KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin, 2006). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008). Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2009). Lama Kehamilan dibagi menjadi beberapa antara lain: 1) Prematur adalah kehamilan yang lama usianya kurang dari 37 minggu. Bayi yang lahir pada kehamilan nini disertai dengan keadaan BBLR (berat bayi lahir rendah). 2) Post matur adalah kehamilan yang lama usianya lebih dari 42 minggu. Kehamilan ini biasanya kehamilan abnormal.3) Matur atau Aterm adalah kehamilan yang lama usianya sudah cukup umur atau normal yaitu antara 37 – 37 – 42 42 minggu. Pada kehamilan ini bayi lahir dengan keadaan berat badan normal. 4) Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap, Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan usia kehamilan,seperti rumus Naegele atau dengan tinggi fundus uteri serial.( Kapita serial.( Kapita Selekta Selekta Kedokteran Kedokteran Jilid I edisi edisi III.2008 III.2008 ) Frekuensi Kehamilan antara lain Nuligravida adalah seorang wanita yang belum pernah hamil dan melahirkan, primigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali,atau seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya, multigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali(sampai 5 kali), grandegravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi sebanyak 6 kali atau lebih,hidup atau mati.
B.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dengan kelainan dalam lamanya kehamilan prematur, postmatur, imatur, dan postdate. 2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengertian lamanya kehamilan prematur, postmatur, imatur, dan postdate. b) Untuk mengetahui etiologilamanya kehamilan prematur, postmatur, imatur, dan postdate. c)
Untuk mengetahui penatalaksanaan lamanya kehamilan prematur, postmatur, imatur, dan postdate.
C. Manfaat 1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai asuhan pada kebidanan dengan lamanya kehamilan prematur, postmatur, imatur, dan postdate. 2. Bagi institusi
Diharapkaan makalah ini dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa lain yang membuat laporan mengenai lamanya kehamilan prematur, postmatur, imatur, dan postdate. 3. Bagi Perpustakaan
Diharapkan makalah ini dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi perpustakaan mengenai asuhan kebidanan dengan lamanya kehamilan prematur, postmatur, imatur, dan postdate.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A.
KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN
1. Pengertian
Lamanya kehamilan yang normal 280 hari atau 40 minggu dihitung dari hari pertama haid yang terakhir.Kadang-kadang kehamilan berakhir sebelum waktunya dan ada kalanya melebihi waktu yang normal. Berakhirnya kehamilan menurut lamanya kehamilan berlangsung dapat dibagi sebagai berikut :
Lamanya Kehamilan < 22 minggu 22-28 minggu 28-37 minggu 37-42 minggu >42 minggu
Berat anak <500 g 500g-1000g 1000g-2500g >2500-4500g >4500g
istilah Abortus Partus immaturus Partus praematurus Partus aterm (maturus) Partus serotinus
B. PREMATUR 1. Pengertian Premature
Premature yaitu persalinan yang berlangsung berlangsung pada usia kehamilan 20-37
minggu
dipertimbangkan sebagai persalinan prematur dan terjadi pada kurang lebih 10% persalinan di Amerika Serikat. Kendati program pencegahan persalinan prematur, terapi farmakologis untuk persalinan
premature
dan
upaya
mengenali
faktor
risiko
persalinan
prematur
telah
digalakkan,angka persalinan prematur tidak berubah selama 40 tahun terakhir. Faktor risiko : Lebih dari setengah jumlah wanita hamil yang melahirkan prematur diketahui tidak memiliki faktor risiko untuk persalinan prematur. a. Faktor demografis demografis : ibu dari ras kulit hitam, status sosio-ekonomi sosio-ekonomi yang rendah, usia <18 tahun atau >40 tahun. b. Kesehatan umum : stres pribadi tinggi, nutrisi buruk;berat ibu sebelum hamil rendah; anemia, bakteriuria, kondisi-kondisi medis, seperti diabetes, asma dan pielonefritis, penyakit jantung pada ibu, merokok (risiko 2x lipat), penyalahgunaan zat (risiko 3x lipat). c. Pekerjaan : pekerjaan yang banyak menuntut kemampuan fisik, berdiri terlalu lama, bekerja dalam shift, dan bekerja di malam hari. d.
Kondisi uterus : Kelainan, cedera pada serviks atau abnormalitas (termasuk pajanan dietilstilbestrol (DES) di dalam uterus, konisasi serviks, atau riwayat induksi aborsi pada trimester kedua), fibroid, atau kontraksi uterus yang berlebihan, dan infeksi.
e. Faktor obstetric : persalinan prematur sebelumnya pada kehamilan usia antara 16 dan 36 minggu (2-3x risiko: semakin sering mengalami persalinan prematur),semakin dini usia kehamilan semakin besar risiko mengalami persalinan prematur,hasil yang di peroleh pada persalinan terakhir merupakan alat yang lebih akurat untuk menentukan perkiraan hasil persalinan kali ini), KPD,
plasenta
previa,
inkompetensi
serviks,
abrupsio
plasenta,
preeklamsia,
PJT,
oligohidramnion, amnionitis, kelainan janin,perdarahan per vaginam setelah trimester pertama, perawatan prenatal kurang atau tidak ada sama sekali.
2. ETIOLOGI
a.
Faktor Maternal Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
b.
Faktor Fetal Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi (Sacharin. 1996) Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature : Kehamilan
1) Malformasi Uterus 2) Kehamilan ganda 3) TI. Servik Inkompeten 4) KPD 5) Pre eklamsia 6) Riwayat kelahiran premature 7) Kelainan Rh Kondisi medis
1) Kondisi yang menimbulkan partus preterm a. Hipertensi Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini menimbulkan prevalensi persalinan preterm meningkat. b. Perkembangan janin terhambat Perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini. c. Solusio plasenta Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian besar (65%) terjadi aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan terulang akan menjadi lebih besar yaitu 11%.
d.
Plasenta previa Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak.Bila telah terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi janin kurang baik karena hipoksia.
e.
Kelainan rhesus Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun demikian hal ini masih dapat terjadi.
f.
Diabetes Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.Tapi saat ini dengan pemberian insulin dan diet yang terprogram, umumnya gula darah dapat dikendalikan. 2) Kondisi yang menimbulkan kontraksi
a. Kelainan bawaan uterus Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan kelainan uterus yang ada. b.
Ketuban pecah dini Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti : serviks inkompeten, hidramnion, kahamilan ganda, infeksi vagina dan serviks, dan lain-lain.
c.
Serviks inkompeten Riwayat
tindakan
terhadap
serviks
dapat
dihubungkan
dengan
terjadinya
inkompeten.Chamberlain dan Gibbings menemukan 60% dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami abortus spontan dan 49% mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam. d.
Kehamilan ganda Sebanyak 10% pasien dengan dengan partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum kahamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.
