KEMISKINAN DALAM PEKERJAAN SOSIAL KEMISKINAN KEMISKINAN DALAM DALAM PEKERJAA PEKERJAAN N SOSIAL Oleh Bambang Rustanto Mata Kuliah Kuliah Peksos Peksos Dengan Kemiski Kemiskinan nan Pengertian Kemiskinan Masalah kemiskinan merupakan suatu persoalan yang dapat dilihat dari berbagai perspektif
yang berbeda, baik pengertian, indikator, penyebab maupun akibat yang ditimbulkan. Banyak hal yang menyebabkan perbedaan itu dari mulai latar belakang sejarah, budaya, termasuk kondisi geografis. sehingga dikenal adanya berbagai bentuk kemiskinan mulai dari kemiskinan perkotaan dan perdesaan, kemiskinan pegunungan dan pesisir. Secara harafiah, kemikinan berasal dari kata dasar “miskin” yang berarti tidak berharta, serba kekurangan (berpenghasilan rendah) (epartemen !endidikan "asional#$%&$). Selanjutnya kemiskinan berarti kondisi miskin'keadaaan miskin. !endapat tentang kemiskinan dikemukakan oleh berbagai ahli dengan sudut pandangnya masingmasing. Soerjono Soekanto ($%&$*$%) mengartikan kemiskinan sebagai suatu keadaan di mana mana seseorang tidak sanggup sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tanaga mental maupun fisiknya fisiknya dalam kelompok tersebut. tersebut. +ebih lanjut dijelaskan dijelaskan baha seseorang bukan merasa miskin karena kurang makan, pakaian atau perumahan, tetapi karena harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada. efinisi kemiskinan lainnya yaitu dari -riedman dalam Suharto ($%%&*/&*0), definisi kemiskinan erat kaitannya dengan ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuaan sosial meliputi # (a) modal produktif atau asset (tanah, perumahan, alat produksi, kesehatan), (b) sumber keuangan (pekerjaan, kredit), (c) organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan bersama (koperasi, partai politik, organisasi social), (d) jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang, dan jasa, (e) pengetahuan dan keterampilan, dan (f) informasi yang berguna untuk kemajuan hidup. alam konteks strategi penanggulangan kemiskinan, didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang, lakilaki dan perempuan, tidak terpenuhi hakhak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. efinisi kemiskinan ini beranjak dari pendekatan berbasis hak yang mengakui baha masyarakat miskin baik lakilaki maupun perempuan mempunyai hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat
lainnya. 1emiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hakhak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang, lakilaki dan perempuan, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat (Bappenas $%%/). 2manat 3ndang3ndang "omor &* tahun $%&& tentang !enanganan -akir Miskin, menyatakan baha -akir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan'atau keluarganya. !edesaan berasal dari kata desa yang berarti kesatuan ilayah yg dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa) atau kelompok rumah di luar kota yg merupakan kesatuan (epartemen !endidikan "asional $%&$) selanjutnya pedesaan diartikan sebagai daerah permukiman penduduk yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terujudnya pola kehidupan agraris penduduk di tempat itu atau suatu daerah (kaasan) desa. Menurut 33 "omor &$ tahun $%%4 tentang !erubahan ke$ atas 33 "omor *$ tahun $%%/ tentang !emerintah aerah, yang dimaksud dengan desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasbatas ilayah yang bereenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam pemerintah "egara 1esatuan 5epublik 6ndonesia. ari pengertian kemiskinan dan pedesaan di atas maka yang dimaksud dengan kemiskinan pedesaan adalah suatu kondisi serba kekurangan dari orangorang yang mendiami suatu ilayah desa karena ketidakmampuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Ciri-Ciri Kemiskinan
7iriciri kemiskinan sering dikaitkan dengan aspek ekonomi. "amun demikian ciriciri kemiskinan juga erat kaitannya dengan aspek material, sosial, kultural, institusional, dan struktural. !i8en dan 7loard (&*) dan Sanson ($%%&) dalam dalam 9di Suharto ($%&& ($%&& &0&:), &.
menujukkan baha kemiskinan berhubungan dengan # 1ekurangan materi kemiskinan menggambarkan adanya kelangkaan materi atau barangbarang yang diperlukan dalam kehidupan seharihari, seperti makanan, pakaian, dan perumahan. 1emikinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kesulitan yang dihadapi orang dalam memperoleh barangbarang yang bersifat kebutuhan dasar.
$.
5endahnya penghasilan dan kekayaan yang memadai Makna memadai sering dikaitkan dengan standar atau garis kemiskinan yang berbedabeda dari satu negara ke negara lainnya, bahkan dari
*.
satu komunitas ke komunitas lainnya dalam satu negara. 1esulitan dalam memenuhi kebutuhan sosial dalam hal ini termasuk keterkucilan sosial (social exslucion), ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. 1emiskinan dalam arti ini dipahami sebagai suatu kelangkaan pelayanan sosial dan rendahnya aksesibilitas lembagalembaga pelayanan sosial, seperti lembaga pendidikan, kesehatan dan informasi. Selain ciriciri kemiskinan tersebut di atas, ada lagi sembilan ciri yang menand ai
&. $. *.
kemiskinan yang merupakan hasil studi dari SM953 d alam 9di Suharto ($%%:#&*$), yaitu# 1etidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang dan papan) 1etidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental 1etidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, anita korban tindak kekerasan
/.
rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil) 5endahnya kualitas sumberdaya manusia (buta huruf, rendahnya pendidikan dan keterampilan, sakitsakitan) dan keterbatasan sumberdaya alam (tanah tidak subur, lokasi terpencil, ketiadaan
0.
infrastruktur jalan, listrik, air) 1erentanan terhadap goncangan yang bersifat indi8idual (rendahnya pendapatan dan aset),
:.
maupun massal (rendahnya modal sosial, ketiadaan fasilitas umum) 1etiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang memadai dan
berkesinambungan ;. 1etiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi) 4. 1etiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya in8estasi untuk pendidikan dan keluarga atau .
tidak adanya perlindungan sosial dari negara dan masyarakat) 1eterlibatan dalam kegiatan sosial maupun masyarakat.
Indikator Kemiskinan
Berkaitan dengan pendekatan dan ciriciri kemiskinan, maka perlu adanya suatu ukuran yang jelas dalam menentukan tingkat kemiskinan. Betapa pentingnya tolok ukur yang digunakan, dapat dilihat dari implikasi yang ditimbulkan atas penggunaan nya.
2da berbagai tolok ukur yang dikembangkan dalam menentukan suatu standard garis kemiskinan oleh berbagai lembaga baik pemerintah maupun sasta sesuai dengan kepentingannya masingmasing. !emerintah melalui 1ementerian Sosial ($%%0) dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat telah menetapkan indikator untuk menentukan &.
