BAB I PENDAHULUAN
Kista Kista koledo koledokus kus merupa merupakan kan dilatas dilatasii kistik kistik dari dari salura saluran n empedu empedu baik baik intrahe intrahepati patik k maupun maupun ekstra ekstra hepatik hepatik,, yang yang menyeb menyebabk abkan an obtruk obtruksi si biliari biliariss dan sirosis biliaris progresif, dengan gejala klinik seperti ikterus, nyeri dan demam. Kadang-kang bisa seperti tanda pankreatitis. Kista duktus umumnya berhubungan dengan komplikasi pada traktus biliaris dan pankreas. 1,2,3 Kasus kista koledokus relatif jarang di Negara Barat, yaitu sekitar 1 kasus kasus dalam dalam 100.00 100.000-1 0-10. 0.000 000 hingga hingga 1 kasus kasus dalam dalam 2 juta juta kelahi kelahiran ran hidup. hidup. !re"alensi kista koledokus lebih banyak terjadi di Negara #sia, dimana 33-0$ kasus kasus dila dilapo pork rkan an terja terjadi di di %epa %epang ng men& men&ap apai ai 1 kasu kasuss dalam dalam 1000 1000 popu popula lasi si penduduk.1 Kista koledokus lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan lakilaki, dengan perbandingan perempuan dan laki-laki adalah 3'1 hingga ('1. Kasus ini dapat ditemukan dalam segala usia, namun hampir )*$ kasus dengan tandatanda tersebut ditemukan sebelum usia 10 tahun. (, +erdap rdapat at tria triass geja gejala la pada pada dukt duktus us kole koledo doku kuss yait yaitu u nyer nyeri, i, mass massaa intraabdomen, dan ikterus obstruksi menunjukkan kemungkinan kista koledokus. Kolangiopankreatikografi endoskopik retrograd /! membantu mendiagnosis anomali letak saluran pankreas maupun batuk dan batas kista saluran empedu. 1 Berik erikut ut akan akan diura iuraik ikan an lapo lapora ran n kasu kasuss men mengen genai “Kista “Kista Duktus Duktus Koledokus”. Koledokus”.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
#. efinisi Kista koledokus merupakan dilatasi kistik dari saluran empedu baik intrahepatik maupun ekstra hepatik, yang menyebabkan obtruksi biliaris dan sirosis biliaris progresif. 1
B. tiologi dan mbriologi tiologi kista koledokus tidak jelas. Kemungkinan kelainan ini dimulai dengan anomali penyaliran saluran empedu dan saluran pankreas. erta gangguan mekanisme sfingter ddi. 4nfeksi dengan atau refluks &airan pankreas mungkin merupakan faktor kausal.( +erdapat beberapa teori berkenaan dengan etiologi dan patogenesis dari kista duktus koledokus' ) 1. +erjadinya kegagalan rekanalisasi sehingga terjadi kelemahan kongenital pada dinding duktus biliaris, dimana hal ini merupakan hipotesis a5al 2. +erdapatnya abnormalitas pada iner"asi dari distal &ommon bile du&t yang menyebabkan terjadinya obstruksi fungsional dan dilatasi proksimal 3. Kelemahan yang didapat dari dinding duktus biliaris yang berhubungan dengan !B6, pertama kali diperkenalkan oleh Babbit 17)7, dimana digambarkan terdapatnya &ommon pan&reati&obiliary &hannel pada kista duktus koledokus, dan terjadinya refluks en8im pankreas dapat menyebabkan kerusakan pada duktus biliaris dan dilatasi (. +erdapatnya obstruksi dari bagian distal duktus biliaris, stenosis sering ditemukan dibagian ba5ah dari kista tipe 1, tetapi apakah penyebabnya kongenital ataupun sekunder akibat dari inflamasi masih belum jelas. Berdasarkan
analisis
menggunakan
endos&opi&
retrograde
&holangigraphy /! dan pemeriksaan dengan kolangiografi lain, menerangkan terjadinya anomali pada pembentukkan duktus pankretiko biliaris dimana duktus pankreatikus bersatu dengan duktus biliaris pada lokasi yang lebih proksimal diluar ampulla "ater, dimana hal ini dapat menyebabkan terjadinya refluks dari
2
