BAB I
PENDAHULUAN Penurunan Nilai Aset (impairment) terjadi apabila jumlah tercatatnya melebihi jumlah terpulihkan. Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Penurunan nilai didasarkan pada prinsip konservatisme dan kehati-hatian. Aset tak boleh dicatat overstated , dari nilai dapat diperoleh kembali. Aset harus disajikan sebesar nilai yang mencerminkan manfaat ekonomi yang akan diperoleh di masa depan. Jika nilai di masa depan lebih rendah dari nilai tercatat, maka aset harus diturunkan.Pengukuran penurunan nilai dapat dilakukan untuk satu unit aset tunggal maupun satu kelaompok aset. Ada aset yang dapat menghasilkan arus kas independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika satu aset dapat menghasilkan arus kas independen maka pengukuran penurunan nilai dilakukan berdasarkan unit aset tersebut. Namun ada beberapa aset yang dapat menghasilkan arus kas jika berada dalam kelompok aset, sehingga penurunan nilai dilakukan untuk satu unit penghasil kas. Contoh unit penghasil kas adalah investasi asosiasi, investasi di anak perusahaan, suatu unit pabrik. Aset dapat diperoleh kembali melalui penjualan dan penggunaan. Jika aset dijual, entitas akan mendapatkan nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan. Dalam penurunan nilai, yang dipilih adalah nilai tertinggi antara nilai yang dapat diperoleh kembali dan nilai yang digunakan.
Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi penurunan nilai terhadap semua aset, kecuali : a. Persediaan (lihat IAS 2: Persediaan); b. aset yang timbul dari kontrak konstruksi (lihat IAS 11: Akuntansi Kontrak Konstruksi); c. aset pajak tangguhan (lihat IAS 12: Pajak Penghasilan); d. aset yang timbul dari imbalan kerja (lihat IAS 19: Imbalan Kerja); e. aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup IAS 19: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; f. Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (lihat IAS 40: P roperti Investasi); 1
g. aset biologis terkait dengan kegiatan pertanian yang diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual ( lihat PSAK 41 Pertanian ); h. biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual penanggung berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup IFRS 4: Kontrak Asuransi; dan i.
aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan IFRS 5: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
Pengertian Penurunan Nilai Aset
Impairment secara singkat merupakan penurunan nilai aset (umumnya dilakukan uji impairment pada tahun selain revaluasi). Fokus pembahasan impairment di sini adalah menurut versi IFRS, bagian FASB hanya dijelaskan dijelaskan mengenai aturan singkatnya. Secara umum impairment atau penurunan nilai terjadi nilai tercatat aset melebihi nilai terpulihkan. Nilai terpulihkan adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan dan nilai pakai. Kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat dikurangi dengan nilai terpulihkan. Kerugian tersebut diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pemulihan terhadap penurunan nilai dapat dilakukan. Impairment aset terjadi jika nilai tercatat aset melebih nilai yang dapat dipulihkan. Aset yang mengalami penurunan nilai harus disesuaikan dan dampak penyesuaian tersebut akan diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi. Semua aset memiliki potensi mengalami penurunan nilai, namun ada yg diatur sendiri dalam standar aset terkait atau diatur umum dalam PSAK 48 tentang Penurunan Nilai. Rugi penurunan nilai didefinisikan dalam PSAK 48 (revisi 2009) sebagai, “jumlah yang
merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atau unit penghasil kas atas jumlah terpulihkannya.” Aset dikelompokkan ke dalam unit penghasil kas jika aset tersebut tidak
menghasilkan aliran kas secara independen. Jika keadaan berubah (pada umumnya kebalikan indikasi rugi penurunan nilai), rugi penurunan nilai untuk aset selain goodwill dapat dibalik (reversed). Tujuannya untuk mencerminkan peningkatan kembali daya dari aset.
2
g. aset biologis terkait dengan kegiatan pertanian yang diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual ( lihat PSAK 41 Pertanian ); h. biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual penanggung berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup IFRS 4: Kontrak Asuransi; dan i.
aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan IFRS 5: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
Pengertian Penurunan Nilai Aset
Impairment secara singkat merupakan penurunan nilai aset (umumnya dilakukan uji impairment pada tahun selain revaluasi). Fokus pembahasan impairment di sini adalah menurut versi IFRS, bagian FASB hanya dijelaskan dijelaskan mengenai aturan singkatnya. Secara umum impairment atau penurunan nilai terjadi nilai tercatat aset melebihi nilai terpulihkan. Nilai terpulihkan adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan dan nilai pakai. Kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat dikurangi dengan nilai terpulihkan. Kerugian tersebut diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pemulihan terhadap penurunan nilai dapat dilakukan. Impairment aset terjadi jika nilai tercatat aset melebih nilai yang dapat dipulihkan. Aset yang mengalami penurunan nilai harus disesuaikan dan dampak penyesuaian tersebut akan diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi. Semua aset memiliki potensi mengalami penurunan nilai, namun ada yg diatur sendiri dalam standar aset terkait atau diatur umum dalam PSAK 48 tentang Penurunan Nilai. Rugi penurunan nilai didefinisikan dalam PSAK 48 (revisi 2009) sebagai, “jumlah yang
merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atau unit penghasil kas atas jumlah terpulihkannya.” Aset dikelompokkan ke dalam unit penghasil kas jika aset tersebut tidak
menghasilkan aliran kas secara independen. Jika keadaan berubah (pada umumnya kebalikan indikasi rugi penurunan nilai), rugi penurunan nilai untuk aset selain goodwill dapat dibalik (reversed). Tujuannya untuk mencerminkan peningkatan kembali daya dari aset.
