TUGAS PRAKTIKUM TA3202 GEOTEKNIK TAMBANG MODUL 1 – LERENG LERENG HOMOGEN, TIDAK BERLAPIS, ISOTROP
Nama : Dhany Wahyu Hidayat Hidayat Nim : 12115054 Shift : Selasa ( 15.00 - 16.00 ) Diagram Alir Urutan Pemakaian Program Progra m
Pada toolbar Analysis, klik Interpret. Lalu klik Ok.
Buka aplikasi Slide 6.0 Software akan menunjukan nilai FK nya dari lereng yang kita buat tadi Klik toolbars boundaries, klik add external boundaries
Masukkan koordinat dari lereng sehingga terbentuk lereng dengan geometri seperti soal
Lalu tentukan material penyusun lereng tersebut dengan cara klik toolbar properties lalu define materials
masukkan nama material, nilai kohesi, bobot isi, dan sudut gesek dalam
Analisis dan Pembahasan
1. Menghitung FoS dengan metode bishop dan janbu. a. Sifat fisik dan mekanik sesuai dangan tabel. Faktor Keamanan Bishop = 0.34
Faktor Keamanan Janbu = 0.328
Lalu pada toolbar Surface, klik Auto grid, sehingga muncul titik-titik berbentuk kotak
Selanjutnya klik analysis kemudian project setting untuk menentukan metode metode an kita kita unakan unakan dan arameter arameter lain
Pada toolbar analysis, klik Compute, lalu save project Slide tersebut
Analisis : Dengan nilai FK tersebut, lereng dikatakan pada kondisi yang tidak stabil atau tidak mantap, yang mana telah disebutkan disebutkan oleh Hoek and Bray pada buku Rock Slope Engineering bahwa pada umumnya safety factor yang digunakan pada tambang terbuka open pit yaitu 1.2 - 1.4 . Jika dilihat dari nilai FK pada tiap metode, terlihat adanya perbedaan nilai FK pada masing-masing metode, yang disebabkan karena adanya perbedaan-perbedaan asumsi yang digunakan dalam perhitungan FK. Pada metode Janbu nilai
FK relatif kecil yang mana nilai FK tersebut tela h dikoreksi dengan faktor modifikasi, Fo, yang merupakan fungsi dari geometri bidang gelincir dana parameter kekuatan tanah atau batuan.
Bishop
=0.327
Janbu
= 0.316
b. Perubahan sifat fisik dan mekanik Perubahan terhadap :
Nilai dalam table diatas dikurangi 25% Setelah pengurangan nilai bobot isi, nilai FK yang diperoleh yaitu : Bishop = 0.357
Nilai dalam table diatas ditambah 50% Dengan adanya peningkatan bobot isi, FK yang diperoleh yaitu : Bishop = 0.318
Janbu = 0.347
Nilai dalam table diatas dikurangi 50% Dengan adanya peningkatan bobot isi, FK yang diperoleh yaitu : Bishop = 0.387
Janbu = 0.307
Janbu = 0.379
Nilai dalam table diatas ditambah 25% Dengan adanya peningkatan bobot isi, FK yang diperoleh yaitu :
Analisis terhadap perubahan : Dengan adanya pengurangan dan peningkatan bobot isi, terjadi perubahan pada nilai FK jika dibandingkan pada kondisi awal. Dengan adanya pengurangan bobot isi, nilai FK menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan nilai FK awal. Sedangkan peningkatan bobot isi menghasilkan nilai FK yang lebih kecil. Hal tersebut disebabkan karena bobot isi batuan akan mempengaruhi beban pada massa batuan gelincir, yang mana bobot isi akan berkaitan dengan besarnya level tegangan yang bekerja pada permukaan bidang gelincir. Bobot isi yang besar, akan menyebabkan massa tanah atau batuan semakin berat sehingga meningkatkan besarnya gaya penggerak dan cenderung menghasilkan FK yang lebih kecil. Sedangkan bobot isi yang kecil akan menghasilkan massa batuan atau tanah lebih
ringan sehingga gaya penggerak akan lebih kecil dan menghasilkan FK yang lebih besar. Perubahan terhadap kohesi :
