BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tumbuhan agar dapat hidup dan mempertahankan kehidupannya harus mempunyai organ-organ atau bagian-bagian tubuhnya yang satu sama lain lain merupak merupakan an suatu suatu kelengk kelengkapan apan yang yang menjadi menjadikan kannya nya dapat dapat tumbuh tumbuh menghas menghasilka ilkan n manfaat manfaat bagi bagi kehidup kehidupan an manusia manusia dan makhluk makhluk lainnya. Karena secara tidak langsung semua bagian tubuh tumbuhan yang
secara
lan langsung ung
mau maupun
tidak idak
lan langsung
mene menegak gakkan kan kehidup kehidupan an tumbu tumbuhan han,, yaitu yaitu terut terutama ama
bergun rguna a
untu ntuk
berg bergun una a untuk untuk
penyerapan, pengangkutan,dan penimbunan zat-zat makanan. Ke semua bagia bagian n itu mempu mempuny nyai ai bentu bentuk, k, sifat sifat dan dan fung fungsin sinya ya masin masing-m g-mas asin ing g sehingga sehingga untuk mempelajarinya diperlukan suatu wadah yang dinamakan ilmu tumbuhan. Dari Dari berbaga berbagaii cabang cabang ilmu tumbuhan tumbuhan yang telah telah berdiri berdiri sendiri adal adalah ah morf morfol olog ogii
dan dan
sist sistem emat atik ika a
tumb tumbuh uhan an..
Morf Morfol olog ogii
tumb tumbuh uhan an
dijadika dijadikan n sebaga sebagaiiii pengeta pengetahuan huan dasar dasar untuk untuk mempelaj mempelajari ari sistema sistematika tika tumbuhan, karena bentuk dan susunan tubuh tumbuhan dipakai sebagai dasar pengelompokan (klasifikasi). Morfol Morfolog ogi, i, anat anatomi omi,, fisiol fisiolog ogi, i, dan dan sistem sistemati atika ka tumbu tumbuha han n yang yang mempelaj mempelajari ari bentuk, bentuk, susunan susunan,kla ,klasifi sifikas kasii dan lain-lai lain-lain n pada pada tumbuha tumbuhan. n.
1
Morfolog Morfologii tumbuhan tumbuhan ini dibedaka dibedakan n atas dua yaitu yaitu morfolog morfologii luar luar atau atau morfologi saja (morphology in sensu stricto=dalam arti yang sempit) dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan. Karena Karena yang yang diketen diketengahk gahkan an terutama terutama bentuk bentuk dan susuna susunan n luar luar tubuh tubuh tumbuha tumbuhan n dalam dalam praktek, praktek, maka tulisan tulisan ini hanya hanya mengurai menguraikan kan mengenai bentuk dan susunan tubuh tumbuhan yang berupa kormus.Jadi hanya hanya akan akan menyangk menyangkut ut dua golonga golongan n tumbuhan tumbuhan yaitu yaitu Pteridop Pteridophyt hyta a (tumbuhan paku) dan spermatophya (tumbuhan berbiji). Menurut definisinya, definisinya, morfologi morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk mene menent ntuk ukan an apak apakah ah fung fungsi si dari dari masi masing ng-m -mas asin ing g bagi bagian an itu itu dala dalam m kehi kehidup dupan an tumbu tumbuha han, n, dan dan selan selanju jutny tnya a juga juga berus berusah aha a meng mengeta etahu huii darimana asalnya, asalnya, bentuk, dan susunan susunan tubuh yang demikian tadi. Selain itu morfolog morfologii harus harus pula dapat dapat memberik memberikan an jawaban jawaban atas pertany pertanyaan aan meng mengap apa a bagi bagian an-b -bag agia ian n tubu tubuh h tumb tumbuh uhan an memp mempun unya yaii bent bentuk uk dan dan susunan yang beranekaragam. Dalam Dalam rangk rangka a melak melaksa sana nakan kan tugas tugas-tu -tuga gasny snya a morfo morfolog logii dapa dapatt mengguna menggunakan kan anggap anggapan-a an-angg nggapa apan n maupun maupun teori-te teori-teori ori yang yang berlaku berlaku dalam dunia ilmu hayat, misalnya : 1. Berdasarkan teori evolusi tubuh tumbuhan akan mengalami perubahan bentuk dan susunannya, hingga suatu alat atau bagian tubuh dapat dicari asal filogenetiknya.
2
Morfolog Morfologii tumbuhan tumbuhan ini dibedaka dibedakan n atas dua yaitu yaitu morfolog morfologii luar luar atau atau morfologi saja (morphology in sensu stricto=dalam arti yang sempit) dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan. Karena Karena yang yang diketen diketengahk gahkan an terutama terutama bentuk bentuk dan susuna susunan n luar luar tubuh tubuh tumbuha tumbuhan n dalam dalam praktek, praktek, maka tulisan tulisan ini hanya hanya mengurai menguraikan kan mengenai bentuk dan susunan tubuh tumbuhan yang berupa kormus.Jadi hanya hanya akan akan menyangk menyangkut ut dua golonga golongan n tumbuhan tumbuhan yaitu yaitu Pteridop Pteridophyt hyta a (tumbuhan paku) dan spermatophya (tumbuhan berbiji). Menurut definisinya, definisinya, morfologi morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk mene menent ntuk ukan an apak apakah ah fung fungsi si dari dari masi masing ng-m -mas asin ing g bagi bagian an itu itu dala dalam m kehi kehidup dupan an tumbu tumbuha han, n, dan dan selan selanju jutny tnya a juga juga berus berusah aha a meng mengeta etahu huii darimana asalnya, asalnya, bentuk, dan susunan susunan tubuh yang demikian tadi. Selain itu morfolog morfologii harus harus pula dapat dapat memberik memberikan an jawaban jawaban atas pertany pertanyaan aan meng mengap apa a bagi bagian an-b -bag agia ian n tubu tubuh h tumb tumbuh uhan an memp mempun unya yaii bent bentuk uk dan dan susunan yang beranekaragam. Dalam Dalam rangk rangka a melak melaksa sana nakan kan tugas tugas-tu -tuga gasny snya a morfo morfolog logii dapa dapatt mengguna menggunakan kan anggap anggapan-a an-angg nggapa apan n maupun maupun teori-te teori-teori ori yang yang berlaku berlaku dalam dunia ilmu hayat, misalnya : 1. Berdasarkan teori evolusi tubuh tumbuhan akan mengalami perubahan bentuk dan susunannya, hingga suatu alat atau bagian tubuh dapat dicari asal filogenetiknya.
2
2. Diterimanya anggapan bahwa bentuk dan susunan tubuh tumbuhan selalu disesuaikan dengan fungsinya serta alam sekitarnya. Merskipun demikian Masih banyak hal-hal mengenai bentuk dan susun susunan an tubuh tubuh yang yang hing hingga ga kini kini belum belum dapat dapat ditera diterang ngkan kan,, meng mengap apa a bagian-bagian tubuh tersebut mempunyai sifat yang demikian tadi. Untuk itu itu
masi masih h
diper iperlu luka kan n
peni penili liti tian an-p -pen enil ilit itia ian n
untu untuk k
dapat apat
dib diberik erikan an
keterangannya Sela Selain in morfo morfolog logi, i, lapora laporan n ini juga juga memba membahas has tenta tentang ng anato anatomi mi tumbu tumbuha han n atau atau strukt struktur ur dalam dalam tumbu tumbuhan han.. melip meliput utii jaring jaringan an-ja -jarin ringan gan penyus penyusun un tumbuha tumbuhan n meliputi meliputi epidermi epidermis, s, parenkim parenkim,, jaringa jaringan n pembuluh pembuluh,, peng pengua uat, t, dan dan jari jaring ngan an idio idiobl blas astt sert serta a zatzat-za zatt yang yang terk terkan andu dung ng di dalamnya, serta fisiologi dan sistematika pada tumbuhan tersebut yang dapat mempermudah kita mengtahui suatu tumbuhan tersebut. Mor Morfolo folog gi,
anat anato omi, mi,
fisio isiollogi ogi
dan
sist istemat ematik ika a
tumb umbuhan
berhubungan penting dipelajari dibidang farmasi karena sebagian besar senyaw senyawa-se a-senya nyawa wa atau zat-zat
yang yang digunak digunakan an sebagai sebagai bahan bahan obat-
obatan berasal dari tumbuhan . ini dapat dibuktikan terdapat tumbuhan yang biasa dibuat sebagai obat tradisional maupun obat modern, yang diamb diambilil berda berdasar sarka kan n senya senyawa wa yang yang terka terkand ndun ung g di dalam dalam tumbu tumbuha han n tersebut.