tingkat fakir miskin, yaitu# !enghasilan rendah atau berada di baah garis kemiskinan yang dapat diukur dari tingkat pengeluaran perorangan per bulan berdasarkan standart Badan !usat Statistik (B!S) perilayah
pro8insi dan kabupaten'kota $. 1etergantungan pada bantuan pangan kemiskinan (
memiliki & stel pakaian lengkap perorang pertahun) =idak mampu membiaya pengobatan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit =idak mampu membiayai pendidikan dasar tahun bagi anakanaknya =idak memiliki harta benda yang dapat dijual untuk membiayai kebutuhan hidup =inggal di rumah tidak layak huni 1esulitan memperoleh air bersih. Selanjutnya B!S dalam menentukan standar garis kemiskinan dilakukan dengan cara menetapkan nilai standar minimum, baik untuk makanan dan non makanan yang harus dipenuhi seseorang untuk dapat hidup layak, yaitu apabila penduduk dalam pengeluarannya tidak mampu memenuhi kecukupan konsumsi makanan setara $.&%% kalori per hari di tambah pemenuhan kebutuhan pokok minimun non makanan berupa perumahan, pakaian, kesehatan dasar, pendidikan dasar, transportasi, dan aneka barang'jasa lainnya, maka dikategorikan miskin. Sementara itu, penduduk yang tidak mampu memenuhi kecukupan konsumsi makanan setara dengan &.4%% kalori per hari dikategorikan fakir miskin. B!S dalam salah satu program penanggulangan masalah kemiskinan yaitu melalui program
bantuan langsung tunai (B+=), menetapkan &/ kriteria keluarga miskin, yaitu # &. +uas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 4m$ per orang $. >enis lantai bangunan tempat tinggal terbuta dari tanah'bambu' 'kayu murahan *. >enis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu'rumbia'kayu kualitas rendah'tembok tanp a plester /. =idak memiliki fasilitas bung air besar'bersamasama dengan rumah tangga lain 0. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik :. Sumber air minum berasal dari sumur'mata air tidak terlindung'sungai'air hujan ;. Bahan bakar untuk memasak seharihari adalah kayu bakar'arang'minyak tanah 4. ?anya mengkonsumsi daging'susu'ayam' satu kali dalam seminggu . ?anya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun &%. ?anya sanggup makan sebanyak satu'dua kali dalam sehari
&&. =idak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas' poliklinik &$. Sumber penghasilan kepala keluarga adalah petani dengan luas lahan %,0 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di baah 5p. :%%.%%% per bulan &*. !endidikan tertinggi kepala rumah tangga, tidak sekolah'tidak tamat sekolah dasar (S)'hanya S &/. =idak memiliki tabungan'barang yang mudah dijual dengan nilai 5p. 0%%.%%%, seperti motor (kredit'non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Pendekatan dalam Penanganan Kemiskinan
Berbagai studi tentang kemiskinan telah dilakukan dan berdasarkan pengertianpengertian tentang kemiskinan di atas maka lahirlah berbagai pendekatan mengenai kemiskinan. !endekatan kemiskinan yang dikembangkan melalui studi 2ntropologi dapat dibagi dalam tiga kategori, &.
yaitu sebagai berikut # !endekatan kebudayaan (@scar +eis dalam Saifuddin, $%&& $*) yang berpandangan baha banyak perilaku “menyimpang” dari orang miskin adalah normatif dan ditransmisikan melalui sosialisasi. 1ebudayaan kemiskinan ini merupakan cara hidup yang khas yang dikembangkan oleh stratum terbaah masyarakat kapitalistik dalam upaya merespons kondisi depri8asi ekonomi yang senjang. Sekali kebudayaan kemiskinan itu terujud, maka kebudayaan tersebut cenderung menjadi mantap dari generasi ke generasi karena efeknya kepada anakanak. 2nakanak orang miskin menyerap nilainilai dasar dan sikapsikap subkebudayaan mereka dan secara psikologis tidak mampu meraih keuntungan dari kondisikondisi yang berubah atau kesempatankesempatan yang mungkin muncul dalam kehidupan mereka. 7ara pandang kebudayaan berpendapat baha kebudayaan dapat memantapkan kemiskinan. Sebagai cara hidup maka kemiskinan berfungsi mengembangkan seperangkat coping mechanism yang dapat menimbulkan konsekuensikonsekuensi negatif seperti kehidupan yang kacau, hilangnya masa kanakkanak, meningkatnya tindak kriminal, dan banyaknya anakanak yang ditinggal orangtuanya. Selanjutnya orang miskin semakin jauh dari partisipasi dan integrasi ke dalam masyarakat yang semakin luas. @rang miskin dipandang sebagai satuan sosial yang tegas batas batasnya, yang menyandang suatu kebudayaan kemiskinan yang kha s, yang berbeda dari masyarakat lain di luar lingkungannya.
$.
!endekatan struktural (7harles Aalentine dalam Saifuddin $%&& */) memandang orang miskin sebagai submasyarakat yang tertekan oleh kekuatan dari luar yang bersifat eksploitatif. @rang miskin adalah sub masyarakat yang khas secara struktural, dan kehidupan mereka secara situasional berbeda dari lapiranlapisan sosial lainn ya. =ekanantekanan struktural seperti politik dan ekonomi yang mengakibatkan sejumlah orang dalam populasi terdorong ke posisi yang tidak menguntungkan. Sebagai bagian dari struktur, mereka tidak atau kurang mampu menghadapi struktur yang demikian kuat sehingga relatif lemah dalam posisi tersebut. !osisi orang miskin yang tidak menguntungkan dipertahankan terutama oleh perilaku arga masyarakat lapisan yang lebih tinggi yang bertindak menurut kepentingan mereka sendiri, melindungi keuntungan keuntungan mereka dengan cara mencegah agar tidak terjadi redistribusi sumberdaya keluar dari
*.
lingkungan. !endekatan !rosesual ("ancy Scheper?ughes dalam Saifuddin, $%&&0:) menempatkan manusia sebagai subyek yang mampu berpikir, aktif, ino8atif, dan bahkan manipulatif dalam menanggapi dan menghadapi lingkungannya, dengan demikian orang miskin dapat menampilkan diri mereka sebagaimana adanya. Melalui pendekatan prosesual kita dapat memahami mengapa suatu kelompok orang miskin yang sebelumnya seolah pasif dan pasrah kepada keadaan mendadak menjadi beringas dan bertindak kekerasan, atau sebaliknya suatu kelompok orang miskin yang lebih taktis dalam bertindak, terutama pada masa kampanye pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah. Mereka akan berpindahpindah dari satu kampanye partai politik ke partai politik yang lain. !endekatan lain yang dikembangkan oleh 7harles astro dalam 9di Suharto ($%&&;*
&.
;/), membaginya dalam dua pendekatan yaitu # 1emiskinan absolut, yaitu masyarakat yang hidup di baah tingkat penghasilan minimum yang
$.
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makan, pakaian, dan tempat tinggal. 1emiskinan relatif, yaitu suatu kondisi kehidupan masyarakat, meskipun tingkat pendapatan sudah mampu mencapai tingkat kebutuhan dasar minimum tetapi tetap masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat sekitarnya. !ekerjaan sosial adalah akti8itas profesional untuk menolong indi8idu, kelompok, dan masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaiki kapa sitas mereka agar berfungsi sosial dan menciptakan kondisikondisi masyarakat yang kondusif untuk mencap ai tujuan tersebut. (astro dalam ?uraerah, $%%:). ari definisi ini dapat diketahui bah a fokus utama pekerjaan sosial adalah pada peningkatan keberfungsian sosial.
alam perspektif profesi pekerjaan sosial, orang miskin adalah orang yang mengalami disfungsi sosial, karena tidak mampu melakukan tugastugas pokoknya dengan baik dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi dirinya sendiri dan bagi anggota keluarganya, misalnya pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. alam konteks ini, pendekatan pekerjaan sosial dalam menangani kemiskinan tidak hanya diarahkan kepada komunitas miskin, tetapi juga ditujukan kepada situasisituasi sosial yang mempengaruhi kehidupan mereka. ?al ini didasari oleh pendekatan pekerjaan sosial yang berorientasi pada sasaran perubahan tidak terpisah dari lingkungan dan situasi yang dihadapinya. Secara konseptual pekerjaan sosial memandang baha kemiskinan merupakan persoalan persoalan multidemensional, yang bermatra ekonomisosial dan indi8idualstruktural (Suharto, $%%#&/4). =iga kategori kemiskinan yang menjadi pusat perhatian pekerjaan sosial, yaitu # &.
