Kota merupakan suatu tempat dimana terjadinya konsentrasi penduduk yang padat dengan berbagai macam aktivitas baik kegiatan sosial, ekonomi, budaya, politik, dan sebagainya. Perencanaan kota memiliki intervensi untuk dapat menyelesaikan persoalan kota, terutama dalam aspek sosial. Perencanaan fisik tidak akan memperbaiki kondisi kota bila tidak dipadukan dengan perencanaan sosial karena objek dari perencanaan adalah masyarakat. Adapun aspek sosial dalam perencanaan wilayah dan kota adalah masyarakat, interaksi, budaya, norma, dan religi. 1. Masyarakat Masyarakat menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan berkelanjutan karena berperan sebagai objek pembangunan sehingga berhak telibat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan mereka di masa mendatang. Tanpa partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota akan memunculkan sifat apatis atau tidak perduli terhadap pembangunan yang dilakukan pemerintah. 2. Interaksi Interaksi sosial merupakan proses awal penyesuaian nilai-nilai dalam kehidupan sosial kemudian meningkat menjadi relasi sosial antar individu. Perencanaan wilayah bertujuan mewujudkan lingkungan yang efektif dalam hubungan interaksi tersebut, contohnya RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) yang menjadi pusat kegiatan warga dan menjadi pusat interaksi warga, dengan begitu kegiatan negatif seperti tawuran dapat di minimalisir dan ekspresi masyarakat dapat tersalurkan dengan baik. 3. Budaya Kebudayaan merupakan salah satu ciri khas dan sebagai ikon dari suatu daerah. Misalnya orang Bali yang tekenal ramah dan sopan, sehingga banyak turis asing yang mengunjungi Bali. Bila suatu dareah memiliki budaya yang buruk atau tidak sehat secara sosial maka akan berdampak buruk ke segi perekonomiannya, seperti pariwisata yang tidak berjalan atau minat orang luar untuk bersekolah di dareah tersebut juga rendah. Contohnya negara yang gagal secara sosial adalah Mexico karena tingkat penganggurannya tinggi, peredaran narkoba yang tidak terkontrol serta terdapat banyaknya gangster/mafia. 4. Norma Norma adalah aturan nyata yang tidak tertulis yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat. Namun lama-kelamaan norma berubah menjadi peraturan, dan
kemudian hukum yang tertulis. Bila dahulu norma hanya diberi sanksi sosial seperti dikucilkan, namun hukum bersifat memaksa dan pelanggar diberi sanksi tegas berupa hukuman pidana. 5. Religi/Agama Masyarakat perkotaan cenderung semakin berkurang keagamaan dan lunturnya kebiasaan adat istiadat dikarenakan kondisi yang menuntutnya bekerja keras, sehingga masyarakat kota dalam lingkup luas hanya memikirkan hal yang bersifat duniawi saja.