Kelainan Penciuman & Pengecapan (http://indonesiaindonesia.com/f/9972-kelainan-penciuman-and-pengecapan/) (https://lizanasunshine.wordpress.com/2012/12/29/hidung/)
!"#$#%# &elainan enciuman engecapan *arang +eraki+at fatal sehingga tidak mendapatkan perhatian medis ,ang khusus. etapi etapi kelainan ini +isa men,e+a+kan penderita men*adi putus asa karena mempengaruhi kemampuann,a untuk menikmati makanan minuman dan +au ,ang men,enangkan. &elainan ini *uga mempengaruhi kemampuan penderita untuk mengenali +ahan kimia dan gas ,ang +er+aha,a ,ang dapat menim+ulkan aki+at ,ang serius. enciuman dan pengecapan sangat +erhu+ungan erat. %era+ut pengecap di lidah menentukan rasa saraf-saraf di hidung menentukan penciuman. &edua sensasi terse+ut terse +ut dihu+ungkan ke otak ,ang kemudian mengga+ungkan informasi ,ang didapat untuk mengenal dan mengapresiasikan rasa. e+erapa rasa (seperti asin pahit manis dan asam) +isa dikenal tanpa penciuman tetapi untuk mengenali rasa ,ang le+ih kompleks (misaln,a fram+os) diperlukan ga+ungan dari indera penciuman dan pengecapan. GEJALA Anosmia nosmia adalah hilangn,a atau +erkurangn,a kemampuan untuk mem+aui merupakan kelainan ,ang paling sering ditemui. enciuman +isa dipengaruhi oleh +e+erapa peru+ahan di dalam hidung di dalam saraf ,ang +erasal dari hidung menu*u ke otak atau di dalam otak. isaln,a *ika rongga hidung tersum+at karena pilek maka penciuman +isa +erkurang karena +au tidak sampai ke penerima +au. &emampuan mem+aui mem+aui akan mempengaruhi rasa sehingga pada penderita pilek rasa dari makanan terasa kurang enak. %el-sel penciuman kadang mengalami kerusakan sementara oleh 3irus flu +e+erapa penderita tidak dapat mem+aui atau merasa dengan +aik selama +e+erapa hari atau +ahkan +ermingguminggu setelah mengalami flu.&adang hilangn,a penciuman a tau pengecapan +erlangsung selama +er+ulan-+ulan atau +ahkan +ersifat menetap.%el-sel penciuman +isa mengalami kerusakan atau kehancuran oleh infeksi sinus hidung ,ang serius atau karena terapi pen,inaran untuk kanker.en,e+a+ kanker.en,e+a+ tersering dari hilangn,a hilangn,a penciuman ,ang menetap adalah cedera kepala. %era+ut-sera+ut dari saraf olfaktorius (saraf ,ang mengandung penerima +au) terletak pada dasar tengkorak ,ang memisahkan rongga intrakranial dengan rongga hidung.
nosmia diaki+atkan oleh hal-hal se+agai +erikut : 1.
2.
er*adin, er*adin,aa pen,um+at pen,um+atan an rongga rongga hidung hidung misaln,a misaln,a aki+at aki+at pilek dan pem+engkak pem+engkakan an kelen*ar polip. 4anggu 4angguan an pada pada urat urat saraf saraf indera indera pem+au pem+au..