Sosial Ekonomi
1)
Tidak melakukan perawatan prenatal
2)
Status sosial ekonomi rendah
3)
Mal nutrisi
4)
Kehamilan remaja
Faktor gaya hidup
1)
Kebiasaan merokok
2)
Kenaikan berat badan selama hamil yang kurang
3)
Penyalahgunaan obat (kokain)
4)
Alcohol
3. TANDA DAN GEJALA
tanda-tanda persalinan prematur, yaitu a. Kram seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung. b. Kram perut, dengan atau tanpa diare. c.
Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi ini tidak harus terasa sakit.
d. Rasa tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi yang mendorong ke bawah. e. keluar air atau cairan lainnya dari vagina.
4. FAKTOR RESIKO KELAHIRAN PREMATUR
Resiko Demografik a. Ras b. Usia (<> 40 tahun) c.
Status sosio ekonomi rendah
d. Belum menikah e.
Tingkat pendidikan rendah Resiko Medis
a. Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya b. Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif) c.
Anomali uterus
d. Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi) e. Resiko kehamilan saat ini :
Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta (misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin Resiko Perilaku dan Lingkungan a. Nutrisi buruk b.
Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
c.
Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
d. Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
Faktor Resiko Potensial a. b. c. d. e. f. g.
Stres Iritabilitas uterus Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus Perubahan serviks sebelum awitan persalinan Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat Defisiensi progesterone Infeksi
5. KLASIFIKASI Persalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO : BATASAN KRITERIA
Sangat prematur
Usia kehamilan 24-30
-
Sangat sulit untuk hidup, kecuali
minggu
dengan inkubator canggih
BB bayi 1000-1500 g
-
KETERANGAN
Dampak sisanya menonjol,terutama pada IQ nerologis dan pertumbuhan fisiologis
Prematur
-
Sedang
minggu
Usia kehamilan 31-36
-
Premuatur borderline
-
BB bayi 1501-2000 g
Usia kehamilan 36-38
minggu -
Berat bayi 2001-2499 g
-
Lingkaran kepala 33 cm
Dengan perawatan cangih masih
-
mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat -
Masih sangat mungkin hidup tampa
dampak sisa yang berat -
Perhatikan kemungkinan : Ganguan napas Daya isap lemah
-
Lingkaran dada 30 cm
Tidak tahan terhadap hipotermia
-
Panjang badan sekitar
Mudah terjadi infeksi
45cm
6. PATOFISIOLOGI Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor.
Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester trimester I lebih dari 2 kali Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus. Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)
7. DIAGNOSIS PERSALINAN PREMATUR
Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan preterm. Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman proses persalinan. Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu: a. Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit b. Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain) c.
Perdarahan bercak
d. Perasaan menekan daerah serviks e.
Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 5080%
f.
Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadika
g. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm h. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu
8. PENANGANAN PERSALINAN PREMATURE
Prinsip penanganan persalinan premature ada;ah : a. Coba hentikan kontraksi uterus / penundaan kelahiran b. Persalinan berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya . c.
Upaya menghentikan kontrsksi uterus kemungkinan obat-obatan atau tokolitik hanya berhasil sebentar, tapi penting untuk memberikan kortikosteroid,intervensi ini bertujuan untuk menunda kelahiran sampai bayi cukup matang untuk lahir ( 37 minggu) Penundaan kehamilan dilakukan bila :
a. Umur kehamilan 37 minggu b. Pembukaan serviks kurang dari 3 cm c.
Tidak ada amnionitis, pre- eklamsi atau perdarahan yang aktif.
d. Tidak ada gawat janin.
C.
POSTMATUR 1. Pengertian
Kehamilan post matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata- rata 28 hari. Selain itu ada juga yang dihitung 42 minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42 minggu.Partusnya disebut partus postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus. 2. Etiologi
Etiologi pasti belum diketahui. Tapi ada yang menyebabkan faktor penyebabnya adalah faktor hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain adalah faktor herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu. 3.
Tanda-tanda bayi postmatur :
a) Biasanya lebih berat dari bayi matur b) Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur c) Rambut lanugo hilang atau sangat kurang d) Verniks kaseosa di badan kurang e) Kuku-kuku panjang
f)
Rambut kepala agak tebal
g) Kulit agak pucat dengan desquamasi epitel 4.
Pengaruh terhadap ibu dan janin
Terhadap ibu Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena a)
Aksi uterus tidak terkoordinasi
b)
Janin besar
c)
Molase kepala kurang
d)
Maka sering dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikkan angka morbiditas dan mortalitas. Terhadap janin Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan 42 minggu 3kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada janin bervariasi,seperti; Berat badan janin dapat bertambah besar, tetap, da nada yang berkurang setelah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bias terjadi kematian janin dalam kandungan.
5.
a)
Penatalaksanaan
Setelah usia kehamilan lebih dari 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik baiknya.
b)
Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
c) Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan atau rujuk.
D.
DISMATUR
1. Pengertian Dismatur
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena bayi mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. (BBLR sama dengan bayi dismatur). ( Eny Retna Ambarwati, dkk, 2008, Hal. 28). Berdasarkan pengertian diatas maka BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu : 1) Prematuritas Murni Adalah masa gestasi yang kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan kurang dari berat badan semestinya untuk u ntuk masa kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan, kecil untuk masa kehamilan (NKB-KMK) 2) Dismaturitas Adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, posterm. Dismatur ini dapat juga neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan (NKB - SMK). Neonatus cukup bulan - kecil masa kehamilan (NCB - KMK) Neonatus lebih bulan - kecil masa kehamilan (NLB - KMK).
2. Diagnosis Bayi Dismatur
Diagnosis Bayi Dismatur : a. Sebelum bayi lahir 1)
Pada
Anamnese
sering
dijumpai
adanya
riwayat
abortus,
partus
prematurus
dan lahir mati 2) 3)
Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan Pergerakan janin yang pertama (quickening) lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilan nya sudah agak lanjut.
4)
Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya.
5)
Sering dijumpai kehamilan dengan oligahidramnion atau bisa pula dengan hidramnion, hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia gravidarum atau perdarahan antepartum. b. Setelah bayi lahir
1)
Bayi
dengan
retardasi
pertumbuhan
intra
uterine
secara
klasik
tampak
seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas verniks kaseosa sedikit atau tidak ada, ada, kulit tipis, berlipat-lipat mudah mudah diangkat. 2) Bayi dismatur yang lahir kurang berat badan 3) Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine. 4) Bayi dismatur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, karena itu sangat peka terhadap pertumbuhan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya. (Varney, Helen, 2009 Buku Saku Bidan)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Bayi Dismatur
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm (dismatur) atau BBLR yaitu: a. Faktor Ibu 1) Gizi saat hamil yang kurang 2) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun 3) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat 4) Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, 5) Faktor pekerjaan yang terlalu berat b. Faktor Kehamilan
1) Hamil dengan hidramnion 2) Hamil ganda 3) Perdarahan anterpartum 4) Komplikasi hamil pre-eklamsia/eklamsi
c. Faktor Janin 1) Cacat Bawaan 2) Infeksi alam rahim d. Faktor lingkungan : 1) Tempat tinggal didataran tinggi 2) Radiasi 3) Zat – Zat – zat zat racun (Arief ZR, 2009 Hal 22- 23).
