LAPORAN ASISTENSI PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1 ANTROPOMETRI
Nama Instruktur : Annisa Maharani Suyono, Suyono, S.T. Nama Asisten
: Nurlaela Nisfiani Amanda Kanya H
Oleh: Sofyan Wahidjul A Nur’arifah Mutiakandi Mutiakandi
Abdi Robbi Ikhsan
0516104034 0516104047 0516104054
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG 2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1 1.1.1
LATAR BELAKANG Antropometri
Kehidupan aktifitas sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita deskripsikan dalam sebuah data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih dahulu menjadi suatu data yang mudah dibaca dan dianalisa, akan tetapi bagaimana penyajian data yang yang kita kita dapat tentunya tentunya berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penyaji data. Antropometri merupakan ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu atau kelompok. Antropometri secara luar dapat digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan (design) (design) produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Antropometri akan memberikan penjelasan kalau manusa itu pada dasarnya memiliki berbeda satu dengan yang lain. Manusia akan bervariasi dalam berbagai macam dimensi ukuran seperti kebutuhan, motivasi, inteligensia, imaginasi, usia, latar belakang pendidikan, jenis kelamin, kekuatan, bentuk dan ukuran tubuh, dan sebagainya. Pengukuran data antropometri yang tepat dilakukan dengan cara menyesuaikan bentuk dan geometris ukuran dari produk rancangannya dengan bentuk maupun ukuran segmen-segmen bagian tubuh yang nantinya akan mengoperasikan produk tersebut, sehingga dapat dikatakan antropometri memegang peranan utama dalam rancang bangun sarana dan prasarana kerja. Faktor kenyaman pengguna merupakan suatu hal vital dalam sebuah pekerjaan, hal ini dapat di lihat dengan penggunaan teori ergonomi dan teori antropometri. Teori antropometri adalah teori yang mempelajari tentang desain yang memiliki dasar kepada keseuaian ukuran tubuh manusia. Ergonomi adalah teori yang mendasari untuk kenyamanan manusia. Antropometri dan ergonomi ini adalah ilmu yang dapat digunakan oleh seorang engineer untuk mengoptimalkan kenyamanan. Menerapkan teori ini, seorang engineer akan dapat mengetahui
kebutuhan kenyamanan seseorang berdasarkan tubuh mereka dan fasilitas dalam menunjang aktivitas mereka. Praktikum Perancangan Sistem Kerja Ergonomi Modul 1 mengenai tentang antropometri ini, praktikan melakukan pengukuran dimensi dan mengumpulkan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia bentuk, ukuran, dan kekuatan serta penggunaan dari data tersebut untuk memecahkan suatu masalah dalam pendesain atau menginovasi produk. Dilakukannya praktikum modul 1 ini, diharapkan praktikan dapat mengetahui tata cara pengukuran dimensi tubuh manusia untuk kepentingan ergonomi dan dapat mengetahui penggunaan data antropometri dalam perancangan produk atau stasiun kerja. Produk yang praktikan inovasi dengan memperitimbangkan ukuranukuran dimensi tubuh pada modul ini adalah kursi belajar Kuliah. 1.2
TUJUAN
1.2.1
Antropometri
Tujuan dari modul Antropometri praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi adalah: 1.
Mengetahui dan memahami tata cara pengukuran antropometri
2.
Mengetahui konsep-konsep mengenai perancangan suatu sistem kerja atau produk, yang berhubungan dengan data-data atau informasi mengenai sifat, keterbatasan dan kemampuan manusia
3.
