukan nekropsi, nekropsi, diperi diperiksa ksa keadaan umum kadaver, status status gi5i, kulit, lelera lel eran n dar darii lub lubang ang tub tubuh, uh, ada adanya nya tum tumor or ata atau u bent bentukan ukan abn abnorm ormal al lai lainny nnya, a, kea keadaa daan n mat mata, a, pia pial, l, keadaan daerah kloaka (kotor, berdarah, luka) (amayanti et al, !"#!). rosedur nekropsi : otopsi (amayanti et al, !"#!)4 #. $adaver dibas dibasahi ahi dengan dengan air air terlebi terlebih h dahulu dahulu untuk untuk menghindar menghindarii bulu bulu tidak tidak beterb beterbangan, angan, karena hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran. !. &el &elaku akukan kan pembedaha pembedahan n diut diutama amakan kan pada org organ an yan yang g bia biasany sanyaa men mengal galami ami perubahan perubahan menciri. 3. &embuat iris irisan an melintang melintang pada kulit kulit daerah daerah abdomen, abdomen, lalu kulit kulit ditarik ditarik ke bagian anterio anterior r dan irisan tersebut diteruskan ke daerah thorakssampai mandibula. Irisan pada kulit juga diteruskan ke bagian posterior di daerah abdomen. ;. &emper &emperhatika hatikan n %arna, kualitas kualitas,, dan derajat dehidra dehidrasi si dari jaringa jaringan n sub-kutan sub-kutan dan otototot otototot dada.
<. &embuat &embuat irisan irisan melinta melintang ng pad padaa din dindin ding g per perito itoneum neum,, di daerah daerah ujun ujung g ste sternum rnum (proce (procesus sus 6yphoideus) ke arah lateral. &embuat suatu irisan longitudinal di daerah abdomen melalui line li neaa me medi dian anaa ke ar arah ah po post ster erio iorr sa sam mpa paii da daer erah ah kl kloa oaka ka,, un untu tuk k me memb mbuk ukaa ca cavu vum m abdominalis. . &em &emeri eriksa ksa kantung kantung udara di dae daerah rah abdomina abdominalis lis dan thorakal thorakalis. is. an memeriks memeriksaa let letak ak berbagai organ di dalam cavum thora6 dan abdominalis a bdominalis sesuai posisinya tanpa menyentuh organ tersebut. =. &em &emper perhati hatikan kan kemungkin kemungkinan an ter terhada hadap p adan adanya ya cairan, cairan, eks eksudat udat,, tra transu nsudat dat atau darah di dalam rongga perut dan rongga dada. 9. Sal Salura uran n penc pencern ernaan aan dikeluark dikeluarkan an deng dengan an mem memoto otong ng oes oesoph ophagus agus pada bagian proksima proksimall proventrikulus. menarik seluruh saluran pencernaan ke arah posterior dengan memotong mesenterium sampai pada daerah kloaka. memeriksa bursa fabrisius terhadap abnormalitas tertentu. '. &engel &engeluarkan uarkan hati, kantun kantung g empedu, empedu, limpa limpa dan melakuka melakukan n pemeriksaa pemeriksaan. n. #". &embuat irisan irisan secar secaraa longit longitudinal udinal pada proven proventrik trikulus, ulus, ventrikulus, ventrikulus, intes intestinum tinum tenue, coecum, colon dan cloaka.eriksa terhadap kemungkinan adanya lesi dan penyakit. ##. $adaver dibalik hingga kepala menghadap operator. #!. &em &embuat buat iri irisan san pada sisi kiri kiri sudut mulut, mulut, diterus diteruskan kan ke pha pharyn ryn6, 6, oesophagu oesophaguss dan ingluvies. &emeriksa terhadap adanya abnormalitas pada organ tersebut. #3. &engamati dan mencatat mencatat semua perubahan perubahan patologik yang ditemukan.
2.! A"a# Broiler 2roiler 2roil er adalah istilah istilah untuk menyebutkan menyebutkan strain strain ayam hasil budidaya budidaya teknol teknologi ogi yang memiliki memil iki karakterist karakteristik ik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertum pertumbuhan buhan yang cepat, konversi pakan yang baik dan dapat dipotong pada usia yang relatif muda sehingga sirkulasi sirkulasi pemeliharaannya lebih cepat dan efisien serta menghasilkan daging yang berkualitas baik. Ayam broiler dapat digolongkan kedalam kelompok unggas penghasil daging artinya dipelihara khusus untuk menghasilkan daging. >mumnyaa memil >mumny memiliki iki ciri-ciri ciri-ciri sebagai berikut4 kerangka tubuh besar besar,, pertum pertumbuhan buhan badan cepat, pertumbuhan bulu yang cepat, lebih efisien dalam mengubah ransum menjadi daging (&urtidjo, #''!).
BAB I$ HASIL DAN PE%BAHASAN
&.1 Hasil
*o #
asil engamatan ?rgan /sophagus
$eterangan *ormal, tidak mengalami perubahan patologis.
!
+rakea
*ormal, tidak mengalami perubahan patologis
3
1antung
*ormal, tidak mengalami perubahan patologis
;
>sus
*ormal, tidak mengalami perubahan patologis
<
roventrikulus dan @entrikulus
*ormal, tidak mengalami perubahan patologis
=
aru
*ormal, tidak mengalami perubahan patologis
9
ien
&engalami perubahan patologis, %arna pada lien tidak merata dan
'
Binjal
*ormal, tidak mengalami perubahan patologis
#"
epar
&engalami pembengkakan pada hepar.
