KEMISKINAN PEDESAAN KAJIAN DARI ASPEK SOSIAL DAN KERUANGAN Makalah
Disusun Disusun Untuk Mem Me me nuhi Tugas Ma Ma ta Kuliah Geografi Sosial Yang Dibimbing oleh Bapak Nyoman Ruja
Oleh: Ayu Tri Wulan Wula ndari
100721403543 100721403543
Aniza Aniza F itria N ingrum ingrum
100721403566 100721403566
Inda Indah h Rahayu
100721407125
Dwi Jayanto P
100721404416 100721404416
Ni’matur Ni’matur Rosif Ros ifaa
100721404482
Prayuda Prayuda Satriya Satr iya Grah Gra ha
100721404128 100721404128
Offeri Off erin ng K/2010
Th e L earni ng U nivers niversii ty
UNIVERSITAS UNIVERSITAS NEGERI N EGERI MALANG MALANG FAKULTAS FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN JURUSAN GEOGRAFI Oktober 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah tentang kimiskinan pedesaan kajian dari aspek sosial dan keruangan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Nyoman Ruja sebagai Dosen Pengajar mata kuliah Geografi Sosial dan kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini. Penulis
menyadari
bahwa
dalam
penulisan
makalah
ini
masih
jauh
dari
kesempurnaan, oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk dapat menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman untuk menambah informasi dan memberikan pengetahuan bagaimana upaya me nangani masa lah kemiskinan. Malang, 13 Oktober 2013
Penulis
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan salah satu masalah pokok dalam pembangunan di Indonesia. Masalah kemiskinan menjadi isu se ntral terutama sete lah Indonesia d ilanda krisis eko nomi memuncak pada p eriode 1997-1998. Ke miskinan juga merupakan suatu keadaan yang sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan berbagai keadaa n kehidupan. Meskipun kemiskinan yang paling parah terhadap keadaan berke mbang, ada b ukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di Negara- negara maju, kondisi ini menghadirkan tuna wisma / gelandangan yang menempati daera h-daerah kumuh (skun area) d i pinggiran kota. Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar ter tentu dari kebutuhan dasar, baik makanan maupun bukan makanan. Standar ini disebut garis kemiskinan, yaitu nilai pengeluaran konsumsi kebut uhan dasar, ditambah nilai pengeluaran untuk kebutuhan dasar dan bukan makanan yang paling pokok. Kekeliruan yang ser ing kali ada lah kemiskinan dide finisikan hanya sebagai fenomena ekonomi dala m arti rendahnya penghas ilan / tidak memiliki mata pencaharian, kompenen alam yang tidak mendukung, misalnya tanah pertanian tidak subur, berkurangnya daera h serapan air serta ko mponen sosial yang berupa penduduk, tehnologi dan transportasi yang rendah. Dalam pendekatan tentang keruangan dan perencanaan, ba hwa faktor- faktor yang menguasai pe nyebaran dan baga imanakah pola terseb ut dapat diubah agar pe nyebaran lebih efisien dan lebih wajar (Bintarto; Surastopo, 1983:12). Analisis keruangan yang harus diper hatikan antara lain penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancang. Pendekatan tersebut memperoleh penguatan dalam GBHN 2000- 2004 dan propenas 2001- 2004, yaitu kajian kemiskinan dilakukan dengan pendekatan bahwa masyarakat memperole h ruang utuk menentukan piliha n kegiatan yang paling sesuai bagi kemajuan diri mereka masing-mas ing. Upaya pembaguna nn perlu diarahka n pada penciptaan suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kehidupan yang lebih baik, dan sekaligus memperluas pilihan yang dapat dilakukan oleh setiap anggota masyarakat. Masyakat di Indonesia sebagian besar bertempat tinggal di pedasaan yang memiliki angka kemiskinan yang tinggi. Penyebab kemisk inan masyarakat desa yaitu : Keisolasian wilayah, kekurangan s umber da ya alam da n rusak nya lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh masyarakat yang tinggal di daera h pebatasan Negara sepe rti di Kalimantan Barat. Sebaga i Darera h yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga Malaysia, kemiskinan di
Kalimantan Barat terlihat sa ngat kontras sekali, dimana Negara Malaysia terlihat lebih makmur dan maju, seda ngkan di Kalimantan Barat te rlihat sangat miskin, sehingga bisa mengganggu kestabilan berbangsa da n bernegara. Sebagai contoh di Perbatasan Kabupaten Sintang mereka ada yang mengibarkan bendera Ma lays ia saat peringatan hari kemerdekaan kita. Apa bila kemiskinan ini dibiarkan maka bukan hal yang tidak mungkin suatu saat akan membelot kenegara lain Keterbatasa n akses dan mutu pelayanan kese hatan hal ini dikare nakan sarana kesehatan umumnya diba ngun hanya sampai wilayah kecamatan, dengan sarana da n prasarana yang serta sumber daya manusia yang sangat terbatas. Keterbatasa n akses