LAPORAN KASUS
DERMATITIS ATOPI
Pembimbing: dr. Mahdar Johan, Sp.KK
Disusun oleh: Astrid Ignatia H (2009.061.175)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA - JAKARTA RSUD R. SYAMSUDIN, SH – SUKABUMI SUKABUMI PERIODE 19 SEPTEMBER 2011 – 22 22 OKTOBER 2011
1
BAB I ILUSTRASI KASUS
I.
IDENTIFIKASI PASIEN
Nama
:
An. N
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Umur
:
1 tahun
Alamat
:
Cisaru, Cikole, Sukabumi
Suku
:
Sunda
Agama
:
Islam
Pekerjaan
:
-
Tanggal Pemeriksaan : 28 September 2011
II.
ANAMNESIS
Diperoleh secara alloanamnesis pada tanggal 28 September 2011, pukul 10.15 WIB. A. Keluhan Utama
Terdapat bercak-bercak kemerahan pada kedua pipi, lipat siku, pergelangan tangan, dan lipat lutut sejak 1 bulan yang lalu.
B. Keluhan Tambahan
Gatal
C. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien dibawa oleh ibunya ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan adanya bercak-bercak kemerahan kemerahan pada kedua pipi, lipat siku, pergelangan tangan, dan lipat lutut sejak 1 bulan yang lalu.
2
Awalnya bercak kemerahan tersebut muncul di wajah (kedua pipi) dan kedua lipat siku berupa bercak kemerahan kecil, berbatas tegas yang kemudian bertambah luas serta timbul di lipat telinga, pergelangan tangan, lipat lutut dan pada. Bercak tersebut terasa gatal terutama saat malam hari sehingga pasien menjadi rewel dan sering menggaruknya. Ibu pasien merasa bercak kemerahan ini muncul kurang lebih 1 bulan yang lalu saat air mandi yang digunakan berwarna agak kecoklatan. Pasien belum pernah mengalami seperti ini sebelumnya dan belum pernah dibawa berobat sebelumnya.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat alergi disangkal Riwayat penyakit asma disangkal Riwayat rhinitis alergi disangkal Riwayat konjungivitis alergi disangkal Riwayat penyakit kulit lainnya disangkal. Riwayat penyakit sistemik disangkal.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit serupa disangkal. Riwayat alergi + Riwayat penyakit asma +
III.
PEMERIKSAAN A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: Kompos mentis
Tekanan Darah
: tidak diperiksa
Laju Nadi
: 80 kali per menit, teratur, kuat, penuh
Laju Napas
: 20 kali per menit
Suhu
: afebris 3
B. Status Dermatologis
1. Regio / Letak lesi : di kedua pipi
Efloresensi Primer : makula eritem o o Sekunder : skuama tipis Sifat UKK Ukuran : plakat eritem dengan skuama tipis di permukaan atasnya o Susunan / bentuk : tidak teratur o o Penyebaran dan lokalisasi : difus, konfluens, simetris Pembesaran KGB : tidak ada
Lesi di kedua pipi 2. Regio / Letak lesi : di lipat siku
Efloresensi Primer : makula eritem, o o Sekunder : skuama tipis dan sedikit krusta Sifat UKK Ukuran : plakat dengan skuama tipis dan sedikit krusta di o permukaan atasnya o Susunan / bentuk : teratur, bulat o Penyebaran dan lokalisasi : sirkumskrip, simetris Pembesaran KGB : tidak ada
3. Regio / Letak lesi : di pergelangan tangan
Efloresensi Primer : makula eritem o Sekunder : o
4
Sifat UKK Ukuran : lentikular hingga numular o Susunan / bentuk : bulat, teratur o o Penyebaran dan lokalisasi : sirkumskrip, simetris Pembesaran KGB : tidak ada
Lesi di pergelangan tangan 4. Regio / Letak lesi : di lipat lutut
Efloresensi Primer : makula eritem o o Sekunder : skuama tipis Sifat UKK Ukuran : numuler o Susunan / bentuk : teratur, bulat o o Penyebaran dan lokalisasi : sirkumskrip, simetris Pembesaran KGB : tidak ada
Lesi di lipat lutut 5
5. Regio / Letak lesi : di tungkai bawah (paha)
Efloresensi Primer : makula hiperpigmentasi o o Sekunder : Sifat UKK Ukuran : plakat o Susunan / bentuk : tidak teratur o o Penyebaran dan lokalisasi : sirkumskrip, simetris Pembesaran KGB : tidak ada
Lesi di tungkai bawah C. Pemeriksaan Penunjang
White dermographism : (-)
D. Pemeriksaan Anjuran
IV.
Pemeriksaan eosinophil darah tepi
RESUME
Pasien anak laki-laki usia 1 tahun dibawa ibunya ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan adanya eritema pada regio cubiti, pergelangan tangan, fossa poplitea sejak 1 bulan yang lalu.
Lesi
6
pertama timbul di wajah (pipi) lalu menyebar ke daerah fleksura disertai pruritus terutama malam hari. Riwayat atopi pada keluarga + (dermatitis atopi pada ibu pasien dan asma pada kakak pasien). Pada pemeriksaan fisik ditemukan lesi polimorfik (eritema, hiperpigmentasi, skuama, krusta) pada kedua pipi dan fleksura (regio cubiti, pergelangan tangan, fossa poplitea ) berukuran nummular hingga plakat dengan distribusi simetris.
V.
DIAGNOSIS
Diagnosis banding
Dermatitis atopic tipe bayi
Dermatitis kontak
Diagnosis kerja
VI.
