Inflamasi auricula DEFINISI
Inflamasi aurikula merupakan suatu reaksi tubuh terhadap invasi bahan infeksi, antigen atau karena cedera fisik terdapat pada kulit, kartilago serta lapisan jaringan ikat sekitarnya atau perikondrium aurikula. ETIOLOGI
a. Impetigo Impetigo Impetigo merupakan merupakan infeksi infeksi kontagiosa kontagiosa yang mengenai mengenai lapisan epidermis superfisial. Sering disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus, atau yang lebih jarang Streptococcus pyogenes. Impetigo canalis aurikularis umumnya ditemukan pada anak-anak, dan sering juga pada bagian lain seperti sudut mulut. Walaupun infeksi ini sering terjadi pada anak-anak terlantar tetapi dapat juga terjadi pada setiap orang. b. Erysipelas Erysipelas merupakan selulitis akut yang terlokalisasi namun meluas secara supe superfi rfisia siall pada pada auri auriku kula, la, erysip erysipel elas as diseb disebab abka kan n oleh oleh Strep Strepto toco coccu ccuss β hemoli hemolitik tikus us grup grup , ini dapat dapat diakib diakibatk atkan an karena karena mengga menggaruk ruk atau selfselfinoculation oleh pasien yang mencoba untuk membersihkan telinganya. te linganya. !idak seperti pada s"immer#s ear dan impetigo yang merupakan infeksi epidermal, erysip erysipel elas as meng mengin infek feksi si derm dermis is dan dan deng dengan an bert bertam amba bahn hnya ya "aktu "aktu akan akan mengenai jaringan yang lebih dalam. c. $erpes %ooster
&tikus
$erpes 'oster otikus merupakan infeksi virus pada telinga yang disebabkan oleh virus varicella varicella 'oster. 'oster. (irus (irus tersebut tersebut menyebabkan menyebabkan infeksi sepanjang sepanjang dermatome satu atau lebih nervus cranialis. d. Ec'ema Ec'ema Ec'ema atau dermatit dermatitis is pada pada teling telingaa merupa merupakan kan suatu suatu perada peradanga ngan n kulit kulit )epidermis )epidermis dan dermis* dermis* yang melibatkan melibatkan liang telinga, telinga, meatus meatus dan concha di dekatnya )sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen seperti bahan kimia )detergen, asam, basa, oli, semen*, fisik )sinar, suhu*, mikroorganisme )bak )bakter teri, i, jamur jamur** dan dan atau atau fakt faktor or endo endoge gen, n, misal misalny nyaa derm dermat atiti itiss atopi atopik. k. Sebagian lain tidak diketahui etiologinya yang pasti.
e. &t
$ematoma
&t $ematoma merupakan hematoma daun telinga akibat suatu rudapaksa yang menyebabkan tertimbunnya darah dalam ruangan antara perikondrium dan kartilago. +eadaan ini biasanya terdapat pada remaja atau orang de"asa yang mempunyai kegiatan memerlukan kekerasan, namun bisa saja dijumpai pada usia lanjut dan anak-anak. f. erikondritis Infeksi bacterial pada perikondrium atau kartilago umumnya disebabkan oleh trauma dan kecelakaan pada aurikula. akteri yang sering menyebabkan perikondritis adalah seudomonas aeruginosa. Selain itu, bakteri mikrokokus jenis virulen seperti Stafilococcus, Streptococcus juga dilaporkan sebagai penyebab perikondritis. ada kasus-kasus dimana perikondritis muncul secara spontan, kecurigaan paling tinggi harus ditingkatkan pada pasien dengan diabetes melitus. PATOFISIOLOGI
Inflamasi adalah reaksi tubuh yang kompleks terhadap invasi bahan infeksi, tantangan antigen atau bahkan hanya cedera fisik. Inflamasi meliputi ikut sertanya aktifitas banyak tipe sel dan mediator. Secara normal cedera jaringan atau adanya bahan asing menjadi pemicu kejadian yang mengikut sertakan partisipasi dari en'im, mediator, cairan ekstravasasi, migrasi sel, kerusakan jaringan dan mekanisme penyembuhan. $al tersebut menimbulkan tanda inflamasi berupa kemerahan, pembengkakan, panas, nyeri dan hilangnya fungsi. !erjadi / proses utama selama reaksi inflamasi ini yaitu, aliran darah ke daerah itu meningkat, permeabilitas kapiler meningkat, leukosit, mula-mula neutrofil dan makrofag, lalu limfosit keluar dari kapiler menuju ke jaringan sekitarnya.selanjutnya bergerak ke tempat yang
cedera
diba"ah
pengaruh
stimulus-stimulus
kemotaktik.