Menganalisa, mengenai dan memperbaiki serta merancang suatu sistem kerja yang berhubungan dengan manusia sebagai pemakai.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1
PENGUMPULAN DATA
4.1.1
Antropometri
4.1.1.1 Data Pengukuran Dimensi Tubuh Tabel 4. 1 Data Hasil Pengukuran Dimensi (1) Dimensi Ke 1 2 3 4 5 6 7
8
9
Dimensi
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
D8
D9
Sofyan W A
172 167 157
160 160 145
145 155 132
107 102 100
103 100 95,5
84 83 76
59 61 60
84 83 85
79 75 76
Tabel 4. 2 Data Hasil Pengukuran Dimensi (2) Dimensi Ke 10 11 12 13 14 15 16
17
18
Abdi Robbi Arifah M S
(Sumber : Pengumpulan Data)
Dimensi Sofyan W A
D10 66
D11 24
D12 13
D13 D14 55 44
D15 D16 D17 D18 51 36 39 40
Abdi Robbi
52
26
14
57
42
50
40
42
40
Arifah M S
57
57
25
51
45
45
38
36
32
Tabel 4. 3 Data Hasil Pengukuran Dimensi (3) Dimensi Ke 19 20 21 22 23 24 25
26
27
(Sumber : Pengumpulan Data)
Dimensi Sofyan W A
D19 35
D20 16
D21 18
32 32
15 18
13 17
D22 D23 37 17
17 18
18 16
Tabel 4. 4 Data Hasil Pengukuran Dimensi (4) Dimensi Ke 28 29 30 31 32 33 34
35
36
Arifah M S
17 17
74 67
D26 D27 21 17
69 61
Abdi Robbi
35 34
D24 D25 82 71
(Sumber : Pengumpulan Data)
Dimensi Sofyan W A Abdi Robi Arifah M S
D28 21
D29 9
D30 24
19 17
10 7
21 22
(Sumber : Pengumpulan Data)
D31 D32 9 179
8 9
173 155
D33 D34 90 203
87 82
196 190
D35 D36 129 69
130 113
64 60
4.1.1.2 Data Dimensi Tubuh Yang Digunakan Dalam Perancangan Produk Tabel 4. 5 Data Dimensi Tubuh Yang Digunakan Dalam Perancangan Produk D10 D11 D13 D14 D15 D16 D19 Dimensi Sofyan W A
66
24
55
44
51
37
35
Abdi Robbi
52
26
57
42
50
40
32
Arifah M S
57
25
51
45
45
38
32
(Sumber : Pengumpulan Data)
Keterangan :
D10
= Tinggi Bahu Dalam Posisi Duduk
D11
= Tinggi Siku Dalam Posisi Duduk
D13
= Panjang Lutut
D14
= Panjang Popliteal
D15
= Tinggi Lutut
D16
= Tinggi Popliteal
D19
= Lebar Pinggul
4.2 4.2.1
PENGOLAHAN DATA Antropometri
4.2.1.1 Uji Keseragaman Data A. Tinggi Bahu Dalam Posisi Duduk (D10) Tabel 4. 6 Tabel Tinggi Bahu Dalam Posisi Duduk (D10) Subgrup Dimensi Tinggi Bahu Rata-rata Ke1 2 3 4 5 X 1 66 58 63 71.2 72 66.04 2 52 60 70 68.2 56 61.24 3 57 61 69 72.3 57 63.26 4 65 65 60 69 55 62.80 5 58 65 56 54 54 57.40 6 55 56 72 55 53 58.20 7 58 60 56 73 52 59.80 8 57 59 54 66 54 58.00 9 55 67 55 72 55 60.80 10 52 62 57 73 60 60.80 Total 608.34 Rata-rata dari subgrup ( X ) 60.834 (Sumber : Pengolahan Data)
a. Rata-rata subgroup : x
x
x
Xi
= = =
k
b. Standar deviasi
Xi Xi
2
N 1
(66 60,83)2 (58 60,83) 2 (63 60,83) 2 ... (60 60,83)2
6,70
50 1
2199,192 44,89 49
c. Standar deviasi dari subgroup
x
x
n
6,70 10
2,12
d. Batas Kendali Atas (BKA) BKA = x 3 x BKA = 60,83 + (3 x 2,12) BKA = 60,83 + 6,36 BKA = 67,19 e. Batas Kendali Bawah (BKB) BKB = x 3 x BKB = 60,83 - (3 x 2,12) BKB = 60,83 – 6,36 BKB = 54,47
f.
