LAPORAN KASUS KOLELITIASIS Pembimbing:dr.IHSANIL HUSNA Sp.PD Dian Indrayani
Identitas Pasien
Nama
: Ny.D
TTL
: Pemalang, 28 Agustus 1981
Umur
: 32 tahun
Alamat
: Kec.Cakung Barat, Jakarta Utara
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan
Agama
: Islam
Tanggal MRS
: 07-05-2014
No. RM
: 00.83.54.18
Dokter yang Merawat
: Prof Nurul, dr.Ihsanil Husna, Sp.PD
: Menikah
Anamnesis
Keluhan Utama • Lemas sejak 1 minggu yang lalu Keluhan Tambahan • Mual, badan kuning
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
OS mengeluh lemas sejak 1 minggu yang lalu.Lemas disertai rasa mual..Mual dirasakan terus menerus.Mual tidak diikuti muntah.Pasien mengeluh sakit pada ulu hati sejak ± 3 hari sebelum masuk rumah sakit.Sakit dirasakan sepanjang arcus costa (hipokondrium dextra –sinistra, dan epigastrium.
Sakit dikatakan seperti tertusuk-tusuk.Sakit dikatakan seperti tertusuktusuk.Sakit dikatakan cukup berat sehingga saat berjalan pasien membungkuk untuk mengurangi rasa sakitnya.Sakit berkurang dengan mengonsumsi makanan.Rasa sakit dirasakan hilang timbul(sehari sakit, kemudian esok harinya mereda.2 hari kemudian dirasakan sakit lagi.Rasa sakit dirasakan sampai 1 hari setelah pasien rawat inap di RSIJ Cempaka Putih.
Nyeri perut kanan atas (Hipokondrium dextra) dirasakan menetap walaupun nyeri di bagian yang lain sudah cukup berkurang.Nyeri merambat sampai ke bahu kanan.Nyeri ini dirasakan bersamaan dengan nyeri ulu hati.Nyeri dirasakan semakin parah saat pasien menarik nafas panjang dan saat pasien merasa lelah.Nyeri berkurang setelah pasien istirahat.
Saat ini nyeri perut kanan atas terkadang kambuh terutama saat pasien lelah seusai beraktivitas maupun saat pasien berusaha menarik nafas panjang, tetapi dirasakan tidak terlalu berat dan pasien masih bias beraktivitas secara normal.Panas badan dirasakan pasien sejak 1 minggu SMRS.Panas badan panas naik perlahan-lahan namun suhu tidak sempat diukur oleh pasien.Demam membaik setelah minum obat paracetamol, namun kemudian naik lagi.Demam dikatakan mulai turun sejak 2 hari sebelum masuk RS.
Kencing berwarna seperti teh ± 1 hari sebelum masuk RS.Saat masuk RS kencing berwarna kuning pekat frekuensi kencing 2-3 kali dalam sehari dengan volume kencing lebih kurang ½ gelas – 1 gelas tidak ada rasa nyeri saat kencing (-).Pancaran kencing normal.BAB juga dikatakan normal.Riwayat sesak disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu • Pasien sebelumnya belum pernah mengalami keluahan seperti ini.Riwayat sakit maag (+).Riwayat sakit kuning sejak 2 bulan yang lalu.Diare (-).Berat badan yang turun drastis (-) diabetes mellitus (-), hipertensi atau batu ginjal disangkal oleh pasien. Riwayat penyakit Asma,, Penyakit Jantung, DM, Hipertensi dan TB Paru di keluarga disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga • Keluhan yang sama pada anggota keluarga yang lainnya disangkal.Riwayat kencing manis, penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya pada anggota keluarga yang lain disangkal oleh pasien.
Riwayat Pengobatan
Riwayat Alergi
• Pasien belum pernah mengonsumsi obat sebelumnya.Setelah sakit muncul pasien langsung dibawa ke RSIJ Cempaka Putih oleh keluarganya
• Alergi debu, makanan dan obat disangkal
Riwayat Psikososial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga.Pasien mengatakan bahwa pola makan pasien tidak teratur.Frekuensi makan pasien 2-3 kali sehari namun sering terlambat makan.Jumlah konsumsi air pasien diatakan kurang hanya meminum 1 botol aqua 500 ml setiap harinya karena pasien selalu merasa mual.Pasien mengaku tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol.