4.
Perawatan Bayi Dismatur
a. Pemberian minum (Wiknjosastro H, 2007) Pada bayi dismatur reflek isap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang. Prinsip pemberian minum ialah early feeding yaitu minum sesudah berumur 2jam untuk mencegah penurunan berat badan, hipglikemia, dan hiperbilirubinemia. Pemberian minum sesuai jumlah kebutuhan b. Perlindungan terhadap infeksi (Wiknjosastro H, 2007, hal. 783) 1) Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultrasonografi. 2) Memeriksa kadar gula darah dengan dextrostik atau di laboratorium. Bila terbuka adanya hipoglikemia harus segera diatasi. 3) Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya. c. Perawatan bayi dengan metode kanguru Dengan mengenakan popok dan tutup kepala pada bayi baru lahir kemudian, bayi diletakkan diantara payudara ibu dan ditutup baju ibu yang berfungsi sebagai kantung kanguru. Posisi bayi tegak ketika ibu berdiri atau duduk dan tengkurap atau miring ketika ibu berbaring. (Perinasia,
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Depkes RI dan Health Service Program – Program – USAID, USAID, 2008). E.
POSTDATE ( KEHAMILAN LEWAT WAKTU )
1. Pengertian Postdate
Kehamilan post date adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan dari perhitungan seperti rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri serial (Mansjoer, 2001) Kehamilan post date atau kehamilan lewat waktu ialah kehamilan yang umurnya lebih dari 42 minggu. (Hanifa, 2002) Kematian janin didefinisikan sebagai kematian intrauterine sebelum seluruh produk konsepsi manusia dikeluarkan.Ini tidak diakibatkan oleh aborsi terapeutik atau elektif. Kematian janin ini yang disebut kematian intrauterine dan mengakibatkan lahir mati. (Bobak, 2004) Kematian janin dalam kandungan disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua. Jika terjadi pada trimester pertama disebut disebut keguguran atau abortus. IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan. (Sarwono, 2005).
2. Etiologi
1). Faktor plasenta a. Insufisiensi plasenta b. Infark plasenta c. Solusio plasenta d. Plasenta previa 2). Faktor ibu a. Diabetes mellitus b. Preeklampsi dan eklampsi c. Nefritis kronis d. Polihidramnion dan oligohidramnion e. Shipilis f. Penyakit jantung
g. Hipertensi h. Penyakit paru atau TBC i. Inkompatability rhesus j. AIDS
3). Faktor intrapartum a. Perdarahan antepartum b. Partus lama c. Anastesi d. Partus macet e. Persalinan presipitatus f. Persalinan sungsang g. Obat-obatan
4). Faktor janin a. Prematuritas b. Postmaturitas c. Kelainan bawaan d. Perdarahan otak 5). Faktor tali pusat a. Prolapsus tali pusat b. Lilitan tali pusat c. Vassa praevia d. Tali pusat pendek 6). Tidak diketahui faktor penyebabnya
3. Faktor Resiko
a) Status sosial ekonomi rendah b) Tingkat pendidikan ibu yang rendah c) Usia ibu >30 tahun atau 28 minggu (late fetaldeath)
d) Golongan IV : kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan di atas
4. Patofisiologi
a. Rigor mostis (tegang mati) Berlangsung 2,5 jam setelah mati, kemudia n lemas kembali. b. Stadium maserasi I Timbul lepuh-lepuh pada kulit, mula-mula terisi cairan jernih tapi kemudian menjadi merah. Stadium ini berlangsung 48 jam setelah mati. c. Stadium maserasi II Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat, stadium ini berlangsung 48 jam setelah anak mati. d. Stadium maserasi III Terjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati. Badan janin sangat lemas, hubungan antara tulang-tulang sangat longgar dan terdapat oedem dibawah kulit. Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin atau kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati.
5. Manifestasi Klinik
a. Anamnesis 1) Ibu tidak merasakan gerakan jnin dalam beberapa hari atau gerakan janin sangat 2) Berkurang. 3) Ibu merasakan perutnya bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilantidak seperti biasanya. 4) Ibu belakangan ini merasa perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit 5) seperti mau melahirkan. 6) Penurunan berat badan. 7) Perubahan pada payudara atau nafsu makan
b. Pemeriksaan Fisik 1.
Inspeksi a) Penurunan atau terhentinya peningkatan bobot berat badan ibu. b) Terhentinya perubahan payudara 2. Palpasi
a) Tinggi fundus uteri lebih rendah dari d ari usia kehamilan b) Tidak teraba gerakan- gerakan janin. 3) Dengan palpasi yang teliti dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin. a)
Auskultasi
:
Baik
memakai
stetoskop
monoral
maupun
dopler
tidak
terdengar
saling
tumpah
tindih,
pada
pembuluh
darah
denyut jantung janin. C. Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan Laboratorium 1. Reaksi biologis negative setelah 10 hari janin mati. 2. hipofibrinogenemia setelah 4-5 minggu janin mati. 2) Pemeriksaan Radiologi a.) USG - Gerak anak tidak ada - Denyut jantung anak tidak ada - Tampak bekuan darah pada ruang jantung janin b.) X-Ray 1.
Spalding’s
sign sign (+)
:
tulang-tulang
tengkorak
janin
pencairan otak dapat menyebabkan overlapping tulang tengkorak. 2. Nanjouk’s sign (+) : tulang punggung janin sangat melengkung. 3.
Robert’s
sign
(+)
:
tampak
gelembung-gelembung gelembung-gelembung
gas
besar. Tanda ini ditemui setelah janin mati paling kurang 12 jam. 4. Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin.
6. Diagnosa Banding
Gejala dan Tanda yang Selalu Ada Gejala dan Tanda yang Kadang- Kadang Ada Kemungkinan Diagnosis : a.
Gerakan janin berkurang atau hilang,nyeri perut hilangtimbul atau menetap,perdarahan pervaginamsesudah hamil 22 minggu.
b. Gerakan Janin dan DJJ tidak ada, perdarahan dan nyeri hebat.
c. Gerakan janin berkurang atau hilang, DJJ abnormal (180x/menit). d. Gerakan Janin/DJJ hilang 1) Syok, uterus tegang/kaku, gawat janin atau DJJ tidak terdengar. 2) Syok, perut kembung/cairan bebas intra abdominal, kontur uterus abnormal, abdomen nyeri, bagian-bagian janin teraba, denyut nadi ibu cepat. 3) Cairan ketuban bercampur mekoneum. 4) Tanda-tanda kehamilan berhenti. Solutio Plasenta : - Ruptur Uteri - Gawat Janin - Kematian janin
7.