Grafik Keseragaman Data
Grafik Keseragaman Data D10 80.00 67.19 66.04
70.00 i a l i 60.00 N
61.24
50.00
63.26 62.80
60.80 60.80 59.80 58.00 58.20 57.40
54.47
40.00 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
Subgrup
BKA
BKB
DATA
Gambar 4. 1 Grafik Keseragaman Data Dimensi D10 (Sumber: Pengolahan Data) B. Tinggi Siku Dalam Posisi Duduk (D11) Tabel 4. 7 Tabel Tinggi Siku Dalam Posisi Duduk (D11) Subgrup Dimensi Tinggi Siku Rata-rata Ke1 2 3 4 5 X 1 29 24 20 29 23.8 25.16 2 22 26 25 27 21.9 24.38 3 21 25 21.5 23 20.3 22.16 4 23 31 28.5 20.5 21.1 24.82 5 24 22.3 26.5 22.5 20 23.06 6 22 26 21 23 21.3 22.66 7 22 24.5 22 20.4 22.3 22.24 8 25 27 27 22.5 25.5 25.40 9 33 26 20 26 20.5 25.10 10 33 27 25 24.2 21.4 26.12 Total 241.10 Rata-rata dari subgrup ( X ) 24.11 X (Sumber : Pengolahan Data)
a. Rata-rata subgroup : x
=
x
x
Xi k
25,16 24,38 22,16 ... 26,12 10 241,10 10
24,11
b. Standar deviasi
Xi Xi
2
N 1
(29 24,11)2 (22 24,11) 2 (21 24,11)2 ... (21,4 24,11)2
3,27
50 1
525,025 10,71 49
c. Standar deviasi dari subgroup
x
x
n
3,27 10
1,04
d. Batas Kendali Atas (BKA) BKA = x 3 x BKA = 24,11 + (3 x 1,04) BKA = 24,11 + 3,11 BKA = 27,22 e. Batas Kendali Bawah (BKB) BKB = x 3 x BKB = 24,11 - (3 x 1,04) BKB = 24,11 - 3,11 BKB = 21,00
f. Grafik Keseragaman Data
Grafik Keseragaman Data D11 40.00
30.00
27.22
i a l i N
25.16
24.82
24.38 22.16
20.00
25.4 23.06
22.66
25.1 26.12
22.24
21.00
10.00 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
Subgrup
BKA
BKB
DATA
Gambar 4. 2 Grafik Keseragaman Data D11 (Sumber: Pengolahan Data) C. Panjang Lutut (D13)
Subgrup Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 4. 8 Tabel Panjang Lutut (D13) Dimensi Panjang Lutut 1 2 3 4 5 53 59 55 46.7 55 51 44.9 54 47 42 50.4 43.3 53.2 49 56 42.3 41.3 50.2 58 52 47.5 50.2 47.8 57 54.2 43 46.5 48.9 56 52 43.6 46.5 48.2 53 53 46.5 43.6 51 54 55 50.2 44.9 54 55 57.5 41.3 55 46 57 53 Total Rata-rata dari subgrup ( X ) X
(Sumber : Pengolahan Data)
a. Rata-rata subgroup : x
=
x
Xi k
51,74 47,78 50,38 ... 50,46 10
Rata-rata X X
53.74 47.78 50.38 48.76 51.34 49.28 48.86 50.02 52.32 50.46 502.94 50.294
10.00
x
502,94 10
50,30
b. Standar deviasi
Xi Xi
2
N 1
(53 50,294)2 (51 50,294)2 (50,4 50,294)2 ... (53 50,294)2
4,96
50 1
1205,768 24,61 49
c. Standar deviasi dari subgroup
x
x
n
4,96 10
1,57
d. Batas Kendali Atas (BKA) BKA = x 3 x BKA = 50,30 + (3 x 1,57) BKA = 50,30 + 4,71 BKA = 55,01 e. Batas Kendali Bawah (BKB) BKB = x 3 x BKB = 50,30 - (3 x 1,57) BKB = 50,30 - 4,71 BKB = 45,59
f.