2
Akuntansi Untuk Impairment Aset
Prosedur akuntansi penurunan nilai adalah:
Setiap akhir periode pelaporan, entitas harus menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi, entitas harus mengukur nilai terpulihkan aset. Jika nilai terpulihkan tersebut lebih rendah dari nilai tercatat aset, maka entitas harus menyesuaikan nilai aset tersebut dan mengakui kerugian penurunan nilai. Entitas memberikan pengungkapan yang memadai atas penurunan nilai tersebut. Entitas mempertimbangkan faktor ekternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor di luar entitas yang mengindikasikan dan mempengaruhi penurunan penurun an nilai aset seperti: penurunan nilai pasar aset yang sangat signifikan melebihi penurunan nilai akibat pemakaian atau berlalunya waktu, perubahan lingkungan seperti teknologi, ekonomi, teknologi, suku bunga pasar dan lingkup operasi entitas.
Setelah ditemukan indikasi penurunan nilai, maka selanjutnya adalah menentukan nilai terpulihkan. Entitas harus menghitung nilai wajar aset dan biaya penjualan aset dan nilai pakai aset. Kedua nilai tersebut tidak harus tersedia semuanya. Jika salah satu nilai lebih besar dari nilai tercatat, maka tak perlu dilakukan proses penurunan nilai berikutnya. Dalam kondisi lain, nilai pasar aset sulit dilakukan karena tidak ada dasar untuk menentukan nilai pasar. Entitas dapat menggunakan nilai pakai sebagai nilai terpulihkan. Namun sebaliknya jika entitas tidak meyakini nilai pakai aset, maka nilai wajar dikurangi biaya penjualan digunakan sebagai nilai terpulihkan. Biaya penjualan adalah seluruh biaya untuk melepaskan aset tersebut. Contoh biaya penjualan adalah biaya hukum, biaya pajak transaksi, biaya pemindahan, biaya tambahan untuk menjadikan aset dalam keadaan siap dijual. Namun biaya pemutusan hubungan kerja dan biaya terkait reorganisasi bisnis setelah pelepasan aset bukan bagian dari biaya penjualan. Nilai pakai adalah nilai kini arus kas di masa depan yang diharapkan akan diperoleh entitas dari pemakaian aset tersebut. Untuk memperoleh nilai pakai langkah yang harus dilakukan adalah mengestimasi arus kas masuk dan arus kas keluar di masa depan dari pemakaian dan pelepasan aset serta serta menerapkan tingkat diskonto diskonto yang tepat atas arus kas masa depan tersebut.
3
Menentukan apakah aset mengalami penurunan nilai atau tidak dengan membandingkan nilai tercatat dengan nilai terpulihkan. Jika nilai tercatat lebih rendah dari nilai terpulihkan, aset tak mengalami penurunan nilai. Entitas akan mengakui penurunan nilai sebesar selisih nilai tercatat dengan nilai pakai. Aset akan disesuaikan atau diturunkan nilainya sebesar nilai pakai. Kerugian penurunan nilai disajikan dalam laporan laba rugi periode berjalan. Entitas harus mengungkapkan aset yang mengalami penurunan nilai dalam catatan atas laporan keuangan.
Contoh Kasus :
Medco ltd. membeli gedung 5 tahun silam $600,000 usia 20 tahun, depresiasi garis lurus. BV gedung $450,000. Value in use aset untuk 15 tahun mendatang adalah $237,950 dan NRV aset saat ini adalah $220,000.
Recoverable Amount yang digunakan adalah yang lebih tinggi antara value in use dan NRV. Maka Carrying Value > Recoverable Amount = $450,000 > $237,950 Accum. Dep. - Building (30,000 x 5th)
$150,000
Loss on Impairment ($450,000-237,950)
$212,050
Building ($600,000 - 237,950)
$362,050
*Terdapat jurnal alternatifnya Loss on impairment
$212,050
Building
$212,050
atau Loss on Impairment
$212,050
Accum. Depr.-Building
$212,050
Permasalahan dalam Impairment Aset
Permasalahan impairment adalah masalah lama yang diakui telah merupakan satu dari ketidaksempurnaan akuntansi keuangan. Impairment diakui menjadi penting jika mengingat 4
bahwa perubahan ekonomi dewasa ini sangat cepat yang membuat berbagai aset begitu cepat kehilangan kemampuannya untuk menutupi nilai perolehannya. Jatuhnya harga komoditas perkebunan, kemajuan teknologi informatika yang membuat usang pabrik, peralatan dan paten serta lisensi, serta perubahan cepat selera konsumen atau penurunan nilai mata uang yang drastis membuat impairment atas aset sangat dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan. Akan tetapi, impairment telah dipraktikkan dengan tidak konsisten, dan justru aturan mengenai konsistensi ini telah dihindari oleh penyusun standar. Oleh karena itu, sampai sekarang impairment menghadapi permasalahan. Pada intinya permasalahan mengenai standar, setidaknya menurut (Schuetz e, 1987) adalah mencakup ketidak jelasan pedoman dan ketidakkonsistenan. Ketiadaan pedoman mengenai impairment sudah diakui secara terus terang pada tahun 1977, misalnya oleh FASB dalam Statement 19, Financial Accounting and Reporting by Oil and Gas Producing Companies, yang menyatakan bahwa pertanyaan tentang apakah menurunkan nilai berjalan dari aset produktif ke jumlah yang diharapkan dapat ditutupi untuk penggunaan di masa depan masih belum diatur dalam prinsip akuntansi. Dengan mengingat aturan dalam SFAS 144, permasalahan yang dikemukakan oleh Schuetze tentang praktik impairment yang masih relevan adalahantara lain:
Haruskah penurunan nilai diwajibkan jika ada kesempatan bagi aset untuk memulihkan keadaannya atau hanya pada saat impairment bersifat permanen?