Penatalaksanaan
a) Periksa Tanda Vital b)
Ambil darah untuk pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan darah, golongan darah ABO dan Rhesus.
c)
Jelaskan seluruh prosedur pemeriksaan dan hasilnya serta rencana tindakan yang yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarganya. Bila belum ada kepastian sebab kematian, hindari memberikan informasi yang tidak tepat.
d)
Dukungan
mental
emosional
perlu
diberikan
kepada
pasien.
Sebaiknya
pasien
selalu didampingi oleh orang terdekanya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat lahir pervaginam. e)
Rencana
persalinan
pervaginam
dengan
cara induksi
maupun
ekspektatif, perlu
dibicarakan dengan pasien dan keluarganya, sebelum keputusan diambil. f)
Bila pilihan pilihan adalah pada ekspektatif : Tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu, yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi komplikasi .
g)
Bila pilihan pilihan adalah manajemen manajemen aktif : induksi persalinan menggunakan oksitosin atau misoprostol. Seksio sesarea merupakan pilihan misalnya pada letak lintang.
h)
Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
i)
Pemeriksaan
patologi
plasenta
dan infeksi.(Sarwono, 2001)
akan
mengungkapkan
adanya
patologi patologi
plasenta
PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya. Sejarah klasik tentang dampak kurang gizi selama kehamilan terhadap outcome kehamilan telah banyak didokumentasikan. Fenomena the Dutch Famine menunjukkan bah wa bayi-bayi yang masa kandungannya (terutama trimester 2 dan 3) jatuh pada saat-saat paceklik mempunyai ratarata berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan berat placenta yang lebih rendah dibandingkan bayi-bayi yang masa kandungannya tidak terpapar masa paceklik dan hal ini terjadi karena adanya penurunan asupan kalori, protein dan zat gizi essential lainnya. Kekurangan Nutrisi bukan saja satu satunya masalah yang dihadapi janin. Banyak bahaya lain yang mengancam, yang beberapa diantaranya turut mepengaruhi lamanya usia kehamilan. Akibatnya ada janin yang lahir sebelum s ebelum waktunya (Prematur), lewat dari waktunya (postmatur/serotinus), ada yang mampu bertahan namun mengalami gangguan pertumbuhan (IUGR) yang kadang juga disebut Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), ada yang tidak mampu bertahan hidup hingga meninggal di dalam rahim (IUFD). Ke empat masalah yang ada di atas sangat penting untuk di ketahui oleh para calon bidan yang nantinya mungkin akan banyak menghadapi masalah tersebut. B. Rumusan masalah Apa yang dimaksud dengan prematur, postmatur, IUGR, dan IUFD?
Apa penyebab prematur, postmatur, IUGR, dan IUFD? Bagaimana mendiagnosisnya? Bagaimana penanganannya? BAB II. PEMBAHASAN KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN A. PREMATUR
1. Definisi Partus prematurus adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat badan lahir rendah 500-2499 gram. Factor resiko persalinan premature akan meningkat kejadiannnya pada keadaan-keadaan sebagai berikut : 2. Karakteristik Pasien Kejadian prematuritas pada sebuah kehamilan akan dipicu oleh karakteristik pasien :status sosial ekonomi yang rendah, termasuk didalamnya penghasilan rendah, pendidikan yang rendah sehingga mempengaruhi pola nutrisi yang rendah; umur. Kehamilan pada usia 16 tahun dan primigravida > 30 tahun; riwayat pernah melahirkan premature; pekerjaan fisik yang berat, tekanan mental (stress) atau kecemasan yang tinggi dapat meningkatkan kejadian prematur; merokok lebih dari 10 batang sehari; penggunaan obat bius atau kokain. 3. Factor predisposisi Beberapa factor penyebab akan menambah keadaan prematuritas antara lain; infeksi saluran kemih; penyakit ibu seperti hipertensi dalam kehamilan, asma, penyakit jantung, kecanduan obat, kolestasis, Anemia; keadaan yang menyebabkan distensi uterus berlebihan yaitu kehamilan
multiple, hidromnion, diabetes, isoimunisasi Rh; perdarahan antepartum; infeksi umum pada ibu; tindakan bedah selama kehamilan; kehamilan dengan AKDR (Alat Kontasepsi Dalam Rahim). 4. Pengelolaan Kehamilan Dengan Resiko Persalinan Prematur a. Mendidik ibu dengan resiko tinggi agar mengenal tanda persalinan dini yang harus diwaspadai sebelum kehamilan 37 minggu dimana gejalanya seperti saat haid, nyeri pinggang, merasa tekanan pada jalan lahir meningkat, adanya lender bercampur darah dari kemaluan. b. Pengawasan ibu dengan resiko tinggi untuk premature setelah kehamilan berumur > 20 minggu dengan cara menanyakan adanya persalinan, jika tanda-tanda tersebut ada maka periksa keadaan serviks terhadap adanya dilatasi ostium internum atau eksternum, kemajuan persalinan. c. Bila ditemukan adanya perubahan serviks dan his pasien harus dirawat. d. Bila ada persalinan, diberikan terapi : istirahat rebah dengan posisi miring kiri untuk peredaran darah ke uterus, memberi cairan, mengobati bakteri uri tak bergejala dan memeriksa kemungkinan infeksi setiap 6-8 minggu, mengurangi stress, istirahat, perbaikan gizi, tidak melakukan hubungan seksual setelah 20 minggu pada ibu resiko tinggi, pemantauan kemungkinan adanya kontraksi rahim. 5. Pengobatan Penatalaksanaan dalam mengobati prematuritas lebih ditujukan untuk mencegah bayi lahir premature dan jika harus lahir fungsi tubuh terutama paru-paru sudah matang, tindakannnya antara lain : a. Tokolitik dengan menggunakan magnesium sufat : dosis awal 4 gram IV dilanjutkan dengan 1-3 gram perjam. Efek samping yang ditimbulkan yaitu depresi pernafasan, untuk antidotumn ya berupa calsi glukonas; glukonas; golongan β2 adrenegric untuk merangsang respon β2 pada otot polos uterus sehingga terjadi relaksasi dan hilangnya kontraksi. Jenis ob atnya yaitu tarbutalin dengan
dosisi 0,25 mg permenit diberikan dibawah kulit k ulit setiap 30 menit maksimum 3 kali, atau Ritodrin diberikan secara infuse intravena maksimum 0,35 mg permenit sampai 6 jam kontraksi hilang dengan dosisi pemeliharaan secara oral mg setiap 2-6 jam. b. Pematangan paru janin dengan pemberian kortiko steroid diberikan pada umur kehamilan 2834 minggu dan 24 jam sebelum persalinan, pemberian surfaktan. c. Metode kanguru untuk merawat bayi premature. Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan menyediaakan situasi dengan kondisi yang mirip dengan rahim ibu. Keuntungan metode kanguru: meningkatkan hubungan emosional ibu-bayi, menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan pernafasa, mengurangi stres pada ibu dan bayi, mengurangi lama menangis pada bayi, memperbaiki keadaan emosional ibu denga bayi, meningkatkan produksi ASI, menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit,mempersingkat masa lama di rumah sakit. Kriteria bayi untuk metode kanguru: berat badan kurang atau sama dengan 2000 gram, tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai, refleks dan koordinasi hisap dan menelan baik, perkembangan selama diinkubator baik, kesiapan dan keikut sertaan orang tua, sangan mendukung keberhasilan. B. POSTMATUR
1. Defenisi Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang berlangsung b erlangsung 42 minggu atau lebih. Istilah lainnya yaitu serotinus. Menentukan kehamilan postmatur dengan menggunakan rumus neagle dihitung dari HPHT dan berdasarkan taksiran persalinan (280 hari atau 40 minggu) dari HPHT. Pemeriksaaan USG sangat membantu taksiran umur kehamilan dan lebih akurat.
