Jurnal Pencernaan Ratings: (0)|Views: 1,059 |Likes: 14 Published by Galang 'Aga' Syahya See more PENGARUH UJI FISIOLOGIS PADA SISTEM PENCERNAAN Galang Syahya (3425091346), Erlandy Ulfa (342509), Tobias Patrick (34250) ABSTRAK Fungsi utama sistem pencernaan (sistem slimenter) adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien (setelah memodifikasinya), air dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Tujuan umum praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana kerja dari enzim-enzim pencernaan yang ada pada hewan dan manusia. Praktikum ini terbagi menjadi beberapa uji kinerja enzim yang ada pada sistem pencernaan, yaitu Uji Musin dan Uji Ion CNS pada filtrat saliva manusia, Uji Amilase pada filtrat saliva manusia, Uji Lipase pada beberapa organ pencernaan Gallus gallus, dan Uji Lemak pada salah satu organ pencernaan Gallus gallus. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2012 di Laboratorium Fisiologi, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, Uji Musin dan Uji Ion CNS menunjukkan hasil yang positif berupa perubahan warna biru dan orange, Uji Amilase menunjukkan perbedaan intensitas warna dalam waktu dan suhu yang berbeda, Uji Lipase menunjukkan perbedaan intensitas warna dan emulsi yang berbeda, dan Uji Lemakmenunjukkan perbedaan adanya emulsi. Kesimpulan dari praktikum ini adalah dalam setiap organ pada sistem pencernaan terdapat beberapa enzim yang fungsinya untuk memecah makromolekul menjadi mikromolekul. Kata Kunci: Sistem Pencernaan, Enzim, Saliva, Organ Pencernaan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil percobaan dapat dilihat di table berikut:Tabel 1. Pengujian saliva manusia dengan Uji Muchsindan Uji Ion CNSBahan Uji Muchsin Uji Ion CNSLarutan Biuret 1 ml -FeCl 3 1% - 1 mlHCl - 1 mlFiltrat Saliva 1 ml -Hasil Biru OrenTabel 2. Pengujian saliva manusia dengan Uji Amilase.Bahan 1 m 5 m 10 m 0 0 C20 0 C>70 0 CSaliva 0,5 0,5 0,5 1 1 1LarutanAmilum0,5 0,5 0,5 1 1 1Fehling A 0,5 0,5 0,5 1 1 1Fehling B 0,5 0,5 0,5 1 1 1DipanaskanHasilMerahBata(1)MerahBata(2)MerahBata(3)Oren(3)Oren(2)Oren(1)Lugol 1 ml 1 ml 1 ml2tetes2tetes2tetesHasilTabel 3. Uji Lipase dengan organ pencernaan ayamBahan 1 2 3 4 5Minyak5tetes5 tetes 5 tetes 5 tetes5tetesNaOH5tetes5 tetes 5 tetes 5 tetes5tetesFenolRed5tetes5 tetes 5 tetes 5 tetes5tetesEkstrakPankreasDuodenumLambungEmpeduSalivaWarna 4 3 2 5 1Emulsi Ada Ada Ada adaTidakadaTabel 4. Pengujiani Lemak dengan ekstrak empeduayamBahan 1 2Empedu 5 tetes 5 tetesMinyak 5 tetes -Air - 5 tetesHasil Keruh
KeruhEmulsi ada TidakadaHasil Uji Muchsin dapat dilihat pada tabel 1, begitu pulapada Uji Ion CNS dengan menggunakan saliva manusia.Perubahan warna pada Uji Muchsin terjadi karenaadanya muchsin pada saliva manusia dimana perubahanwarna tersebut menjadi ungu atau keunguan. Muchsin itusendiri adalah suatu senyawa glikoprotein yangberfungsi untuk melindungi mukosa mulut danmembasahi makanan. Ada sekitar 99% air pada air liurmanusia murni dan sisanya berupa protein dan elektrolit,walaupun terkadang pada saliva mengandung peptida.Adanya perbedaan pada kandungan saliva mungkindikarenakan asupan makanan manusia itu sendiri yangberbeda – beda. Untuk mengetahui adanya peptide atautidak, digunakan reagen yang berupa biuret karena biuretdapat bereaksi dengan ion Cu 2+ yang akan menghasilkanproduk berwarna ungu yang menandai adanya proteinpada bahan uji.Pengujian CNS melihat adanya perubahan warna padabahan uji yaitu saliva. Warna larutan FeCl 2 dan HClsebagai larutan penguji yang jingga berubah menjadioren setelah diberi empat tetes saliva manusia. KetikaIon CNS tercampur dengan FeCl 2 , Ion feroklorida akanteroksidasi dan melepaskan ion bebas Fe 2+ dan akanberikatan dengan Ion CNS. Karena Ion Fe 2+ yang bersifatoksidator maka dengan Ion CNS akan membentuk
Fe(CNS) 2 Reaksi kimia dari percobaan ini adalah sebagaiberikut: FeCl 3 + HCl + 3CNS ------ > Fe (CNS) 3 + HCl + 3Cl (kuning) (oren)Pada saliva manusia mengandung ion tiosianat yangmerupakan salah satu faktor yang dapat membunuhmikroorganisme. Dengan enzim proteolitik, Ion tiosianatmenyerang mikroorganisme sehingga dapat mengontrolmikroorganisme dalam mulut. Ion tiosianat dapat dioksidasi dengan protein Sialoperoxidase menjadihipotiosianat. Sehingga, dari hasil pengujian kali iniadalah positif karena ion tiosianat berekasi dengan FeCl 2
.Hasil uji amilase dapat dilihat pada tabel 2 denganmenggunakan saliva manusia. Terdapat warna putihkeruh ketika saliva dan amilum dicampurkan terbentukkekeruhan putih yang menandakan adanya enzimamilase pada saliva yang bekerja dengan amilum. Enzimamilase dapat memecah amilum dengan menghidrolisispolisakarida menjadi disakarida. Amilum diubahbentuknya menjadi maltosa. Untuk mengetahui adanyagula yang tereduksi, maka digunakan reagen Benedictsebagai indicator. Jika pada pengujian dengan Fehling Adan B didapati memperlihatkan warna merah bata makanterindikasi bahwa adanya gula pada campuran amilumdan saliva. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapatenzim amilase yang mendegradasi amilum menjadi gulasederhana yang bereaksi dengan reagen Benedict.Selain menunjukkan adanya penkonversian amilummenjadi gula sederhana, praktikan juga mencari waktuyang paling efektif dan suhu yang paling sesuai untukkerja enzim tersebut. Diketahui dengan intensitas warnapada tabung, terlihat bahwa semakin lama enzim itubekerja semakin banyak polisakarida yang dipecahmenjadi gula sederhana dan juga suhu optimum untukenzim itu bekerja adalah sekitar 20 o C karena pada suhudiatas suhu tersebut memungkinkan akan mendenaturasienzim tersebut dan jika suhu berada dibawah suhutersebut maka kerja enzim tidak maksimal.Pada uji lipase yang ditunjukkan pada table 3. Uji inidilakukan untuk mengetahui pH pada organ – organpencernaan Gallus gallus. Dengan menggunakan fenolred sebagai indicator pH dapat dilihat tingkatkeasaman/kebasaan dari ekstrak yang diuji. Jikaberwarna merah maka dapat diketahui bahwa ekstraktersebut bersifat basa dan jika berwarna kuning makaekstrak bersifat asam. Kami mendapati bahwa lambungbersifat asam karena menunjukkan warna kuning.Sedangkan empedu bersifat basa karena aktivitas enzimlipase yang lebih efektif pada keadaan basa untukmendegradasi lemak dengan menghidrolisistriasilgliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Denganmelihat emulsi pada larutan kita dapat melihat hasil kerjaenzim lipase yang memecah lemak yang berada padaminyak kelapa menjadi molekul yang lebih kecil. Emulsiitu sendiri adalah lipid nonpolar yang berada padamedium aquous. Zat ini distabilkan oleh lipid amfipatik.Jika terlihat adanya emulsi yang semakin banyak padakondisi suatu pH dari ekstrak orang pencernaan tersebutmaka kondisi pH yang sedang dilakukan semakin efektifpula kerja enzim mendegradasi lemak menjadi molekulkecil.Pada uji ke empat yaitu uji lemak pada empedu Gallus gallus. Dapat terlihat bahwa campuran cairan empedudengan minyak kelapa menghasilkan emulsi dimanalemak yang ada pada minyak kelapa di degradasi olehcairan empedu yang diduga mengandung garam – garamempedu yang berbentuk garam natrium terionisasi. Yangmerupakan senyawa amfipatik (lipid polar) sehinggasenyawa ini sering ditemukan apada bagian antara airdan minyak/lipid.Tabel 4 menunjukkan hasil Uji Lemak pada organempedu Gallus gallus . Pada percobaan pengaruhempedu pada lemak telah didapatkan hasil bahwa 1 mllarutan empedu yang diberi 1 ml minyak kelapa setelah dikocok dan didiamkan selama 5 menit terdapat emulsi,sedangkan pada 1 ml larutan empedu yang diberi 1 ml airsetelah di kocok dan didiamkan selama 5 menit tidakterdapat emulsi, hal ini disebabkan karena, cairanempedu berperan sebagai bahan emulsi. Cairan empeduterdapat sebagai asam empedu dan garam empedu.Tetapi empedu
mengandung sejumlah besar garam-garam empedu terutama dalam bentuk garam natriumterionisasi yang sangat penting dalam proses emulsifikasilemak. Selain itu, empedu terdiri atas tiga komponen :kolesterol, garam empedu dan lesitin. Ketiga senyawa inimerupakan senyawa amfipatik (lipid amfipatik/polar),yaitu senyawa yang mempunyai bagian hidrofobik yangberinteraksi dengan lemak dan bagian hidrofilik yangberinteraksi dengan air. Karena itu, senyawa tersebutsering ditemukan di pertemuan antara lemak dan air.Emulsi adalah lipid nonpolar (dalam bentuk partikelbesar) yang terdapat dalam medium aquous. Bentukemulsi ini akan distabilkan oleh lipid amfipatik sepertilesitin. Jadi di sini lesitin berfungsi sebagai emulgator.Emulsi yang dihasilkan adalah bentuk dari penghancuranlemak oleh empedu dan proses ini disebut emulsifikasi. KESIMPULAN Uji musin menghasilkan warna ungu membuktikan bahwamusin mengandung protein, uji ion CNS menghasilkanwarna oranye membuktikan bahwa ion CNS bereaksidengan FeCl 3 membentuk Fe(Cl) 3 , pada hidrolisisamilum menghasilkan bahwa pada setiap perbedaanwaktu saliva yang ditambahkan fehling A B dan Lugolmenghasilkan warna berbeda – beda, enzim dipengaruhioleh perubahan waktu. Uji lipase membkutikan pada 5kelas hewan dan saliva manusia mengandung enzimlipase yang digunakan untuk memecah ikatan ester padalemak dan gliserol, dan pada hidrolisis lemak dibuktikanbahwa empedu menghasilkan garam – garam empeduyang bereaksi dengan lemak (minyak kelapa) sehinggaterjadi proses emulsifikasi ditandai dengan munculnyaemulsi.