Bagaimana membedakan dengan meyakinkan antara impairment yang permanen dengan yang sementara?
Bagaimana memisahkan aset individual yang ter-impair dari aset-aset lain dalam suatu unit operasional?
Apakah penambahan nilai dapat diperkenankan bagi aset yang tidak terimpair? Alternatif pengukuran yang tersedia adalah termasuk penggunaan nilai wajar, nilai pengganti, arus kas masa depan yang tidak didiskontokan, dan arus kas masa depan yang didiskontokan dengan menggunakan berbagai alternatif tingkat bunga.
Keragaman ini telah memungkinkan praktik penurunan nilai yang berbeda pula, antara lain dengan cara:
penurunan nilai atas aset yang masih dipelihara, baik yang menganggur maupun masih dipakai, 5
penurunan nilai dengan menggunakan probabilitas,
penurunan nilai yang didasarkan atas pengujian pengurangan manfaat.
Penurunan nilai itu sendiri dilakukan secara beragam juga, antara lain dengan:
menggunakan nilai bersih yang dapat direalisasikan,
arus kas masa depan yang tidak didiskontokan,
penghitungan nilai sekarang arus kas masa depan kombinasi cara-cara di atas.
Selain itu Schuetze juga mengemukakan bahwa ketidakkonsistenan penerapan impairment telah terjadi dalam hal pemilihan keadaan yang membenarkan atau menuntut penurunan nilai.
Contoh Kasus Impairment Aset Penurunan Nilai Aset Rugikan Medco
Penurunan nilai aset telah membuat pencatatan laba PT Medco Energi Internasional menurun. Hal tersebut terungkap dalam laporan keuangan semester pertama Medco yang mencatatkan kerugian sebesar USD 3,87 juta sepanjang semester pertama tahun ini. Padahal, pada tahun sebelumnya, Medco berhasil membukukan keuntungan sebesar USD 12,8 juta. Pada semester pertama tahun ini, Medco telah membukukan penjualan dan pendapatan usaha lainnya sebesar USD 554,3 juta atau lebih rendah dibanding pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya. "Penurunan ini disebabkan selama tahun buku 2012, MedcoEnergi sudah tidak lagi memasukkan pendapatan usaha dari penjualan tenaga listrik, yang sudah tidak dikonsolidasikan sejak tahun 2012," ujar Sekretaris Perusahaan Medco, Imron Gazali dalam siaran persnya kepada merdeka.com, Jumat (28/9). Sementara untuk penjualan bersih untuk minyak dan gas sebesar USD 428,2 juta, naik tipis dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar USD 422,9 juta. Imron mengatakan kenaikan tersebut disebabkan oleh harga rata-rata penjualan minyak yang mencapai USD 120,77 per barel selama paruh pertama. Sementara laba kotor Medco telah mencapai USD 203,4 juta atau naik 11,5 persen dibandingkan tahun lalu. Pada tahun ini, Medco mengalami kerugian atas penurunan nilai aset yang diperbaharui sebesar USD 9,13 juta. Selain itu, perseroan juga mengalami kerugian nilai tukar sebesar USD 6
449.843 akibat melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap USD.
Identifik asi Aset yang Mungk in Mengalami Penurunan Nilai Suatu aset mengalami penur unan nilai jika jumlah te r catatnya melebihi jumlah
te r pulihkan. Pada setiap akhir per iode pelapor an, suatu entitas har us menilai apakah ter dapat indikasi suatu aset mengalami penur unan nilai. Ter lepas apakah ter dapat indikasi penurunan nilai, entitas juga harus:
mengu ji penurunan nilai aset tidak ber wu jud dengan ma sa manf aat tidak ter batas atau aset tidak ber wu jud yang belum da pat digunakan, secar a tahunan, dengan memban di n gka n n ilai te r c atat n ya den ga n j u mlah ter pulihkann ya.
mengu ji penurunan nilai goodwill yang diper oleh dalam suatu kombinasi bisnis secar a tahunan.