Pemeriksaan Fisik Keadaan umum: tampak sakit sedang Kesadaran: composmentis Tanda vital
Status Gizi
• • • •
Suhu Nadi RR TD
• BB • TB • IMT
: : : :
38,5oC 120 x/menit 20 x/menit 110/80 mmHg
: 50 kg : 150 cm : Normal
Kepala
• Norrmochepal
Rambut
• Hitam, tersebar merata, tidak mudah di cabut
Mata
• Konjungtiva Anemis (+/+), Sklera Ikterik (+/+), Refleks Cahaya (+/+), Pupil Isokor
Hidung
• Septum Deviasi (-/-),Sekret (-/-),Epistaksis(-/-), mukosa hiperemis (-/-), konka normal
Telinga
• Normotia, Serumen (-/-), hiperemis (-/-).
Mulut
• Bibir Pucat (-),Bibir Kering (-), Sianosis (-),Gusi berdarah(-) Lidah tremor (-), Lidah kotor (-) Tonsil ( T1 / T1) Faring Hiperemis (-)
Leher
• Pembesaran KGB (-), Pembesaran Kelenjar Tiroid (-) JVP 5 +1 cmH2O
Dada: Normochest • Pulmo: • Inspeksi: Dada simetris (+), Retraksi Dinding Dada (-), Bagian yang tertinggal saat inspirasi (-) • Palpasi: Vocal fremitus sama kanan dan kiri (+) • Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru • Auskultasi: Vesikuler (+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-) • Jantung: • Inspeksi: Ictus Cordis Terlihat (-) • Palpasi: Ictus Cordis Teraba (+) di ICS V linea Midclavicula sinistra • Perkusi: batas kanan jantung relatif di ICS V linea parasternal dextra. Batas kiri jantung relatif di ICS V linea midclavicula sinistra • Auskultasi: Bunyi Jantung I dan II Murni (+), Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen • Inspeksi: Datar.Distensi (-) • Auskultasi : Bising usus (+) 6x/m • Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), tidak teraba adanya benjolan, hepar dan lien tidak teraba.Nyeri tekan di daerah hipokondrium dextra (+).Murphy sign (+) • Perkusi : timpani • Ascites : Shifting dullnes (-)
Ekstremitas Atas: •Akral hangat, RCT< 2 detik, edema (-), ikterik (+) Ekstremitas Bawah: •Akral hangat, RCT< 2 detik, edema (-), ikterik (+)
Pemeriksaan Laboratorium 7-5/2014 Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
5,5
11,7-15,5
g/dl
14.89
3,60-11.00
Ribu/µl
96
185-402
103 /uL
19 %
35-47
%
74 mg/dl
70-200
mg/dL
SGOT
99
10-31
SGPT
U/L
76
9-36
U/L
Ur
20
10-50
mg/dl
CR
0,4
< 1.4
mg/dl
Natrium
137
135-147
mEq/L
Kalium
3,2
3,5-5.0
mEq/L
Chlorida
98
94-111
mEq/L
Hematologi Hemoglobin Leukosit Trombosit Hematokrit GDS Enzym
Faal Ginjal
Elektrolit
Pertanda hepatitis Anti HAV IgM
0,38 non reaktif
Non reaktif < 0.80 Grayzone 0.80-1.20
Reaktif > 1.20
Lymphocyte
58,9 %
20,0 – 40, 0
SGOT
H 35,1 U/L
0-37
SGPT
H 44 U/L
0-40
Laboratorium tanggal 09-05-2014 jam 23.11 WIB Hematologi Hemoglobin Leukosit Trombosit Hematokrit Eritrosit MCV
8,5
11,7-15,5
15.46
3,60-11.00
768
185-402
28 %
35-47
4.04
10^6/ µl
70
80-100
g/dl Ribu/µl 103 /uL % 380-520
Fl
MCH
21
26-34
MCHC
30
32-36
Pg g/dL
Laboratorium tanggal 11-05-2014 jam 09.42 WIB Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
Hematologi Hemoglobin
10,6
11,7-15,5
g/dl
Leukosit
13.81
3,60-11.00
Ribu/µl
Trombosit
660
185-402
103 /uL
Hematokrit
34 %
35-47
%
Eritrosit
4.88
10^6/ µl
380-520
69
80-100
MCV
Fl MCH
22
26-34
Pg
MCHC
32
32-36
g/dL
Laboratorium tanggal 13 Mei 2014 pukul 22.30 WIB Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
KIMIA KLINIK
Kolinesterase Bilirubin total Bilirubin direk Bilirubin indirek
2994
4900-11900
17.9
< 1.0
14.9
< 0,3
3.0
< 0.8
U/L mg/Dl mg/dL mg/dL