2. Etiologi Faktor potensial berupa defenisi hormone adenok ortikotrtopik (HCHT) pada fetus atau defenisi enzim sulfatase plasenta, kelainan sistem saraf pusat pada janin sep erti pada anansefalus; terdapatnya faktor yang mengganggu ibu maupun anak dan plasenta dengan gambaran klinis: menghilangnya lemak subkutan, kulit kering, keriput, atau retak-retak, pewarnaan mekonium pada kulit, umbilikus dan selaput ketuban, kuku dan rambut panjang, bayi malas. Komplikasi yang terjadi: kematian janin dalam rahim akibat insufisiensi plasenta karena menuanya plasenta, kematian neonatus yang tinggi, asfiksia. Penilaian kesejahteraan janin harus dilakukan seperti: evaluasdi cairan amnion deng an amniosentesis atau USG untuk melihat adanya hidramnion, pantau perubahan denyut jantung janin, menentukan scoring dari USG untuk melihat pernafasan janin, tonus, pergerakan fetus dan jumlah cairan amnion. 3. Pengelolaan Pengelolaan dibagi menjadi a. Ekspektatif: syaratnya keadaan janin baik dengan dasar 60% kehamilan akan berakhir dengan persalinan spontan pada usia kehamilan 40-41 minggu dan 80% pada kehamilan 43 minggu b. Aktif: tanpa melihat keadaan serviks induksi harus dilakukan pada fetus yang memiliki resiko untuk mengalami dismaturitas atau bila kehamilan mencapai 44 minggu, syaratnya dilakukan pengawasab intrapartum yang lebih ketat. Induksi dilakukan dengan tetesan oksitosin perinfus atau dengan pemakaina preparat prostaglandin. C. INTRA UTERINE GROWTH RETALDATION (IUGR)
1. Defenisi
IUGR adalah berat badan bayi baru kurang dari persentil 10 untuk usia kehamilan bayi, dalam artian bayi baru lahir berukuran labih kecil dengan usia kehamilannya. Penyebab IUGR dibedakan menjadi 3 faktor, yaitu : a. Maternal/ibu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit ginjal kronik, riwayat diabetes millitus, penyakit jantung dan pernafasan, malnutrisi dan anemia, onfeksi, pecandu alkohol, obat-obat tertentu, dan perokok. b. Uterus dan plasenta: penurunan aliran daraha dari uterus ke plasenta, plasenta abruption, plasenta previa, infark plasenta. c. Faktor janin antara lain: janin kembar, penyakit infeksi, kelainan konginitalo, kelainan kromosom, pajanan teratogen. 2. Manifestasi Klinik Bayi-bayi lahir IUGR biasanya tampak kurus, pucat dan berkulit keriput:tali puxsat umumnya tampak rapuh dan layu dibandingkan pada bayi normal yang tebal ndan kuat; Intra Uterine Growth Syndrom (IUGR) muncul sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan jaringan atau sel. 3. Pencegahan Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah IUGR, adalah sebagai berikut: usahakan hidup sehat, hindari stres selama kehamilan, hindari mengkonsumsi obat-obatan yang tidak dianjurkan selama hamil, olahraga teratur, hindarai alkohol, rokok dan narkoba, periksakan kehamilan secara rutin. 4. Prognosis Pada kasus-kasus IUGR yang sangat parah dapat d apat berakibat janin lahir mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak nan tinya. Kasus IUGR dapat muncul sekalipun ibu dalam kondisi sehat.
5. Diagnosis Untuk menegakan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan dengan menanyakan riwayat ibu apakah faktot-faktor ibu seperti dijelaskan diatas ada atau tidak, periksa tinggi fundus uteri (TFU) apakah sesuai atau tidak dengan usia kehamilan,lakukan ultranonograf (USG) fetomaternal, periksa denyut jantung janin dengan menggunakan doppler velocimetry. D. INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD)
1. Defenisi Intra Uterine Fetal Death/kematian janin dalam rahim yaitu kematian yang terjadi saat UK lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih (Nasdaldy). 2. Etiologi Penyebab IUFD sering kali dipicu oleh: ketidak cocokan rhesus darah ibu dan janin, ketidak cocokan golongan darah ibu dan janin, gerakannya janin terlalu aktif, penyakit pada ibu, kelainan kromosom, trama saat hamil, infeksi pada ibu, kelainan bawaan pada janin, perdarahan anterpartum, penyakit saluran kencing, penyakit endokrin, malnutrisi dan lain-lain. 3. Diagnosa Penetapan diagnosa diperoleh dengan cara: 1) Anamnesis Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan janin sangat berkurang. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya. Atau wanita belakangan ini merasakan perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan. 2) Inspeksi Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang kurus.
3) Palpasi • Tinggi fundus lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba gerakanan janin. • Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya k repitasi repitasi pada tulang kepala janin. 4) Auskultasi Baik memamakai setetoskop monoral maupun dengan Deptone akan terdengar DJJ. 5) Reaksi kehamilan Reaksi kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan. 6) Rontgen Foto Abdomen Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin Tanda Nojosk: adanya angulasi yang tajam tulang belakang janin. Tanda Gerhard: adanya hiperekstensi kepala tulang leher janin Tanda Spalding: overlaping tulang-tulang kepala (sutura) janin Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri tegak Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat. 7) Ultrasonografi Tidak terlihat djj dan nafas janin, badan dan tungkai janin tidak terlihat bergerak, ukuran biparietal janin setelah 30 minggu terlihat tidak bertambah panjang pada setiap minggu, terlihat kerangka yang bertumpuk, tidak terlihat struktur janin, terlihat penumpukan tulang tengkorak, dan reduksi cairan yang abnormal. 4. Penanganan a. Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim jangan terlalu terburu-buru bertindak sebaiknya observasi dulu dalam 3-4 minggu. b. Biasanya selam masih menunggu ini 70-90% akan terjadi persalinan yang spontan
c. Bila setelah 3 minggu kematian janin dalam kandungan atau 1 minggu setelah diagnosa. Partus belum mulai lakukan induksi partus. d. Induksi inpartus dapat dimulai dengan pemberian estrogen atau langsung dengan pemberian oksitosin drip atau tanpa amniotomi. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yan g terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu ( antara 20 – 20 – 37 37 minggu ) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram ( Manuaba, 1998 : 221). Penyebab persalinan prematur belum diketahui, adapun Kondisi yang di duga menimbulkan partus preterm antara lain: Hipertensi, Perkembangan janin terhambat, solusio Plasenta, plasenta Previa, kelainan Rhesus, diabetes. Sed angkan kondisi yang menimbulkan kontraksi yaitu Kelainan bawaan uterus, Ketuban pecah dini, Serviks Inkompeten, Kehamilan ganda. Adapun penanganan persalinan prematus: Penanganan Umum: 1. Lakukan evaluasi cepat keadaan ibu. 2. Upayakan melakukan konfirmasi umur kehamilan bayi. Sedangkan Prinsip Penanganannya: 1. Coba hentikan kontraksi uterus atau penundaan persalinan atau. 2. Persalinan berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya. (Saifuddin et.al., 2002 : 302). Untuk Bayi prematur dapat digunakan metode kangguru. Post-maturitas adalah suatu keadaan dimana bayi ba yi lahir setelah usia kehamilan melebihi 42 minggu. Etiologinya masih belum pasti. Faktor yang dikemukakan adalah hormonal yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus
terhadap oksitosin berkurang (Mochtar, Rustam, 1999). Diduga adanya kadar kortisol yang rendah pada darah janin. Selain itu, kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta juga diduga berhubungan dengan kehamilan lewat waktu.Tanda tanda Postmatur terbagi atas 3 stadium. Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran kehamilan. Intra Uterine Growth Restriction (IUGR) adalah berat badan bayi baru kurang dari persentil 10 untuk usia kehamilan bayi, dalam artian bayi baru lahir berukuran labih kecil dengan usia kehamilannya. Penyebab IUGR dibedakan menjadi 3 faktor, yaitu : 1. Maternal/ibu seperti: tekanan darah tinggi, pen yakit ginjal kronik, riwayat diabetes millitus, penyakit jantung dan pernafasan, malnutrisi dan anemia, onfeksi, pecandu alkohol, obat-obat tertentu, dan perokok. 2. Uterus dan plasenta: penurunan aliran darah a dari uterus ke plasenta, plasenta abruption, plasenta previa, infark plasenta. 3. Faktor janin antara lain: janin kembar, penyakit infeksi, kelainan konginitalo, kelainan kromosom, pajanan teratogen. Intra Uterine Fetal Death(IUFD) adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan, terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih. leb ih. Umumnya, kematian janin terjadi menjelang pe rsalinan saat usia kehamilan sudah memasuki 8 bulan. Etiologinya: Perdarahan: plasenta previa dan solusio placenta, Pre eklamsi dan eklamsi, Penyakit-penyakit kelainan darah, Penyakit-penyakit infeksi dan penyakit menular, Penyakit-penyakit saluran kencing, Penyakit endokrin, Malnutrisi dan sebagainya. Diagnosisnya bisa melalui IPPA, reaksi kehamilan, Rotgen foto abdomen, USG. B. Kritik dan SaranAkesehatan agar senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak.
Bagi teman-teman agar belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan professiona
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Premature yaitu persalinan yang berlangsung pada usia usia kehamilan 20-37
minggu
dipertimbangkan sebagai persalinan prematur dan terjadi pada kurang lebih 10% persalinan di Amerika Serikat. Kendati program pencegahan persalinan prematur, terapi farmakologis untuk persalinan
premature
dan
upaya
mengenali
faktor
risiko
persalinan
digalakkan,angka persalinan prematur tidak berubah selama 40 tahun terakhir.
prematur
telah
Kehamilan post matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata- rata 28 hari. Selain itu ada juga yang dihitung 42 minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42 minggu.Partusnya disebut partus postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus. Kematian janin dalam kandungan disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua. Jika terjadi pada trimester pertama disebut disebut keguguran atau abortus. IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan. (Sarwono, 2005).
B.
Saran
1.
Bagi Ibu ibu yang hamil hendaknya memeriksakan dirinya secara rutin mnimal 4 kali selama kehamilan agar bisa dideteksi secara dini bila ada kelainan pada janinnya.
2.
Bagi petugas kesehatan agar senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak
3. Bagi teman teman agar belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan profesional
SILABUS Mata Kuliah Semester Beban Studi Perguruan Tinggi Peremua n I
: Askeb IV (Patologi Kebidanan) : IV (Empat) : 2 SKS : STIKes RSHM Tujuan
Pokok Metode Bahasan/Sub Pokok Bahasan Pada akhir perkuliahan .Prinsip deteksi Cerama mahasiswa dapat: dini terhadap h Menjelaskan prinsip deteksi kelainan, Tanya dini ibu dengan komplikasi dan jawab kehamilan,komplikasi,peny penyakit yang akit yang lazim terjadi lazim terjasi dalam kehamilan,persalinan pada ibu masa dan masa nifas kehamilan, persalinan dan masa nifas Pemeriksaan kehamilan dini (early ANC detection) Kontak dini kehamilan trimester I Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu Skrining untuk deteksi dini .Deteksi dini penyulit persalinan Pemanfaatan patografi pada setiap persalinan kala I aktif .Deteksi dini komplikasi