Nilai kohesi dikurangi 25% FK yang dihasilkan setelah pengurangan nilai kohesi: Bishop = 0.324
Nilai kohesi ditambah 50% FK yang dihasilkan setelah penambahan nilai kohesi: Bishop = 0.365
Janbu = 0.313
Nilai kohesi dikurangi 50% FK yang dihasilkan setelah pengurangan nilai kohesi: Bishop = 0.307
Janbu = 0.356
Perubahan terhadap sudut gesek dalam :
Nilai sudut gesek dalam dikurangi 25% FK yang dihasilkan setelah pengurangan nilai sudut gesek dalam: Bishop = 0.265
Janbu = 0.294
Janbu = 0.256
Nilai kohesi ditambah 25% FK yang dihasilkan setelah penambahan nilai kohesi: Bishop = 0.353
Janbu = 0.342
Nilai sudut gesek dalam dikurangi 50% FK yang dihasilkan setelah pengurangan nilai sudut gesek dalam:
Bishop = 0.190
Janbu = 0.185
Nilai sudut gesek dalam ditambah 25% FK yang dihasilkan setelah penambahan nilai sudut gesek dalam: Bishop = 0.416
Janbu = 0.405
Analisis terhadap perubahan C dan Sudut Gesek Dalam : Dengan kriteria runtuh Mohr-Coulomb, maka kohesi dan sudut gesek dalam merupakan suatu terminology kuat geser dari batuan. Dari hasil FK, ditunjukkan bahwa peningkatan nilai kohesi dan sudut gesek dalam akan menghasilkan nilai FK yang lebih besar dibanding kondisi awal. Sedangkan sebaliknya, pengurangan nilai kohesi dan sudut gesek dalam akan mneghasilkan nilai FK yang lebih kecil. Hal tersebut terjadi karena dengan meningkatnya nilia kohesi dan sudut gesek dalam, maka kuat geser batuan akan semakin kuat, sehingga akan menghasilkna gaya penahan yang semakin besar juga. Sebaliknya, dengan berkurangnya nilai kohesi dan sudut gesek dalam, maka kuat geser batuan akan semakin kecil sehingga akan menyebabkan berkurangnya gaya penahan sehingga FK akan cenderung lebih kecil. Namun dapat dilihat, bahwa perubahan nilai kohesi memberikan perubahan yang lebih signifikan pada hasil perhitungan FK. Hal tersebut dapat disebabkan karena pada nilai kohesi tidak bergantung pada besarnya gaya normal sedangkan sudut gesek dalam akan bergantung pada gaya normal yang bekerja.
c. Perubahan kemiringan Kemiringan bertambah 10 derajat
Bishop Faktor Keamanan Bishop = 0.34
Janbu Faktor Keamanan Janbu = 0.34
Nilai sudut gesek dalam ditambah 50% FK yang dihasilkan setelah penambahan nilai sudut gesek dalam: Bishop = 0.499
Janbu = 0.485
Kemiringan berkurang 10 derajat
Bishop Faktor Keamanan Bishop = 0.34
Janbu Faktor Keamanan Janbu = 0.34
Analisis terhadap perubahan Kemiringan : Seperti kita ketahui bahwa salah satu cara yang mungkin untuk mengatasi ketidakmantapan lereng adalah dengan mengubah geometri dari lereng karena material penyusun lereng sudah merupakan sifat alamiah yang tidak bisa kita ubah. Perubahan geometri dapat dilakukan pada ketinggian maupun kemiringan lereng. Nilai FoS paling kecil adalah ketika kemiringan lereng 70 derajat dan yang paling besar adalah ketika kemiringan 50 derajat. Dapat kita lihat bahwa semakin landai atau kemiringan lereng semakin kecil maka nilai dari FoS meningkat meskipun lereng tetap tidak stabil dan akan ada biaya tambahan karena proses pengupasan dan pengangkutan material. Selain itu cadangan yang tertambang juga akan berkurang karena lereng yang dilandaikan. Kemiringan dari lereng akan mempengaruhi kecenderungan material untuk bergerak karena faktor gravitasi sehingga hal tersebut akan menambah gaya penggerak yang memperbesar peluang terjadinya longsor.