dan mutu pendidikan dipedesaan menjadikan pendidikan merupakan hal yang tidak penting. Mereka berfikir dengan bisa membantu berladang maka aka n terpenuhi kebutuhan hidupnya, karena di desa masih banyak menyedikan lahan yang cukup untuk bertani dan berkebun. Minimnya akses Transportasi, pendidika n dan kesehatan tersebut diatas jelas akan menyebabkan kemiskinan di pedesaa n. Denga n berbagai keterbatasa n tersebut maka penduduk desa bekerja untuk mendapatkan has il yang sangat terbatas walau sudah ber usaha maksimal. Disa mping itu apabila banyaknya hasil komoditi di desa tersebut tidak bisa digunakan secara maksimal yang meningkatkan kesejahteraan mas yarakat desa tersebut, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bagi Penduduk yang merasa kaya di desa mereka akan meninggalkan desa dan pindah diperkotaan untuk mendapatkan berbagai akses pembangunan yang bisa di dapatkan di perkotaan. Akibatnya Penduduk yang tinggal di desa akan tetap menjadi miskin dan tertinggal dari segi ekonomi. Selain itu tradisi d i desa apa b ila sudah selesai panen raya mereka mengadaka n pesta sehingga tradisi ini tidak bisa meningkatkan taraf kese jahteraan masyarakat. Sehingga panen yang mereka menerima terima seharusnya bisa digunakan untuk sa mpai dengan musim panen berikutnya ternyata menjadi tidak cukup karena untuk pesta tersebut. 2. Rumusan Masalah
Bersadarkan latar be lakang tersebut, maka dapat ditarik rmusan masalah sebagai berikut: a. Apakah hakikat kemiskinan itu? b. Bagaimana hakikat pedesaan? c. Apakah masa lah dan penyebab masa lah kemiskinan di pedesaan? d. Berdasarkan penyebab utama masalah kemiskinan yang muncul di pedesaan, maka bagaimanakah solusi yang harus dilakukan?
BAB II PEMBAHASAN a. Hakikat Kemiskinan
Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang ser ingkali ditemukan dibeberapa Ne gara ya ng sedang proses berkembang atau bahkan terkadang dapat pula ditemuka n di Negara maju, biasanya permasalahan di Negara maj u kemiskinan lebih sering terjadi pada para imigran. Sebagai masalah yang menjadi isu global disetiap Negara berkembang. Waca na kemiskinan da n pemberantasannya haruslah menjadi agenda waj ib bagi para pemer intah dan pemimpin Negara. Peran serta pekerja sosial dalam menangani permasalahan kemiskinan sangat diperlukan, ter lebih dalam memberikan masukkan (input) dan melakukan pere ncanaan strategis (strate gic planning) tentang apa yang akan menjadi suatu kebijakan dari pemerintah. Sebelum mengetahuinya lebih da lam, perlu diketahui pe nyebab kemiskinan yang secara tidak langsung menjadi standar global : 1. kemiskinan kebudayaan, hal ini biasa nya terjadi d isebabka n karena adanya kesa lahan pada subyek nya. Misalnya : malas, tidak percaya diri, gengsi, tak memiliki jiwa wirausaha yang kompatibel, tidak mempunyai ke mampuan dan keahlian, dan sebagainya. 2. kemiskinan structural, hal ini biasa nya terjadi karena disebabkan oleh factor eksternal yang melatarbelakangi kemiskinan. Faktor eksternal itu biasa nya disebabka n kinerja dari pemerintah diantaranya : pemerintah yang tidak adil, korupsi, pa ternalistik, birokrasi yang berbelit, dan sebagainya. Pada dasarnya penyebab utama ke miskinan di Indonesia dari aspek sosial dan keruanganan adalah: (1) pengaruh faktor pendidikan yang rendah; (2) ketimpangan kepemilikan lahan dan modal pertanian; (3) ketidakmerataan investasi di sektor industri dan pertanian; (4) alokas i anggaran kredit yang terbatas; (5) terbatas nya kemampuan dalam pengelolaan s umberdaya alam; (6) arus urbanisasi tinggi (mendorong ora ng desa ke kota); (7) pengelolahan ekonomi yang masih menggunaka n cara tradisional; (8) rendahnya produktifitas dan pertumbuhan modal; (9) tata pemerintahan yang buruk (bad governance) yang umumnya masih berkembang di kalangan masyarakat desa; (11) tidak ada jaminan sosial untuk bertahan hidup dan untuk menjaga kelangsungan hidup masyarakat; dan (12) renda hnya jaminan kese hatan. Dalam pe ndekatan-pendekatan geografis, dapat menggunakan pendekatan ekologi