3
I.2 Tujuan Praktikum
I.2.1 Zat Ergastik dan Pewarnaan Sitokimia 1. Membuat preparat anatomi tumbuhan 2. Membedakan bentuk jaringan daun, batang, akar, bunga, buah, dan biji 3. Melihat bentuk zat ergastik dalam sel tanaman 4. Melakukan pewarnaan sitokimia sederhana I.2.2 Morfologi dan Anatomi Batang 1. Menentukan bentuk, arah tumbuh, dan percabangan pada batang 2. Mengamati organ dan jaringan penyusunan pada batang 3. Menentukan tipe-tipe berkas pembuluh pada batang I.2.3 Morfologi dan Anatomi Akar 1. Menentukan bagian-bagian akar, system perakaran, bentuk, sifat, dan tugas khusus akar, dan akar khusus hasil metamorfosis dari daun, akar dan batang 2. Mengamati jaringan penyusun pada akar 3. Menentukan tipe berkas pembuluh pada akar I.2.4 Morfologi dan Anatomi Buah dan Biji 1. Menetukan bagian-bagian buah dan biji 2. Membedakan jenis buah sejati dan buah semu 3. Mengamati organ dan jaringan penyusun pada buah dan biji
4
I.2.5 Klasifikasi Tumbuhan Dikotil Untuk membedakan ciri-ciri dan sifat angiospermae kelas dikotil I.2.6 Klasifikasi Tumbuhan Pterydophyta Untuk
membedakan
ciri-ciri
dan
sifat
angiospermae
kelas
pterydophyta
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Zat ergastik dan Pewarnaan Sitokimia
Suatu sel dikatakan mati apabila didalam lumen sel itu tidak terkandung lagi protopas. Didalam protopas terkandung protoplasma yaitu zat-zat kehidupan dengan demikian maka benda-benda dalam sel yang non protoplasmi berarti benda-benda tanpa zat-zat kehidupan yang artinya pula benda mati (Tim Dosen,UMI.,2006). Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel tumbuhan disebut benda ergas (Ergastic Subtances). Benda-benda yang nonprotoplasmik biasannya berda dalam vakuola dan bersifat cair ataupun padat. Zat ergastik adalah senyawa kimia yang terdapat pada tanaman sebagai zat tidak hidup dalam sitoplasma. Zat ergastik adalah hasil metabolisme yang tidak terpakai atau cadangan makanan yang dapat berfungsi sebagai pelindung tanaman dari hewan pemangsa, sehingga terkadang membuat tumbuhan menjadi pahit dan tidak enak dimakan (Tim Dosen,Umi.,2006). Benda ergastik yang bersifat cair misalnya(Tim Dosen,UMI.,2006) : a. Cairan sel (“Cell sap”) Merupakan cairan yang terdapat dalam rongga-rongga vakuola. Cairan biasanya mengandung :
6
Air Asam-asam organic Karbohidrat Alkaloid Tanin Antosian Asparagin dan glitanin b. Minyak dan Lemak Zat-zat minyak dan lemak terutama terdapat pada biji tyumbuhtumbuhan golongan spermatophyte dengan kadar minyaknya yang tidak terlalu tinggi. c. Minyak etiris dan dammar Dalam sel tumbuh-tumbuhan terdapat pula sejenis minyak yang mudah menguap,seperti halnya minyak etiris. Benda ergastik yang bersifat padat : a. Kristal Ca-oksalat Cukup banyak terdapat dalam sel berbagai tumbuhan, lazimnya terdapat dalam sel korteks. b. Kristal Anorganik Kristal-kristal organic dimaksud yaitu berupa silikat yang banyak terdapat pada sel-sel tumbuhan.
7
c. Butir amilum Benda-benda nonprotoplasmik atau benda-benda mati ini dalam sel dibentuk oleh plastida-plastida. Zat ergastik dibedakan atas (Tim Dosen,UMI.,2008) : 1. Produk makanan : pati, inulin, hemiselulosa, selulosa, gula, protein, asam-asam amino, vitamin, lemak dan minyak lemak. 2. produk sekresi :enzim, pigmen (kloroplas, karatenoid, antosianin) dan nectar pada bunga. 3. Produk buangan / sisa metabolit : tannin, mineral, lateks, muinyak atsiri, gum. Alkaloid, glikosida, resin, asam organuik dan kristal mineral. II.2 Morfologi dan Anatomi Batang
Batang yang lazim disebut juga tubuh tumbuhan,pada sebagaian besar tumbuhan terletak di atas permukaan tanah atau katakanlah pada tanah bagian permukaan,namun tidak sedikit pula tumbuhan yang batangnya berada di bawah permukaan tanah atau di dalam tanah (Gembong,T.,1991). Kalau kita tinjau dari fungsinya, batang merupakan organ tumbuhan yang sama pentingnya dengan organ lainnya karena memang batang, daun dan akar merupakan satu kesatuan dari tumbuhan yang saling berhubungan demi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut. Fungsi pokok batang (Tjitrosoepomo,G., 1985) :
8
a. Batang akan menempatkan organ-organ lainnya (daun, akar) ke tempat-tempat kedudukan yang baik yang semestinya sehingga organ-organ yang lainnya itu dapat melaksanakan fungsinya. b. Dalam batang terhimpun saluran-saluran yang berfungsi pula mengalirkan
atau
menyebarkan
zat-zat
ke
segenap
bagian
tumbuhan. Pada
umumnya
batang
mempunyai
sifat-sifat
berikut
(Tjitrosoepomo,G.,1985) : a. Umumnya berbentuk panjang bulat sepereti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain,akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup. b. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing di batasi oleh bukubuku, dan pada buku-buku inilah terdapat daun. c. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atu heliotrop) d. Selalu bertambah panjang di ujungnya oleh sebab itu sering dikatakan,bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas e. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan,kecuali kadang-kadamng cabang atau ranting yang kecil.
9
f. Umumnya tidak berwarna hijau,kecuali tumbuhan yang umurnya pendek,misalnya rumput dan waktu batang masih muda. Sebagai bagian tubuh tumbuhan batang mempunyai tugas untuk (Tjitrosoepomo,G.,1985) : a. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada diatas tanah yaitu daun, bunga dan buah. b. Dengan percabangan memperluas
bidang
asoimilasi
dan
menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa. c. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah. d. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan Berdasarkan ada tidaknya batang, pada tumbuhan di bagi atas (Tim Dosen,UMI., 2006): 1. Tumbuhan tidak berbatang(planta acaulis) 2. Tumbuhan yang jelas berbatang : batang
basah (herbaceus) ,
batang berkayu (lignosus) , batang rumput (calmus ),batang mendong
(calamus) .
Bentuk batang (Tim Dosen,UMI., 2006) : 1. Bulat (teres) 2. Bersegi (angularis) terbagi atas bentuk : segitiga (triangularis) dan segi empat (quadrangularis).
10
3. Pipih(kladia) : Flokladia (filokladium) dan kladodia (kladodium) Anatomi Batang Jaringan pada batang terdiri dari (Tim Dosen,UMI.,2008) : 1. Jaringan dermal (epidermis), biasanya dijumpai trikoma, kutikula, dan dinding sel berkutin, pada dikotil terdiri dari pridem, sel gabus, dan lentisel 2. Jaringan dasar (korteks dan empulur) Pada jaringan korteks dan empulur tersusun atas parenkim 3. Jaringan pembuluh (vaskuler/stele) terdiri dari xylem (protoxilem dan metaxilem) dan floem (primer dan skunder), empulur, dan prikambium/ perisikel. 4. Jaringan penunjang (skelerenkim) adalah jaringan sederhana karena hanya mengandung satu tipe sel. Sel-sel ini berkembang dari meristem dasar dan mengisi ruang diantara epidermis dan berkas pembuluh, fungsinya beragam, termasuk pendukung atau penyokong, penyimpanan atau fotosintesis. II.3 Morfologi dan Anatomi Akar
Para pakar pertanian menjelaskan bahwa akar (radix) adalah organ tumbuhan yang berada dibawah permukaan tanah yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut (Gembong,T.,1991) : a. Organ yang tidak berbuku-buku dan tidak beruas-ruas. b. Organ tumbuhan yang umumnya tidak berchlorophyl.
