LAPORAN 1 PRAKTIKUM INSTALASI FIBER OPTIK TERMINASI KONEKTOR FO
DOSEN : Yoyok Heru Prasetyo, Drs, MT
OLEH: TT – 2A 2A KELOMPOK 1
Achmad Giovanny Risnaldi Ade Kirana Islamiy Ahmad Sholikhul Hadi Putra Naninda Widasari Yashinta Agnes Pranggawati
(01) (02) (05) (12) (20)
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2017
LABORATORIUM FIBER OPTIK PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG
PRAKTIKUM 1 TERMINASI KONEKTOR FO 1.1 Pokok Bahasan Macam-macam konektor Bagian-bagian konektor Merangkai Konektor 1.2 Tujuan Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan : Dapat melakukan terminasi dengan menggunakan konektor FC dan SC. 1.3 Dasar Teori 1.3.1 Jenis Konektor Pada kabel serat optik, sambungan ujung terminal dapat disebut juga dengan istilah: konektor. Jenis-jenis dari konektor kabel fiber optic ini tersedia dalam beberapa bentuk yang berbeda-beda tergantung kebutuhan implementasinya, dimana biasanya memiliki tipe standar seperti berikut ini:
1. FC (Fiber Connector) : digunakan untuk model kabel single-mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah. 2. SC (Subsciber Connector) : digunakan untuk model kabel single-mode, dengan sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain. 3. ST (Straight Tip) : bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut. 4. Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber optik. Saat ini sangat jarang digunakan. 5. D4: konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya. 6. SMA: konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak berkembang lagi penggunaannya. 7. E200 Berikut adalah jenis-jenis konektor tipe kecil: 1. LC 2. SMU 3. SC-DC
LABORATORIUM FIBER OPTIK PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG
Selain itu pada bagian konektor tersebut biasanya menggunakan warna tertentu dengan maksud sebagai berikut: Warna Konektor
Biru Hijau Hitam Abuabu, Putih
Arti
Physical Contact (PC), 0° Angle Polished (APC), 8° Physical Contact (PC), 0° Physical Contact Krem (PC), 0° Physical Contact (PC), 0°
Merah
Keterangan
Yang paling umum digunakan untuk serat optik single-mode Sudah tidak digunakan lagi untuk serat optik multi-mode
Serat optik multi-mode
Penggunaan khusus
Gambar 1.2 Jenis Konektor Standar FO 1.3.2 Bagian-bagian Konektor
LABORATORIUM FIBER OPTIK PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG
Setiap jenis konektor tersusun oleh elemen yang berbeda-beda, sebagai contoh konektor SC mempunyai elemen sperti ditunjukkan pada gambar 1.3 berikut,
Gambar 1.3 Bagian-bagian konektor SC Elemen-elemen konektor SC : a. Dust cap : penutup ferule yang berfungsi sebagai pelindung ujung FO pada ferrule dari debu b. Connector housing : Rumah konektor ini berfungsi sebagai selongsong dari semua elemen SC c. Ferrule : berfungsi sebagai tempat masukkan core dan tempat bertemunya ujung penyambungan FO d. Connector sub-assembly : reumahnya ferrule di pasang sering juga disebut adapter atau coupler. e. Relief boot : menghubungkan antara body conector dengan kabel fiber dan memproteksi kabel fiber dari bahaya mekanis. 1.3.3. Merangkai Konektor Metode untuk memasang konektor fiber optik sangat bervariasi tergantung dari jenis konektor. Sehingga pemasangan atau instalasi konektor dengan kabel FO tidak dilakukan dengan bentuk panduan definitif, namun berikut adalah langkah-langkah yang dapat dipakai sebagai acuan untuk dasar-dasar interkoneksi serat optik. a. Potong kabel satu inci lebih lama dari panjang yang dibutuhkan. b. Lepas dengan hati-hati jaket luar serat dengan penari telanjang "tanpa nick". Potong anggota kekuatan yang terpapar, dan lepaskan lapisan serat. Lapisan serat dapat dilepas dua cara: dengan merendam serat selama dua menit dengan pengencer cat dan menyeka serat bersih dengan kain lembut tanpa serat, atau dengan mengupas serat dengan penari s erat dengan hatihati. Pastikan untuk menggunakan penari telanjang yang dibuat khusus untuk digunakan dengan serat daripada penari telanjang kawat logam karena kerusakan dapat terjadi, pelemahan serat.