(ekosistem) dalam penanggulangan kemiskinan. Sebenarnya kemiskinann dalam suatu wilayah dapat diletakkan berdasarkan klasifikas i tipe ekologi (Bintarto, Surastopo; 1983:19 ). Di Indonesia, has il pe metaan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat perkotaan dengan aktivitas utama industri dan jasa memiliki skor indeks kemiskinan yang lebih baik diba ndingkan dengan tipe masyarakat agro ekosistem lainnya justru memiliki alter natif sumber ekonomi berkenaan dengan potensi s umberdaya alamnya. Pada hal kebutuhan hidup masyarakat kota di datangkan dari desa da n daerah sekitarnya. Kenyataannya di I ndonesia menunjukkan bahwa potens i agro ekos istem be lum dikembangkan secara optimal bagi penanggulangan kemiskinan. Justru masyarakat di perkotaan ya ng banyak menerima interverensi program-program pembangunan melalui program pe mbangunan kota seperti infrastrukt ur prasara na ekonomi dan sosial budaya, banyak menghasilkan red uksi kemiskinan. B. Pengertian Desa/Pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Karto hadikusuma adalah suat u kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Menurut Bintarto desa merupakan perwujuda n atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di s itu (suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daera h lain. Sedangkan menurut Paul H. Landis : Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa, dengan ciri-c irinya sebagai berikut : a) Mempunyai pergaulan hidup yang saling kena l mengenal antara ribuan jiwa. b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap keb iasaa n. c) Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan ala m, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan. Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaa n batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di mana is hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya ata u anggota- anggota masyarakat, karena beranggapan sama¬sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab ya ng sama terhadap kese lamatan dan kebahagian bersa ma di dalam masyarakat. Adapun yang menjadi ciri-c iri masyarakat pedesaan antara la in sebaga i berikut :
a) Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam da n erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaa n lainnya di luar batas-batas wilayahnya; b) Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar keke luargaan (Gemeinschaft atau paguyuban). c) Sebagian besar warga masyarakat pedesaa n hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian mer upakan pekerjaan sambilan (part t ime) yang biasa nya sebagai pengisi waktu luang. d) Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat- istiadat dan seba gainya. Oleh karena anggota masyarakat mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama, maka mereka selalu bekerja sa ma untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Seperti pada waktu mendirikan rumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiki jalan desa, membuat saluran air dan sebagainya, dalam hal-hal tersebut mereka akan selalu bekerjasa ma. Bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat ser ing diist ilahkan dengan gotong royong dan tolong- menolong.Pekerjaan gotong-royong pada waktu sekarang lebih populer dengan istilah kerja bakti misalnya memperbaiki jalan, sa luran air, menjaga keama nan desa (ronda malam) dan sebaga inya. Sedang mengenai macamnya pekerjaan gotong-royong (kerja bakti) itu ada dua macam, yaitu: a) Kerja bersama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya dar i inisiatif war ga masyarakat itu sendiri (biasa nya diistilahkan dari bawah). b) Kerjasama untuk pekerjaan-pekerjaan yang inisiatifnya tidak timbul dari masyarakat itu sendiri berasal dari luar (biasanya berasa l dari atas). Kerjasama jenis pertama biasanya, sungguh-sungguh dirasakan ke gunaannya bagi mereka, seda ng jenis kedua biasanya ser ing kurang dipahami kegunaannya. Dalam buku Sosio logi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarka n masyarakat desa sebagai mas yarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai ber ikut : a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih. b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka me nonjolkan diri, tidak suka akan orang
yang berbeda pe ndapat, intinya semua harus memperlihatka n keseragaman persamaan. c. Partikularisme pada dasarnya ada lah se mua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suat u tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaa n sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok terte ntu saja.(lawannya Universalisme) d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan s uatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan keb iasaa n atau keturunan.(lawanya prestasi). e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan ses uatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa- desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengar uh dari luar. C. Permasalahan di Pedesaan
Pada umumnya masyarakat pedesaa n pengalami beberapa permasalahan di Desa adalah:
Masalah insfrastruktur yang kurang mendukung, seperti jalan yang berbatu atau becek apa bila hujan, dan berdebu apab ila musim kemarau. Sara na air bersih mas ih secara alami.