11
c. Organ
tumbuhan
yang
umumnya
sebagian
besar
ataupun
keseluruhannya berada dalam substrat tumbuhan, yaitu yang berada didalam tanah maupun yang berda didalam air. Sebagai organ tumbuhan, radix (akar) mempunyai beberapa fungsi pokok sebagai berikut (Tjitrosoepomo,G.,1985) : a. Melakukan atau memungkinkan berlangsungnya pengisapan air dan zat cair yang bermuatan garam (larutan-larutan garam tanah) b. Melakukan atau memungkinkan berlangsungnya pengisapan zat-zat hara tanaman, untuk selanjutnya disebarkan melalui saluran-saluran batang keorgan-organ lainnya c. Meneguhkan kedudukan tumbuhan sehingga pertumbuhannya kuat tidak tergoyahkan atau roboh. Akar bagian tumbuhan mempunyai tugas yaitu untuk (Tjitrosoepomo, G., 1985) : a. Memperkuat berdirinya tumbuhan b. Untuk menyerap air dan zat-zat makanan tadi ketempat-tempat pada tumbuh-tumbuhan yang memerlukan c. Kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan Pada
akar
umumnya
dapat
dibedakan
bagian-bagian
berikut
(Tjitrosoepomo. G., 1985) :
12
a. Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu menyatu pada bagian batang terbawah atau bagian akar yang menghubungkan / menyatu dengan pangkal batang (bagian batang terbawah) b. Ujung akar (apex radicis), yang keadaanya demikian lunak dan terdiri dari meristem (jaringan yang mudah) c. Batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat antara apex radicis dan collum radicis d. Cabang-cabang akar (radix leteralis) yaitu bagian –bagian akar yang tak lengsung bersambung dengan pangkal batang tetapi, keluar dari akar pokok yang masing-masing dapat mengadakan pecabangan lagi e. Serabut akar (fibrilla radicalis), cabang akar yang halus dan berbentuk serabut f. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (phylus radicalis) yaitu bagian akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang untuk membantu penghisapan air dan zat cair larutan garam-garam tanah. g. Tudung akar (caliptra) yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung. Pembagian jenis-jenis akar Jenis-jenis akar ini mempunyai permula asal kejadian dan bentuk dalam pertumbuhannya. Mengenai hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut (Gembong,T.,1991) :
13
a. Tentang pemula atau asalnya akar berdasarkan sebutan-sebutan yang telah dikemukakan oleh para pakar, maka akan didapatkan akar-akar sebagai berikut (Gembong,T.,1991): 1. Akar lembaga atau radicula Kalau kita perhatikan tentang biji tumbuhan, bahwa didalamnya terdapat
Hypocotyl,
pada
pesemaian
hypokotyl
ini
akan
mengalami perpanjangan dan selanjutnya tumbuh keluar dari micropyle sewaktu berlangsungnya perkecambahan, dan dengan demikian terjadilah akar lembaga atau radicula tersebut 2. Akar pokok atau akar tunggang yang lazim disebut : radix primaria Akar ini bersal dari radicula yang tumbuh membesar menjadi panjang dan bercabang-cabang. Cabang-cabang dari radix primaria ini disebut radix laterlis ternyata bercabang-cabang pula (inilah akar bulu atau fibrillum), dan fibrillum inipun bercabangcabang lagi yang disebut bulu akar atau pilus. 3. Akar serabut atau radix adventiciae : Gejala seperti yang disebutkan pada Ad. (3), terutama pada monocotyledoneae akan diganti dengan apa yang disebut akar serabut atau radix adventiciae.
14
b.
Akar
tunggang
atau
radix
primaria
ada
yang
berbentuk
(Gembong,T.,1991): 1. Ujung tombak (fusiformis/peniformis, bentuk akar demikian relative tidak bercabang-cabang, bentuknya bagaikan kerucut yang artinya pada bagian pangkalnya besar dan makin kebagian ujungnya meruncing. 2. Gasing (Napiformis),akar
ini
di bagian dekat
pangkalnya
membesar dan membulat sedang pada bagian akar yang mendekati keujungnya agak langsing dan selanjutyna meruncing. 3. Benang (filiformis),akar ini kecil-kecil dan halus-halus,memanjang dan relative tidak bercabang. c. Akar serabut (radix adventicia), tedapat beberapa bentuk antara lain(Gembong,T.,1991) : 1. Benang –benang halus (fibrosa) Pada umumnya akar ini berbentuk seperti benang-benang halus relative sama baik bentuk maupun panjangnya. 2. Akar gantung (aerotus) Terdapat
pada
epiphytis,aerotus
tumbuhan ini
tampak
yang
pada
seakan-akan
mulanya
hidup
mengikat
ketat
tumbuhan inangnya berfungsi untuk membantu poroses asimilasi.
15
3. Akar penggerek (haustorium) Merupakan
bentuk
akar
penggerek
tetapi
perlakuan
menghgereknya itu pada batang tumbuhan lain tidak di lakukan secara dalam,melainkan seakan-akan hanya turut menumpang pada inangnya. 4. Akar tumbuhan yang berbentuk sebagai akar lekat atau adligans Terdapat pada tumbuhan memanjat dan berfungsi sebagai pegangan atau pelekatan saja. 5. Akar nafas (pneumatophorus) Banyak terdapat sebagai organ akar pada tumbuhan yang tumbuh dan berkembang di daerah rawa-rawa. 6. Akar belit (cirrus radicalis) Pertumbuhan akar ini selalu membelit baik pada benda atau tumbuhan lain. Akar khusus hasil metamorfosis ( Tjitrosoepomo.,1985) : 1. Rimpang (rhizome), contohnya pada suku Zingiberaceae 2. Umbi (tuber), contohnya pada Solanun tuberosum 3. Umbi lapis (bulbus), contohnya Alium cepa. Jaringan pada akar lebih sederhana dibanding pada batang. Pada akar primer biasanya terdapat jaringan meristem yang membelah. Jenis-jenis jaringan pada akar terdiri dari (Tim Dosen,UMI.,2008) :
16
1. Jaringan meristem (pada akar yang belum mengalami penebalan sekunder) dilindungi oleh tudung akar yang terletak di bagian ujung akar. Tudung akar juga berfungsi sebagai penetrasi/penembusan akar ke dalam tanah, terdiri dari sel parenkim yang masih hidup dan pati (statolit/hasil sekresi lender). 2. Jaringan dermal a. Epidermis tanpa kutikula terdiri dari rambut akar berbentuk tabung,dan dinding sel yang mengandung kutin dan suberin (pada akar yang menua) b. Eksodermis / hipodermis, berada dibawah epidermis, dinding selnya menebal mengandung lignin, dan suberin. c. Endodermis terletak disebelah dalam korteks, selapis sel membentuk silendris, dan memisahkan korteks dengan berkas pembuluh sebelah dalam (Fahn.A.,1982) 3. Jaringan dasar (korteks dan emplur) tersusun atas parngkim. Jaringan korteks berada dibawah eksodermis dan empelur berada dalam stele. 4. Jaringan pembuluh (vaskuler/stele) trdiri dari xylem dan floem. 5. Jaringan penunjang berupa sklerenkim, biasanya terdapat pada stele.
17
II.4 Morfologi dan Anatomi Buah dan Biji
Jika penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah. Dan bakal biji yang terdapat didalam bakal buah akantumbuh menjadi biji (Gembong,T.,1991). Pada pembentukan buah ada kalanya bagia bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah. Sedang umumnya segera setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Bagian-bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya,karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seprti halnya dengan bagian-bagian lain (Gembong,T.,1991). Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah,biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri jadi tidak merupakan suatu bagian buah yang penting misalnya (Tjitrosoepomo, G., 1985) : a. Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak gugur, dan kita kenal kemudian sebagai pembungkus tongkol jagung (klobot). b. Daun-daun kelopak.Pada terong dan pada jambu, masih dapat kita lihat kelopak yang ikut merupakan bagian buah.