Grafik Keseragaman Data
Grafik Keseragaman Data D13 55.01
55.00
53.74 50.38
i a l i N
47.78
51.34 49.28
48.76
48.86
50.02
52.32 50.46
45.00 45.59
35.00 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
Subgrup
BKA
BKB
DATA
Gambar 4. 3 Grafik Keseragaman Data D13 (Sumber: Pengolahan Data) D. Panjang Popliteal (D14)
Subgrup Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 4. 9 Tabel Panjang Popliteal (D14) Dimensi Panjang Popliteal 1 2 3 4 5 42 44 34 42 43 33 42 36 46 39.8 44 45 35 36 41.6 32 33 32 43 36 31 36 34 44 41.9 34 37 40 42 36 35 37 36 47.2 34 36 43 33 45.6 32 37 40 32 46 43 37 32 31 47.7 33 Total Rata-rata dari subgrup ( X ) X
(Sumber : Pengolahan Data)
a. Rata-rata subgroup : x
=
x
Xi k
41 39,36 40,32 .......... 36,14 10
Rata-rata X X
41.00 39.36 40.32 35.20 37.38 37.80 37.84 37.92 39.60 36.14 382.56 38.256
10.00
x
382,56 10
38,26
b. Standar deviasi
Xi Xi
2
N 1
(42 38,356)2 (33 38,256)2 (44 38,356)3 ... (33 38,256) 2
4,98
50 1
1213,623 24,77 49
c. Standar deviasi dari subgroup
x
x
n
4,98 10
1,57
d. Batas Kendali Atas (BKA) BKA = x 3 x BKA = 38,26 + (3 x 1,57) BKA = 38,26 + 4,71 BKA = 42,97 e. Batas Kendali Bawah (BKB) BKB = x 3 x BKB = 38,26 - (3 x 1,57) BKB = 38,26 - 4,71 BKB = 33,55
f.
Grafik Keseragaman Data
Grafik Keseragaman Data D14 45.00
42.98 41
i a l i N
39.36
40.32 37.84
37.8
37.38
37.92
39.6 36.14
35.2
35.00 33.55
25.00 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
Subgrup
BKA
BKB
DATA
Gambar 4. 4 Grafik Keseragaman Data D14 (Sumber: Pengolahan Data) E. Tinggi Lutut (D15) Tabel 4. 10 Tabel Tinggi Lutut (D15)
Subgrup Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dimensi Tinggi Lutut 1 2 3 4 53 44.9 48 51 51 39.6 51 52.3 50.4 41.3 52 52 42.3 50.2 51.2 51 47.5 46.5 50 52 46 46.5 51.2 49 43.6 43.6 54 45 46.5 44.9 52 48 46.5 39.6 45 51 50.2 41.3 47 54 Total Rata-rata dari subgrup ( X ) X
(Sumber : Pengolahan Data)
a. Rata-rata subgroup : x
=
x
Xi k
47,98 48,58 46.94 ... 50,00 10
Rata-rata 5 43 49 39 50 52 54.2 60 53 60 57.5
X
47.98 48.58 46.94 48.94 49.60 49.38 49.24 48.88 48.42 50.00 487.96 48.796
x
487 ,96 10
48,80
b. Standar deviasi
Xi Xi
2
N 1
(53 48,796)2 (51 48,796)2 (50,4 48,796)2 ... (57,5 48,796)2
4,86
50 1
1155,999 23,60 49
c. Standar deviasi dari subgroup
x
x
n
4,86 10
1,54
d. Batas Kendali Atas (BKA) BKA = x 3 x BKA = 48,80 + (3 x 1,54) BKA = 48,80 + 4.62 BKA = 53,42 e. Batas Kendali Bawah (BKB) BKB = x 3 x BKB = 48,80 - (3 x 1,54) BKB = 48,80 - 4.62 BKB = 44,18
f.