Masalah Transportasi, karena sarana jalannya kurang mendukung maka tra nsportasi juga menjadi masalah, hal ini terasa sekali apabila warga desa aa yang menderita sakit dan har us berobat ke rumah sakit yang biasanya ada di perkotaan.
Masalah Berkurangnya sumber daya alam, karena alam yang telah menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat tidak dipelihara bahkan cederung di biarkan terlantar, sehingga tidak bisa menyediakan kebutuhan masyarakat desa.
Masalah rusaknya lingkungan sekitar nya, sebagai akibat diekploitasi dan tidak d i jaga kelestar iannya, maka lambat laun akan berkurang sumber da ya alamnya.
Masalah komunikasi, Di pedesaan pada umumnya sara na komunikasi juga minim, akibatnya warga desa akan kurang bisa berkembang kare na sulit untuk dapat mengakses Informasi dari luar pedesaa n.
Masalah Tanah, j uga biasanya bisa menjadi per masalahan, kare na mereka rata-rata enggan untuk mengurus tanahnya secara resmi, seperti mengurus sertifikat kepemilikan yang legal.
Masalah kese hatan di pedesaan terasa masih renda h, apabila ada sar ana tempat berobat, biasanya hanya Pusksemas pembantu, dengan tenaga yang sangat terbatas. Peran non medis lebih menonjol, karena dianggap lebih murah, dan percaya bahwa penyakit disebabkan oleh alam sekitar.
Masalah pendidikan sepertinya lebih menonjol di pedesaan, karena disamping sarana pendidikan yang ada hanya sampa i tingkat SD atau SMP, maka ora ng-orang yang berpendidikan tinggi biasa nya enggan untuk tinggal di Desa, mereka lebih senang mencari pekerjaan di Kota.
Masalah Sosial, sebagaian besar masyarakat Desa bisa dikatakan belum sejahtera, karena berbagai keterbatasa n tersebut diatas, apabila masyarakat Desa d i beri akses seperti masyarakat kota, mereka j uga bisa lebih sejahtera
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa pada umumnya di pedesaan masa lah yang paling banyak dihadapi dan perlu adanya pemecahan masalah adalah masalah infrastrukt ur seperti jalanan yang berkibat kura ng lancarnya transportasi, karena de ngan kurangnya transportasi maka komunikasi tidak bisa berjalan dengan baik, demikian j uga distribusi komoditi baik hasil yang ada di desa maupun yang diperluka n didesa tidak menjad i lancar. Ke miskinan wilayah desa dapat dilihat di beberapa daerah komunitas adat terpencil, keterpencilan ini disebabkan kare na belum tersedianya sarana transportasi sebagai sarana utama. Berkura ngnya sumber alam, sumber daya ala m yang selama ini dieskploitasi secara besar-besaran mengakibatkan berkurangnya sumber daya alam tersebut. Akibatnya karena sumber daya terbatas, ditambah keterampilan yang sangat minim, maka akan menjadikan masyarakat pedesaan semakin miskin, Ekploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh para Pemegang HPH, membuktikan meninggalkan tanah gunduk karena hutannya ditebang habis. Dan sekarang tanah-tanah pedesaan dikuasai oleh pengusaha perkebunan, sehingga masyarakat pedesa an hanya sebagai “penonton” d itanahnya sendiri. Rusaknya lingkungan sekitarnya yang disebabkan oleh para penambang baik liar atau berizin. Begitu juga ekploitasi alam yang besar- besaran untuk perkebunan sawit dapat merusak lingkungan sekitar. Masalah kemiskinan di pedesaa n disebabkan oleh, terbatas nya cakupan pangan dan mutu pangan, hal ini dapat diketahui bahwa di pedesaan pada umumnya bahan pangan diperoleh dan diolah dengan cara ya ng sederhana yang berakibat re ndahya mut u pangan, mereka lebih akrab de ngan alam yang telah menyediaka n bahan pangan.