18
c. Tangkai kepala putik.Juga bagian ini sering tinggal pada buah, misalnya pada jagung, yang kita kenal sebagai rambut jagung.juga pasda semua macam jambu, masih dapat kita lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah. d. Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis,
yang
sekaligus
dapat
pula
menunjukkan
jumlah
daun buah dan jumlah ruangan dalam buah manggis tadi. Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah,atau paling banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu,umunya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupkan buah telanjang. Buah ini juga dinamakan buah sejati atau buah sungguh. Kecuali bakal buah sendiri sering kali terjadi, bahwa ada bagian bunga ikut mengambil bagian dalam pembentukan buah, bahkan sering kali merupakan bagian buah yang paling menarik diperhatikan. Dalam pembicaraan sehari-hari buahnya yang benar sering kali tidak dikenal lagi. Apa yang dinamakan buahnya justru bagian bunga yang telah berubah sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian buah yang penting. Buah yang demikian dinamakan buah palsu atau buah semu. Pada buah semu buah yang sesungguhnya tidak kelihatan, karena itu seringkali buah semu dinamakan buah tertutup. (Gembong,T.,1991).
19
Adapun bagian-bagian bunga yang seringkali ikut tumbuh dan menyebabkna terjadinya buah semu misalnya (Tim Dosen,UMI.,2008) : a. Tangkai bunga. Pada jambu monyet atau jambu mete ( Anacardium occidentale L.), tangkai bunga menjadi besar, tebal, berdaging dan
merupakan bagian buah yang dapat dimakan pula. Sedang buah yang sesungguhnya lebih kecil, berkulit keras terdapat pada ujung bagian yang membesar ini. b. Dasar bunga bersama pada suatu bunga majemuk, misalnya pada bunga lo (Ficus glomerata Roxb) dan sebangsanya. Dasar bunga yang berbentuk periuk itu juga membesar dan membulat, tebal berdaging, menyelubung sejumlah besar buah-buah yang sesungguhnya, yang tidak tampak dari luar, karena terdapat dalam badan yang berbentuk seperti periuk tadi. Juga bagian ini seringkali dapat dimakan. c. Dasar bunga pada bunga tunggal, misalnya pada arbe vesca L)
( Fragraria
yang kemudian menjadi berdaging tebl dan merupakan
bagian yang dimakan pula, sedang buah yang sesungguhnya kecil, hampir tak kelihatan. d. Kelopak bunga. Pada ciplukan ( Physalis minima L), pada pembentukan buah, kelopak tumbuh terus menjadi badan yang menyelubungi buah yang sebenarnya. Jadi buah yang sebenarnya tadi tidak tampak sama sekali dari luar.
20
e. Tenda bunga dan ibu tangkai pada bunga majemuk. Pada pohon nangka ( Artocarpus integra Merr) misalnya :ibu tangkai bunga dan semua tenda bunga pada bunga majemuk ini akhirnya tumbuh sedemikian rupa, sehingga seluruh perbungaan seakan-akan hanya menjadi satu buah saja. Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu (Tjitrosoepomo,G.,1985) : a. Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga, yaitu malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yang sesungguhnya kadangkadang tersembunyi. Buah semu dapat dibedakan dalam (Tjitrosoepomo,G., 1985) : 1. Buah semu tunggal,yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah.pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah.misalnya : a. Tangkai bunga,pada jambu monyet( Anacardium occidentale L) b. Kelopak bunga,pada buah ciplukan( Physalis minima L) 2. Buah semu ganda,ialah jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal buah yang bebas satu sama lain dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah,tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh
21
dan merupakan bagian buah yang menyolok.misalnya buah arbe( Fragraria vesca L) 3. Buah semu majemuk,ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja.misalnya buah nangka ( Artocarpus integra Merr) b. Buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti (Tjitrosoepomo,G., 1985). Buah
sejati
dapat
dibedakan
dalam
3
golongan
yaitu
(Tjitrosoepomo,g.,1985): 1. Buah sejati tunggal ialah buah sejati yang terdapat dari satu bunga dengan satu bakal buah saja Buah
sejati
tunggal
dapat
dibedakan
lagi
dalam
dua
golongan,yaitu: a. Buah sejati tunggal yang kering (siccus),yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu.seperti kulit yang kering.misalnya buah kacang tanah ( Arachis hipogaea L) , padi(Oryza sativa L) b. Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus) yaitu jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging,dinding buah (pericarpium) , dibedakan dalam tiga lapisan yaitu:
22
-
Kulit luar(eksocarpium/epicarpium)merupakan lapisan tipis tetapi seringkali kuat atau kaku seperti kulit dengan permukaan yang licin
-
Kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau berserabut dan jika lapisan ini dapat dimakan maka lapisan ini dinamakan daging buah (sarcocarpium)
-
Kulit dalam(endocarpium)yang berbatasan dengan ruang yang mengandung bijinya.seringkali cukup tebal dan keras
2. Buah sejati ganda ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain dan masing-masing bakal buah menjadai satu buah miasalnya cempaka (Michelia champaca Bail) (Tjitrosoepomo,G.,1985). 3. Buah sejati majemuk ialah buah sejati yang berasal dari suatu bunga majemuk yang masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul sehingga seluruhnya
tampak
seperti
buah
saja,misalnya
pandan
(Pandanus tectorius Sol) ( Tjitrosoepomo, 1985). Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk tanpa adanya penyerbukan dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang demikian itu dinamakan partenocapri. Buah yang terjadinya bdengan cara ini biasanya tidak mengandung biji
23
atau jika ada bijinya,biji itu tidak mengandung lembaga, jadi bijinya tidak dapat dijadikan alat perkembangbiakan. Pada biji umumnya dapat kita bedakan bagian-bagian berikut : a. Kulit biji (spermodermis) b. Tali pusar (funiculus) c. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis) II.5 Klasifikasi Spermatophyta Divisi Angiospermae kelas Dikotil
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini meliputi terna, semak-semak,perdu maupun pohon-pohon. Adapun cirri-ciri morfologi dari kelas dikotil yaitu : 1. Berdaun lembaga atau biji belah akar serta pucuk tidak mempunyai pelindung khusus 2. Akar tunggang 3. Batang kerucut panjang,bercabang-cabangdengan ruas atau bukubuku,tidak jelas., 4. Daun tersebar atau berkarang kadang-kadang berseling 5. Daun majemuk/tunggal tidak berpelepah ,berdaun penumpu helainan daun menyirip/menjari. 6. Bunga bersifat di ,tetra,atau pentamer 7. Anatomi : batang
dan akar
berkambium dengan
pertumbuhan
menebal sekunder ,berkas pengangkutan kolateral dan bikolateral (Steiner; E, dkk., 1986).