1elompok yang paling miskin atau fakir miskin (destitute) 1elompok ini secara absolut memiliki sumber pendapatan di baah garis kemiskinan (umumnya tidak memiliki sumber pendapatan sama sekali) serta tidak memiliki akses terhadap berbagai
pelayanan sosial. $. 1elompok miskin (poor ) 1elompok ini mempunyai pendapatan di baah garis kemiskinan namun secara relatif memiliki akses terhadap pelayanan sosial dasar, misalnya masih memiliki sumbersumber finansial, *.
memiliki pendidikan dasar atau tidak buta huruf. 1elompok rentan (vulnerable) 1elompok ini dapat dikategorikan bebas dari kemiskinan, karena memiliki kehidupan yang relatif lebih baik ketimbang kelompok miskin dan paling miskin. "amun kelompok ini sering disebut agak miskin (near poor ) ini masih rentan terhadap berbagai perubahan sosial di sekitarnya, seringkali berpindah dari status kelompok rentan menjadi miskin bahkan menjadi sangat miskin. ?al ini dapat terjadi krisis ekonomi dan tidak mendapat pertolongan sosial. 1eberfungsian sosial merupakan konsepsi yang penting bagi pekerjaan sosial, oleh karena itu pendekatan pekerjaan sosial dalam menangani kemiskinan juga harus diarahkan untuk meningkatkan keberfungsian sosial masyarakat miskin yang dibantunya. 1onsep keberfungsian sosial pada intinya menunjuk pada kapabilitas dalam menjalankan peranperan sosial di lingkungannya. Tugas-Tugas Pekera Sosial
Schart< dalam Suharto ($%%#:;%), mengemukakan lima tugas dari pekerja sosial, adalah &.
sebagai berikut # Mencari persamaan mendasar anatara persepsi masyarakat mengenai kebutuhan mereka sendiri
$.
dan aspekaspek tuntutan sosial yang dihadapi mereka. Mendeteksi dan menghadapi kesulitankesulitan yang menghambat banyak orang dan membuat frustasi usahausaha orang untuk mengidentifikasi kepentingan mereka dan kepentingan orang
*.
orang yang berpengaruh ( significant others) terhadap mereka. Memberi kontribusi data mengenai ideide, fakta, nilai, kon sep yang tidak dimiliki masyarakat, tetapi bermanfaat bagi mereka dalam menghadapi realitas sosial dan masalah yang dihadapi
/.
mereka. Membagi 8isi kepada masyarakat harapan dan aspirasi pekerja sosial merupakan in8estasi bagi
0.
interaksi antara orang dan masyarakat dan bagi kesejahteraan indi8idu dan sosial. Mendefinisikan syaratsyarat dan bantuanbantuan situasi dengan mana sistem relasi antara pekerja sosial dan masyarakat dibentuk. 2turanaturan tersebut membentuk konteks bagi “kontrak kerja” yang mengikat masyarakat dan lembaga. BatasanBatasan tersebut juga mampu menciptakan kondisi masyarakat dan lembaga yang dapat membuat masyarakat dan pekerja sosial menjalankan fungsifungsinya.
Peran dan Keteram!ilan Pekera Sosial
>im 6fe dan =esorioro ($%%4#004:*&) menggambarkan berbagai peran yang dapat dilakukan oleh seorang perkerja sosial, yaitu sebagai berikut # Peran dan keterampilan memfasilitasi &. $. *. /. 0. :.
2nimasi sosial ukungan -asilitasi kelompok !emanfaatan berbagai keterampilan dan sumberdaya Mengorganisasi 1omunikasi pribadi
Peran dan keterampilan mendidik &. !eningkatan kesadaran $. Memberikan informasi *. !elatihan Peran dan keterampilan representasi &. $.
Memperoleh berbagai sumber daya >aringan kerja (netorking)
*.
Berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Daftar Pustaka Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial (2006), Kemiskinan Dalam Perspektif Pekerjaan Sosial, Instalasi Penerbitan STKS Press, an!un" Suharto, #!i, (200$), Kemiskinan % Perlin!un"an Sosial !i In!onesia, &en""a"as &o!el Jaminan Sosial 'niersal i!an" Kesehatan, an!un" *lfabeta
KEMISKINAN DALAM PANDAN"AN PEKERJAAN SOSIAL 2. !endahuluan 1emiskinan merupakan kajian yang tidak habis untuk dibahas karena salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. 1emiskinan selalu menjadi topik menarik dalam berbagai diskusi kajian akademis maupun praktis bahkan menjadi bahasan politis baik ditingkat lokal, regional, nasional bahkan internasional. 1emiskinan merupakan konsep dan fenomena yang berayuh ajah, bermatra multi dimensial (Suharto $%%). !embahasan selalu terfokus bagaimana memahami konsep kemiskinan itu dan bagaimana menurunkan angkaangka kemiskinan dengan berbagai indikatornya. 1ondisi kesejahteraan sosial deasa ini dibuktikan dengan tingginya angka kemiskinan, angka pengangguran, angka putus sekolah dan meningkatnya jumlah anak k ekurangan gi
B. 1emiskinan 1emiskinan memiliki defenisi berbeda bergantung pada cara pandang dan indikatornya. Secara tradisional kemiskinan sering dipandang sebagai ketidakmampuan orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang paling mendasar. 1etidakmampuan ini terjadi baik karena faktor internal maupun faktor eksternal. -aktor internal berkaitan dengan kondisi diri orang tersebut, sedangkan faktor eksternal berhubungan dengan halhal di luar diri orang miskin. 1emiskinan tidak hanya dipahami sebagai ketidakmampuan ekonomi tetapi juga kegagalan dalam pemenuhan hakhak dasar manusia untuk dapat hidup layak dan bermartabat. ari perspektif manapun kita melihat kemiskinan, satu hal yang harus disadari adalah baha kemiskinan merupakan fenomena multidimensi. 1emiskinan bukan han ya soal ekonomi, tetapi menyangkut kehidupan orang dengan mata pencahariannya (internal) dan sistem di luar dirinya (eksternal) yang menjadi satu kesatuan tak terpisahkan. Maka ketika kita akan melakukan pertolongan bagi orang miskin, semua aspek kehidupan mereka harus disentuh mulai dari aspek personal hingga aspek global, mulai dari dimensi ekonomi hingga dimensi politik, sosial, teknologi serta psikologi. engan demikian, uang saja tidak cukup untuk menghapuskan kemiskinan. iperlukan upaya lebih besar yang menyangkut aspek lain dalam kahidupan seperti kesehatan, pendidikan, kemandirian, pengembangan jaringan, penguatan jaringan dan lainlain. ?akhak dasar terdiri dari hakhak yang dipahami masyarakat miskin sebagai hak mereka untuk dapat menikmati kehidupan yang bermartabat dan hak yang diakui dalam peraturan perundang undangan. ?akhak dasar yang diakui secara umum antara lain meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, a ir bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosialpolitik, baik bagi perempuan maupun lakilaki. ?akhak dasar tidak berdiri sendiri sendiri tetapi saling mempengaruhi satu sama lain sehingga tidak terpenuhinya satu hak dapat mempengaruhi pemenuhan hak lainnya. engan diakuinya konsep kemiskinan berbasis hak, maka kemiskinan dipandang sebagai suatu peristia penolakan dan tidak terpenuhinya hak. 1onsep ini memberikan pengakuan baha orang miskin terpaksa menjalani kemiskinan dan seringkali mengalami pelanggaran hak yang dapat merendahkan martabatnya sebagai manusia. @leh karena itu, konsep ini memberikan penegasan terhadap keajiban negara untuk menghargai, melindungi dan memenuhi hakhak dasar masyarakat miskin tersebut. 1emiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensi sehingga dapat ditinjau d ari berbagai sudut pandang. Corld Bank ($%%4) membagi dimensi kemiskinan ke dalam empat hal pokok, yaitu lack of opportunity, lo capabilities, lo le8el security, dan lo capacity. 1emiskinan dikaitkan juga dengan keterbatasan hakhak social, ekonomi, dan politik sehingga menyebabkan kerentanan, keterpurukkan, dan ketidakberdayaan. Meskipun fenomena kemiskinan itu merupakan sesuatu yang kompleks dalam arti tidak hanya berkaitan dengan dimensi ekonomi, tetapi juga dimensidimensi lain di luar ekonomi, namun selama ini kemiskinan lebih sering dikonsepsikan dalam konteks ketidakcukupan pendapatan dan harta (lack of income and assets) untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan, yang semuanya berada dalam lingkungan dimensi ekonomi. 1emiskinan menurut Suparlan (&0) didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap
tingkat kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin. 9llis (&4/#$/$$/0) menyatakan baha dimensi kemiskinan menyangkut aspek ekonomi, politik dan sosialpsikologis. Secara ekonomi, kemiskinan dapat didefenisikan sebagai kekurangan sumberdaya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang. Sumber daya dalam konteks ini menyangkut tidak hanya aspek finansial, melainkan pula semua jenis kekayaan (ealth) yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas. 1emiskinan merupakan konsep dan fenomena yang berayuh ajah, bermatra multidimensional. SM953, misalnya, menunjukkan baha kemiskinan memiliki beberapa ciri (Suharto et.al., $%%/#;4)# &. 1etidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang dan papan). $. =idak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi). *. =idak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya in8estasi untuk pendidikan dan keluarga)manusia dan keterbatasan sumber alam. /. 1erentanan terhadap goncangan yang bersifat indi8idual maupun massal 0. 5endahnya kualitas sumber daya manusia dan keterbatasan sumber daya alam. :. 1etidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat ;. 1etiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan 4. 1etidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental. . 1etidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, anita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil). 1emiskinan terjadi sepanjang sejarah kehidupan manusia, bah kan diariskan dari satu generasi ke generasi lainnya sehingga menjadi siklus kemiskinan. Menurut Bagong dan 1arnaji ($%%0#;) akar penyebab masalah kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu# a. 1emiskinan alamiah, yakni kemiskinan yang timbul sebagai akibat sumbersumber daya yang langka jumlahnya dan atau karena tingkat perkembangan teknologi yang sangat rendah. 2rtinya faktorfaktor yang menyebabkan suatu masyarakat menjadi miskin adalah secara alami memang ada, dan bukan baha akan ada kelompok atau indi8idu di dalam masyarakat tersebut yang lebih miskin dari yang lain. mungkin saja dalam keadaan kemiskinan alamiah tersebut akan terdapa t perbedaanperbedaan kekayaan, tetapi dampak perbedaan tersebut akan memperlunak atau dieliminasi oleh adanya pranatapranata tradisional, seperti pola hubungan patron client, jia gotong royong, dan sejenisnya fungsional untuk meredam kemungkinan timbulnya kecemburuan sosial. b. 1emiskinan buatan, yakni kemiskinan yangterjadi karena sturktur sosial yang ada membuat anggota atau kelompok masyarakt tidak menguasai sarana ekonomi dan fasilitasfasilitas secara merata. engan demikian sebagian anggota masyarakat tetap miskin alaupun sebenarnya jumlah total produksi yang dihasilkan oleh masyarakt tersebut bila di bagi rata dapat membebaskan semua anggota masyarakat dari kemiskinan. ari uraian ini maka dapat disederhanakan, yang menekankan baha penyebab kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi internal factor dan eDternal faktor. 7. !ekerjaan Sosial dan kemiskinan Secara konseptual pekerjaan sosial memandang baha kemiskinan merupakan persoalan
persoalan multidimensional, yang bermatra ekonomisosial dan indi8idualstruktural (Suharto, $%%0). Berdasarkan perspektif ini, ada tiga kategori kemiskinan yang menjadi pusat perhatian pekerjaan sosial, yaitu# &. 1elompok yang paling miskin (destitute) atau yang sering didefinisikan sebagai fakir miskin. 1elompok ini secara absolut memiliki pendapatan dibaah garis kemiskinan (umumnya tidak memiliki sumber pendapatan sama sekali) serta tidak memiliki akses terhadap berbagai pelayanan sosial. $. 1elompok miskin (poor). 1elompok ini memiliki pendapatan dibaah garis kemiskinan namun secara relatif memiliki akses terhadap pelayanan sosial dasar (misalnya, masih memiliki sumbersumber finansial, memiliki pendidikan dasar atau tidak buta hurup,). *. 1elompok rentan (8ulnerable group). 1elompok ini dapat dikategorikan bebas dari kemiskinan, karena memiliki kehidupan yang relatif lebih baik ketimbang kelompok destitute maupun miskin. "amun sebenarnya kelompok yang sering disebut “near poor” (agak miskin) ini masih rentan terhadap berbagai perubahan sosial di sekitarnya. Mereka seringkali berpindah dari status “rentan” menjadi “miskin” dan bahhkan “destitute” bila terjadi krisis ekonomi dan tidak mendapat pertolongan sosial. !ekerjaan sosial adalah akti8itas profesional untuk menolong indi8idu, kelompok, dan masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaiki kapa sitas mereka agar berfungsi sosial dan menciptakan kondisikondisi masyarakat yang kondusif untuk mencap ai tujuan tersebut (astro, &40 dalam ?uraerah 2, $%%:). ari defenisi ini dapat diketahui baha fokus utama pekerjaan sosial adalah pada peningkatan keberfungsian sosial (social fungtioning) orangorang di dalam situasisituasi sosial mereka. 1eberfungsian sosial seseorang secara sederhana dapat didefenisikan sebagai kemampuan seseorang dalam melaksanakan fungsi sosialnya atau kapasitas seseorang da lam menjalankan tugastugas kehidupannya sesuai dengan status sosialnya. alam perpsektif profesi pekerjaan sosial, orang miskin adalah orang yan g mengalami disfungsi sosial, karena ia tidak mampu melakukan tugas pokoknya dengan baik, yaitu tugas dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan pendidikan. !ekerjaan sosial sebagai profesi utama dalam usaha kesejahteraan sosial memiliki tugas dan tanggung jaab untuk mengatasi masalah kemiskinan. =ugas dan tanggung jaab pekerjaan sosial adalah memperbaiki dan meningkatkan kemampuan masyarakat miskin, agar mereka dapat berfungsi sosial atau dapat menjalankan tugastugas kehidupannya dengan baik, yakni tugas dalam memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Selain itu, pekerjaan sosial juga memiliki tugas dan tanggung jaab untuk menciptakan situasisituasi sosial yang kondisif bagi kehidupan mereka. Situasisituasi sosial yang dimaksud adalah terciptanya peluang dan kesempatan usaha, terbukanya akses dan jaringan usaha'kerja, adanya jaminan usaha dan informasi pasar. alam konteks ini, pendekatan pekerjaan sosial dalam menangania masalah kemiskinan tidak hanya diarahkan kepoada si klien (masyarakat miskin), tetapi juga ditujukan kepada situasisituasi sosial yang mempengaruhi kehidupan mereka. ?al tersebut didasari oleh pendekatan pekerjaan sosial yang senantiasa berorientasi pada sasaran perubahan (orang miskin) tidak terpisah dari lingkungan dan situasi yang dihadapinya (personinen8iranment dan personinsituation). 1eberfungsian sosial merupakan konsepsi yang penting bagi pekerja sosial karena merupakan pembeda antara profesi pekerjaan sosial dengan profesi lainnya. @leh karena itu, pendekatan pekerjaan sosial dalam menangani kemiskinan juga pada dasarnya harus diarahkan untuk meningkatkan keberfungsian sosial (social functioning) masyarakat miskin yang dibantu.
1onsep keberfungsian sosial pada intinya menunjuk pada “kapabilitas” (capabilities) indi8idu, keluarga atau masyarakat dalam menjalankan peranperan sosial di lingkungannya. 1onsepsi ini mengedepankan nilai baha klien adalah subyek pembangunan baha klien memiliki kapabilitas dan potensi yang dikembangkan dalam proses pertolongan, baha klien memiliki dan atau dapat menjangkau, memanfaatkan, dan memobilisasi asset dan sumbersumber yang ada disekitarnya. 6ndonesia sebagai negara yang jumlah penduduk miskinnya masih besar membutuhkan peran profesi pekerja sosial untuk membantu mereka agar bisa keluar dari kondisi kemiskinannya. !eran pekerja sosial yang diharapkan adalah memperbaiki kesalahan cara pandang kemiskinan serta memperbaiki dan menyempurnakan programprogram penanggulangan yang selama ini banyak mengalami kegagalan. 7. !enutup Masalah kemiskinan merupakan permasalahan kesejahteraan sosial di 6ndonesia dan merupakan masalah yang kompleks, sehingga membutuhkan keterlibatan berbagai pihak dalam penanganannya. Masalah ini dari dahulu sampai sekarang tetap menjadi isu sentral di 6ndonesia. !engembangan masyarakat merupakan metode yang cukup efektif untuk membantu mengatasi masalah kemiskinan atau paling tidak mencegah munculnya masalahmasalah turunan dari kemiskinan, seperti kekurangan gi
Konsep Dan Strategi Pengentasan Kemiskinan Menurut Perspektif Pekerjaan Sosial % komentar !osted in un!e+ne! un!e+ne!