K etidakpa stian mengenai kemampuan as et tidak berwujud dalam menghasilkan
manf aat ekonomi masa depan yang cukup untuk memulihkan jumlah ter catatnya biasanya lebih besar pada saat aset tersebut belum dapat digunakan dar ipada setelah aset tersebut dapat digunakan. Dalam menilai apakah te r dapat indikasi ba hwa aset mungkin mengalami penurunan nilai, entitas harus memper timbangkan, minimum, hal-hal ber ik ut ini: Inf ormasi dari sumber-sumber ek sternal:
selama per iode tersebut, nilai pasar aset telah turun secar a signifikan lebih dar i
yang di har apkan sebagai akibat da r i be r ja la nn ya wakt u at a u pemakaia n nor mal.
pe ru ba h an s ig n i f ika n dalam h al tek n ologi, pas a r , ekonomi atau li ngk u p huk um tempat entitas ber oper asi atau di pasar tempat aset dikar yakan, yang ber dampak merugikan terhadap entitas, telah ter jadi selama per iode tersebut, atau akan ter jadi dalam waktu dekat.
su k u bun ga pasa r ata u ti ngkat imbalan pa sa r da r i investasi telah meningkat selama
per iode tersebut, dan kenaikan terse but mungkin akan mempengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai pakai aset dan me nurunka n nilai ter puli hkan aset seca r a mater ial.
jumlah ter catat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.
7
Inf ormasi dari sumber-sumber internal:
ter dapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aset.
tela h te r jadi ata u akan te r jadi dalam waktu dekat pe ru ba h a n s ig n if ika n ya n g be r dampak meru gika n sehu bungan dengan seber apa jauh, atau car a, suatu a set dig un aka n ata u di h a r a pkan akan digun aka n . te r dapat b u kti da r i pelapo r a n i n te rn al ya n g men gindikasika n bahwa kin er ja
eko nomi aset lebih buruk, atau akan lebih buruk, dar i yang dihar apkan.
PENGUK URAN JUMLAH TER PULIHK AN
pulihkan sebagai jumlah yang lebih tinggi Per nyataan ini mendefi nisikan jumlah ter antar a nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikur angi biaya penjualan dengan nilai pakainya. Nilai wajar dikur angi biaya penjualan dan nilai pakai dar i suatu aset tidak selalu per lu ditentukan
dua-duanya. Penentuan nilai wajar dikur angi biaya penjualan suatu aset mungkin dapat dilakukan meskipun jika aset ters ebut tidak diper dagangkan dalam pasa r aktif . Jika tidak ter dapat alasan untuk meyakini bahwa nilai pakai aset secar a mater ial melebihi nilai wajar nya dikur angi biaya penjualan, nilai wajar aset dikur angi biaya penjualan dapat digunakan sebagai jumlah ter pulihkan Jumlah terpulihkan ditentukan untuk aset individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Dalam hal ini, jumlah terpulihkan ditentukan untuk unit penghasil kas yang mencakup aset tersebut (lihat paragraf 65 – 98), kecuali: a. nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan aset tersebut lebih besar dari jumlah tercatatnya; atau b. nilai pakai aset tersebut diestimasikan mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual pelepasan, dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan tersebut dapat ditentukan diukur. Dalam beberapa kasus, estimasi, rata-rata dan penghitungan jalan pintas dapat memberikan hasil yang mendekati penghitungan terperinci yang diilustrasikan dalam Pernyataan ini dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan atau nilai pakai.
8
Pengukuran Jumlah Terpulihk an Aset Tidak Berwujud Dengan Masa Manf aat yang Tidak Terbatas batas untuk diuji penur unan nilainya Aset tidak berwujud dengan masa manf aat tidak ter pulihkannya, s etiap tahun dengan membandingkan jumlah ter catatnya dengan jumlah ter te r l epas apakah ter dapat indikasi penur unan nilai.(prgf 10) Bukti terbaik dari nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual adalah harga dalam suatu perjanjian penjualan mengikat yang dibuat dalam transaksi wajar, disesuaikan dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung pada pelepasan aset. Jika tidak terdapat perjanjian penjualan mengikat namun aset diperdagangkan di pasar aktif, maka nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual adalah harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset tersebut. Harga pasar yang sesuai biasanya adalah harga penawaran kini. Jika harga penawaran kini tidak tersedia, maka harga transaksi terkini dapat menjadi dasar untuk mengestimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam kondisi ekonomi antara tanggal transaksi dengan tanggal ketika estimasi dibuat. Jika tidak terdapat perjanjian penjualan mengikat atau pasar aktif untuk aset, maka nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia untuk menggambarkan jumlah yang dapat diperoleh entitas pada akhir periode pelaporan, dari pelepasan aset dalam transaksi wajar antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam transaksi wajar setelah dikurangi biaya pelepasan. Dalam menentukan jumlah tersebut, entitas mempertimbangkan hasil dari transaksi terkini untuk aset serupa dalam industri yang sama. Nilar wajar dikurangi biaya untuk menjual tidak menggambarkan suatu penjualan yang dipaksakan, kecuali manajemen terdorong untuk menjual segera. Biaya pelepasan aset, selain dari biaya yang telah diakui sebagai liabilitas, adalah pengurang dalam menentukan mengukur nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan. Contoh biaya tersebut adalah biaya hukum, materai dan pajak transaksi sejenis, biaya pemindahan aset, dan biaya tambahan langsung untuk menjadikan aset dalam kondisi siap dijual. Namun, imbalan akibat pemutusan kontrak kerja (seperti dijelaskan di PSAK 24: Imbalan Kerja) dan biaya terkait dengan pengurangan atau reorganisasi bisnis setelah pelepasan aset bukan merupakan biaya tambahan langsung untuk pelepasan aset.
