KLASIFIKASI KLASIFIKASI LESI PERIAPIKAL
Lesi periapikal diklasifikasikan menurut gambaran klinis dan histologisnya. Lesi periapikal digolongkan kedalam enam kelompok utama, yaitu : Normal Periapical Tissues, Symptomatic (Acute) Apical Periodontitis, Asymptomatic (Chronic) Apical Periodontitis, Condensing Osteitis, Acute Apical Abscess, dan Chronic Apical Abscess. Lesi yang disertai dengan symptom yang jelas misalnya sakit atau pembengkakan, digolongkan kedalam lesi akut (Symptomatic), sedangkan lesi dengan symptom yang ringan atau tanpa symptom digolongkan ke dalam lesi kronik (Asymptomatic). Normal Periapical Tissues
Kondisi ini menggambarkan keadaan klinis dan radiografik dimana gigi memiliki jaringan periapikal normal. Dengan tes perkusi dan palpasi tidak menunjukkan adanya gejala sensitivitas yang abnormal. Pada keadaan ini, gigi masih memiliki struktur lamina dura dan ligamen periodontal yang normal. Symptomatic Symptomatic Apical Periodontitis
Etiologi -
Terdapatnya agen iritan seperti mediator inflamasi dari inflamasi pulpa yang irreversibel
-
Keluarnya toksin bakteri dari pulpa yang nekrosis
-
Zat kimia seperti zat irigasi dan disinfecting agents
-
Restorasi kurang baik yang menyebabkan adanya maloklusi
-
Overinstrumentasi pada saluran akar
Signs and Symptoms -
Adanya rasa sakit dan tidak nyaman dari sedang sampai berat yang dirasakan saat dilakukan tes perkusi dan penekanan dengan ujung jari
-
Jika merupakan perkembangan dari pulpitis, maka akan terdapat respon pada rangsang panas, dingin, dan listrik
-
Jika disebabkan karena adanya nekrosis pulpa maka tidak berespon terhadap tes vitalitas pulpa.
-
Terdapat adanya penebalan periodontal ligament space (hanya pada bagian apikal, namun bagian lain masih normal dan lamina dura masih intact)
Histologic Features -
Sel PMN dan makrofag terlihat pada bagian apikal dari pulpa
-
Terdapat abcess kecil
-
Resorpsi tulang dan akar dapat terlihat secara histologis tetapi tidak secara radiografis
Asymptomatic Asymptomatic Apical Periodontitis
Etiologi - Nekrosis pulpa -
Kelanjutan dari Symptomatic Apical Periodontitis
Signs and Symptoms -
Karena pulpa sudah mengalami nekrosis, maka tidak berespon ketika diberikan stimulus termal atau elektrik
-
Pada tes perkusi menghasilkan sedikit atau tidak ada rasa sakit
-
Pada tes palpasi terasa sedikit sensitif mengindikasikan adanya perubahan pada tulang kortikal dan perluasan sampa ke jaringan lunak
-
Pada gambaran radiografik terlihat adanya gangguan pada lamina dura dan destruksi yang ekstensif pada jaringan periapikal dan interradikuler
Histologic Features -
Secara histologis, diklasifikasikan kedalam kategori granuloma atau kista.
-
Granuloma periapikal terdiri dari jaringan granulomatosa, sel mast, makrofag, limfosit, sel plasma, dan sel PMN
-
Multinucleated giant cells, foam cells, cholesterol clefts, dan epithelium sering kali ditemukan
-
Kista radikular memiliki kavitas sentral yang berisi cairan eosinofilik atau material semisolid dan diselubungi oleh epithelium skuamosa berlapis
-
Kista radikular berasal dari epitel malassez yang berproliferasi karena terdapat respon inflamasi.