24
Dan cirri-ciri anatominya yaitu (Tim Dosen,UMI.,2008): 1. Baik akar maupun batang mempunyai cambium, hingga akar maupun
batangnya
memperlihatkan
pertumbuhan
menebal
sekunder. 2. Pada akar sifat radial berkas pengangkutannya hanya nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan menabal 3. Pada batang berkas pengangkutannya tersusun dalam lingkaran dengan xylem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar. Tumbuhan
dikotil
yang
mempunyai
ciri-ciri
menyimpang
(Tim
Dosen,UMI.,2008): 1. Suku piperaceae dan nyimparaceae .tidak berakar tungganng 2. Suku annonaceae,daun duduknya berseling dan binga primer 3. Suku meleastomaceae dan cyrpaveae tulang daun melengkung Penggolongan kelas dikotil Berdasarakan ada tidaknya daun mahkota (petala) terbagi dalam 3 anak kelas yaitu (Tim Dosen,UMI.,2008): 1. Monochylamedae (apetalea) 2. Dialypetalae 3. Sympetaleae A. Anak kelas monochalamydae Bunga
tanpa
hiasan
bunga,berkelamin
tunggal
,bersifat
aneronogami bernatamg kayu (pohon) dan berbatang basah (terna) terdiri dari bangsa (tim Dosen,UMI.,2008):
25
1. Bangsa Fagales 2. Bangsa Myriaceae 3. Bangsa Juglandales 4. Bangsa Salicales 5. Bangsa Piperales 6. Bangsa Urticales 7. Bangsa Euphorbiales 8. Bangsa Proteales 9. Bangsa santalales 10.Bangsa Polyhgoriales 11.Bangsa Caryophillales. B. Anak kelas dialypetalae Tenda bunga ganda kelopak dari mahkota bebas dan menarik perhatian terdiri dari bangsa (Tim Dosen,UMI.,2008): a. Bangsa ranunculates b. Rosales c. Myrtales d. Rhoidales ( Brassicales ) e. partietales (cistales) f. Guttiferales (Clusiales) g. Malvales (columneferae) h. Geraniales (gruinales)
26
i. Sapindales j. Rutales k. Celesterales l. Ramnales m. Apiales C. Anak kelas Sympetalae Bunga dengan hiasan bunga lengkap terdiri dari kelopak dan mahkota dengan daun –daun mahkota yang berlekatan menjadi satu ( Tim Dosen,UMI.,2008). II.6 Klasifikasi Pterydophyta
Pterdophyta adalah tumbuhan yang menyerupai kormus dan
telah
memiliki daun , batang dan akar yang jelas , hanya saja masih tergolong thallophyta
karena
alat
perkembanganbiakannya
adalah
spora
( Abidin,Z., 1984). Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya ,yaitu akar, batang, dan daun. Namun demikian ,pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Seperti warga divisidivisi
yang
telah
dibicarakan
sebelumnya,alat
perkembangbiakna
tumbuhan paku yang utama adalah spora. Oleh sebab itu sementara ahli taksonomi membagi dunia tumbuhan dalam dua kelompok saja yang diberi nama Cryptogamae dan Phanerogamae. Cryptogamae ( tumbuahn
27
spora) meliputi yang sekarang kita sebut di bawah nama
Schizophyta,
Thallophyta , Bryophyta, dan Pteridophyta. Nama Cryptogamae diberi atas
dasar cara perkawinan (alat-alat perkawinannya) yang tersembunyi (cryptos-tersembunyi,
gamos-kawin),berbeda
dengan Phanerogamae
9tumbuhan biji) yang cara perkawinannya tampak jelas (yang dimaksud disini sebenarnya adalah penyerbukan yang lebih dulu diketahui daripada peristiwa-peristiwa seksual yang terjadi pada golongan tumbuhan yang tidak berbiji) (Abidin,Z., 1984). Warga tumbuhan paku amat Warga tumbuhan paku amat heterogen, baik ditinjau dari segi habitus maupun cara huidupnya,lebihlebih bila diperhitungkan pula jenis-jenis paku yang telah punah.Ada jenis jenis paku yang sangat kecil dengan daun-daun yang kecil-kecil pula dengan struktur yang masih sangat sederhana, ada pula yang besar dengan struktur yang masih sangat sederhana, ada pula yang besar dengan daun-daun yang mencapai ukuran panjang sampai 2 m atau lebih dengan struktur yang rumit. Tumbuhan paku purba ada yang mencapai tinggi sampai 30 m dengan garis batang sampai 2 m. Dari segi cara hidupnya ada jenis-jenis paku air.Dimasa yang silam (jutaan tahun yang lalu),hutan-hutan dibumi pohon-pohon yang tinggi besar, dan kita kenal sisa-sisanya sekarang sebagai batu bara. Jenis-jenis yang sekarang ada yang jumlahnya relative kecil(lebih kecil bila dfibandingjkan dengan jumlah warga divisi lainnya) dapat dianggap sebagai relic (peninggalan ) suatu
28
kelomp[ok tumbuhan yang di masa jayanya pernah pula merajai bumi kita ini, yaitu dalam zaman paku(Palaeozoicum). Jenis-jenis yang sekarang masih ada sebagian besar bersifat higrofit. Mereka lebih menyukai tempat-tempat yang teduh dengan derajat kelembaban yang tinggi,paling besar mencapai ukuran tinggi beberapa meter saja,seperti terdapat pada marga Cyathea dan Alsophila yang warganya masih berhabitus pohon dan
kita
kenal
antara
lain
Indonesia
sebagi
paku
tiang
(Bidwell,R.G.S.,1979). Seperti pada Bryophyta, pada Pteridophyta pun terdapat daur kehidupan yang menunjukkan adanya dua keturunan u\yang bergiliran. Gametofitnya mempunyai beberapa perbedaan dengan gametofit lumut, walaupun sama-sama terdiri atas sel-sel yang haploid (Robert,A. , 2002). Ciri-ciri tanaman pterydophyrta (Tim Dosen,UMI.,2008) : 1. Daun berwarna hijau, bagian bawah daun terdapat sporofil (spora) 2. Spora berupa isospora (berumah satu),heterospora (berumah dua / tidak sama besar ukurannya sporanya) 3. Batang bercabang-cabang mengarpu (dikotom) dan terdapat banyak daun 4. Akar mempunyai kaliptra, bersifat endogen, dan tumbuh kesamping dari batang. 5. Gametofit berupa protalium berwarna hijau dan melekat pada substrat dengan rizoid
29
6. Anteridium/alat kelamin jantan dan arkegonium/alat kelamin betina terdapat sel tapetum untuk memberi makan pada sel-sel sportagen, dengan penebalan dinding sporagen,eksosporiuym,endosporium,dan perisporium ( Abidin, Z.,1984). Pengolongan Pteredophyta ; 1. Kelas Psilophytinae(paku purba) 2. Kelas Lycopodinae(paku rambat atau paku kawat) 3. Kelas Equisetinea(paku sejati) 4. kelas filicinea(paku sejati) II.7 Fisiologi Tumbuhan
Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Laju proses metabolisme ini dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan mikro disekitar tumbuhan tersebut (Tim Dosen,UMI.,2008). Dengan mempelajari fisiologi tumbuhan kita akan lebih dapat memahami bagaimana
sinar
matahari dapat
dimanfaatkan oleh
tumbuhan untuk menghasilkan karbohidrat dari bahan baku anorganik berupa air dan karbondioksida, mempelajari mengapa tumbuhan layu jika kekeringan dan berbagai gejala lainnya yang ditampakkan oleh tumbuhan (Tim Dosen,UMI.,2008).
30
Pada beberapa kasus reaksi-reaksi biokimia tersebut diikuti pula oleh gerakan mekanis yang spesifik. Oragnisme yang menjadi sasaran dalam kajian fisiologi tumbuhan yaitu meliputi semua jenis tumbuhan, dari tumbuhan sel satu sampai tumbuhan tingkat tinggi (Robert,A.,2002).