9
Nilai Wa jar Dikurangi Biaya Penjualan
Bukti ter baik dar i nilai wajar aset dikur angi biaya penjualan adalah har ga dalam suatu per janjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam suatu tr ansak si antar a pihak - pihak yang independen, disesuaikan dengan biaya tambahan yang dapat dikaitkan secar a langsung dengan pelepasan asset. A pabila tidak ter dapat per janjian penjualan yang mengikat namun aset diper dagangkan di pasar aktif , nilai wajar dikur angi biaya penjualan adalah har ga pasar aset dikur angi biaya pelepasan aset tersebut. Biaya pelepasan a set, selain dar i yang sudah diakui sebagai kewajiban, dikur angkan dalam menentukan nilai wajar dikur angi biaya penjualan. Ter k adang dalam s uatu pelepasan as et, pembeli dihar uskan menanggung suatu laibilitas dan hanya tersedia satu nilai wajar dikur angi biaya penjualan yang mencakup aset dan laibilitas tersebut.
Nilai Pak ai
Elemen-elemen ber ik ut harus diperhitungkan dalam 28 penghitungan nilai pakai aset:
estimasi a rus kas masa depan ya ng dihar apkan e ntitas akan diper oleh dar i aset;
ek s pektasi mengenai kemungkinan var iasi dar i jumlah atau waktu arus kas masa depan tersebut;
nilai waktu uang, diwakili oleh suk u bunga pasar bebas r isiko har ga untuk
yang ber lak u;
menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset; dan
f a kto r-f a kto r lai n , s epe r t i
ilik u idita s , ya n g akan diper timbangkan oleh pelak u pasar
dalam menilai arus kas masa depan yang dihar apkan entitas akan diper oleh dar i aset tersebut.
Dasar Estimasi Arus Kas Masa Depan
Dalam menguk ur nilai pakai, suatu entitas harus:
mendasar kan pr oyek si arus kas pada asumsi-asumsi yang memadai dan ter duk ungkan yang
mencer minkan
e s tima s i
te r baik
ma n ajeman
me n ge n ai
r e n ta n g
kemungkinan-kemungkinan kondisi ekonomi yang akan ter jadi selama masa manf aat aset. Bukti ek sternal diber i bobot yang lebih tinggi. 10
mendasar kan pr oyek si arus kas pada anggar an atau pr akir aan keuangan ter kini yang disetu jui manajemen, tetapi harus men gel uar ka n unsur estimasi arus kas masuk atau arus kas keluar yang ber kaitan dengan r estru kt ur isasi ma sa depan ata u per baikan mau pun peningkatan kiner ja aset. Pr oyek si ber dasar kan anggar an atau pr akir aan keuangan tersebut harus meliputi jangka waktu mak simum lima tahun, kecuali jika penggunaan waktu yang lebih pan jang dapat dijustifikasi.
mengestimasi p r oyek si a rus ka s ya ng melewati per iode yang te r cak u p dalam anggar an atau pr akir aan ter kini dengan mengek str apolasi pr oyek si yang didasar kan pada anggar an atau p r akir aan te rsebut dengan menggunakan tingkat per tumbuhan tetap atau menurun untuk tahun-ta hun be r ik utn ya
Arus kas masa depan diestimasi ber dasar kan kondisi aset saat ini. Estimasi arus kas masa depan tidak mencak u p arus kas masuk atau keluar masa depan yang dihar apkan timbul dar i: r estruktur isasi
masa depan yang mana entitas belum ber komitmen; atau
per baikan dan peningkatan kiner ja aset.
Estimasi arus kas masa depan tidak ter masuk :
arus kas masuk atau keluar da r i aktivitas pe ndanaan; dan pener imaan atau pembayar an pajak penghasilan.
Arus Kas Masa Depan Valuta Asing
Ar us kas masa depan diestimasi dalam satuan mata uang ketika akan dihasilkan dan kemudian
didiskonto menggunakan suatu tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata uang tersebut.
Tingkat Diskonto
Tin gkat d is ko n to ditetapkan ata s da s ar ti ngkat diskonto sebelum pajak yang menggambar kan penilaian pasar kini dar i: nilai
waktu uang; dan
r isiko s pesifik
atas aset dimana estimasi a rus kas masa depan belum disesuaikan.
Tar if diskonto yang mencer minkan penilaian pasar kini atas nilai waktu uang dan r isiko s pesifik atas aset ter tentu adalah tingkat pengembalian yang disyar atkan investor jika seandainya mer eka hendak
11
memilih suatu investasi yang menghasilkan ar us kas dengan jumlah, waktu dan pr ofil r isiko yang sama dengan yang entitas har apkan akan dihasilkan dar i aset tersebut.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN RUGI PENURUNAN NILAI
Jika, dan hanya jika, nilai ter pulihkan aset lebih kecil dar i nilai ter catatnya, nilai tecatat aset diturunkan men jadi sebesar nilai ter pulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai. R ugi penurunan nilai seger a diak ui dalam lapor an laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah dir evaluasi sesuai dengan Pernyataan lain (contoh, sesuai dengan model r evaluasi pada PSAK 16). Setiap rugi penurunan nilai aset r evaluasia n diper lak uka n sebagai penurunan r evalua si sesuai
dengan Pernyataan lain. Ketika jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dar i nilai ter catat aset yang ter kait, entitas mengak ui laibilita s jika, dan han ya jika, hal ini di syar atkan ole h Pernyataan lain. Setelah pengak uan rugi penurunan nilai, beban pen yusu ta n (amor ti sasi) aset disesu aikan di
masa depan untuk mengalokasikan nilai ter catat aset r evisian, setelah dik ur angi nilai sisa ( jika ada), secar a sistematis selama sisa masa manf aatn ya.