D. Pemecahan Masalah
Seperti yang telah dijelaskan ba hwa penyebab kemiskinan di sebagian besar desa di Indonesia adala h keisolasian/transportasi, Kurangnya sumber daya alam, dan r usaknya lingkungan sekitar. Di pedesaan pada umumnya masalah transportasi terutama jalan darat sangat minim sekali. Hal inilah faktor utama kenapa masyarakat pedesaan cenderung miskin, Karena keterbatasan infomasi dan komunikas i dengan daerah luar, Untuk memenuhi kebutuhan sehari-har i saja diperlukan biaya yang cukup tinggi, Sedangkan apabila ada hasil komoditas yang harus dijua l juga memerlukan biaya tinggi akibatnya komoditas dihargai dengan harga yang sangat rendah. Apa bila di sediakan jalan maka harga komoditas yang dimiliki masyarakat harganya akan naik yang akan menambah kekayaan masyarakat pedesaan yang pada akhirnya akan lepas dari kemiskinan. Terbatasnya trasnportasi d i pedesaa n berak ibat lambatnya perp utaran perekonomian di daerah pedesaa n. Petugas dari kota yang bisa mentransfer teknologi juga sa ngat jarang sekali, akibatnya kehidupan di pedesaan terkesan monoton. Apabila ada jalan yang mudah dilalui ke desa terseb ut maka proses a lih teknologi juga akan berjalan dengan cepat, se hingga akan memacu perekonomian di pedesaan. Dengan sentuhan tehnologi tepat guna pertanian maka cara bertani akan semakin berkembang yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahateraan masyarakat. Solusi yang bisa ditempuh da lam mengatasi permasa lahan ini ada lah antara Pemerintah, mas yarakat dan Swasta (pe laku usa ha) perlu bersama- sama memecahkan permasalahan ini mengingat besarnya dana yang digunakan untuk mengatasi keterisolasian tersebut, yaitu dengan cara sebagai berikut :
Pemerintah baik pe merintah pusat maupun daerah, secara bersama- sama memfokuskan dalam mengatasi permasalahan insfrasruktur keterisolasian atau masalah tansportasi, karena masalah transportasi adalah masalah yang paling utama yang berkaitan dengan kemiskinan di pedesaan.
Masyarakat desa b isa dengan cara bergotong-royong membangu jalan guna membuka keterisolasian yang dikoordinir ole h pemer intah setempat, mengingat masyarakat mempunyai sumber da ya berupa s ifat kegotong-royongan.
Pelaku usaha dalam hal ini swasta yang bergerak di desa terseb ut dapat me mberikan bantuan sebagai wujud pertanggungjawaban perusahaan dalam program CSR. Berkura ngannya Sumber daya alam yang ada di masyakarat pedesaan disebabkan,
masyarakat desa selalu mengambil hasil dari alam tetapi tidak menjaga kelestariannya, ala m
yang tersedia terbatas da n cenderung berkurang, se mentara penduduk desa yang menggunakan cenderung meningkat, ak ibatnya kebutuhan masyarakat yang berga ntung pada alam semakin berkurang, apabila dibiarkan terus menerus tanpa ada teknologi yang dapat menciptakan nilai tambah maka kemiskinan di pedesaa n akan semakin meluas. S umber da ya alam yang berkurang seperti tersedianya air bersih, karena pengguna nya lebih ba nyak, juga sumber-sumber lain yang disediakan oleh alam. Perusakan alam atara lain disebabkan pada saat terte ntu masyarakat desa menggunakan tuba untuk menangkap ikan, akibatnya habitat ikan yang ada di sungai itu mati semuanya, dengan demikian maka sangat nyata kerusakan alam oleh manusia, kare na ketidak-pedulian dan mengharapkan untung banyak dengan cara yang mudah. Solusi untuk mempertahankan sumber daya ala m, maka penduduk pedesaa n perlu di berikan sosialisasi akan pentingnya s umber daya alam yang terbatas, serta bagaimana cara mempertahankan dan melestar ikan sumber daya a lam yang sangat diperlukan dalam masyarakat pedesaan. Rusaknya lingungan sekitar desa, k hususnya di daerah pedesaa n yang kaya akan tambang, seperti e mas, kerusakan lingkunga n sekitar ini disebabkan karena ekploitas i alam yang ber lebihan baik penambang tanpa izin (peti) atau penambangan liar, maupun penambangan yang berizin. Penggunaan merc ure yang berlebihan yang bisa mencemarkan sungai di sekitar penambangan, disamping itu akan meninggalkan lingkungan yang rusak karena tidak bisa digunakan unt uk lahan pertanian, atau usaha lainya seperti perkebunan. Solusi yang bisa di tempuh adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk menjaga lingkungan disamping juga kepada penambang liar maupun berizin agar memperhatika n lingkunga n hidup. Dalam memberikan sosialisasi ini peran pemerintah cukup besar, disa mping itu agar dibuat aturan serta sanksi yang jelas dalam rangka mempertahanka n kelestarian lingkungan. Dengan adanya aturan dan sanksi yang yang jelas diharapkan aturan ditaat i bersama se hingga kelestarian alam tetap terjaga.
