LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI “
Benda-Benda Mati Dalam Sel dan Alat-Alat Tambahan
Oleh: Oleh:
I MADE ADI SAPUTRA NIM. D1B1 16 213
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
”
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel tumbuhan disebut benda ergas (“Ergastic Substances”). Dalam buku-buku lain benda ergas tersebut dinamakan “Inclusion of the protoplas” dan pada buku lainnya sering disebut “Non- protoplasmic components” atau “Non protoplasmic materials”. Di dalam sel tumbuh-tumbuhan terdapat banyak benda-benda yang nonprotoplasmik, yang biasanya berada dalam vakuola, dalam plasma sel dan kerap kali pula dalam plastid. Benda yang nonprotoplasmik ini terdiri dari substansi (bahan) organik atau anorganik, dapat bersifat cair ataupun padat. Menurut para ahli botani, benda-benda yang nonprotoplasmik itu umumnya merupakan makanan cadangan dan sering diketemukan dalam jumlah besar pada tempat-tempat penimbunan cadangan makanan cadangan, seperti misalnya pada akar, umbi, buah, biji dan lain-lain. Di atas disebutkan bahwa benda-benda yang nonprotoplasmik biasanya terdapat dalam vakuola, yaitu rongga-rongga dalam sitoplasma yang berbatasan dengan tonoplasma. Vakuola ini mempunyai kegunaan bagi pengaturan tegangan turgor, bagi kepentingan kegiatan metabolisme, dan sebagai tempat penimbunan bahan-bahan yang tidak digunakan lagi, yang merupakan hasil akhir dari metabolisme. Di antara benda-benda ergas tersebut ada yang telah diketahui fungsinya, ada pula yang belum diketahui. Oleh karena itu praktikum ini dilakukan agar praktikan lebih tau tentang benda benda mati yang ada di dalam sel tumbuhan.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk memberikan pengalaman kepada praktikan dalam menyiapkan preparat untuk pengamatan benda-benda mati dan bentuknnya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan seperti pepillae dan tricoma, memberi keterampilan kepada praktikan dalam melakukan pengamatan terhadap benda-benda mati dan bentuknnya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan dan memberi pengetahuan kepada praktikan terkait variasi benda-benda mati dan bentuknnya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan. Kegunaan pelaksanaan kegiatan ini agar praktikan dapat memberi pengalaman kepada praktikan dalam menyiapkan preparat untuk pengamatan benda-benda mati dan bentuknnya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan, dapat terampil dalam mengamati dan mendeskripsikan benda-benda mati dan bentuknnya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan dan pengetahuan praktikan terkait variasi benda-benda mati dan bentuknnya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Stomata umumnya hanya ditemukan pada permukaan bawah daun (abaksial) untuk ketujuh spesies tanaman hoya yang di telitikecuali pada H. densifolia, stomata dapat ditemukan dipermukaan bawah dan atas daun. Pola distribusi stomata yang terlihat umumnya bertipe tunggal untuk ketuju spesies tanaman hoya yang diteliti, kecuali untuk spesies H.cariacea dimana terlihat pola distribusi stomata tunggal dan berkelompok yang terdiri atas dua stomata yang letaknya berdekatan dalam satu kelompok (Aldi R, H, 2013). Benda-benda mati yang terdapat didalam plastid selain vakuola dan mikrosoma yang sangat kecil dan terdapat pula yang agak besar, bersifat padat atau cair. Benda-benda mati dalam plasama sel yang bersifat cair cairan sel, lemak, minyak aetharis dan yang padat seperti Kristal Ca (Co 2)2 atau garam oxsabit, Kristal kresik, aleuron dan kristalloid zat putih telur (Roewitwati, 2008). Sel yang lengkap umumnya terdiri dari dinding sel, protoplasma, vakuola. Dalam sel-sel yang muda terdapat benda-benda kecil berbentuk tetes, butiran yang nampak jika diberi pengecatan. Dalam sel dewasa plastid berukuran lebih besar, jadi plastida adalah suatu badan yang kental yang dapat berubah bentuk biasanya berbentuk bulat atau lonjong (Wara, 2013).
Benda- benda mati dalam plasma yang bersifat cair, terdiri atas : Cairan sel cairan yang mengisi vakuola, terdiri dari air dengan macam- macam zat yang terlarut di dalamnya, yang berupa senyawa-senyawa organik maupun anorganik, antara lain: Asam- asam organik, asam apel, asam sitrun, asam anggur, asam
oksalat atau garam-garamnya. Hidrat arang, polisakarida, glikogen, lendir, amida, alkaloid-
alkaloid,
zat
penyamak
dan
zat
warna.
Lemak
terdapat sebagai zat cadangan makanan, terutama dalam biji-bijian. Minyak aeteris dan hara terdapat dalam rhizome jahe (Zingiber officinale ), dalam kulit buah jeruk ( Citrus sp), dalam kulit batang kayu manis (Cinnamomum ), dalam buah lada ( Piper nigrum ) dan lain- lain (Wawan,2006).