Ilustrasi Penurunan Nilai 1: Contoh: PT Azahra melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200.000.000, nilai wajar dikurangi biaya menjual Rp180.000.000 dan nilai pakainya 175.000.000.
12
Jurnal untuk mencatat kerugian penurunan nilai tersebut :
Dr. Kerugian penurunan nilai
Rp. 20.000.000;
Cr. Ak. Dep-Peralatan
Rp.20.000.000;
13
Ilustrasi Pengakuan Penurunan Nilai: Perusahaan Owl melakukan review penurunan nilai aset pada 2010. Sebidang tanah dicatat pada nilai wajar dengan surplus revaluasi senilai Rp 50 juta, asetaset lainnya dicatat pada nilai historis dikurangi akumulasi depresiasi atau amortisasi. Hasil dari review sebagai berikut: Fair value less costs to sell
Carrying Value in use
amount
Tanah (nilai wajar)
Rp 212 juta
Rp 220 juta
Rp 300 juta
Aset tak berwujud,
Rp 8.2 juta
Rp 6.5 juta
Rp 9 juta
Rp21 juta
Rp 18 juta
Rp 30 juta
pada biaya yang teramortisasi Mesin, setelah didepresiasikan
Berdasarkan informasi yang tersedia, aset Owl yang mengalami kerugian penurunan nilai adalah:
Tanah, pada nilai wajar
Recoverable
Carrying
Impairment
amount
amount
loss
Rp 220 juta
Rp 300 juta
Rp 80 juta
Rp 8.2 juta
Rp 9 juta
N/A
Rp 21 juta
Rp 30 juta
Rp 9 juta
Aset Tak Berwujud, pada biaya teramortisasi Mesin, setelah didepresiasikan
14
Kerugian penurunan nilai dikurangkan terlebih dahulu ke surplus revaluasi. Untuk mengakui kerugian penurunan nilai tanah
Dr
Surplus revaluasi
Rp 50 juta
Rugi penurunan nilai (80 juta – 50 juta)
Rp 30 juta
Cr
Tanah
Rp 80 juta
Untuk mengakui kerugian penurunan nilai mesin
Dr
Kerugian penurunan nilai
Cr
Rp 9 juta
Mesin
Rp 9 juta
Contoh 2 :
Berikut ini informasi yang berhubungan dengan pengujian nilai peralatan yang dimiliki perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 a. Biaya perolehan peralatan Rp 9.000 b. Akumulasi penyusutan Rp 1.000.000 c. Nilai pakai Rp 7.000.000 d. Nilai wajar Rp 4.800.000 e. Pada tangal 31 desember 2015 peralatan memiliki sisa umur manfaat 4 tahun
Diminta:
1. Buat jurnal atas penurunan nilai peralatan tersebut diatas, pada tanggal 31 desember 2015 2. Buat jurnal untuk mencatat beban penusutan tahun 2016
Penyelesaian:
Nilai buku = 9.000.000 - 1.000.000 = 8.000.000 Nilai wajar - Biaya penjualan >< Nilai pakai 4.800.000 -
0
< 7.000.000
Nilai terpulihkan = 7.000.000 15
Penurunan nilai peralatan = 8.000.000 - 7.000.000 = 1.000.000
1. Pencatatan jurnal atas penurunan nilai peralatan Dr. Rugi penurunan nilai – peralatan
1000.000
Cr. Akumulasi rugi penurunan nilai – peralatan
1000.000
2. Nilai perolehan peralatan setelah penurunan nilai 9.000.000 - 1.000.000 - 1.000.000 = 7.000.000
Biaya penyusutan peralatan per tahun = 7.000.000 - 0 (tanpa nilai residu) / 4 = 1.750.000 Dr. Beban penyusutan – peralatan
1.750.000
Cr. Akumulasi penyusutan - peralatan
1.750.000
Mesin produksi dengan harga perolehan Rp. 1.080.000,- (dalam ribu). Taksiran umur pemakaian 18 tahun, tanpa nilai residu. Akumulasi penyusutan pada akhir tahun ke-7 sebesar Rp. 420.000. Penilaian kembali nilai mesin produksi tersebut menunjukkan data sebagai berikut : Harga perolehan kembali = Rp. 700.000 (dalam ribu) Persentase keadaan = 65%. Pencatatan penilaian kembali ke dalam akun-akun akan menyebabkan pengurangan jumlah dalam akun Mesin dan penyesuaian akun Akumulasi Penyusutan sebagai berikut :
16
Perhitungannya :
Mesin dipakai selama 7 tahun, masih dalam persentase keadaan 65%.
Akumulasi penyusutan berdasar penilaian kembali = 7/20 x Rp. 700.000 = Rp. 245.000 Penyusutan sesudah adanya penilaian kembali dihitung berdasarkan nilai mesin yang baru.