Grafik Keseragaman Data
Grafik Keseragaman Data D15 53.42
55.00 i a l i N
47.98
48.58
48.94
49.6
49.38
50 49.24
48.88
46.94
48.42
45.00 44.18
35.00 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
Subgrup
BKA
BKB
DATA
Gambar 4. 5 Grafik Keseragaman Data D15 (Sumber: Pengolahan Data) F. Tinggi Popliteal (D16)
Subgrup Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 4. 11 Tabel Tinggi Popliteal (D16) Dimensi Tinggi Popliteal 1 2 3 4 5 37 42 42 37.5 35.1 40 44 43 40.9 37.1 38 40 46 38 38.4 47 42 43 35.6 41.6 43 47 48 38.2 35.1 40 48.2 40 41 38.8 41 52 39.7 41 37.5 44 48 41.5 41 39.1 45 50 40 41 45.2 43 47 45 38 38.5 Total Rata-rata dari subgrup ( X ) X
(Sumber : Pengolahan Data)
a. Rata-rata subgroup : x
=
x
Xi k
38,72 41,00 40,08 ... 42,30 10
Rata-rata X X
38.72 41.00 40.08 41.84 42.26 41.60 42.24 42.72 44.24 42.30 417.00 41.70
x
417
10
41,70
b. Standar deviasi
Xi Xi
2
N 1
(37 41,70) 2 (40 41,70) 2 (38 41,70)2 ... (38,5 41,70) 2 50 1
765,08 49
15,61
3,95
c. Standar deviasi dari subgroup
x
x
n
3,95 10
1,25
d. Batas Kendali Atas (BKA) BKA = x 3 x BKA = 41,70 + (3 x 1,25) BKA = 41,70 + 3,75 BKA = 45,45 e. Batas Kendali Bawah (BKB) BKB = x 3 x BKB = 41,70 - (3 x 1,25) BKB = 41,70 - 3,75 BKB = 37,95
f.
Grafik Keseragaman Data
Grafik Keseragaman Data D16 50.00 45.45 i a l i N
41
40.00
40.08
38.72
41.84
42.26
41.6
42.24
42.72
44.24 42.3
37.95 30.00 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
Subgrup
BKA
BKB
DATA
Gambar 4. 6 Grafik Keseragaman Data D16 (Sumber: Pengolahan Data) G. Lebar Pinggul (D19)
Subgrup Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 4. 12 Tabel Lebar Pinggul (D19) Dimensi Lebar Pinggul 1 2 3 4 5 35 29.4 35 33 29 32 27.2 36 34 32 32 32 35 35 31 33 30 34 36.4 34 28 27 32 35.4 32 31.5 32.3 35 35 33 28.4 27.7 34 34 30 32 29.4 30 36 38 25.7 27.2 27 35.2 34 33 32 31 36 36 Total Rata-rata dari subgrup ( X ) X
(Sumber : Pengolahan Data)
a. Rata-rata subgroup : x
=
x
Xi k
38,28 32,24 33 ... 33,60 10
Rata-rata X X
32.28 32.24 33.00 33.48 30.88 33.36 30.82 33.08 29.82 33.60 322.56 32.256
x
322,56 10
32,26
b. Standar deviasi
Xi Xi
2
N 1
(35 32,256)2 (32 32,256))2 (32 32,256))2 ... (36 32,256))2
3,00
50 1
439,9632 8,98 49
c. Standar deviasi dari subgroup
x
x
n
3,00 10
0,95
d. Batas Kendali Atas (BKA) BKA = x 3 x BKA = 32,26 + (3 x 0,95) BKA = 32,26 + 2,85 BKA = 35,11 e. Batas Kendali Bawah (BKB) BKB = x 3 x BKB = 32,26 - (3 x 0,95) BKB = 32,26 - 2,85 BKB = 29,41
f.
Grafik Keseragaman Data
Grafik Keseragaman Data D19 40.00 35.11 i a l i N
33.48
32.28 32.24 33
33.36
30.88
30.00
33.6
33.08 30.82
29.82
29.41
20.00 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
Subgrup
BKA
BKB
DATA
Gambar 4. 7 Grafik Keseragaman Data D19 (Sumber: Pengolahan Data) 4.2.1.2 Uji Kecukupan Data A. Dimensi Tinggi Bahu dalam Posisi Duduk (D10)
Ketelitian (s) : 5% = 0,05 Keyakinan (k) : 95% = 2 k/s = 2/0,05 = 40
k s N '
x xi xi
N
2
2
2
2 2 2 40 50(66,00 58,00 ...) 66,00 58,00 ... N ' 608,34 N ' 19,02 N’
data dinyatakan cukup karena 19,02 < 50.