31
BAB III METODE KERJA
III.1 Alat praktikum
1. Botol Semprot 2. Cutter 3. Deckgelas 4. Gabus 5. Gelas arloji 6. Jarum Preparat 7. Mikroskop 8. Objek gelas 9. Pinset 10.Pipet tetes 11.Pisau 12.Rak tabung 13. Silet 14. Tabung reaksi 15. Tissue gulung III.2 Bahan praktikum
a. Zat Ergastik dan Pewarnaan Sitokimia Amaranthus spinosus (bayam duri)
32
Begonia sp (begonia) Carica papaya (papaya) Citrus sp (sunkis) Languatis galanga ( lengkuas) Manihot utilissima (ubi kayu) Mirabilis jalapa (bunga pukul empat) Oryza sativa (padi) Psidium guajava (jambu biji) Phyrus communis (pir) Rhicinus communis (jarak) Solanum tuberosum (kentang)
b. Morfologi dan Anatomi Batang Andrographis paniculata (sambiloto) Brassica juncea (sawi) Carica pepaya (pepaya ) Centlla asiatica (pegagan) Cyperus rotundus (Rumput teki) Cucurbita muschata (labu kuning) Heliantus annus (bunga matahari)) Polypodium (paku) Tinospora crispa (brotowali) Zea mays (jagung)
33
c. Morfologi dan Anatomi Akar Allium sp (bawang bombay) Arachis sp (kacang tanah) Carica papaya (pepaya) Daucus carota (wortel) Languatis galanga (lengkuas) Loranthus sp (benalu) Pachyrrichus sp (bengkuang) Psidium guajava (jambu) zypheranthus rosea (bunga coklat)
d. Morfologi dan Anatomi Buah dan Biji Anacardium ocidentale (jambu monyet Arachis hypogea (kacang tanah) Arachis sp (Kacang merah) Artocarpus integra (Nangka) Averrahoea carambola ( Belimbing) Phyrus malus (Apel) Carica pepaya (pepaya) Citrus aurarium (Sunkist) Citrus maxima (jeruk bali/besar) Citrulus vulgaris ( semangka )
34
Mangifera indica (Mangga) Nephelium lapoceum (Rambutan ) Ricinus communis (biji Jarak) Tamarindos indica ( asam jawa) Vitis fanivera (Anggur) Zea mays (Jagung )
e. Klasifikasi Tumbuhan Dikotil Arachis hypogea (kacang tanah) Capsicum annum (lombok basar) Murraya paniculata (Kemuning) Psidium guajava (jambu biji) Rhicinus communis (jarak pagar)
f. Klasifikasi Pterydophyta Adiantum cuneatum (Suplir) Aspienium nidus (Paku sarang burung) Neprolepis sp (Pakis kriting) Ptyrogramma calomenalos ( Paku perak0
g. Fisiologi Tumbuhan - Hydrilla verticilliata (hydrilla) - Mangifera indica (mangga) - Peperomia pellucida (daun kaca-kaca)
35
III.3 Cara kerja
a. Perwarnaan Sitokimia 1. Perwarnaan umum: direndam irisan kedalam gelas arloji berisi larutan toludine blue (0,05 % dalam air) selama 15 detik, kemudian dipindahkan irisan ke dalam air lalu diletakkan pada gelas berisi setetes air. 2. Pati: direndam irisan dalam gelas arloji berisi larutan IKI (2% KI +0,02% iod dalam air) selama 15 detik. Kemudian di pindahkan irisan kedalam air lalu diletakkan pada gelas benda berisi setetes air. 3. Protein: direndam irisan dalam gelas arloji berisi larutan naftol blue blak 1% + asam asetat 7% selama 1 menit, dipindahkan irisan ke dalam etanol 70 %. diletakkan pada gelas benda. 4. Lipid: direndam irisan dalam gelas arloji berisi larutan Sudan black P 0,1% + etanol 70% selama 1 menit, diletakkan pada gelas benda. 5. Lignin:
direndam irisan dalam gelas arloji berisi larutan
Flouroglusin P 0,1% + asam klorida 20 % selama 1-2 menit, diletakkan pada gelas benda, terbentuk warna merah jambu. 6. Tanin: direndam irisan dalam gelas arloji berisi larutan FeCl
3
P
encer selama 1-2 menit, terbentuk warna hijau, biru sampai hitam.
36
b. Morfologi tumbuhan b.1. Morfologi batang dan akar a. Digambar secara keseluruhan morfologi tumbuhan dari semua sampel atau bahan praktikum. b. Dimati bentuk morfologi dan ditentukan bagian-bagian sampel seperti bentuk permukaan dan penggolongannya. c. Dikerjakan dengan cara yang sama untuk semua sampel yang ada. b.2. Morfologi buah a. Diambil sampel kemudian diamati. b. Digambar secara keseluruhan morfologi dari setiap sampel atau bahan praktikum. c. Diiris melintang dan membujur (dibelah) sampel kemudian diamati morfologi bagian dalam dari sampel. d. Ditentukan bagian-bagian dari morfologi buah tersebut yang terdiri
dari biji.
Dan
dagingnya
serta
tentukan pula
klasifikasinya. c. Anatomi tumbuhan c.1. Anatomi akar, batang, buah dan biji 1. Diiris melintang atau membujur dengan pelan-pelan menarik mata pisau atau silet searah dalam dengan gerakan mengiris yang halus, irisan sebaiknya setebal 1 sel saja.
37
2. Dipindahkan irisan kedalam gelas arloji yang telah diberi air sebelum irisan menjadi kering. 3. Diletakkan setetes air pada gelas benda lalu letakkan irisan tersebut dan ditutup dengan gelas penutup. 4. Untuk menutup irisan, diletakkan gelas penutup membentuk sudut dengan menyentuh tetesan air pada satu sisinya. Rendahkan penutup dengan pertahanan untuk menghindari gelembung udara. Jangan sampai ada cairan diatas gelas penutup, cairan berlebih dikeluarkan dengan kertas saring atau tissue. 5. Jika preparat sudah siap diperiksa, diletakkan diatas meja benda mikroskop 6. Dimulai menggunakan lensa obyektif dengan (pembesaran terkecil dan geser preparat untuk mencari bayangan atau gambar yang nampak jelas serta pembesaran 100 kali digunakan dengan menambahkan minyak emulsi. 7.
Sebelum
mengeluarkan
gelas
benda,
mikroskop
dikembalikan keperbesaran obyektif terkecil. c.2 Zat ergastik 1. Pati : buat preparat untuk pengamatan anatomi serta lakukan reaksi warna untuk amilum.
38
2. Lignin : buat preparat untuk pengamatan anatomi pada buah pir (Phyrus communis) serta lakukan reaksi warna untuk lignin (warna merah jambu). 3. Tanin : buat preparat untuk pengamatan anatomi pada jambu biji (Psidum guajava) serta lakukan reaksi warna untuk tanin (warna hijau). 4. Kristal : Penampang melintang tangkai daun Begonia sp Penampang melintang tangkai daun Carica papaya Penampang melintang tangkai daun Amaranthus spinosus Penampang melintang daun Mirabilis jalapa Penampang membujur daun Aloe vera 5. Minyak atsiri : mempunyai bias cahaya yang kuat sehingga bagian yang mengandung minyak atsiri tampak mengkilap. d. Klasifikasi tumbuhan angiospermae 1. Digambar morfologi secara keseluruhan dari semua sampel atau bahan praktikum 2. Diamati morfologinya kemudian menentukan kelas, bangsa, dan sukunya dengan melihat ciri-ciri, sifat dan bentuknya. e. Klasifikasi Tumbuhan Pterydophyta 1. Digambar morfologi secara keseluruhan dari semua sampel atau bahan praktikum.
39
2. Diamati morfologinya kemudian menentukan kelas, bangsa, dan sukunya dengan melihat ciri-ciri, sifat dan bentuknya. f. Fisiologi Tumbuhan a. Percobaan Sachs 1. Dipilih 1 lembar daun Mangga ( Mangifera indica ) yang dan masih berada di atas pohon, sebagian helaian daun ditutup dengan aluminium foil pada jam 06.00 (sebelum matahari terbit) hingga jam 18.00 2. Dipetik daun dan siap diujikan. 3. Dilepaskan aluminium foil, daun direndam dalam air panas hingga layu. 4. Di cuci dalam larutan alcohol mendidih hingga warna daun pucat. 5. Dicelupkan dalam larutan JKJ/lugol (iodium) selama 10 menit, lalu dibilas dengan air mengalir. 6. Dilihat perbedaan daun yang ditutupi dengan aluminium foil,. 7. Setelah itu daerah yang tidak ditutupi aluminium foil akan terlihat bintik biru kehitaman yang menandakan adanya karbohidrat pada daun. 8. catat dan gambar perubahan yang terjadi.
40
b. Percobaan Ingenhousz 1. Disiapkan gelas piala, corong kimia, dan tabung reaksi 2. Dimasukkan Hydrilla verticillata ke dalam gelas piala yang telah berisi air hingga terendam 3. Diletakkan corong kimia 4. Ditutup corong kimia dengan tabung reaksi yang berisi air. 5. Diletakkan bahan uji di bawah sinar matahari. 6. Diamati terbentuknya gelembung udara pada tabung reaksi. c. Percobaan Fotosintesis Membutuhkan CO 2 1. Disiapkan 3 tabung reaksi dan diberi tanda A,B dan C. 2. Tabung A diisi air yang mengandung CO 2, tabung B diisi air tanpa CO2, dan tabung C diisi air tanpa CO 2 yang telah ditambahkan soda kue. 3. Dimasukkan daun Hydrilla verticillata dengan jumlah yang sama ke dalam masing-masing tabung. 4. Diletakkan masing-masing tabung pada tempat yang terkena cahaya matahari 5. Diamati perubahan yang terjadi. d. Percobaan Transpor Air oleh Xylem 1. Disipakan gelas piala yang berisi larutan eosin (pewarna) atau lugol
41
2. Dimasukkan daun Peperomia pellucida (daun kaca-kaca) ke dalam gelas piala hingga terendam selama beberapa menit. 3. Diambil sample dan diiris melintang 4. Diamati di bawah mikroskop, terdapat warna merah pada xylem. 5. Digambar jaringan xylemnya.