BAB III PENUTUP a. Kesimpulan
Walaupun kemiskinan merupakan sebuah fenomena yang setua peradaban manusia, tapi pemahaman terhadapnya dan upaya untuk mengentaskannya belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Bahkan, dengan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia orang miskin “baru” semakin bertambah. Kemiskinan yang mereka alami memang tidak hanya sebatas kemiskinan secara eko nomi, melainkan juga kemiskinan non-ekonomi seperti terbatasnya akses terhadap pengetahuan dan ketrampilan, produktifitas yang re ndah, nilai tukar yang renda h dari komoditi yang dihasilkan serta terbatasnya kese mpatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Kemiskinan dan permalasahan di pedesaa n adalah merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, karena sebagain besar penduduk Indonesia yang miskin adalah yang tinggal di daer ah pedesaan, adapun yang menjadi permasalahan penyebab kemiskinan yang paling uta ma adalah :
Masalah Keisolasian ata u masalah transportasi, karena Terbatasnya trasnportasi di pedesaan berakibat la mbatnya perputaran perekonomian di daerah pedesaan. Petugas dari kota yang bisa mentransfer teknologi juga sangat jarang sekali, akibatnya kehidupan di pedesaan terkesan mo noton.
Masalah Kurangnya Sumber Daya Alam yang ada di masyakarat pedesaan disebabkan, masyarakat desa selalu mengambil hasil dari alam tetapi tidak menjaga kelestar iannya, alam yang tersedia terbatas dan ce nderung berkurang, sementara penduduk desa yang menggunakan ce nderung meningkat, akibatnya kebutuhan masyarakat yang bergantung pada alam semakin berkura ng.
Masalah Rusaknya lingkungan sekitarnya, khususnya di daerah pedesaan yang kaya akan tambang, seperti emas, kerusakan lingkungan sekitar ini disebabkan karena ekploitasi alam yang ber lebihan baik pe nambang tanpa izin (peti) atau pena mba ngan liar, maupun penambangan yang berizin.
b. Saran
Masalah Keisolasian/transportasi Solusi yang bisa d itempuh da lam mengatasi permasalahan ini Pemer intah, masyarakat dan Swasta (pelaku usaha) perlu bersama-sama memecahkan permasalahan ini mengingat besarnya dana yang digunakan untuk mengatasi keterisolasian tersebut.
Masalah Kurangnya Sumber Daya Alam solusinya adalah penduduk pedesaa n perlu di berikan sosialisasi akan pentingnya s umber daya alam yang terbatas. Masalah Rusaknya lingkungan sekitarnya dengan Solusi yang bisa di te mpuh adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk menjaga lingkunga n disamping juga kepada penambang liar maupun berizin agar memperhatikan lingkungan hidup
DAFTAR RUJUKAN
http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1943518-macam-macamkerja-sama/
http://bonita165.blogspot.com/2008/01/institusi-sosial.html
http://tahusamatahu.blogspot.com/2006/01/modal-sosial.html
http://adjhee.wordpress.com/2007/12/12/kebijakan-sosial-dalam-menanggulangi-masalahkemiskinan/
http://pnpmtuba1.blogspot.com/2008/07/kompleksitas-kemiskinan.html
http://kepri-dev.bps.go.id/in/penjelasan-a-istilah/84-penjelasan-teknis/100-kemiskinan
http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=a&id=114457
http://hestyborneo.blogspot.com/2009/01/kemiskinan-kajian-aspek-sosial-dan.html
Haryanto. 2012. Kemiskinan dan permasalahan di pedesaan. (online), http://haryharyanto.wordpress.com/2012/10/28/kemiskinan-dan-permasalahan-di-pedesaan/ , diakses pada 30 September 2013.