OLEH: ALDIAN IRMA AMARUDDIN AMARUDDIN C 111 03 155
BAGIAN BIOKIMIA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN M A K A S S A R
ALDIAN IRMA AMARUDDIN C 111 03 155
2 0 0 5 LEMBAR KERJA MAHASISWA
HASIL PERCOBAAN I. PERCOBAAN-PERCOBAAN EMPEDU
1. Sifat-sifat fisis empedu: Gambar:
(a)
(e.1)
(e.2)
a. Warna
: hijau tai kuda
b. Bau
: amis
c. Konsistensi
: cair (kental)
(d.i.)
(d.ii)
d. PH: i. Empedu pekat: PH=8 ii. Empedu cair: PH=7 e. Berat jenis: Data: BJ terukur = 1,018 Suhu larutan = 29˚C Suhu tera = 20˚C Berat jenis = berat jenis terukur + berat jenis koreksi Berat jenis koreksi = =
S .terukur S .tera
3 2 29
20 3
x 0,001
x 0,001
= 0,003 Jadi, berat jenis empedu = BJ terukur + BJ koreksi = 1,018 + 0,003 BIOKIMIA GEH
2
ALDIAN IRMA AMARUDDIN C 111 03 155
= 1,021 2. Percobaan emulsi dengan empedu
Air + minyak
air + minyak + empedu
3. Percobaan untuk menyatakan pigmen empedu a. Gmellin’s test
As. Nitrat pekat + empedu cair
as. Nitrat pekat + empedu pekat
b. Rosenbach modification Gmellin’s test
aquades + empedu pekat + asam nitrat pekat
c. Smith’s test
Empedu encer + iodium 0,5% dalam alkohol 4. Reaksi Van den Berg
BIOKIMIA GEH
3
ALDIAN IRMA AMARUDDIN C 111 03 155
empedu + aquades + reagen diazo dari Ehrlich 5. Pattenkoffer’s test (percobaan menyatakan garam empedu)
Empedu + sukrosa 5% + asam sulfat pekat II. PERCOBAAN BILIRUBIN (METODE JENDRASSIK DAN GROT)
HASIL:
Absorban bilirubin direct
= 0,05
Absorban bilirubin indirect
= 0,21
PERHITUNGAN :
Konsentrasi bilirubin direct
= absorban x 14,0 mg/ dL = 0,05 x 14,0 = 0,7 mg/dL
Konsentrasi bilirubin total
= absorban x 10,5 mg/dL = 0,21 x 10,5 = 2,94 mg/dL
Konsentrasi bilirubin direct
= bil. Tot – bil direct = 2,94 – 0,7 = 2,24 mg/Dl
INTERPRETASI
NILAI RUJUK: bilirubin direct Bilirubin indirect
:<0,3 mg/ dL :<1,0 mg/dL
Terjadi keadaan yang tidak normal dimana orang coba memiliki kadar bilirubin yang tinggi (hiperbilirubinemia).
BIOKIMIA GEH
4
ALDIAN IRMA AMARUDDIN C 111 03 155
III. ALANIN TRANSAMINASE (ALT)
A1
= 0,50
A2
= 0,47
A3
= 0,43
PERHITUNGAN:
∆ A1 = A2 – A1 = 0,47 – 0,50 = 0, 03 ∆ A2 = A3 – A2 = 0,43 – 0,47 = 0,04 ∆A
= ½ (∆A1 + ∆A2) = 0,035
Konsentrasi ALT
= ∆A/ menit x 3529 U/L = 0,035 x 3529 = 123, 515 U/L
Interpretasi: NR = ♀ 9-36 U/L ; ♂ 9-43 U/L Terjadi keadaan patologis IV.