LABORATORIUM FIBER OPTIK PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG
c. Bersihkan dengan hati-hati serat yang dilapisi dengan alkohol isopropil dituangkan ke kain lembut dan tidak berserabut seperti Kimwipes. bersihkan serat dengan tissue kering. Catatan: Gunakan hanya isopropil alkohol murni 99% grade industri. Isopropil alkohol yang tersedia secara komersial adalah untuk penggunaan obat dan diencerkan dengan air dan minyak mineral ringan. Kelas industri isopropil alkohol harus digunakan secara eksklusif. d. Konektor dapat dihubungkan dengan menggunakan epoxy atau crimping. Jika menggunakan epoksi, isi konektor dengan cukup epoksi untuk memungkinkan manik kecil epoksi terbentuk di ujung konektor. Masukkan serat bersih dan dilucuti ke dalam konektor. Cure epoxy sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh produsen epoxy. e. Jangkar kekuatan kabel anggota ke konektor bodi. Hal ini untuk mencegah stres langsung pada serat. Geser ujung belakang konektor ke tempatnya (jika ada). f. Siapkan core FO untuk mencapai hasil akhir optik yang bagus dengan membelah dan memoles ujung serat. Sebelum sambungan dibuat, ujung serat masing-masing harus memiliki kelancaran yang bebas dari cacat seperti hackles, bibir, dan patah tulang. Cacat ini, serta kotoran dan kotoran lainnya mengubah pola propagasi geometris cahaya dan menyebabkan hamburan. 1.4 Eksperimen 1.4.1 Peralatan Eksperimen Peralatan yang dibutuhkan pada praktikum modul 1 instalasi terminasi konektor FO, antara lain:
1. Tang Stripper. 2. Cleaver (alat perata permukaan core). 3. Gunting. 4. Lakban. 5. Tisu. 6. Alcohol 90%. 7. Core fi ber optic 3 helai. 8. Konektor SC (Subcri ber Connector) 4 buah (1 buah untuk cadangan). 9. Konektor F C ( F iber Connectro) 4 buah (1 buah untuk cadangan). 10. Tempat gulungan core fiber 3 buah. 1.4.2 Prosedur Percobaan -> Tuliskan prosedure atau langkah-langkah instalasi terminasi konektor untuk :
1. Ambil sehelai core fiber lalu kupas coating core fiber sepanjang 4 cm dengan tang stripper. 2. Bersihkan core yang telah dikupas dengan tisu yang dibasahi alcohol. 3. Ratakan ujung core yang telah dikupas dengan cleaver dengan menyisakan panjang core terkupas sekitar 1,3 cm. LABORATORIUM FIBER OPTIK PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG
4. Bersihkan core yang telah dikupas dengan tisu beralkohol. 5. Buka relief boot konektor F C lalu masukkan core yang terkupas tadi secara hati – hati melalui relief boot konektor. 6. Buka sub-asembly konektor lalu geser pengunci core fiber pada subasembly konektor FC ke posisi “Off”. 7. Lalu masukkan core fiber terkupas ke dalam sub-asembly konektor secara hati – hati hingga bersinggungan dengan ferrule bagian dalam di dalam sub-asembly konektor tersebut (jangan sampai ujung core fiber terkupas menabrak tepi apapun, kecuali ujung ferrule bagian dalam). 8. Geser pengunci core fiber pada sub-asembly konektor ke posisi “On” dengan memberi tekanan lebih (Pastikan core fiber tidak mudah terlepas dari sub-asembly dengan cara menarik fiber secara perlahan dengan sedikit tekanan, apabila fiber bergeser, maka menandakan proses penguncian sebelumnya kurang tepat). 9. Tutup sub-asembly konektor lalu gabungkan sub-asembly konektor dengan relief boot. 10. Lakukan langkah 1 – 9 pada ujung core fiber satunya.