Hipersomnia 5ipersomnia adalah penciuman ,ang +erle+ihan le+ih *arang ter*adi. Disosmia
isosmia adalah +eru+ahn,a penciuman ,ang men,e+a+kan penderita merasa mencium +au ,ang tidak enak. isosmia +isa dise+a+kan oleh: - #nfeksi di dalam sinus - &erusakan parsial pada saraf olfaktorius - &e+ersihan mlut ,ang *elek sehingga ter*adi infeksi mulut ,ang +er+au tidak enak dan tercium oleh hidung - epresi. e+erapa penderita ke*ang ,ang pen,e+a+n,a +erasal dari +agian otak ,ang merasakan +au (saraf olfaktorius) akan merncium +au ,ang tidak men,enangkan (halusinasi olfaktori). 5al ini merupakan +agian dari ke*ang +ukan merupakan disosmia. Ageusia geusia merupakan +erkurangn,a atau hilangn,a pengecapan. en,e+a+n,a adalah +er+agai keadaan ,ang mempengaruhi lid ah: - ulut ,ang sangat kering - erokok +erat - erapi pen,inaran pada kepala dan leher - !fek samping dari o+at (misaln,a 3inkristin-o+at antikanker atau amitriptilin-o+at antidepresi). Disgeusia isgeusia adalah +eru+ahn,a pengecapan. en,e+a+n,a +isa +erupa: - 6uka +akar pada lidah (+isa men,e+a+kan kerusakan sementara pada *on*ot-*on*ot pengecap) - ells pals, (+isa men,e+a+kan +erkurangn,a pengecapan pada salah satu sisi lidah) - epresi.
#4$8% ntuk mengu*i penciuman +isa digunakan wewangian ,ang +erasal dari min,ak wangi sa+un dan makanan (misaln,a kopi atau cengkeh).ntuk mengu*i pengecapan +isa digunakan gula (manis) *us *eruk (asam) garam (asin) dan aspirin-kuinin-lidah +ua,a (pahit).&eadaan mulut *uga diperiksa untuk melihat kemungkinan adan,a infeksi atau kekeringan (terlalu sedikit ludah).arang diperlukan pemeriksaan ; scan maupun <# kepala. !$48$ ergantung kepada pen,e+a+n,a +isa dilakukan hal-hal +erikut: - eru+ah atau mengentikan pemakaian o+at-o+at ,ang diduga men*adi pen,e+a+ ter*adin,a kelainan ini - en*aga agar mulut tetap +asah dengan cara mengulum permen - enunggu +e+erapa minggu untuk melihat perkem+angan selan* utn,a. am+ahan seng (+isa di+eli +e+as maupun dengan resep dokter) +isa mempercepat pen,em+uhan terutama pada kelainan ,ang tim+ul setelah serangan flu.gar hidung dapat +erfungsi dengan +aik hidung harus dirawat dengan +aik. %etiap hari hidung harus di+ersihkan. 5idung men*adi kotor karena udara ,ang kita cium mengandung +utiran de+u. %egeralah ke dokter *ika kamu menderita pilek le+ih dari seminggu agar pilekmu tidak semakin parah. ilek ,ang lama dapat merusak indera pem+au.
Indra Penciuman (http://+aitulher+al.com/macam-macam-pen,akit-dan-cara pengo+atann,a/gangguan-kesehatan-pada-hidung-atau-indra-penciuman/) #ndra penciuman pada manusia adalah hidung. #ndra penciuman merupakan salah satu panca indra ,ang kerap tidak disadari fugsin,a. $amun ketika seseorang menderita gangguan kesehatan +erupa tidak +isa mencium +au +arulah mereka merasa +ahwa indra penciumann,a mengalami masalah dan nafsu makan pun *uga ikut +erkurang karenan,a. 4angguan pada indra penciuman dapat mem+erikan dampak ,ang signifikannpada kehidupan seseorang karena dapat men,e+a+kan +erkurangn,a nafsu makan. dapun +e+erapa gangguan kesehatan pada indra penciuman adalah se+agai +erikut. Anosmia nosmia adalah salah satu gangguan pada indra penciuman ,ang mengaki+atkan penderita tidak dapat mencium +au sama sekali. pen,e+a+ dari gangguan ini adalah adan,a gangguan saluran hidung ;edera &epala dan umor sulkus olfaktorius. Disosmia inosmia adalah salahsatu gangguan pada indra penciuman ,ang mengaki+atkan penderita mengalami peru+ahan penciuman sehingga penderita merasa selalu mencium +au ,ang tidak enak. 4angguan ini dapat dise+a+kan oleh