!engantar Salah satu permasalahan kesejahteraan sosial di 6ndonesia yang senantiasa menuntut keterlibatan pekerjaan sosial dalam penanganannya adalah masalah kemiskinan. Masalah ini menjadi isu sentral terutama setelah 6ndonesia dilanda krisis multidimensional yang memuncak pada periode &;&. Setelah dalam kurun aktu &;:&: tingkat kemiskinan menurun secara spektakuler dari /%,& persen menjadi &&,* persen, jumlah orang miskin meningkat kembali dengan tajam, terutama selama krisis ekonomi. Studi yang dilakukan B!S, 3"! dan 3"S-65 menunjukkan baha jumlah penduduk miskin pada periode &:&4, meningkat dengan tajam dari $$,0 juta jia (&&,*E) menjadi /,0 juta jia ($/,$E) atau bertambah sebanyak $;,% juta jia (B!S, &). Sementara itu, 6nternational +abour @rganisation (6+@) memperkirakan jumlah orang miskin di 6ndonesia pada akhir tahun & mencapai &$,: juta atau sekitar ::,* persen dari seluruh jumlah penduduk (B!S, &). 2ngka kemiskinan ini akan lebih besar lagi jika dalam kategori kemiskinan dimasukan
penyandang masalah kesejahteraan sosial (!M1S) yang kini jumlahnya mencapai lebih dari $& juta orang. !M1S meliputi gelandangan, pengemis, anak jalanan, yatim piatu, jompo terlantar, dan penyandang cacat yang tidak memiliki pekerjaan atau memiliki pekerjaan namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara umum kondisi !M1S lebih memprihatinkan ketimbang orang miskin. Selain memiliki kekurangan pangan, sandang dan papan, kelompok rentan (8ulnerable group) ini mengalami pula ketelantaran psikologis, sosial dan politik. Selain kelompok di atas, terdapat juga kecenderungan dimana krisis ekonomi telah meningkatkan jumlah orang yang bekerja di sektor informal (Suharto, $%%$). Merosotnya pertumbuhan ekonomi, dilikuidasinya sejumlah kantor sasta dan pemerintah, dan dirampingkannya struktur industri formal telah mendorong orang untuk memasuki sektor informal yang lebih fleksibel. Studi 6+@ (&4) memperkirakan baha selama periode krisis antara tahun &; dan &4, pemutusan hubungan kerja terhadap 0,/ juta pekerja pada sektor industri modern telah menurunkan jumlah pekerja formal dari * 0 persen menjadi *% persen. Menurut =ambunan ($%%%), sedikitnya setengah dari para penganggur baru tersebut diserap oleh sektor informal dan industri kecil dan rumahtangga lainnya. !ada sektor informal perkotaan, khususnya yang menyangkut kasus pedagang kaki lima, peningkatannya bahkan lebih dramatis lagi. i >akarta dan Bandung, misalnya, pada periode akhir &:& pertumbuhan pedagang kaki lima mencapai *%% persen (1ompas, $* "o8ember &4 !ikiran 5akyat, && @ctober &). ilihat dari jumlah dan potensinya, pekerja sektor informal ini sangat be sar. "amun demikian, seperti halnya dua kelompok masyarakat di atas, kondisi sosial ekonomi pekerja sektor informal masih berada dalam kondisi miskin dan rentan (Suharto, $%%$). epartemen Sosial yang berdiri sejak 5epublik ini berdiri tidak pernah absen dalam mengkaji masalah kemiskinan ini, termasuk melaksanakan programprogram kesejahteraan sosial F yang dikenal !5@19S@S F yang dilaksanakan baik secara intradepartemen maupun antar departemen bekerjasama dengan departemendepartemen lain secara lintas sektoral. alam garis besar, pendekatan epsos dalam menelaah dan mena ngani kemiskinan sangat dipengaruhi oleh perspektif pekerjaan sosial (social ork). !ekerjaan sosial dimaksud, bukanlah kegiatankegiatan sukarela atau pekerjaanpekerjaan amal begitu saja, melainkan merupakan profesi pertolongan kemanusiaan yang memiliki dasardasar keilmuan (body of knoledge), nilainilai (body of 8alue) dan keterampilan (bod y of skils) profesional yang umumnya diperoleh melalui pendidikan tinggi pekerjaan sosial (S&, S$ dan S*). =eori "eoliberal dan Sosial emokrat Mengenai 1emiskinan 1emiskinan pada hakekatnya merupakan persoalan klasik yang telah ada sejak umat manusia ada. 1emiskinan merupakan persoalan kompleks, berayuh ajah, dan tampaknya akan terus menjadi persoalan aktual dari masa ke masa. Meskipun sampai saat ini belum ditemukan suatu rumusan maupun formula penanganan kemiskinan yang dianggap paling jitu dan sempurna, penemukenalan konsep dan strategi penanganan kemiskinan harus terus menerus diupayakan. =erdapat banyak sekali teori dan pendekatan dalam memahami kemiskinan. "amun bila disederhanakan, setidaknya dalam konteks diskusi ini, maka terdapat dua paradigma atau teori besar (grand theory) mengenai kemiskinan# yakni paradigma neoliberal dan sosial demokrat
yang memandang kemiskinan dari kacamata struktural dan indi8idual. !andangan ini kemudian menjadi basis dalam menganalisis kemesikinan maupun merumuskan kebijakan dan program program anti kemiskinan (lihat =abel &). =eori neoliberal berakar pada karya politik klasik yang ditulis oleh =homas ?obbes, >ohn +ock dan >ohn Stuart Mill yang intinya menyerukan baha komponen penting dari sebuah masyarakat adalah kebebasan indi8idu. alam bidang ekonomi, karya monumental 2dam Smith, the Cealth of "ation (&;;:), dan -rederick ?ayek, =he 5oad to Serfdom (&//), dipandang sebagai rujukan kaum neoliberal yang mengedepankan aaringan !engaman Sosial atau >!S, di beberapa negara merupakan contoh kongkrit dari pengaruh neoliberal dalam bidang penanggulangan kemiskinan ini. 1eyakinan yang berlebihan tehadap keunggulan mekanisme pasar dan pertumbuhan ekonomi yang secara alamiah dianggap akan mampu mengatasi kemiskinan dan ketidakdilan sosial mendapat kritik dari kaum sosial demokrat. Berpijak pada analisis 1arl MarD dan -rederick 9ngels, pendukung sosial demokrat menyatakan baha “a free market did not lead to greater social ealth, but to greater po8erty and eDploitationHa society is just hen peopleGs needs are met, and hen ineIuality and eDploitation in economic and social relations are eliminated” (7heyne, @GBrien dan Belgra8e, &4# & dan ;). =eori sosial demokrat memandang baha kemiskinan bu kanlah persoalan indi8idual, melainkan struktural. 1emiskinan disebabkan oleh adanya ketidakadilan dan ketimpangan dalam masyarakat akibat tersumbatnya aksesakses kelompok tertentu terhadap berbagai sumber sumber kemasyarakatan. =eori yang berporos pada prinsipprinsip ekonomi campuran (miDed economy) dan majemen ekonomi 1eynesian ini, muncul sebagai jaaban terhadap depresi ekonomi yang terjadi pada tahun &$%an dan aal &*%an. Sistem negara kesejahteraan yang menekankan pentingnya manajemen dan pendanaan negara dalam pemberian pelayanan sosial dasar, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan dan jaminan sosial, sangat dipeng aruhi oleh pendekatan “ekonomi manajemenpermintaan” (demandmanagement economics) gaya 1eynesian ini. Meskipun tidak setuju sepenuhnya terhadap sistem pasar beba s, kaum sosial demokrat tidak memandang sistem ekonomi kapitalis sebagai e8il. Bahkan kapitalis masih dipandang sebagai bentuk pengorganisasian ekonomi yang paling efektif. ?anya saja, kapitalisme perlu dilengkapi