DAFTAR PUSTAKA Cahya, Panji, dkk. 2010. Enzim Pencernaan (DayaCerna Air Liur)Departemen Biokimia FMIPAIPB. http://panjicm.wordpress.com/2010/10/07/enzim-pencernaan-daya-cerna-air-liur/ diunduh pada 05Maret 2012 pukul 20.30 WIB.Harris, Malcolm, et. al. 1998. Cinical Oral Science. Oxford : Reed Educational and ProfessionalPublishing.
Pearce, Evelyn C. 2000. Anatomi Dan Fisiologi UntukParamedis. Gramedia: Jakarta.Rusdi, dkk. 2008. Praktikum Fisiologi Hewan. Jakarta:Jurusan Biologi, FMIPA, UNJ.Sherwood, Lauralee. 2000. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2 . Jakarta:Buku Kedokteran EGC.Soewolo, dkk. 2006. Fisiologi Manusia. Malang: UNMPress. PERTANYAAN 1. Jelaskan proses pembentukan HCl di lambung!HCl dibentuk dibentuk di membran kanalikulus sel-selparietal lambung. Proses pembentukan HCl dalam selparietal CO 2 dalam plasma berdifusi ke dalam selparietal, dalam sel parietal terdapat air (H 2 O) ataucairan intrasel.CO 2 +H 2 O→H 2 CO 3 (karbonat anhidrase)H 2 CO 3 →H + + HCO 3Ion H + akan keluar dari sel parietal dan ion K akanmasuk dengan bantuan enzim K -
ATP-ase. HCO 3 berdifusi ke dalam plasma sehingga Cl akan berdifusimasuk ke dalam sel parietal dan selanjutnya Cl keluardari sel parietal dan menyeimbangkan dengan ion H + sehingga terbentuklah HCl.2. Jelaskan peran hormon yang terlibat pada sistempencernaan! Gastrin : Merangsang sekresi asam lambung danpepsin dan merangsang pertumbuhan mukosalambung, usus halus serta usus besar (efektropik). Kolesistokinin-pankreozimin (CCK) :Menyebabkan kontraksi kandung kemih dansekresi liur di pankreas, menguatkan kerjasekretin dalam menghasilkan sekresi liurpankreas alkali, menghambat pengosonganlambung, menimbulkan efek tropik padapankreas, meningkatkan sekresi enterokinasedan dapat meningkatkan gerakan usus halus dankolon. Sekretin : Meningkatkan sekresi bikarbonat olehsel-sel duktus pankreas dan saluran empedusehingga menyebabkan sekresi liur pankreasyang cair dan alkalis, menguatkan kerja CCKdalam membentuk sekresi enzim-enzimpencernaan pankreas, menurunkan sekresi asamlambung dan dapat menyebabkan kontrkasisfingter pilorus. GIP : Merangsang sekresi insulin. VIP : Merangsang sekresi elektrolit usus dan jugaair, relaksasi otot polos usus, inhibisi sekresiasam lambung. Neurotensin : Menghambat gerakangastrointestinal serta meningkatkan aliran darahileum.3. Jelaskan hubungan pH dimulut, lambung, usus halusdengan kerja enzim pencernaan!Pada saat istirahat atau tidak sedang mencernamakanan, pH saliva lebih rendah dari 7 yaitu bersifatasam, sedangkan pada saat mencerna makanan dimulut pH bisa mencapai angka 8. Sementara padalambung memiliki pH yang cukup tinggi dan enzimyang dihasilkan di lambung adalah HCl. Enzim iniberfungsi untuk membunuh sebagian besar bakteriyang masuk, membantu pencernaan protein,menghasilkan pH yang diperlukan pepsin untukmencerna protein, serta merangsang aliran empedudan liur pancreas. Enzim bekerja dengan cepat jika pHdi lambung semakin asam sedangkan pH yangdihasilkan oleh enzim pencernaan pada usus bersifatbasa sehingga jika semakin basa maka enzimpencernaan yang bekerja pada usus semakin cepatdalam mencerna makanan.