ila ada antigen menyerang, maka rentetan respon imun nonspesifik dan spesifik diaktivasi untuk menangkis antigen tersebut. 0ula-mula, respons imun nonspesifik bekerja untuk mengeliminasi antigen tersebut. ila ini berhasil, inflamasi akut berhenti. pabila respons imun nonspesifik tidak berhasil, maka respons imun spesifik diaktivasi untuk menangkis antigen tersebut. Inflamasi berhenti apabila usaha ini berhasil, bila tidak maka inflamasi ini menjadi kronik dan seringkali menyebabkan destruksi yang ireversibel pada jaringan.
MANIFESTASI KLINIS
a. Impetigo
Impetigo tidak disertai gejala umum, lebih sering terjadi pada anak-anak. Impetigo umumnya ditularkan ke telinga melalui jari yang kotor. 1ntuk alasan ini, bentuk lesi a"al ditemukan pada pintu masuk kanalis eksterna. !idak seperti furunkulosis, impetigo merupakan infeksi yang menyebar pada daerah superficial yang mana dapat meluas sampai ke choncha bahkan seluruh aurikula. 2esi a"al terbentuk suatu bula kecil yang bila ruptur atau pecah akan mengeluarkan eksudat infektif ber"arna kekuningan.
Eksudat
mengering menjadi
krusta keemasan.
penyebaran infeksi, daerah yang terkena meluas dan terlihat krusta. b. Erysipelas
Seiring dengan
entuk klinis erysipelas adalah nyeri dan pembengkakan. 2esi berupa penyebaran selulitis yang ber"arna merah dengan suatu perimeter iregular yang meninggi dan berbatas jelas dari kulit normal disekitarnya. ila erysipelas mulai pada 0E atau pada aurikula, lesi secara khusus menyebar pada anterior "ajah tanpa terpengaruh batasan-batasan anatomis. Erysipelas disertai gejala konstitusi seperti pasien merasa sakit, menggigil, demam dan malaise. +eterlibatan sistemik tidak terlihat pada banyak infeksi superfisial. c. $erpes %oster &tikus
3ejala a"al berupa nyeri terbakar pada salah satu telinga, yang mungkin disertai sakit kepala, malaise dan demam selama 4 hari. (esikel umumnya muncul pada hari ke /
sampai hari ke 5 setelah onset nyeri, dan biasanya timbul pada antiheliks, concha dan posterior lateral 0E. Infeksi pada ganglion genikulatum juga dapat muncul disertai parese facialis atau paralisis komplit. d. Ec'ema
ada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. ada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah )madidans*. Stadium subakut, edema dan eritema berkurang, eksudat mengering menjadi krusta. Sedang pada stadium kronis lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenifikasi, mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, biasanya suatu dermatitis sejak a"al memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis. e. &t hemathoma
ada ot hemathoma aurikula dapat terbentuk penumpukan bekuan darah diantara perikondrium dan tulang ra"an. ila bekuan darah ini tidak segera dikeluarkan maka dapat terjadi organisasi dari hemathoma, sehingga tonjolan menjadi padat dan permanen. f. erichondritis
!ampak daun telinga membengkak, merah, panas, dirasakan nyeri, dan nyeri tekan. embengkakan ini dapat menjalar ke bagian belakang daun telinga, sehingga sangat menonjol. !erdapat demam, pembesaran kelenjar linfe regional dan leukositosis. Serum yang terkumpul dilapisan subperikondrial menjadi purulen, sehingga terdapat fluktuasi diffuse atau terlokalisasi. DIAGNOSA
•
6iagnosis
dapat
ditegakkan berdasarkan
anamnesa,
dimana penderita
akan
mengeluhkan adanya gejala konstitusi seperti demam, sakit, malaise dll. pakah pasien mengeluh rasa gatal, nyeri atau tidak pada daun telinga. 6an keluhan-keluhan khusus yang mengarah ke diagnosa impetigo, erysipelas, herpes 'oster otikus, •
ec'ema, ot hematoma dan perikondritis. Inspeksi, dimana akan dapatkan adanya effloresensi yang spesifik seperti eritematous, edema, krusta, nodula, vesikel, bula dan sebagainya yang mengarah ke diagnosa
•
etiologi inflamasi aurikula. alpasi untuk menemukan adanya fluktuasi dan untuk memastikan tidak adanya nyeri
•
tekan. engambilan sekret untuk dilakukan kultur dan sensitivitas kuman pada kecurigaan infeksi dan aspirasi untuk mendapatkan adanya cairan serohemoragis pada ot hematoma.