UNIT PENGHASIL KAS Identifikasi Unit Penghasil Kas Dimana Aset Tercakup Jik a terda pat indikasi bah wa suatu aset tur un nilainya, jumlah terpulihk an diestimasi untuk aset
individual. Jika tidak mungk in untuk mengestimasi jumlah ter pulihkan aset individual, entitas menentuk an nilai ter pulihkan dar i unit penghasil kas yang mana aset ter cakup (aset dar i unit penghasil kas).
17
pulihkan dar i suatu aset individual tidak dapat ditentukan jika: Jumlah ter (a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai waja r nya dik ur angi biaya penjualan (contoh, apabila ar us kas masa depan dar i penggunaan aset tidak dapat diestimasi men jadi tak ber ar ti); dan (b) aset tidak menghasilkan ar us kas masuk yang independen dar i kelompok aset lain.
Jika ter da pat pasar aktif untuk hasil pr oduk yang dipr oduk si oleh aset atau kelompok aset, aset atau kelompok a set ters eb u t diiden ti f ika si sebagai un it pen gh a sil ka s, meskipun jika se bagian atau keseluruhan hasil pr oduk si dig un akan secar a in te rn al. Unit penghasil kas diidentifikasi secar a konsisten dar i per iode ke per iode untuk aset atau jenis aset yang sama, kecuali peru bahan
dapat dijustifikasi.
Jum la h Ter pu li hk an d an Jum la h Terca t at d ari Un i t Pernghasil Kas
pulihkan dar i unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antar a nilai waja r Jumlah ter unit penghasil ka s dikur angi biaya penjualan dan nilai pakainya. Jumlah ter catat unit penghasil kas ditentukan atas da sar yan g ko ns iste n de n ga n ca r a me n etapkan jumla h ter pulihkan dar i unit penghasil kas.
Pengujian Unit Pengha sil Ka s dengan Good w ill untuk Penur unan Nilai Jika goodwill ter kait dengan un it penghasil kas tetapi belum dialokasika n ke unit te rs ebut, unit te rs ebut harus di u ji pe nurunan nilai ketika ter dapat suatu indikasi bahwa unit tersebut mungkin mengalami penurunan nilai. Unit penghasil kas yang telah memper oleh alokasi goodwill harus diu ji penurunan nilai secar a tahunan, dan setiap kali apabila ter dapat indikasi bahwa unit tersebut mengalami penurunan nilai, dengan membandingkan jumlah ter catat unit tersebut pulihkannya. (ter masuk goodwill) dengan jumlah ter
Waktu Pengujian Penur unan Nilai U ji ta hunan pe nurunan nilai untuk unit penghasil kas yang telah mer ima alokasi goodwill dapat
dilak ukan setiap waktu selama su at u pe r iode tahun a n, sepa n ja n g pengu jian dilak ukan pada waktu yang sama setiap tahun. Unit penghasil kas yang ber beda dapat diu ji untuk penurunan nilai pada saat yang ber beda. Jika aset -aset yan g me ru pakan kompon en un it penghasil kas yang 18
tela h memper ole h alokasi goodw ill, diu ji penurunan nilai pada saat yang sama dengan unit yang mengandung goodwill, aset-aset tersebut harus diu ji penurunan nilainya sebelum unit tersebut.
Aset Kor por at por at ter masuk aset kelompok atau divisi s epe r t i bangunan kantor pu s at atau divi s i Aset kor da r i entita s , per lengkapan EDP atau pusat penelitian. Str uktur suatu entitas menentukan apakah asset memenuhi definisi Per nyataan ini mengenai aset kor por at untuk suatu unit penghasil kas ter tentu. K ar ena aset kor por at tidak menghasilkan ar us kas masuk yang ter pisah, jumlah ter pulihkan aset kor por at individual tidak dapat ditentukan kecuali manajemen telah memutuskan untuk melepas aset terse but. Dalam menguji rugi penurunan nilai suatu unit penghasil kas, entitas mengidentifikasi semua aset korporat yang terkait dengan unit penghasil kas yang sedang ditelaah.
Jika sebagian dari jumlah tercatat aset korporat: (a) dapat dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten terhadap unit tersebut, entitas membandingkan jumlah tercatat dari unit (termasuk porsi dari jumlah tercatat aset korporat yang dialokasikan ke unit tersebut) dengan jumlah terpulihkan. (b) tidak dapat dialokasikan pada suatu dasar yang layak dan konsisten ke unit itu, entitas harus: (i) membandingkan jumlah tercatat unit, diluar aset korporat, dengan jumlah terpulihkan dan mengakui setiap r u gi penurunan nilai (ii) mengidentifikasi kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang mencakup unit penghasil kas yang ditelaah dan yang sebagian dari jumlah tercatat aset korporat dapat dialokasikan atas dasar yang layak dan konsisten; dan (iii) membandingkan jumlah tercatat dari kelompok unit penghasil kas tersebut (termasuk bagian dari jumlah tercatat aset korporat yang dialokasikan ke kelompok dari unit tersebut) dengan jumlah terpulihkan dari kelompok unit itu.
Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit Penghasil Kas
R ugi penurunan nilai diak ui untuk unit penghasil kas (kelompok ter kecil dar i unit penghasil kas yang telah memper ole h alokasi goodw ill ata u aset kor po r at ) jika, da n h an ya jika, ju mla h te r pu li h ka n da r i un it te rs eb u t (kelompok dar i unit) lebih kecil dar i jumlah ter catatnya. Rugi 19
penurunan nilai dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan sebagai berikut: (a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan ke unit penghasil kas tersebut (kelompok dari unit); dan (b) selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari unit) dibagi pro rata atas dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut (kelompok dari unit). Pengurangan-pengurangan dalam jumlah tercatat diperlakukan sebagai rugi penurunan nilai atas aset individual. Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai entitas tidak harus mengurangi jumlah tercatat aset dengan jumlah yang tertinggi dari: 1. nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (jika ditentukan); 2. nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan nol.
Kasus Unit Penghasil Kas:
20
Pembalikan Suatu Rugi Penurunan Nilai
Entitas menilai pada ak hir setiap per iode pelapor an apakah te r dapat in dikas i ba h wa ru gi pe nuruna n n ilai yang telah diak ui dalam per iode sebelumn ya untuk aset (selain goodw ill ) mun gki n tidak ada lagi atau mun gki n telah menurun. R ugi penurunan nilai yang telah diak ui dalam per iode- per iode se belumnya untuk aset selain goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika, ter dapat peru bahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah ter pulihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan nilai ter ak hir diak ui. Pembalikan
r ugi
penur unan
nilai
menggambar kan peningkatan estimasi jasa potensial aset, baik dar i penggunaan atau dar i penjualan, sejak tanggal ketika entitas ter akhir kali mengakui r ugi penur unan nilai untuk aset tersebut. Suatu nilai pakai aset bisa menjadi lebih besar dar i jumlah ter catatnya kar ena nilai sekar ang dar i ar us kas masuk masa depan meningkat seir ing dengan semakin pendeknya per iode
ek s pektasi a r us kas.
Pembalik an Rugi Penurunan Nilai Untuk Aset Individual
Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau depresiasi) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya. Pembalikan 21
ru gi penurun an n ilai un tu k aset (selain goo dwill) diak ui seger a dalam laba rugi, kecuali aset
disajikan pada jumlah dir evaluasi sesuai dengan Pernyataan lai n ( co n to hn ya, model r e valu a si di P S AK 16). Pembalikan r ugi penur unan nilai atas aset r evaluasian diakui dalam lapor an laba r ugi kompr ehensif lainnya dan meningkatkan sur plus r evaluasi untuk aset tersebut. Setelah pembalikan rugi penurunan nilai diak ui, depr esiasi (amor tisasi) yang dibebankan ke aset tersebut harus disesuaikan di per iode mendatang untuk me ngalokasikan jumlah te r catat aset yang dir evisi,
dik ur angi nilai sisanya (jika ada), dengan dasar yang sistematik selama sisa masa manfaatnya.
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit Penghasil Kas
Pembalikan rugi penurunan nilai untuk suatu unit penghasil kas dialokasikan kepada aset-aset dar i unit (kecuali untuk goodwill) pr o r ata dengan jumlah ter catat dar i aset-asetnya. Dalam
mengalokasikan pembalikan rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas jumlah tercatat aset tidak boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah dari: (a) jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan (b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto) seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode sebelumnya.
PENGUNGK APAN
Untuk setiap kelompok aset, entitas mengungkapkan hal berikut ini: Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode tersebut
dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup rugi penurunan nilai. jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode
tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup rugi penurunan nilai yang dibalik jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif lainnya selama periode itu. jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif lainnya selama periode tersebut.
22
Kelompok aset adalah kumpulan aset-aset yang mempunyai sifat dan penggunaan yang serupa dalam operasi suatu entitas. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap rugi penurunan nilai material yang diakui atau dibalik selama periode tertentu untuk suatu aset individual, termasuk goodwill, atau suatu unit penghasil kas: peristiwa dan kondisi yang mengarah pada pengakuan atau pembalikan rugi penurunan nilai. jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik. untuk aset individual: sifat dari aset; dan jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5, segmen
terlaporkan yang mencakup aset tersebut. untuk unit penghasil kas; deskripsi unit penghasil kas (seperti apakah unit penghasil kas merupakan suatu lini
produksi, suatu pabrik, suatu operasi bisnis, suatu wilayah geografi, atau suatu segmen yang dapat dilaporkan seperti dijelaskan dalam PSAK 5); jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik oleh kelompok aset dan, jika
entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5, disajikan berdasarkan segmen terlaporkan; dan jika agregasi dari aset untuk mengindentifikasi unit penghasil kas telah berubah sejak
estimasi sebelumnya dari jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas (jika ada), suatu uraian dari cara agregasi aset saat ini dan sebelumnya serta alasan perubahan cara unit penghasil kas diidentifikasi. apakah jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) adalah nilai wajarnya dikurangi biaya
untuk menjual atau nilai pakainya. jika jumlah terpulihkan adalah nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual, dasar yang
digunakan untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (seperti apakah nilai wajar ditentukan dengan mengacu kepada suatu pasar aktif). jika jumlah terpulihkan adalah nilai pakai, tingkat diskonto yang digunaka n pada estimasi
saat ini dan estimasi sebelumnya (jika ada) dari nilai pakai.
23
Lampiran :
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37