en8im pankreas, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan pada dinding duktus dan terjadinya dilatasi. ) Konsentrasi yang tinggi dari en8im pankreas sering ditemukan pada bile didalam kista. 9al ini ditunjang dengan meningkatnya kadar amilase yang diaspirasi dari kista duktus koledokus. :ong &ommon &hannel tidak hanya disertai dengan komplikasi pankreatitis, tetapi dapat juga dengan komplikasi protein plugs, kalkulus, pada anak akan dapat berkembang menjadi karsinoma kandung empedu.) !an&reati&obiliary du&tal maunion !B6; yang mengakibatkan long &ommon pan&reati&obiliary &hannel, dengan panjang lebih dari 10 mm, dimana panjang yang normal pada anak yaitu lebih dari mm. ) /. pidemiologi ilatasi kistik saluran empedu, terutama kista koledokus, merupakan kelainan yang jarang ditemui di dunia Barat, tetapi di #sia +imur dan #sia +enggara relatif lebih sering didapati.( Kasus kista koledokus relatif jarang di Negara Barat, yaitu sekitar 1 kasus dalam 100.000-10.000 hingga 1 kasus dalam 2 juta kelahiran hidup. !re"alensi kista koledokus lebih banyak terjadi di Negara #sia, dimana 33-0$ kasus dilaporkan terjadi di %epang men&apai 1 kasus dalam 1000 populasi penduduk.1 Kista koledokus lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan lakilaki, dengan perbandingan perempuan dan laki-laki adalah 3'1 hingga ('1. Kasus ini dapat ditemukan dalam segala usia, namun hampir )*$ kasus dengan tandatanda tersebut ditemukan sebelum usia 10 tahun. (,
. Klasifikasi Kista koledokus dikelompokkan beradasarkan lokasi anatomi. %enis yang paling umum <0-70$ adalah dilatasi kistik tunggal yang meliputi seluruh duktus koledokus komunis, duktus hepatikus komunis, atau keduanya. %enis kedua merupakan di"ertikulum yang terpisah dari kandungan empedu dan saluran ekstrahepatik yang asli 3$. %enis yang ketiga adalah dilatasi kistik saluran empedu yang berdasar di dinding duodenum $. %enis keempat adlah &uran
3
beberapa jenis kista, yang dapat meliputi slauran intrahepatik 10$. %enis kelima, yang jarang di temukan, yaitu kistik intrahepatik murni yang disertai fibrosis hati ba5aan yang disebut penyakit /aroli.,* Klasifikasi 4 44 444 4= =
Jenis +unggal i"ertikulum 4ntraduodenum 4ntrahepatik !enyakit /aroli
Persentase <0-70 3 10 -
Klasifikasi kista duktus koledokus dengan pan&reati&obiliary malunion !B6;') 1. 2. 3. (. .
ilatasi pada duktus biliaris ekstrahepatik yang berbentuk kistik ilatasi pada duktus biliaris yang berbentuk fusiform >orme fruste kista duktus koledokus tanpa !B6; +ampak seperti di"ertikulum pada duktus koledokus /holedo&ho&ele di"ertikulum pada bagian distal dari duktus
koledokus ). 9anya terjadi dilatasi duktus biliaris intrahepatik penyakit /aroli?s
4
. !atofisiologi +idak ada teori yang kuat yang menyatakan tentang kista koledokus. !etogenesis kemungkinan multifaktor. !ada beberapa pasien dengan kista koledokus, terdapat hubungan anomali antara common bile duct dan pancreatic duct . 9al ini terjadi ketika duktus pankreatikus mengalirkan &airan ke common bile duct lebih dari 1 &m proksimal ke arah ampulla. !enyatuan abnormal ini menyebabkan sekresi pankreatik masuk ke common bile duct, dimana proen8im pankreatik menjadi aktif, sehingga dapat merusak dan melemahkan dinding bile duct. selain itu penyebab lain adanya defek pada epitelisasi dan rekanalisasi dari perkembangan bile duct dan kelemahan kongenital dari dinding duktus. 9al ini juga menyebabkan terjadinya kista koledokus.,<,7 >. @ambaran klinis #da dua kelompok penderita kista koledokus. Kelompok infantil, yang berumur rata-rata tiga bulan, dengan gejala interus obstrusi yang mirip ikterus akibat atresia slauran empedu. Kelompok kedua yang gejalanya lambat timbul, yaitu pada usia rata-rata 7 tahun berupa nyeri, massa di perut kanan atas, serta ikterus. ering penderita datang dengan gejala perforasi spontan. :ebih kurang )0$ penderita kista koledokus di diagnosis sebelum berusia 20 tahun, dan hanya 10$ sebelum berusia satu tahun.
