Dr. Yesi Kurnia D. Pencatatan dan pelaporan data indikator mutu rumah sakit adalah suatu kegiatan pencatatan dan pelaporan terhadap evaluasi indikator mutu pelayanan yang telah ditetapkan di unit pelayanan atau yang telah ditetapkan menjadi prioritas oleh Rumah Sakit dalam kurun
PENGERTIAN
waktu tertentu 1.
Mengontrol pencapaian indikator yang ditetapkan di masing masing unit, terutama indikator mutu prioritas
2.
Mengetahui apabila terdapat penyimpangan pencapaian indikator mutu sehingga dapat dilakukan tindakan atau upaya perbaikan
1. Mengontrol pencapaian indikator yang ditetapkan di masing masing unit, terutama indikator mutu prioritas
2. Mengetahui apabila terdapat penyimpangan pencapaian indikator TUJUAN
mutu sehingga dapat dilakukan tindakan atau upaya perbaikan.
3. Mendorong keterlibatan semua unit dalam program peningkatan mutu keselamatan pasien.
4. Sentralisasi koordinasi upaya peningkatan mutu k eselamatan pasien
1. Pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit melibatkan seluruh organisasi rumah sakit (SK Direktur Nomor :37/RSAR/SK-DIR/IV/2015) KEBIJAKAN
2. Keputusan Direktur RSU Al – Rohmah Rohmah kabupaten Banyuwangi no. 188/ PMKP/ RSAR/VII/2018 tentang Panduan Pencatatan dan Pelaporan Indikator mutu RSU Al – Al – Rohmah. Rohmah. A. Pengumpulan, pelaporan, dean analisa data 1. Lakukan survey harian indikator mutu di semua unit kerja.
PROSEDUR
2. Pastikan jumlah sampel sesuai dengan waktu yang ditentukan dan diverifikasi. 3. Input data indikator mutu sesuai dengan waktu yang ditentukan pada system elektronik PMKP ( modil PMKP yang dilengkapi dengan
analisis, evalusidan grafik ) oleh petugas yang ditunjuk
Panitia
Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) mengusulkan indikator area klinis dan sasaran keselamatan pasien 4. Bandingkan data secara internal dengan rumah sakit lain, dengan standar keilmuan dan dengan praktik yang baik bila ada. 5. Analisis dan evaluasi data pada unit kerja masing-masing. 6.
Laporkan hasil analisis dan evaluasi data unit kerja ke Tim PMKP pada tanggal 1 bulan berikutnya.
7.
Analisis dan evaluasi ulang data harian yang didapat dari unit kerja oleh tim PMKP.
8. Sampaikan hasil analisis dan evaluasi kepada Direktur. 9. Buat rekomendasi dan tindak lanjut (PDSA) laporan yang telah didiskusikan dengan unit kerja, Direktur dan pemilik setiap 3 bulan. 10. Sampaikan hasil analisis, evaluasi, dan rencana tindak lanjut oleh Direktur ke pemilik dan unit kerja untuk feedback . 11. Sampaikan data indikator mutu yang dipilih ke masyarakat melalui papan pengumuman dan website rumah sakit.
B. Validasi Data 1. Lakukan validasi data apabila terdapat indikasi dari: a. Indikator baru ditetapkan khususnya, indikator klinis yang dimaksudkan untuk membantu rumah sakit melakukan evaluasi dan meningkatkan proses atau hasil klinis yang penting. b. Agar diketahui publik, data dimuat di website rumah sakit atau dengan cara lain. c. Suatu perubahan telah dilakukan terhadap indikator yang ada, seperti cara pengumpulan data diubah atau proses abstraksi data atau abstraktor diganti. d. Data yang berasal dari indikator yang ada telah diubah tanpa ada penjelasan. e. Sumber data telah diubah seperti kalau sebagian dari rekam medis pasien digantikan dengan format elektronik sehingga sumber data sekarang berupa kertas atau elektronik. f. Subjek dari pengumpulan data telah diubah seperti perubahan umur rata-rata pasien, komorbiditas, perubahan protokol riset, penerapan pedoman raktik yang baru atau teknologi baru dan metodologi baru pengobatan diperkenalkan/dilaksanakan. 2. Tentukan jumlah sampel untuk validasi data mutu. Penggunaan 100% sampel hanya diperlukan apabila jumlah rekor, kasus, atau data lainnya sangat kecil. Dimungkinkan untuk memakai 10% jika
sampel besar. 3. Lakukan pengumpulan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam pengumpulan data orisinil, dengan menggunakan objek data yang sama dan cara ukur yang sama. 4. Bandingkan hasil data pertama (unit kerja) dengan data kedua (Tim PMKP) untuk menghitung tingkat akurasi. Hasil data kedua harus ≥ 90% dari hasil data pertama untuk dikatakan sebagai data valid. 5. Lakukan koreksi apabila unsur datanya tidak sama, alasanalasannya (misalnya, definisi data yang tidak jelas) harus dicatat dan tindakan korektif harus didokumentasikan. 6. Identifikasi tindakan korektif, dengan mereview kembali teknis pengukuran yang telah dilaksanakan. UNIT TERKAIT