1. Ambil sehelai core fiber lalu kupas coating core fiber sepanjang 4 cm dengan tang stripper. 2. Bersihkan core yang telah dikupas dengan tisu yang dibasahi alcohol. 3. Ratakan ujung core yang telah dikupas dengan cleaver dengan menyisakan panjang core terkupas sekitar 1,3 cm. 4. Bersihkan core yang telah dikupas dengan tisu beralkohol. 5. Buka relief boot konektor SC lalu masukkan core yang terkupas tadi secara hati – hati melalui relief boot konektor. 6. Buka sub-asembly konektor lalu geser pengunci core fiber pada subasembly konektor SC ke posisi “Off”.
7. Lalu masukkan core fiber terkupas ke dalam sub-asembly konektor secara hati – hati hingga bersinggungan dengan ferrule bagi an dalam di dalam sub-asembly konektor tersebut (jangan sampai ujung core fiber terkupas menabrak tepi apapun, kecuali ujung ferrule bagian dalam). 8. Geser pengunci core fiber pada sub- asembly konektor ke posisi “On” dengan memberi tekanan lebih (Pastikan core fiber tidak mudah terlepas dari sub-asembly dengan cara menarik fiber secara perlahan dengan sedikit tekanan, apabila fiber bergeser, maka menandakan proses penguncian sebelumnya kurang tepat). 9. Tutup sub-asembly konektor lalu gabungkan sub-asembly konektor dengan relief boot. 10. Lakukan langkah 1 – 9 pada ujung core fiber satunya. 1. Ambil sehelai core fiber lalu kupas coating core fiber sepanjang 4 cm dengan tang stripper. 2. Bersihkan core yang telah dikupas dengan tisu yang dibasahi alcohol.
LABORATORIUM FIBER OPTIK PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG
3. Ratakan ujung core yang telah dikupas dengan cleaver dengan menyisakan panjang core terkupas sekitar 1,3 cm. 4. Bersihkan core yang telah dikupas dengan tisu beralkohol. 5. Buka relief boot konektor F C lalu masukkan core yang terkupas tadi secara hati – hati melalui relief boot konektor. 6. Buka sub-asembly konektor lalu geser pengunci core fiber pada subasembly konektor FC ke posisi “Off”.
7. Lalu masukkan core fiber terkupas ke dalam sub-asembly konektor secara hati – hati hingga bersinggungan dengan ferrule bagi an dalam di dalam sub-asembly konektor tersebut (jangan sampai ujung core fiber terkupas menabrak tepi apapun, kecuali ujung ferrule bagian dalam). 8. Geser pengunci core fiber pada sub- asembly konektor ke posisi “On” dengan memberi tekanan lebih (Pastikan core fiber tidak mudah terlepas dari sub-asembly dengan cara menarik fiber secara perlahan dengan sedikit tekanan, apabila fiber bergeser, maka menandakan proses penguncian sebelumnya kurang tepat). 9. Tutup sub-asembly konektor lalu gabungkan sub-asembly konektor dengan relief boot. 10. Lakukan langkah 1 – 9 pada ujung core fiber satunya, namun ganti jenis konektor dengan konektor SC. 1.4.2 Kesimpulan - Terminasi konektor F O dilakukan untuk mengakhiri uj ung suatu kabel serat optic (K SO) sehingga nantinya dapat digunakan untuk koneksi KSO dengan terminal FO. Terminasi konektor F O memilki prosedur yang tidak selalu sama untuk semua jenis konektor F O sehingga untuk terminasi konektor F O dapat dilakukan dengan mengenali jenis konektor yang dipakai beserta spesifikasi konektor tersebut. Yang kemudian dapat dilakukan pendekatan proses terminasi sesuai jenis konektor yang dipakai dengan mengacu pada poin – poin pemasangan umum berikut : Pengupasan lapisan coating KSO. o Pemotongan dan perataan ujung KSO terkupas. o (pada bagian subo Memasang KSO terkupas pada konektor assembly konektor). Proses akhir terminasi KSO pada konektor umumnya : o penguncian KSO terhadap konektor dan pemasangan pelindung KSO (dapat berupa bagian relief-boot konektor dan crimpeyelet).
LABORATORIUM FIBER OPTIK PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG