Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.. Terdapat 13 propinsi yang jumlah tempat tidur/100.000 penduduknya lebih tinggi dari angka rata-rata nasional (0!"#. $ebaliknya %ropinsi &ung dan 'T yang mempunyai jumlah tempat tidur per 100.000 penduduk terendah. ahwa pada tahun 1)) terjadi peningkatan jumlah *$ +elas dan kelas ,! dan penurunan jumlah *$ +elas . al ini disebabkan adanya perubahan status kelas *umah sakit atau penambahan *umah $akit baru. Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator : 1) Kunjungan baru rawat jalan per 100.000 penduduk. 2) Angka Kematian eto ! et "eath #ate $"#) %) Angka Kematian &mum ! 'ross "eath #ate $'"#) b. (ingkat eisiensi pengelolaan rumah sakit melalui indikator : 1) Angka penggunaan tempat tidur ! *ed +,,upan,y #ate $*+#) 2) #ata-rata lama dirawat ! ength o /tay $+/) %) rekuensi pemakaian tempat tidur ! *ed (urn +er $*(+) ) /elang waktu antara pemakaian tempat tidur ! (urn +er 3nteral $(+3) a. Cakupan dan mutu pelayanan rumah sakit 1) Kunjungan baru rawat jalan per 100.000 penduduk. /e,ara nasional rasio kunjungan baru rawat jalan di rumah sakit per 100.000 penduduk sejak tahun 1442 sampai dengan 1445 ,enderung meningkat yaitu dari 11.1 menjadi 11.46%.
Pada tahun 1445 rasio kunjungan baru rawat per 100.000 penduduk menurut propinsi di 3ndonesia menunjukkan bahwa propinsi "K3 7akarta mempunyai rasio yang paling tinggi yaitu %8.61 dan yang terendah adalah propinsi ampung yaitu sebesar %.28. 2) Angka Kematian Neto /NDR (Net Death Rate) a) Keenderungan NDR pada R!" Depke#$ %emda$ &"'N/Dep lain$ A&R dan !wa#ta ahun 1**2 + 1**, "# sebagai angka kematian 8 jam pasien rawat inap per 1000 pasien keluar $hidup dan mati) merupakan penilaian terhadap mutu pelayanan rumah sakit. "ari tahun 1442 - 1445 angka kematian neto tersebut menurut pengelola rumah sakit terlihat bahwa yang dikelola oleh "epkes ,enderung menurun meskipun tidak terlalu besar yaitu dari % pada tahun 1442 menjadi %1pada tahun 1445 dan yang dikelola Pemda tk 3 terlihat naik yaitu 26 pada tahun 1442 menjadi 25 pada tahun 1445. /edangkan yang dikelola Pemda tk 339 "ep lain!*& dan /wasta ,enderung tidak berubah. #umah sakit umum yang dikelola oleh Pemda tk 339 A*#39 *& dan /wasta mempunyai "# yang masih dapat ditolerir karena mempunyai "# kurang dari 26 per 1000 pasien keluar. #umah sakit umum milik "epkes dan Pemda tk 3 memiliki "# diatas angka yang dapat ditolerir yaitu lebih besar dari 26 per 1000 pasien keluar terutama pada rumah sakit yang dikelola oleh "epkes.
1. Kecenderungan Angka Kematian Neto/NDR pada rumah sakit umum kelas A, B, C dan D. Tahun 1! "1# Khusus pada #/& "epkes dan Pemda9 bila dilihat "# nya menurut kelas rumah sakit ditermukan bahwa makin tinggi kelas rumah sakit makin tinggi pula angka kematian neto. Angka kematian neto pada #/& kelas A ,enderung berluktuasi dari tahun ketahun. /edangkan pada #/& kelas * dan C ada ke,enderungan menurun dan pada #/& kelas " ,enderung tetap. -) Angka Kematian "mum (DR) a) Keenderungan DR pada R!" Depke#$ %emda$ &"'N/Dep. ain$ A&R dan !wa#ta tahun 1**2+1**, '"# adalah angka kematian total pasien rawat inap yang keluar rumah sakit per 1000 penderita keluar hidup dan mati. /eperti halnya "#9 indikator ini tidak sepenuhnya memberikan penilaian mutu pelayanan
rumah sakit se,ara umum9 meskipun '"# dipengaruhi oleh angka kematian ≤
jam yang pada umumnya adalah kasus-kasus gawat darurat/akut. ari tahun 1)) - 1)) angka kematian total menurut pengelola rumah sakit tersebut terlihat bahwa yang dikelola oleh epkes 2enderung berfluktuasi yaitu dari " pada tahun 1)) menjadi ") pada tahun 1)) dan yang dikelola %emda tk I 2enderung tetap yaitu "0 per 1000 penderita keluar hidup dan mati.. $edangkan yang dikelola %emda tk II! ep lain/4' terlihat ada penurunan dan $wasta 2enderung ada kenaikan meskipun tidak besar. $eperti halnya pola '*! 5* di *$ epkes dan %emda tk I lebih tinggi dibandingkan dengan *$ 6*I! ep.&ain/4' dan $wasta. 5* yang rendah ( 7" per 1000 pasien keluar# terdapat pada *$ %emda T+ II! $wasta! 6*I dan ep.&ain/4'. 8ika dilihat pola 5* di *$ epkes dan %emda menurut kelas rumah sakit! maka ternyata seperti halnya '*! makin tinggi kelas rumah sakit makin tinggi pula tingkat kematiannya. al ini kemungkinan karena semakin tinggi kelas *$ memungkinkan untuk masuknya pasien rujukan dari kelas di bawahnya! sehingga kasus/pasien yang masuk mungkin saja merupakan pasien gawat darurat/parah. b. Ke,enderungan (ingkat ;isiensi Pengelolaan #umah /akit &mum (ahun 1442 1445
9fisiensi pengelolaan rumah sakit umum (*$# dapat digambarkan dengan melihat empat indikator yaitu rata-rata lama dirawat (&ength of $tay-&:$#! selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn :;er Inter;al - T:I#! rata-rata pemakaian tempat tidur (ed :22upan2y *ate - :*#! dan frekuensi pemakaian tempat tidur (ed turn o;er-T:#. 9fisiensi pendayagunaan sarana rumah sakit biasanya dinilai dari indikator :*! T:I dan T: dan mutu pelayanan dari indikator T:I dan &:$. 1) Angka %enggunaan empat idur (&R)
a. Angka $enggunaan Tempat Tidur %B&R' RS( Depkes dan $emda menurut kelas rumah sakit. %ersentase penggunaan tempat tidur merupakan indikator yang memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. 6ngka penggunaan tempat tidur rumah sakit di *$ epkes dan %emda menurut kelas rumah sakit pada tahun 1)) sampai dengan 1))" memperlihatkan bahwa untuk rumah sakit kelas 6 dan menunjukkan adanya ke2enderungan untuk meningkat! akan tetapi pada tahun 1)) terlihat adanya penurunan yaitu dari ! pada tahun 1))" menjadi 0!" pada tahun 1)) untuk rumah sakit kelas 6 dan ! pada tahun 1))" menjadi !1 pada tahun 1)) untuk rumah sakit kelas . $edangkan untuk rumah sakit kelas , dan menunjukkan adanya ke2enderungan untuk menurun! akan tetapi pada tahun 1)) terlihat adanya peningkatan yaitu dari "! pada tahun 1))" menjadi ""! pada tahun 1)) untuk rumah sakit kelas , dan 1! pada tahun 1))" menjadi 3!< pada tahun 1)) untuk rumah sakit kelas . $elain itu terlihat pula bahwa angka penggunaan tempat tidur rumah sakit kelas , dan lebih rendah jika dibandingkan dengan rumah sakit kelas 6 dan . b) Angka %enggunaan empat idur (&R) R!" menurut pengelola rumah #akit.
+e2enderungan peningkatan persentase penggunaan tempat tidur rumah sakit dari tahun 1)) sampai dengan tahun 1)) yang dikelola oleh epkes! %emda tk II! ep. &ain/4' dan $wasta. anya rumah sakit yang dikelola %emda tk I saja yang terlihat adanya penurunan angka penggunaan tempat tidur yaitu dari 0!< pada tahun 1)) menjadi "!" pada tahun 1)).
$ementara itu angka penggunaan tempat tidur *$ epkes dan %emda menurut propinsi untuk tahun 1)) menunjukkan bahwa angka yang tertinggi terdapat di propinsi I= yaitu sebesar 3! dan yang terendah terdapat di propinsi Timor Timur yaitu sebesar 3. 2) Angka #ata-rata ama Perawatan $+/)
a. Angka Rata-rata Lama Hari Perawatan RSU Depkes dan Pemda menurut kelas rumah sakit. 6ngka rata-rata lama hari perawatan merupakan indikator yang memberikan gambaran tentang hasil pengukuran tingkat efisiensi dan mutu pelayanan suatu rumah sakit. 6ngka rata-rata lama hari perawatan rumah sakit di *$ epkes dan %emda menurut kelas rumah sakit pada tahun 1)) sampai dengan 1)) memperlihatkan bahwa untuk rumah sakit kelas 6 2enderung tetap yaitu hari dan untuk rumah sakit kelas ! , dan terlihat ada penurunan! dimana pada rumah sakit kelas dari < hari menjadi hari. $edangkan rumah sakit kelas , dan turun dari " hari menjadi hari.
a. Angka Rata"rata )ama $era*atan %)&S' RS( menurut pengelola rumah sakit. 6ngka rata-rata lama hari perawatan rumah sakit yang dikelola oleh epkes! %emda Tk I dan 6*I serta epartemen lain/4' 2enderung berada dibatas ideal dari tahun 1)) sampai dengan tahun 1)). $edangkan rumah sakit yang dikelola %emda tk II dan $wasta umunya masih dibawah batas ideal. $ementara itu angka rata-rata lama hari perawatan *$ epkes dan %emda menurut propinsi untuk tahun 1)) menunjukkan bahwa hanya ada propinsi yang angka rata-rata lama hari perawatan *$ epkes dan %emdanya selama hari yaitu propinsi $umatera arat! +I 8akarta! I= dan $ulawesi $elatan. ntuk propinsi lainnya umumnya 7 hari.
+' Angka rekuensi $emakaian Tempat Tidur %BT&' a. Angka -rekuensi pemakaian tempat tidur menurut kelas rumah sakit Tingkat efisiensi pemakaian tempat tidur dapat diukur pula dengan melihat frekuensi rata-rata tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu. 6ngka frekuensi pemakaian tempat tidur rumah sakit di *$ epkes dan %emda menurut kelas rumah sakit pada tahun 1)) sampai dengan 1)) memperlihatkan bahwa untuk rumah sakit kelas 6 lebih rendah dibandingkan rumah sakit kelas ! , dan yaitu hanya . $edangkan rumah sakit kelas dan , 2enderung naik.
a. Angka -rekuensi pemakaian tempat tidur RS( menurut pengelola rumah sakit %ada umumnya angka frekuensi rata-rata penggunaan tempat tidur dari semua pengelola rumah sakit dari tahun 1)) sampai dengan 1)) 2enderung naik semuanya. 'amun demikian hanya rumah sakit yang dikelola %emda Tk II yang angka frekuensi penggunaan tempat tidurnya sejak tahun 1)) sampai dengan 1)) selalu berada di batas frekuensi ideal.
$ementara itu angka frekuensi pemakaian tempat tidur *$ yang dikelola epkes dan %emda menurut propinsi untuk tahun 1)) menunjukkan bahwa hanya ada ) propinsi yang angka frekuensi pemakaian tempat tidur *$ epkes dan %emdanya berada di batas ideal yaitu propinsi *iau! &ung! 8awa Tengah! 8awa Timur! ali! 'T! 'TT! +alimantan $elatan! dan +alimantan Timur. ntuk propinsi lainnya umumnya 70 hari.
' Angka Selang aktu Antara $enggunaan Tempat Tidur %T&0' a. Angka selang *aktu antara penggunaan tempat tidur menurut kelas rumah sakit $atu ukuran lainnya dalam melihat efisiensi penggunaan tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1 - 3 hari. &ama hari kosongnya tempat tidur menurut kelas rumah sakit dari tahun 1)) sampai dengan 1)) menunjukkan bahwa pada umumnya baik rumah sakit kelas 6 maupun ! , dan masih di atas batas ideal. *umah sakit kelas 6 dan mempunyai angka selang waktu antara penggunaan tempat tidur yang tidak jauh berbeda yaitu berkisar hari. $edangkan untuk rumah sakit kelas dan , berkisar antara hari.
a. Angka selang *aktu antara penggunaan tempat tidur RS( menurut pengelola rumah sakit +e2enderungan angka tempat tidur kosong di rumah sakit menurut pengelola rumah sakit dari tahun 1)) sampai dengan 1))! memperlihatkan bahwa angka selang waktu antara penggunaan tempat tidur untuk rumah sakit yang dikelola epkes! 6*I! ep. &ain/4' dan $wasta ada ke2enderungan menurun dari tahun 1)) sampai dengan 1)). $edangkan untuk rumah sakit yang dikelola %emda tk I maupun tk II 2enderung tetap yaitu hari. $ementara itu angka selang waktu antara penggunaan tempat tidur *$ yang dikelola epkes dan %emda menurut propinsi untuk tahun 1)) menunjukkan bahwa hanya ada " propinsi yang angka selang waktu antara penggunaan tempat tidur *$ epkes dan %emdanya berada di batas ideal yaitu propinsi 8awa arat! 8awa Tengah! 8awa Timur! ali! dan +alimantan Timur. ntuk propinsi lainnya umumnya 73 hari.
Quality assurance (QA) dalam rumah sakit merupakan salah satu faktor penting dan fundamental khsususnya bagi manajemen *$ itu sendiri dan para stakeholdernya! pasalnya dampak dari >6 menentukan hidup matinya sebuah rumah sakit. &agi Rumah !akit$ adanya >6 yang baik tentu saja membuat *$ mampu untuk bersaing dan tetap e?ist di masyarakat. &agi %a#ien! >6 dapat dijadikan sebagai faktor untuk memilih *$ yang bermutu dan baik. &agi prakti#i medi#! selain terikat dengan standar profesinya! dengan adanya >6 para praktisi medis dituntut untuk semakin teliti! telaten! dan hati dalam menjaga mutu pelayanannya. an bagi pemerintah sendiri! adanya >6 dapat
menjadikan standar dalam memutuskan salah benarnya suatu kasus yang terjadi di *umah sakit. i dalam konsep quality assurance penilaian baik buruknya sebuah rumah sakit dapat dilihat dari empat komponen yang mempengaruhinya yaitu @ 1. 6spek +linis! yaitu komponen yang menyangkut pelayanan dokter! perawat dan terkait dengan teknis medis. . 9fisiensi dan efekti;itas! yaitu pelayanan yang murah! tepat guna! tidak ada diagnosa dan terapi yang berlebihan. 3. +eselamatan pasien! yaitu upaya perlindungan pasien dari hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan pasien seperti jatuh! kebakaran! dll. . +epuasan %asien! yaitu yang berhubungan dengan kenyaman! keramahan! dan ke2epatan pelayanan 'ah untuk kepuasan pasien! umumnya indikator yang sering dapat digunakan sebagai objektif adalah jumlah keluhan pasien atau keluarga! kritik dalam kolom surat pemba2a! pengaduan mal praktek! laporan dari staf medik dan perawatan dsb. agaimana bentuk kongret untuk mengukur kepuasan pasien rumah sakit! dalam seminar sur;ai kepuasan pasien di *$! 8unadi % menggemukan ada empat aspek yang dapat diukur yaitu@ 1. Kenyaman9 aspek ini dijabarkan dalam pertanyaan tentang lokasi rumah sakit! kebersihan! kenyamanan ruangan! makanan dan minuman! peralatan ruangan! tata letak! penerangan! kebersihan A,! pembuangan sampah! kesegaran ruangan dll. .
itu dari sisi marketing pasien yang puas dapat menjadi tool marketing yang ampuh dengan mouth to mouthnya! dan terakhir manajemen dapat memberikan prioritas untuk peningkatan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.