Resume OS mengeluh lemas sejak 1 minggu yang lalu.Lemas disertai rasa mual..Mual dirasakan terus menerus.Mual tidak diikuti muntah.Pasien mengeluh sakit pada ulu hati sejak ± 3 hari sebelum masuk rumah sakit.Sakit dirasakan sepanjang arcus costa (hipokondrium dextra –sinistra, dan epigastrium.Sakit dikatakan seperti tertusuktusuk.Sakit dikatakan seperti tertusuk-tusuk.Sakit dikatakan cukup berat sehingga saat berjalan pasien membungkuk untuk mengurangi rasa sakitnya.Sakit berkurang dengan mengonsumsi makanan.Rasa sakit dirasakan hilang timbul(sehari sakit, kemudian esok harinya mereda.2 hari kemudian dirasakan sakit lagi.Rasa sakit dirasakan sampai 1 hari setelah pasien rawat inap di RSIJ Cempaka Putih.Nyeri perut kanan atas (Hipokondrium dextra) dirasakan menetap walaupun nyeri di bagian yang lain sudah cukup berkurang.Nyeri merambat sampai ke bahu kanan.Nyeri ini dirasakan bersamaan dengan nyeri ulu hati.Nyeri dirasakan semakin parah saat pasien menarik nafas panjang dan saat pasien merasa lelah.Nyeri berkurang setelah pasien istirahat.Saat ini nyeri perut kanan atas terkadang kambuh terutama saat pasien lelah seusai beraktivitas maupun saat pasien berusaha menarik nafas panjang, tetapi dirasakan tidak terlalu berat dan pasien masih bias beraktivitas secara normal.Panas badan dirasakan pasien sejak 1 minggu SMRS.Panas badan panas naik perlahan-lahan namun suhu tidak sempat diukur oleh pasien.Demam membaik setelah minum obat paracetamol, namun kemudian naik lagi.Demam dikatakan mulai turun sejak 2 hari sebelum masuk RS.Kencing berwarna seperti teh ± 1 hari sebelum masuk RS.Saat masuk RS kencing berwarna kuning pekat frekuensi kencing 2-3 kali dalam sehari dengan volume kencing lebih kurang ½ gelas – 1 gelas tidak ada rasa nyeri saat kencing (-).Pancaran kencing normal.BAB juga dikatakan normal.Riwayat sesak disangkal.
Pemeriksaan fisik Tanda vital:
Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 102x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
Suhu
: 38,5 oC
Antropometri
BB
:
50 kg
TB
:
150 cm
IMT :
22,2 (Berat badan normal)
Hasil pemeriksaan lab tanggal 07 Mei 2014
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
5,5
11,7-15,5
g/dl
14.89
3,60-11.00
Ribu/µl
96
185-402
103 /uL
19 %
35-47
%
74 mg/dl
70-200
mg/dL
SGOT
99
10-31
SGPT
U/L
76
9-36
U/L
Ur
20
10-50
mg/dl
CR
0,4
< 1.4
mg/dl
Natrium
137
135-147
mEq/L
Kalium
3,2
3,5-5.0
mEq/L
Hematologi Hemoglobin Leukosit Trombosit Hematokrit GDS Enzym
Faal Ginjal
Elektrolit
Diagnosis Kerja Kolelitiasis DD:Kolesistitis
Daftar Masalah
Suspect kolisistitis
DD : Suspect gastritis erosif
Dispepsia
Febris
Anemia
Assessment Kolelitiasis
S:Nyeri perut kanan atas Murphy sign (+)
O:
Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 102x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
Suhu
: 38,5 oC
Dari pemriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (+/+) nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas (+).Ektremitas atas ikterik (+/+), ekstremitas bawah ikterik (+/+)
A:Diagnosis Differential: Koledosistitis Kolesistitis P: Rencana Diagnosis:
USG Hepatobilier
Magnetic resonance cholangiopancreatography
Endoscopic ultrasound cholangiopancreatography
Endoscopic ultrasound
Rencana Terapi
Istirahat
Infuse RL 20 tpm
Ketorolac
Vit K
Diet rendah lemak
Rencana monitoring
Klinis
Kimia Darah
Assessment dispepsia S: dari anamnesis didadapatkan nausea (+),vomitus (-), nyeri ulu hati (+), dan ada riwayat maag.