dengan sistem negara kesejahteraan agar lebih berajah manusiai. “=he elfare state acts as the human face of capitalism,” demikian menurut 7heyne, @GBrien dan Belgra8e, (&4#;). !endukung sosial demokrat berpendapat baha kesetaraan merupakan prasyarat penting dalam memperoleh kemandirian dan kebebasan. !encapaian kebebasan hanya dimungkinkan jika setiap orang memiliki atau mampu menjangkau sumbersumber, seperti pendidikian, kesehatan yang baik dan pendapatan yang cukup. 1ebebasan lebih dari sekadar bebas dari pengaruh luar melainkan pula bebas dalam menentukan pilihanpilihan (choices). engan kata lain kebebasan berarti memiliki kemampuan (capabilities) untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Misalnya, kemampuan memenuhi kebutuhan dasarnya, kemampuan menghindari kematian dini, kemampuan menghindari kekurangan giepang, merupakan contoh strategi anti kemiskinan yang diarnai oleh teori sosial demokrat. >aminan sosial yang berbentuk pemberian tunjangan pendapatan atau dana pensiun, misalnya, dapat meningkatkan kebebasan karena dapat menyediakan penghasilan dasar dengan mana orang akan memiliki kemampuan (capabilities) untuk memenuhi kebutuhan dan menentukan pilihanpilihannya (choices). Sebaliknya, ketiadaan pelayanan dasar tersebut dapat menyebabkan ketergantungan (dependency) karena dapat membuat orang tidak memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dan menentukan pilihanpilihannya. irumuskan secara tajam, maka dapat dikatakan baha kaum neoliberal memandang baha strategi penanganan kemiskinan yang melembaga merupakan tindakan yang tidak ekonomis dan menyebabkan ketergantungan. Sebaliknya, pendukung sosial demokrat meyakini baha penangananan kemiskinan yang bersifat residual, beorientasi proyek jangka pendek, justru merupakan strategi yang hanya menghabiskan dana saja karena efeknya juga singkat, terbatas dan tidak beraasan pemberdayaan dan keberlanjutan. 2pabila kaum neoliberal melihat baha jaminan sosial dapat menghambat “kebebasan”, kaum sosial demokrat justru meyakini baha ketiadaan sumbersumber finansial yang mapan itulah yang justru dapat menghilangkan “kebebasan”, karena membatasi dan bahkan menghilangkan kemampuan indi8idu dalam menentukan pilihanpilihannya (choices). Strategi !enanggulangan 1emiskinan Menurut !erspektif !ekerjaan Sosial !ekerjaan sosial adalah profesi pertolongan kemanusiaan yang fokus utamanya untuk membantu orang agar dapat membantu dirinya sendiri. alam proses pertolongannya, pekerjaan sosial berpijak pada nilai, pengetahuan dan keterampilan profesional yang mengedepankan prinsip keberfungsian sosial (social functioning) (Siporin, &; 0 astro, &4$ &4 Morales, &4 Suharto, &;). 1onsep keberfungsian sosial pada intinya menunjuk pada “kapabilitas” (capabilities) indi8idu, keluarga atau masyarakat dalam menjalankan peranperan sosial di lingkungannya. 1onsepsi ini mengedepankan nilai baha klien adalah subyek pembangunan baha klien memiliki kapabilitas dan potensi yang dapat dikembangkan dalam proses
pertolongan, baha klien memiliki dan'atau dapat menjangkau, memanfaatkan, dan memobilisasi asset dan sumbersumber yang ada di sekitar dirinya. Sebagamana halnya profesi kedokteran berkaitan dengan konsepsi “kesehatan”, psikolog dengan konsepsi “perilaku adekat”, guru dengan konsepsi “pendidikan”, dan pengacara dengan konsepsi “keadilan”, keberfungsian sosial merupakan konsepsi yang penting bagi pekerjaan sosial karena merupakan pembeda antara profesi pekerjaaan sosial dengan profesi lainnya. Morales dan Sheafor (&4#&4) menyatakan# Social functioning is a helpful concept because it takes into consideration both the en8ironment characteristics of the person and the forces from the e n8ironment. 6t suggests that a person brings to the situation a set of beha8iors, needs, and beliefs that are the result of his or her uniIue eDperiences from birth. Jet it also recogniika gambar tersebut dikontekstualkan dalam program pengentasan kemiskinan, maka dapat dikatakan baha sasaran dan garapan profesi pekerjaan sosial lebih terfokus pada konsepsi dan tugas yang disandangnya, yakni konsepsi mengenai keberfungsian sosial dalam fungsi pembangunan kesejahteraan sosial. Secara konseptual pekerjaan sosial memandang baha kemiskinan merupakan persoalan persoalan struktural sebagaimana diformulasikan oleh kaum sosial demokrat. ilihat dari tingkatannya, ada tiga kategori kemiskinan yang menjadi pusat perhatian pekerjaan sosial, yaitu# &. 1elompok yang paling miskin (destitute) atau yang sering didefinisikan sebagai fakir miskin. 1elompok ini secara absolut memiliki pendapatan dibaah garis kemiskinan (umumnya tidak memiliki sumber pendapatan sama sekali) serta tidak memiliki akses terhadap berbagai pelayanan sosial. $. 1elompok miskin (poor). 1elompok ini memiliki pendapatan dibaah garis kemiskinan namun secara relatif memiliki akses terhadap pelayanan sosial dasar (misalnya, masih memiliki sumbersumber finansial, memiliki pendidikan dasar atau tidak buta hurup,). *. 1elompok rentan (8ulnerable group). 1elompok ini dapat dikategorikan bebas dari kemesikinan, karena memiliki kehidupan yang relatif lebih baik ketimbang kelompok destitute maupun miskin. "amun sebenarnya kelompok yang sering disebut “near poor” (agak miskin) ini masih rentan terhadap berbagai perubah an sosial di sekitarnya. Mereka seringkali berpindah dari status “rentan” menjadi “miskin” dan bahhkan “destitute” bila
terjadi krisis ekonomi dan tidak mendapat pertolongan sosial. Secara tegas, memang sulit mengkategorikan baha sasaran garapan pekerjaan sosial (epsos) adalah salah satu kelompok dari ketiga kelompok di atas. !ekerjaan sosial melihat baha kelompok sasaran dalam menangani kemiskinan harus mencakup tiga kelompok miskin secara simultan. alam kaitan ini, maka seringkali orang mengklasifikasikan kemiskinan berdasarkan “status” atau “profil” yang melekat padanya yang kemudian disebut !enyandang Masalah 1esejahteraan Sosial (!M1S). Kelandangan, pengemis, anak jalanan, suku terasing, jompo terlantar, penyandang cacat (tubuh, mental, sosial) dll adalah beberapa contoh !M1S yang sering diidentikan dengan sasaran pekerjaan sosial di 6ndonesia. Belum ada hasil penelitian yang komprehensif apakah mereka ini tergolong pada kelompok destitute, poor atau 8ulnerable. "amun dapat diasumsikan baha !M1S bisa berada diantara ketiga kategori kemiskinan di atas. Sesuai dengan konsepsi mengenai keberfungsian sosial, strategi penanganan kemiskinan pekerjaan sosial terfokus pada peningkatan kemampuan orang miskin dalam menjalankan tugas tugas kehidupan sesuai dengan statusnya. 1arena tugastugas kehidupan dan status merupakan konsepsi yang dinamis dan multiajah, maka inter8ensi pekerjaan sosial senantiasa melihat sasaran perubahan (orang miskin) tidak terpisah dari lingkungan dan situasi yang dihadapinya. !rinsip ini dikenal dengan pendekatan “personinen8ironment dan personinsituation”. !ada pendekatan pertama, pekerja sosial melihat penyebab kemiskinan dan sumbersumber penyelesaian kemiskinan dalam kaitannya dengan lingkungan dimana si miskin tinggal, baik dalam konteks keluarga, kelompok pertemanan (peer group), maupun masyarakat. !enanganan kemiskinan yang bersifat kelembagaan (institutional) biasanya didasari oleh pertimbangan ini. Beberapa bentuk !5@19S@S yang telah dan sedang dikembangkan oleh epsos dapat disederhanakan menjadi# &. !emberian pelayanan dan rehabilitasi sosial yang diselenggarakan oleh pantipanti sosial. $. !rogram jaminan, perlindungan dan asuransi kesejahteraan sosial. !endekatan kedua, yang melihat si miskin dalam konteks situasinya, strategi pekerjaan sosial berpijak pada prinsipprinsip indi8idualisation dan selfdeterminism yang melihat si miskin secara indi8idual yang memiliki masalah dan kemampuan unik. !rogram anti kemiskinan dalam kacamata ini disesuaikan dengan kejadiankejadian dan'atau masalahmasalah yang dihadapinya. !5@19S@S penanganan kemiskinan F yang pada prinsipnya memadukan pendekatan neoliberal dan sosial demokrat ini F dapat dikategorikan kedalam beberapa strategi# &. Strategi kedaruratan. Misalnya, bantuan uang, barang dan tenaga bagi korban bencana alam. $. Strategi kesementaraan atau residual. Misalnya, bantuan stimulan untuk usahausaha ekonomis produktif. *. Strategi pemberdayaan. Misalnya, program pelatihan dan pembinaan keluarga muda mandiri, pembinaan partisipasi sosial masyarakat, pembinaan anak dan remaja. /. Strategi “penanganan bagian yang hilang”. Strategi yang oleh 7aroline Moser disebut sebagai “the missing piece strategy” ini meliputi programprogram yang dianggap dapat memutuskan rantai kemiskinan melalui penanganan salah satu aspek kunci kemiskinan yang kalau “disentuh” akan membaa dampak pada aspekaspek lainnya. Misalnya,