infeksi didalam sinus kerusakan parsial pada s,araf alfaktorius kurangn,a ke+ersihan mulut. Hiposmia 5iposmia adalah kondisi dimana +erkurangn,a kemampuan untuk mencium +au. ika pada nosmia penderita tidak dapat mencium +au sama sekali maka pada hiposmia penderita han,a kehilangan sensitifitas +au tertentu. Hipernosmia 5ipernosmia *uga merupakan salah satu gangguan pada indra penciuman ,aitu penciuman ,ang +erle+ihan. $amun gangguan ini sangat *arang ter*adi. Polip Hidung olip 5idung adalah gangguan pada indra penciuman dimana penderita mengalami gangguan +erupa adan,a pertum+uhan sel ,ang +ersifat *inak di selaput lendir hidung. hal ini +isa dise+a+kan oleh reaksi hipersensitif atau *uga +isa karena alergi. Salesma (Cold) dan Influena %alesma dan #nfluenza adalah gangguan pada indra penciuman dimana penderita mengalami infeksi pada alat pernafasan. 4angguan ini dise+a+kan oleh 3irus dan umumn,a men,e+a+kan +atuk pilek sakit leher danterkadang *uga disertai dengan panas serta sakit pada persendian. Hidung !ersum"a! a!au Pile# 4angguan kesehatan pada indra penciuman +erikutn,a adalah hidung tersum+at datau pilek. =aitu kondisi dimana penderita pada hidungn,a terdapat +an,ak lendir. &ondisi ini dapat dise+a+kan oleh alergi maupun 3irus. 5idung ,ang ters um+at *uga men,e+a+kan penderitan,a kesulitan untuk +ernafas karena sinusn,a terganggu.emikian +e+erapa gangguan ,ang dapat menngganggu fungsi indra penciuman. %emoga sedikit pen*elas an
diatas dapat menam+ah wawasan serta pengetahuan kita tentang +etapa pentingn,a kesehatan indra penciuman. %emoga dapat mem+erikan manfaat +agi pem+aca semua.
Indera peng$idu ($!!ps%!$!#l'ordpress'com**+*,-gangguan.penciumanpeng$indu) PE/DAH0L0A/ #ndera penghidu/pem+au ,ang merupakan fungsi saraf olfaktorius ($.#) sangat erat hu+ungann,a dengan indera pengecap ,ang dilakukan oleh saraf trigeminus ($.>) karena seringkali kedua sensoris ini +eker*a +ersama-sama.
4angguan pem+auan dapat +ersifat total (seluruh +au) parsial (han,a se*umlah +au) atau spesifik (han,a satu atau se*umlah kecil +au). A/A123I DA/ 4ISI2L2GI $euroepitel olfaktorius terletak di +agian atas rongga hidung di dekat cri+iform plate septum nasi superior dan dinding nasal superolateral. %truktur ini merupakan neuroepitelium pseudostratified khusus ,ang didalamn,a terdapat reseptor olfaktorius utama. ada neonatus daerah ini merupakan suatu lem+ar neural ,ang padat namun pada anak-anak dan dewasa ter+entuk interdigitasi antara *aringan respiratorius dan olfaktorius.engan +ertam+ahn,a usia seseorang *umlah neuron olfaktorius ini lam+at laun akan +erkurang. %elain neuron olfaktorius epitel ini *uga tersusun oleh sel-sel penopang ,aitu duktus dan glandula owman ,ang sifatn,a unik pada epitel olfaktorius dan sel +asal ,ang +erfungsi pada regenerasi epitel. %ensasi pem+auan diperantarai oleh stimulasi sel reseptor olfaktorius oleh +ahan-+ahan kimia
,ang mudah menguap. ntuk dapat menstimulasi reseptor olfaktorius molekul ,ang terdapat dalam udara harus mengalir melalui rongga hidung dengan arus udara ,ang cukup tur+ulen dan +ersentuhan dengan reseptor. "aktor-faktor ,ang menentukan efekti3itas stimulasi +au meliputi durasi 3olume dan kecepatan menghirup. iap sel reseptor olfaktorius merupakan neuron +ipolar sensorik utama. alam rongga hidung rata-rata terdapat le+ih dari 100 *uta reseptor. $euron olfaktorius +ersifat unik karena secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel +asal ,ang terletak di+awahn,a. %el-sel reseptor +aru dihasilkan kurang le+ih setiap E0-B0 hari.