42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pembahasan
1. Pecobaan Ingenhousz
Air
Hydrilla verticillata
2. Percobaan pengangkutan transport air oleh xylem Daun kaca-kaca ( Peperomia pelucida)
Peperomi pelucida
DHT
43
Anatomi batang peperomia pelucida xylem
floem
3. Percobaan Sachs Mangga (Mangifera indica)
Bagian daun yang ditutupi dengan alfol selama 24 jam
tidak ditutupi alfol
44
3. Percobaan anatomi dan morfologi akar - Bawang bombay
Kuncup
akar
-. Anatomi bawang bombay ( Allium ceppa)
Epidermis Floem Xilem
45
- Jambu biji (Psidium guajava)
- Wortel ( Daucus carota)
- Lengkuas ( Languatis galanga)
- Bunga Coklat ( Zypheranthus rosea)
46
4. Percobaan morfologi dan anatomi batang - Pegagan ( Centella asiatica)
- Sambiloto ( Andrographis paniculata )
47
5. percobaan Morfollogi dan anatomi buah dan biji - Jeruk Manis ( Citrus aurarium)
48
- Pir (Phyrus communis)
6. Percobaan klasifikasi tumbuhan dikotil - Lombok Besar ( Capsicum annum)
- Kemuning (Murraya paniculata )
49
- Kacan Kacang g tanah tanah ( Arachis hypogea )
anatomi kacang tanah epidermis kambium xylem floem spons korteks
50
- Jara Jarak k paga pagarr (Rhicinus communis )
- Jamb Jambu u bij bijii (Psidium guajava )
7. Percobaan klasifikasi pterydophyta - Paku Perak ( Phyrogramma calomelanos )
51
-
Pakis kriting (Neprolepis sp)
-
Paku sa sarang bu burung (Aspienium nidus)
52
B. Pembahasan B.1 Benda ergastik dan perwarnaan sitokimia
Berdasarkan
hasil
pengamatan
benda
ergastik
dan
perwarnaan sitokimia terdapat beberapa bentuk zat ergastik diantaranya yaitu Carica papaya (pepaya) memiliki zat ergastik berbentuk kristal Ca-oksalat berbentuk kelenjar yang memenuhi ruangan sel, Rhicinus communis (jarak) memiliki zat ergastik berbentuk cair berupa aleuron, Phyrus communis (pir) dan Amaranthus spinosus (bayam) memiliki zat
ergasti berbentuk
kristal pasir (prisma kecil), Begonia sp memiliki zat ergasti berbentuk kristal Ca-Oksalat (primer), Kaemferia galanga (lengkuas) memiliki zat ergastik berbentuk cair yaitu minyak atsiri , Solanum tuberosum (kentang) anatominya terdapat hillus tunggal terletak di ujung daun dan lamela berupa garis halus yang mengelilingi hilum, Oryza sativa memiliki butiran zat ergastik yang berbentuk butiran pati kecil. Mirabilis jalapa memiliki bentuk zat ergastik berbentuk kristal yang berupa jarum croksalat, Psydium guajava memiliki rongga yang berbentuk lisegen besar. Manihot utilissima (ubi kayu) anatominya atau zat ergastiknya masuk dalam contoh konsentris hillusnya tunggal yang terletak di bagian tengah lamela mengelilingi hillus.
53
Pada percobaan pewarnaan sitokimia apabila pati ditambahkan lugol maka akan menghasilkan warna ungu kehitaman, aleuron ditambahkan lugol maka akan menghasilkan warna kuning, tanin ditambahkan FeCl 3 akan menghasilkan warna merah kehitaman, lignin ditambahkan fouroglusin dan HCl 20% akan menghasilkan warna merah jambu. B.2 Morfologi dan anatomi batang
Pada percobaan morfologi dan an anatomi batang dapat diamati yaitu: Andrographis panniculata (sambiloto) termasuk tumbuhan berbatang dengan bentuk batang segi tiga (triangularis) dengan arah tumbuh batang tegak lurus(erectus).sambiloto ini mempunyai permukaan batang yang licin.dan dari segi anatomi ditemukan bahwa tipe berkas pembuluhnya radial.mengandung zat pahit yang disebut pikrotoksin yang digunakan dalam pembuatan racun ikan. Pada jagung (Zae mays) batangnya merupakan batang rumput(calmus)yang tidak berongga,batangnya beruas dan arah tumbuh tegak lurus (erectus) permukaan batangnya licin (laevis) mempunyai tipe berkas pembuluh kolateral tertutup yaitu xylem berada diluar dan floem berada didalam dimana pada batang tersebut tidak terdapat cambium
54
Pada Cucurbita muscata (labu) dapat diamati bahwa tumbuhan
ini
memiliki
batang
yang
basah
dan
tebal
(herbaceous)dengan arah tumbuh batang merayap (repens)tipe berkas pembuluhnya adalah konsentris amphikribal karena floem mengelilingi xylem.daun dan batang yang masih muda digunakan sebagai sayur.mengandung minyak lemak seperti halnya pada bijinya juga digunakan sebagai obat cacing. Pada Cyperus rotundus (rumput teki) memiliki bentuk batang segitiga, arah tumbuh batang tegak lurus, permukaan batang licin, percabangan pada batang monopodial. B.3 Morfologi dan anatomi akar
Pada
percobaan
morfologi
dan
anatomi
akar
dapat
diperhatikan bahwa pada Daucus carota (wortel) termasuk tumbuhan
yang
berakar
tunggang
yang
tidak/sedikit
bercabang,berbentuk tombak (fusiformis).merupakan umbi akar (tuber rhicogenum) karena merupakan metamorfosis akar yang pada umumnya merupakan umbi telanjang (tuber nudus).akar tunggangnya berfungsi sebagai tempat penimbunan cadangan makanan.mengandung vitamin A dan berkhasiat untuk mengobati kejang jantung,mata,dan cacing kremi Pada lenglkuas ( Languatis galanga)akarnya merupakan rimpang
yaitu
hasil
metamorfosis
akar
dan
daun.akarnya
55
bercabang-cabang,tumbuh mendatar dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul diatas tanah yang merupakan tumbuhan baru.merupakan sebagai
alat
cadangan
akar
serabut,mempunyai
perkembangbiakan,akarnya
makanan.mengandung
minyak
kuncup,rimpangnya untuk
menimbun
atsiri,koemferida
galangal,dan kristal kuning. Pada bengkoang ( Pachyrricus sp) termasuk akar tunggang (radix
primaria),merupakan
berbentuk
gasing
akar
tunggang
(napiformis)
yaitu
tidak
pangkal
bercabang besar
dan
bulat.termasuk umbi telanjang (tuber nudus).umbi akar merupakan metamorfosis dari akar.berkhasiat sebagai insektisida dan larnisida serta dalam pembuatan produk kosmetik. Pada jambu biji ( Psidium guajava ) sitem perakarannya tunggang (radix primaria) tumbuh terus pada ujungnya dan menjadi akar pokok berfungsi untuk menyerap air dan zat hara dari dalam tanah,
mengandung
tannin
,
vitamin
(A.B.C),Kalsium,
protein,lemak,minyak atsiri dan asam guajavenin.dan berkhasiat untuk obat diare,diabetes,masuk angina,beser,sariawan dan sakit kulit.