5
!ada kelompok infantile, yang berumur rata-rata tiga bulan memiliki gejala ikterus obstruksi yang mirip ikterus akibat atresia saluran empedu. !ada kelompok yang gejalanya timbul lambat, yaitu berumur rata-rata 7 tahun, mempunyai gejala berupa nyeri, massa di perut kanan atas, serta ikterus. 4kterus biasanya berhubungan dengan nyeri perut "agal. ering penderita datang dengan gejala perforasi spontan. (,
@. iagnosis dan pemeriksaan penunjang +rias nyeri, massa intraabdomen, dan ikterus obstruksi menunjukkan kemungkinan kista koledokus. !emeriksaan laboratorium menunjukkan kelainan akibat obstruksi saluran empedu, terutama kenaikan kadar fosfatase alkali. epertiga
penderita
menunjukkan
hipermilasemia
5aktu
diagnosis,
dan
sepertiganya lagi menunjukkan leukositosis. Bagaimanapun bentuk dari kelainan anatomi, periksaan radiologis merupakan kun&i dalam menegakkan diagnosis./omputed tomography /+ &holangiography, dahulu digunakan sebagai alat penunjang dalam penegakkan diagnosis dari kista duktus koledokus, saat ini digantikan oleh pemeriksaan yang lebih akurat.) ;ltrasonografi merupakan pemeriksaan penunjang a5al yang terpilih dan dapat menggambarkan ukuran, bentuk, duktus proksimal, pembuluh darah dan bentuk dari hepar. Komplikasi seperti kolelitiasis, hipertensi portal dan biliary as&ites dapat pula terlihat.1,) !er&utaneus transhepati& &holangiography dan endos&opi& retrograde &holangiopan&reatography /! dapat memberikan gambaran yang akurat dari sitem pan&reati&obiliary. +etapi, pemeriksaan ini bersifat in"asif dan tidak &o&ok untuk digunakan berulang kali serta merupakan kontraindikasi apabila dilakukan dalam keadaan pankreatitis akut. !emeriksaan ini dilakukan dengan anestesia umum.1,),10,11 6agneti& resonan&e &holangiopan&reatography 6/! dapat dilakukan diba5ah pengaruh sedasi pada anak tanpa menggunakan bahan kontras atau tanpa radiasi.12 6/! merupakan pemeriksaan yang bersifat nonin"asif dan dapat digunakan untuk menggambarkan duktus pankreatik dan biliaris proksimal dari obstruksi.*,10 !ada anak dengan usia diba5ah 3 tahun, 6/! mungkin tidak dapat menggambarkan sistem pankreti&obiliaris dikarenakan kalibernya yang ke&il. *
6
!ada biopsi hati perkutan, 0$ penderita menunjukkan tanda kolangitis dan kadang sudah terlihat tanda hipertensi portal. !emeriksaan ultrasonografi dapat
membantu
menge"aluasi
penderita
dengan
massa
intraabdomen.
Kolangiopankreatikografi endoskopik retrograd /! membantu mendiagnosis anomali letak saluran pankreas maupun batuk dan batas kista saluran empedu. Kista koledokus harus dibedakan dengan pseudokista, abses pankreas, abses hati, kista mesentrial dengan tanpa kolesistitis dan kolangitis.
9. +erapi !rinsip pengobatan kista koledokus adalah reseksi kista, memperbaiki dan menjamin penyaliran empedu sambil memperhatikan keutuhan saluran pankreas yang mungkin juga mengalami anomali. ;ntuk men&egah bahaya perubahan keganasan, reseksi total kista koledokus dianggap tindakan terbaik. !erbaikan pengaliran empedu dengan prosedur sistoenterotomi tidak memuaskan karena timbul kolestasis dan refluks &airan usus, yang mengakibatkan kolangitis berulang. !erubahan keganasan sering timbul di sisa dinding kista. leh karena itu, bedah penyaliran sebagai tindakan sementara dilakukan pada bayi dengan keadaan umum terlalu lemah untuk menjalani bedah defenitif berupa reseksi kista. #lternatif lain sebagai tindakan sementara adalah pemasangan pipa empedu se&ara endoskopik. !ada sebagian besar penderita, seluruh kista ekstrahepatik dapat direseksi, diikuti rekonstruksi untuk menyalurkan empedu. elalu dilakukan
7
kolesistektomi untuk men&egah kolesistisis dan menyingkirkan diagnosis kolesistisis bila keluhan timbul lagi. #pabila telah terjadi perlengketan antara kista dengan jaringan dibelakangnya sehingga sulit dibebaskan dan menimbulkan trauma "askuler, bagian dinding posterior kista dapat ditinggalkan, tetapi mukosanya diangkat dengan &ara dikupas. e5aktu melakukan pembedahan harus dilihat apakah ada anomali saluran pankreas. Kista di dalam sistem saluran empedu intrahepatik tidak mungkin disekresi, ke&uali kalau letaknya terbatas pada satu segmen atau satu lobus. !ada keadaan demikian dianjurkan reseksi guna men&egah perubahan keganasan di kemudian hari. !ada kista koledokus jenis 4=, yaitu kombinasi dilatasi ekstrahepatik dan intrahepatik, prosedur pembedahan yang dianjurkan adalah reseksi kista ekstrahepatik diikuti anastomosis hepatikoenterostomi letak tinggi. +erapi
kista
saluran
empedu
intraduodenal
berupa
sfingterotomi
atau
sistoduodenostomi yang lebar.