2. Adan5a massa!umor dapat men,um+at rongga hidung sehingga menghalangi alir an odorant ke epitel olfaktorius. &elainann,a meliputi polip nasal (paling sering) in3erting papilloma dan keganasan. E. A"normali!as de6elopmen!al (misaln,a ensefalokel kista dermoid) *uga dapat men,e+a+kan o+struksi. A. asien pasca laringe#!omi a!au !ra#$eo!omi dapat menderita hiposmia karena +erkurang atau tidak adan,a aliran udara ,ang melalui hidung. asien anak dengan trakheotomi dan dipasang kanula pada usia ,ang sangat muda dan dalam *angka waktu ,ang lama kadang tetap menderita gangguan pem+auan meski telah dilakukan dekanulasi hal ini ter*adi karena tidak adan,a stimulasi sistem olfaktorius pada usia ,ang dini. Defe# sen!ralsensorineural 1. Proses infe#siinflamasi men,e+a+kan defek sentral dan gangguan pada transmisi sin,al. &elainann,a meliputi infeksi 3irus (,ang merusak neuroepitel) sarkoidosis (mempengaruhi stuktur saraf) Gegener granulomatosis dan sklerosis multipel. 2. Pen5e"a" #ongeni!al men,e+a+kan hilangn,a struktur saraf. &allman s,ndrome ditandai oleh anosmia aki+at kegagalan ontogenesis struktur olfakorius dan hipogonadisme hipogonadotropik. %alahsatu penelitian *uga menemukan +ahwa pada &all man s,ndrome tidak ter+entuk >$8. E. Gangguan endo#rin (hipotiroidisme hipoadrenalisme ) +erpengaruh pada fungsi pem+auan. A. 1rauma #epala7 operasi o!a# atau perdarahan su+arakhnoid dapat men,e+a+kan regangan kerusakan atau terpotongn,a fila olfaktoria ,ang halus dan mengaki+atkan anosmia. F. isfungsi pem+auan *uga dapat dise+a+kan oleh !o#sisi!as dari o"a!.o"a!an sis!emi# a!auin$alasi (aminoglikosida formaldehid). an,ak o+at-o+atan dan sen,awa ,ang dapat mengu+ah sensiti3itas +au diantaran,a alkohol nikotin +ahan terlarut organik dan pengolesan garam zink secara langsung. B. Defisiensi gii (3itamin thiamin zink) ter+ukti dapat mempengaruhi pem+auan. 7. umlah sera+ut pada +ul+us olfaktorius +erkurang dengan la*u 1@ per tahun. erkurangn,a
struktur +ul+us olfaktorius ini dapat ter*adi sekunder karena +erkurangn,a sel-sel sensorik pada mukosa olfaktorius dan penurunan fungsi proses kognitif di susunan saraf pusat. ?. Proses degenera!if pada sistem saraf pusat (pen,akit arkinson lzheimer disease proses penuaan normal) dapat men,e+a+kan hiposmia. ada kasus lzheimer disease hilangn,a fungsi pem+auan kadang merupakan ge*ala pertama dari proses pen,akitn,a. %e*alan dengan proses penuaan +erkurangn,a fungsi pem+auan le+ih +erat daripada fungsi pengecapan dimana penurunann,a nampak paling menon*ol selama usia dekade ketu*uh. Galau dahulu pernah dianggap se+agai defek konduktif murni aki+at adan,a edema mukosa dan pem+entukan polip rhinosinusitis kronik nampakn,a *uga men,e+a+kan kerusakan neuroepitel disertai hilangn,a reseptor olfaktorius ,ang pemanen melalui upregulated apoptosis.