O: Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 102x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu
Dari pemriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (+/+) nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas. Ektremitas atas ikterik (+/+), ekstremitas bawah ikterik (+/+)
: 38,5 oC
A : dispepsia ec gastritis P : Rencana diagnosa:
USG abdomen, endoskopi
Rencana terapi :
terapi medikamentosa:
1. rantin injeksi 150 mg 2 x 1
terapi non medikamentosa:
1. edukasi ( jaga pola hidup sehat )
2. makan yang sehat dan teratur
3. kontrol emosi
Assessment Febris S: Panas badan dirasakan pasien sejak 1 minggu SMRS.Panas badan panas naik perlahan-lahan namun suhu tidak sempat diukur oleh pasien.Demam membaik setelah minum obat paracetamol, namun kemudian naik lagi.Demam dikatakan mulai turun sejak 2 hari sebelum masuk RS. O: Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 102x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu
: 38,5 oC
Dari pemriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (+/+), nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas (+).Ektremitas atas ikterik (+/+), ekstremitas bawah ikterik (+/+).
Penatalaksanaan :
Rencana Terapi :
Antipiretik : Paracetamol 1x 500 mg
Assessment anemia S: dari anamnesis didadapatkan lemas O: Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Nadi
Respirasi : 20 x/menit
Suhu
Dari pemriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (+/+), nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas (+).Ektremitas atas ikterik (+/+), ekstremitas bawah ikterik (+/+).
A : anemia
: 102x/menit : 38,5 oC
P : Rencana diagnosa: hitung retikulosit (MCV,MCH,MCHC)
Rencana terapi:
terapi medikamentosa:
1. ferrous sulphat 3 x 200 mg
2. vit c 3 x 100mg
terapi non medikamentosa:
1. edukasi ( jaga pola hidup sehat )
2. diet : makanan yang mengandung protein tinggi terutamaprotein hewani
FOLLOW UP S
O
A
P
8/05 /2014 -
Istirahat
-
Infuse RL 20 tpm
RR : 18 x/m
-
Ketorolac
TD: 120/80
-
Vit K
Nyeri tekan epigastrium
-
Diet rendah lemak
(+)
-
rantin injeksi 150 mg 2 x 1
Nyeri tekan kudran
-
Paracetamol 1x 500 mg
kanan atas (+)
-
ferrous sulphat 3 x 200 mg
-
vit c 3 x 100mg
Demam (+), nyeri perut
Suhu : 37,6˚ C
kanan atas (+), mual (+),
Nadi : 83 x/m
nafsu makan menurun
Koledolitiasis DD:koledosititis
9/05 /2013 Demam (-), sesak (-), batuk Suhu : 36˚ C
Koledolitiasis DD:koledosititis
-
Istirahat
-
Infuse RL 20 tpm
(-), nyeri perut (-), Perut
Nadi : 81 x/m
terasa begah, BAB cair
RR : 18 x/m
-
Ketorolac
berwarna hitam
TD: 110/70 mmHg
-
Vit K
Nyeri tekan epigastrium
-
Diet rendah lemak
(+)
-
rantin injeksi 150 mg 2 x 1
Nyeri tekan kuadran
-
Paracetamol 1x 500 mg
kanan atas (+)
-
ferrous sulphat 3 x 200 mg
-
vit c 3 x 100mg
-
Istirahat
10/ /2013
Koledolitiasis DD:koledosititis
Cepat lelah saat
Suhu : 36˚ C
berjalan(+), demam (-),
Nadi : 89 x/m
-
Infuse RL 20 tpm
BAB (-), nyeri epigastrium
RR : 18 x/m
-
Ketorolac
(+), nyeri tekan kudran