4.
Komplikasi Komplikasi kista koledokus adalah obstruksi empedu, kolangitis, abses
hati, ruptur dan perubahan keganasan. Kemungkinan perubahan keganasan adalah 20 kali dan resiko keganasan bertambah besar dengan bertambahnya usia. e5aktu penderita hamil, kista mungkin ruptur. +idak biasa terdapat batu empedu di dalam kista.
8
%. !rognosis !rognosis setelah eksisi kista koledokus biasanya adalah baik. !asien membutuhkan pemantauan jangka panjang akibat adanya peningkatan resiko kolangiosarkoma, meskipun eksisi total sudah selesai dilakukan.
BAB III LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
' +n. .
9
%enis kelamin
' :aki-laki
+anggal lahir
' 21 %anuari 17)
;mur
' 0 tahun 7 bulan
Kebangsaan
' 4ndonesia
#gama
' Kr. !rotestan
6asuk umah akit
' 2< #gustus 201
Anamnesis
Keluhan utama' Kuning di seluruh badan. i5ayat penyakit sekarang' !enderita datang dengan keluhan kuning diseluruh badan sejak kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. #5alnya kuning dimulai pada kedua mata dan menjalar sampai keseluruh badan. Nyeri ulu hati seperti terbakar juga dirasakan pasien sejak kurang lebih 2 minggu sebelum masuk rumah sakit dan keluhan tersebut sudah berkurang. emam -, mual A, muntah -. !asien merupakan rujukan dari palu dan sudah dira5at selama 2 minggu. i5ayat sulit B#B dan B#B ke&il-ke&il A. B#K biasa, penurunan berat badan A. i5ayat penyakit dahulu' i5ayat asam urat selama 10 tahun.
!emeriksaan fisik' Keadaan umum
' sedang
Kesadaran
' &ompos mentis
+ekanan darah ' 110<0 mm9g espirasi
' 22 Cmenit
Nadi
' )( Cmenit
uhu badan
' 3), 0 /
10
Kepala
' s&lera i&terik A, &onjungti"a anemis -
+9+
' hidung, sekret --, darah - +onsil +1-+1 hiperemis -, faring hiperemis -
+horaks
' /! dalam batas normal
#bdomen
' datar, B;A normal, N+- 9 ' tidak teraba :' tidak teraba
kstremitas
' akral hangat, /+D2E, telapak kaki dan tangan pu&at
+
' +# sekat, ampula kosong, darah -, feses A pu&at
9asil ;@
' &holesistitis A sludge @B
9asil laboratorium ' @+ (12 @!+ 1032 Bilirubin total 1(,10 Bilirubin direk 11,3 iagnosis
' ikterus obstruktif et &ausa batu /B
ikap' • • • • • • •
4=> : 20 gttmenit /eftriaCone 2C1 gr 4= anitidin 3C1 amp 4= /hole&ystostomi /+-&an abdomen dengan kontras K@ >oto thoraC #!