DIAG/2SIS GA/GG0A/ PE38A0A/ ahapan pertama dalam mendiagnosis adalah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara men,eluruh. erikan penekanan khusus pada riwa,at <# patologi hidung atau sinus riwa,at trauma masalah medis lainn,a dan o+at-o+atan ,ang diminum. 6akukan ; scan *ika dipandang perlu. ada umumn,a +erkurangn,a fungsi pem+auan tanpa disertei ge*ala susunan saraf pusat atau pemeriksaan neurologis ,ang a+normal sangat kecil kemungkinann,a +erhu+ungan dengan massa intrakranial seperti meningioma. &endati demikian seringkali dian*urkan untuk melakukan pemeriksaan <# apa+ila riwa,at pen,akitn,a tidak mendukung atau ditemukan ge*ala dan tanda neurologis sekunder. Galau tidak dian*urkan untuk melakkan pemeriksaan la+oratorium standard namun dapat dilakukan pemeriksaan alergi fungsi tiroid fungsi gin*al dan hepar fungsi endokrin dan defisiensi gizi +erdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. iopsi epitel olfaktorius merupakan suatu teknik dalam riset. A' 1anda dan Ge9ala engetahui awitan dan perkem+angan kelainan penciuman dapat men*adi hal ,ang sangat penting untuk menegakkan diagnosis etiologik. nosmia unilateral *arang men*adi keluhan ia han,a dapat dikenali dengan mengu*i +au secara terpisah pada masing-masing lu+ang hidung. nosmia +ilateral di lain pihak mem+uat pasien mencari pertolongan dokter. asien-pasien anosmik +iasan,a mengeluhkan hilangn,a kemampuan merasa meskipun am+ang rasan,a mungkin +erada pada kisaran normal. ada ken,ataann,a mereka mengeluhkan hilangn,a deteksi rasa ,ang se+agian +esar merupakan fungsi dari penciuman 8' 1emuan 4isi# emeriksaan fisik harus meliputi pemeriksaan lengkap pada telinga saluran napas +agian atas kepala dan leher. &elainan pada masing-masing daerah kepala dan leher dapat men,e+a+kan disfungsi penciuman. &e+eradaan otitis media serosa dapat menun*ukkan adan,a massa nasofaring atau peradangan. emeriksaan hidung ,ang seksama untuk mencari massa hidung *endalan darah polip dan peradangan mem+ran hidung sangat penting. ila ada rinoskopi anterior harus ditun*ang dengan pemeriksaan endoskopik pada rongga hidung dan nasofaring. &e+eradaan telekantus pada pemeriksaan mata dapat mengarah ke massa atau peradangan di sinus. assa nasofaring ,ang menon*ol ke rongga mulut atau drainase purulen di orofaring dapat ditemukan pada pemeriksaan mulut. 6eher harus dipalpasi untuk mencari massa atau pem+esaran tiroid. emeriksaan saraf ,ang menekankan pada ner3us kranialis dan fungsi sensorimotorik sangat penting. ood pasien secara umum harus dinilai dan tandatanda depresi harus dicatat. C' 1emuan La"ora!orium elah dikem+angkan teknik-teknik untuk +iopsi neuroepitelium olfaktorius. $amun karena degenerasi neuroepitelium olfaktorius ,ang luas dan interkalasi epitel pernapasan pada daerah penciuman orang dewasa tanpa disfungsi penciuman ,ang *elas material +iopsi harus diinterpretasikan dengan hati-hati. D' Penci!raan
; scan atau <# kepala di+utuhkan untuk men,ingkirkan neoplasma pada fossa kranii anterior fraktur fossa kranii anterior ,ang tak diduga se+elumn,a sinusitis paranasalis dan neoplasma pada rongga hidung dan sinus paranasalis. &elainan tulang paling +agus dilihat melalui ; sedangkan <# +ermanfaat untuk menge3aluasi +ul+us olfaktorius 3entrikel dan *aringan-*aringan lunak lainn,a di otak. ; koronal paling +aik untuk memeriksa anatomi dan pen,akit pada lempeng kri+iformis fossa kranii anterior dan sinus. E' Pemeri#saan Sensori# emeriksaan sensorik fungsi penciuman di+utuhkan untuk memastikan keluhan pasien menge3aluasi keman*uran terapi dan menentukan dera*at gangguan permanen.