TD: 130/90 mmHg
-
Vit K
-
Diet rendah lemak
-
rantin injeksi 150 mg 2 x 1
-
Paracetamol 1x 500 mg
-
ferrous sulphat 3 x 200 mg
-
vit c 3 x 100mg
kanan atas (+)
11/5 /2014
Koledolitiasis DD:koledosititis
-
Istirahat
Nadi : 68 x/m
-
Infuse RL 20 tpm
kanan atas (+), nyeri
RR : 16 x/m
-
Ketorolac
epigastrium (+)
TD: 120/90 mmHg
-
Vit K
BB= 88,5 kg
-
Diet rendah lemak
LP= 112 cm
-
rantin injeksi 150 mg 2 x 1
-
Paracetamol 1x 500 mg
-
ferrous sulphat 3 x 200 mg
-
vit c 3 x 100mg
Perut terasa begah, mual
Suhu : 36,4˚ C
(+) demam (-), nyeri perut
12/5 /2014 Perut terasa begah, mual
Suhu : 36,6˚ C
-
Istirahat
(+) demam (-), nyeri perut
Nadi : 92 x/m
-
Infuse RL 20 tpm
kanan atas (+), nyeri
RR : 18 x/m
-
Ketorolac
epigastrium (+), pusing (+)
TD: 120/70 mmHg
-
Vit K
BB= 89 kg
-
Diet rendah lemak
LP= 115 cm
-
rantin injeksi 150 mg 2 x 1
Ekstremitas bawah=
-
Paracetamol 1x 500 mg
edema/edema
-
ferrous sulphat 3 x 200 mg
-
vit c 3 x 100mg
13/5 /2014
Koledolitiasis DD:koledosititis
-
Istirahat
Nadi : 86 x/m
-
Infuse RL 20 tpm
kanan atas (+), nyeri
RR : 18 x/m
-
Ketorolac
epigastrium (+), pusing (-)
TD: 100/70 mmHg
-
Vit K
BB= 88 kg
-
Diet rendah lemak
LP= 111 cm
-
rantin injeksi 150 mg 2 x 1
-
Paracetamol 1x 500 mg
-
ferrous sulphat 3 x 200 mg
-
vit c 3 x 100mg
-
Istirahat
Perut terasa begah, mual
Suhu : 36,42 C
(+) demam (-), nyeri perut
14/05/2014
Koledolitiasis DD:koledosititis
Perut terasa begah, mual
Suhu : 36,4˚ C
(+) demam (-), nyeri perut
Nadi : 88 x/m
-
Infuse RL 20 tpm
kanan atas (+), nyeri
RR : 18 x/m
-
Ketorolac
epigastrium (+), pusing (-)
TD: 100/60 mmHg
-
Vit K
BB= 89 kg
-
Diet rendah lemak
LP= 110 cm
-
rantin injeksi 150 mg 2 x 1
-
Paracetamol 1x 500 mg
-
ferrous sulphat 3 x 200 mg
-
vit c 3 x 100mg
Tinjauan Pustaka Kolelitiasis
DEFINISI
Cholelithiasis atau batu empedu adalah istilah yang untuk penyakit adanya batu yang ditrmukan pada kandung empedu atau di dalam duktus koledokus atau di dalam keduanya. Sedangkan cholecistitis adalah penyakit radang pada kandung emepedu
PATOGENESIS
Fase Supersaturasi
Kolesterol, phospolipid (lecithin) dan garam empedu adalah komponen yang tak larut dalam air. Ketiga zat ini dalam perbandingan tertentu membentuk micelle yang mudah larut. Di dalam kandung empedu ketiganya dikonsentrasikan menjadi lima sampai tujuh kali lipat. Pelarutan kolesterol tergantung dari rasio kolesterol terhadap lecithin dan garam empedu, dalam keadaan normal antara 1 : 20 sampai 1 : 30. Pada keadaan supersaturasi dimana kolesterol akan relatif tinggi rasio ini bisa mencapai 1 : 13. Pada rasio seperti ini kolesterol akan mengendap.4
Fase Pembentukan inti batu Inti batu yang terjadi pada fase II bisa homogen atau heterogen. Inti batu heterogen bisa berasal dari garam empedu, calcium bilirubinat atau sel-sel yang lepas pada peradangan. Inti batu yang homogen berasal dari kristal kolesterol sendiri yang menghadap karena perubahan rasio dengan asam empedu.1
Fase Pertumbuhan batu menjadi besar.