ASPARTAT TRANSAMINASE (AST)
A1
= 0,24
A2
= 0,23
A3
= 0,19
PERHITUNGAN :
∆ A1 = A2 – A1 = 0, 23– 0, 24= 0, 01 ∆ A2 = A3 – A2 = 0, 19– 0, 23= 0,04 ∆A
= ½ (∆A1 + ∆A2) = 0,025
Konsentrasi AST
= ∆A/ menit x 3529 U/L BIOKIMIA GEH
5
ALDIAN IRMA AMARUDDIN C 111 03 155
= 0,025 x 3529 = 88,225 U/L Interpretasi: NR = ♀ 10-31 U/L ; ♂ 10-34 U/L Terjadi keadaan patologis V. DISKUSI
KEPENTINGAN BIOMEDIS EMPEDU
Beberapa kondisi klinis terjadi akibat defek pada proses pencernaan, misal gangguan pada sekresi getah empedu akan menimbulkan batu empedu atau mungkin gangguan pencernaan lemak. Dengan mengetahui sifat-sifat dari empedu, dapat diketahui fungsi dari empedu tsb, yang antara lain emulsifikasi lemak. Dengan diketahuinya sifat empedu yang dapat mengemulsifikasi lemak, maka dapat diketahui bahwa empedu dapat berfungsi sbg emulsifier dan vehicle dari lemak, sehingga zat-zat larut lemak seperti vitamin A, D, E, K, dapat terserap dengan baik oleh tubuh. Jika pencernaan lemak terganggu, termasuk didalamnya peranan empedu yang telah dipaparkan sebelumnya, maka zat-zat larut lemak yang cukup penting bagi tubuh akan menurun kadarnya dalam tubuh, dan tubuh dapat mengalami defisiensi zat tersebut. Melihat sifatnya yang agak alkalis (PH = 8), ternyata empedu juga dapat berfungsi sebagai buffer kimus asam dari lambung dan menyiapkannya untuk proses pencernaan di dalam usus.
KEPENTINGAN BIOMEDIS BILIRUBIN
Keadaan klinis yang sering dijumpai adalah ikterus yang disebabkan oleh kenaikan kadar bilirubin dalam plasma. Kenaikan kadar bilirubin ini disebabkan oleh overproduksi bilirubin atau kegagalan ekskresinya dan terlihat pada sejumlah penyakit yang berkisar dari anemia hemolitik hingga hepatitis virus serta penyakit kanker pankreas. Dengan mengetahui kadar biliruin dalam darah, maka dapat diketahui pula letak/ posisi lesi yang menyebabkan peningkatan kadarnya dalam darah. Kadar bilirubin dalam plasma meninggi pd keadaan:
BIOKIMIA GEH
6
ALDIAN IRMA AMARUDDIN C 111 03 155
Ikterus Hemolitik produksi bilirubin terkonjugasi dan tak terkonjugasi meninggi oleh karena ada aktifitas hemolisis yang berlebihan
Ikterus Hepatik à produksi bilirubin terkonjugasi menurun, yang artinya kadar bilirubin yang tak terkonjugasi meningkat akibat kemampuan ekskresi hati yang berkurang
Ikterus Obstruktif à sumbatan pd saluran empedu.
KEPENTINGAN BIOMEDIS ALT DAN AST
ALT atau alanin transaminase atau alanin amino transferase, disebut juga sebagai Serum Glutamat Oksalo-asetat Transaminase (SGOT). Sedangkan AST atau aspartat transaminase atau aspartat aminotransferase disebut juga Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT). Ditemukan pada sel hati dan miokard, muskuloskeletal, ginjal, pancreas, otak dan eritrosit, tetapi utamanya di sel hati dan miokard. Jika meningkat, berarti ada gannguan fungsi hati dan atau fungsi jantung. Untuk itu, tes ALT dan tes AST ini diperlukan guna diagnosis dan evaluasi penyakit hati dan penyakit jantung. Selain itu dengan mengetahui kadar ALT dan AST, dapat dipantau penggunaan obat yang hepatotoksik dan nefrotoksik. VI. KESIMPULAN
Dari percobaan dan diskusi yang telah dilakukan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai sifat-sifat biokimia empedu, dimana dari sifatnya yang alkalis dapat diketahui fungsinya sebagai buffer kimus dari lambung, dan juga dalam hal emulsifikasi lemak. Sedangkan bilirubin, meskipun dalam tubuh ia hanya sebagai pewarna atau pigmen dari empedu, namun karena warnanya tersebut maka bilirubin menjadi penanda klinis yang patut diperhitungkan. Begitupun juga dengan AST dan ALT yang sangat berguna untuk kepentingan diagnostik dan evaluasi suatu penyakit.
Makassar, 13 September 2005 Asisten ,
Praktikan, BIOKIMIA GEH
7
ALDIAN IRMA AMARUDDIN C 111 03 155
(Dr. Ika Yustisia)
(Aldian Irma. A) NIM. C111 03 155
BIOKIMIA GEH
8