2
9.00
10.00
B. Dimensi Tinggi Siku dalam Posisi Duduk (D11)
Ketelitian (s) : 5% = 0,05 Keyakinan (k) : 95% = 2 k/s = 2/0,05 = 40
k s N '
x xi xi
N
2
2
2
40 50(29,00 2 24,00 2 ...) 29,00 24,00 ...2 N ' 241,1
2
N ' 28,90 N’
data dinyatakan cukup karena 28,90 < 50.
C. Dimensi Panjang Lutut (D13)
Ketelitian (s) : 5% = 0,05 Keyakinan (k) : 95% = 2 k/s = 2/0,05 = 40
k s N '
x xi xi 2
N
2
2
40 50(53,00 2 59,00 2 ...) 53,00 59,00 ...2 N ' 502,94 N ' 15,25 N’
data dinyatakan cukup karena 15,25 < 50.
D. Dimensi Panjang Popliteal (D14)
Ketelitian (s) : 5% = 0,05 Keyakinan (k) : 95% = 2 k/s = 2/0,05 = 40
k s N '
x xi xi
N
2
2
2
2
40 50(42,00 2 44,00 2 ...) 42,00 44,00 ...2 N ' 328,56
2
2
2
N ' 26,54 N’
data dinyatakan cukup karena 26,54 < 50.
E. Dimensi Tinggi Lutut (D15)
Ketelitian (s) : 5% = 0,05 Keyakinan (k) : 95% = 2 k/s = 2/0,05 = 40
k s N '
x xi xi 2
N
2
2
2 2 2 40 50(53,00 44,90 ...) 53,00 44,90 ... N ' 487,96 N ' 15,54 N’
data dinyatakan cukup karena 15,54 < 50.
F. Dimensi Tinggi Popliteal (D16)
Ketelitian (s) : 5% = 0,05 Keyakinan (k) : 95% = 2 k/s = 2/0,05 = 40
k s N '
x xi xi
N
2
2
2
2 2 2 40 50(37,00 42,00 ...) 37,00 42,00 ... N ' 417 N ' 14,08 N’
data dinyatakan cukup karena 14,08 < 50.
G. Dimensi Lebar Pinggul (D19)
Ketelitian (s) : 5% = 0,05 Keyakinan (k) : 95% = 2 k/s = 2/0,05 = 40
k s N '
x xi xi 2
N
2
2
2 2 2 40 50(35,00 29,40 ...) 35.,0 29,40 ... N ' 322,56 N '
13,53
N’
data dinyatakan cukup karena 13,53 < 50.
4.2.1.3 Perhitungan Presentil A. Dimensi Tinggi Bahu dalam Posisi Duduk (D10)
P5
=
X 1.645
= 60,83 – 1,645(6,70) = 60,83 – 11,02 = 49,81 P50
=
X
= 60,83
P95
=
X 1.645
= 60,83 +1,645(6,70) = 60,83 + 11.02 = 71,85 B. Dimensi Tinggi Siku dalam Posisi Duduk (D11)
P5
=
X 1.645
= 24,11 – 1,645(3,27) = 24,11 - 5,38 = 18,73 P50
=
X
= 24,11
P95
=
X 1.645
= 24,11 + 1,645(3,27)
2
= 24,11 + 5,38 = 29,49 C. Dimensi Panjang Lutut (D13)
P5
=
X 1.645
= 50,29 – 1,645(4,96) = 50,29 – 8,16 = 42,23 P50
=
X
=50,29
P95
=
X 1.645
= 50,29 + 1,645(4,96) = 50,29+ 8,16 = 58,55 D. Dimensi Panjang Popliteal (D14)
P5
=
X 1.645
= 38,26 – 1,645(4,98) = 38,26 – 8,19 = 30,07 P50
=
X
= 38,26
P95
=
X 1.645
= 38,26 + 1,645(4,98) = 38,26 + 8,19 = 46,44 E. Dimensi Tinggi Lutut (D15)
P5
=
X 1.645
= 48,80 – 1,645(4,86) = 48,80 – 7,99 = 40,81 P50
=
X
= 48,80
P95
=
X 1.645
= 48,80 + 1,645(4,86) = 48,80 + 7,99
= 56,79 F. Dimensi Tinggi Popliteal (D16)
P5
=
X 1.645
= 41,70 – 1,645(3,95) = 41,70 – 6,50 = 35,20 P50
=
X
= 41,70
P95
=
X 1.645
= 41,70 +1,645(3,95) = 41,70 + 6,50 = 48,20 G. Dimensi Lebar Pinggul (D19)
P5
=
X 1.645
= 32,26 – 1,645(3,00) = 32,26 – 4,93 = 27,33 P50
=
X
= 32,26
P95
=
X 1.645
= 32,26 + 1,645(3,00) = 32,26 + 4,93 = 37,19 4.2.1.4 Tabel Rekapitulasi Dimensi Tubuh A. Tabel Rekapitulasi Perhitungan Presentil
No
Tabel 4. 13 Tabel Rekapitulasi Perhitungan Presentil Dimensi Tubuh Dimensi Tubuh P5 P50 P95
1
Tinggi Bahu dalam Posisi Duduk (D10)
49,81
69,83
71,85
2
Tinggi Siku dalam Posisi Duduk (D11)