TERAPI
a. Impetigo Impetigo pada telinga sebaiknya dira"at dengan debridement pada daerah yang terkena. $al ini dapat dikerjakan dengan menggunakan lidi kapas yang sudah dibasahi dengan cairan antiseptik atau hidrogen peroksidase. 6aerah yang terinfeksi kemudian ditutup dengan salep antibiotik. Salep yang mengandung neomycin sangat berguna, juga mucopirin )bactroban*, suatu salep single-agent dengan aktifitas antiStafilokokkus. ntibiotik sistemik umumnya tidak diperlukan, "alaupun daerah yang terinfeksi meluas. ila impetigo gagal diatasi dengan terapi lokal, perlu dikonsulkan pada bagian dermatologi b. Erysipelas !erapi erysipelas meliputi antibiotik topikal dan sistemik. &bat anti-streptokokkal dosis tinggi dapat dicoba, tapi bila pasien gagal menunjukkan respon yang signifikan dalam 78 jam, harus disadari pemberian antibiotik intravena yang efektif mela"an β sterptokokkus. c. $erpes
%oster
otikus
&ral steroid secara umum diberikan dan di tappering off bila diberikan diatas 9:-97 hari. engobatan dengan acyclovir, famcyclovir dan valacyclovir telah ditunjukkan keevektifannya dalam memperpendek fase penyebaran virus dan mengurangi otalgia.
d. Ec'ema engobatan yang tepat didasarkan kausa, yaitu menyingkirkan penyebabnya. !etapi, karena ec'ema disebabkan oleh multi faktorial, kadang juga tidak diketahui dengan pasti. ;adi pengobatan bersifat simptomatis yaitu dengan mengurangi atau menghilangkan gejala dan keluhan, dan menekan keradangan. ila aurikula terlibat cukup luas dan lesi tampaknya meluas, maka dapat dianjurkan kompres basah larutan solusio uro"i selama 47-78 jam, setelah itu gunakan salep dan solusio steroid fluorinasi. 6engan sendirinya bila infeksi dicurigai, dapat diberikan antibiotik topikal. e. &t
$ematoma
0engeluarkan isi hematoma yaitu bisa secara aspirasi atau insisi. spirasi dilakukan dengan jarum aspirasi nomor 98 untuk mencegah reakumulasi dari hematoma. rinsip selanjutnya setelah dilakukan aspirasi atau insisi dilakukan penekanan untuk mencegah reakumulasi antara lain dengan cara pembalutan seperti pemasangan perban, penekanan paksa mastoidektomi, penekanan lokal dengan bloster yang dijahit. 0enggunakan penekanan gips yang dipasang di depan dan dibelakang. 0enggunakan perban gipsona yang melingkari daun telinga. 6isa mping kedua tahap ini, juga penting pemberian antibiotik yang adekuat f.
erikondritis +asus mild perikondritis dapat diterapi dengan debridement dan antibiotik topikal atau oral. !etapi pengobatan dengan antibiotik sering gagal karena kuman yang dituju yaitu, seudomonas aeruginosa sering resisten terhadap sebagian besar antibiotik.
6rain
dapat
diteruskan
sesuai
perbaikan
kondisi.
PROGNOSA
ada umumnya prognosis inflamasi aurikula ini baik bila diagnosa ditegakkan secara tepat dan penatalaksanaan diberikan secara dini.