Jika alat- alat penimbun makanan menjadi kering ( biji telah masak ), maka zat putih telur yang terlarut dalam cairan sel akan menjadi benda- benda padat, yang dinamakan butir- butir aleuron atau butir- butir zat putih telur. Dalam butir- butir aleuron yang besar, misalnya pada biji jarak sebagian dari putih telurnya menghablur yaitu merupakan suatu Kristaloid putih telur yang biasanya berbentuk segi enam. Pada aleuron yang demikian disamping kristaloid sering masih terdapat benda- benda bulat yang lebih kecil dari kristaloidnya yang dinamakan globoid (Indah, 2012).
Asam lemak merupakan senyawa potensil dari sejumlah besar kelas lipid di alam. Sementara dalam sistem biologi umumnya asam lemak kebanyakan terdapat menyatu dalam kompleks lipid. Asam lemak yang menyatu terdapat berupa ester, gliserol, sterol dan berbagai senyawa lainnya. Rantai hidrokarbon dari asam lemak dapat juga berikatan dengan phospogliserol melalui ikatan ether dan vinyl ether (Weete, 2008). Hidrolisis amilum oleh asam mineral menghasikan glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif. Rafida adalah mineral-mineral dalam bentuk
senyawa anorganik seringkali menumpuk pada sel tumbuhan, seperti senyawa garam dari kalsium dan anhidrida dari silika. Ada bentuk yang sangat terkenal dari kumpulan kristal kalsium oksalat yang terdapat pada banyak spesies tumbuhan sepertidieffenbachia dan taro, yang disebut rafida. Adanya rafida dari senyawa kalsium oksalat pada daun tetumbuhan ini mencegah hewan herbivora memakannya (Devi, 2015).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, pada hari Selasa, 4 Oktober 2016 pukul 08.00-10.00 WITA.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan Kacang merah ( Phaseolus vulgaris), Kentang (Solanum tuberosum), Ubu jalar ( Ipomea batatas), Jarak (ricinus communis), Bayam ( Amarantus sp.),Bunga telang (Clitoria ternatea), Daun waru (hibicus tiliaceus), Daun durian ( Duro zibethinus), Daun keluwiih ( Artocarpus comunnis). Alat-alat yang digunakan mikroskop, kaca preparat, kaca penutup preparat, tisu lensa, pipet tetes, pensil, jangkar, silet, kamera dan gelas elemeyer.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum kali ini yaitu:
Mengambil mikroskop dan menempatkan diatas meja kerja.
Mengambil butir-butir amylum dari kacang merah, kentang dan ubi jalar.
Membuat irisan melintang dari endodermis biji jarak.
Mengiris sel-sel epidermis atas bunga telamg
Mengiris sel-sel epidermis bawah dari daun waru, durian dan keluwi
Meletakkan hasil sayatan pada kaca preparat dan meneteskan air, lalu tutup dengan penutup kaca preparat.
Mengamati preparat menggunakan 10 kali dan 40 kali.
Mengatur posisi objek hingga tepat berada di tengah sumber cahaya masuk objektif, memeriksa kondensor untuk melihat apakah berada pada posisi tertingginya.
Melepaskan kaca preparat dari meja benda mikroskop.
Mematikan mikroskop dengan menekan kenop OFF.
Melepas kabel penghubung dari sumber listrik.
Membersihkan mikroskop dan mengembalikannya ke tempat semula.
Membersihkan meja kerja.
Mendengarkan arahan dari asisten program praktikum sebelum keluar laboratorium.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut: Kacang Merah ( Phaseolus vulgaris) Keterangan : 1. Amylum 2. Kurosi 10x
40x
Kentang (Solanum tuberosum Keterangan: 1. Lamela 2. Amylum 3.Hilus ensentris 10x
40x
Ubu jalar ( Ipomea batatas) Keterangan : 1. Lamela 2. Amylum 3. Hilus ensentris 10x
40x
Jarak (ricinus communis) Keterangan:
1. Amylum 2. Kurosi 10x
40x
Bayam ( Amarantus sp) Keterangan: 1. Ca Oksalat
10x
40x
Bunga telang (Clitoria ternatea) Keterangan :
1. Stibulus 2. Epidermis 10x
40x
3. Emergen
Daun waru (hibicus tiliaceus)
Keterangan : 1. Trikoma
10x
40x
Daun durian ( Duro zibethinus) Keterangan : 1. Trikoma
10x
40x
Daun keluwiih ( Artocarpus comunnis) Keterangan : 1. Trikoma
10x
40x