18,73
24,11
29,49
3
Panjang Lutut (D13)
42,23
50,29
58,55
4
Panjang Popliteal (D14)
30,07
38,26
46,44
5
Tinggi Lutut (D15)
40,81
48,80
56,79
6
Tinggi Popliteal (D16)
35,20
41,70
48,20
7
Lebar Pinggul (D19)
27,33
32,26
37,19
(Sumber : Pengolahan Data)
B. Spesifikasi Rancangan Tabel 4. 14 Tabel Spesifikasi Rancangan Produk Kursi Belajar Kuliah No
1
2
Spesifikasi
Tubuh
Presentil
Tinggi Bahu
Sandaran
dalam Posisi
Punggung
Duduk
Tinggi
Tinggi Siku
Sandaran
dalam Posisi
Tangan
Duduk
Alas Duduk
Panjang 4
Target
Tinggi
Panjang 3
Dimensi
Alas Duduk
P95
Antropometri
digunakan oleh konsumen bertubuh
71,85
besar dan kecil Agar produk ini dapat P95
digunakan oleh konsumen bertubuh
29,49
besar dan kecil Agar produk ini dapat
Panjang Lutut
P95
digunakan oleh konsumen bertubuh
58,55
besar dan kecil Agar produk ini dapat Panjang Popliteal
P95
digunakan oleh konsumen bertubuh
46,44
besar dan kecil Agar produk ini dapat
Alas Duduk ke
Ukuran Data
Agar produk ini dapat
Tinggi
5
Alasan Pemilihan
Tinggi Lutut
P95
Kaki
digunakan oleh konsumen bertubuh
56,79
besar dan kecil
Kursi
Agar produk ini dapat 6
Tinggi
Tinggi
Kaki kursi
Popliteal
P95
digunakan oleh konsumen bertubuh besar dan kecil
48,20
Lebar 7
Alas Duduk
Agar produk ini dapat Lebar Pinggul
P95
digunakan oleh konsumen bertubuh besar dan kecil
(Sumber : Pengolahan Data)
C. Hasil Usulan Rancangan
Gambar 4. 8 Kursi Belajar Kuliah Sebelum Inovasi (Sumber : Pengolahan Data)
37,19
Gambar 4. 9 Kursi Belajar Kuliah Sesudah Inovasi (Sumber : Pengolahan Data)
BAB V ANALISIS
5.1
ANTROPOMETRI
Antropometri selalu berhubungan dengan data dimensi tubuh. Menentukan dimensi antropometri yang digunakan pada perancangan produk kursi belajar diruangan kuliah yang akan kami buat. Tujuan dari pengumpulan data yaitu untuk memperoleh dimensi dari beberapa data serta dasar pengambilan keputusan. Data Dimensi tersebut kemudian diolah dengan cara perhitungan manual dan dengan perhitungan menggunakan software excel yang kemudian hasilnya dibandingkan. Kekurangan dari produk tersebut yang sudah diinovasi yaitu tidak bisa memutar kebelakang dengan sudut 360 derajat. Kelebihannya dari produk tersebut yang sudah diinovasi yaitu mejanya tidak terlalu kecil sehingga disesuaikan dengan dimensi tubuh. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengamatan langsung, diketahui bahwa dimensi tinggi alas duduk kursi belajar kuliah yang digunakan saat ini rendah bagi penggunanya yang merasa tinggi. Landasan tempat duduk yang terlalu rendah dapat menyebabkan kaki condong menjulur ke depan, menjauhkan tubuh dari keadaan stabil dan akan menjauhkan punggung dari sandaran. Kursi yang memiliki landasan tempat duduk yang terlalu tinggi akan menyebabkan bagian bawah paha tertekan, kemudian menghambat peredaran darah dan telapak kaki yang tidak dapat menapak dengan baik di atas permukaan lantai akan mengakibatkan melemahnya stabilitas tubuh. Kursi belajar kuliah memiliki bagian alas duduk yang