1. 6angkah pertama menentukan sensasi kualitatif 6angkah pertama dalam pemeriksaan sensorik adalah menentukan dera*at se*auh mana ke+eradaan sensasi kualitatif. e+erapa metode sudah tersedia untuk pemeriksaan penciuman. a. es 8dor stiH I es 8dor stiH menggunakan se+uah pena a*ai+ mirip spidol ,ang menghasilkan +au-+auan. ena ini dipegang dalam *arak sekitar E-B inci dari hidung pasien untuk memeriksa persepsi +au oleh pasien secara kasar. +. es alkohol 12 inci I %atu lagi tes ,ang memeriksa persepsi kasar terhadap +au tes alkohol 12 incimenggunakan paket alkohol isopropil ,ang +aru sa* a di+uka dan dipegang pada *arak sekitar 12 inci dari hidung pasien. c. %cratch and sniff card (&artu gesek dan cium) I ersedia scratch and sniff card ,ang mengandung E +au untuk mengu*i penciuman secara kasar. d. he ni3ersit, of enns,l3ania %mell #dentification est (%#) I es ,ang *auh le+ih +aik di+anding ,ang lain adalah %# ia sangat dian*urkan untuk pemeriksaan pasien dengan gangguan penciuman. es ini menggunakan A0 item pilihan-ganda ,ang +erisi +au +auan scratch and sniff +erkapsul mikro. %e+agai contoh salah satu itemn,a +er+un,i Cau ini paling mirip seperti +au (a) coklat (+) pisang (c) +awang putih atau (d) *us +uahD dan pasien diharuskan men*awa+ salah satu dari pilihan *awa+an ,ang ada. es ini sangat relia+el (relia+ilitas tes-retes *angka pendek r J 09F) dan sensitif terhadap per+edaan usia dan *enis kelamin. es ini merupakan penentuan kuantitatif ,ang akurat untuk dera*at relatif defisit penciuman. 8rang-orang ,ang kehilangan seluruh fungsi penciumann,a akan mencapai skor pada kisaran 7-19 dari maksimal A0. %kor rata-rata untuk pasien-pasien anosmia total sedikit le+ih tinggi di+anding ,ang diperkirakan menurut peluang sa* a karena dimasukann,a se*umlah +au-+auan ,ang +eraksi melalui rangsangan trigeminal. 2. 6angkah ke-dua menentukan am+ang deteksi %etelah dokter menentukan dera*at se*auh mana ke+eradaan sensasi kualitatif langkah kedua pada pemeriksaan sensorik adalah menetapkan am+ang deteksi untuk +au alkohol feniletil. m+ang ini ditetapkan menggunakan rangsangan +ertingkat. %ensiti3itas untuk masing-masing lu+ang hidung ditentukan dengan am+ang deteksi untuk fenil-teil metil etil kar+inol. ahanan hidung *uga dapat diukur dengan rinomanometri anterior untuk masingmasing sisi hidung.
1E:API . &urang enciuman 5antaran erapi +agi pasien-pasien dengan kurang penciuman hantaran aki+at rinitis alergi rinitis dan sinusitis +akterial polip neoplasma dan kelainan-kelainan struktural pada rongga hidung dapat dilakukan secara rasional dan dengan kemungkinan per+aikan ,ang tinggi. erapi +erikut ini seringkali efektif dalam memulihkan sensasi terhadap +au: (1) pengelolaan alergi (2) terapi anti+iotik (E) terapi glukokortikoid sistemik dan topikal dan (A) operasi untuk polip nasal de3iasi septum nasal dan sinusitis hiperplastik kronik.