&.2 Pe#'a(asan ;.!.# Co%l +hypoid ari praktikum nekropsi yang dilakukan kami mendiagnosa bah%a ayam mengalami fo%l thypoi thypoid. d. Co%l Co%l typhoi typhoid d merupak merupakan an penyaki penyakitt yang disebab disebabkan kan oleh oleh bakteri bakteri Salmon Salmonell ellaa enteri enterica ca subspecies enterica serovars Ballinarum biovars Ballinarum yang terdistribusi di seluruh dunia. enyakit ini dapat menyebabkan kematian pada unggas semua golongan umur. Ayam paling sering menderita penyakit ini, namun unggas lain seperti kalkun, burung gereja, burung kakatua dan burung kenari juga dapat terinfeksi (udjiatmoko, !"#;) )ejala Klinis $ondisi septisemia dapat terlihat, peningkatan angka mortalitas dan penurunan kualitas unggas yang dihasilkan dari telur terinfeksi. >nggas yang lebih tua menunjukkan gejala anemia, depresi, kesulitan bernapas, dan diare. $ematian paling tinggi ditemukan pada unggas umur !-3 minggu (udjiatmoko, !"#;).
ada ayam dara dan de%asa, letupan penyakit yang bersifat akut pada ayam de%asa ditandai oleh penurunan konsumsi pakan yang drastis, sayap menggantung, bulu berdiri, daerah facial pucat dan balung yang mengerut. $ematian dapat terjadi dalam %aktu ; hari pasca infeksi, %alaupun biasanya terjadi sekitar <-#" hari (udjiatmoko, ! "#;). Patologi
esi yang ditimbulkan pada hati dapat berupa pembengkakan, rapuh, dan ber%arna seperti empedu tanpa adanya fokal nekrosa. embengkakan juga terjadi pada limpa dan ginjal, anemia serta enteritis. enteritis. an terjadi terjadi pula, hepar mengalami pembengkakan, pembengkakan, ber%arna ber%arna merah tua (udjiatmoko (udjiatmoko,, !"#;) Diagnosa ada ayam ini perlu dilakukan diagnose lanjutan sehingga dapat memastikan dengan benar bah%a ayam mengalami penyakit ini, diagnosa dapat dilakukan dengan serologis dan biokimia. emeriksaan molekular dapat dilakukan untuk membedakan antara S.gallinarum dengan S.pullorum (udjiatmoko, !"#;).
BAB $ PENUTUP
*.1 Kesi#ulan *ekropsi dilakukan untuk menentukan kausa penyakit dengan melakukan diskripsi lesi makroskopis makro skopis dan mikro mikroskopis skopis dari jaringan dan dengan melakukan pemeriksaan pemeriksaan serol serologis ogis dan mikrob mik robiol iologi ogiss yang mem memadai adai.. ada pra prakti ktikum kum nek nekrop ropsi si ayam yan yang g tel telah ah dil dilaks aksanak anakan, an, pada pemeriksaan luar ayam tidak mengalami kelainan dan ketika dilakukan nekropsi dan pengambilan organ serta pengamatan, organ-organ pada ayam pada bagian hepar mengalami pembengkakan dan limpa mengalami perubahan %arna yang berbeda pada keadaan normal, dan kami mendiagnosa jika ayam ter terseb sebut ut men mengal galami ami fo% fo%ll thy thypoid poid,, tet tetapi api per perlu lu dil dilaku akukan kan dia diagno gnosa sa leb lebih ih lan lanjut jut unt untuk uk mengetahui bah%a benar ayam tersebut mengalami penyakit tersebut.
*.2 Saran isarankan kepada anggota praktikum dapat melaksanakan praktikum dengan baik dan dapat memahami prosedur nekropsi pada ayam dengan baik, sehingga dapat mendiagnosa penyakit suatu ayam.
DA+TA, PUSTAKA
2utcher B. , Dichard .&, !""3. Avi !""3. Avian an Necroppsy Techniques Techniques.. hiladelphia ondon &ontreal 1.2. ippincott 7ompany. amayanti, unny, Ida 2agus ?ka Einaya, &as joko Dudyanto. !"#!. Evaluasi !"#!. Evaluasi Penyakit Vi Virus rus Pada Kadaver Broiler Berdasarkan Pengamatan Peng amatan Patologi Anatomi Di Rumah Pemotongan nggas.. Cakultas $edokteran e%an, >niversitas >dayana. 2ali. nggas adi a di,, >$. !" !"#" #".. Pelaksanaan Biosekuriti Pada Peternakan Ay Ayam am.. 2agi 2agian an ar arasi asitol tologi ogi dan /ntomol /nt omologi ogi $es $esehat ehatan an .e .epar partem temen en Ilm Ilmu u eny enyaki akitt e% e%an an dan $es $eseha ehatan tan &as &asyar yaraka akatt @eteriner @e teriner Cakultas $edokteran e%an Institut ertanian 2ogor. 2ogor &urtidjo, 2A. #''!. Pengendalian #''!. Pengendalian !ama Dan Penyakit Ayam. Ayam. $anisius. $anisius.ogyakarta. ogyakarta. rasetyo, . !"#". "umlah !"#". "umlah Total Total dan !itung "enis #eukosit Pada Ay Ayam am Potong yang yan g Terpapar Terpapar !eat $tress.. Cakultas $edokteran e%an. >niversitas Airlangga. Surabaya. $tress udjiatmoko kk. !"#;. %anual !"#;. %anual Penyakit nggas &etakan Ke'(. Ke'(. 1akarta4 $ementerian ertanian.