9asil :aboratorium 1-10-201(' 6/9
' 2),3
6/9/
' 3,1
11
6/=
' *
:eukosit
' 700
itrosit
' ,2
9b
' 13,*
9t
' 37
+rombosit
' ()*
Natrium
' 132
Kalium
' (,3
/lorida
' 101
B. Resume
!enderita perempuan, BB'1 kg, +B'10* &m. 6asuk rumah sakit tanggal 1 ktober 201( %am 23.1 F4+# dengan keluhan utama muntah dialami sejak 1 hari 6 dan mual setiap kali makan. 6untah berisi makanan yang masuk dengan frekuensi lebih dari kali. !ada saat ini pembesaran perut tidak ada. !embesaran hepar tidak ada. Batuk -, pilek -, diare -. ebelumnya pasien sempat terdiagnosa dengan tumor hepar saat usia 1 tahun 7 bulan. !ada saat itu perut penderita membesar dan nyeri hebat. !ada saat akan dioperasi, keluarga meminta untuk pulang paksa. !enderita diberi pengobatan herbal !ropolis selama kurang lebih 3 tahun terakhir. !ada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sedang dan kesadaran &ompos mentis, tekanan darah 110*0 mm9g, respirasi 32 kali per menit, nadi 10< kali per menit, suhu badan 3),) 0 /. !ada pemeriksaan kepala didapati &onjungti"a anemis, abdomen datar, lemas, B;A normal, hepar 2&m-2&m ba5ah ar&us &ostae, tympani, nyeri tekan A. !ada tanggal 1 oktober 201( sampai dengan tanggal 27 oktober 201( penderita di ra5at dibagian pediatri de"isi tropik, kemudian dialih ra5at pada tanggal 27 oktober 201( ke de"isi gastroenterologi.
C. !ll!" U# $an %a"a&an k!nsul
23-10-201( ja5aban konsul bedah anak
' mual A, muntah A, nyeri perut sebelah kanan -
' K;' tampak sakit
Kes' /6
12
+'70)0
N'<2
'2(
'3*
Kep' &onj an -, skl ikt A, !/9 - +ho' simetris, retraksi - &p' dbn #bd' 4' datar #us' B; A N !alp' lemas, 6 -, N+- !erk' tympani :ab
' bilirubin tot
' 0,2
Bil. ire&t
' 0,07
!rot +ot
')
#lbumin
' 3,(
@lobulin
' 2,)
#lkalin fosfat
' 70
@+
' 20
@!+
')
@amma @+
' 1<
#
' suspek kista hepar
!
' - saat ini belum ada penganan khusus dari bedah - #njuran /+- &an abdomen dengan kontras
2*-10-201( :ab
' 6/9
' 2*,2
6/9/
' 3,2
6/=
' **,2
13
:eukosit '7200 ritrosit ' (,<2 9b
' 13,1
9t
' 3*,2
+rombosit' (0 Na
' 13*
K
' (,)1
/l
' 77,<
9asil /+-&an abdomen 27-10-201('
9epar tampak lesi homogen hipointens berbentuk bulat dengan dinding yang tidak jelas batasnya. Kesan' kista hepar. :ien, pankreas, ginjal dan buli-buli dalam batas normal.
1-11-201(
14
:ab
' 6/9
' 2*,2
6/9/
' 3(,
6/=
' *<,<
:eukosit '*(00 ritrosit ' (,(7 9b
' 12,2
9t
' 3,(
+rombosit' (23 Na
' 1(1
K
' (,3(
/l
' 10(,
03-11-201( ja5aban konsul bedah anak yang kedua
' mual muntah sejak G2 minggu, muntah &air berisi susu dan makanan, B#B A
' K;' tampak sakit +'110)0
Kes' /6
N'120 '2)
'3),<
Kep' &onj an -, skl ikt -, !/9 - +ho' simetris, retraksi - &p' dbn #bd' datar, lemas, B; A N 9' 2-2 &m ba&
:'ttb
Ct' hangat, /+D2E #
' suspek kista hepar kista duktus koledokus
!
' - 6/!
(-11-201(
15
' intake A sedikit, nyeri perut A, B#B A 1C
' K;' tampak sakit +'100)0
Kes' /6
N'110 '2<
'3),
Kep' &onj an -, skl ikt -, !/9 - +ho' simetris, retraksi - &p' dbn #bd' datar, lemas, B; A N 9' 2-2 &m ba&
:'ttb
Ct' hangat, /+D2E #
' kista hepar dd kista koledokusA gi8i kurang
!
' - 4=> Na/l 0,2 in $ 9H1*-1< gttm - 4=> aminofusin $ 00 &&12 jam - ranifel syr 2C12 &th !ro' 6/! di siloam atau teling
-11-201(
'intake A sedikit, muntah A 10C
' K;' tampak sakit +'100)0
Kes' /6
N'110 '2<
'3),
Kep' &onj an -, skl ikt -, !/9 - +ho' simetris, retraksi - &p' dbn #bd' datar, lemas, B; A N 9' 2-2 &m ba&
:'ttb
Ct' hangat, /+D2E #
' kista hepar dd kista koledokusA obs "omitus tanpa dehidrasi
16
A gi8i kurang !