. &urang enciuman %ensorineural idak ada terapi dengan keman*uran ,ang telah ter+ukti +agi kurang penciuman sensorineural. ntungn,a pen,em+uhan spontan sering ter*adi. %e+agian dokter mengan*urkan terapi seng dan 3itamin. efisiensi seng ,ang mencolok tak diragukan lagi dapat men,e+a+kan kehilangan dan gangguan sensasi +au namun +ukan merupakan masalah klinis kecuali di daerah-daerah geografik ,ang sangat kekurangan. erapi 3itamin se+agian +esar dalam +entuk 3itamin . egenerasi epitel aki+at defisiensi 3itamin dapat men,e+a+kan anosmia namun defisiensi 3itamin +ukanlah masalah klinis ,ang sering ditemukan di negara-negara +arat. a*anan pada rokok dan +ahan-+ahan kimia +eracun di udara ,ang lain dapat men,e+a+kan metaplasia epitel penciuman. en,em+uhan spontan dapat ter*adi +ila faktor pencetusn,a dihilangkan karenan,a konseling pasien sangat mem+antu pada kasus-kasus ini. ;. &urang enciuman ki+at enuaan (res+iosmia) %eperti di*elaskan se+elumn,a le+ih dari separuh orang ,ang +erusia di atas B0 tahun menderita disfungsi penciuman. elum ada terapi ,ang efektif untuk pres+iosmia namun sangat penting untuk mem+icarakan masalah ini dengan pasien-pasien usia lan*ut dapat menenangkan +agi pasien ketika seorang dokter mengenali dan mem+icarakan +ahwa gangguan penciuman memang umum ter*adi. %elain itu manfaat langsung dapat diperoleh dengan mengidentifikasi masalah terse+ut se*ak dini insidensi kecelakaan aki+at gas alam sangat tinggi pada usia lan*ut kemungkinan se+agian karena penurunan kemampuan mem+au secara +ertahap. erkaptan +au +usuk pada gas alam adalah perangsang olfaktorius +ukan trigeminal. an,ak pasien ,ang le+ih tua dengan disfungsi penciuman mengalami penurunan sensasi rasa dan le+ih suka memakan makanan-makanan ,ang le+ih ka,a rasa. etode ,ang paling umum adalah meningkatkan *umlah garam dalam diitn,a. &onseling dengan seksama dapat mem+antu pasien-pasien ini mengem+angkan strategi-strategi ,ang sehat untuk mengatasi gangguan kemampuan mem+aun,a. <84$8%#%. 5asil akhir disfungsi penciuman se+agian +esar +ergantung pada etiologin,a. isfungsi penciuman aki+at sum+atan ,ang dise+a+kan oleh polip neoplasma pem+engkakan mukosa atau de3iasi septum dapat disem+uhkan. (2AF) ila sum+atan tadi dihilangkan kemampuan penciuman semestin,a kem+ali. %e+agian +esar pasien ,ang kehilangan indra penciumann,a selama menderita infeksi saluran napas +agian atas sem+uh sempurna kemampuan penciumann,a namun se+agian kecil pasien tak pernah sem+uh setelah ge*ala-ge*ala #%
lainn,a mem+aik. &arena alasan-alasan ,ang +elum *elas pasien-pasien ini se+agian +esar adalah wanita pada dekade keempat kelima dan keenam kehidupann,a. rognosis pen,em+uhann,a +iasan,a +uruk. &emampuan dan am+ang pengenalan +au secara progresif turun seiring +ertam+ahn,a usia. rauma kepala di daerah frontal paling sering men,e+a+kan kurang penciuman meskipun anosmia total lima kali le+ih sering ter*adi pada +enturan terhadap oksipital. en,em+uhan fungsi penciuman setelah cedera kepala traumatik han,alah 10@ dan kualitas kemampuan penciuman setelah per+aikan +iasan,a +uruk. a*anan terhadap racun-racun seperti rokok dapat men,e+a+kan metaplasia epitel penciuman. en,em+uhan dapat ter*adi dengan penghilangan +ahan pen,e+a+n,a.