56
B.4 Morfologi dan Anatomi Buah dan Biji
Secara umum buah dibedakan atas buah semu (buah tertutup) dan buah sejati (buah telanjang). Contoh yang termasuk buah semu yaitu Artocarpus integra (nangka). Dan yang termasuk buah sejati yaitu Phyrus malus (apel). Pada buah dan biji yaitu Buah apel ( Phyrus malus) termasuk buah sejati tunggal yang berdaging, mempunyai kulit dalam yang tipis (seperti buah batu),tetapi cukup kuat seperti kulit, kulit tengah tebal ,linak dan berair (biasa disebut daging buah ), buah ini mempunyai ruangan, tiap ruang ,mengandung satu biji, buah ini dapat dimakan. Arachis sp (kacang tanah)buahnya sejati tunggal yang kering
(siccus) yang bagiannya luar keras, mengayu seperti kulit yang kering, buah padi (caryopsus), lapisan kulit luar bersifat kaku seperi kulit,bagian ini menjadi pelindung earna bagian biji yang ada dalam warnya merahnya merah. B.5 Klasifikasi Spermatophyte Divisi Angiospermae Kelas Dikotil Klasifikasi Pterydophyta
Pada jambu biji ( Psidium guajava ) berupa perdu,tinggi 5 – 10m.batangnyaberkayu,bulat dan kulit batang licin. mengelupas, bercabang, coklat kehijauan.daunnya tunggal, bulat telur,tepi rata,
57
ujungnya tumpul berhadapan, pertulangan daun menyirip panjang 6 -14 cm,lebar 3-6 cm. B.6 Fisiologi Tumbuhan
Pada percobaan Igenhouzs membuktikan bahwa fotosintesisi mengeluarkan/menghasilkan O 2 hal ini dibuktikan dengan adanya gelembung udara yang naik dari dasar gelas kimia. Pada percobaan Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan karbohidrat yang dibuktikan dengan adanya bitik biru pada daun yang tidak ditutupi aluminium foil. Pada percobaan lain membuktikan bahwa fotosintesisi membutuhkan CO 2 sesuai dengan reaksi fotosintesis : 6CO2 + 6H2O
C6H12O2 + 6O2 + E
Pada percobaan ini juga dibuktikan pengangkutan air terjadi pada xylem yang diangkut dari akar menuju daun. Pengangkutan ini terjadi karena adanya daya kapilaritas daun, tekanan akar dan daya hisap daun.
58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan A.1 Zat Ergasitik dan Pewarnaan Sitokimia
Pada tumbuhan terdapat zat ergastik atau zat senyawa kimia dan terdapat jaringan kimia dengan melakukan pewarnaan sitokimia seperti a. Amaranthus spinosus (bayam duri ) mengandung zat ergastik berupa kristal Ca-oksalat pasir; b. Begonia sp (daun begonia) mengandung zat ergastik berupa kristal Ca-oksalat berbentuk solier (prisma); c. Carica papaya (papaya) mengandung zat ergastik berupa Caoksalat berbentuk solier (romroid); d. Rhicinus communis (jarak) memiliki zat ergastik berbentuk cair berupa aleuron. e. Oryza sativa (beras), Manihot utilissima (ubu kayu), Solanum tuberosum mengandung pati/ amilum; A.2 Morfologi dan Antomi Batang
Pada batang memiliki tipe-tipe berkas pembuluh yaitu pembuluh kolateral,bikolateral,kosentris
amfikribal,pembuluh
radial
dan
59
kosentris
amfivasal.dan
memiliki
bentuk,arah
tumbuh
dan
percabangan yang berbeda seperti a. Amaranthus spinosus (bayam duri) merupakan batang basah (herbaceous) dengan bentuk batang bulat (teres) dan tipe berkas pembuluhnya konsentris amfikribal; b. Begonia sp (begonia) merupakan batang basah (herbaceous) bentuknya juga bulat (teres) dan tipe berkas pembuluhnya konsentris amfikribal; c. Carica papaya (pepaya ) merupakan batang basah (herbacaus) yang memperhatikan bekas-bekas daun (nodus); d. Cyperus rotudus (rumput teki) merupakan batang mendang (calamus) yang berbentuk bangunan segi tiga (triagularis ); e. Helianthus anuns (bunga matahari) memiliki berkas pembuluh kolateral terbuka; f. Orthosiphon stamenius (kumis kucing ) mempunyai batang segi empat); g. Paku polypodium merupakan batang basah (herbacus) dengan berkas pembuluh konsentris amfikribal; h. Centella
asiatica
(pegangan)
merupakan batang basah
(herbaceous) bentuk batang bulat (teres) dan tipe berkas pembuluhnya terbuka.
60
A.3 Morfologi dan Anatomi Akar
Pada akar terdapat system perakaran yang tunggang dan serabut.dan memliki sifat dan tugas khusus.serta jenis-jenis jaringan yaitu jaringan meristem, jaringan dermal, jaringan dasar, jaringan pembuluh dan jaringan penunjang.Seperti a. Alllium cepa
(Bawang bombay) berakar serabut (radix
adventicia) dengan tipe berkas pembuluh kolateral tertutup ; b. Arachis flos-aeris (anggerak) berakar serabut (radix adventicia) dengan tipe berkas pembuluh kolateral tertutup; c. Daucus carota (wortel) berakar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, berbentuk seperti tombak (fusiformis); d. Languastis galanga (lengkuas) memiliki rimpang yang terdapat dalam tanah dengan tipe berkas pembuluh kolateral tertutup; e.
Laranthus
sp
(benalu)
berakar
penggerak
yang
dapat
menembus inangnya dan bersifat parasit; f. Pachyrrhicus sp (Bengkoang) berakar tunggang yang tidak bercabang
atau
sedikit
bercabang
berbentuk
gasing
(nafiformis); g. Psidium guajava (jambu biji) berakar tunggang yang bercabang (romosus) dengan tipe berkas pembuluh kolateral tertutup;
61
h. Rhicinus communis (jarak) berakar tunggang yang bercabang (ramosus) berbentuk kerucut dengan tipe berkas pembuluh darah kolateral. A.4 Morfologi dan Anatomi Buah dan Biji
Pada buah dan
biji berbeda
bagian-bagiannya,buah
dapat
dibedakan buah sejati dan buah semu.Seperti a. Arachis hypogea (kacang tanah) merupakan buah sejati tunggal yang kering (siccus) yaitu buah polong (legame), b. Artocarpus integra (nangka) merupakan buah semu (fructus spurious) dimana bagian bunga yang ikut tumbuh yaitu perigonium dan pendunculus; c. Citrus vulgaris (jeruk manis) dan Citrus sp (Sunkist) merupakan buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus) digolongkan dalam buah jeruk (hesperidium); d. Mangifera indica (mangga) merupakan buah sejati tunggal berdaging (carnosus) digolongkan kedalam buah batu (drupa); e. Phyrus communis (buah pir) dan merupakan
buah
tunggal
yang
Phyrus malus
berdaging
(apel)
(canosus)
digolongkan kedalam buah apel ( pomum);
62
f. Ricinus communis (jarak) merupakan buah sejati tunggal kering (siccus) digolongkan dalam buah kendaga (regma) dengan tiga biji; g.
Zea mays (jagung) merupakan buah sejati tunggal kering
(siccus) digolongkan ke dalam buah padi (cariopsis). V.5 Klasifikasi Tumbuhan Dikotil dan Pterydophyta
Tumbuhan/tanaman
berbeda
dan
sama
bagian-
bagiannya,sifat,dan bentuknya karena berbeda dan sama pula klasifikasinya.Seperti a. Kemuning ( Murayya paniculata) memiliki system akar tunggang karena termasuk kelas dikotil. b. pada psidium guajava batangnya bercabang, karena tumbuhan ini termasuk kelas dikotil c.
Pada suplir, paku perak dan paku sarang burung memiliki spora dibawah daun karena termasuk kelas pteridopsida.
d. system perakaran pada tanaman paku memiliki akar yang pendek dan berserabut. V.6 Fisiologi Tumbuhan
Pada
percobaan
Sach
membuktikan
bahwa
pada
proses
fotosintesis terjadi pembentukan amilum (karbohidrat), pada percobaan Ingenhouzs membuktikan bahwa proses fotosintesis
63
menghasilkan oksigen (O 2), selain itu pada proses fotosintesis juga memelukan CO2 dan pengangkutan air dan garam-garam mineral dari akar menuju daun dilakukan oleh xylem. B. Saran
Sebaiknya alat-alat praktikum yang disediakan oleh laboratorium lengkap agar semua kelompok dapat menggunakan alat tersebut jadi lebih akurat pengamatan yang dilakukan. Asisten sebaiknya selalu mendampingi praktikannya agar dalam melakukan percobaan praktikan mengerti dan memahami percobaan yang dilakukan.
64