Condensing Osteitis (Variasi dari Asymptomatic Apical Periodontitis)
Etiologi -
Iritan yang berpenetrasi dari root canal menuju ja ringan periradikular
-
Biasanya ditemukan pada apikal gigi posterior mandibula
Signs and Symptoms -
Peningkatan tulang trabekular
-
Bisa Asymptomatic atau terasa sakit
-
Bisa atau tidak berespon terhadap rangsang termal dan elektrik
-
Tidak sensitif jika dilakukan tes palpasi dan perkusi
-
Secara radiografis terlihat adanya gambaran radiopasitas yang menyebar disekitar akar gigi
-
Secara histologis, terlihat peningkatan susunan tulang trabekular dan inflamasi
Acute Apical Abscess
Etiologi -
Penyebaran lesi yang berasal dari pulpa yang menghancurkan jaringan periradikular
-
Respon inflamasi berat terhadap mikroba dan iritan nonbakterial dari pulpa yang nekrosis
Signs and Symptoms -
Peningkatan serangan rasa sakit yang cepat dan spontan
-
Terdapat ketidaknyamanan dan pembengkakan dari ringan sampai berat
-
Biasanya tidak ada pembengkakan jika abses terbatas pada tulang
-
Memiliki manifestasi secara sistemik seperti peningkatan temperatur, rasa tidak enak, dan leukositosis
-
Tidak ada respon terhadap tes termal dan elektrik (Pulpa nekrosis)
-
Terasa sakit saat dilakukan tes perkusi dan palpasi
-
Secara radiografis terlihat penebalan PDL space dan lesi radiolusen yang terlihat jelas
Histologic Features -
Lesi destruktif lokal atau nekrosis yang mengandung sel PMN, debris, sisa sel, dan eksudat purulen
-
Termasuk lesi granulomatosa, biasanya abses tidak langsung berhubungna dengan apikal foramen
Chronic Apical Abscess
Etiologi -
Hasil dari nekrosis pulpa
Signs and Symptoms -
Adanya long-standing lesion yang berwujud abses meliputi tulang dan jaringan lunak membentuk sinus tract stoma pada oral mukosa
-
Chronic apical abscess dapat juga menjalar ke jaringan periodonsium sampai ke sulkus dan dapat menyerupai abses periodontal atau poket periodontal
-
Biasanya asimptomatis kecuali ada penutupan pada sinus pathway yang dapat menyebabkan rasa sakit. Secara radiografik dan histopatologik hampir sama dengan Asymptomatic Apical Periodontitis
PENYEBARAN INFEKSI YANG BERASAL DARI KARIES GIGI 1. Perkembangan karies gigi menjadi abses periapikal
Karies dapat berarti penyakit infeksi yang merusak struktur email gigi yang dihasilkan
secara
kimiawi
dan
parasit
(acidogenik
dan
proteolitik).
Faktor predisposisi karies antara lain: a. Genetik b. Diet yang mengandung banyak gula c. Air minum rendah fluor d. Morfologi gigi (Fissure yang dalam) e. Posisi gigi f. Saliva g. Oral hygiene yang kurang terjaga Berawal dari sisa makanan yang berampur dengan hasil metabolisme bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, Lactobacillus, dll yang berupa asam akan mengakibatkan proses demineralisasi pada email sehingga terbentuk karies. Proses karies ini mengakibatkan radang pada pulpa yang dikenal sebagai Pulpitis Reversibel dan akan berlanjut menjadi Pulpitis Irreversibel. Bila infeksi dibiarkan jaringan pulpa akan menjadi nekrosis sehingga infeksinya dapat masuk ke pembuluh darah menuju jaringan periapikal melalui apeks. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah memfagosit bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah yang mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini maka jaringan sekitarnya akan terdorong dan menjadi dinding pembatas abses. Hal ini merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah maka infeksi bisa menyebar tergantung kepada lokasi abses. Sehingga Abses Periapikal dapat didefinisikan sebagai suatu proses supuratif disekitar ujung akar gigi yang terjadi karena hancurnya jaringan dan merupakan respon inflamasi berlanjut dari jaringan periapikal terhadap iritasi pulpa. 2. Perkembangan karies gigi menjadi kista radikuler
Pada tahapan inflamasi yang lebih lanjut, tekanan darah akan meningkat dan terjadilah resobsi tulang alveolar pada rahang. Daerah resobsi tersebut berganti menjadi jaringan granulasi. Bila inflamasi menjadi kronis, terjadi proliferasi sisa jaringan epitel pembentuk email hingga mencapai ukuran tertentu. Disamping itu, sel-sel pusat mengalami degenerasi hidrofik dan membentuk massa cair yang disebut likuifaksi.