pemberian kredit, program 13B9 atau 1elompok 3saha Bersama. !enutup# 2nalogi 6kan dan 1ail 1emiskinan merupakan masalah yang kompleks yang memerlukan penanganan lintas sektoral, lintas profesional dan lintas lembaga. epartemen Sosial merupakan salah satu lembaga pemerintah yang telah lama aktif dalam program pengentasan kemsikinan. alam strateginya epsos berpijak pada teori dan pendekatan ilmiah, terutama teori sosial demokrat dan pendekatan pekerjaan sosial. Strategi penanganan kemiskinan dalam persepektif pekerjaan sosial terfokus pada peningkatan keberfungsian sosial si miskin (dalam arti indi8idu dan kelompok) dalam kaitannya dengan konteks lingkungan dan sistuasi sosial. ianalogikan dengan strategi pemberian ikan dan kail, maka strategi pengentasan kemiskinan tidak hanya bermatra indi8idual, yakni dengan# (a) Memberi ikan dan (b) Memberi kail. +ebih jauh lagi, pekerja sosial berupaya untuk mengubah strukturstruktur sosial yang tidak adil, dengan# (c) Memberi keterampilan memancing (d) Menghilangkan dominasi kepemilikan kolam ikan dan (e) Mengusahakan perluasan akses pemasaran bagi penjualan ikan hasil memancing. 5eferensi B!S (Badan !usat Statistik) (&), !enduduk Miskin (!oor !opu lation), Berita 5esmi Statistik !enduduk Miskin, "o. %/'=h.66', >uly, >akarta# 7BS 7heyne, 7hristine, Mike @GBrien dan Michael Belgra8e (&4), Social !olicy in 2otearoa "e "ealand# 2 7ritical 6ntroduction, 2uckland# @Dford 3ni8ersity !ress. 6+@ (6nternational +abour @rganisation) (&4), 9mployment 7hallenges of the 6ndonesian 9conomic 7risis, >akarta# 6+@ 1ompas, $* "o8ember Morales, 2rmando dan Bradford C. Sheafor (&4) Soc ial Cork# 2 profession of Many -aces, Massachusset# 2llyn and Bacon. !ikiran 5akyat, && @ktober Siporin, MaD (&;0), 6ntroduction to Social Cork !ractice, "e Jork# MacMillan. Spicker, !aul (&0), Social !olicy# =hemes and 2pproaches, +ondon# !rentice?all. Suharto, 9di (&;), !embangunan, 1ebijakan Sosial dan !ekerjaan Sosial# Spektrum !emikiran, Bandung# +embaga Studi !embangunan S=1S (+S!S=1S). LLF ($%%&a), “!otensi akat Mal di 9ra @tda”, !ikiran 5akyat, edisi $/ -ebruari LLF ($%%&b), “Menyoal !embangunan 1esejahteraan Sosial”, Media 6ndonesia, edisi & Maret LLF ($%%&c), “1apitalisme dan "egara 1esejahteraan”, 5epublika, edisi * 2gustus. LLF ($%%$a), Klobalisasi, 1apitalisme dan "egara 1esejahteraan# Mengkaji !eran "egara dalam !embangunan 1esejahteraan Sosial di 6ndonesia, Makalah yang disampaikan dalam @rasi 6lmiah pada 3pacara Cisuda A6 Sekolah =inggi 1esejahteraan Sosial (S=1S) Bandung tahun akademik $%%&'$%%$, Bandung# September. LLF ($%%$b), !rofiles and ynamics of the 3rban 6nformal Sector in 6ndonesia# 2 Study of
!edagang 1akilima in Bandung, !h =hesis, !almerston "orth# Massey 3ni8ersity astro, 7harles (&4$), 6ntroduction to Social Celfare 6nstitutions# Social !roblems, Ser8ices and 7urrent 6ssues, 6llinois# =he orsey !ress
#!a$a Pemerinta% Mengatasi Kemiskinan Secara umum kemiskinan la
!enyebab Miskinnya Masyarakat 6ndonesia
2da / penyebab utama kenapa di 6ndonesia masyarakatnya miskin dan melarat di antaranya yaitu# &. %E rakyat 6ndonesia tidak mempunyai akses kepada uang.
$. !emerintah tidak dapat menjaga stabilitas harga barangbarang pokok dan barangbarang penting. *. !emerintah tidak memberikan jaminan social kepada masyarakat 6ndonesia. /. !emerintah gagal memberantas korupsi. %E rakyat 6ndonesia tidak mempunyai akses kepada uang,sebagaimana diketahui uang ada di bank.%E rakyat 6ndonesia tidak dapat meminjam uang bank.Sehingga mereka tidak menikmati fasilitas perbankan.!adahal salah satu kondisi untuk meujudkan kemakmuran rakyat adalah seluruh rakyat orang perorang harus mempunyai akses untuk mendapatkan pinjaman'kredit dari bank. 2gar %E rakyat 6ndonesia dapat meminjam uang di bank,maka pemerintah perlu mengadakan re8olusi kebijakan,yaitu pesmerintah melakukan $ kebijakan pokok yaitu pemerintah menjadi penjamin pinjaman rakyat dan pemerintah membayar bunga pinjaman itu selama tiga tahun. 2dapun rakyat yang perlu mendapatkan pinjaman bank dengan di jamin oleh pemesrintah dan di berikan subsidi bunga selama tiga tahun yaitu#petani,nelayan,3km,dan koperasi. 1alau petani,nelayan,31M dan koperasi sudah seluruhnya menikmati kredit perbankan dapat di pastikan,tingkat penghasilan mereka meningkat.Maka re8olusi kebijakan kedua yang harus di lakukan oleh pemerintah adalah menjaga stabilitas harga barangbarang pokok dan barang barang penting agar tidak ada kenaikan harga selama tiga tahun,kalau bias di usahakan tidak ada kenaikan harga selama lima tahun.sehingga pendapatan rakyat tidak di rampok oleh kenaikan harga barangbarang itu.dengan demikian juga pemerintah dapat menjaga stabilitas tariff jasa jasa,agar trif jasa jasa itu selama lima tahun tidak ada kenaikan. 5e8olusi kebijakan ketiga yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah menjalankan perintah pasar */ ayat & 33 &/0 yang menyatakan#”fakir miskin dan anak anak yang terlantar di pelihara oleh "egara”.!asal */ ayat & 33 &/0 dengan tegas dan jelas sekali menyatakan tugas pemerintah,yaitu memelihara fakir miskin dan anak anak yang terlantar.artinya tidak boleh ada jutaan anita 6ndonesia karena keminkinan menjadi =1C di manca "egara.sehingga 6ndonesia dikenal sebagai bangsa B2B3 dan sebagai "egara B2B3.Suatu hal yang sangat meruntuhkan kehormatan dan martabat bangsa 6ndonesia dan "egara 6ndonesia. 5e8olusi kebijakan yang ke empat yang perlu segera di lakukan oleh pemerintah adalah menghapus korupsi dan segera mendeklarasikan 6ndonesia sebagai "egara yang bebas korupsi.untuk itu pemerintah harus segera menyiapkan serangkaianGGdektritGGuntuk menghabisi korupsi.Baik korupsi pada sisi belanja "egara ataupun korupsi pada sisi penerimaan "egara,karena sekarang ini di tafsir korupsi pada belanja "egara mencapai &%% trilyun rupiah,sedangkan korupsi pada penerimaan "egara mencapai *%% trilyun rupiah. •
!enanggulangan'3paya Mengatasi 1emiskinan
!emerintah melakukan beberapa program untuk mengatasi masalah kemiskinan yang terus terjadi di "egara kita. Beberapa program yang tengah digalakkan oleh pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan antara lain dengan memfokuskan arah pembangunan pada tahun $%%4 pada pengentasan kemiskinan. -okus program tersebut meliputi 0 hal antara lain # &. menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok
$. mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin *. menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat /. meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar 0. membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. ari 0 fokus program pemerintah tersebut, diharapkan jumlah rakyat miskin yang ada dapat tertanggulangi sedikit demi sedikit. Beberapa langkah teknis yang digalakkan pemerintah terkait 0 program tersebut antara lain# •
Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok.