Untuk menjadi batu, inti batu yang sudah terbentuk harus cukup waktu untuk bisa berkembang menjadi besar. Pada keadaan normal dimana kontraksi kandung empedu cukup kuat dan sirkulasi empedu normal, inti batu yang sudah terbentuk akan dipompa keluar ke dalam usus halus. Bila konstruksi kandung empedu lemah, kristal kolesterol yang terjadi akibat supersaturasi akan melekat pada inti batu tersebut.1
MANIFESTASI KLINIS
Penderita batu kandung empedu baru memberi keluhan bila batu tersebut bermigrasi menyumbat duktus sistikus atau duktus koledokus, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari yang tanpa gejala (asimptomatik), ringan sampai berat karena adanya komplikasi.
Dijumpai nyeri di daerah hipokondrium kanan, yang kadang-kadang disertai kolik bilier yang timbul menetap/konstan. Rasa nyeri kadang-kadang dijalarkan sampai di daerah subkapula disertai nausea, vomitus dan dyspepsia, flatulen dan lain-lain. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan hipokondrium kanan, dapat teraba pembesaran kandung empedu dan tanda Murphy positif. Dapat juga timbul ikterus. Ikterus dijumpai pada 20 % kasus, umumnya derajat ringan (bilirubin < 4,0 mg/dl). Apabila kadar bilirubin tinggi, perlu dipikirkan adanya batu di saluran empedu ekstra hepatic
DIAGNOSIS 1.
Pemeriksaan laborarotorium
2.
Pemeriksaan foto polos abdomen
3.
Kolestistografi
4.
Ultrasonografi
Penatalaksaan
Tindakan operatif : Kolesistektomi, kolesistostomi
Tindakan non-operatif:
1.
Terapi disolusi : Pengobatan dengan asam empedu ini dengan sukses melarutkan sempurna batu pada sekitar 60 % penderita yang diobati dengan CDCA oral dalam dosis 10 – 15 mg/kg berat badan per hari selama 6 sampai 24 bulan. Penghentian pengobatan CDCA setelah batu larut sering timbul rekurensi kolelitiasis.
Terapi dietetic:Syarat-syarat diet pada penyakit kandung empedu yaitu: Rendah lemak dan lemak diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna. Cukup kalori, protein dan hidrat arang. Bila terlalu gemuk jumlah kalori dikurangi.Cukup mineral dan vitamin, terutama vitamin yang larut dalam lemak.Tinggi cairan untuk mencegah dehidrasi. 5. Makanan yang tidak merangsang
KESIMPULAN
Mengingat pengobatan sirosis hati hanya merupakan simptomatik dan mengobati penyulit, maka prognosa Sirosis Hepatis bisa buruk. Umumnya menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium terhadap sirosis hepatis tersebut. Namun penemuan sirosis hati yang masih terkompensasi mempunyai prognosa yang baik. Oleh karena itu ketepatan diagnosa dan penanganan yang tepat sangat dibutuhkan dalam penatalaksanaan sirosis hati.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rosenack,J, Diagnosis and Therapy of Chronic Liver and Biliarry Diseases 2. Hadi.Sujono, Gastroenterology,Penerbit Alumni / 1995 / Bandung 3. Sherlock.S, Penyakit Hati dan Sistim Saluran Empedu, Oxford,England Blackwell 1997 4. Hakim Zain.L, Penatalaksanaan Penderita Sirosis Hepatis 5. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam jilid I, Edisi II, Penerbit Balai FK UI, Jakarta 1987
6. Anonymous http://alcoholism.about.com/library/blcirrosis.htm 7. Lesmana.L.A, Pembaharuan Strategi Terapai Hepatitis Kronik C, Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI. RSUPN Cipto Mangunkusumo 8. Maryani, Sutadi. 2003. Sirosis hepatic. Medan : Bagian ilmu penyakit dalam USU. 9. Guyton &Hall. 2000. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC 10. Stephen J. McPhee, dkk. 2013. Current Medical Diagnosis and Treatment. California: Lange.