Massa cair ini dikelilingi selapis epitel dari jarinngan disekitar sel-sel pusat yang akan terus membesar karena mengeluarkan eksudat jaringan hingga diameternya mencapai lebih dari 2 cm. Massa inilah yang dikenal sebagai Kista Radikuler. 3. Perkembangan karies gigi menjadi granuloma periapikal
Selain membentuk abses periapikal dan kista periapikal, mekanisme pertahanan jaringan periapikal terhadap rangsangan ringan dan kronis ditandai dengan pembentukan jaringan granulasi yang diliputi suatu kapsul fibrous yang dikenal sebagai Granuloma Periapikal. Sehingga granuloma juga bisa dikatakan sebagai reaksi defensif kronis tingkat rendah terhadap iritasi saluran akar. Lapisan luar dinding terbentuk dari kapsul fibrosa yang berhubungan dengan membran periodontaldan bagian dalamnya terdiri dari karingan ikat jarang, pembuluh darah, sel fibroblas, neutrofil, sel plasma, sel mast, eosinofil, limfosit,makrofag dan sisasisa sel epitel mallasez.
GAMBARAN RADIOPATOLOGI ABSES, GRANULOMA, DAN KISTA PADA LESI PERIAPIKAL
Lesi periapikal secara umum dapat dibagi menjadi 2 bagian yakni lesi periapikal akut dan lesi periapikal kronis. Lesi periapikal akut memiliki gambaran radiografi hanya berupa perubahan pada jaringan periodontium dengan adanya pelebaran jaringan periodontium pada apikal gigi tersebut, sedangkan lesi periapikal kronis berasal dari suatu keadaan akut dan menghasilkan gambaran raiografis yang jelas dan khas. Gambaran radiografis pada lesi periapikal kronis dapat berupa abses gigi yang kronis, granuloma gigi dan kista radikuler. 1. Abses Periapikal
Ditandai dengan adanya pelebaran membran periodontal di daerah periapikal sebagai akibat dari suatu peradangan. Dalam waktu yang singkat dapat juga menyebabkan demineralisasi dari tulang alveolar dan sekitarnya sehingga terlihat gambaran radiolusen yang meluas disekitar apeks dengan batas yang difus. Lamina dura di daerah apeks gigi terputus. Terlihat adanya pelebaran membran periodontal. Gambaran radiografi memperlihatkan kerusakan tulang yang jelas meliputi sepanjang permukaan akar gigi sehingga membran periodontalnya sukar untuk
dibedakan lagi. Apabila abses ini sudah berjalan cukup lama maka akan terlihat adanya resobsi dari ujung apeks akar gigi. 2. Granuloma Periapikal
Berkapsul jaringan fibrosa dan berisi jaringan granulasi sehingga pada pemeriksaan radiografi tampak sebagai bayangan yang radiolusen di bagian apeks gigi atau bagian lateral yang berbentuk bundar atau oval. Tampak lamina dura terputus, batas antara daerah radiolusen dengan jaringan tulang yang sehat cukup jelas tetapi tidak setegas batas pada kista. Membran periodontal dalam batas normal. 3. Kista Radikular
Gambaran radiografisnya khas. Kista memiliki dinding epitel gepeng berlapis berkeratin dan berisi cairan kental, berbentuk bundar atau oval yang besarnya bervariasi. Lamina dura menghilang. Membran periodontal menghilang. Oleh karena cairan yang bertambah banyak maka kista akan bertambah besar dan menekan ke segala arah sehingga gambaran radiografisnya berbentuk bundar atau oval, berbatas garis putih yang jelas dan tegas, dindingnya halus dan teratur sehingga dapat dibedakan dengan daerah sekitarnya yang normal. Lokasinya dapat mengenai hanya satu gigi atau beberapa gigi sekaligus.