Wakt u
Medi a
Evaluasi
60 LCD, menit papan tulis, spido l,
Quesion er
II
Pada akhir perkuliahan mahasiswa dapat: Menjelaskan penyakit menyertai pada ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas
masa nifas 2 jam masa nifas 6 jam masa nifas 6 hari masa nifas 6 minggu masa nifas 2.1. Penyakit Cerama yang menyertai h kehamilan dan Tanya persalinan jawab 2.1.1. TB Paru 2.1.2. Ginjal 2.1.3. Jantung 2.1.4. DM 2.1.5. Asma 2.2. Infeksi yang menyertai kehamilan dan persalinan 2.2.1. Sypilis 2.2.2. CMV (cytomegalo virus) 2.2.3. Rubbela 2.2.4. Herves 2.2.5. Varicella 2.2.6. Toxoplasmosis 2.2.7. Infeksi Traktus Urinarius 2.2.8. Hepatitis 2.2.9. HIV/AIDS
60 LCD, menit papan tulis, spido l
Quesion er
III
IV
Pada akhir perkuliahan mahasiswa dapat: Melakukan deteksi dini kelainan, komplikasi dan penyulit masa kehamilan, persalinan dan nifas
2.2.10. Typus Abdominalis 3.1. Deteksi Cerama dini kehamilan, h komplikasi, dan Tanya penyakit masa jawab kehamilan, persalinan dan masa nifas
3.1.1. Masa Kehamilan - Trimester I - Trimester II - Trimester III 3.1.2. Masa Persalinan - Kala I - Kala II - Kala III 3.1.3. Masa Nifas - Kala IV - 6 jam - 6 hari - 6 minggu Pada akhir perkuliahan 4.1. Komplikasi Cerama mahasiswa dapat: dan penyakit h tanya Melaksanakan Asuhan kehamilan jawab Kebidanan pada ibu dengan trimester I komplikasi, kelainan, dan II penyakit dalam masa 4.1.1. kehamilan Anemia kehamilan 4.1.2. Hyperemesis gravidarum 4.1.3. Abortus 4.1.4. KET 4.1.5. Molahidatidosa
60 LCD, menit papan tulis, spido l
Quesion er
60 LCD, menit papan tuis, spido l
Quesion er
4.2. Komplikasi dan penyulit kehamilan trimester I dan II 4.2.1. Kehamilan dengan hipertensi Hipertensi essensial Hipertensi karena kehamilan (PIH) Preeklampsia Eklampsia 4.2.2. Perdarahan antepartum Solusio plasenta Plasenta previa Inserto velamentosa Ruptura sinus marginalis Plasenta sirkumvatala 4.2.3. Kelainan dalam lamanya kehamilan Prematur -
V
Postmatur - Intra uterine fetal death (IUFD) Pada akhir perkuliahan 5.1. Komplikasi Cerama 60 LCD, mahasiswa dapat: dan penyulit h Tanya menit papan Melaksanakan Asuhan kehamilan jawab tulis, Kebidanan pada ibu dengan trimester I spido komplikasi, kelainan, dan II l penyakit dalam masa 5.1.1. kehamilan Kehamilan ganda 5.1.2. Kelainan air ketuban KPSW Polihidramnion Oligohidramnio n 5.1.3. Kelainan letak - Letak sungsang - Letak lintang 5.1.4. Kehamilan disertai penyakit - DM Jantung Sistem pernafasan Sistem pencernaan Sistem hematology Sistem
Quesion er
VI
Pada akhir perkuliahan mahasiswa dapat: Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada masa ibu dengan komplikasi kelainan, penyakit dalam persalinan
perkemihan 5.1.5. Kehamilan dengan infeksi Rubella Hepatitis 5.1.6. Kehamilan dengan PMS Gonore/sypilis HIV/AIDS 5.1.7. Kehamilan dengan penyakit gangguan jiwa Depresi Psikosa Psikoneorosa 6.1. Konsep Cerama dasar penyulit h kala I dan II Tanya 6.1.1. Konsep jawab dasar kelainan presentasi dan posisi - Puncak kepala - Dahi - Muka Persisten oksipito posterior 6.1.2. Konsep dasar distosia - Distosia kelainan
60 LCD, menit papan tulis, spido l
Quesion er
tenaga/his ~ His hipotonik ~ His hipertonik ~ His yang tidak terkoordinasi 6.1.3. Distosia kelainan alat kandungan - Vulva - Vagina Uterus/serviks 6.1.4. Distosia kelainan janin - Bayi besar Hydrocephalus - Kembar siam - Gawat janin 6.1.5. Distosia kelainan jalan lahir Keseimbangan PAP Kesempitan bidang tengah pelvis Kesempitan PBP 6.2. Persalinan dengan penyulit kala III dan IV 6.2.1.
VII
Penyulit kala III persalinan 6.2.2. Atonia uteri 6.2.3. Retensio plasenta 6.2.4. Emboli air ketuban 6.2.5. Robekan jalan lahir Perineum - Vagina - Serviks 6.2.6. Inversio uteri 6.2.7. Perdarahan kala IV (primer) 6.2.8. Syok obstetrik Pada akhir perkuliahan 7.1. Komplikasi mahasiswa dapat: dan penyakit Melakukan Asuhan dalam masa Kebidanan pada ibu dengan nifas komplikasi, kelainan, serta penyakit dalam masa nifas penanganannya 7.1.1. Infeksi nifas Endomeritis Peritonitas Bendungan ASI - Infeksi payudara Thrombophlebi tis - Luka perineum 7.1.2. Perdarahan post
Cerama h Tanya jawab
60 LCD, menit papan tulis, spido l
Quesion er
partum dan penanganannya - Tahapan: primer dan skunder Penyebab: atonia uteri, retensio plasenta, robekan jalan lahir 7.1.3. Gangguan psikologis masa nifas - Depresi post partum - Post partum blus - post partum psikosa
VIII
UJIAN TENGAH SEMESTER Pada akhir perkuliahan 8.1. Pengertian Cerama mahasiswa dapat: 8.2. Tujuan h Melakukan Asuhan 8.3. Jenis, Tanya Kebidanan pada ibu dengan penyebab, jawab gangguan sistem reproduksi patofisiologis dan gambaran klinis pada ibu 8.3.1. Mastitis 8.3.2. Fibrio adenoma 8.3.3. Kista sarcoma filodes 8.3.4. Sarcoma 8.3.5. Kanker payudara 8.3.6. Tumor jinak dan ganas
60 LCD, menit papan tulis, spido l
Quesion er
IX
Pada akhir perkuliahan mahasiswa dapat: Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada infertilitas
X
Pada akhir perkuliahan mahasiswa dapat: Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada masa klimaksterium/menopause
pada vulva, vagina, tuba, uterus, duarium, 8.4. Prosedur pemeriksaan 8.5. Deteksi dini 9.1. Pengertian Cerama infertilitas h 9.2. Tanya Pemeriksaan jawab infertilitas 9.3. Masalah yang timbul pada infertilitas 9.4. Faktor yang mempengaruhi infertilitas 9.5. Manajemen kebidanan pada infertilitas 10.1. Cerama Pengertian h klimakterium Tanya 10.2. jawab Pengertian menopause 10.3. Tandatanda awal dari klimakterium dan menopause 10.4. Gangguan klimakterium dan menopause 10.5. Manajemen kebidanan klimakterium dan
60 LCD, menit papan tulis, spido l
Quesion er
60 LCD, menit papan tulis, spido l
Quesion er
XI
XII
XIII
Menopause Pada akhir perkuliahan 11.1. Cerama mahasiswa dapat: Pengertian h Melaksanakan Asuhan 11.2. Tanda, Tanya Kebidanan pada perdarahan gejala dan jawab di luar haid penanganan 11.2.1. Polip 11.2.2. Ero, portio 11.2.3. Uleus portio 11.2.4. Trauma 11.2.5. Polips endometrium Pada akhir perkuliahan 12.1. Tanda, Cerama mahasiswa dapat: gejala dan h Melaksanakan Asuhan penanganan Tanya Kebidanan pada radang 12.1.1. jawab genetalia interna Cerviksitis 12.1.2. Endomentritis 12.1.3. Endometriosis 12.1.4. Myometritis 12.1.5. Parametritis 12.1.6. Adnexitis 12.1.7. Peritonitis 12.1.8. Pelviksitis 12.1.9. Kelainan pada ovarium 12.1.10. Salpingitis Pada akhir perkuliahan 13.1. Praktek Cerama mahasiswa dapat: dokumentasi h Melaksanakan kebidanan Tanya pendokumentasian sesuai patologi jawab dengan format yang 13.1.1.