Dermatitis atopic tipe bayi
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana umum : o
Edukasi ibu pasien mengenai penyakit pasien.
o
Edukasi ibu pasien untuk mengenali dan menghindari alergen pasien
o
Edukasi ibu pasien untuk menghindari menggaruk bercak tersebut
o
Edukasi ibu pasien untuk menjaga kebersihan kulit pasien agar tidak terjadi infeksi sekunder.
o
VII.
Kontrol kembali.
Tatalaksana khusus : o
Sistemik : chlorpheniramine maleate sirup 3 x1/2 sendok teh per oral
o
Topikal : Hidrocortisone 1% ointment
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad functionam
: bonam
Quo ad sanationam
: dubia ad malam 7
BAB II ANALISIS KASUS
Diagnosis kerja : Dermatitis atopi tipe bayi
Pasien ini seorang anak laki-laki berusia 1 tahun, sesuai dengan onset usia munculnya dermatitis atopi yakni tahun pertama kehidupan (setelah usia 2 bulan). Selain itu, gatal yang diwujudkan dengan menggaruk pada pasien merupakan gejala utama dermatitis atopi. Gatal membuat pasien rewel serta menggaruk menyebabkan timbulnya lesi yang ditemukan pada pasien ini yang sesuai dengan gambaran penyakit dermatitis atopi tipe bayi yakni, bercak-bercak eritema berbatas tegas, skuama, dan krusta. Bila dilihat dari tempat timbulnya lesi yakni berawal di kedua pipi dan menyebar ke daerah lipatan (fleksura) antara lain lipat siku, pergelangan tangan, lipat lutut dan paha serta lokalisasi yang simetris, hal ini sesuai dengan tempat predileksi munculnya lesi dermatitis atopi tipe bayi. Diagnosis dermatitis atopi tipe bayi ini juga didukung dengan riwayat atopi pada keluarganya, yaitu ibunya yang juga menderita dermatitis atopi serta riwayat asma pada kakak pasien. Hal-hal tersebut diatas juga memenuhi pedoman yang disusun oleh
8
UK Working Party, antara lain keluhan gatal disertai 3 kriteria tambahan, yaitu terkena dilipatan kulit, riwayat atopi pada keluarga tingkat pertama dan awitan pada usia <2 tahun. Penatalaksanaan dermatitis atopi dibagi menjadi 2, yaitu umum dan khusus. Oleh karena pasien berusia 1 tahun maka dalam penatalaksanaan juga melibatkan orang tua pasien. Sebagai penatalaksanaan umum, orang tua pasien diedukasi mengenai :
penyakit anaknya (kronik, residif, dapat diturunkan)
penyebab pastinya belum ada namun dapat dicari dan dihindari faktor pencetusnya, misalnya makanan, obat-obatan, sabun, bahan pakaian, dan lain sebagainya. Selain itu, untuk pengobatannya hanya diberikan yang sifatnya simtomatis.
Hindari garukan untuk menghindari infeksi sekunder serta jaga kelembaban dan kebersihan kulit pasien. Hal ini dikarenakan kulit pasien dermatitis atopi cenderung kering dan fungsi sawarnya berkuang sehingga mudah retak dan mempermudah masuknya mikroorganisme pathogen.
Selain itu, dapat diberikan pengobatan simptomatik seperti Chlorpheniramine maleate (antihistamin) untuk mengurangi rasa gatal sehingga pasien tidak menggaruk dan lebih tenang (tidak rewel). Untuk pengobatan topical dapat diberikan salap kortikosteroid potensi rendah seperti hidrokortisone 1% yang dioles tipis-tipis pada lesi. Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada dermatitis atopi eksaserbasi akut dalam jangka pendek dan dosis rendah maupun tapering off lalu segera diganti kortikosteroid lokal. Prognosis dermatitis atopi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Pada pasien ini ditemukan beberapa faktor yang berhubungan dengan prognosis yang kurang baik namun masih membingungkan (dubia ad malam) antara lain dermatitis luas, riwayat dermatitis atopi pada orang tua dan riwayat atopi pada saudara kandung serta onset pada usia muda.
9
Diagnosis banding : Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak merupakan dermatitis yang disebabkan oleh menempelnya substansi/bahan pada kulit. Pada pasien ini ditemukan adanya kontak dengan air mandi yang berbeda dengan air yang biasa digunakan oleh pasien yang mungkin menjadi penyebab timbulnya ruam pada kulit pasien. Riwayat atopi pada keluarga pasien juga dapat mendukung ke arah dermatitis kontak alergi. Namun, jenis dermatitis ini jarang terjadi pada usia muda dan tempat lesinya berhubungan dengan daerah kontak. Pada pasien ini letak lesi hanya di wajah dan daerah lipatan yang lebih cocok dengan dermatitis atopi tipe bayi. Gejala yang dialami pasien berupa gatal dan dijumpai jenis ruam kulit yang bermacam-macam juga tidak spesifik untuk dermatitis kontak. Hal tersebut hanya menandakan adanya dermatitis (peradangan pada epidermis dan dermis sebagai respon terhadap fakto eksogen dan atau endogen).
10
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, Editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Cetakan 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2007.
Siregar R. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Cetakan 1. Jakarta: EGC, 2005
Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis of Clinical th
Dermatology. 5 Ed. New York: McGraw-Hill, 2007.
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA. Et al. Fitzpatrick’s Dermatology in th
General Medicine. 7 Ed. New York: McGraw-Hill, 2008
11