B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan tentang benda-benda mati dan alat-alat tambahan yang terdapat pada kacang merah ( Phaseolus vulgaris), kentang (Solanumtuberosum), ubi jalar ( Ipomea batatas), jarak ( Ricinus comumunis), bayam ( Amarantus sp), bunga telang (Clitoria ternatea), daun waru ( Hibicus tiliaceus), daun durian ( Durio zibethinus) dan daun keluwi ( Artocarpcus communis). Terdapat sel amilum (karbohidrat, protein, lemak dan minyak), krista, tanin, resin, antosinin, alkaloid, amilum, kurosi, lamela, hilus ensentris, ca oksalat, stimulus, emergen, epidermis dan trikoma. Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan. Protein adalah komponen utama protoplasma organisme. Protoplasma seringkali terdapat di dalam sel sebagai benda yang tak aktif sebagai benda ergastis, atau dalam bentuk kristaloid. Salah satu benda ergastis berupa protein yang umum terdapat dalam sel tumbuhan
adalah gluten.Lemak (lipid) dan minyak biasanya tersebar pada bagian-bagian sel di berbagai jaringan tumbuhan. Rafida adalah mineral-mineral dalam bentuk senyawa anorganik seringkali menumpuk pada sel tumbuhan, seperti senyawa garam dari kalsium dan anhidrida dari silika. Ada bentuk yang sangat terkenal dari kumpulan kristal kalsium oksalat yang terdapat pada banyak spesies tumbuhan sepertidieffenbachia dan taro, yang disebut rafida. Adanya rafida dari senyawa kalsium oksalat pada daun tetumbuhan ini mencegah hewan herbivora memakannya.Tanin (zat samak) merupakan zat cair campurandari beberapa macam zat, terutama asam gallus dan glukosit. Fungsi tanin utamanya adalah mencegah infeksi atau pembusukan pada sel dan jaringan tanaman, disamping sebagai pelindung dari gangguan hewan herbivora. Tanin biasanya terdapat pada batang, akar, yang tua sehingga menjadikan organ ini berwarna lebih gelap dibanding bagian yang lebih muda. Selain itu tanin juga dapat ditemukan pada di dalam sel-sel khusus yang mempunyai tempat penyimpanan khusus yang disebut tanin sac (kantong tanin). Jika berada di dalam protoplasma, zat tanin terdapat dalam vakoula berbentuk tetesan-tetesan kecil sehingga lazim disebut vakoula tanin. Resin adalah senyawa hidrokarbon yang seringkali disekresikan oleh tumbuhan konifer (pinus dan cemara). Ciri mudah untuk mengenali resin adalah, senyawa yang semula bersifat cair ini dapat memadat, biasanya mudah larut dalam alkohol, tetapi tidak larut dalam air.Antosianin (antosian) merupakan glukosida yang dapat menimbulkan warna pada tumbuhan, terdapat di dalam vakuola dan bersifat larut dalam air.
V. KESIMPULAN A. Kesimpulan
Setelah pelaksanaan kegiatan ini kita bisa menyimpulkan bahwa Benda benda mati yang terdapat dalam sel-sel tumbuhan disebut benda ergas (“Ergastic Substances”). Benda ergastis adalah benda-benda mati (bersifat mati) yang terdapat di dalam sel tumbuhan.gastis dapat bersifat sebagai cairan sel (cellsap) dan dapat pula bersifat padat. Di dalam sel tumbuhan, benda-benda ergastis sebenarnya adalah senyawa-senyawa yang dapat dibedakan dari protoplasma sel hidup yang biasa disebut bioplasma. Saat ini, banyak ahli lebih suka menyebut benda-benda ergastis ini sebagai senyawa organik dan senyawa anorganik, karena sejatinya memang demikian. Senyawa-senyawa tersebut muncul sebagai produk metabolisme sel-sel tumbuhan yang bersangkutan. B. Saran
Saran saya sebaiknya dalam menggunakan mikroskop harus berhati-hati baik dalam menggunakannya. Saat didalam ruangan disarankan tenang agar tetap berkonsentrasi dalam melaksanakan praktikum. Memperhatikan cara-cara dalam menggunakan mikroskop agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aldi R, H. 2013. Keragaman dan Analisis Kekerabatan Hoya Spp. Bertipe Daun Non Sukulen Berdasrkan Karakter Anatomi Daun. Jurnal Bluetin Kebun Raya, 1(16): 1-17. Devi P,V., Windi I.,Wahyuni S. 2015. Studi trikoma daun pada vamili solanaceae sebagai sumber belajar biologi. Jurnal pendidikan biologi indonesia universitas muhammadiyah malang. 1 (2) : 1-2.
Indah Kurniawati. 2012. Kupas Tuntas Biologi.CV. Sindunata. Bandung Roewitawati. 2008. Buku Praktikum Biologi Umum Pertanian. Universitas Muhammadyah Malang. Wara, D. 2013 . Bagian Sel Tumbuhan . Penerbit Erlangga. Wawan. 2006. Benda Benda Egrastik Anatomi Tumbuhan. http://www.mengejarasa.com/2015/07/benda-benda-ergastik-anatomitumbuhan.html. Diakses pada tanggal 5 oktober 2016. Weete, J.D. 2008. Lipid Biochemistry. Jurnal Outlines of Biochemistry, 2(1):129.
Lembar Dokumentasi