-okus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin'keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain beras. !rogram yang berkaitan dengan fokus ini seperti # &. !enyediaan cadangan beras pemerintah & juta ton $. Stabilisasi'kepastian harga komoditas primer *. Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin. -okus program ini bertujuan mendorong terciptanya dan terfasilitasinya kesempatan berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat'keluarga miskin. Beberapa program yang berkenaan dengan fokus ini antara lain# •
!enyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skala usaha mikro dengan pola bagi hasil'syariah dan kon8ensional.
•
Bimbingan teknis'pendampingan dan pelatihan pengelola +embaga 1euanga Mikro (+1M)'1operasi Simpan !injam (1S!).
•
!elatihan budaya, moti8asi usaha dan teknis manajeman usaha mikro
•
!embinaan sentrasentra produksi di daerah terisolir dan tertinggal
•
-asilitasi sarana dan prasarana usaha mikro
•
!emberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
•
!engembangan usaha perikanan tangkap skala kecil
•
!eningkatan akses informasi dan pelayanan pendampingan pemberdayaan dan ketahanan keluarga
•
!ercepatan pelaksanaan pendaftaran tanah
•
!eningkatan koordinasi penanggulangan kemiskinan berbasis kesempatan berusaha bagi masyarakat miskin.
•
Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat.
!rogram ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kaasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. !rogram yang berkaitan dengan fokus ketiga ini antara lain # •
!rogram "asional !emberdayaan Masyarakat (!"!M) di daerah perdesaan dan perkotaan
•
!rogram !engembangan 6nfrastruktur Sosial 9konomi Cilayah
•
!rogram !embangunan aerah =ertinggal dan 1husus
•
!enyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis masyarakat.
•
Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pela yanan dasar.
-okus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. Beberapa program yang berkaitan dengan fokus ini antara lain # •
!enyediaan beasisa bagi sisa miskin pada jenjang pendidikan dasar di Sekolah asar (S)'Madrasah 6btidaiyah (M6) dan Sekolah Menengah !ertama (SM!)'Madrasah =sanaiyah (M=s)
•
Beasisa sisa miskin jenjang Sekolah Menengah 2tas'Sekolah Menengah 1ejuruan'Madrasah 2liyah (SM2'SM1'M2)
•
Beasisa untuk mahasisa miskin dan beasisa berprestasi
•
!elayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cumacuma di kelas 666 rumah sakit
•
Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.
-okus ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari kemungkinan ketidakmampuan menghadapi guncangan sosial dan ekonomi. !rogram teknis yang di buat oleh pemerintah seperti # •
!eningkatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender (!3K) dan anak (!32)
•
!emberdayaan sosial keluarga, fakir miskin, komunitas adat terpencil, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya.
•
Bantuan sosial untuk masyarakat rentan, korban bencana alam, dan korban bencana sosial.
•
•
!enyediaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin (5=SM) yang memenuhi persyaratan (pemeriksaan kehamilan ibu, imunisasi dan pemeriksaan rutin B2+6=2, menjamin keberadaan anak usia sekolah di S'M6 dan SM!'M=s dan penyempurnaan pelaksanaan pemberian bantuan sosial kepada keluarga miskin'5=SM) melalui perluasan !rogram 1eluarga ?arapan (!1?). !endataan pelaksanaan !1? (bantuan tunai bagi 5=SM yang memenuhi persyaratan).
>adi intinya ya untuk para reader, di perlukan kesadaran dan ke insyafan seluruh rakyat 6ndon esia untuk menjadikan kemiskinan dan kemelaratan sebagai musuh bersama yang harus segera di kalahkan dan "egara yang didirikan untuk rakyat ini,haruslah menjadi alat yang ampuh dalam mengalahkan kemiskinan dan kemelaratan dan dalam meujudkn republic 6ndonesia sebagai "egara kemakmuran dan sebagai "egara kesejahteraan.
Usaha Kesejahteraan Sosial "ilainilai asar dan Sumber 3saha 1esejahteraan Sosial adalah nilainilai yang menjadi sumber untuk menentukan arah serta sasaran usaha 1esejahteraan Sosial. "ilainilai tersebut antara lain#
•
•
•
•
Panasila, Panasila merupakan sumber formal -an" utama karena sila.sila Panasila merupakan pen"akuan terha!ap nilai.nilai !asar lainn-a/ eli"ius, !alam praktek nilai reli"ius men!asari usaha.usaha kesejahteraan sosial -an" bersifat amal, se!ekah !an lain seba"ain-a, seara umum !isebut !en"an karitas/ Sosial u!a-a, nilai.nilai sosial bu!a-a men!asari usaha.usaha kesejahteraan sosial -an" bersifat kemanusiaan !an ke"oton"ro-on"an atau kebersamaan/ Istilah umum -an" berkemban" untuk usaha kesejahteraan sosial, jenis ini !isebut istilah +lantropis/ Profesional 1ilai Profesional merupakan lan!asan ba"i pelaksana usaha. usaha kesejahteraan -an" ilmiah/ Kebutuhan terha!ap a!an-a usaha.usaha kesejahteraan !alam hal ini !itetapkan ber!asarkan hasil !ia"nosis terha!ap situasi !an kon!isi tertentu -an" !ian""ap bermasalah/
!rofesi yang berkaitan langsung dengan usaha kesejahteraan sosial adalah !rofesi !ekerjaan Sosial. ?ubungan antara usaha kesejahteraan sosial dengan !ekerjaan Sosial dijelaskan pada pasal & ayat / 3ndang3ndang "omor && =ahun $%% tentang 1esejahteraan Sosial# !ekerja Sosial !rofesional adalah seseorang yang bekerja, baik di lembaga !emerintah maupun sasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan atau pengalaman praktek pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugastugas pelayanan dan penanganan masalah sosial. Sedangkan para pekerja sosial sukarela adalah mereka yang aktif dalam usahausaha kesejahteraan sosial dalam berbagai motif pribadi atau kelompok. 2papun latar belakang pendidikan mereka tidak menjadi masalah. Berdasarkaan nilainilai dasar tersebut di atas dapat dikategorikan beberapa jenis usaha kesejahteraan sosial (31S), yaitu# •
•
•
'saha Kesejahteraan Sosial Karitatif 'saha Kesejahteraan Sosial kate"iri ini -an" terkenal !i In!onesia misaln-a 'saha Kesejahteraan Sosial -an" !iselen""arakan oleh -a-asan.-a-asan sosial !an kelompok a"ama 'saha Kesejahteraan Sosial 3ilantropis a!a ban-ak sekali -a-asan atau or"anisasi sosial -an" ber"erak !alam 'saha Kesejahteraan Sosial, -an" mempun-ai latar belakan" kemanusiaan, misaln-a 4emba"a S5a!a-a &as-arakat -an" ber"erak !alam penan"anan I78*IDS, korban narkotik, korban tin!ak kekerasan !an lain.lain 'saha Kesejahteraan Sosial Profesional -an" semata.mata memberikan la-anan primer -an" seara operasional mempraktekkan Pekerjaan Sosial Profesional, misaln-a 4emba"a Konsultasi Kesejahteraan Keluar"a (4K9) -an" !i"a"as oleh Departemen Sosial epublik In!onesia/