LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEWARNAAN BASIL TAHAN ASAM METODE ZIEHL NEELSEN MODUL RESPIRASI
NAMA
: IRNA APRILLIA
NIM
: I1011141063
KELOMPOK
:B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2016
I.
Judul
Praktikum Pewarnaan Bakteri Tahan Asam Metode Ziehl Neelsen
II.
Tujuan
1. Melakukan pewarnaan Ziehl Neelsen 2. Melakukan identifikasi bakteri tahan asam (BTA) pada sputum dan melakukan pembacaan preparat BTA untuk pemeriksaan tuberkuosis dan interpretasi hasil sesuai dengan skala IUATLD ( International Union Against Tuberculosis and Lung Disease)
III.
Cara Kerja
1. Pada sediaan sputum penderita tuberkulosis yang telah direkatkan, tuangkan fukhsin-karbol 0,3% sampai menutupi seluruh permukaan sediaan 2. Panaskan dengan api kecil hingga keluar uap (tidak boleh mendidih), apabila mendidih atau kering fukhsin karbol akan membentuk partikel kecil yang akan terlihat seperti BTA (positif palsu), diamkan selama 5 menit 3. Cuci dengan air sampai zat warna hilang 4. Tuang sediaan dengan asam alkohol (HCl alkohol 3%) sampai warna merah fukhsin-karbol hilang atau selama ± 2 detik 5. Cuci kembali dengan air mengalir perlahan 6. Tuangkan larutan biru metilen 0,3% pada sediaan, diamkan selama 1 -2 menit 7. Cuci dengan air, kemudian keringkan di udara terbuka, jangan terkena sinar matahari langsung 8. Periksa di bawah mikroskop dengan pebesaran 100 x 10, menggunakan minyak emersi.
IV.
Hasil
Dari 100 lapang pandang, bakteri yang ditemukan yaitu sebanyak 47 bakteri sehingga berdasarkan skala IUATLD hasilnya ini masuk dalam kategori positif satu (+).
V.
Pembahasan
Percobaan pewarnaan basil tahan asam yang dilakukan ini mengguanakan metode Ziehl Neelsen. Pewarnaan ini mempunyai prinsip dasar yaitu proses penyerapan zat warna dilakukan dengan bantuan pemanasan, untuk memudahkan penyerapan warna karbol fukhsin dengan melunakkan lemak atau lilin basil tahan asam, sehingga karbol fukhsin terikat erat pada dinding sel basil tahan asam.1 Terdapat dua pewarna dalam metode ini yaitu fukhsin-karbol 0,3% sebagai pewarna utama bakteri dan biru metilen 0,3%. Hal ini berbeda dengan pewarnaan gram pada umumnya karena basil tahan asam memiliki dinding sel yang resisten terhadap zat warna konvensional.2
Setelah sampel sputum direkatkan pada kaca objek, maka pewarna pertama yaitu fukhsin-karbol 0,3% diteteskan pada kaca objek menutupi seluruh permukaan sediaan. Prosedur pewarnaan Ziehl Neelsen biasanya dengan fukhsinkarbol yang panas sehingga diperlukan proses pemanasan selama pewarnaan.2 Kemudian digunakan juga asam alkohol dimana larutan tersebut merupakan campuran antara 3 ml HCl pekat dengan etanol 96% sebanyak 97 ml. larutan ini digunakan sebagai dekolorisai. Zat warna kedua yang digunakan yaitu biru metilen dimana larutan ini dibuat dengan melarutkan 0,3 gram serbuk biru metilen dengan aquades sebanyak 100 ml.3 Setelah semua prosedur dilakukan, sediaan diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100 x 10. Perhitungan bakteri pada percobaan ini yaitu menggunakan 100 lapang pandang. Setelah dihitung, didapatkan 47 bakteri pada 100 lapang pandang. Sehingga berdasarkan skala IUATLD hasilnya ini masuk dalam kategori positif satu (+). Karakteristik bakteri yang terlihat yaitu berbentuk basil dan berwarna merah. Dinding sel bakteri mengandung zat lilin yang terdiri atas asam mikolat dan glikopeptida.
Keduanya
dihubungkan
ke
suatu arabinogalactan,
sejenis
polisakarida yang terdiri dari arabinosa dan galaktosa. Zat lilin pada dinding sel yang menyebabkan bakteri sulit diwarnai, sehingga dibutuhkan proses pemanasan untuk melarutkan lilin bakteri. Ketika bakteri diwarnai dengan karbol fukhsin sambil dipanaskan 90°C selama 3-5 menit maka lapisan lilinnya akan menjadi lunak dan zat warna dapat menembus masuk kedalam sel. Setelah dingin zat warna tersebut akan terikat erat oleh dinding sel, dan tidak luntur pada pencucian dengan alkohol asam, sehingga bakteri tersebut bersifat tahan asam. Pada pemberian zat warna lawan (metilen biru) bakteri ini tetap berwarna merah dengan latar belakang biru atau hijau. Sebaliknya bakteri yang tidak tahan asam zat warna utamanya akan luntur pada waktu pencucian dengan alkohol asam, sehingga zat warna lawan dapat memberi warna pada sel.4 Hal ini lah yang menyebabkan warna bakteri bisa terlihat merah
VI.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, pewarnaan bakteri tahan asam dapat dilakukan dengan metode Ziehl Neelsen, dan hasil dari percobaan ini sesuai dengan skala IUATLD termasuk dalam kategori positif satu (+) dengan jumlah bakteri 47 per 100 lapang pandang.
Daftar Pustaka
1. Murray PR, Baron E, Pfaller M, Tenover F, Yolken. Manual of clinical microbiology. 7th ed. Washington, DC: ASM, 1999. 2. Misnadiarly. Pemeriksaan Laboratorium Tuberkulosis dan Mikobaktehum Atipik. Dian Rakyat. Jakarta. 2006. 3. Yamin,
G.,
dkk.
Buku
Panduan
Diagnosis
Tuberkulosis
secara
Laboratorium dengan Pemeriksaan Mikroskopis Dahak. IMVS, AusAIDAustralian Government. 2004. 4. Konman, E.W. Diagnostic Microbiology, Ed-3, Campany East Washington Square Philadelphia, United State of America. 1995.