60 LCD, menit papan tulis, spido l
Quesion er
60 LCD, menit papan tulis, spido l
Quesion er
60 LCD, menit papan tulis, spido l
Quesion er
tersedia di institusi pelayanan
XIV
Pada akhir perkuliahan mahasiswa dapat: Pelaksanaan rujukan berdasarkan standar praktik kebidanan dan protap UJIAN AKHIR SEMESTER
Pengkajian data 13.1.2. Rumusan diagnosa/masal ah 13.1.3. Perencanaan asuhan 13.1.4. Pelaksanaan asuhan 13.1.5. Evaluasi asuhan 14.1. Sistem rujukan
Cerama h Tanya jawab
60 LCD, menit papan tulis, spido l
Quesion er
KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN
1. Premature/ Preterem
Persalinan premature adalah terjadinya persalinan pada usia kehamilan 28- 37 minggu dengan perkiraan berat janin antara 1000- 2500 gram. Persalinan pre mature merupakan penyebab utama dari kematian neonatal, yaitu kira- kira 50 % dari seluruh kematian janin.
Menurut holmer dan de Snoo, bayi premature adalah bayi yang lahir dengan kehamilan 28- 38 minggu.
Menurut greenhill, bayi premature adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
Menurut Eastmen, bayi premature adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1000- 2499 gram.
Etiologi :
a.
Toksemia gravidarum
b. Multiparitas c.
Perdarahan antepartum
d. Kelainan serviks e.
Komlikasi dari penyakit, seperti sifilis, dekompensasi kordis, rematik, penyakit ginjal dan mioma uteri.
f.
Kelainan kongenital
g.
Ketuban pecah dini
h.
Rh- factor
i.
Hidramnion
j.
Gemeli
Factor yang mempengaruhi prematuritas :
a.
Umur ibu, suku bangsa, social ekonomi.
b. Bakteri uria/ infeksi saluran kencing c.
BB ibu sebelum hamil dan sewaktu hamil
d. Antenatal care e.
Anemia, penyakit jantung
f.
Jarak persalinan yang terlalu dekat
g.
Pekerjaan yang terlalu berat saat hamil berat
h.
Keadaan dimana bayi terpaksa dilahirkan premature, misalnya pada plasenta previa. Solution plasenta atau kehamilan ganda.
Penanganan Persalinan Premature :
Prinsip penanganan persalinan premature ada;ah :
Coba hentikan kontraksi uterus / penundaan kelahiran
Persalinan berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya .
Upaya menghentikan kontrsksi uterus kemungkinan obat-obatan atau tokolitik hanya berhasil sebentar, tapi penting untuk memberikan kortikosteroid, intervensi ini bertujuan untuk menunda kelahiran sampai bayi cukup matang untuk lahir ( 37 minggu) Penundaan kehamilan dilakukan bila :
-
Umur kehamilan 37 minggu
-
Pembukaan serviks kurang dari 3 cm
-
Tidak ada amnionitis, pre- eklamsi atau perdarahan yang aktif.
-
Tidak ada gawat janin.
2. Post matur Kehamilan post matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata- rata 28 hari. Selain itu ada juga yang dihitung 42 minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42 minggu. Partusnya disebut partus postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus. Etiologi :
Etiologi pasti belum diketahui. Tapi ada yang menyebabkan faktor penyebabnya adalah faktor hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain adalah faktor herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu.
Tanda-tanda bayi postmatur :
1. Biasanya lebih berat dari bayi bayi matur 2. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari ba yi matur 3. Rambut lanugo hilang atau sangat kurang 4. Verniks kaseosa di badan kurang 5. Kuku-kuku panjang 6. Rambut kepala agak tebal 7. Kulit agak pucat dengan desquamasi epitel
Pengaruh terhadap ibu dan janin :
a) Terhadap ibu Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena -
Aksi uterus tidak terkoordinasi
-
Janin besar
-
Molase kepala kurang Maka sering dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.
b) Terhadap janin Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan 42 minggu 3kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada janin bervariasi : Berat badan janin dapat d apat bertambah besar, tetap, da nada n ada yang berkurang setelah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bias terjadi kematian janin dalam kandungan. Penatalaksanaan :
1.
Setelah usia kehamilan lebih dari 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik baiknya.
2.
Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
3. Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan atau rujuk.
3. Intrauterin Growth Retardation (IUGR)
Retardasi pertumbuhan intrauterine yaitu bayi yang pertumbuhannya terhambat di dalam rahim dimana berat bayi kurang dari usia kehamilan . Diketahui 5 – 5 – 7 7 % mengalami IUGR. Bayi-bayi ni berada dalam resiko tinggi dalam kematian perinatal, asidosis neonatal, hipoglikemia, hipokalsemia, dan polisitenia. Makin rendah berat badan lahir, makin besar kemungkinan bahaya bagi bayi . Faktor resiko :
a) Nutrisi buruk b) Status social ekonomi lemah c) Pertumbuhan berat badan maternal buruk d) Berat badan ibu sebelum kehamilan kurang dari 45 kg . e) Zat kimia yang teratogen f)
Kelainan kromosom seperti trisomi
g) Infeksi virus atau bakteri pada maternal h) Abnormalitas genetic i)
Kehamilan Ganda
j)
Riwayat kehamilan IUGR sebelumnya
k) Ibu yang merokok atau menggunakan narkotika atau peminum alcohol l)
Penyakit pada ibu : anemia, DM, Preeklamsi, Penyakit Jantung dan penyakit vaskuler.
Diagnosis
TFU tidak tidak sesuai dengan usia kehamilan
Peningkatan berat badan ibu kurang atau tidak ada
Penurunan cairan amnion atau cairan ketuban
Pemeriksaan USG
Wewenang Bidan
A. Pada Kehamilan -
Pengawasan kehamilan pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu dan jumlah cairan ketuban cukup. Jika dekat aterm persalinan disegerakan.
-
Kolaborasi ke dokter OBGIN untuk pemeriksaan USG dan kesejahteraan janin.
-
Anjurkan ibu untuk tidak merokok lagi, menggunakan narkotik atau minum alcohol.
-
Berikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan status nutrisi.
-
Batasi aktivitas ibu, anjurkan ibu lebih banyak istirahat dan kurangi pekerjaan atau aktivitas yang terlalu berat.
B. Saat Persalinan -
Awasi kemejuan persalinan seperti biasa dengan menggunakan partograf .
-
Kolaborasi dengan dokter OBGIN jika kemungkinan partus di rumah bidan .
-
Pantau DJJ selama proses persalinan.
-
Rujuk bayi ke rumah sakit jika ada tanda-tanda bayi mengalami aspirasi mekonium.