' - 4=> Na/l 0,2 in $ 9H1*-1< gttm - 4=> aminofusin $ 00 &&12 jam - ranifel syr 2C12 &th !ro' 6/! a5at jalan
BAB I' PE(BAHASAN
iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan anamnesis ditemukan bah5a pada penderita mengalami muntah dan mual pada saat makan. B#B normal, demam tidak ada. ebelumnya penderita sempat di ra5at dengan diagnosa kista hepar pada saat umur 1 tahun 7 bulan. !enderita sempat akan dilakukan operasi tetapi keluarga menolak dan penderita di ba5a pulang. Berdasarkan epidemiologi yang ada kista koledokus ini banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki, dan yang terdapat pada kasus sesuai dengan epidemiologi yang ada. !enderita juga mulai menimbulkan gejala dan didiagnosa sebagai kista hepar pada umur 1 tahun 7 bulan. Berdasarkan teori )0$ penderita kista koledokus di diagnosis sebelum berusia 20 tahun, dan hanya 10$ sebelum berusia satu tahun.(, Kista duktus koledokus dapat di tegakkan dengan pemeriksaan radiologi yaitu /! atau 6/!. !er&utaneus transhepati& &holangiography dan endos&opi& retrograde &holangiopan&reatography /! dapat memberikan gambaran yang akurat dari sitem pan&reati&obiliary. +etapi, pemeriksaan ini bersifat in"asif dan tidak &o&ok untuk digunakan berulang kali serta merupakan
17
kontraindikasi apabila dilakukan dalam keadaan pankreatitis akut. !emeriksaan ini dilakukan dengan anestesia umum. 1,),10,11 6agneti& resonan&e &holangiopan&reatography 6/! dapat dilakukan diba5ah pengaruh sedasi pada anak tanpa menggunakan bahan kontras atau tanpa radiasi.12 6/! merupakan pemeriksaan yang bersifat nonin"asif dan dapat digunakan untuk menggambarkan duktus pankreatik dan biliaris proksimal dari obstruksi.*,10 !ada anak dengan usia diba5ah 3 tahun, 6/! mungkin tidak dapat menggambarkan sistem pankreti&obiliaris dikarenakan kalibernya yang ke&il. * !ada kasus ini perderita telah disarankan untuk melakukan pemeriksaan 6/! guna untuk menunjang diagnosis yang ada. !rinsip pengobatan kista koledokus adalah reseksi kista, memperbaiki dan menjamin penyaliran empedu sambil memperhatikan keutuhan saluran pankreas yang mungkin juga mengalami anomali. !erbaikan pengaliran empedu dengan prosedur sistoenterotomi tidak memuaskan karena timbul kolestasis dan refluks &airan usus, yang mengakibatkan kolangitis berulang. !erubahan keganasan sering timbul di sisa dinding kista. leh karena itu, bedah penyaliran sebagai tindakan sementara dilakukan pada bayi dengan keadaan umum terlalu lemah untuk menjalani bedah defenitif berupa reseksi kista. #lternatif lain sebagai tindakan sementara adalah pemasangan pipa empedu se&ara endoskopik.
18
BAB ' PENUTUP
#. Kesimpulan 1. Kista koledokus merupakan dilatasi kistik dari saluran empedu baik intrahepatik maupun ekstra hepatik, yang menyebabkan obtruksi biliaris dan sirosis biliaris progresif, dengan gejala klinik seperti ikterus, nyeri dan demam. 2. Kista koledokus lebih
banyak
terjadi
pada
perempuan
dibandingkan laki-laki. 3. !enegakkan diagnosis kista duktus koledokus dapat dilihat dari gejala dan juga pemeriksaan radiologis berupa /! dan 6/!. (. Komplikasi kista koledokus adalah obstruksi empedu, kolangitis, abses hati, ruptur dan perubahan keganasan. Kemungkinan perubahan keganasan adalah 20 kali dan resiko keganasan bertambah besar dengan bertambahnya usia. B. aran Kista duktus koledokus merupakan kelainan dari pertumbuhan duktus itu sendiri. 9al ini sudah terjadi dari minggu ke kehamilan. leh sebab itu pemeriksaan kemhamilan dini dapat menjadi salah satu &ara untuk mengetahui adanya kelainan tersebut. an apabila anak memperlihatkan gejala seperti yang telah di jelaskan, segera periksakan ke dokter guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan tindakan pembedahan.
19