rendah, dari hasil pengumpulan data dimensi kursi kuliah yang digunakan saat ini menunjukkan bahwa sudut sandaran punggung tegak dan lebar alas kursi sempit. Jika lebar alas duduk sempit, menyebabkan bagian depan dan samping ujung dari tempat duduk tersebut akan menekan daerah tepat dibelakang lutut, menghalangi peredaran darah pada bagian kaki, tekanan pada jaringan-jaringan saraf akan menyebabkan kaki cepat mengalami kelelahan (pegal-pegal). Alas kursi yang sempit tidak akan mampu menopang seluruh daerah pantat, dan akan menimbulkan tekanan pada
daerah pantat, selain itu dimensi tinggi sandaran kursi yang digunakan saat ini rendah sehingga tidak mampu untuk menopang seluruh tulang belakang dan beban punggung kearah belakang (lumbar spine) sampai kepala , sedangkan untuk lebar sandaran kursi mengikuti dengan lebar alas kursi. Pada bagian alas menulis tidak dapat digerakkan berbeda dengan hasil rancangan yang dapat dilipat untuk memudahkan mahasiswa sewaktu keluar masuk dari tempat duduknya. Penggunaan dimensi antropometri pada perancangan dimaksudkan agar rancangan yang dihasilkan dapat digunakan dengan baik dan disesuaikan atau paling tidak mendekati karakteristik dan kebutuhan penggunanya. Data antropometri yang digunakan dalam perancangan meliputi: jarak siku ke ujung jari tengah untuk menentukan panjang panjang alas menulis, tinggi siku duduk untuk menentukan panjang tinggi sandaran tangan, siku ke siku untuk menentukan lebar kursi, jarak popliteal ke pantat untuk menentukan panjang kursi, tinggi popliteal untuk menentukan tinggi dudukan kursi dan tinggi sandaran punggung untuk menentukan tinggi sandaran kursi. Merancang untuk kepentingan keseluruhan populasi sekaligus merupakan hal yang tidak praktis. Pada perancangan yang dilakukan peneliti membatasi nilai persentil yang digunakan, dimana nilai persentil yang digunakan adalah persentil ke-5, persentil ke-50 dan ke-95. Penentuan panjang alas menulis menggunakan data siku ke ujung jari tengah persentil ke-95. Penentuan data siku ke ujung jari tengah menggunakan persentil ke-95 agar dapat mencakup populasi yang memiliki panjang siku ke ujung jari tengah yang paling maksimal, karena jika siku ke ujng jari tengah digunakan populasi yang berukuran kecil, maka orang yang memiliki ukuran panjang siku ke ujung jari tengah yang maksimal, akan merasa kesulitan menyesuaikan dengan alas menulis. Penentuan tinggi sandaran tangan menggunakan ukuran tinggi siku duduk persentil ke-95. Penentuan data tinggi siku duduk menggunakan persentil ke-95 agar dapat mencakup populasi yang memiliki tinggi siku duduk yang paling maximal, hal ini dapat menimbulkan kelelahan dan ketidak nyamanan aktivitas otot yang digunakan. Penentuan lebar kursi menggunakan ukuran siku ke siku persentil ke-95.. Populasi memiliki siku ke siku yang persentil ke-95, bisa dicakup dan ruang gerak pinggul populasi persentil-95 dapat tercakup. Perhitungan panjang alas dudukan kursi